• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran SK Menhut Nomor 52 Kpts II 2001

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Lampiran SK Menhut Nomor 52 Kpts II 2001"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran : Keputusan Menteri Kehutanan Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)

Nomor : 52/ Kpts-II/ 2001 Tanggal : 23 Pebruari 2001

I PENDAHULUAN 1. 1 Lat ar Belakang

1. 2 Maksud dan Tuj uan Pedoman 1. 3 Ruang Lingkup Pengelolaan DAS

1. 4 Beberapa Pengert ian Terkait dengan Pengelolaan DAS 1. 5 Kerangka Pikir Pengelolaan DAS Terpadu

II KEBIJAKAN

2. 1 Perat uran Perundang-undangan Yang Ada 2. 2 Prinsip Dasar Pengelolaan DAS

2. 3 Kebij akan Dasar

2. 4 Pengelolaan DAS dan Ot onomi Daerah III PERENCANAAN

3. 1 Proses Perencanaan 3. 2 Hirarki Perencanaan

3. 3 Penyusunan Rencana Kegiat an 3. 4 Legit imasi dan Sosialisasi IV PENGORGANISASIAN

4. 1 St akeholders dalam Pengelolaan DAS 4. 2 Alt ernat if Bent uk Lembaga Pengelola DAS 4. 3 Dewan dan Forum DAS

V PELAKSANAAN

5. 1 Manaj emen Daerah Aliran Sungai (

Wat ershed Management

) 5. 2 Manaj emen Sumber Daya Air

5. 3 Manaj emen Pemeliharaan Prasarana Pengairan 5. 4 Manaj emen Pengendalian Banj ir

5. 5 Manaj emen Lingkungan Sungai

5. 6 Manaj emen Pemberdayaan Masyarakat VI MONITORING DAN EVALUASI

6. 1 Monit oring dan Evaluasi Penggunaan Lahan 6. 2 Monit oring dan Evaluasi Tat a Air

(2)

7. 1 Krit eria Perencanaan 7. 2 Krit eria Pengorganisasian 7. 3 Krit eria Pelaksanaan

7. 4 Krit eria Monit oring dan Evaluasi

I. PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai bagian dari pembangunan wilayah sampai saat ini masih menghadapi berbagai masalah yang kompleks dan saling t erkait . Permasalahan t ersebut ant ara lain t erj adinya erosi, banj ir, kekeringan, masih belum adanya ket erpaduan ant ar sekt or, ant ar inst ansi dan kesadaran msyarakat yang rendah t ent ang pelest arian manf aat sumber daya alam.

Perkembangan dewasa ini menunj ukkan adanya pergeseran paradigma di bidang sumber daya air , yang ant ara lain berupa perubahan cara pandang t erhadap pungsi air dari yang semula benda sosial menj adi benda ekonomi yang memiliki f ungsi sosial, peran pemerint ah dari

provider

menj adi

enabl er

, t at a pemerint ahan dari sent ralist is menj adi desent ralist is, sist em

pembangunan dan pengelolaan dari

government cent ris

menj adi

publ ic-privat e-communit y

part icipat ion

, pelayanan dari birokrat is- normat if menj adi prof esional-responsif –f leksibel-net ral, penent uan kebij akan dari

t op-down

menj adi

bot t om-up

.

Aspek desent ralisasi dit uangkan dalam UU No. 22 Tahun 1999 t ent ang Pemerint ahan Daerah dan PP No. 25 Tahun 2000 t ent ang Kewenangan Pemerint ah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Ot onom yang menet apkan Daerah mempunyai kewenangan ot onomi yang luas dan bert anggung j awab dalam penyelenggaraan pemerint ahan yang ant ara lain mencakup kewenangan

pengelolaan sumber daya nasional di daerah, baik sumber daya alam, sumber daya buat an maupun sumber daya manusia. Unt uk sumber daya alam yang bersif at st rat egis, Pemerint ah menet apkan kebij akan pendayagunaannya.

Menindaklanj ut i PP 25 Tahun 2000 pasal 2 ayat 3 angka 4 huruf e bidang kehut anan dan perkebunan, maka dirasakan perlunya sebuah pedoman yang dapat menj adi acuan bagi pihak yang t erlibat dalam pengelolaan DAS, baik dinas, inst ansi, swast a, lembaga masyarakat , maupun

st akeholders

lainnya.

1. 2 Maksud dan Tuj uan Pedoman

Pedoman ini disusun dengan maksud memberikan arahan umum at au acuan dalam

menyelenggarakan pengelolaan DAS yang disesuaikan dengan perkembangan dan pergeseran paradagima dalam melaksanakan pembangunan yang berkelanj ut an. Pedoman ini dapat digunakan unt uk pengelolaan DAS nasional, regional, dan lokal yang dapat disesuaikan dengan kondisi, t unt ut an spesif ik dan kewenangan yang dimiliki masing-masing daerah.

Tuj uan yang ingin dicapai dari penerbit an pedoman ini yait u t erbent uknya persamaan persepsi dan langkah dalam penyelenggaran pengelolaan DAS sesuai dengan karat erist ik ekosist emnya, sehingga pemanf aat an sumber daya alam dapat berlangsung secara opt imal, berkeadilan, dan berkelanj ut an.

(3)

Unt uk mencapai t uj uan akhir pengelolaan DAS yait u t erwuj udnya kondisi yang opt imal dari sumber daya t anah, air dan veget asi, maka kegiat an pengelol aan DAS meliput i empat upaya pokok, yait u:

a. Pengelolaan lahan melalui usaha konsevasi t anah dalam art i yang luas. b. Pengelolaan air melalui pembangunan sumber daya air.

c. Pengelolaan veget asi, khususnya pengelolaan hut an yang memiliki f ungsi perlindungan t erhadap t anah dan air.

d. Pembinaan kesadaran dan kemampuan manusia dalam penggunaan sumber daya alam secara bij aksana, sehingga ikut berperan sert a pada upaya pengelolaan DAS.

