• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUNGSI MANAJEMEN DALAM AL-QURAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FUNGSI MANAJEMEN DALAM AL-QURAN."

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

FUNGSI MANAJEMEN DALAM AL-QUR`AN

SKRIPSI

Oleh:

MOH. BAHRUL ULUM NIM. D03212020

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Moh Bahrul Ulum, 2016, “Fungsi Manajemen dalam Al-Quran”.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan tentang 5 fungsi manajemen dalam Al-Quran. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya rasa kurang puas dengan teori-teori manajemen yang berbasis islam dalam perkuliahan prodi manajemen pendidikan islam, sehingga berdampak pada adanya inisiatif untuk mengkaji kembali tentang teori-teori manajemen dalam Al-Quran.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian studi kepustakaan, yaitu dengan mengkaji kembali pemaparan para mufasir tentang ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan bidang manajemen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa memang banyak ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan 5 fungsi manajemen ini. Pada fungsi planning terdapat Q.S Al-Hijr ayat 21 dan Q.S Al-Ra’d ayat 2. Pada fungsiorganizing terdapat Q.S Ibrahim ayat 4, Q.S Al-Baqarah ayat 286 dan Q.S An-Nisa’ 58. Pada fungsi actuating terdapat Q.S As-Shaff ayat 2-3. Pada fungsi controlling terdapat Q.S Al-Isra’ ayat 13, Al-qaf ayat 16-18 dan Al-Mujadilah ayat 7. Pada fungsi evaluating terdapat Q.S Al-Hasyr ayat 18.

Berdasarkan hasil penelitian ini bisa diketahui bahwa pada dasarnya dalam Al-Quran banyak pembahasan tentang ilmu pengetahuan, termasuk ilmu manajemen. Oleh karena itu diharapkan agar kedepannya bisa lebih banyak lagi dilakukan penelitian tentang teori-teori manajemen yang ada dalam Al-Quran, agar nantinya dalam acara perkuliahan teori manajemen yang diberikan bisa lebih variatif, tidak hanya terpaku pada teori-teori dari ilmuan non muslim saja’

(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

MOTTO... v

PERSEMBAHAN... vi

ABSTRAK... vii

KATA PENGANTAR...viii

DAFTAR ISI... x

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Batasan Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional ... 7

G. Sistematika Pembahasan ... 13

BAB II : KAJIAN TEORI A. MANAJEMEN 1. Pengertian Manajemen ... 15

2. Prinsip-prinsip manajemen... 16

3. Fungsi manajemen...17

B. Manajemen Islam 1. Sejarah manajemen Islam... 27

2. Karakteristik manajemen Islam... 29

C. Al-Qur’an 1. Pengertian Al-qur’an... 32

(8)

ii

3. Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan... 36

BAB III : METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 41

B. Ciri utama Penelitian kepustakaan ... 42

C. Langkah-langkah studi pustaka... 43

D. Teknik Pengumpulan Data... 44

E. Teknik Analisis Data... 45

F. Tujuan studi pustaka ... 46

Bab IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data 1. FungsiPlanningdalam Al-Qur’an a. QS. Ali Imran : 54 ... 48

b. QS. Ar-Ra’d : 2... 48

2. FungsiOrganizingdalam Al-Qur’an a. QS. Al-Baqarah : 286 ... 51

b. QS. An-Nisa’ :58... 54

3. FungsiActuatingdalam Al-Qur’an a. As-Shaff : 2-3 ... 56

4. Fungsicontrollingdalam Al-Qur’an a. QS. Al-Isra’: 13... 58

b. QS. Al-Qaf : 16-18 ... 59

c. QS. Mujadilah : 7 ... 61

5. FungsiEvaluatingdalam Al-Qur’an a. QS. Al-Hasyr : 18 ... 63

B. ANALISIS DATA 1. FungsiPlanningdalam Al-Qur’an... 66

2. FungsiOrganizingdalam Al-Qur’an... 67

3. FungsiActuatingdalam Al-Qur’an... 69

4. FungsiControllingdalam Al-Qur’an... 70

(9)

BAB V : PENUTUP

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

(11)

2

menerus melakukan evaluasi guna memperbaiki sistem melalui pengukuran. Ketujuh, memahami kemampuan organisasi dalam mengatasi kendala sumber daya.1. Kebutuhan suatu lembaga pada manajemen ini merupakan suatu keniscayaan, tidak ada alasan bagi lembaga untuk tidak menggunakan manajemen di dalamnya. Ilmu manajemen apabila dipelajari secara komprehensif dan diterapkan akan memberikan arah yang jelas, langkah yang teratur dan keberhasilan, dan kegagalan akan dapat mudah dievaluasi dengan benar, akurat dan lengkap sehingga dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi tindakan selanjutnya2.

Sebagai seorang yang beragama Islam tentu kita meyakini bahwa ilmu pengetahuan yang sedang berkembang pada zaman ini sejatinya telah tergambarkan dalam Al-Qur’an yang merupakan kitab suci orang Islam dan sekaligus mukjizat yang luar biasa bagi Nabi kita Muhammad saw. Namun sangat disayangkan sekali bahwa faktanya pembuktian tentang ilmu manajemen yang pastinya juga sudah digambarkan dalam Al-Qur’an ini jarang

ditemukan. Hal ini mungkin didasari oleh kurangnya pengetahuan yang dimiliki, atau mungkin sudah tidak adanya ketertarikan dalam membuktikan hal tersebut. Padahal seharusnya disadari bahwa perbedaan yang sangat mendasar dari pelajar yang berbasis islam dengan yang umum itu terletak dari pengetahuannya yang benar-benar didasari oleh islam, terlebih lagi tentang studi yang sedang ia tekuni. Pembahasan tentang teori manajemen yang dijelaskan berdasarkan Al-Qur’an memang memang telah dijelaskan oleh

1

Zian Farodis, Panduan Manajemen Pendidikan ala Harvard University, (Jogjakarta : Diva press),41

2

(12)

3

beberapa cendikiawan dalam karyanya namun rata-rata pembahasan tersebut masih cenderung bersifat umum yang lebih mengarah pada manajemen secara keseluruhan saja, masih belum mengarah pada detil teori yang ada dalam manajemen itu sendiri. Ramayulis menyatakan bahwa pengertian yang sama dengan hakikat manajemen adalah al-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara (mengatur) yang banyak terdapat dalam Al-Qur’an3, seperti firman Allah swt

                                Artinya :

Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.”(Q.S As-sajadah: 5)

Ayat diatas merupakan sebuah paparan tentang keterkaitan manajemn dengan Al-Qur’an, meskipun masih secara umum tentang manajemen

setidaknya ayat tersebut menjadi sebuah bukti penguat bahwa pada dasarnya manajemen ini sudah terdapat pembahasannya dalam Al-Qur’an, sekaligus

menjadi motivasi bagi para ilmuan manajemen selanjutnya untuk mencari rumusan teori manajemen dalam Al-Qur’an yang lebih detil lagi. Dalam ajaran

islam manajemen dipandang sebagai perwujudan amal shaleh yang harus bertitik tolak dari niat yang baik. Niat yang baik tersebut akan memunculkan motivasi aktivitas untuk mencapai hasil yang optimal demi kesejahteraan bersama. Ada 4 landasan untuk mengembangkan manajemen menurut

3

(13)

4

pandangan islam, yaitu kebenaran, kejujuran, keterbukaan dan keahlian. Seorang manajer harus memiliki keempat sifat utama itu agar manajemen yang dijalankan mendapatkan hasil yang maksimal (M.A. Athoilah: 2010: 18)4

Jika dibiarkan hal ini akan berdampak sangat negatif terhadap perkembangan keilmuan islam, keyakinan tentang keilmuan yang dikandung Al-Qur’an lambat laun akan semakin luntur dan pastinya juga akan diiringi dengan luntur imannya terhadap Al-Qur’an, padahal pada masa-masa sebelumnya sudah banyak sekali pembuktian tentang keilmuan Al-Qur’an,

misalnya kita ingat tentang hasil penelitian ilmu modern yang menyimpulkan bahwa matahari dan bulan bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu. Hal ini membuktikan kebenaran Al-Qur’an surat Al-Anbiya’ ayat 33 dan surat

Yasin ayat 385. Hal-hal tentang sesuatu yang diluar bumi saja kita sudah dijelaskan, apalagi tentang ilmu manajemen yang sudah menjadi kebutuhan masyarakat dalam kegiatan sehari-harinya. Perkembangan manajemen dalam islam merupakan realitas yang tidak dapat dipungkiri oleh sejarah peradaban manusia di dunia, karna islam dengan Al-Qur’an dan sunnahnya mengajarkan

cara-cara pengelolaan kehidupan yang baik. Islam enetapkan manajemen diri dan manajemen kelembagaan sebagai bagian dari kewajiban masyarakat. Salah satu bukti konkret adalah keharusan mencatat utang piutang,

