• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi, sehingga mereka dapat menyampaikan ide, informasi, keinginan ataupun perasaan Hornby dalam Wardani (2011). Pasa kegiatan berkomunikasi antarmanusia, tuturan dapat diekspresikan melalui bentuk lisan dan tulisan. Pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (Speaker) dan mitra tuturnya (Hearer), sedangkan dalam bentuk tulisan tuturan itu disampaikan oleh penulis (Speaker) kepada mitra tuturnya yaitu pembaca (Hearer) (Chaer, 2007).

Penyampaian informasi, perasaan, ide dan lain sebagainya haruslah dilakukan dengan baik dan jelas agar lawan bicara atau penyimak mengerti dan memahami arti dari pesan yang disampaikan. Penggunaan bahasa dalam berkomunikasi memerlukan dua sarana penting, yakni sarana linguistik dan sarana pragmatik. Sarana linguistik berkaitan dengan ketepatan bentuk dan struktur bahasa, sedangkan sarana pragmatik berkaitan dengan kecocokan bentuk dan struktur dengan konteks penggunaannya. Konteks dipelajari dalam salah satu cabang ilmu linguistik yaitu Pragmatik. Konteks adalah latar belakang

(2)

pengetahuan yang diasumsikan oleh pembicara dan pendengar dan yang memberikan kontribusi untuk interpretasi pendengar atas apa yang dimaksud oleh pembicara terhadap ujaran yang diberikan kepada pendengar.

Pada penelitian ini penulis akan membahas salah satu pokok bahasan dalam pragmatik yaitu tentang tindak tutur ilokusi (Illocutionarry Act). Tindak tutur ilokusi merupakan salah satu aspek yang terpenting dalam memahami tindak tutur. Dalam suatu ujaran, tujuan dari tuturan merupakan aspek yang harus hadir, karena dari tujuan tuturan itulah mitra tutur (Herarer) mengetahui apa yang dikehendaki oleh penutur (Speaker). Pragmatik membagi tuturan menjadi tiga jenis yaitu lokusi, ilokusi dan perlokusi. Austin dalam Lecch (1983:199) mengungkapkan

“There are three kinds of speech act: Locutionary act (performing the act of saying something), an Ilocutionary act (performing the act in saying something) and a perlocutionary act (performing an act by saying something).”

Austin menyatakan bahwa tindak tutur terbagi menjadi tiga bagian yaitu: lokusi, ilokusi dan perlokusi. Lokusi merupakan tidak tutur yang menyatakan sesuatu secara literal tidak ada makna implicit atau tersembunyi dari tuturan tersebut.

Contoh:

(3)

Dalam Ilokusi pernyataan seperti contoh di atas hanya ingin memberitahukan bahwa ada polisi di sudut jalan tidak lebih. Ilokusi merupakan tindak tutur yang memiliki makna lain selain makna literal dari contoh dapat diartikan sebagai peringatan terhadap mitra tutur (Adresse) untuk memakai helm atau tidak melewati jalan yang terdapat polisi supaya tidak dikenai sanksi atau denda. Sedangkan perlokusi adalah efek yang dihasilkan dari mengujarkan sesuatu. Dari contoh di atas, karena secara Ilokusi ini merupakan sebuah peringatan untuk si mitra tutur (pendengar) maka, mitra tutur akan mengenakan helm atau tidak melewati jalan yang dijaga oleh polisi.

Dari analisis jenis tindak tutur diatas dapat terlihat bahwa kajian pragmatik lebih menitikberatkan pada ilokusi dan perlokusi sebab di dalam ilokusi terdapat maksud dan fungsi tuturan dan perlokusi terjadi karena ada efek dari ilokusi tersebut. Seperti yang dikemukakan Gunawan dalam wardani (2011) bahwa terpenting dari ketiga jenis tindak tutur itu adalah tindak tutur ilokusi. Inilah yang menjadi dasar dari kajian pragmatik Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tuturan ilokusi adalah salah satu dari tiga jenis tuturan yang menjadi alat penutur untuk mencapai sebuah tujuan tertentu.