1. 4 Beberapa Pengertian terkait dengan Pengelolaan DAS

Beberapa ist ilah yang perlu dipahami dan disepakat i bersama dalam hal pengert ian yang t erkandung didalamnya berkait an dengan pengelolaan DAS, ant ara lain:

a. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suat u daerah t ert ent u yang bent uk dan sif at alamnya sedemikian rupa, sehingga merupakan kesat uan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang melalui daerah t ersebut dalam f ungsinya unt uk menampung air yang berasal dari curah huj an dan sumber air lainnya dan kemudian mengalirkannya melalui sungai ut amanya (

singl e out l et

). Sat u DAS dipisahkan dari wi layah lain disekit arnya (DAS-DAS lain) oleh pemisah dan t opograf i, sepert i punggung perbukit an dan pegunungan; b. Sub DAS adalah bagian DAS yang meneri ma air huj an dan mengalirkannya melalui anak sungai ke sungai ut ama. Set iap DAS t erbagi habis kedalam Sub DAS-Sub DAS; c. Wilayah Sungai (WS) at au wi layah DAS adalah suat u wilayah yang t erdiri dari dua at au lebih DAS yang secara geograf i dan f isik t eknis layak digabungkan sebagai unit perencanaan dalam rangka penyusunan rencana maupun pengelolaannya;

d. Pengelolaan DAS adalah upaya manusia dalam mengendalikan hubungan t imbal balik ant ara sumber daya alam dengan manusia di dalam DAS dan segala akt if it asnya, dengan t uj uan membina kelest arian dan keserasian ekosist em sert a meningkat kan kemanf aat an sumber daya alam bagi manusia secara berkelanj ut an;

e. Rencana Pengelolaan DAS Terpadu merupakan konsep pembangunan yang

mengakomodasikan berbagai perat uran perundang-undangan yang berlaku dan dij abarkan secara menyeluruh dan t erpadu dalam suat u rencana berj angka pendek, menengah maupun panj ang yang memuat perumusan masalah spesif ik di dalam DAS, sasaran dan t uj uan pengelolaan, arahan kegiat an dalam pemanf aat an, peningkat an dan pelest arian sumber daya alam air, t anah dan veget asi, pengembangan sumber daya manusia, arahan model pengelolaan DAS, sert a sist em monit ori ng evaluasi kegiat an pengelolaan DAS; f . Pengelolaan DAS t erpadu adalah proses f ormulasi dan implement asi suat u kegiat an yang menyangkut pengelolaan sumber daya alam dan manusia dalam suat u DAS dengan mempert imbangkan aspek sosial, ekonomi dan kelembagaan di dalam dan sekit ar DAS t ermasuk unt uk mencapai t uj uan sosial t ert ent u;

g. Tat a air DAS adalah hubungan kesat uan individual unsur-unsur hidrologis yang meliput i huj an, aliran permukaan dan aliran sungai, peresapan, aliran air t anah dan evapot ranspirasi dan unsur lainnya yang mempengaruhi neraca air suat u DAS;

h. Lahan krit is adalah lahan yang keadaan f isiknya demikian rupa sehingga lahan t ersebut t idak dapat berf ungsi secara baik sesuai dengan perunt ukannya sebagai media produksi maupun sebagai media t at a air;

i. Rehabilit asi Lahan dan Konservasi Tanah (RLKT) adalah upaya manusia unt uk memulihkan, mempert ahankan, dan meningkat kan daya dukung lahan agar berf ungsi opt imal sesuai dengan perunt ukannya.

(4)

Dalam pengelolaan DAS harus j elas t uj uan dan sasaran yang diinginkan. Sasaran pengelolaan DAS yang ingin dicapai pada dasarnya berupa:

a. Tercipt anya kondisi hidrologis yang opt imal;

b. Meningkat nya produkt ivit as lahan yang diikut i oleh perbaikan kesej aht eraan masyarakat ;

c. Terbent uknya kelembagaan masyarakat yang t angguh dan muncul dari bawah (

bot t om-up

) sesuai dengan sosial budaya set empat ;

d. Terwuj udnya pembangunan yang berkelanj ut an, berwawasan lingkungan dan berkeadilan.

Oleh karena it u perumusan program dan kegiat an disamping harus berorient asi pada pencapaian t uj uan dan sasaran, j uga harus disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi dengan mempert imbangkan pergeseran paradigma, karat erist ik DAS, perat uran/ perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip dasar pengelol aan DAS. Uraian secara sist emat is dan rinci t ent ang pengelolaan DAS t erpadu disaj ikan dalam kerangka pikir sebagaimana t ert era pada gambar 1.

II. KEBIJAKAN 2. 1 Peraturan Perundang-undangan Yang Ada

Mengkaj i Daerah Aliran Sungai dewasa ini t idak mungkin hanya didasarkan kepada sat u at au beberapa undang-undang yang sej enis at au sebidang. Daerah aliran sungai harus dipandang sebagai sat u kesat uan yang ut uh-menyeluruh yang t erdiri dari sumber-sumber air, badan air, sungai, danau, dan waduk, yang sat u dengan lainnya t i dak dapat dipisah-pisahkan.

(5)

a. Undang-Undang Dasar

1.

Alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945;

2.

Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945.

b. Ket et apan MPR

1.

Ket et apan MPR No. IX/ MPR/ 1998 t ent ang Pencabut an Ket et apan MPR No. II/ MPR/ 1998 t ent ang Garis-Garis Besar Haluan Negara;

2.

Ket et apan MPR No. X/ MPR/ 1998 t ent ang Pokok-pokok Ref ormasi Pembangunan dalam rangka Penyelamat an dan Normalisasi Kehidupan Nasional sebagai Haluan Negara.

c. Undang-Undang

1.

Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 t ent ang Perat uran Dasar Pokok-pokok Agraria;

2.

Undang-Undang No. 9 Tahun 1969 t ent ang Bent uk-bent uk Usaha Negara;

3.

Undang-Undang No. 11 Tahun 1974 t ent ang Pengairan;

4.

Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 t ent ang Konservasi Sumber Daya Alam Hayat i dan Ekosist emnya;

5.

Undang-Undang No. 12 Tahun 1992 t ent ang Sist em Budidaya Tanaman;

6.

Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 t ent ang Penat aan Ruang;

7.

Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 t ent ang Pengelolaan Lingkungan Hidup;

8.

Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 t ent ang Pemerint ahan Daerah;

9.

Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 t ent ang Perimbangan Keuangan ant ara Pemerint ah (Pusat ) dan Daerah;

10.

Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 t ent ang Kehut anan.

d. Perat uran Pemerint ah

1.

Perat uran Pemerint ah No. 22 Tahun 1982 t ent ang Tat a Pengat uran Air;

2.

Perat uran Pemerint ah No. 23 Tahun 1982 t ent ang Irigasi;

3.

Perat uran Pemerint ah No. 20 Tahun 1990 t ent ang Pengendalian Pencemaran Air;

4.

Perat uran Pemerint ah No. 35 Tahun 1991 t ent ang Sungai;

5.

Perat uran Pemerint ah No. 69 Tahun 1996 t ent ang Pelaksanaan Hak dan Kewaj iban, sert a Bent uk dan Tat a Cara Peran Sert a Masyarakat dalam Penat aan Ruang;

6.

Perat uran Pemerint ah No. 27 Tahun 1999 t ent ang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;

7.

Perat uran Pemerint ah No. 25 Tahun 1999 t ent ang Kewenangan Pemerint ah dan

Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Ot onom.

e. Keput usan Presiden

1.