4

Ibid,,48

5

(14)

5

membangun lembaga pendidikan yang kondusif, serta menjadi pemimpin yang adil, amanah, jujur, dan cerdas dalam memutuskan suatu perkara.6

Masalah ini merupakan masalah kita semua sebagai orang muslim, khususnya kita yang mendalami ilmu manajemen di instansi yang berbasis islam, tidak ada solusi lain yang dapat memecahkan masalah ini selain mengadakan kajian langsung terhadap ilmu manajemen yang kita pelajari dengan Al-Qur’an, dengan demikin kita akan mampu membuktikan kembali bahwa Al-Qur’an bnenar-benar kitab suci yang sangat ilmiah, bahkan jauh sebelum ilmu itu ditemukan dengan berbagai teorinya Al-Qur’an telah terlebih

dahulu menjelaskan. Mahasuci Allah yang telah menganugrahkan Al-Qur’an

pada kita semua dan tidak alasan bagi kita untuk ingkar terhadapNya.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas dapat inti permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana fungsiplanningdalam Al-Qur’an

2. Bagaimana fungsiorganizingdalam Al-Qur’an

3. Bagaimana fungsiactuatingdalam Al-Qur’an

4. Bagaimana fungsicontrollingdalam Al-Qur’an

5. Bagaimana fungsievaluatingdalam Al-Qur’an

6

(15)

6

C. Tujuan

Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Menjelaskan fungsi planning dalam Al-Qur’an

2. Menjelaskan fungsi organizing dalam Al-Qur’an

3. Menjelaskan fungsi actuating dalam Al-Qur’an

4. Menjelaskan fungsi controlling dalam Al-Qur’an

5. Menjelaskan fungsi evaluating dalam Al-Qur’an

D. Manfaat

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, diantaranya sebagai berikut: 1. Untuk peneliti, menambah wawasan pengetahuan dalam studi manajemen 2. Untuk studi yang diteliti, dijadikan sebagai sebagai dasar pemaparan

manajemen islam serta sebagai inspirasi dalam mengembangkan studi manajemen islam yang berbasis Al-qur’an

3. Untuk perkembangan keilmuan Islam, sebagai penguat bahwa islam mempunyai kitab suci sempurna yang relevan dengan perkembangan zaman termasuk dalam bidang keilmuan.

E. Batasan Masalah

(16)

7

manajemen yaitu, planning, organizing, actuating, controlling dan evaluating agar penelitian ini bisa lebih fokus dan terarah.

F. Definisi Operasional

1. Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari bahasa inggris to manage yang berarti mengatur, mengurus, atau mengelola. Menurut Malayu S.P.Hasibuan, manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, yang didukung oleh sumber-sumber lain dalam organisasi untuk mencapai tujuan tertentu.7

Dengan penjelasan tersebut, secara umum, pengertian manajemen adalah kegiatan untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan memanfaatkan orang lain. Dengan pengertian tersebut,tersirat adanya lima unsure manajemen, yaitu :8

a. Pimpinan

b. Orang-orang (pelaksaan) yang dipimpin c. Tujuan yang akan dicapai

d. Kerja sama dalam mencapai tujuan tersebut e. Sarana atau peralatan manajemen

7

Saefullah,”Manajemen Pendidikan Islam”,(Bandung:Pustaka Setia),1

8

(17)

8

2. Kegunaan manajemen

a. Kegunaan teoritis adalah teori-teori yang terdapat dalam manajemen dapat dijadikan referensi untuk menilai realitas manajerial yang ada pada masyarakat.

b. Kegunaan praktis adalah bahwa teori itu berguna untuk diterapkan dalam aktivitas yang sesungguhnya.

3. Fungsi-fungsi Manajemen a. Planning

Perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Menurut Stoner, planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang diperlakukan untuk mencapai sasaran.

Pembatasan yang terakhir merumuskan perencanaan merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut: 1) Apa tindakan yang harus dikerjakan?

2) Mengapa tindakan itu harus dikerjakan? 3) Dimana tindakan itu harus dikerjakan? 4) Kapan tindakan itu harus dikerjakan? 5) Siapa yang mengerjakan tindakan itu? 6) Bagaimana cara melaksanakan tindakan itu? b. Organizing

(18)

9

sejumlah sasaran. Mengorganisasikan (organizing) adalah suatu proses menghubungkan orang-orang yang terliba dalam organisasi tertentu dan menyatupadukan tugas serta fungsi dalam organisasi. Dalam proses pengorganisasian dilakukan pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab secara terperinci berdasarkan bagian dan bidang masing-masing sehingga terintegrasikan hubungan-hubungan kerja yang sinergis, koperatif, harmonis, dan seirama dalam mencapai tujuan yang disepakati. Dalam pengorganisasian dilakukan hal-hal berikut : 1) Penerimaan fasilitas, perlengkapan dan staf yang diperlukan utuk

melaksanakan rencana

2) Pengelompokan dan pembagian kerja menjadi struktur organisasi yang teratur

3) Pembentukan struktur kewenangan dan mekanisme koordinasi 4) Penentuan metode kerja dan prosedurnya

5) Pemilihan, pelatihan, dan pemberian informasi kepada staf c. Actuating

(19)

10

mengadakan supervise dengan meningkatkan sikap dan moral setiap anggota kelompok. Dengan demikian, dalam actuating terdapat hal-hal sebagai berikut:

1) Penetapan start pelaksanaan rencana kerja

2) Pemberian contoh tatacara pelaksanaan kerja dari pimpinan

3) Pemberian motivasi para pekerja untuk segera bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing

4) Pengomunikasian seluruh arah pekerjaan dengan semua unit kerja 5) Pembinaan para pekerja

6) Peningkatan mutu dan kualitas kerja 7) Pengawasan kinerja dan moralitas pekerja d. Controlling

Controlling atau pengawasan dan pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, mengadakan koreksi terhadap segala hal yang telah dilakukan oleh bawahan sehingga dapat diarahkan ke jalan yang benar sesuai dengan tujuan.

(20)

11

tersebut diistilahkan dengan sistem pengawasan melekat. Pengawasan melekat lebih menitik beratkan pada kesadaran dan keikhlasan dalam bekerja. Pengendalian terdiri atas :

1) Penelitian terhadap hasil kerja sesuai dengan rencana/program kerja

2) Pelaporan hasil kerja dan pendataan pelbagai masalah 3) Evaluasi hasil kerja dan problem solving

e. Evaluating

Mengevaluasi artinya menilai semua kegiatan untuk menemukan indicator yang menyebabkan sukses atau gagalnya pencapaian tujuan, sehingga dapat dijadikan bahan kajian berkutnya. Dirumuskan solusi alternative yang dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada dan meningkatkan kualitas keberhasilan pada masa yang akan datang. Evaluasi sebagai manajemen merupakan aktivitas untuk meneliti dan mengetahui yang telah dilakukan dalam proses keseluruhan organisasi untuk mencapai hasil sesuai dengan rencana atau progam yang telah ditetapkan dalam rangka pencapaian tujuan. Dengan mengetahui berbagai kesalahan atau kekurangan, perbaikan selanjutnya dapat dilakukan dengan mudah, dan dapat dicari problem solving yang tepat dan akurat.

4. Pengertian Al-Quran

(21)

12

qur’anan yang berarti membaca/bacaan. Kata qur’anan yang berwazan

fu’lanbermaknamafulyaknimaqru’yang berarti yang dibaca.9

Menurut Al-fara’secara bahasa Al-Qur’an berasal dari kata al

-Qara’in jamak dari Qarinah yang berarti indikator (petunjuk).

Menurut As-Shabuni Al-Qur’ansecara istilah adalah adalah Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Penutup para Nabi dan Rosul, dengan perantaraan malalaikat Jibril as, ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membacanya merupakan suatu ibadah, dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Naas.10

Mengacu pada dua pendapat di atas penulis cenderung lebih sependapat dengan al-Lihyani karena secara akar kata lebih mengena dan jika dilihat dari realita yang ada cenderung lebih terbukti.

5. Kemukjizatan Al-Qur’an dalam IlmuPengetahuan

Teori Big Bang dan teori ilmiah lainnya menyatakan bahwa alam semesta (bumi dan langit) itu dulunya satu. Kemudian akhirnya pecah menjadi seperti sekarang ini. Dahulu Al-Qur’an sudah menyatakan hal

tersebut disaat manusia itu meyakini bahwa bumi ini rata. Telah dibuktikan pulanbahwa setiap yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah salah satu indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air

9

Tim penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya,Studi Al-Qur’an (Surabaya: Sunan Ampel Press, 2012), 1.

