Pusat Pengembangan Bahan Ajar - POLIBAN SALMANI SALEH
ILMU UKUR TANAH
Modul 10
Garis Kontur
10.1 Kontur
Salah satu unsur yang penting pada suatu peta topografi adalah informasi tentang tinggi
suatu tempat terhadap rujukan tertentu. Untuk menyajikan variasi ketinggian suatu
tempat pada peta topografi, umumnya digunakan garis kontur (contour-line).
Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketinggian sama.
Nama lain garis kontur adalah garis tranches, garis tinggi dan garis lengkung horisontal.
Garis kontur + 25 m, artinya garis kontur ini menghubungkan titik-titik yang mempunyai
ketinggian sama + 25 m terhadap referensi tinggi tertentu.
Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan
bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta. Karena peta
umumnya dibuat dengan skala tertentu, maka bentuk garis kontur ini juga akan
mengalami pengecilan sesuai skala peta.
Gambar 10.1.: Pembentukan Garis Kontur dengan membuat proyeksi tegak
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - POLIBAN SALMANI SALEH
ILMU UKUR TANAH
Dengan memahami bentuk-bentuk tampilan garis kontur pada peta, maka dapat
diketahui bentuk ketinggian permukaan tanah, yang selanjutnya dengan bantuan
pengetahuan lainnya bisa diinterpretasikan pula informasi tentang bumi lainnya.
10.2 Interval Kontur dan Indeks Kontur
Interval kontur adalah jarak tegak antara dua garis kontur yang berdekatan. Jadi juga
merupakan jarak antara dua bidang mendatar yang berdekatan.
Pada suatu peta topografi interval kontur dibuat sama, berbanding terbalik dengan skala
peta. Semakin besar skala peta, jadi semakin banyak informasi yang tersajikan, interval
kontur semakin kecil.
Indeks kontur adalah garis kontur yang penyajiannya ditonjolkan setiap kelipatan interval
kontur tertentu; mis. Setiap 10 m atau yang lainnya.
Rumus untuk menentukan interval kontur pada suatu peta topografi adalah:
i = (25 / jumlah cm dalam 1 km) meter, atau
i = n log n tan a , dengan n = (0.01 S + 1)1/2 meter.
Contoh:
Peta dibuat pada skala 1 : 5 000, sehingga 20 cm = 1 km,
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - POLIBAN SALMANI SALEH
ILMU UKUR TANAH
Peta dibuat skala S = 1 : 5 000 dan a = 45° ,
maka i = 6.0 meter.
Berikut contoh interval kontur yang umum digunakan sesuai bentuk permukaan tanah
dan skala peta yang digunakan.
Tabel 10.1: Interval kontur berdasarkan skala dan bentuk medan
Skala Bentuk muka tanah Interval Kontur
1 : 1 000 dan lebih besar Datar Bergelombang Berbukit 0.2 - 0.5 m 0.5 - 1.0 m 1.0 - 2.0 m 1 : 1 000 s / d 1 : 10 000 Datar Bergelombang Berbukit 0.5 - 1.5 m 1.0 - 2.0 m 2.0 - 3.0 m 1 : 10 000 dan lebih kecil Datar Bergelombang Berbukit Bergunung 1.0 - 3.0 m 2.0 - 5.0 m 5.0 - 10.0 m 0.0 - 50.0 m
10.3 Sifat Garis Kontur
a. Garis-garis kontur saling melingkari satu sama lain dan tidak akan saling
berpotongan.
b. Pada daerah yang curam garis kontur lebih rapat dan pada daerah yang landai lebih
jarang.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - POLIBAN SALMANI SALEH
ILMU UKUR TANAH
d. Garis kontur pada curah yang sempit membentuk huruf V yang menghadap ke
bagian yang lebih rendah.Garis kontur pada punggung bukit yang tajam membentuk
huruf V yang menghadap ke bagian yang lebih tinggi.
e. Garis kontur pada suatu punggung bukit yang membentuk sudut 90° dengan
kemiringan maksimumnya, akan membentuk huruf U menghadap ke bagian yang
lebih tinggi.
f. Garis kontur pada bukit atau cekungan membentuk garis-garis kontur yang
menutup-melingkar.
g. Garis kontur harus menutup pada dirinya sendiri.
h. Dua garis kontur yang mempunyai ketinggian sama tidak dapat dihubungkan dan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - POLIBAN SALMANI SALEH
ILMU UKUR TANAH
Gambar 4.2: Kerapatan garis kontur pada daerah curam dan
daerah landai
Gambar 4.3: Garis kontur pada daerah
sangat curam.