Keput usan Presiden No. 32 Tahun 1990 t ent ang Pengelolaan Kawasan Lindung;

2.

Keput usan Presiden No. 84 Tahun 2000 t ent ang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah;

3.

Keput usan Presiden No. 165 Tahun 2000 t ent ang Kedudukan, Tugas, Kewenangan,

Susunan Organisasi dan Tat a Kerj a Depart emen;

4.

Keput usan Presiden No. 234/ M Tahun 2000 t ent ang Pembent ukan Kabinet Periode Tahun 1999-2004 j o. Keppres No. 289/ M Tahun 2000.

(6)

a.

Pengelolaan DAS berupa pemanf aat an, pemberdayaan, pengembangan, perlindungan dan pengendalian sumber daya dalam DAS.

b.

Pengelolaan DAS berlandaskan pada asas ket erpaduan, kelest arian, kemanf aat an, keadilan, kemandirian (kelayakan usaha) sert a akunt abilit as.

c.

Pengelolaan DAS diselenggarakan secara t erpadu, menyeluruh, berkelanj ut an dan berwawasan lingkungan.

d.

Pengelolaan DAS dilakukan melalui pendekat an ekosist em yang dilaksanakan berdasarkan prinsip “ sat u sungai, sat u rencana, sat u pengelolaan” dengan memperhat ikan sist em pemerint ahan yang desent ralist is sesuai j i wa ot onomi yang luas, nyat a dan bert anggung j awab.

1.

Sat u sungai (dalam art i DAS) merupakan kesat uan wilayah hidrologi yang dapat mencakup beberapa wilayah administ rat if yang dit et apkan sebagai sat u kesat uan wilayah pengelolaan yang t idak dapat diipisah-pisahkan;

2.

Dalam sat u sungai hanya berlaku Sat u Rencana Kerj a yang t erpadu, menyeluruh, berkelanj ut an dan berwawasan lingkungan;

3.

Dalam sat u sungai dit erapkan Sat u Si st em Pengelolaan yang dapat menj amin ket erpaduan kebij akan, st rat egi perencanaan sert a operasionalisasi kegiat an dari hulu sampai hilir.

Ket erpaduan t ersebut diperlukan karena :

4.

Terdapat ket erkait an ant ara berbagai kegiat an (mult i sekt or) dalam pengelolaan sumbar daya alam dan pembinaan akt ivit as manusia dalam penggunaannya;

5.

Melibat kan berbagai disiplin ilmu yang mendasari (bersif at mult i disiplin) dan mencakup berbagai kegiat an;

6.

Meliput i daerah hulu sampai hilir.

Pengelolaan DAS terpadu mempunyai ciri pokok sebagai berikut :

7.

Sasaran yang j elas, yait u suat u pencapai an hasil yang t elah direncanakan dan diharapkan akan t erj adi pada masa dat ang;

8.

St rat egi wakt u, yait u penj adwalan unt uk mengkoordinasikan dan mengint egrasikan set iap kegiat an dalam mewuj udkan sasaran;

9.

Melibat kan berbagai sekt or dan disiplin ilmu t erkait , yait u upaya melibat kan dan mengkoordinasikan peran sert a sekt or dan disiplin ilmu menuj u sasaran secara bersama;

10.

Tumbuhnya mot ivasi set iap sekt or, dengan mengacu kepada ket erlibat an

berbagai sekt or dalam proses penet apan sasaran akan merangsang keinginan at au t ekad unt uk mencapai hasil.

2. 3 Kebij akan Dasar

a.

Pengelolaan DAS dilakukan secara holist ik, t erencana dan berkelanj ut an guna memenuhi kebut uhan baik unt uk kehidupan maupun penghidupan dan menj aga kelest arian

lingkungan unt uk sebesar-besar kemakmuran rakyat sesuai UUD 1945 Pasal 33 ayat (3).

b.

Pengelolaan DAS dilakukan secara desent ralisasi dengan pendekat an DAS sebagai sat uan wilayah pengelolaaan.

c.

Pengelolaan DAS dilaksanakan berdasar prinsip part isipasi dan konsult asi masyarakat pada t iap t ingkat unt uk mendorong t umbuhnya komit men bersama ant ar pihak berkepent ingan (

st akehol ders

).
(7)

e.

Masyarakat yang memperoleh manf aat at as pengelolaan DAS secara bert ahap (baik secara langsung maupun t ak langsung) waj i b menanggung biaya pengelolaan berdasar prinsip kecukupan dana –

cost recovery

.

f.

Sasaran wilayah Pengelolaan DAS adalah wilayah DAS secara ut uh sebagai sat u kesat uan ekosist em. Penent uan sasaran DAS secara ut uh ini dimaksudkan agar upaya penanganan kegiat an yang direncanakan dapat dilaksanakan secara menyeluruh dan t erpadu

berdasarkan sat u kesat uan perencanaan yang ut uh, sekaligus berkait an dengan kegiat an monit oring dan evaluasi DAS yang di t inj au dari aspek penggunaan lahan, t at a air, dan sosial ekonomi. Lingkup kegiat an pengelol aan DAS dapat digolongkan menj adi empat sasaran, yait u : (i) pengelolaan sumber daya air permukaan dan air t anah; (ii)

pengelolaan lahan/ t anah; (iii) pengelolaan veget asi, hut an dan t anaman; dan (iv) pengelolaan akt if it as manusia.

2. 4 Pengelolaan DAS dan Otonomi Daerah

Penyelenggaraan pengelolaan DAS dalam kait annya dengan penat aan ruang wilayah dan

penat agunaan t anah dalam rangka ot onomi daerah haruslah disesuaikan dengan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 t ent ang Pemerint ahan Daerah sebagai berikut :

a.

Bahwa kebij akan penat agunaan t anah di t ingkat Pusat masih diperlukan keberadaannya j ika t erdapat kewenangan yang berkait an dengan kebij akan-kebi j akan yang meliput i perencanaan nasional, pengendalian pembangunan secara makro, dana perimbangan keuangan, sist em administ rasi negara, lembaga perekonomian negara, pendayagunaan sumber daya alam, pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, kebij akan t eknologi t inggi yang st rat egis, konservasi dan kebij akan st andarisasi nasional.

b.

Kebij akan penat agunaan t anah dit ingkat propinsi sebagai daerah ot onom diperlukan keberadaannya j ika t erdapat adanya kewenangan yang berkait an dengan : (i) kebij akan di bidang pemerint ahan yang bersif at lint as kabupat en dan kot a, sert a (ii) kewenangan bidang t ert ent u lainnya, yait u : perencanaan dan pengendalian pembangunan regional secara makro; pelat ihan bidang t ert ent u, al okasi sumber daya manusia pot ensial, dan penelit ian yang mencakup wilayah propinsi ; pengendalian lingkungan hidup; promosi dagang dan budaya/ pariwisat a; dan perencanaan t at a ruang propinsi. Di samping it u j uga diperlukan keberadaan kebij akan penat agunaan t anah di t ingkat pr opinsi dalam rangka pelaksanaan dekonsent rasi, dimana t erdapat kewenangan pemerint ah Pusat yang di limpahkan kepada Gubernur.

c.

