37
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Responden
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah akseptor KB suntik yang pernah suntik ulang minimal 2 kali penyuntikan sebanyak 38 orang. Di dalam penelitian ini terdapat 8 parameter yang ditanyakan kepada responden yaitu: lama menjadi akseptor, pengalaman penggunaan jenis KB selain KB suntik, jumlah anak ibu, pendidikan terakhir ibu, pekerjaan ibu, jarak rumah ke puskesmas, umur ibu, dan penghasilan keluarga. Selain itu, tingkat pengetahuan ibu mengenai KB suntik juga ditanyakan dalam bentuk pertanyaan tertulis melalui kuesioner.
4.1.1 Lama Menjadi Akseptor KB Suntik
38
Gambar 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi Akseptor KB SuntikGambar 4.1 menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah akseptor KB dengan masa kepesertaan 0-4 tahun (89%), hanya 4 orang (11%) yang telah lebih dari 4 tahun. 4.1.2 Penggunaan Alat KB Selain KB Suntik
Responden yang menggunakan KB suntik dikategorikan menjadi 2 yaitu hanya KB suntik dan pernah selain KB suntik. Jumlah dan persentase responden dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini:
Gambar 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Penggunaan Alat KB Selain KB Suntik
34 89% 4 11%
0-4 tahun
5-19 tahun
22 58% 16
42% Hanya KB
suntik
39
1950% 16
42% 3 8%
1 anak
2 anak
3 anak
Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa kebanyakan responden adalah pengguna KB suntik 3 bulan tanpa jenis KB yang lain. Ada 16 responden (42%) yang pernah menggunakan jenis KB selain KB suntik. Berdasarkan hasil wawancara, responden menggunakan KB suntik 3 bulan karena jangka waktu pemakaian yang cukup lama untuk melakukan penyuntikan kembali. Selain itu, penggunaan KB suntik 3 bulan juga lebih ekonomis.
4.1.3 Jumlah Anak Ibu
Pada penelitian ini jumlah anak responden dibagi menjadi 3 yaitu 1 anak, 2 anak, dan 3 anak. Jumlah dan persentase responden dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak Ibu
40
4.1.4 Pendidikan IbuResponden memiliki tingkat pendidikan yang berbeda-beda dan dikategorikan menjadi 4 yaitu SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi (gambar 4.4).
Gambar 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu
Gambar 4.4 menunjukkan paling banyak responden berpendidikan SMA sebanyak 22 orang (58%), dan paling sedikit berpendidikan SD serta Perguruan Tinggi masing-masing sebanyak 3 orang (8%).
4.1.5 Pekerjaan Ibu
Pada penelitian ini karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dikategorikan menjadi 2 yaitu sebagai ibu rumah tangga, dan bekerja. Jumlah dan persentase responden dapat di lihat pada gambar 4.5. di bawah ini:
3 8%
10 26%
22 58%
3
8% SD
SMP
SMA
41
Gambar 4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan PekerjaanBerdasarkan gambar 4.5 dapat dilihat bahwa responden yang bekerja jumlahnya lebih banyak jika dibandingkan dengan responden ibu rumah tangga, hanya ada 9 akseptor (24%) dengan status bekerja.
4.1.6 Jarak Rumah Ke Puskesmas
Subyek penelitian bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas Sidorejo Lor Salatiga. Berdasarkan jarak rumah ke puskesmas dibagi 2 yaitu 1-2 km dan 2,5-4 km. Gambar 4.6 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan jarak.
29 76% 9
24%
Ibu Rumah Tangga
42
Gambar 4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan JarakRumah Ke Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga
Gambar 4.6 menunjukkan bahwa jarak rumah responden ke puskesmas mempunyai jumlah yang sama yaitu responden dengan jarak rumah ke puskesmas 1–2 km dan jarak 2,5–4 km jumlahnya berimbang masing-masing 50%.
4.1.7 Umur Ibu
Umur responden dibagi menjadi 2 yaitu usia produktif dengan umur 23-35 tahun, dan usia tidak produktif 36-48 tahun. Gambar 4.7 menunjukkan jumlah dan persentase umur responden.
19 50% 19
50%
1-2 km
43
Gambar 4.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur IbuGambar 4.7 menunjukkan mayoritas responden yang berumur 23-35 tahun 74%, sisanya responden dengan umur 36-48 tahun hanya 26%.