Lebih jauh lagi Searle (1975:2) membagi tindak tutur menjadi lima kategori yaitu: representatif, direktif, komisif ekspresif dan deklaratif. Representatif merupakan tindak tutur yang menyajikan kebenaran dari sebuah tuturan yang diungkapkan, tindak tutur direktif merupakan tindak tutur yang berupaya agar orang lain melakukan sesuatu, tindak tutur komisif dalah tindak tutur yang

(4)

menunjukan komitmen penutur terhadap mitra tuturnya, tindak tutur ekspresif merupakan tindak tutur yang berhubungan dengan perasaan penutur dan tindak tutur deklaratif merupakan tuturan yang mengandung informasi.

Penulis menggunakan film sebagai objek penelitian. Film merupakan salah satu media komunikasi bahasa. Melalui gambar-gambar yang disajikan serta tuturan yang diujarkan, film mencoba menyampaikan pesan kepada penonton. Dalam sebuah film kita dapat menjumpai dialog yang mentransformasikan sebuah cerita secara utuh. Dialog dalam sebuah film juga mempunyai keunikan tersendiri karena dibuat sealamiah komunikasi bahasa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, tidak menutp kemungkinan terdapat tindak ilokusi dalam dialog sebuah film.

Pada penelitian ini penulis akan mengidentifikasi tindak tutur ilokusi Ekspresif pada film Coraline karena terdapat banyak tindak tutur ilokusi Ekspresif. Coralline adalah sebuah film animasi 3D Amerika Serikat yang diadaptasi dari novel karya Neil Gaiman dengan judul yang sama dan disuarakan oleh Dakota Fanning sebagai Coraline Jones dan Teri Hatcher sebagai Mel Jones yang disutradarai Henry Selick. Film ini merupakan salah satu film animasi keluarga terfavorit dan mendapatkan penghargaan sebagai film animasi terbaik setelah film Up. Kemudian, Penulis akan mengidentifikasi strategi apa yang digunakan penutur dalam menyampaikan tindak tutur ilokusi expresif tersebut.

Dengan menganalisis tindak tutur ilokusi Ekspresif, penulis berharap dapat mengetahui penggunaan fungsi tindak tutur ilokusi ekspresif pada film animasi

(5)

Coraline. Kemudian, penulis juga berharap untuk mengetahui tindak tutur ilokusi tersebut termasuk ke dalam kategori Ilokusi Ekspresif Langsung dan tidak langsung. Oleh karena penulis penulis membuat sebuah penelitian yang berjudul “Tindak Tutur Ilokusi Ekspresif pada Film Coraline: Kajian Pragmatik.”

1.2 Identifikasi Masalah

Masalah-masalah yang dibahas pada penelitian ini adalah:

1. Jenis tindak tutur ilokusi ekspresif apa yang yang ditemukan dalam film Coraline?

2. Strategi apa yang digunakan penutur dalam menyampaikan tindak tutur ilokusi ekspresif dalam film Coraline?

1.3 Batasan Masalah

Pada penelitian ini penulis membatasi masalah yang akan dibahas supaya mencegah meluasnya permasalahan. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian pragmatis yang membahas salah satu bahasan tindak tutur (Speech Act) yaitu tindak tutur ilokusi ekspresif. Objek yang di teliti adalah sebuah film animasi yang berjudul Coraline, kemudian diteliti dialog yang mengandung tindak tutur ilokusi ekspresif dalam film tersebut dan mengkategorikannya kedalam tidak tutur ilokusi ekspresif langsung (Direct Illocutionary Act) atau tidak langsung (Indirect Illocutionary act).

(6)

Pada penelitian ini penulis menggunakan teori inti mengenai tindak tutur yaitu teori yang dikemukakan oleh Austin (1962) dan Searle (1969), karena keduanya merupakan ahli bahasa yang menemukan dan mengembangkan teori tindak tutur. Kemudian selain Austin dan Searle, Penulis juga menggunakan teori dari ahli bahasa lain seperti Yule (1996) dan Leech (1983).

1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Mengidentifikasi jenis tindak tutur ilokusi ekspresif yang terdapat dalam film Coraline.