Selanj ut nya diperlukan kebij akan penat agunaan t anah di t ingkat kabupat en dan kot a yang mencakup semua kewenangan pemerint ahan selain kewenangan yang dikecualikan dalam kedua but ir di at as.

Dengan kat a lain Pemerint ah Pusat mempunyai wewenang pengat uran, pengarahan melalui penerbit an berbagai pedoman, sert a pengawasan dan pengendalian berskala makro; pemerint ah propinsi mempunyai wewenang bersif at lint as kabupat en/ kot a, pemberian perij inan t ert ent u, penyusunan rencana t ert ent u sert a pengawasan dan pengendalian berskala meso; sedang pemerint ah kabupat en mempunyai wewenang yang bersif at pemberian perij inan t ert ent u, perencanaan, pelaksanaan, sert a pengawasan dan pengendalian berskala mikro.

DAS dan Wilayah Sungai t idaklah pernah mempunyai bat as yang bert epat an (

co-incided

) dengan bat as-bat as wilayah administ rasi. Oleh karena it u DAS perlu diklasif ikasi menurut hamparan wilayahnya dan f ungsi st rat egisnya sebagai berikut :
(8)

b. DAS Regional : let aknya secara geograf is melewat i lebih dari sat u Daerah

Kabupat en/ Kot a; dan/ at au DAS yang secara pot ensial dimanf aat kan oleh lebih dari sat u Daerah Kabupat en/ Kot a; dan/ at au DAS lokal yang at as usulan Pemerint ah

Kabupat en/ Kot a yang bersangkut an, dan hasi l penilaian dit et apkan unt uk didayagunakan (dikembangkan dan dikelola) oleh Pemerint ah Propinsi, dan/ at au DAS yang secara pot ensial bersif at st rat egis bagi pembangunan regional.

c. DAS Nasional : let aknya secara geograf is melewat i lebih dari sat u Daerah propinsi, dan/ at au DAS yang secara pot ensial dimanf aat kan oleh lebih dari sat u Daerah Propinsi, dan/ at au DAS Regional yang at as usulan Pemerint ah Propinsi yang bersangkut an, dan hasil penilaian dit et apkan unt uk didayagunakan (dikembangkan dan dikelola) oleh Pemerint ah Pusat , dan/ at au DAS yang secara pot ensial bersif at st rat egis bagi pembangunan nasional.

(9)

Hal yang sangat perlu diperhat ikan dalam perencanaan adalah bahwa perencanaan t idak selesai hanya dengan dihasilkannya dokumen rencana, t et api sebagai proses yang berulang dan mengait dengan akt ivit as-akt ivit as pengelolaan DAS. Set elah rencana dilaksanakan maka perlu monit oring t erhadap t uj uan dan sasaran yang dit et apkan, sehingga memungkinkan adanya umpan balik dan revisi t erhadap rencana yang t elah disusun (Gambar 2).

Dalam pembuat an rencana pengelolaan DAS di perlukan langkah-langkah sebagai berikut :

a.

Ident if ikasi karat erist ik Daerah Aliran Sungai (DAS) yang ant ara lain mencakup bat as dan luas, t opograf i, geograf i, t anah, iklim, kondisi hidrologi, penggunaan lahan, kerapat an drainase, sosial & ekonomi;

b.

Ident if ikasi permasalahan yang meliput i aspek penggunaan lahan, t ingkat kekrit isan lahan, aspek hidrologi, sosial ekonomi dan kelembagaansepert i t erlihat pada Gambar 3;

c.

Perumusan t uj uan dan sasaran;

d.

Ident if ikasi dan evaluasi alt ernat if kegiat an;

e.

Peyusunan rencana indikat if dan kegiat an;

f.

Legit imasi dan sosialisasi rencana.

3. 2 Hirarki Perencanaan

(10)

Terpadu, Pola RLKT yang memiliki out put berupa arahan umum penggunaan lahan, rehabilit asi dan konservasi t anah, urut an pr iorot as penanganan sub DAS dalam DAS yang bersangkut an sert a pengembangan sosial ekonomi.

Rencana j angka menengah lebih bersif at t eknis pelaksanaan, misalnya Rencana Teknik Lapangan (RTL) RLKT. Rencana ini memiliki out put yang meliput i rekomendasi t eknis kegiat an RLKT, proyeksi kegiat an t ahunan RLKT, analisis manf aat (f inansial dan ekonomi), sert a rencana monit oring dan evaluasi . Sedangkan rencana j angka pendek (t ahunan) dibuat sangat rinci dan dilengkapi dengan rancangan set iap kegiat an sepert i Rencana Teknik Penghij auan yang memuat inf ormasi lokasi, j enis, volume, wakt u dan biaya kegiat an.

3. 3 Penyusunan Rencana Kegiatan

Rencana Kegiat an disusun unt uk memberi gambaran yang j elas t ent ang : (1) t uj uan kegiat an, (2) f ungsi dan kedudukannya dalam pengelolaan DAS, (3) manf aat , (4) kurun wakt u, (5) sif at , (6) cakupan wilayah, (7) pelaksana kegiat an, (8) pembiayaan, sarana dan prasarana yang diperlukan, (9) ket at alaksanaan/ organisasi dan mekanisme pelaksanaan, dan (10) inst it usi dan kelembagaan yang dibut uhkan. Rencana kegiat an t ersebut t erinci pada masing-masing program dengan skala priorit as yang j elas, yait u kegiat an unt uk pengelolaan DAS (w

at ershed management

), kegiat an unt uk menunj ang pengelolaan sumber daya air (

wat er resources management

), dan kegiat an unt uk pemberdayaan dan part isipasi masyarakat (

empowering and publ ic part icipat ion

). Kegiat an yang dipriorit askan dapat dipilih sesuai dengan aspek yang t erkait dengan pengeloaan DAS, dan permasalahan yang menonj ol pada DAS yang bersangkut an, misalnya:

a.

Pengeloaan DAS dan pengembangan sumber daya air

Kegiat an pengelolaan DAS misalnya kegiat an RLKT yang perlu dilaksanakan di daerah hulu harus diint egrasikan dengan upaya pengembangan sumber daya air yang lebih banyak dilakukan di bagian t engah dan hilir.

b.