10

Mohammad Aly Ash Shbuny,Pengantar Studi Al-Qur’anAt-Tibyan, (Bandung: PT. AlMa’arif,

(22)

13

mustahil adal kehidupan. Al-Qur’an telah menyampaikan hal tersebut

empat belas abad yang lalu. Allah SWT berfirman :

                                   Artinya:

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu dahulu satu padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya,dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakan mereka tiada juga beriman?”(QS.Al-Anbiya’:30).

G. Sistematika Pembahasan

Agar penelitian ini mudah dipahami, maka penulis menyusun sistematika pembahasan yang terdiri dari :

BAB I : Bab ini memuat pendahuluan yang berisi, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika pembahasan.

BAB II : Memuat kerangka teoritis yang terdiri dari beberapa sub bab, yaitu tentang kajian kepustakaan konseptual (Fungsi Manajemen dalam

Al-Qur’an)

BAB III : Memuat metodologi penelitian meliputi : pendekatan dan jenis penelitian, tekhnik pengumpulan data, tekhnik analisis data, dan tekhnik keabsahan data.

(23)

14

(24)

15

15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Manajemen

1. Pengertian manajemen

Istilah manajemen berasal dari bahasa perancis kuno, management, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Marry Parker Follet misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.1

Para ahli memiliki pandangannya masing-masing dalam mendefinisikan manajemen, diantaranya James A.F. Stoner yang mendefinisikan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, dan penggunaan sumber daya lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen sebagai seni pencapaian tujuan melalui orang lain. Sedangkan dalam Encylopedia of the Social Sciencedikatakan bahwa manajemen adalah proses pelaksanaan program untuk mencapai tujuan tertentu yang diselenggarakan dan diawasi.2

1

Undang Ahmad Kamaluding dan Muhammad Alfan, Etika Manajemen Islam, (Bandung: Pustaka Setia,1994), Hal.27

2

(25)

16

2. Prinsip-prinsip manajemen

Prinsip dalam manajemen bersifat lentur, dalam arti perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus serta situasi-situasi yang berubah. Menurut Henry Fayol pencetus teori manajemen yang berasal dari perancis, prinsip-prinsip umum manajemen terdiri atas:3 a. Pembagian kerja (division of work)

b. Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility) c. Disiplin (discipline)

d. Kesatuan perintah (unity of command) e. Kesatuan pengarahan (unity of direction) f. Mengutamakan kepentingan organisasi g. Penggajian pegawai

h. Pemusatan (centralization) i. Hierarki (tingkatan) j. Ketertiban (order) k. Keadilan dan kejujuran l. Stabilitas kondisi karyawan m. Prakarsa (inisiative)

n. Semangat kesatuan.

Sedangkan Douglas merumuskan prinsip-prinsip manajemen sebagai berikut:4

3

Undang ahmad dan M.Alfan, Op.Cit,35-36

4

(26)

17

a. Memprioritaskan kepentingan tujuan di atas kepentingan pribadi dan kepentingan mekanisme kerja

b. Mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab

c. Memberikan tanggungjawab pada personil sekolah hendaknya sesuai dengan sifat-sifat dan kemampuannya

d. Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia e. Relatifitas nilai-nilai

3. Fungsi Manajemen

Para ahli manajemen memaparkan fungsi-fungsi manajemen sebagaimana tampak pada table berikut5

Nama Ahli Fungsi-fungsi Manajemen

Louis A.Allen Leading, planning, organizing, controlling

Prajudi Atmosudirjo Planning, organizing, directing, actuating, controlling John R. Beihsline Planning, organizing,c ommanding, controlling Hanry Fayol Planning ,organizing, commanding, coordinating,

controlling

Luther Gullich Planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, budgeting

Kontz dan O’Donnel Organizing, staffing, directing, planning, controlling William H. Newman Planning, organizing, assembling resources, directing,

controlling

Sondang P. Siagian Planning, organizing, motivating, controlling George R. Terry Planning, organizing, actuating, controlling Lyndal F. Urwick Forecasting, planning, organizing, commanding,

coordinating, controlling

Winardi Planning, organizing, coordinating, actuating, leading, communicating, controlling

The Liang Gie Planning, decision making, directing, coordinating, controlling, improving

Ada 13 pakar manajemen yang mengutarakan fungsi-fungsi manajemen. Dari semua fungsi tersebut, secara garis besar dapat dipahami

5

(27)

18

bahwa seluruh kegiatan manajemen tidak dapat terlepas dari proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi. Penjelasan mengenai fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut: a. Planning

Perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Menurut Stoner, planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang diperlukan untuk mencapai sasaran.

Perencanaan juga dapat diartikan pembuatan suatu target-target yang akan dicapai atau diraih di masa depan. Dalam organisasi merencanakan merupakan suatu proses memikirkan dan menetapkan secara matang arah, tujuan dan tindakan sekaligus mencapai berbagai sumber daya dan metode atau teknik yang tepat.

Keberadaan suatu rencana sangat penting bagi organisasi karna rencana berfungsi untuk:

1) Menjelaskan dan merinci tujuan yang ingin dicapai

2) Memberikan pegangan dan menetapkan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

3) Organisasi memperoleh standar sumber daya terbaik dan mendayagunakannya sesuai tugas pokok yang telah ditetapkan 4) Menjadi rujukan anggota organisasi dalam melaksanakan aktifitas

(28)

19

5) Memberikan batas wewenang dan tanggung jawab bagi seluruh pelaksana

6) Memonitor dan mengukur berbagai keberhasilan secara internship sehingga bisa menemuan dan memperbaiki penyimpangan secara dini

7) Memungkinkan untuk terpeliharanya persesuaian antara kegiatan internal dan situasi eksternal

8) Menghindari pemborosan b. Organizing

Mengorganisasikan adalah proses mengatur, mengalokasikan dan mendistribusikan pekerjaan, wewenang dan sumber daya di organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Stoner menyatakan bahwa mengorganisasikan adalah proses mempekerjakan 2 orang atau lebih untuk bekerjasama dengan cara terstruktur guna mencapai sasaran spesifik atau atau beberapa sasaran

(29)

20

orang yang bertanggung jawab atas tugas tersebut dan tingkatan yang berwenang untuk mengambil keputusan.

c. Leading

Memimpin institusi pendidikan lebih menekankan pada upaya mengarahkan dan memotivasi para personil agar dapat melaksanakan tugas pokok fungsinya dengan baik. Memimpin menuruy Stoner adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok dan seluruh organisasi.

Pekerjaan leading meliputi 4 kegiatan, yaitu: 1) Mengambil keputusan

2) Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan

3) Membersemangat, inspirasi dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak

4) Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta memprbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. d. Directing atau Commanding

(30)

21

sehingga tugas tersebut dapat dilaksanakan dengan baik dan tertuju pada sasaran yang telah ditetapkan.

Dilihat dari fungsinya, directing atau commanding merupakan bagian dari kegiatan supervisi dalam organisasi. Oleh karena itu, kegiatan ini berhubungan dengan segala bantuan dari pemimpin yang tertuju pada perkembangan personal dalam organisasi. Di dalamnya terdapat pemberian dorongan, bimbingan dan kesemptan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan para pegawai, seperti bimbingan usaha dan pelaksanaan pembaharuan dalam pekerjaan, pemilihan alat dan metode bekerja yang lebih baik, cara bekerja sama dengan sesama pekerja dalam unit yang berbeda.

e. Motivating

Motivating atau pemberian inspirasi, semangat, dan dorongan kepada bawahan agar bawahan melakukan kegiatan secara sukarela sesuai dengan keinginan atasan. Abraham sperling dalam mangkunegara mendefinisikan motivasi sebagai kecenderungan untuk beraktivitas, dimulai dari dorongan dalam diri (drive) dan diakhiri dengan penyesuaian diri. Adapun fillmore H.Stanford dalam mangkunegara, menjelaskan pengertian motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia kea rah tujuan tertentu.

(31)

22

3 kelompok, yaitu teori dengan pendekatan isi (content), proses, dan penguatan.

1) Teori pandekatan proses, tidak hanya menekankan pada faktor yang membuat individu melakukan tindakan dengan cara tertentu. Teori yang tergolong pada kelompok teori ini adalah teori jenjang kebutuhan dari Maslow.

