• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kombinasi Kurikulum KTSP dan KK 13 - SALAM PENDIDIKAN INDONESIA KK Isi Kurikulum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kombinasi Kurikulum KTSP dan KK 13 - SALAM PENDIDIKAN INDONESIA KK Isi Kurikulum"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu dimaksud meliputi tujuan pendidikan nasional, serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa pembentukan Pemerintah Negara Indonesia antara lain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan upaya tersebut, pasal 31 ayat (3) UUD 1845 memerintahkan Pemerintah agar mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

Perwujudan dari amanat Undang-Undang Dasar 1945 tersebut adalah dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan produk undang-undang pendidikan pertama pada awal abad ke-21. Undang-undang ini menjadi dasar hukum untuk membangun pendidikan nasional dengan menerapkan prinsip demokrasi, desentralisasi, dan otonomi pendidikan yang menjunjung tinggi hak asasi manusia.

(2)

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, pendidikan nasional harus berfungsi secara optimal sebagai wahana utama dalam pembangunan bangsa yang berkarakter.

Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang jaman.

Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi : (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Oleh sebab itu penyusunan kurikulum oleh satuan pendidikan dapat memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah, dengan demikian, daerah dan atau sekolah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan hal-hal yang akan diajarkan, pengelolaan pengalaman belajar, cara mengajar, seta menilai keberhasilan belajar mengajar.

B. Landasan Penyusunan Kurikulum

Landasan yang digunakan dalam penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun Pelajaran 2017/2018 terdiri dari atas penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) Tahun 2006, dan Kurikulum 2013.

1. Landasan Yuridis

Secara konseptual, kurikulum adalah suatu respon pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda bangsanya. Secara pedagogis, kurikulum adalah rancangan pendidikan yang memberi kesempatan untuk peserta didik

(3)

mengembangkan potensi dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat dan bangsanya. Secara yuridis, kurikulum adalah suatu kebijakan publik yang didasarkan kepada dasar filosofis bangsa dan keputusan yuridis di bidang pendidikan. Adapun landasan yuridis atau dasar hukum penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun 2006 dan Kurikulum 2013 adalah:

a. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

b. Undang-undang nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional c. Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 2013, tentang standar nasional pendidikan d. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 54 tahun 2013 tentang Standar

Kompetensi Lulusan

e. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses.

f. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

g. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 67 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum.

h. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 77 tahun 2013 tentang buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru untuk Pendidikan Dasar dan Menengah. Sedangkan yang melandasi penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 masih membutuhkan landasan hukum :

a. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, tentang Standar Isi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, tentang Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

c. Panduan dari Badan Standar Nasional Pendidikan. 2. Landasan Filosofis

(4)

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggungjawab”.

Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka pengembangan kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa yang akan datang.

Proses pendidikan berakar pada budaya bangsa adalah suatu proses pengembangan potensi peserta didik, sehingga mereka mampu menjadi pewaris dan pengembang budaya bangsa. Melalui pendidikan, berbagai nilai dan keunggulan budaya di masa lampau diperkenalkan, dikaji dan dikembangkan menjadi budaya dirinya, masyarakat dan bangsa yang sesuai dengan zaman dimana peserta didik tersebut hidup dan mengembangkan diri. Kemampuan menjadi pewaris, pengembang budaya tersebut akan dimiliki peserta didik apabila pengetahuan, kemampuan intelektual, sikap dan kebiasaan, keterampilan sosial memberikan dasar untuk aktif mengembangkan diri sebagai individu, anggota masyarakat, warganegara, dan sebagai umat manusia.

3. Landasan Teoritis

Kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan berdasarkan standar dan teori pendidikan berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal hasil belajar yang berlaku untuk setiap kurikulum, sedangkan pendidikan berbasis kompetensi adalah pendidikan yang diarahkan pada pencapaian kemampuan yang telah dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

4. Landasan Empiris

Sebagai bangsa yang besar dari segi geografis, suku bangsa, potensi ekonomi, dan beragamnya kemajuan pembangunan dari satu daerah ke daerah lain, sekecil apapun ancaman disintegrasi bangsa masih tetap ada. Kurikulum harus mampu membentuk manusia Indonesia yang mampu menyeimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat untuk memajukan jatidiri sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan kebutuhan untuk berintegrasi sebagai satu entitas bangsa Indonesia.

(5)

di ruang belajarnya dengan kegiatan yang kurang menantang peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum perlu direorientasi dan direorganisasi terhadap beban belajar dan kegiatan pembelajaran yang dapat menjawab kebutuhan ini.

C. Karakteristik dan Tujuan Kurikulum

Kurikulum 2013 mulai diimplementasikan di SD Negeri 1 Asemrudung pada Tahun Pelajaran 207/2018 khususnya untuk Kelas I, dan IV. Konsekuensi dari implementasi tersebut, kegiatan sekolah harus disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum 2013 tersebut. Salah satu kegiatan dalam pengelolaan sekolah adalah meninjau kembali kesesuaian visi, misi, dan tujuan sekolah. Adapun pengembangan kurikulum dirancang dengan karakteristik sebagai berikut :

a. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik; b. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar

terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;

c. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkan dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;

d. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

e. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar Muatan Pelajaran serta Mata Pelajaran;

f. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti; g. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling

memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal)

(6)

Tujuan Kurikulum 2013 ini telah melengkapi tujuan pengembangan yang telah ditetapkan dalam pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang masih diterapkan di Kelas II, III, V dan VI, yaitu :

a. belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, b. belajar untuk memahami dan menghayati,

c. belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, d. belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan

e. belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

D. Prinsip Pengembangan Kurikulum

Pelaksanaan Kurikulum 2013 dikembangkan dengan prinsip pengembangan sebagai berikut : 1. Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan daftar mata

pelajaran.

Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan untuk konten pendidikan yang harus dimiliki seluruh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikannya di satu s atuan atau jenjang pendidikan tertentu. Kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu satuan atau jenjang pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam rencana. Hasil belajar adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di masyarakat.

2. Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan.

Sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun, maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun. Selain itu sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum didasarkan pula atas Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan menengah serta Standar Kompetensi satuan pendidikan.

(7)

3. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai muatan pelajaran dan mata pelajaran.