2. Mendeskripsikan strategi yang digunakan penutur dalam menyampaikan tindak tutur ilokusi ekspresif dalam film Coraline.

Hasil penelitian mengenai jenis dan fungsi tindak tutur ilokusi yang berada pada film animasi diharapkan dapat bermanfaat. Secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya pengetahuan dalam memahami jenis dan fungsi tindak tutur ilokusi. Secara teoretis penelitian ini bermanfaat bagi teori kebahasaan, khususnya kajian pragmatik terkait dengan tindak tutur ilokusi pada tindak tutur yang ada dalam sebuah dialog.

1.5 Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah dialog film Coraline, sebuah film yang diangkat dari novel yang ditulis oleh Neil Gaiman. Pengumpulan data dalam

(7)

penelitian ini menggunakan metode simak. Pelaksanaan metode simak dalam penelitian ini diwujudkan lewat teknik dasar: (1) teknik sadap, peneliti menyadap pembicaraan penggunaan bahasa dalam dialog film Coraline. (2) kemudian dilanjutkan dengan teknik lanjutan I : Teknik Simak Bebas Libat Cakap, kegiatan ini dilakukan dengan tidak berpartisipasi ketika menyimak, penulis tidak terlibat dalam dialog. kemudian diikuti dengan teknik lanjutan II: Teknik catat, kegiatan 6 pencatatan mengenai tuturan yang dituturkan oleh pemeran dalam dialog film Coraline. Penelitian ini mengkaji tindak tutur ilokusi dalam dialog film Coraline karya Neil Gaiman. Penelitian ini berfokus dua hal yang berkaitan dengan tindak tutur ilokusi. Pertama yang diteliti adalah mendeskripsikan tindak tutur ilokusi dalam film Coraline karya Neil Gaiman. Kedua yang diteliti adalah menggali maksud dan Jenis tindak tutur ilokusi pada film Coraline karya Neil Gaiman.

1.6 Sistematika Penulisan

Penelitian ini akan disusun dengan sistematika yang jelas , yaitu terdiri dari lima bab yang dapat dirinci sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan. Bab II berisi Landasan Teori yang mencakup teori yang penulis gunakan sebagai acuan dalam melakukan penelitian. Bab III berisi Analisis Data. Pada analisis data penulis menjabarkan analisis dari permasalahan yang dijadikan

(8)

bahan dalam penelitian ini. Selain itu, di dalam analisis data ini didapat hasil dari penelitian yang telah dilakukan sehingga akan terjawab semua permasalahan yang telah dirumuskan dalam identifikasi masalah di bab pertama. Bab IV berisi Simpulan dan Saran hasil penelitian dan saran bagi penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Peyediaan peralatan dan perlengkaapan Knator Belanja modal peralatan mesin pengadaan alat rumah tangga lainnya JB: Modal JP: Barang. 1

[r]

Tujuan pembelajaran kedelapan yaitu mengidentifikasi contoh gerak taksis, persentase ketuntasan hasil belajar per tujuan pembelajaran pada kelas eksperimen 67,6% dan kelas

Bilangan penyabunan pada minyak kelapa curah, minyak kelapa merek Javara ® dan minyak kelapa merek Barco ® yang diuji memenuhi syarat mutu minyak kelapa menurut SNI 01-2902-1992

Pada makalah ini, penulisan heading harap diperhatikan ditulis menggunakan angka romawi. Contohnya termasuk UCAPAN TERIMA KASIH dan REFERENSI, berada pada “Heading

anak-anak mereka. Untuk itu, penyusunan Kamus Dwibahasa Bahasa Alune-Indonesia ini diharapkan bermanfaat bagi upaya pelestarian bahasa daerah yang merupakan salah satu

permukaan tanah, mereka akan mudah tereuci oleh hujan lebat, dibawa semut atau mati oleh kondisi panas don kering. Bila ditanam terlalu dalam, keeambah yang

terdapat pengaruh yang sangat nyata dari pemberian ekstrak daun tembakau sebagai pestisida organik untuk pengendalian hama keong mas.. Pada Tabel 2 menunjukkan