2) Teori pendekatan proses, tidak hanya menekankan pada faktor yang membuat individu bertindak dengan cara tertentu, tetapi juga cara individu termotivasi. Contoh teori kelompok ini adalah teori ekspektansi Murray.

3) Teori dengan pendekatan penguatan, lebih menekankan pada faktor-faktor yang dapat meningkatkan tindakan dilakukan atau mengurangi tindakan tergolong teori ini misalnya teori operant conditioning(Skinner).

f. Actuating

(32)

23

anggota kelompok. Dengan demikian, dalam actuating terdapat hal-hal sebagai berikut:

1) Penetapan start pelaksanaan rencana kerja

2) Pemberian contoh tata cara pelaksanaaan kerja dari pimpinan. 3) Pemberian motivasi para pekerja untuk segera bekerja sesuai

dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.

4) Pengomunikasian seluruh arah pekerjaan dengan semua unit kerja. 5) Pembinaan para pekerja.

6) Peningkatan mutu dan kualitas kerja. g. Coordinating

Coordinating atau pengordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan, dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

(33)

24

dilakukan sifatnya sangat kompleks dan mengandung banyak seksi yang saling bersangkut-paut satu sama lain. Sifat kompleks yang terdapat dalam program organisasi menunjukkan perlunya tindakan-tindakan yang dikoordinasikan. Koordinasi ini perlu untuk mengatasi kemungkinan adanya duplikasi dalam tugas, perebutan hak dan tanggung jawab, ketidakseimbangan dalam berat ringannya pekerjaan, kesimpangsiuran dalam menjalankan tugas dan kewajiban, dan sebagainya. Koordinasi adalah aktivitas membawa orang-orang, material, pikiran-pikiran, teknik-teknik, dan tujuan-tujuan dalam hubungan yang harmonis dan produktif dalam mencapai suatu tujuan. h. Controling

Controling atau pengawasan dan pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, mengadakan koreksi terhadap segala hal yang telah dilakukan oleh bawahan sehingga dapat diarahkan kejalan yang benar sesuai dengan tujuan. Langkah-langkah pengawasan adalah sebagai berikut:

1) Memeriksa 2) Mengecek 3) Mencocokkan 4) Mengintropeksi 5) Mengendalikan 6) Mengatur

(34)

25

Pengawasan dibagi 3, yaitu : (1) pengawasan yang bersifat top down, yakni pengawasan yang dilakukan dari atasan langsung kepada

bawahan; (2) bottom up, yaitu pengawasan yang dilakukan daru bawahan kepada atasan; (3) pengawasan melekat, yaiu pengawasan yang termasuk pada self control, yaitu atasan ataupun bawahan senantiasa mengawasi dirinya sendiri. Pengawasan ini lebih dititikberatkan pada kesadaran pribadi, intropesi diri, dan upaya menjadi suri tauladan bagi orang lain. Pengawasan yang lebih baik adalah pengawasan dalam arti pembinaan dan pemberdayaan, sehingga dalam menjalankan fungsi pengawasan, seluruh personalia organisasi memiliki rasa pengabdian, komitmen, dan loyalitas yang tinggi pada pekerjaan dan organisasi tempatnya pekerjaan.

Pengawasan juga merupakan pengamatan terhadap seluruh kegiatan para pekerja dilihat dari relevansinya dengan perencanaan dan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, dalam pengawasan terdapat kegiatan berikut:

1) Pengamatan terhadap kinerja seluruh pegawai 2) Pembinaan terhadap pegawai

3) Penelusuran relevansi kerja dengan perencanaan

4) Pemerhatian arah pekerjaan dengan tujuan yang telah ditetapkan 5) Kontrol terhadap kualitas dan kuantitas

(35)

26

8) Perbandingan hasil kerja masa lalu dengan masa yang sedang dikerjakan sebagai bahan evaluasi.

i. Forecasting

Forecasting adalah meramalkan, memproyeksikan, atau mengadakan taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum rencana yang lebih pasti dapat dilakukan. Kegiatan meramalkan atau memperkirakan biasanya didasarkan pada hasil pengawasan dan evaluasi sehingga organisasi dapat membuat rencana yang lebih baik dan mempersiapkan alternatif yang akan diambil dalam suatu keputusan.

Dengan demikian, kegiatan forecasting berkaitan dengan hal-hal berikut:

1) Mencari kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi sehubungan dengan kegiatan yang sedang dilakukan dengan melihat organisasi. 2) Membaca situasi dan kondisi yang belum terjadi dengan

mempertimbangkan kebiasaan pada masa lalu, kemudian membuat rencana baru sebagai antisipasi keadaan yang akan datang.

3) Menyusun dan mendiskusikan berbagai indikator yang diperkirakan akan mendukung atau sebagai pendorong kuat pembuatan rencana yang akan datang.

(36)

27

5) Mempersiapkan berbagai alternatif untuk pengambilan keputusan. j. Evaluating

Mengevaluasi artinya menilai semua kegiatan untuk menemukan indikator yang menyebabkan sukses atau gagalnya pencapaian tujuan, sehingga dapat dijadikan bahan kajian berikutnya. Dirumuskan solusi alternatif yang dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada dan meningkatkan kualitas keberhasilan pada masa yang akan datang. Evaluasi sebagai fungsi manajemen merupakan aktivitas untuk meneliti dan mengetahui pelaksanaan yang telah dilakukan di dalam proses keseluruhan organisasi untuk mencapai hasil sesuai dengan rencana atau program yang telah ditetapkan dalam rangka pencapaian tujuan. Dengan mengetahui berbagai kesalahan atau kekurangan, perbaikan selanjutnya dapat dilakukan dengan mudah, dan dapat dicari problem solvingyang tepat dan akurat.

B. Manajemen Islam

1. Sejarah Manajemen Islam

(37)

28

pembaharuan lain berkaitan dengan politik. Salah satu karya yang menarik adalah manajemen Umar dalam mengelola harta dengan menggunakan baitul mal. Berkaitan dengan masalah perekonomian, Umar bin Khattab dipandang banyak melakukan inovasi. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pemikiran dan gagasannya yang mampu mengangkat citra Islam pada masanya. Berikut beberapa bentuk praktik manajemen pada khalifah Umar bin Khattab :

a. Dalam bidang kenegaraan, ketika daerah kekuasaan Islam semakin luas, Umar mulai memberlakukan administrasi Negara dan membentuk jabatan keamanan serta tenaga kerja.6

b. Dalam bidang pertanian, Umar mengambil langkah-langkah penting, misalnnya menghadiahkan tanah pertanian kepada masyarakat dengan syarat mampu menggarapnya, membuat saluran irigasi, serta mendirikan lembaga yang khusus untuk mendukung programnya tersebut.7

c. Dalam bidang perdagangan, Umar menyempurnakan hokum perdagangan yang mengatur pajak, dan mendirikan pasar-pasar yang bertujuan menggerakkan roda perekonomian rakyat.8

Selain hal tersebut, Umar juga menjadikan baitul mal yang memang sudah ada sejak pemerintahan sebelumnya menjadi regular dan permanen, kemudian dibangun cabang-cabang di ibukota provinsi.

6

Badri Yatim,Sejarah Peradapan Islam,(Jakarta:Raja Grafindo Persada,1994),37-38

7

Tim penulis P3EI UII Yogyakarta,Ekonomi Islam, (Jakarta:Raja Grafindo Persada,2008),102

8

(38)

29

Berbeda dengan Abu Bakar, dalam mendistribusikan harta baitul mal, Umar menerapkan prinsip keutamaan. Selain itu, Umar juga mendirikan dewan, yaitu sebuah kantor yang bertugas memberikan tunjangan bagi angkatan perang, pensiunan, serta tunjangan lain. Disamping itu, Umar juga mendirikan lembaga survey yang dikenal dengan nassab yang bertugas melakukan sensus terhadap penduduk madinah.9 Selain itu, Ummar juga memperkenalkan sistem jaga malam dan patrol serta mendiririkan dan mensubsidi sekolah serta masjid.10

2. Karakteristik Manajemen Islam

Nabi Muhammad SAW mengelola serta mempertahankan kerja sama dengan sahabatnya dalam waktu yang lama. Salah satu kebiasaan Nabi Muhammad SAW adalah memberikan reward atas kreatifitas serta prestasi yang ditunjukkan sahabatnya. Ada 4 pilar etika manajemen yang ada dalam Islam, seperti yang dicontohkan Nabi SAW11

a. Tauhid, yang berarti memandang bahwa segala asset dari transaksi bisnis yang terjadi di dunia adalah milik Allah SWT, manusia hanya mendapatkan amanah untuk mengolalanya.

b. Adil, artinya segala keputusan menyangkut transaksi dan interaksi dengan orang lain didasarkan pada kesepakatan kerja yang dilandasi oleh akad saling setuju dengan sistemprofit and lost sharing.

c. Kehendak bebas, artinya manajemen Islam mempersilahkan manusia untuk menumpahkan kreativitas dalam melakukan transaksi dan

9

Tim penulis P3EI UII Yogyakarta, Op.Cit, 103

10

Adib Marwan Azwar Karim, Op.Cit, 77

11

(39)

30

interaksi kemanusiaannnya sepanjang memenuhi asas hukum yang baik dan benar.

d. Pertanggungjawaban, yaitu semua keputusan seorang pimpinan harus dipertanggungjawabkan oleh yang bersangkutan.