Kompetensi yang termasuk pengetahuan dikemas secara khusus dalam satu mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan ketrampilan dikemas dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata pelajaran serta diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip penguatan (organisasi horizontal) dan keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga memenuhi prinsip akumulasi dalam pembelajaran. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaedah kurikulum berbasis kompetensi.

5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.

Atas dasar prinsip perbedaan kemampuan individual peserta didik, kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memiliki tingkat penguasaan di atas standar yang telah ditentukan (dalam sikap, keterampilan dan pengetahuan). Oleh karena itu beragam program dan pengalaman belajar disediakan sesuai dengan minat dan kemampuan awal peserta didik.

6. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.

7. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni.

(8)

membangun rasa ingin tahu dan kemampuan bagi peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat hasil-hasil ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

8. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.

Pendidikan tidak boleh memisahkan peserta didik dari lingkungannya, dan pengembangan kurikulum didasarkan kepada prinsip relevansi pendidikan dengan kebutuhan dan lingkungan hidup. Artinya, kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari permasalahan di lingkungan masyarakatnya sebagai konten kurikulum dan kesempatan untuk mengaplikasikan yang dipelajari di kelas dalam kehidupan di masyarakat.

9. Kurikulum diarahkan proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

Pemberdayaan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat dirumuskan dalam sikap, keterampilan, dan pengetahuan dasar yang dapat digunakan untuk mengembangkan budaya belajar.

10. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Kepentingan nasional dikembangkan melalui penentuan struktur kurikulum, Standar Kemampuan dan Kemampuan Dasar serta silabus. Kepentingan daerah dikembangkan untuk membangun manusia yang tidak tercabut dari akar budayanya dan mampu berkontribusi langsung kepada masyarakat di sekitarnya. Kedua kepentingan ini saling mengisi dan memberdayakan keragaman dan kebersatuan yang dinyatakan dalam Bhinneka Tunggal Ika untuk membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia.

11. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi.

Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan proses perbaikan terhadap kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau sekelompok peserta didik.

Sedangkan dalam kurikulum yang dilaksanakan di Kelas II, III, V, dan VI, kurikulumnya dikembangkan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :

(9)

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya,

2. Beragam dan terpadu,

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, 4. Relevan dengan kebutuhan pendidikan,

5. Menyeluruh, dan berkesinambungan, 6. Belajar sepanjang hayat, dan

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

E. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum

1. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan, dan kondisi peserta didik untuk menguasai potensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.

2. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu : a. Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Belajar untuk menghayati, dan memahami

c. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif d. Belajar untuk hidup bersama, dan berguna bagi oranglain.

e. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

3. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapatkan pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi Ketuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.

4. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani, yang artinya di depan memberikan contoh dan teladan, di tengan membangun semangat dan prakarsa, di belakang memberikan daya dan kekuatan.

(10)

artinya semua yang terjadi, tergelar, dan berkembang di masyarakat dan lingkungan dijadikan sumber belajar.

6. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial, dan budaya, serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikandengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.

7. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri, diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok, dan memadai antar kelas, dan jenis serta jenjang pendidikan.

F. Pengertian Istilah 1. Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum opeasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Sistematika Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di sini terdiri atas : pendahuluan, struktur dan muatan kurikulum, kalender pendidikan, serta lampiran-lampiran yang meliputi : silabus, dan rencana program pengajaan.

3. Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaan pada suatu atau kelompok mata pelajaran/ tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus dimaksud merupakan penjabaran dari standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran serta indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP) merupakan program pembelajaran yang dilaksanakan seorang pendidik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam kurun waktu yang telah ditetapkan. RPP sekurang-kurangnya memuat tujuan

(11)

pembelajaan, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

5. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

(12)

BAB II

TUJUAN, VISI, MISI, DAN ANALISIS SEKOLAH A. Tujuan Pendidikan

1. Tujuan Pendidikan Nasional

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, dalam Bab II pasal 3 menyebutkan bahwa, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan beraqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis, serta bertanggungjawab.

2. Tujuan Pendidikan Dasar

Tujuan Pendidikan Dasar adalah meningkatkan/meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

B. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah 1. Visi Sekolah

“Unggul dalam prestasi, Terampil dalam berkreasi, Luhur dalam Budi Pekerti” 2. Misi Sekolah

a. Menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang aktif, kreatif efektif, inovatif dan menyenangkan;

b. Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan terhadap agama yang dianutnya untuk membentuk pribadi yang baik;

c. Menciptakan suasana yang kondusif untuk mengefektifkan kegiatan belajar mengajar di sekolah;

d. Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali potensi dirinya, sehingga dapat berkembang secara optimal.

e. Mengembangkan pribadi yang luhur dan berakhlak mulia; f. Mengembangkan pribadi yang cinta tanah air dan bangsa.

C. Tujuan Sekolah

1. Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa antara lain dengan CTL, PAKEM, Life Skill serta layanan bimbingan dan konseling.

(13)

2. Mengoptimalkan peranan pendidikan agama dengan lebih menekankan pada kegiatan praktik , bakti sosial serta melatih diri dalam mencintai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

3. Mengoptimalkan hasil belajar dengan pendekatan kemanusiaan yang mengedepankan pembelajaran ramah anak dan ramah lingkungan.

4. Mempersiapkan siswa agar memiliki dasar-dasar pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang memadahi untuk mencapai prestasi belajar secara optimal, baik bidang akademik maupun non akademik.

5. Membiasakan siswa berperilaku santun, jujur, disiplin, dan berakhlak mulia dengan mengedepankan karakter bangsa yang terkenal murah senyum, salam , sapa, dan sopan baik di rumah, sekolah maupun masyarakat.

6. Membentuk jiwa cinta tanah air para siswa, yang diinternalisasikan melalui kegiatan upacara, pramuka, serta kegiatan lain yang relevan.

D. Analisis SWOT

Analisis SWOT (SWOT Analysis) adalah suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan (Strengths), Kelemahan (Weaknesses), Peluang (Opportunities), dan Ancaman (Threats) yang mungkin terjadi dalam mencapai suatu tujuan dari kegiatan proyek/kegiatan usaha atau institusi/lembaga dalam skala yang lebih luas.