4.1.8 Penghasilan Keluarga
Berdasarkan UMR (Upah Minimum Regional) kota Salatiga maka penghasilan keluarga dikategorikan menjadi 2,
yaitu ≤900.000 dan >900.000. Jumlah dan persentase
responden dapat dilihat pada gambar di bawah ini yaitu:
Gambar 4.8. Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Keluarga
28 74% 10
26%
23-35 tahun
36-48 tahun
14 37%
24 63%
44
Gambar 4.8 menunjukkan bahwa mayoritas responden berpenghasilan lebih dari 900.000,00. Responden dengan penghasilan keluarga kurang dan sama dengan 900.000,00 sebanyak 14 akseptor (37%).4.1.9 Pengetahuan Akseptor Tentang KB Suntik
Pengukuran pengetahuan akseptor tentang KB suntik dilakukan dengan memberikan kuesioner sebagai alat ukur. Kuesioner tersebut menanyakan beberapa hal mengenai KB suntik meliputi pengertian, cara kerja, jenis, dan efek samping. Pengetahuan akseptor tentang KB suntik dibagi menjadi 3 yaitu: baik (84%-100%), cukup (67%-83%), dan kurang (≤ 66%).
Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada para responden diperoleh kategori seperti tertera pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.9. Pengetahuan Akseptor Tentang KB Suntik 18
47.4% 18
47.4% 2
5.2% Pengetahuan
Baik
Pengetahuan Cukup
45
Gambar 4.9 menunjukkan pengetahuan akseptor tentang KB suntik. Responden memiliki pengetahuan baik dan cukup sebanyak 18 responden (47,4%) dan hanya 2 responden (5,2%) pengetahuannya kurang.Berdasarkan wawancara pada waktu penelitian diperoleh beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan responden mengenai KB suntik, diantaranya:
1. Pendidikan
Akseptor yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi ternyata belum menjamin akseptor tersebut bersikap sesuai dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki.
2. Informasi
Informasi yang jelas dari tenaga kesehatan atau sumber informasi yang lain memberikan pengetahuan yang jelas tentang KB suntik.
3. Pengalaman
46
4.1.10 Ketepatan Waktu Suntik KembaliPada kartu KB dapat dilihat ketepatan waktu untuk suntik ulang pada kunjungan kedua dan seterusnya. Ketepatan waktu suntik kembali merupakan hal yang penting supaya tidak terjadi kehamilan. Kategori ketepatan waktu suntik kembali digolongkan menjadi 2 yaitu tepat waktu dan tidak tepat waktu, seperti pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.10. Distribusi Frekuensi Ketepatan Waktu Untuk Suntik Kembali
Gambar 4.10. menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak tepat waktu suntik kembali (58%). Dalam penelitian ini dilakukan wawancara mengenai hal-hal yang dapat menyebabkan ketidaktepatan dalam melakukan suntik kembali, diantaranya adalah faktor-faktor sebagai berikut:
22 58% 16
42% Tidak Tepat
47
1. Akseptor lupa jadwal kapan untuk melakukan suntikkembali
Saat penelitian telah dilakukan wawancara mengenai ketidaktepatan waktu suntik kembali. Sebagian besar akseptor tidak memperhatikan jadwal yang telah diberikan oleh petugas dalam kartu KB dalam melakukan penyuntikan kembali.
2. Kesibukan akan pekerjaan sehari-hari
Akseptor berasal dari berbagai golongan masyarakat yang memiliki pekerjaan yang bermacam-macam. Pekerjaan dapat menyita waktu, sehingga tidak memungkinkan pergi ke puskesmas untuk melakukan suntik kembali.
4.2 Analisis Karakteristik Responden
48
4.2.1 Lama Menjadi Akseptor KB Suntik Dan Ketepatan WaktuSuntik Kembali
Gambar 4.11. Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi Akseptor KB Suntik
Gambar 4.11 menunjukkan hubungan lamanya menjadi akseptor KB suntik dengan ketidaktepatan waktu suntik kembali. Akseptor KB suntik dengan kepesertaan 0,5-4 tahun yang tidak tepat dalam penyuntikan kembali sebesar 56% (19 akseptor) dan yang tepat dalam penyuntikan kembali 44% (15 akseptor). Akseptor dengan kepersertaan 5-19 tahun yang tidak tepat dalam penyuntikan kembali sebanyak 100% (4 akseptor) dan tidak ada akseptor yang tepat dalam melakukan suntik kembali.