Keempat pilar tersebut akan membentuk konsep etika manajemen yang fairketika melakukan kontrak-kontrak kerja dengan perusahaan lain ataupun antara pimpinan dan bawahan. Ciri manajemen Islami adalah amanah. Jabatan merupakan amanah yang harus dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT.12 Seorang manajer harus memberikan hak-hak orang lain, baik mitra bisnisnya maupun karyawannya. Pimpinan harus memberikan hak untuk beristirahat dan hak untuk berkumpul dengan keluarganya kepada bawahannya. Ini merupakan nilai-nilai yang diajarkan manajemen Islam.

Ciri lain manajemen Islami yang membedakannya dari manajemen ala Barat adalah seorang pimpinan dalam manajemen Islam harus bersikap lemah lembut terhadap bawahan. Contoh kecil, seorang manajer yang menerapkan kelembutan dalam hubungan kerja akan selalu tersenyum ketika berpapasan dengan karyawan dan mengucapkan terima kasih ketika pekerjaannya sudah selesai.

Abu Sin merumuskan 4 persyaratan yang harus ada dalam menejemen Islam, yaitu sebagai berikut:13

12

Q.S Al-Muddassir (74):38 disebutkan, setiap orang bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya

13

(40)

31

a. Landasan nilai-nilai dan akhlak Islami. Manajemen Islam harus berdasarkan universalitas nilai, yaitu kasih sayang, kejujuran, kemanusiaan, keadilan, dan kesederajatan insani.

b. Seluruh aktifitas manajemen merupakan salah satu bentuk penghambaan kepada Allah SWT. Nilai-nilai ibadah harus dibangun dengan landasan ketauhidan.

c. Hubungan atasan dengan bawahan merupakan hubungan persaudaraan umat Islam, hubungan antar manusia yang sederajat, egalitarian, dan berprinsip pada nilai-nilai unversalitas kemanusiaan, kebangsaan, kemerdekaan, dan keseimbangan antara hak dan kewajiban. Kebaikan seorang pemimpin pada anak buahnya tidak akan sia-sia apabila dilandasi oleh niat yang baik. Oleh sebab itu, segala bentuk kebaikan yang diberikan harus berdasarkan niat baik karena Allah. Untuk itu, manajemen dalam Islam memiliki perbedaan yang signifikan dengan manajemen yang selama ini dikembangkan. Perbedaan itu terletak pada keyakinan bahwa segala sesuatu yang dikerjakannya didasarkan pada niat karena Allah. Artinya, ada tanggungjawab teologis bagi individu dalam mengembangkan manajemen sebagai alat atau media seseorang untuk hidup teratur agar mendapat kesuksesan di dunia dan di akhirat.

(41)

32

moral. Apabila ada keinginan untuk mengembangkan secara professional yang sesuai dengan aturan ilmu yang telah disepakati, perlu diperjelas pengertian dari manajemen Islam secara epistimologis. Harus sering dilakukan pengkajian-pengkajian secara mendalam dan terus menerus melakukan penelitian. Dengan demikian, ditemukan dasar-dasar ilmiah dari manajemen Islam tersebut.

C. Al-Qur’an

1. Pengertian Al-qur’an

Menurut Manna Kholil Al-Qaththan, Al-Quran secara etimologis berasal dari kata qara’a, yaqra’u, qirra-atan atau qur-anan yang berarti mengumpulkan (al-jam’u) dan menghimpun (adh-dhommu) huruf serta kata-kata dari suatu bagian ke bagian lain secara teratur. Dikatakan Al-Quran karena ia beriksikan intisari semua kitabullah dan intisari dari ilmu pengetahuan.14

Di kalangan para ulama perbedaan di sekitar pengertian Al-Qur’an,

baik dari segi bahasa maupun istilah.

a. Asy-Syafi’I mengatakan bahwa Al-Qur’an bukan berasal dari akar kata

apapun, dan bukan pula ditulis dengan memakai hamzah. Lafadz tersebut sudah lazim digunakan dalam pengertian kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagaimana kitab Injil dan Taurat dipakai khusus untuk kitab-kitab Allah kepada Nabi Isa dan Musa

14

(42)

33

b. Al-Faraa’ berpendapat bahwa lafadz Al-Qur’an tidak memakai hamzah

dan diambil dari kata qarain jamak dari kata qarinah yang berarti indikator (petunjuk) karena dilihat dari segi makna dan kandungannya, ayat-ayat Al-qur’an itu satu sama lain saling berkaitan

c. Al-Asy’ari dan para pengikutnya mengatakan bahwa lafadz Al-Qur’an

tidak memakai hamzah dan diambil dari kata qarana, yang berarti menggabungkan sesuatu dengan yang lain, karena surah-surah dan ayat-ayat Al-Qur’an satu dan yang lainnya saling bergabung dan

berkaitan, dan dikumpulkan dalam satu mushaf

d. Subhi Ash-Shalih menyamakan kata Al-Qur’an dengan al-qiraah sebagaimana disenutkan dalam Q.S Al-Qiyamah ayat 17-1815

Pengertian keabsahan yang berkaitan dengan Al-Qur’an tersebut

sungguhpun berbeda, masih dapat ditampung oleh karakteristik dan sifat Al-qur’an itu sendiri, yang ayat-ayatnya saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Adapun pengertian Al-Qur’an secara istilah adalah berikutini: a. Manna Al-Qaththan menyatakan bahwa Al-Qur’an adalah firman

Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan bernilai ibadah bagi yang membacanya16

b. Abdul Wahab Khallaf memberikan pengertian Al-Qur’an secara lebih

lengkap. Menurutnya, Al-qur’an melalui malaikat jibril dengan menggunakan lafadz bahasa Arab, isinya dijamin kebenarannya sebagai hujjah kerasulannya, undang-undang bagi seluruh umat

15

Masfuk Zuhdi,Pengantar Ulum Al-Quran, (Surabaya:Bina Ilmu,1987), 2

16

(43)

34

manusia, memberi petunjuk kepada mereka dan menjadi sarana untuk mendekatkan diri dan ibadah kepada Allah dengan membacanya. Ia terhimpun dalam mushaf, dimulai dari surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas, disampaikan kepada kita secara mutawatir dari generasi ke generasi, baik secara lisan maupun tulisan serta terjaga dari perubahan dan pergantian.17

c. Syehk Muhammad Abduh mendefinisikan Al-qur’an sebagai kalam

mulia yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi yang paling mulia (Muhammad SAW), ajarannya mencakup seluruh ilmu pengetahuan. Ia merupakan sumber yang mulia yang esensinya tidak dimengerti, keculai bagi orang yang berjiwa dan berakal cerdas.18

2. Isi dan pesan-pesan Al-qur’an

Keseluruhan isi Al-Qur’an itu pada dasarnya mengandung pesan -pesan berikut:19

a. Prinsip-prinsip keimanan kepada Allah, malaikat, rasul, hari akhir, qadhadanqadhar, dan sebagainya

b. Prinsip-prinsip syari’at tentang ibadah khas (shalat, zakat, puasa, haji)

dan ibadah yang umum (perekonomian, pernikahan, hukum dan sebagainya.

c. Masalah janji dan ancaman, yaitu janji dengan balasan bagi mereka yang berbuat baik dan ancaman atau siksa bagi mereka yang berbuat

17

Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Al-Fiqh, cet. IX, (Jakarta: Al-Majlis Al-A’la Al-Indonesia Lil Al-Dakwah Al-Islamiyah, 1972), 23

18

Muhaimin, dkk,Dimensi-simensi Studi Islam, (Surabaya:Abditama,1994), 88

19

(44)

35

jahat, janji akan memperoleh kebahagiaan dunia akhirat dan ancaman akan mendapatkan kesengsaran dunia akhirat, janji dan ancama di akhirat berupa surge dan neraka.

d. Jalan menuju kebahagiaan dunia akhirat, berupa ketentuan dan aturan-aturan yang harus dipenuhi untuk mencapai keridaan Allah

e. Riwayat dan cerita, yaitu sejarah orang-orang terdahulu, baik bangsa, tokoh maupun nabi dan rasul Allah.

f. Ilmu pengetahuan mengenai ilmu ketuhanan dan agama, hal-hal yang menyangkut manusia, masyarakat, dan yang berhubungan dengan alam.20

Selanjutnya Abdul wahab Khallaf merinci pokok-pokok kandungan (pesan-pesan) Al-Qur’an ke dalam 3 bagian, yaitu:

a. Masalah kepercayaan (i’tiqadiyah), yang berhubungan dengan rukun iman (iman kepada Allah, malaikat, kitabullah, rasul-rasul, hari kebangkitan dan takdir).

b. Masalah etika (khuluqiyah), berkaitan dengan hal-hal yang dijadikan perhiasan bagi seseorang untuk berbuat keutamaan dan meninggalkan kehinaan

c. Masalah perbuatan dan ucapan (amaliyah), yang terbagi ke dalam 2 macam, yatu:

20

(45)

36

1) Masalah ibadah yang berkaitan dengan hukum islam, nadzar, sumpah, dan ibadah-ibadah lain yang mengatur hubungan antara manusia dan Allah SWT.