Analisis SWOT merupakan bagian dari proses perencanaan. Hal utama yang ditekankan adalah bahwa dalam proses perencanaan tersebut, suatu institusi membutuhkan penilaian mengenai kondisi saat ini dan gambaran ke depan yang mempengaruhi proses pencapaian tujuan institusi. Dengan analisis SWOT akan didapatkan karakteristik dari kekuatan utama, kekuatan tambahan, faktor netral, kelemahan utama dan kelemahan tambahan berdasarkan analisa lingkungan internal dan eksternal yang dilakukan. Dari analisis tersebut potensi dari suatu institusi untuk bisa maju dan berkembang dipengaruhi oleh bagaimana institusi memanfaatkan pengaruh dari luar sebagai kekuatan tambahan serta pengaruh lokal dari dalam yang bias lebih dimaksimalkan.

(14)

maupun faktor eksternal. Gambaran tentang analysis SWOT di Sekolah Dasar Negeri 1 Asemrudung dapat dilihat pada table berikut :

TABEL

ANALISIS SWOTT SD NEGERI 1 ASEMRUDUNG KECAMATAN GEYER

No Fungsi dan faktor Kondisi Kesiapan

Ideal Nyata Siap Tidak

(15)

BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM A. Struktur Kurikulum

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik pada satuan pendidikan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam Kurikulum 2013, istilah SK-KD digantikan menjadi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu.

Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap spiritual (KI-1), sikap sosial (KI-2), pengetahuan (KI-3), dan keterampilan (KI-4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap spiritual dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan dan keterampilan (penerapan pengetahuan).

Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

dapat dilihat pada Tabel berikut.

Kompetensi Inti Kelas I Kompetensi Inti Kelas IV

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

(16)

orientasi kompetensi lebih kepada aspek intelektual dan afektif, kontennya dikembangkan oleh pusat. Sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor. Mata Pelajaran Kelompok B ini terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.

Mata Pelajaran Alokasi Waktu BelajarI

IV KELOMPOK A

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 5 4

3. Bahasa Indonesia 8 7

4. Matematika 5 6

5. Ilmu Pengetahuan Alam - 3

6. Ilmu Pengetahuan Sosial - 3

KELOMPOK B

1. Seni Budaya dan Prakarya 4 5

2. Pendidikan Jamani, Olahraga, dan Kesehatan 4 4

MUATAN LOKAL

1. Bahasa Jawa 2 2

2. Pertanian - 2

3. Bahasa Inggris - 2

PENGEMBANGAN DIRI

1. Pramuka *) B B

2. Olahraga *) B B

3. Bimbingan dan Konseling *) B B

4. Pendidikan Karakter **) B B

Jumlah 32 42

Keterangan :

Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah.

Pembelajaran tematik terintegrasi atau terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai Mata Pelajaran yang akhirnya menjadi sebuah pembelajaran berbasis Muatan Pelajaran. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam 2 (dua) hal, yaitu integrasi sikap, kemampuan/keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran serta pengintegrasian berbagai konsep dasar yang berkaitan.

(17)

terhadap bahasa, PPKn, matematika dan seni budaya karena keduanya adalah lingkungan nyata dimana peserta didik dan masyarakat hidup.

Di sinilah kemampuan dasar dari IPA dan IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain yang memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang Kompetensi Dasar mata pelajaran lainnya.

Sedangkan struktur dan muatan kurikulum pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun 2006 yang dilaksanakan di Kelas II, III, V dan VI tertuang dalam Standar Isi (SI), terdiri dari 5 (lima) kelompok mata pelajaran dengan cakupan sebagai berikut :

Kelompok Mata Pelajaran Cakupan

1. Agama dan Akhlak Mulia Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.

2. Kewarganegaaan dan

Kepribadian Kelompok mata pelajaran kewaganegaraan dankepribadian dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan berma-syarakat berbangsa, dan bernegara, serta peningka tan kualitas dirinya sebagai manusia.

Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa, dan patriotisme belanegara, penghargaan terhadap hak-hak azasi manusia, kemajemukan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku antikorupsi, kolusi, dan nepotisme.

3. Ilmu Pengetahuan dan

(18)

Kelompok Mata Pelajaran Cakupan

4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensivitas, kemampuan meng ekspresikan dan kemampuan mengapresiasikan keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresi asi dan mengekspresikan keindahan serta harmo ni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual, sehimgga mampu menikma ti dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidup-an kemasyarakatan. Sehingga mampu mencipta-kan kebersamaan yang harmonis.

5. Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.

Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportifitas dan kesadaran hidup sehat.

Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap dan perilaku hidup sehat yang bersifat individual atau yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti keterbatasan dari perilaku seksual bebas, kecandu an narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, munta-ber, penyakit lain yang potensial untuk mewabah.

Adapun pengelompokan mata pelajaran selengkapnya adalah sebagai berikut : 1. Kelompok mata pelajaran dan akhlak mulia meliputi pendidikan agama.

2. Kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian meliputi Pendidikan Kewarganegaraan

3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi meliputi bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi.

4. Kelompok mata pelajaran estetika meliputi Seni Budaya dan Bahasa jawa.

5. Kelompok mata pelajaran Jasmani, olahraga dan kesehatan meliputi Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

Struktur Kurikulum Kelas II, III, V, dan VI ini meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama 6 (enam) tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI. Stuktur kurikulumnya disusun berdasarkan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Kurikulum SD Negeri 1 Asemrudung, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan memuat 8 (delapan) mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri.

(19)

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada, dan substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh kepala sekolah, guru atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler, serta melalui pelayanan bimbingan dan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.

2. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS merupakan IPA Tepadu dan IPS Terpadu

3. Pembelajaran Kelas I dan IV dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada Kelas II, III, V, dan VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.

4. Jam pembelajaran setiap mapel dialokasikan seperti dalam struktur kurikulum. 5. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.

6. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 38 minggu

STRUKTUR KURIKULUM

Komponen Kelas dan Alokasi Waktu

II III V VI

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 3 3 3 3

2. Pendidikan kewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 7 7 7 7

A 4. Matematika 7 7 7 7

5. Ilmu Pengetahuan Alam 3 3 4 4

6. Ilmu Pengetahuan Sosial 3 3 3 3

7. Seni Budaya dan Keterampilan 2 2 4 4

8. Pendidikan Jamani, Olahraga, dan

*) = ekuivalen 2 jam pelajaran

**) = terintegrasi pada mata pelajaran yang diajarkan

(20)

B. Muatan Kurikulum 1. Mata Pelajaran

a. Muatan Kurikulum 2013 yang dilaksanakan di Kelas I, dan IV meliputi

1) Kelompok A, terdiri dari mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

2) Kelompok B, terdiri dari mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

3) Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya memuat Bahasa Daerah yang diajarkan secara terpisah dengan belajar 2 (dua) jam pelajaran per minggu. 4) Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum dalam struktur

kurikulum, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler Pramuka (Wajib), olahraga, Bimbingan dan Konseling, serta Pendidikan Karakter (terintegrasi)

b. Muatan kurikulum yang dilaksanakan di Kelas II, III, V dan VI meliputi 8 mata pelajaran, 3 muatan lokal, dan 4 pengembangan diri.

1) Mata Pelajaran di SD Negeri 1 Asemrudung, terdiri dari 8 mata pelajaran, yaitu Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Keterampilan, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.

(21)

2. Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sesuai dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah. a. Bahasa Jawa

Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Jawa Tengah, terutama dalam upaya penanaman nilai-nilai budi pekerti dan penguasaan bahasa jawa bagi peserta didik pada jenjang SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/ MTs, dan SMA/SMALB/MA baik negeri maupun swasta. Mata Pelajaran Bahasa Jawa merupakan salah satu kelompok muatan lokal wajib yang proses pembelajarannya berdiri sendiri. Ketentuan yang melandasinya adalah Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 57 Tahun 2013, tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2013 tentang Bahasa, Sastra, dan Aksara Jawa. Peraturan Gubernur yang dimaksud juga telah dikuatkan dengan Surat Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 424/13242 tanggal 23 Juli 2013, tentang Implementasi Muatan Lokal Bahasa Jawa di Jawa Tengah.

b. Pertanian

Masyarakat Grobogan pada umumnya bermatapencaharian sebagai petani, oleh karena itu muatan lokal Kabupaten adalah Pertanian yang diterapkan mulai Kelas III sampai dengan kelas VI.

1) Tanaman Pangan

a. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan bercocok tanam tanaman pangan padi dan jagung sebagai makanan pokok.

b. Meningkatkan kepekaan dan kecintaan terhadap hasil produksi pertanian. 2) Tanaman Holtikultura

a. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan bercocok tanam tanaman holtikultura

b. Memupuk rasa cinta, bangga terhadap keindahan tanaman holtikultura. c. Mengembangkan tanaman holtikultura.

3) Bahasa Inggris (hanya diajarkan di Kelas IV, V, dan VI)

(22)

3. Pengembangan Diri

Pengembangan diri adalah suatu kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan mendukung pembentukan kompetensi sikap sosial peserta didik, terutamanya adalah sikap peduli. Disamping itu juga dapat dipergunakan sebagai wadah dalam penguatan pembelajaran berbasis pengamatan maupun dalam usaha memperkuat kompetensi keterampilannya dalam ranah konkrit. Dengan demikian kegiatan ekstrakurikuler ini dapat dirancang sebagai pendukung kegiatan kurikuler. Selain itu Juga dapat memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat siswa, dan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri ini dikandung maksud untuk mengembangkan sikap sesuai dengan tingkat dan kebutuhan hidupnya kelak.

a. Pramuka

Program pembelajaran kepramukaan meliputi penguasaan materi kegiatan yang tertuang dalam SKU Siaga Mula, Bantu, dan Tata, serta SKU Penggalang Ramu. Tujuan program kegiatan ini adalah :

1) Sebagai wahana siswa untuk berlatih berorganisasi. 2) Melatih siswa untuk terampil dan mandiri

3) Melatih jiwa social dan peduli kepada orang lain. 4) Dapat menyelesaikan masalah dengan tepat. b. Olahraga

Bertujuan sebagai wahana pengembangan olahraga prestasi di bidang olahraga, serta meningkatkan kebugaran. Pelaksanaan pembiasaan pengembangan ini dibantu oleh petugas ”dokter kecil” dengan tujuan :

1) Melatih dan membiasakan peserta didik untuk hidup sehat. 2) Memiliki jiwa soaial dan peduli kepada orang lain.

3) Melatih siswa untuk cepat dan tepat dalam memberikan PPPK.

c. Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok. Agar peserta didik mandiri dan berkembang secara optimal, kegiatan bimbingan dan konseling dilaksanakan melalui berbagai jenis layanan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Adapun jenis layanan yang dilaksanakan di SD Negeri 1 Asemrudung meliputi :

(23)

1) Jenis layanan bimbingan pribadi, 2) Layanan bimbingan sosial, 3) Layanan bimbingan belajar, dan 4) Jenis layanan bimbingan karir.

Tujuan Bimbingan dan Konseling adalah memandirikan peserta didik dan mengembangkan potensinya secara optimal, yang mengarah kepada keefektifan hidup sehari-hari dengan memperhatikan potensi peserta didik. Pelayanan bimbingan dan konseling mengemban 4 (empat) fungsi terapan.

1) Fungsi pemahaman, yaitu menghasilkan pemahaman pihak-pihak tertentu untuk pengembangan dan pemecahan masalah peserta didik yang meliputi : (1) pemahaman diri dan kondisi peserta didik, orang tua, dan Guru, (2) lingkungan peserta didik termasuk di dalamnya lingkungan sekolah (peserta didik, Guru dan keluarga peserta didik serta orang tua), (3) lingkungan yang lebih luas, informasi pendidikan, jabatan/pekerjaan dan sosial budaya/nilai-nilai terutama oleh peserta didik/siswa.

2) Fungsi Pencegahan yaitu tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang timbul dan menghambat proses perkembangannya.

3) Fungsi Pengentasan, yaitu menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami peserta didik/siswa.

4) Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan, yaitu terpelihara dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan diri secara mantap dan berkelanjutan.

d. Pendidikan Karakter

1) Pentingnya Pendidikan Karakter

(24)

terhadap nilai-nilai budaya bangsa; ancaman disintegrasi bangsa; dan melemahnya kemandirian bangsa.

