49 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil kajian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab V ini akan dikemukakan kesimpulan dan saran bagi Gerakan Hidup Hemat di Kecamatan Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat di masa yang akan datang.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pola hidup masyarakat Sumba Barat adalah orientasi ke masa lampau yang
berlebihan, ketergantungan pada orang lain yang cukup besar, puas dengan apa yang dimiliki, pemanfaatan waktu yang tidak efektif, hidup boros. Kenyataan ini dapat dilihat dari kegiatan upacara atau pesta adat yang mengakibatkan pengeluaran dana yang begitu besar tanpa mempertimbangkan kemampuan ekonominya, hanya demi mempertahankan harga diri atau gengsi semata yang mana hanya bersifat sesaat. Sifat konsumtif masyarakat Sumba Barat yang cenderung boros dengan cara membantai ternak, menghabiskan dana secara tidak bijaksana ditambah lagi apabila dana yang digunakan itu bukan milik sendiri tetapi merupakan “pinjaman“ Hal ini pada gilirannya dapat menjadi beban keluarga yang akhirnya dapat mengakibatkan terjadinya kemiskinan dan konflik sosial. Gerakan Hidup Hemat yang dibuat oleh pemerintah Sumba Barat sangat baik karena dapat menggurangi jumlah kemiskinan yang ada di Sumba Barat dengan cara menbatasi jumlah pemotongan hewan dan menggurangi jumlah hari penyimpanan jenasah.
50
mempunyai nilai interpretasi yang baik. Hal ini dapat dilihat dari adanya tanggapan/respon yang baik dari masyarakat setempat khususnya masyarakat Kecamatan Kota Waikabubak, dimana masyarakat sudah dapat mengimplementasikan salah satu kesepakatan dalam Program Gerakan Hidup Hemat yaitu misalnya dalam hal penyimpanan jenasah yang biasanya dilakukan selama satu sampai dua minggu, namun sekarang penyimpanan jenasah sudah dapat dilakukan tidak lebih dari tiga hari sesuai dengan komitmen dalam Gerakan Hidup Hemat.
3. Masyarakat cukup antusias menerima program Gerakan Hidup Hemat. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan Program Kerja yang sudah berjalan dengan baik, sehingga dalam melaksanakan program yang telah direncanakan tepat sasaran atau tujuan yang akan dicapai.
4. Masih terdapat sebagian masyarakat yang tetap berpendirian teguh melaksanakan ritual-ritual adat yang mengeluarkan biaya tinggi tanpa memperhitungkan kemampuan diri. Hal ini menjadi kendala di dalam pelaksanaan Program Gerakan Hidup Hemat yang dicanangkan oleh pemerintah.
5. Program Gerakan Hidup Hemat belum bisa berjalan dengan baik karena kurang tegasnya pemerintah dalam memberikan sanksi kepada masyarakat yang tidak atau melanggar aturan tersebut.
51 5.2 Saran-saran
1. Pemerintah harus mampu memberikan contoh kepada masyarakat, ini dikarenakan ada beberapa tokoh masyarakat yang tidak mengikuti aturan yang telah dibuat oleh pemerintah.
2. Koordinasi dan komunikasi di antara pemerintah dengan masyarakat harus lebih baik lagi sehingga program yang di buat dapat berjalan dengan baik.
3. Pelayanan Gereja yang efektif ialah pelayanan yang dilaksanakan dengan memperhatikan konteks atau sosio-budayanya. Artinya Gereja Kristen Sumba Kalimbu Kuni harus melihat konteks budaya atau adat-istiadat dan sistem nilai yang berlaku di tempat tersebut sebagai wahana dalam memberitakan Injil. Selain itu, Gereja perlu terbuka, peka terhadap tradisi masyarakat di sekelilingnya dan mau terlibat aktif besama-sama, karena dihadapan masyarakat ketika proses adat berlangsung, Gereja selalu mendapat ‘tempat.’ Dalam situasi seperti ini dapat digunakan oleh Gereja untuk bersama-sama dengan tua-tua adat/masyarakat merumuskan kembali dan menjelaskan makna sebenarnya yang terkandung dalam tradisi, yang merupakan wujud dari ungkapan kasih tersebut dan menemukan nilai-nilai yang baik dan sekaligus bersikap kritis untuk menolak nilai-nilai yang bertentangan dengan iman Kristen. Inilah pelayanan yang kontekstual yang dibangun dari situasi masyarakat setempat.
4. Diharapkan dengan pemahaman yang lebih baik tentang adat-istiadat, Gereja makin terbuka kepada budaya yang ada di dalamnya.
52