2) Masalah muamalah, seperti akad, pembelajaran, hukuman, jinayat, dan sebagainya yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lain, baik perseorangan maupun kelompok.

3. Al-Quran dan ilmu pengetahuan

Eksistensi pandangan Al-Quran mengacu pada dunia ini yang porsinya sama dengan kehidupan akhwat kelak yang memang tidak mungkin akan dapat diingkari keberadaannya. Sementara itu banyak manusia yang meragukan adanya aspek edukatif dalam Al-Quran. Mereka mungkin meragukan kaitan antara Al-Quran dan pendidikan, dengan dasar bahwa siapapun akan gagal memperoleh sebagian besar terma-terma kependidikan yang lazim untuk didapatkan. Dalam menanggulangi kritisme ini, maka banyak istilah-istilah yang diciptakan. Bentuk-bentuk

kata jadian dari “Ilm” (pengetahuan atau ilmu pengetahuan) yang

demikian banyak menyatakan, bahwa Al-Quran tidak mengabaikan terma-terma atau konsep-konsep yang menunjuk pada pendidikan. Sebagaimana fakta menyatakan, bahwa nama-nama yang telah dikenal yang diberikan pada pesan wahyu yang disebut dengan Al-Quran dan kitab. Al-Quran

(46)

37

Maka kedua kata Al-Quran dan kitab dikaitkan dengan konsep pendidikan yakni membaca dan menulis dengan pengertian seluas-luasnya.21

Sebagaimana yang kita saksikan, bahwa ternyata Al-Quran menyadarkan akan tugas dan tanggung jawab kita yang menonjol dalam proses persepsi. Namun demikian, persepsi ini bukan hanya berarti pencarian ilmu pengetahuan belaka. Secara nyata, Al-Quran merupakan sebuah buku (kitab) yang secara tidak langsung diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW menunjukkan ferifikasi-ferifikasi ilmiah yang telah menggugurkan pengujian sederhana terhadap isi kandungan Al-Quran. Q.S.Al-Baqarah (2): 3 menyatakan bahwa beriman kepada yang gaib merupakan bagian dari Iman yang mendahului petunjuk tingkah laku yang dapat diamati secara nyata.

Teori pendidikan Islam terutama sekali harus berasal dari Quran, apabila teori ini mempunyai ketepatan-ketepatannya sendiri. Al-Quran tidak dimaksudkan untuk dibawa kepada waktu terbatas yang dewasa ini dianggap sebagai pendidikan agama. Pendidikan agama ini memang secara nyata membentuk dasar dari keseluruhan sistem pendidikan, sebaliknya bukannya berarti mengesampingkan subjek-subjek lainnya. Al-Quran menetapkan apa saja yang ada di alam ini sama halnya dengan manusia itu sendiri dianggap sebagai ayat-ayat Allah yang harus dipelajari maknanya. Jika kita katakana bahwa dasar-dasar teori Islam berasal dari Al-Quran, maka implikasinya tidak dapat berubah-ubah.

21

(47)

38

Sekalipun demikian, penelitian-penelitian para ahli dalam bidang ilmu pengetahuan yang berbeda-beda, masing-masing mengikhtiarkan teori yang boleh jadi berubah-ubah bagi pemikiran sederhana, karena itu ternyata hasilnya adalah manusia sendiri yang membuatnya. Apabila hal ini diperhatikan, maka teori pendidikan Islam dapat dikatakan bisa berubah-ubah secara kondisional dan situasional.

Tidak diragukan lagi, kalau para pendidik harus kembali kepada Al-Quran untuk membentuk asas-asas pendidikan yang akan berbeda-beda diantara para pendidik tersebut. Al-Quran yang dikatakan sebagai kalam Allah yang dialamatkan kepada manusia yang dianugerahi akal yang mampu mengambil makna-maknanya. Berkenaan dengan pola umum teori pendidikan Islam, telah diberikan tekanan disini bahwa sebuah teori itu harus dapat menggabung-gabungkan unsur-unsur dari bidang-bidang ilmu pengetahuan lain dan mempergunakannya secara tepat dan terpadu. Tekanan-tekanan Al-Quran mengenai ajaran persaudaraan, sebagai contoh dapat memadukan para ahli sosiologi yang berguna bagi tercapainya suatu tujuan pendidikan yang diharapkan. Al-Quran telah menyodorkan tujuan-tujuan pendidikan yang luas dan umum. Klasifikasi-klasifikasi tujuan-tujuan yang dimaksudkan akan menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai, dan masing-masing tingkat dan isi kandungan pendidikan yang lebih tepat tidak bisa mengambil peranan tanpa adanya manfaat atas hasil-hasil penelitian di bidang psikologi ataupun pengetahuan lainnya.22

22

(48)

39

Disamping itu dalam Al-Quran terdapat isyarat-isyarat ilmiah yang diungkapkan dalam konteks hidayah. Berikut contoh beberapa isyarat ilmiah yang ada di dalam Al-Quran:

a. Perkawinan antara tumbuh-tumbuhan itu ada yang dzati dan ada yang khalthi. Yang pertama dzati ialah tumbuh-tumbuhan yang bunganya telah mengandung organ jantan dan betina, yang kedua khalthi ialah tumbuh-tumbuhan yang organ jantannya terpisah dari organ betina, seperti pohon kurma sehingga perkawinannya dilakukan melalui perpindahan dan diantara cara perpindahannya adalah angin. Penjelasan tentang hal itu terdapat dalam Q.S Al-Hijr: 22.23

b. Oksigen sangat penting bagi pernafasan manusia, dan ia berkurang pada lapisan-lapisan udara yang tinggi. Semakin tinggi manusia berada dilapisan udara, ia akan merasakan sesak dada dan sulit bernafas, sebagimana firmanNya dalam Q.S Al-An’am: 125.

c. Cahaya matahari bersumber dari dirinya sendiri, sedangkan cahaya bulan adalah pantulan (dari cahaya matahari) sebagaimana firmanNya dalam Q.S. Yunus: 55

d. Teori Bigbang dan teori ilmiah lainnya menyataakan bahwa alam semesta (langit dan bumi) itu dulunya satu. Kemudian akhirnya pecah menjadi seperti sekarang ini. Dahulu Al-Quran itu sudah menyatakan hal tersebut disaat manusia pada waktu itu meyakini bahwa bumi ini rata. Telah dibuktikan pula bahwa setiap yang bernyawa, termasuk

23

(49)

40

tumbuhan bersel satu pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa adanya air mustahil ada kehidupan, sebagaimana firmanNya dalam Q.S. Al-Anbiya’: 30.24

24

(50)

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Menurut peneliti, penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dan jenis penelitian yang digunakan adalah kepustakaan (library research), yaitu mengumpulkan data atau karya tulis ilmiah yang berkaitan

dengan obyek penelitian atau pengumulan data yang bersifat kepustakaan. Atau telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya tertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan

Menurut M. Nazir studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan1. Selanjutnya M Nazir menambahkan bahwa studi kepustakaan merupakan langkah yang penting, dimana setelah seorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori topic penelitian. Dalam pencaran teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian dan sumber-sumber lainnya yang sesuai. Bila telah memperoleh kepustakaan yang relevan, maka segera disusun secara

1

(51)

42

teratur untuk dipergunakan dalam penelitian. Oleh karena itu studi kepustakaan meliputi proses umum sperti mengidentifikasi teori secara sistematis, penemuan pustaka dan analisis dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan topik penelitian.