Untuk mendukung perwujudan cita-cita pembangunan karakter seperti diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 serta mengatasi permasalahan kebangsaan saat ini, maka Pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional. Semangat itu secara implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025, di mana pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional.

Pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan kebiasaan yang terus menerus dipraktikkan dan dilakukan tentang hal mana yang baik, sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor). Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan bukan saja aspek pengetahuan yang baik (moral knowing), akan tetapi juga merasakan dengan baik atau loving good (moral feeling), dan perilaku yang baik (moral action).

2) Tujuan, Fungsi, dan Media Pendidikan Karakter

a) Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotic, berkembang dinamis, berorientasi IPTEK yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.

b) Pendidikan karakter berfungsi (a) mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik (b) memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur; (c) meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.

c) Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga, satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan media massa.

(25)

Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu : (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12) Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat/ Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, (16) Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, dan (18) Tanggung Jawab (Puskur. Pengembangan dan Pendidikan Budaya : Karakter Bangsa : Pedoman Sekolah. 2009:9-10)

Erat kaitannya dengan visi SD Negeri 1 Asemrudung, maka sudah saatnya sekolah memberikan pendidikan “karakter” kepada peserta didik. Sejak dini siswa perlu diperkenalkan dengan berbagai perilaku positif di antaranya perilaku yang bisa dipercaya, tanggung jawab, perhatian, tidak suka berprasangka buruk, sering berbuat baik, mampu mengendalikan diri saat marah dan kecewa, bisa mengatasi perselisihan, bisa bekerja sama dengan teman, tidak suka menggertak, sopan dan bisa menghargai orang lain, mau mendengar pendapat orang lain, memahami perasaan orang lain, bisa menghargai dirinya sendiri, tahu cara meminta bantuan, adil, berperan sebagai teman yang baik, bisa mengatakan “tidak” terhadap ajakan yang tidak baik, bisa mengatasi perselisihan dan lain sebagainya.

Berikut ini disajikan nilai, deskripsi materi pengembangan budaya dan karakter bangsa, beserta indikator yang akan dicapai oleh sekolah.

No NILAI DESKRIPSI INDIKATOR

1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh

dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain

 Merayakan hari besar agama

 Memiliki fasilitas yang dapat

digunakan untuk beribadah.

 Memberikan kesempatan kepada

semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah.

2. jujur Perilaku yang didasarkan pada

upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

 Menyediakan fasilitas tempat temuan

barang hilang.

 Tranparansi laporan keuangan dan

penilaian sekolah secara berkala.

 Menyediakan kantin kejujuran

 Menyediakan kotak saran dan

pengaduan.

(26)

No NILAI DESKRIPSI INDIKATOR

komunikasi pada saat ulangan atau ujian

3. toleransi Sikap dan tindakan yang

menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

 Menghargai dan memberikan

perlakuan yang sama terhadap seluruh warga sekolah tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, status ekonomi.

 Memberikan perlakuan yang sama

terhadap stakeholder tanpa

membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi.

4. disiplin Tindakan yang menunjukkan

perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan

 Memiliki catatan kehadiran.

 Memberikan penghargaan kepada

warga sekolah yang disiplin.

 Memiliki tata tertib sekolah.

 Membiasakan warga sekolah untuk

berdisiplin.

 Menegakkan aturan dengan

memberikan sanksi secara adil bagi pelanggar tata tertib sekolah.

 Menyediakan peralatan praktik

5. Kerja keras Perilaku yang menunjuk kan

upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya

 Menciptakan suasana kompetisi yang

sehat.

 Menciptakan suasana sekolah yang

menantang dan memacu untuk bekerja keras.

 Memiliki pajangan tentang slogan

tentang kerja.

6. Kreatif Berpikir dan melakukan

sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki

 Menciptakan situasi yang

menumbuhkan daya berpikir dan bertindak kreatif.

7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak

mudah tergantung pada orang lain dalam menye lesaikan tugas-tugas.

 Menciptakan situasi sekolah yang

membangun kemandirian peserta didik

8. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan

bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain

 Melibatkan warga sekolah dlam

pengambilan keputusan

 Menciptakan suasana seko lah yang

menerima prbedaan

 Pemilihan kepengurusan Kelas secara

terbuka.

9. Rasa Ingin

Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang

 Menyediakan media komunikasi atau

informasi (media cetak atau media elektronik) untuk berekspresi bagi warga sekolah.

(27)

No NILAI DESKRIPSI INDIKATOR

dipelajarinya, dilihat, dan didengar

 Memfasilitasi warga sekolah untuk

bereksplorasi dalam pendidikan, ilmu pengetahu an, teknologi, dan budaya.

10. Semangat

Kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan

kelompoknya

 Melakukan upacara rutin sekolah.

 Melakukan upacara hari-hari besar nasional.

 Menyelenggarakan peringatan hari kepahlawanan nasional.

 Memiliki program melakukan kunjungan ke tempat bersejarah.

 Mengikuti lomba pada hari besar nasional.

11. Cinta Tanah Air

Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa

 Dalam Negeri Minded

 Menggunakan bahasa Indo-nesia yang

baik dan benar.

 Menyediakan informasi (dari sum ber

cetak, elektronik) tentang keka yaan alam dan budaya Indonesia.

12. Menghargai Prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain

 Memberikan penghargaan atas ha sil

prestasi kepada warga sekolah.

 Memajang tanda-tanda pengharga an

prestasi.

 Suasana sekolah yang memudah-kan

terjadinya interaksi antarwar-ga sekolah.

 Berkomunikasi dengan bahasa yang

santun.

 Saling menghargai dan menjaga

kehormatan.

 Pergaulan dengan cinta kasih dan rela

berkorban. 14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan

yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya

 Menciptakan suasana seko lah dan

bekerja yang nya-man, tenteram, harmonis.

 Membiasakan perilaku warga sekolah

yang anti kekerasan.

 Membiasakan perilaku warga sekolah

yang tidak bias gender.

 Perilaku warga sekolah yang penuh

kasih sayang.

 Menyediakan fasilitas dan suasana

menyenangkan untuk membaca.

(28)

No NILAI DESKRIPSI INDIKATOR

Lingkungan berupaya mencegah kerusakan

pada lingkungan alam di sekitarnya, dan

mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi

dan kelestarian lingkungan sekolah.