Gambar 4.4: Garis kontur pada curah dan punggung bukit.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - POLIBAN SALMANI SALEH
ILMU UKUR TANAH
10.4 Kemiringan Tanah dan Kontur Gradient
Kemiringan tanah adalah sudut miring antara dua titik = tan-1( hAB/sAB). Sedangkan
kontur gradient adalah sudut antara permukaan tanah dan bidang mendatar..
Gambar 4.6: Kemiringan tanah dan kontur gradient Titik-titik yang
menggambarkan kontur gradient harus dipilih dalam pengukuran titik detil sehingga
dapat dibuat interpolasi linier dalam penggambaran garis kontur di daerah pengukuran.
10.5 Kegunaan Garis Kontur
Selain menunjukkan bentuk ketinggian permukaan tanah, garis kontur juga dapat
digunakan untuk:
a. Menentukan potongan memanjang ( profile, longitudinal sections ) antara dua tempat.
b. Menghitung luas daerah genangan dan volume suatu bendungan.
c. Menentukan route / trace dengan kelandaian tertentu.
d.
Menentukan kemungkinan dua titik di langan sama tinggi dan saling terlihatPusat Pengembangan Bahan Ajar - POLIBAN SALMANI SALEH
ILMU UKUR TANAH
Gambar 4.7: Potongan memanjang dari potongan garis kontur.
Gambar 4.9: Rute dengan kelandaian tertentu.
Gambar 4.10: Titik dengan ketinggian sama berdasarkan garis kontur.
10.6 Penentuan dan Pengukuran Titik Detil Untuk Pembuatan Garis
Kontur
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - POLIBAN SALMANI SALEH
ILMU UKUR TANAH
Semakin rapat titik detil yang diamati, maka semakin teliti informasi yang tersajikan
dalam peta. Dalam batas ketelitian teknis tertentu, kerapatan titik detil ditentukan oleh
skala peta dan ketelitian (interval) kontur yang diinginkan.
Pengukuran titik-titik detil untuk penarikan garis kontur suatu peta dapat dilakukan
secara langsung dan tidak langsung.
10.6.1 Pengukuran tidak langsung
Titik-titik detil yang tidak harus sama tinggi, dipilih mengikuti pola tertentu, yaitu: pola
kotak-kotak (spot level), pola profil (grid) dan pola radial. Titik-titik detil ini, posisi
horizontal dan tingginya bisa diukur dengan cara tachymetri - pada semua medan, sipat
datar memanjang ataupun sipat datar profil - pada daerah yang relatif datar.
Pola radial digunakan untuk pemetaan topografi pada daerah yang luas dan permukaan
tanahnya tidak beraturan.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - POLIBAN SALMANI SALEH
ILMU UKUR TANAH
Gambar 4.12Pengukuran kontur pola radial.
10.6.2 Pengukuran langsung
Titik-titik detil ditelusuri sehingga dapat ditentukan posisinya dalam peta dan diukur pada
ketinggian tertentu - ketinggian garis kontur. Cara pengukurannya bisa menggunakan
cara tachymetri atau cara sipat datar memanjang dan diikuti dengan pengukuran
polygon.
Cara pengukuran langsung lebih rumit dan sulit pelaksanaannya dibanding dengan cara
tidak langsung, namun ada jenis kebutuhan tertentu yang harus menggunakan cara
pengukuran kontur cara langsung, misalnya pengukuran dan pemasangan tanda batas
daerah genangan.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - POLIBAN SALMANI SALEH
ILMU UKUR TANAH
10.7 Interpolasi Garis Kontur
Pada pengukuran garis kontur cara langsung, garis-garis kontur sudah langsung
merupakan garis penghubung titik-titik yang diamati dengan ketinggian yang sama,
sedangkan pada pengukuran garis kontur cara tidak langsung umumnya titik-titik detil itu
pada ketinggian sembarang yang tidak sama. Bila titik-titik detil yang diperoleh belum
mewujudkan titik-titik dengan ketinggian yang sama, maka perlu dilakukan interpolasi
linier untuk mendapatkan titik-titik yang sama tinggi. Interpolasi linier bisa dilakukan
dengan cara: taksiran, hitungan dan grafis.
10.7.1 Cara taksiran (visual)
Titik-titik dengan ketinggian yang sama secara visual diinterpolasi dan diinterpretasikan
langsung di antara titik-titik yang diketahui ketinggiannya.