B. Ciri Utama Penelitian Kepustakaan

Setidaknya ada empat cirri utama penelitian kepustakaan yang perlu diperhatikan oleh peneliti, dan empat cirri itu akan mempengaruhi sifat dan cara kerja penelitiannya2, yaitu:

1. Peneliti berhadapan langsung dengan teks atau data angka dan bukan pengetahuan langsung dari lapangan atau saksi mata berupa kejadian, orang atau lainnya. Teks memiliki sifat-sifatnya sendiri dan memerlukan pendekatan tersendiri pula. Kritik teks merupakan metoe yang biasa dikembangkan dalam studi fisiologi, dll. Jadi perpustakaan adalah laborat peneliti kepustakaan dan karena itu, teknik membaca teks menjadi bagian fundamental dakam penelitian kepustakaan.

2. Data pustaka bersifat siap pakai (ready mode), artinya peneliti tidak kemana-mana kecuali hanya berhadapan langsung dengan bahan sumber yang sudah tersedia di perpustakaan. Ibarat orang belajar naik sepeda, orang tidak perlu membaca buku artikel atau buku tentang bagaimana teori naik sepeda, begitu pula halnya dengan riset pustaka. Satu-satunya cara untuk belajar menggunkan perpustkaan dengan tepat ialah langsung menggunakannya. Meskipun demikian, peneliti yang ingin memenfaatkan

2

(52)

43

jasa perpustkaan, tentu masih perlu mengenal seluk-beluk studi perpustkaan untuk kepentingan penelitian atau pembuatan makalah.

3. Data perpustakaan umumnya sumber sekunder, artinya bahwa peneliti memperoleh bahan dari tangan kedua dan bukan data orisinil dari tangan pertama di lapangan.

4. Bahwa kondisi data pustaka tidak dibatasi ruang dan waktu. Peneliti berhadapan dengan info statis atau tetap, arinya kapanpun ia datang dan pergi data tersebut tidak akan berubah karena ia sudah merupakan data mati yang tersimpan dalam rekaman tertulis (teks, angka, gambar, rekan tape atau film).

C. Langkah–langkah dalam Studi Kepustakaan

Ada delapan langkah yang harus ditempuh oleh seorang peneliti dalam melakukan penelitian studi pustaka, yaitu:3

1. Mendaftar semua variable yang perlu diteliti. 2. Mencari setiap variable padasubjek encyclopedia.

3. Memilih deskripsi bahan-bahan yang diperlukan dari sumber-sumber yang tersedia.

4. Memeriksa indeks yang memuat variable-variable dan topik masalah yang diteliti.

5. Selanjutnya yang menjadi lebih khusu adalah mencari artikel-artikel, buku-buku, dan biografi yang sangat membantu untuk mendapatkan bahan-bahan yang relevan dengan masalah yang diteliti.

3

(53)

44

6. Setelah informasi yang relevan ditemukan, peneliti kemudian mereview dan menyusun bahan pustaka sesuai dengan urusan kepentingan dan relevansinya dengan masalah yang diteliti.

7. Bahan-bahan informasi yang diperoleh kemudian dibaca, dicatat, diatur, dan ditulis kembali. Untuk keperluan ini biasanya peneliti dapat menggunakan dua macam kartu, yaitu kartu bibliografi dan kartu catatan. Agar dapat dibedakan, kedua kartu tersebut dapat berbeda namanya. Kartu bibliografi dibuat untuk mencatat keterangan dengan judul buku, majalah, surat kabar, dan jurnal. Catatan pada kartu bibliografi berisikan nama pengarang, judul buku, penerbit, dan tahun penerbitannya. Sedangkan pada kartu catatan, peneliti dapat menulis kutipan (quotation) dari tulisan tertentu, saduran, ringkasan, tanggapan atau komentar peneliti terhadap apa yang telah dibaca.

8. Dalam langkah terakhir, yaitu proses penulisan penelitian dari bahan-bahan yang telah terkumpul dijadikan satu dalam sebuah konsep penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

(54)

45

dimaksud4. Data yang ada dalam kepustakaan tersebut dikumpulkan dan diolah dengan cara:

1. Editing, yaitu pemeriksaan kembali data yang diperoleh terutama dari segi kelengkapan, kejelasan makna dan keselarasan makna antara yang satu dengan yang lain

2. Organizing, yaitu mengorganisir data yang diperoleh dengan kerangka yang sudah diperlukan

3. Penemuan hasil penelitian, yaitu melakukan analisis lanjutan terhadap hasil pengorganisasian data dengan menggunakan kaidah-kaidah, teori dan metode yang telah ditentukan sehingga diperoleh kesimpulan tertentu yang merupakan hasil jawaban dari rumusan masalah.

E. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian pustaka ini adalah analisis isi (content analysis) yaitu penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi

suatu informasi tertulis atau tercetak. Atau analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat infrensi-infrensi yang dapat ditiru dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya5. Adapun tahapan analisis isi yang ditempuh pleh peneliti adalah dengan langkah-langkah

1. Menentukan permasalahan 2. Menyusun kerangka pemikiran

4

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), 24

5Krippendrof Klaus, “

(55)

46

3. Menyusun perangkat metodologi yang terdiri dari rangkaian metode-metode yang mencakup:

a. Menentukan metode pengukuran atau prosedur operasionalisasi konsep b. Menentukanuniverse atau populasi yang akan diteliti serta bagaimana

pengambilan sampelnya

c. Menentukan metode pengumpulan data dengan membuat cooding sheet

d. Menentukan metode analisis 4. Analisis data

5. Interpretasi data6

F. Tujuan Studi Kepustakaan

Peneliti akan melakukan studi kepustakaan, baik sebelum maupun selama dia melakukan penelitian. Studi kepustakaan memuat uraian sistematis tentang kajian literatur dan hasil penelitian sebelumnya yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan dan diusahakan menunjukkan kondisi mutakhir dari bidang ilmu tersebut. Studi kepustakaan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian bertujuan untuk:7

1. Menemukan suatu masalah untuk diteliti.

2. Mencari informasi yang relevan dengan masalah yang diteliti.

3. Mengkaji beberapa teori dasar yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.

6

Bungin Burhan, Metodologi penelitian kualitatif, Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), 139-142

7

(56)

47

4. Untuk membuat uraian teoritik dan empirik yang berkaitan dengan faktor, indikator, variable dan parameter penelitian yang tercermin di dalam masalah-masalah yang ingin dipecahkan.

5. Memperdalam pengetahuan peneliti tentang masalah dan bidang yang akan diteliti.

6. Mengkaji hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Artinya hasil penelitian terdahulu mengenai hal yang akan diteliti dan atau mengenai hal lain yang berkaitan dengan hal yang akan diteliti.

(57)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pemaparan Data

1. FungsiPlanningdalam Al-Quran a. QS. Ali Imran : 54

Artinya : Dan mereka merencanakan (tipu daya),Allah juga

merencanakan (membalas tipu daya) dan Allah adalah

sebaik-baik perencana.

Dalam Tafsif Al-wasith dinyatakan bahwa kaum kafir bani israil membuat tipu muslihat, yakni membuat perencanaan tersembunyi untuk membunuh nabi Isa. Namun, Allah membatalkan perencanaan mereka dan membuat perencanaan lain yang kokoh dengan menjadikan salah seorang hawariyyun mirip dengan nabi Isa, dan diangkatlah nabi Isa ke langit hidp-hidup dengan ruh dan jasadnya. Allah adalah sebaik-baik pembuat rencana serta paling tepat dan paling kuat dalam melaksanakannya.1

b. QS. Ar-Ra d : 2

Artinya : Allahlah yang meninggikan langit tanpa tiang

(sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian dia bersemayam di atas Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Maing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan.Allah mengatur urusan (makhlukNya), menjelaskan tanda-tanda

1

(58)

49

(kebesaranNya), supaya kamu meyakini pertemuanmu dengan Tuhanmu.

Dalam menafsirkan ayat ini Sayyid Quthb menyatakan bahwa beredarnya matahari dan bulan sehingga batas-batas yang digambarkan, sesuai dengan aturan yang ditetapkan baik dalam peredaran dalam garis edarnya dalam putaran tahunannya (revolusi) atau perputaran hariannya (rotasi) atau perjalanannya pada porosnya yang tak akan melampaui batas dan tak akan menyimpang. Atau perjalanannya pada waktu tertentu yang telah ditetapkan sebelum alam yang dipandang ini mengalami perubahan wujudnya.