 Tersedia tempat pembuangan sampah

dan tempat cuci tangan.

 Menyediakan kamar mandi dan air

bersih.

 Pembiasaan hemat energi.

 Membangun saluran pembuangan air

limbah dengan baik.

 Melakukan pembiasaan memisahkan

jenis sampah organik dan anorganik.

 Penugasan pembuatan kompos dari

sampah organik.

 Penanganan limbah hasil praktik

 Menyediakan peralatan kebersihan.

 Membuat tandon penyim-pan air.

 Memrogramkan cinta bersih

lingkungan. 16. Peduli

Lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan

mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi

 Pembiasaan memelihara kebersihan

dan kelestarian lingkungan sekolah.

 Tersedia tempat pembuangan sampah

dan tempat cuci tangan.

 Menyediakan kamar mandi dan air

bersih.

 Pembiasaan hemat energi.

 Membangun saluran pembuangan air

limbah dengan baik.

 Melakukan pembiasaan memisahkan

jenis sampah organik dan anorganik.

 Penugasan pembuatan kompos dari

sampah organik.

 Penanganan limbah hasil praktik

 Menyediakan peralatan kebersihan.

 Membuat tandon penyim-pan air.

 Memrogramkan cinta bersih

lingkungan. 17. Peduli

Sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan

 Memfasilitasi kegiatan bersifat sosial.

 Melakukan aksi sosial.

 Menyediakan fasilitas untuk

menyumbang. 18.

Tanggung-jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang

seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,

masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa

 Membuat laporan setiap kegiatan

yang dilakukan dalam bentuk lisan maupun tertulis.

 Melakukan tugas tanpa disuruh.

 Menunjukkan prakarsa untuk

mengatasi masalah dalam lingkup terdekat.

 Menghindarkan kecurangan dalam

(29)
(30)

4. Pengaturan beban belajar

Pengaturan beban belajar SD Negeri 1 Asemrudung adalah sebagai berikut :

S

1. Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) Kurikulum 2013

Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan dengan kelompoknya, tetapi dibandingkan dengan kriteria ketuntasan minimal yang bersumber pada Kompetensi Dasar (KD) pada masing-masing Muatan Pelajaran (Mupel) serta Mata Pelajaran (Mapel), yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing. Penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan, dengan mempertimbangkan kompleksitas, daya dukung dan intak siswa. KKM diperlukan agar guru mengetahui kompetensi yang sudah dan belum dikuasai secara tuntas, sehingga pencapaian kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki. Adapun penentuan KBM kurikulum 2013 mengacu pada kriteria sebagai berikut:

No Kriteria Nilai

Tinggi Sedang Rendah 1 Kompleksitas 81-100 65-80 81-100 2 Daya Dukung 81-100 65-80 81-100 3 Intak 81-100 65-80 81-100

(31)

2. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP 2006.

Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan dengan kelompoknya, tetapi dibandingkan dengan kriteria ketuntasan minimal yang bersumber pada Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), serta Indikator pada masing-masing Mata Pelajaran (Mapel), yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing. Penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan, dengan mempertimbangkan kompleksitas, daya dukung dan intak siswa. KKM diperlukan agar guru mengetahui kompetensi yang sudah dan belum dikuasai secara tuntas, sehingga pencapaian kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki. Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0 – 100, dengan rincian seperti yang tercantum dalam tabel berikut :

KETUNTASAN BELAJAR MINIMAL (KBM)

Mata Pelajaran Ketuntasan Belajar

I IV

KELOMPOK A

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 68 70

2. Pendidikan Pancasila dan kewargaegaraan 68 71

3. Bahasa Indonesia 67 69

4. Matematika 67 66

5. Ilmu Pengetahuan Alam - 67

6. Ilmu Pengetahuan Sosial - 69

KELOMPOK B

1. Seni Budaya dan Prakarya 69 70

2. Pendidikan Jamani, Olahraga, dan Kesehatan 75 75

MUATAN LOKAL

1. Bahasa Jawa 66 66

2. Pertanian -

-3. Bahasa Inggris -

-PENGEMBANGAN DIRI

1. Pramuka *) B B

2. Olahraga *) B B

3. Bimbingan dan Konseling *) B B

4. Pendidikan Karakter **) B B

Keterangan :

(32)

Komponen Ketuntasan Belajar

II III V VI

A Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 64 63 75 75

2. Pendidikan kewarganegaraan 65 64 71 66

3. Bahasa Indonesia 65 64 70 67

4. Matematika 60 61 67 65

5. Ilmu Pengetahuan Alam 62 63 71 67

6. Ilmu Pengetahuan Sosial 62 63 70 65

7. Seni Budaya dan Keterampilan 75 64 75 75

8. Pendidikan Jamani, Olahraga, dan Kesehatan 75 75 75 75

B Muatan Lokal

1. Bahasa Jawa 62 62 66 65

2. Pertanian - 61 66 65

3. Bahasa Inggris - - 62 62

C Pengembangan Diri

1. Pramuka *) B B B B

2. Olahraga *) B B B B

3. Bimbingan dan Konseling *) B B B B

4. Pendidikan Karakter **) B B B B

*) = ekuivalen 2 jam pelajaran

**) = terintegrasi pada mata pelajaran yang diajarkan 1. Kenaikan Kelas

a. Kriteria Kenaikan Kelas I, II, IV, dan V

1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester pada kelas yang diikuti.

2) Memiliki nilai minimal baik pada aspek kepribadian.(KI 1 dan KI 2).

3) Semua nilai mata pelajaran pada raport semester terakhir ≥ KKM yang ditentukan.

b. Kriteria dan Penentuan Kenaikan Kelas III 1) Kriteria Kenaikan Kelas

(a) Nilai rapor diambil dari nilai pengamatan, nilai harian, nilai tugas/PR, nilai tes tengah semester, dan nilai tes akhir semester dijumlahkan untuk mencari nilai rata-rata setiap siswa dalam satu mata pelajaran yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal.

(b) Memiliki rapor di kelasnya masing-masing.

(33)

2) Penentuan Kenaikan Kelas

(a) Penentuan siswa yang naik kelas dilakukan oleh sekolah dalam satu rapat dewan guru dengan mempertimbangkan KKM, sikap/ penilaian/budi pekerti, dan kehadiran siswa yang bersangkutan.