Pengelolaan DAS dan pengembangan wilayah

Dalam kait annya dengan pengembangan wilayah, maka pengelolaan DAS sangat erat kait annya dengan penat aan ruang dan penat agunaan t anah, sepert i penet apan kawasan lindung, budidaya dan kawasan t ert ent u. Penet apan f ungsi kawasan ini berdasarkan pada hasil evaluasi kemampuan lahan agar produkt if dan berkelanj ut an. Oleh karena it u rencana pengelolaan DAS harus diint egrasikan kedalam Rencana Umum Tat a Ruang Daerah.

c.

Penanggung biaya bersama (

cost sharing

)

Sepert i t elah dit uangkan dimuka bahwa bat as ekosist em DAS t idak berimpit an dengan bat as administ rat if . Sat u wilayah administ rat if secara geograf is dapat t erlet ak pada sat u wilayah DAS at au sebaliknya. Apabila hal ini t erj adi, diperlukan ident if ikasi t ent ang wilayah administ rat if yang t ermasuk/ t idak t ermasuk dalam DAS yang menj adi kaj ian. Disamping it u Dengan adanya ket erkait an hulu dan hilir perlu j uga dilakukan ident if ikasi, penent uan lokasi, kat egori dan bent uk akt if it as

st akehol ders

dalam DAS. Selanj ut nya dirumuskan kebij akan pengelolaan DAS yang dipert imbangkan mekanisme, regulasi dan pengat uran kelembagaan yang akan menerapkan prinsip-prinsip insent if dan disinsent if t erhadap

st akeholders

sesuai dengan kat egori dan kedudukannya dalam perspekt ip prinsip pembiayaan bersama (

cost sharing principl e

). Dengan demikian pelaksanaan kegiat an konservasi t anah dan air di bagian hulu DAS dapat dilaksanakan secara berkelanj ut an dengan adanya biaya dari

st akehol ders

yang mendapat manf aat sebagai akibat adanya kegiat an t ersebut .

(11)

Agar rencana yang dibuat dapat mengikat semua

st akehol ders

unt uk mengimplement asikannya, maka penyusunan rencana harus melibat kan semua

st akehol ders

(part isipasi) dan rencana yang dihasilkan harus berkekuat an hukum. Misalnya rencana dibuat dalam bent uk Perat uran Daerah. Tahap selanj ut nya adalah dist ribusi dan sosialisasi rencana kepada semua

st akehol ders

agar dapat diket ahui, dipahami dan diimplement asikan sesuai dengan t uj uan yag diinginkan.

IV. PENGORGANISASIAN

4. 1 Stakeholders Dalam Pengelolan DAS

Selama ini sej umlah kegiat an dan proyek yang berkait an dalam pengelolaan DAS t elah dilaksanakan oleh inst ansi-inst ansi yang mengurus Pemukiman Sarana Prasarana Wilayah (Pekerj aan Umum), Kehut anan, Perkebunan, Pert anian, Dalam Negeri, Badan Pert ahanan Nasional, Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hut an, Pert ambangan dan Energi dan pihak-pihak lainnya. Masing-masing inst ansi mempunyai pendekat an yang berbeda dalam kegiat an pengelolaan DAS baik dalam unit perencanaan maupun implement asinya sehinnga dapat dikat akan bahwa pengelolaan DAS merupakan hal yang sangat kompleks baik dit inj au dari banyaknya pihak yang t erlibat maupun aspek-aspek yang ada di dalam suat u DAS. Dengan kondisi demikian, maka dibut uhkan suat u sist em yang dapat mencipt akan percepat an dalam pengelolaan DAS secara ideal.

Pengalaman selama ini menuj ukkan bahwa dalam menj alankan t ugas dan f ungsinya, masing-masing lembaga t ersebut cenderung bersif at sekt oral, dan oleh karenanya, seringkali t erdapat t abrakan kepent ingan (

conf l ict of int erest

) ant ar lembaga yang t erlibat dalam pengelolaan DAS. Unt uk menghindari t erj adinya t abrakan kepent ingan, diperlukan klarif ikasi dan ident if ikasi secara j elas t ent ang t ugas dan wewenang masing-masing lembaga dalam menj alankan f ungsinya. Selain masalah t abrakan kepent ingan, masalah lain yang umum t erj adi dalam pengelolaan sumber daya yang melibat kan banyak lembaga adalah masalah kerj asama dan koordinasi ant ar lembaga. Oleh karena it u, pengat uran kelembagaan dan regulasi yang mengat ur mekanisme kerj a ant ar lembaga t ersebut harus disiapkan dengan mat ang sehingga dapat menghasilkan pola kerj asama dan koordinasi yang opt imal.

Menyadari adanya ket erbat asan dalam hal kapasi t as kelembagaan dan besarnya t ingkat kesulit an dalam melaksanakan pengat uran kelembagaan dalam pengelolaan DAS, t erut ama dalam sist em pengelolaan yang mengandalkan pada pola kerj asama dan koordinasi ant ar lembaga, maka hal pert ama yang perlu dilakukan adalah:

a.

melakukan ident if ikasi dan membuat daf t ar seluruh lembaga dan pihak yang t erkait (

st akehol ders

) dengan pelaksanaan pengelolaan DAS t ermasuk masyarakat yang diprakirakan akan t erkena dampak at as pelaksanaan kegiat an pengelolaan DAS;

b.

melakukan ident if ikasi t ugas dan wewenang masing-masing lembaga dan pihak yang

t erlibat (

st akehol ders

);

c.

merumuskan bent uk lembaga at au badan pengelola DAS yang sesuai dengan kondisi dan let ak geograf is DAS.

4. 2 Alternatif Bentuk Lembaga Pengelola DAS

Bent uk lembaga pengelola DAS dalam art i mempunyai t ugas operasional dapat dipilih dari t iga bent uk lembaga sebagai berikut :

a.

Badan Koordinasi

(12)

b.

Badan Otorita

B

adan ini dibent uk oleh pemerint ah sebagai pelaksana dengan t ugas mengurus dan mengusahakan pemberdayaan Daerah Aliran Sungai dengan kebij akan-kebij akan yang dit et apkan oleh Forum Air (Komit e DAS).

c.

Badan Usaha

Badan Usaha (dalam bentuk BUMN atau BUMD) dibentuk oleh Pemerintah atau Pemerintah

Daerah yang ditugasi mengusahakan DAS sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Forum Air

(Komite DAS).

4. 3 Dewan dan Forum DAS

Kebij akan pengelolaan DAS yang meliput i aspek

pl anning-programming-cont roling-budget ing

dilaksanakan oleh t im yang berbent uk Dewan at au Forum DAS.

a.

Tingkatan Dewan DAS

Dewan DAS dibent uk dalam beberapa t ingkat an sebagai berikut :

1.

Lingkup Nasional (Dewan DAS Nasional)

Berfungsi menetapkan kebijakan, strategi dan program pengelolaan DAS pada tingkat

nasional.

2.