Ketidaktepatan penyuntikan kembali dari akseptor KB suntik dengan lama kepersertaan selama 5-19 tahun ada 4
Lama menjadi akseptor KB
49
akseptor, berturut-turut terdiri dari 2 orang ( kepersertaan 5 tahun), 1 orang (kepersertaan 8 tahun) dan 1 orang (kepersertaan 19 tahun). Semakin lama akseptor memakai KB suntik ada kecenderungan semakin tidak tepat dalam melakukan penyuntikan kembali (gambar 4.11).4.2.2 Penggunaan Alat KB Selain KB Suntik Dengan Ketepatan Suntik Kembali
Gambar 4.12. Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Penggunaan Alat KB Selain KB Suntik
Gambar 4.12. menunjukkan bahwa berdasarkan penggunaan alat KB selain KB suntik dengan ketidaktepatan waktu suntik kembali, akseptor yang pernah menggunakan selain KB suntik 3 bulan paling banyak 59% yang tidak tepat. Akseptor yang menggunakan hanya KB suntik 3 bulan 56% tidak tepat dalam melakukan penyuntikan kembali.
50
Akseptor yang pernah menggunakan selain KB suntik maupun hanya KB suntik ternyata tidak mempengaruhi ketepatan waktu untuk suntik kembali.4.2.3 Jumlah Anak Ibu Dengan Ketepatan Suntik Kembali
Gambar 4.13. Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak Ibu
Gambar 4.13. menunjukkan bahwa mayoritas responden yang tidak tepat waktu adalah responden yang memiliki 2 anak (69%) dan responden memiliki 3 anak (67%). Hasil penelitian menunjukkan akseptor yang memiliki anak lebih dari 1 lebih tidak tepat dibandingkan akseptor yang hanya mempunyai 1 anak. Faktor kesibukan orang tua dapat mempengaruhi ketidaktepatan suntik kembali. Akseptor yang memiliki anak lebih dari satu mempunyai kesibukan lebih besar jika dibandingkan dengan akseptor dengan satu anak.
51
Akseptor yang memiliki lebih dari 1 anak cenderung tidak tepat saat melakukan waktu suntik kembali.4.2.4 Pendidikan Ibu Dengan Ketepatan Suntik Kembali
Gambar 4.14. Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu
Gambar 4.14. menunjukkan bahwa mayoritas responden yang tidak tepat waktu suntik kembali adalah responden lulusan Perguruan Tinggi sebanyak 67% dan yang paling sedikit lulusan SD sebanyak 33%.
Dalam penelitian semakin tinggi pendidikan semakin tidak tepat dalam suntik kembali. Hasil penelitian berlawanan dengan teori Nursalam dan Siti Priyani (2002) yang mengatakan bahwa pada umumnya pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh pendidikan yang pernah diterima, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin baik pula tingkat pengetahuannya. Akseptor yang mempunyai
52
pendidikan semakin tinggi tidak menjamin ketepatan untuk suntik kembali. Akseptor yang tidak tepat dalam suntik kembali dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.4.2.5 Pekerjaan Ibu Dengan Ketepatan Suntik Kembali
Gambar 4.15. Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu
Gambar 4.15. menunjukkan mayoritas responden berdasarkan pekerjaan terhadap ketidaktepatan waktu suntik kembali adalah responden bekerja sebanyak 67% dan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 55%.
Pekerjaan dapat berpengaruh terhadap ketidaktepatan akseptor untuk melakukan suntik kembali. Data menunjukkan bahwa akseptor yang bekerja cenderung tidak tepat dalam suntik kembali karena faktor kesibukan, terikat dengan jam kerja dan pekerjaan yang banyak.
53
Pekerjaan memerlukan waktu dan tenaga untuk menyelesaikan berbagai jenis pekerjaan masing-masing dianggap penting dan memerlukan perhatian dan waktu (Notoatmojo, 2003). Ada kesesuaian antara teori dan hasil penelitian, bahwa pekerjaan memerlukan waktu yang banyak sehingga mengganggu ketepatan waktu suntik kembali. 4.2.6 Jarak Rumah Ke Puskesmas Dengan Ketepatan SuntikKembali
Gambar 4.16. Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Jarak Rumah Ke Puskesmas
Gambar 4.16. menunjukkan bahwa responden yang tidak tepat waktu suntik kembali sebanyak 58% yang berjarak 1-2 km dan 2.5-4 km.Dalam penelitian ini jarak terdekat 1 km dan jarak terjauh 4 km. Jarak tidak berpengaruh terhadap ketidaktepatan. Jarak 1-4 km masih temasuk jarak yang dekat dan seluruh responden dalam penelitian ini memiliki jarak 0-4
54
km, yang mana jarak ini masih jangkauan wilayah puskesmas Sidorejo Lor Salatiga.Jarak 0-4 km dari rumah akseptor ke Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga masih bisa ditempuh tanpa menggunakan alat transportasi. Hal ini dapat disebabkan karena jarak jangkauan yang hampir seragam dari seluruh responden.