(b) Nilai rapor yang diperoleh siswa dibawah KKM tidak lebih dari 4 (empat) mata pelajaran, dan rata-rata dari seluruh mata pelajaran yang ditempuh minimal 60.

(c) Siswa yang dinyatakan naik kelas, rapornya dituliskan naik kelas. (d) Siswa yang tidak naik kelas harus mengulang di kelasnya.

2. Kelulusan

Sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 pasal 72 ayat (2), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah :

a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.

b. Memperoleh nilai minimal “baik” pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, serta kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.

c. Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, serta

d. Lulus ujian nasional.

3. Penentuan Kelulusan a. Kriteria kelulusan

Hasil ujian dituangkan ke dalam blangko daftar nilai ujian. Hasil ujian dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan sekolah untuk penentuan kelulusan dengan criteria sebagai berikut :

1) Memiliki rapor Kelas VI

2) Telah mengikuti ujian nasional dan memiliki nilai seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan minimal nilai masing-masing mata pelajaran 3,00

(34)

b. Penentuan kelulusan

1) Penentuan siswa yang lulus dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat dewan guru dengan mempertimbangkan nilai rapor, ujian sekolah, sikap/perilaku/budi pekerti siswa yang bersangkutan dan memenuhi kriteria kelulusan.

2) Siswa yang dinyatakan lulus diberi ijazah, dan rapor sampai dengan semester 2 (dua) Kelas VI sekolah dasar.

4) Siswa tidak lulus, tidak memperoleh ijazah, dan mengulang di kelas terakhir.

4. Pendidikan Kecakapan Hidup

Pendidikan Kecakapan Hidup di SD Negeri 1 Asemrudung adalah Komputer

PROGRAM PEMBELAJARAN

Kelas Materi

Semester 1 Semester 2

I Mengenal bagian komputer Menghidupkan/mematikan Komputer

II Games Games

III Games Mengetik huruf dan angka

IV Mengetik surat Membuat dan mengetik surat

V Membuat/mengetik surat Membuat kolom/jadwal pelajaran

VI Pengenalan Power point Pengenalan internet

5. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

Sasaran pembelajaran pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global di SD Negeri 1 Asemrudung kelas I s.d III membuat kerajinan tikar dengan bahan baku daun pandan, sedangkan untuk kelas IV s.d Kelas VI membuat anyaman dengan bahan baku dari bambu.

Kelas Materi

I s.d III - Pengenalan bahan baku yang digunakan untuk membuat tikar - Cara mengambil daun pandan

- Cara mengupas daun pandan (deres) - Cara menjemur daun pandan

- Proses menganyam tikar

- Proses mengakhiri penganyaman

IV s.d VI - Pengenalan bahan baku yang digunakan untuk membuat keranjang

- Cara mengambil bambu

- Cara mengupas/membelah bambu - Proses membuat keranjang

- Proses mengakhiri pembuatan keranjang

(35)

BAB IV

KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

Kalender Pendidikan SD Negeri 1 Asemrudung Tahun 2017/2018 disusun berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 50 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Pemerintah Daerah, Peraturan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Peraturan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 125/U/2002 tentang Kalender Pendidikan dan Jumlah Jam Belajar Effektif di Sekolah, Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Nomor 420/02945, tentang Pedoman Penyusunan Kalender Pendidikan pada Jalur Penddikan Formal Tahun Pelajaran 2017/2018

Berdasarkan ketentuan tersebut kami jabarkan kembali dengan harapan agar kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan di SD Negeri 1 Asemrudung dapat melaksanakan Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan sebaik-baiknya, dan dengan penuh rasa tanggung jawab.

A. Alokasi Waktu

1. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

2. Hari pertama masuk pada satuan pendidikan adalah waktu dimulainya kegiatan Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPD) terutama bagi siswa kelas I sebagai dasar pengenalan lingkungan sekolah baru, sedangkan kelas II s.d kelas VI baru merupakan kegiatan yang berhubungan dengan mengenalan pendidikan karakter bangsa dan dengan tambahan materi lainnya yang sesuai.

3. Minggu efektif belajar mengajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

(36)

jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.

5. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.

6. Jeda tengah semester adalah penggalan paruh waktu yang ada pada setiap tahun pelajaran. Adapun alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya tertera pada tabel berikut :

Tabel. Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan N

o

Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

1. Minggu effektif belajar Minimum 34 minggu dan

maksimum 40 minggu

Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan

2. Jeda tengah semester Maksimum 2 minggu Seminggu setiap semester

3. Jeda antar semester Maksimum 2 minggu Antara semester 1 dan 2

4. Libur aktif tahun

pelajaran

Maksimum 3 minggu Digunakan untuk penyiapan

kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran

5. Hari libur keagamaan 2 – 4 minggu Disesuaikan dengan peraturan

pemerintah

6. Hari Libur umum/

nasional

Maksimum 2 minggu Disesuaikan dengan peraturan

pemerintah

7. Hari libur khusus Maksimum 1 minggu Disesuaikan dengan peraturan

pemerintah

8. Kegiatan khusus sekolah Maksimum 3 minggu Digunakan untuk kegiatan yang

diprogramkan secara khusu oleh sekolah tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif

B. Penetapan Kalender Pendidikan

1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.

(37)

penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.

3. Pemerintah Pusat, Provinsi, dan atau Kabupaten dapat menetapkan hari libur serentak untuk satuan-satuan pendidikan.

4. Kalender pendidikan untuk SD Negeri 1 Asemrudung berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen Standar Isi ini dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.

C. Permulaan Tahun Pelajaran

Permulaan Tahun Pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada satuan pendidikan. Pada awal tahun pelajaran 2017/2018, satuan pendidikan SD Negeri 1 Asemrudung mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah berkewajiban membuat program yang mencakup : a. Rencana Kerja Sekolah

b. Kalender Pendidikan atau Akademik c. Perencanaan Proses Pembelajaran d. Pelaksanaan Proses Pembelajaran e. Penilaian Hasil Pembelajaran f. Pengawasan Proses Pembelajaran

g. Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Pendidikan, yang meliputi : 1) Kurikulum SD Negeri 1 Asemrudung

2) Struktur Organisasi SD Negeri 1 Asemrudung

3) Pembagian Tugas di antara Pendidik dan Tenaga Kependidikan 4) Peraturan Akademik

5) Tata Tertib Sekolah (Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Peserta Didik) 6) Tata Tertib Pengaturan Penggunaan/Pemeliharaan Sarana Prasarana.