Lingkup Regional (Forum DAS Propinsi)

Berfungsi menetapkan kebijakan, strategi dan program pengelolaan DAS pada tingkat

regional.

3.

Lingkup Lokal (Forum DAS Daerah)

Berf ungsi menet apkan kebij akan, st rat egi, program, pelaksanaan dan pembiayaan pengelolaan DAS pada t ingkat DAS at au Kabupat en/ Kot a

b.

Tingkatan Dewan dan Forum DAS

Keanggotaan Dewan DAS tersebut terdiri atas wakil seluruh

stakeholders

, yaitu :

1.

Dewan DAS Nasional :

Wakil Depart emen dan Lembaga Tinggi Negara t erkait , Pakar/ Pemerhat i dan wakil pemanf aat unt uk t ingkat nasional.

2.

Forum DAS Regional :

Gubernur at au pej abat yang dit unj uk (sebagai ket ua), inst ansi yang mengurusi bidang-bidang pengairan, kehut anan, pert anian dan pengendalian dampak lingkungan, inst ansi yang mengurusi perencanaan pembangunan (sebagai sekret aris), dengan anggot a : Bupat i/ Walikot a t erkait , wakil pemanf aat (sesuai sekt or masing-masing), pemuka masyarakat , pakar/ pemerhat i (dari Perguruan Tinggi) dan Lembaga Swadaya Masyarakat yang relevan di t ingkat DAS yang bersangkut an.

3.

Forum DAS Lokal :

Bupat i/ Walikot a at au pej abat yang dit unj uk (sebagai ket ua), inst ansi yang mengurusi bidang-bidang pengairan, kehut anan, pert anian dan pengendalian dampak lingkungan, inst ansi yang mengurusi perencanaan pembangunan daerah Kabupat en/ Kot a (sebagai Sekret aris), dengan anggot a : wakil pemanf aat (sesuai sekt or masing-masing), pemuka masyarakat , pakar/ pemerhat i (dari Perguruan Tinngi) dan Lembaga Swadaya Masyarakat yang relevan di t ingkat DAS.

V. PELAKSANAAN

(13)

Unt uk dapat menj amin kelest arian DAS, pelaksanaan pengelolaan DAS harus mengikut i prinsip-prinsip dasar hidrologi. Dalam sist em Hidrologi DAS, komponen masukan ut ama t erdiri at as curah huj an sedang komponen keluaran t erdiri at as debi t aliran dan muat an sedimen, t ermasuk unsur hara dan bahan pencemar didalamnya. DAS yang t erdiri at as komponen-komponen veget asi, t anah, t opograf i, air/ sungai, dan manusia.

Kegiat an yang relevan dengan pengelolaan DAS unt uk menj amin kelest arian sert a adanya peran para pengelola yang t erlibat adalah:

5. 1 Manaj emen Daerah Aliran Sungai (Wat ershed Management)

Sesuai dengan rencana induk dan program kerj a j angka menengah dan t ahunan konservasi Daerah Aliran Sungai, dinas/ inst ansi t erkait dan masyarakat , sebagai pelaksanaan konservasi,

melaksanakan kegiat an konservasi DAS (rehabilit asi lahan, konservasi t anah, penghij auan dsb-nya), dan pengendalian t at a guna lahan. Dilakukan pula kegi at an monit oring kondisi DAS dan evaluasi t erhadap pelaksanaan rencana induk konservasi.

5. 2 Manaj emen Sumber Daya Air

a. Manaj emen kuant it as air (penyediaan air)

1.

Pembangunan sumber daya air

Menyiapkan rencana induk pengembangan Sumber Daya Air (SD Air), t ermasuk didalamnya neraca air, yang melibat kan berbagai inst ansi t erkait sert a melaksanakan pembangunan prasarana pengairan (sesuai dengan penugasan yang diberikan) dalam rangka mengopt imalkan pemanf aat an SD Air.

2.

Prediksi kekeringan

Melakukan pemant auan dan pengolahan dat a hidrologis, membuat prediksi kemungkinan t erj adinya kekeringan (mungkin menggunakan f asilit as t elemet ri dan bant uan simulasi komput er yang dihubungkan dengan basis dat a nasional dan int ernasional).

3.

Penanggulangan kekeringan

Secara akt if bersama dinas/ inst ansi t erkait dalam Sat korlak–PBA melakukan upaya penanggulangan pada saat t erj adi kekeringan yang t idak dapat t erelakkan.

4.

Perijinan penggunaan air

Memberikan rekomendasi t eknis at as penerbit an ij in penggunaan air dengan memperhat ikan opt imasi manf aat sumber daya yang t ersedia.

5.

Alokasi air

Menyusun konsep pada operasi waduk/ al okasi air unt uk mendapat kan opt imasi pengalokasian air.

6.

Dist ribusi air

Melakukan pengendalian dist ribusi air bersama dinas/ inst ansi t erkait dengan bant uan t elemet ri unt uk melaksanakan ket et apan alokasi air.

b. Manaj emen kualit as air

1.

Perencanaan pengendalian kualit as air

Bersama dinas/ inst ansi t erkait menyiapkan rencana induk dan program kerj a j angka menengah dan t ahunan pengendalian pencemar an air dan peningkat an kualit as air.

2.

Pemant auan dan pengendalian kualit as air

Berdasarkan rencana induk, melakukan pemant auan dan pengendalian kualit as air yang melibat kan berbagai inst ansi t erkait . Pemant auan dilakukan secara periodik (baik kualit as air sungai maupun buangan limbah cair yang dominan) dan melaksanakan

(14)

kepada Pemerint ah Daerah (Gubernur maupun Bapedalda) dalam upaya pengendalian pencemaran air, penegakan at uran dan peningkat an kualit as air sungai.

3.

Peyediaan debit pemeliharaan sungai

Berdasarkan pola operasi waduk dan/ at au kondisi lapangan, dapat disediakan sej umlah debit pemeliharaan sungai set elah mendapat kan pengesahan alokasi dari Dewan DAS Propinsi (Forum DAS Regional).

4.

Peningkat an daya dukung sungai

Pelaksanaan peningkat an daya dukung sungai dengan melaksanakan upaya pengendalian di

in-st ream

(penggelont oran, penyediaan debit pemeliharaan, peningkat an kemampuan asimilasi sungai) dan berpart isipasi akt if dalam kegiat an pengendalian di

of f -st ream

(pada sumber pencemar) melalui inst rumen hukum maupun inst rumen ekonomi disamping melaksanakan kegiat an penyuluhan unt uk meningkat kan kont rol sosial dari masyarakat .

5.

Koordinasi

Bersana dengan inst ansi/ dinas t erkait menyelenggarakan koordinasi penyiapan program dan implement asi pengendalian pencemar an dan limbah domest ik, indust ri dan

pert anian.

5. 3 Manaj emen Pemeliharaan Prasarana Pengairan

a.