4.2.7 Umur Ibu Dengan Ketepatan Suntik Kembali
Gambar 4.17. Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu
Pada gambar 4.17 menunjukkan bahwa mayoritas responden berumur 36-48 tahun yang tergolong usia tidak produktif dengan jumlah ketidaktepatan suntik kembali sebanyak 90%. Responden yang tidak tepat suntik kembali di usia produktif (23-35 tahun) sebesar 46%.
55
terjadi kehamilan. Untuk mencegah kehamilan dianjurkan lebih tepat waktu dalam melakukan suntik kembali. Usia yang produktif (23-35 tahun) merupakan kelompok usia yang rentan dan lebih beresiko terjadinya kehamilan.Nursalam (2001) mengatakan bahwa kematangan individu dapat dilihat langsung secara objektif dengan periode umur, sehingga berbagai proses pengalaman, pengetahuan, keterampilan, kemandirian terkait sejalan dengan bertambahnya umur individu.
Hasil penelitian menunjukkan usia tidak produktif lebih banyak yang tidak tepat suntik kembali. Ada beberapa faktor yang diduga menyebabkan tidak tepat suntik kembali pada usia tidak produktif, antara lain:
1. Lupa akan jadwal suntik kembali
Menurut Abu Ahmadi (2003), daya ingat seseorang dipengaruhi oleh umur. Kemampuan mengingat akan semakin menurun ketika umur semakin bertambah sehingga mempengaruhi ketepatan untuk suntik kembali. 2. Kurang mengerti akan komplikasi resiko kehamilan di usia
tidak produktif.
56
ketidaktahuan akseptor akan resiko kehamilan dapat menjadi penyebab ketidaktepatan suntik kembali.4.2.8 Penghasilan Keluarga Dengan Ketepatan Suntik Kembali
Gambar 4.18. Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan
Gambar 4.18. menunjukkan bahwa responden berdasarkan penghasilan keluarga dengan ketepatan waktu penyuntikan kembali yang berpenghasilan keluarga kurang dari dan atau sama dengan 900.000 sebesar 50%.
57
menentukan ketepatan waktu suntik kembali, misal faktor pekerjaan.4.2.9 Hubungan Peran Pengetahuan Akseptor Tentang KB Suntik Dengan Ketepatan Waktu Untuk Suntik Kembali
Pengetahuan akseptor tentang suntik KB dengan ketepatan waktu untuk suntik kembali dikategorikan menjadi 3 bagian yaitu baik (84%-100%), cukup (67%-83%), dan
(≤ 66%).
Tabel 4.1.
Hitung Silang Antara Pengetahuan Akseptor dengan Ketepatan Waktu Suntik Kembali
di Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga Januari 2012
No. Pengetahuan
Akseptor
Ketepatan Waktu Suntik
Kembali
Total
Tidak Tepat Tepat
F % F % F %
1. Kurang 2 5.2% 0 0% 2 5.2%
2. Cukup 9 23.7% 9 23.7% 18 47.4%
3. Baik 11 28.9% 7 18.4% 18 47.4%
Data menunjukkan bahwa akseptor yang memiliki pengetahuan baik merupakan akseptor yang paling dominan tidak menepati waktu suntik kembali (39.5%). Hasil uji Chi
Square (tabel 4.3) menunjukkan bahwa akseptor yang
58
pengetahuan akseptor tentang KB suntik tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu untuk suntik kembali.Tabel 4.2.
Uji Chi Square Peran Pengetahuan Akseptor Tentang Suntik
KB dengan Ketepatan Waktu Untuk Suntik Kembali di Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga
Januari 2012
Value Df Asymp. Sig (2 sided)
Pearson Chi Square 3,974 2 0,137
N 38 -
-Nilai Chi-Squarehitung (3,974) < Chi-Squaretabel (5,991) atau nilai probabilitas pada tabel di atas adalah 0,137 (>0,05), untuk responden (N) sebanyak 38 akseptor. Berdasarkan uji
chi-square dapat dikatakan bahwa waktu suntik kembali dan pengetahuan tidak memiliki hubungan yang signifikan.