7) Kode Etik Hubungan Antara sesama warga di dalam lingkungan satuan pendidikan dan hubungan antara warga satuan pendidikan dengan masyarakat. 2. Bentuk-bentuk kegiatan masa orientasi peserta didik.

Permulaan Tahun Pelajaran 2017/2018 adalah pada hari Senin tanggal 17 Juli 2017. Pelaksanaan Kegiatan Awal Tahun Pelajaran dimulai dengan Masa Orientasi Peserta Didik (MOPD) tanggal 17 s.d. 19 Juli 2017 diisi dengan kegiatan antara lain:

a. Kelas I

(38)

2) Sosialisasi tentang mata pelajaran, dan sumber-sumber belajar.

3) Menginformasikan rancangan dan kriteria penilaian yang ada dalam silabus setiap mata pelajaran pada semester 1 (satu) Tahun Pelajaran 2017/2018

4) Cara Belajar (belajar sambil bermain)

5) Pengumpulan data kepentingan Tata Usaha sekolah dan Komite sekolah seperti angket orang tua, dan pengisian catatan kumulatif yang lazim disebut Buku Laporan Pribadi atau Buku Induk Peserta Didik.

6) Praktik pembiasaan yang berlaku di sekolah, sebagai bentuk kegiatan awal yang mengarah pada pendidikan karakter bangsa.

b. Kelas II smpai dengan Kelas VI diadakan kegiatan yang bersifat konstruktif dan edukatif sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik antara lain :

1) Kepramukaan untuk Kelas II dan IV

2) Menginformasikan rancangan dan kriteria penilaian yang ada dalam silabus setiap mata pelajaran pada semester 1 (satu) Tahun Pelajaran 2017/2018.

3) Penyusunan pengurus kelas 4) Pengenalan warga kelas

5) Menciptakan kegiatan yang dinamis di kelas dengan dipandu wali kelas 6) Pembentukan kelompok belajar

7) Pembenahan 7 K atau Sapta Pesona yang meliputi : keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan, dan kerindangan.

8) Kegiatan keagamaan

c. Menyusun laporan pelaksanaan MOPD Tahun Pelajaran 2017/2018, sebagai bahan laporan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan.

D. Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Pembelajaran SD Negeri 1 Asemrudung menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) serta Kurikulum 2013 (KK-13) yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP).

2. Waktu pembelajaran efektif dimulai pukul 07.00 WIB.

3. Waktu pembelajaran pada bulan ramadhan, setiap jam pelajaran di setiap jenjang pendidikan dikurangi 5 (lima) menit.

(39)

E. Kegiatan Jeda Tengah Semester

1. Kegiatan Jeda Tengah Semester Gasal dan Semester Genap, Satuan Pendidikan dapat melakukan Remidi bagi peserta didik yang belum tuntas, dan diadakan kegiatan lomba kreativitas peserta didik yang bertujuan mengembangkan bakat, minat dan kepribadian peserta didik dalam rangka mengembangkan pendidikan seutuhnya.

2. Satuan Pendidikan SD Negeri 1 Asemrudung melaksanakan Jeda Tengah Semester setelah ulangan tengah semester, direncanakan selama 4 (empat) hari.

F. Penentuan Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar pada SD Negeri 1 Asemrudung berpedoman pada Pedoman Penilaian dengan menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. 1. Jenis Ulangan

a. Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar pada Kurikulum KTSP, dan1 (satu) tema untuk Kurikulum 2013.

b. Ulangan Tengah Semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk

mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran. Sedangkan capaian ulangan meliputi seluruh indikator yang mempresentasikan seluruh KD, serta Tema 1 s.d Tema 3 untuk Kurikulum 2013.

c. Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester gasal. Sedangkan capaian ulangan meliputi seluruh indikator yang mempresentasikan seluruh KD, meliputi tema 1 s.d tema 5 pada kurikulum 2013 semester tersebut.

d. Ulangan Kenaikan Kelas adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap. Cakupan ulangannya meliputi seluruh indikator yang mempresentasikan seluruh KD, dan keseluruhan tema pada Kurikulum 2013. 2. Pembuatan Soal Ulangan dilakukan oleh masing-masing pendidik di setiap kelas, sedangkan untuk

mata pelajaran agama dan pendidikan Jasmani, olahraga dan kesehatan disusun oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.

3. Penilaian peserta didik disetiap jenis ulangan menjadi tugas dan tanggungjawab pendidik.

G. Kegiatan Bulan Ramadhan

Selama bulan Ramadhan, SD Negeri 1 Asemrudung melaksanakan berbagai kegiatan keagamaan, ataupun ekstrakurikuler, antara lain :

Gambar

Tabel. Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan
Tabel Hari Effektif Kalender Pendidikan 2017/2018

Referensi

Dokumen terkait

PENGEMBANGAN PETA BENCANA LONGSORAN PADA RENCANA WADUK MANIKIN DI NTT.. PETA

Perseroan terbatas tidak memenuhi syarat perseroan dalam Islam Kebatilan perseroan terbatas yang lain adalah bahwa pihak-pihak yang ikut serta dalam perseroan terbatas

Disimpulkan dari penelitian bahwa tidak ada hubungan antara luas lesi foto toraks dengan kepositifan BTA pada pasien TB paru kategori 1 di Medan.. Penelitian ini

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAMES FOR UNDERSTANDING TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLA BASKET.. Universitas Pendidikan Indonesia

perbaikan peraturan perundangan dan lain-lain 17. Dengan kata lain, dilakukannya studi banding bermaksud untuk membandingkan kondisi objek studi di tempat lain dengan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada mata pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta

KEMAMPUAN BERPIKIR ALJABAR DAN SELF – REGULATED LEARNING SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING) Universitas Pendidikan Indonesia |

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui faktor ekonomi makro yang mempengaruhi konsumsi masyarakat Jawa Timur, (2) menganalisis kecenderungan mengkonsumsi