Semua urusan diatur dengan pengaturan seperti pengaturan dalam menundukkan matahari dan bulan yang masing-maing beredar pada waktu yang ditentukan.Allah yang memegang planet-planet besar dan benda-benda angkasa yang beredar di ruang angkasa yang diedarkanNya hingga sewaktu-waktu yang tak boleh dilampaui.Tak diragukan lagi betapa agungnya pengaturan itu, betapa luhurnya penetapan itu.

Itulah diantara kesempurnaan ketentuan yang dikandung oleh hikmah penciptaan pertama yang penuh dengan kebijaksanaan dan keteraturan.Setelah itu turunlah garis pelukisan yang besar itu dari langit ke bumi, lantas dilukisNya papannya yang lebar dengan lukisan-lukisan.2

2

(59)

50

Allah swt memberitakan tentang keesaanNya dalam mencipta dan mengatur dan keesaanNya dalam kebesaran dan kekuasaanNya, dimana hal itu menunjukkan bahwa hanya Dia yang berhak disembah satu-satunya. Allah swt yang mengatur semua urusan di alam atas maupun dibawah, Dia mencipta dan memberi rizki, mengkayakan seseorang dan menjadikannya miskin, meninggikan sebagian orang dan merendahkan yang lain, memuliakan dan menghinakan, memaafkan ketergelinciran hamba, menghilangkan derita yang menimpa hamba, menjalankan takdirnya pada waktu-waktu yang telah diketahui dan mengutus para malaikat untuk mengurus apa yang ditugaskan pada mereka untuk mengurusnya. Dia pula yang menurunkan kitab kepada RasulNya, menerangkan apa yang dibutuhkan hamba berupa syariat, perintah dan larangan serta menerangkannya secara rinci.

(60)

51

disembah sehingga merekapun menyesal dan agar orang-orang kafir mengetahui bahwa mereka berdusta.3

2. FungsiOrganizingdalam Al-Quran a. Q.S Al-Baqarah : 286

Artinya : Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari kejahatan yang dia perbuat. (Mereka berdoa) Ya Tuhan kami, janganlah engkau hokum kami jika kami lupa atau melakukan kesalahan.Ya Tuhan kami janganlah engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami.Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.

As-Saddi berkata, tatkala turun ayat ini dan para sahabat mengucapkannya, yakni berdoa dengannya, Jibril berkata kepada Nabi

saw, Allah telah melakukan hal tersebut kepada mereka wahai

Muhammad . Ini menunjukkan 7 buah permohonan tersebut

dikabulkandengan segala puji hanya milik Allah.

Doa pertama dan kedua: wahai tuhan kami janganlah menghukum kami atas sifat lupa yang menguasai (kami) dan kesalahan yang tidak disengaja, yang karenanya kami meninggalkan apa yang

3

(61)

52

semestinya dilakukan atau mengerjakan apa yang seharusnya ditinggalkan.

Doa ketiga: wahai Tuhan kami janganlah engkau bebani kami dengan beban berat yang sangat berat kami memikulnya. Kami menghadapi kesulitan dan kepayahan hebat dalam melaksanakannya. Adalah umat-umat terdahulu disebabkan pembangkangan dan kesombongan mereka, mereka mendapatkan beban kewajiban yang berat.Untuk tobat dari dosa misalnya, mereka harus membunuh diri sendiri, untukmenghilangkan najis harus memotong bagian pakaian yang terkena najis, dan sebagainya mencakup perkara-perkara berat dan perbuatan-perbuatan sulit.

Doa keempat: wahai Tuhan kami, janganlah engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya, berupa hukuman dan fitnah. Janganlah engkau bersikap keras sebagaimana engkau bersikap keras kepada orang-orang sebelum kami.Janganlah engkau bebankan amal perbuatan yang tidak sanggup kami mengenbannya.

(62)

53

sempurna dan menyeluruh darimu untuk kami, yakni bimbinglah kami sehigga tidak terjatuh kedalam dosa yang lain. Wahai Tuhan kami Engkaulah yang mengurusi segala urusan kami, Engkaulah penolong kami, kepda engkau kami berserah diri.Tidak ada daya dan tidak ada upaya kecuali dengan pertolonganMu.Dn tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir wahai Tuhan semesta alam.4

Sayyid Quthb dalam menafsirkan ayat ini menyatakan bahwa demikianlah seorang muslim menggambarkan rahmat tuhannya dan keadilannya dalam tugas-tugas yang diwajibkanNya atasnya dalam mengemban kekhalifahannya di muka bumi, dalam mengujinya di tengah-tengah pengembanan khilafah itu, di dalam memberikan balasan atas amalnya setelah tugasnya selesai. Ia merasa tenang dan tentram terhadap rahmat Allah dan keadilannya dalam semua ini. Karenya, ia tidak merasa bosan dengan tuga-tugasnya, tidak sempit dadanya untuk mengembannya, dan tidak merasa keberatan dalam melaksanakannya. Ia percaya bahwa Allah yang telah menugaskan kewajiban atasnya itu lebih mengetahui hakikat kemampuannya. Seandainya tugas-tugas itu diluar kemampuannya niscaya Dia tidak akan memfardukannya atas dirinya. Dengan gambaran seperti ini disamping dapat menghibur dan menenangkan hati akan dapat menghimpun semangat orang yang beriman itu untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Ia juga merasa bahwa tugas-tugas itu berada dalam

4

(63)

54

batas kemampuannya. Dan, kalau tidak berada dalam batas kemampuannya, niscaya Allah tidak akan mewajibkannya atas dirinya. Apabila sekali tempo ia merasa lemah, lelah, atau merasakan bebannya berat maka ia menyadari bahwa itu adalah kelemahan dirinya, dan timbulah semangatnya yang baru untuk menunaikan tugas-tugasnya itu, selama tugas itu masih dalam batas kemampuannya.5

b. An-Nisa : 58

Artinya: Sungguh Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum diantara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh Allah sebaik-baik yang memberikan pengajaran kepadamu.Sungguh Allah maha mendengar lagi maha melihat.

Prof.Dr.Wahbah Az-Zuhaili dalam menafsirkan ayat ini menyatakan bahwa ayat ini tentang menunaikan amanat turut berkenaan dengan Ustman bin Thalhah bin Abdudar yang bertugas

mengurus ka bah. Ketika Rasulullah SAW memasuki Makkah saat

Makkah ditakhlukkan Ustman menutupi pintu ka bah dan naik ke atap

enggan menyerahkan pintu ka bah kepada beliau, ia berkata andai aku

tau kau utusan Allah SWT pasti aku tidak akan menghalangimu. Lalu Ali bin Abi Tholib merebutnya dan membuka ka bah Rasulullah SAW

masuk dan shalat dua rakaat id dalam ka bah. Saat keluar, Abas

memintanya agar pintu ka bah diberikan kepadanya dan

5

(64)

55

mengumpulkan para pengurus ka bah, kemudian turun ayat Sungguh

Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak

menerimanya .Lalu Nabi SAW memerintahkan Ali agar

mengembalikan kunci ka bah kepada Ustman dan meminta maaf

kepadanya.

Mengembalikan amanat tidak terbatas pada kondisi ini saja, sebab perintah untuk itu berlaku secara umum untuk setiap muslim yang memegang amanat, baik yang bersifat umum untuk umat atau bersifat khusus untuk pribadi tertentu. Amanat dan menjaga amanat diharuskan dalam segala hal, baik dalam diri, harta milik orang

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang diperoleh dari makalah ini yaitu perawatan sistem kelistrikan gedung RSG- GAS menggunakan metoda Non Destructive Testing (NDT) dapat dimanfaatkan untuk

Diagram Persentase Kejadian Interaksi Obat Pada Pasien di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015 Pada Tabel XI, kejadian interaksi

Pada kontur fraksi massa air di sekitar tube heater pada fluidized bed coal dryer dengan temperatur inlet 339 K terjadi pengurangan kandungan air dalam udara

Adapun hasil analisis mengenai penerapan Sistem Pengendalian Internal dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi yang diterapkan perusahaan dapat tercapai jika

Imbalan pascakerja yang di berikan oleh hotel sahid kawanua dalam pencatatan akuntansinya di nilai telah sesuai dengan persyaratan yang di syaratkan oleh PSAK 24,

Bahwa PEMOHON berkeberatan dengan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 411/Kpts/KPU/Tahun 2014 tanggal 9 Mei 2014 tentang Penetapan Hasil Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD

Kesengajaan dalam membentuk sebuah pesan menggunakan bahasa simbol atau non verbal ini juga bukanlah tanpa maksud, penggunaan bentuk non verbal dalam karikatur lebih diarahkan

Manfaat hasil penelitian ini adalah berupa kajian hasil penelitian yang diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi yang signifikan kepada masyarakat