Pemeliharaan preventif

Melakukan pemeliharaan rut in, berkala dan perbaikan kecil unt uk mencegah t erj adinya kerusakan prasarana pengairan yang lebih parah.

b.

Pemeliharaan korektif

Melakukan perbaikan besar, rehabilit asi dan reakt if ikasi dalam rangka mengembalikan at au meningkat kan f ungsi prasarana pengairan.

c.

Pemeliharaan darurat

Melakukan perbaikan sement ara yang harus dilakukan secepat nya karena kondisi mendesak/ darurat (karena kerusakan banj ir dsb-nya).

d.

Pengamat an inst rumen keamanan bendungan

Melakukan pengamat an inst rumen keamanan bendungan (

phreat ic l ine, pore pressure

dan lain-lain) sert a menganalisis hasil pengamat an t ersebut unt uk menget ahui adanya penurunan (

set t l ement

), rembesan (

seepage

) at au perubahan ragawi lainnya t erhadap bendungan.

5. 4 Manaj emen Pengendalian Banj ir

a.

Pemantauan dan prediksi air

Melakukan pemantauan dan pengolahan data hidrologis, membuat prediksi iklim,

cuaca dan banjir dengan menggunakan fasilitas telemetri dan bantuan simulasi

komputer yang dihubungkan dengan basis data nasional dan internasional.

b.

Pengaturan (distribusi) dan pencegahan banjir.

Menyiapkan pedoman siaga banjir yang berlaku sebagai SOP (

Standard Operating

Procedure

) pengendalian banjir yang dipergunakan oleh seluruh instansi terkait.

Pengendalian banjir dilakukan melalui pengaturan operasi waduk untuk

menampung debit banjir, dan pengaturan bukaan pintu air guna mendistribusikan

banjir sehingga dapat dikurangi/dihindari dari bencana banjir.

c.

Penanggulangan banjir

(15)

d.

Perbaikan kerusakan akibat banjir

Bersama instansi terkait melakukan perbaikan atas kerusakan akibat terjadinya

bencana banjir yang tidak terelakkan.

5. 5 Manaj emen Lingkungan Sungai

a.

Perencanaan peruntukan lahan daerah sempadan sungai

Bersama dinas/instansi terkait menyusun penetapan garis sempadan dan rencana

peruntukan lahan daerah sempadan sungai sesuai dengan Rencana detail Tata

Ruang Daerah dalam rangka pengamatan fungsi sungai.

b.

Pengendalian penggunaan lahan sempadan sungai

Melakukan Pengendalian dan penertiban penggunaan lahan di daerah sempadan

sungai bersama dinas/instansi terkait.

c.

Pelest arian biot a air

Mengupayakan peningkat an kondisi sungai yang kondusif unt uk pert umbuhan biot a air.

d.

Pengembangan pariwisat a, olah raga, dan t ransport asi air

Mengembangkan pemanfaatan sungai dan waduk untuk keperluan wisata,olah raga,

dan transportasi air bekerja sama dengan pihak-pihak terkait.

5. 6 Manaj emen Pemberdayaan Masyarakat

a.

Program penguat an ekonomi masyarakat melalui pengembangan pedesaan, sehingga pendapat an pet ani meningkat .

b.

Program pengembangan pert anian konservasi, sehingga dapat berf ungsi produksi dan pelest arian sumber daya t anah dan air.

c.

Penyuluhan dan t ransf er t eknologi unt uk menunj ang program pert anian konservasi dan peningkat an kesadaran masyarakat unt uk berpart isipasi dalam kegiat an pengelolaan DAS.

d.

Berbagai bent uk insent if (rangsangan) baik insent if langsung maupun t idak langsung, dalam bent uk bant uan t eknis, pinj aman, yang dapat memacu peringat an produksi pert anian dan usaha konservasi t anah dan air.

e.

Upaya mengembangkan kemandirian dan memperkuat posisi t awar menawar masyarakat lapisan bawah, sehingga mampu memperluas keberdayaan masyarakat dan

berkembangnya ekonomi rakyat .

f.

Memonit or dan evaluasi t erhadap perkembangan sosial ekonomi masyarakat , sert a t ingkat kesadaran masyarakat dalam ikut berperan sert a dalam pengelolaan DAS.
(16)

Monit oring pengelolaan DAS adal ah proses pengamat an dat a dan f akt a yang pelaksanaannya dilakukan secara periodik dan t erus menerus t erhadap masalah : (1) j alannya kegiat an, (2) penggunaan input , (3) hasil akibat kegiat an yang dilaksanakan (out put ), dan (4) f akt or luar at au kendala yang mempengaruhinya.

Evaluasi pengelolaan DAS adalah proses pengamat an dan analisis dat a dan f akt a, yang pelaksanaannya dilakukan menurut kepent ingannya mulai dari penyusunan rencana program, pelaksanaan program dan pengembangan program pengelolaan DAS. Hasil evaluasi pada

pengembangan program akan berguna sebagai masukan bagi penyusunan rencana program pada t ahapan berikut nya. Unt uk memperoleh dat a dan inf ormasi yang dapat memberikan gambaran menyeluruh mengenai perkembangan keragaan DAS, maka diperlukan kegiat an monit oring dan evaluasi DAS yang dit ekankan pada aspek penggunaan lahan, t at a air, sosial ekonomi dan kelembagaan. Kegiat an monit oring dan evaluasi secara skemat is dit unj ukkan pada Gambar 4. Uraian singkat t ent ang masing-masing aspek yang akan dilakukan pada kegiat an monit oring dan evaluasi yait u:

6. 1 Monitoring dan Evaluasi Penggunaan Lahan

(17)

yang dikumpulkan dalam monit oring penggunaan lahan adalah dat a dari hasil observasi di lapangan, penginderaan j auh dan dat a sekunder . Tuj uan monit oring dan evaluasi ini adalah unt uk menget ahui perubahan kondisi lahan t erut ama menyangkut ada t idak adanya

kecenderungan degradasi lahan.

6. 2 Monitoring dan Evaluasi Tata Air

Monit oring t at a air dimaksudkan unt uk menget ahui perkembangan kuant it as, kualit as dan kont inuit as aliran air dari DAS/ Sub DAS bersangkut an set elah dilaksanakan kegiat an pengelolaan DAS.

Evaluasi t at a air dengan analisis t erhadap debit sungai maksimum dan minimum hingga dapat diket ahui nilai koef isien rej im sungai (KRS)-nya. Sedangkan hasil perhit ungan muat an sedimen (

sediment load

) pada aliran sungai diperlukan unt uk memperkirakan erosi yang t erj adi.

Sement ara dari perbandingan secara

t ime series

ant ara debit sungai dengan curah huj an dapat diket ahui perubahan koef isien

run-of f

dari t ahun ke t ahun.