Gambar 4.14: Interpolasi kontur cara taksiran.
10.7.2 Cara hitungan (numeris)
Cara ini pada dasarnya juga menggunakan dua titik yang diketahui posisi dan
ketinggiannya, hanya saja hitungan interpolasinya dikerjakan secara numeris (eksak)
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - POLIBAN SALMANI SALEH
ILMU UKUR TANAH
Pada Gambar 10.14 di atas, titik R yang terletak pada garis ketinggian + 600 berada
pada jarak BR =( hBR / hBC) jarakBC.
10.7.3 Cara grafis
Pada kertas transparan, buat interpolasi dengan membuat garis-garis sejajar dengan
interval tertentu pada selang antara dua titik yang sudah diketahui ketinggiannya.
Kemudian plot salah satu titik pada kertas transparan. Titik ini kemudian diimpitkan
dengan titik yang sama pada kertas gambar dan keduanya ditahan berimpit sebagai
sumbu putar. Selanjutnya putar kertas transparan hingga arah titik yang lain yang
diketahui ketinggiannya terletak pada titik yang sama pada kertas gambar. Maka dengan
menandai perpotongan garis-garis sejajar denga garis yang diketahui ketinggiannya
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - POLIBAN SALMANI SALEH
ILMU UKUR TANAH
Pertanyaan dan Soal Latihan
1. Dari sebuah peta topografi yang dibuat oleh BAKOSURTANAL atau peta geologi dari
Dir. Geologi di Bandung pada skala tertentu, misalnya 1 : 50 000:
a. Amati dan catat interval kontur yang ada serta catat jarak dua kontur di peta. b.
Perbesar peta ini, misal dengan mesin copy hingga 200%.
b. Ulangi pengamatan seperti di 1.a. Apa yang terjadi ?
c. Bandingkan peta untuk tempat yang sama dengan peta rupabumi dari BPN Apa
yang terlihat ? Kesimpulannya ?
2. Tarik garis kontur dengan interval 2.5 m dan indeks kontur tiap kelipatan genap 10 m
dari data ukur pengukuran kontur cara grid yang sudah diplot pada sket berikut.
Pada satu kotak = (1 cm x 1 cm) = (500 m x 500 m).
a. Apakah ada bukit dan cekungan ? Bila ada tunjukkan letaknya.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - POLIBAN SALMANI SALEH
ILMU UKUR TANAH
3. Buat pola garis kontur pada:
1. Sekitar suatu sungai bertanggul di kanan dan kiri.
2. Jalan menurun yang di salah satu sisinya terdapat sungai kecil dan sawah di sisi
lainnya.
4. Pada pengukuran batas genangan suatu bendung, akan ditentukan batas genangan
tertinggi pada ketinggian + 775.500 m. Bagaimana cara menentukan lokasi titik-titik
ini di lapangan bila pengukuran dimulai dari BM (bench mark) BS-01 di dekat lokasi
sumbu bendung dengan ketinggian + 774.795 m ?
Bila bacaan benang tengah sipat datar pada rambu di BM-01 = 1.937 m, maka tentukan
berapa seharusnya bacaan benang tengah pada rambu yang berdiri tepat di ketinggian
+ 775.500 m.
Rangkuman
Garis kontur menghubungkan titik-titik dengan ketinggian sama. Pada daerah landai garis
kontur jarang dan semakin rapat pada derah yang semakin terjal. Interval kontur dipengaruhi
oleh bentuk medan dan skala peta yang berkaitan dengan tujuan pemakaian peta.
Membesarkan peta dari peta skala kecil menjadi peta skala besar akan diperoleh peta dengan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - POLIBAN SALMANI SALEH
ILMU UKUR TANAH
Berdasarkan pola kontur bisa diinterpretasikan kondisi fisik rupabumi dan dibuat
keputusan-keputusan pada pekerjaan perencanaan dan perancangan bangunan rekayasa sipil.
Daftar Pustaka
1. Purworhardjo, U.U., (1986), Ilmu Ukur Tanah Seri C - Pengukuran Topografi, Jurusan
Teknik Geodesi ITB, Bandung, Bab 5.
2. Sosrodarsono, S. dan Takasaki, M. (Editor), (1983), Pengukuran Topografi dan Teknik
Pemetaan, PT Pradnya Paramita, Jakarta, Bab 5.
3. Wirshing, J.R. and Wirshing, R.H., (1985), Teori dan Soal Pengantar Pemetaan – Terjemahan, Introductory Surveying, Schaum Series, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1995,
Bab 8.