i B (ai -Bi ) M ELAJU D EN GAN
STRATEGI BARU
Tahun 2009 menjadi tahun yang menghadirkan banyak peluang bagi
industri perbankan syariah untuk melakukan ekspansi pasar. Tingkat awareness
masyarakat yang semakin tinggi terhadap sistem perbankan alternatif yang
berlogo iB (dibaca ai-Bi, islamic banking) ini, sebagai hasil dari sosialisasi secara
intensif oleh regulator selama dua tahun belakangan, pada tahun 2009 memasuki
tahap siap untuk mencoba berbagai kelebihan produk dan jasa yang ditaw arkan
oleh bank-bank syariah. Ibarat buah yang mulai ranum, antusiasme masyarakat ini
siap dipetik oleh bank-bank syariah yang jeli dan sigap menangkap peluang pasar.
Dan jika itu terjadi, maka tidak mustahil iB akan melaju lebih kencang lagi dari
pertumbuhannya selama ini yang telah sangat impresif mencapai 46,3%
pertahun! (rata-rata pertumbuhan lima tahun terakhir).
Salah satu kuncinya adalah implementasi secara serius strategi baru yang telah dirumuskan dalam
sebuah Grand Strategy Pengembangan Pasar Perbankan Syariah, yang merupakan strategi pemasaran
hasil racikan Bank Indonesia berdasarkan analisis mendalam terhadap peta target market perbankan syariah
di Indonesia dan berbagai faktor strategis. Berdasarkan Grand Strategy tersebut, ada 6 program utama yang
perlu dilakukan oleh bank syariah untuk dapat melakukan ekspansi pasar secara lebih luas.
1. Program Pencitraan Baru
Program pencitraan baru ini merupakan prioritas utama dalam memperluas pasar, sehingga perbankan
syariah Indonesia memiliki citra baru yang bisa menarik semua golongan masyarakat tanpa terkecuali,
yang menginginkan keuntungan kedua belah pihak (bank dan nasabah), dengan atribut yang lebih
menekankan ke substansi/universal values sebagai atau kemanfaatan bagi
semua. Bank syariah perlu melakukan positioning sebagai
yang ditunjang oleh berbagai keunikan khas iB seperti:
produk yang lebih beragam dengan skema lebih variatif, transparan-adil bagi bank dan nasabah, SDM
yang kompeten dalam keuangan & beretika, IT system yg update & user friendly, serta fasilitas ahli
investasi, keuangan dan syariah. Positioning dan diferensiasi tersebut perlu dilakukan untuk
2. Program Pengembangan Segmen Pasar
Dengan memahami profil segmen pasar yang dihadapi, tentunya bank syariah akan dapat
merumuskan strategi pemasaran yang lebih tepat demi menjangkau pasar yang lebih luas. Pemetaan
target market sebagaimana dimuat dalam Grand Strategy mengungkapkan, terdapat 5 segmen pasar
berdasarkan orientasi perbankan dan profil psikografisnya: mereka yang sangat mengutamakan
-ikutan, mereka yang
mengutamakan benefit seperti kepraktisan transaksi dan kemudahan akses, mereka yang
menggunakan bank syariah sebagai sarana pembayaran gaji dan transaksi bisnis, dan segmen mereka
yang mengutamakan penggunaan jasa bank konvensional. M elalui riset pasar dalam Grand Strategy
juga terungkap, bahw a pengguna perbankan syariah di Indonesia cenderung berprilaku pragmatis,
Potret nasabah perbankan di Indonesia umumnya sudah memahami keunggulan masing-masing
perbankan dimana perbankan konvensional unggul dalam jaringan yang luas dan memiliki fasilitas
layanan yang handal dan luas. Di sisi lain, perbankan syariah, unggul karena karakteristik produk,
sehingga mereka ingin menggunakan kedua jenis perbankan tersebut. Dengan kata lain, profil
nasabah perbankan di Indonesia sesungguhnya didominasi oleh mereka yang mengutamakan benefit
seperti kepraktisan transaksi dan kemudahan akses.
3. Program pengembangan produk.
syariah perlu terus melakukan inovasi produk dan dapat mengeksplorasi kekayaan skema keuangan
yang variatif dan sekaligus bisa menunjukkan perbedaan dengan perbankan konvensional. Beberapa
inisiatif yang dapat dilakukan oleh bank syariah, misalnya melalui mirroring produk dan jasa bank
syariah internasional serta mendorong bank syariah milik asing untuk membaw a produk -produk yang
sukses di luar negeri ke Indonesia. Program ini menjadi keharusan agar keunikan perbankan syariah
dibandingkan dengan perbankan konvensional lebih terlihat jelas.
4. Program peningkatan pelayanan.
Dari survey tingkat kepuasan nasabah, sebagaimana dimuat dalam Grand Strategy, terungkap bahw a
kualitas layanan perbankan syariah lebih baik di core benefit yang ditaw arkan. Sedangkan dilihat dari
tingkat kepuasan terhadap pinjaman bank konvensional dan bank syariah, kualitas perbankan syariah
lebih baik hampir di semua aspek. Dengan demikian, maka peningkatan kualitas layanan mesti terus
dilakukan di area yang terkait keunikan maupun bersifat umum. Dengan mengadopsi konsep service
5. Program komunikasi yang universal dan terbuka.
Berbagai upaya promosi dan komunikasi oleh bank syariah kepada masyarakat perlu mencermati
spektrum peta segmen pasar yang ingin dijangkaunya, sehingga dapat menjaga citra baru perbankan
syariah Indonesia yang modern, terbuka bagi semua segmen masyarakat (inklusif), dan melayani
seluruh golongan msyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Berbagai program promosi perlu dilakukan
dengan tetap mengacu kepada positioning iB sebagai perbankan yang saling menguntungkan kedua
belah pihak (bank dan nasabah), dan mendukung branding iB sebagai .
Tentu saja kita sadari bahw a keberhasilan bank syariah untuk melakukan ekspansi pasar juga
tergantung kepada banyak sekali faktor, baik faktor internal maupun eksternal termasuk kondisi
perekonomian makro serta dukungan perundang-undangan terkait perbankan syariah semisal UU Pajak
Pertambahan Nilai yang masih ditunggu kehadirannya. Namun demikian, apa yang telah dirumuskan dalam
Grand Strategy setidaknya telah memberikan strategi baru dari perspektif marketing. Dan tidak dapat
dipungkiri bahw a pemahaman yang lebih akurat terhadap peta serta profil segmen pasar, kemampuan untuk
menyediakan produk-produk yang inovatif sesuai kebutuhan keuangan masyarakat modern, peningkatan
pelayanan dan jaringan, kemampuan mengkomunikasikan kelebihan-kelebihan produk iB dalam bahasa yang
mudah dipahami oleh semua golongan masyarakat, serta positioning khas iB sebagai
merupakan hal-hal yang perlu dikuasai oleh industri perbankan syariah apabila