6. 3 Monitoring dan Evaluasi Sosial Ekonomi

Kegiat an ini dimaksudkan unt uk memperoleh gambaran t ent ang pengaruh dan hubungan t imbal balik ant ara f akt or-f akt or ekonomi dengan kondisi sumber daya alam (t anah, air dan veget asi ) di dalam DAS/ Sub DAS. Dat a yang dikumpulkan dalam monit oring sosial ekonomi ant ara lain

mencakup kependudukan, t ekanan penduduk t erhadap lahan, t ingkat dan proporsi pendapat an keluarga, dan kepedulian/ perilaku masyarakat . Sasaran yang ingin dicapai adalah menget ahui perubahan kondisi sosial ekonomi sebelum ada kegiat an pengelolaan DAS dan set elah adanya kegiat an pengelolaan, misalnya apakah pengel olaan DAS t elah dapat meningkat kan t ingkat perekonomian keluarga.

6. 4 Monitoring dan Evaluasi Kelembagaan

Salah sat u indikat or yang pent ing dimonit or dan evaluasi dalam kelembagaan pengelolaan DAS adalah KISS (koordinasi, int egrasi, sinkronisasi dan simplipikasi) karena pengelolaan DAS melibat kan mult i st akeholders, mult i sekt or dan mult i disiplin. Paramet er yang bisa digunakan diant aranya ada t idaknya konf lik yang t erj adi. Hal lain yang perlu dievaluasi dalam kelembagaan adalah keberdayaan lembaga masyarakat lokal (adat ) dalam kegiat an pengelolaan DAS dan ket ergant ungan masyarakat kepada pemerint ah. Evaluasi t erhadap hal t ersebut bisa mencerminkan kemampuan dan kemandirian masyarakat dan t ingkat int ervensi pemerint ah dalam kegiat an pengelolaan DAS.

6. 5 Kriteria dan Indikator Kinerj a DAS

Tabel 1. Kriteria dan Indikator Kinerj a DAS

KRITERIA INDIKATOR PARAMETER STANDAR EVALUASI KETERANGAN 1. Penut upan oleh

veget asi

L V P

IPL = --- x 100% Luas DAS

IPL > 75% baik IPL = 30 - 75% sedang IPL < 30% j el ek

IPL = indek penut upan lahan LVP = luas lahan berveget asi permanen

Inf ormasi dari pet a penut upan lahan at au l and use

2. Kesesuaian Penggunaan Lahan (KPL)

L P S

KPL = --- x 100% Luas DAS

KPL > 75% baik KPL = 40 - 75% sedang KPL < 40% j el ek

LPS = luas penggunaan lahan yang sesuai

Ruj ukan kesesuaian penggunaan lahan adalah RTRW/ K dan at au pol a RLKT A. Penggunaan Lahan

3. Erosi, Indek Erosi (IE) erosi akt ual KPL = --- x 100%

IE < 1 baik IE > 1 j el ek

(18)

Erosi yg dit ol eransi 4. Pengelolaan lahan Pola t anam (C) dan t indakan

konservasi (P)

C x P < 0, 10 baik C x P = 0, 10-0, 50 sedang

C x P > 0, 50 j el ek

Perhit ungan nilai C & P meruj uk pedoman RTL-RLKT t ahun 1998

1. Debit air sungai Q max a. KRS = --- Q min

Sd

b. CV = --- x 100% Q rat a-rat a

kebut uhan b. IPA = --- persediaan

KRS < 50 baik KRS = 50-120 sedang KRS > 120 buruk

CV < 10% baik CV > 10% j elek

Nilai IPA semakin kecil semakin baik

Dat a SPAS PU/ BRLKT/ HPH Q = debit sungai

CV = coef isien varian Sd = st andar deviasi Dat a SPAS

IPA = Indek Penggunaan Air

2. Kandugan sedimen Kadar l umpur dalam air Semakin menurun semakin baik menurut mut u perunt ukan

Dat a SPAS

3. Kandungan pencemar (polut an)

Kadar biof isik kimia Menurut st andar yang berl aku

St andar baku yang berlaku, misal PP 20/ 1990

B. Tat a Air

4. Nisbah hant ar sedimen (SDR)

Tot al sedimen SDR = --- Tot al erosi

SDR < 50% normal SDR 50-75% t dk normal SDR > 75% rusak

Dat a SPAS dan perhit ungan/ pengukuran erosi

1. Kepedulian individu E Kegiat an posit ip konservasi mandiri

Ada, t idak ada Dat a dari inst ansi t erkait

2. Part isipasi masyarakat

% kehadiran masyarakat dal am kegiat an bersama

> 70% t inggi 40-70% sedang < 40% rendah

Dari dat a pengamat an at au l aporan inst ansi t erkait C. Sosial

3. Tekanan penduduk t erhadap lahan

Indek Tekanan penduduk (TP)

f Po (1 + r)t TP = zx --- L

TP < 1 ringan TP = 1-2 sedang TP > 2 berat

t = wakt u dlm 5 t ahun z = luas lahan pert anian minimal ut k hidup l ayak/ pet ani

f = proporsi pet ani t erhadap popul asi penduduk DAS Po = j ml penduduk t ahun 0 L = luas lahan pert anian r = Pert umbuhan penduduk/ t hn 1. Ket ergant ungan

penduduk t erhadap lahan

Kont ribusi pert anian t erhadap t ot al pendapat an keluarga

> 75% t inggi 50-75% sedang < 50% rendah

Dihit ung KK/ t hn Dat a dari inst ansi t erkait at au pet ani sample 2. Tingkat pendapat an Pendapat an keluarga/ t ahun Garis kemiskinan BPS Dat a dari inst ansi t erkait

at au pet ani sample 3. Produkt ivit as lahan Produksi/ ha/ t hn Menurun, t et ap,

meningkat

Dat a BPS at au pet ani sampl e D. Ekonomi

4. Jasa lingkungan (air, wisat a, ikl im mikro, umur waduk)

Int ernal it as dari ext ernalit as pembiayaan pengel ol aan bersama (cost sharing)

Ada, t idak ada Dalam bent uk paj ak, ret ribusi unt uk dana lingkungan

1. Pemberdayaan l embaga l okal/ adat

Peranan lembaga lokal dal am pengel ol aan DAS

Berperan, t idak berperan

Dat a hasil pengamat an

2. Ket ergant ungan masyarakat kepada pemerint ah

Int ervensi pemerint ah Tinggi, sedang, rendah

Dat a hasil pengamat an

3. K I S S konf lik Tinggi, sedang,

rendah

Dat a hasil pengamat an E. Kel embagaan

4. Kegiat an usaha bersama

Jumlah unit usaha BErt ambah,

berkurang, t et ap

Dat a dari inst ansi t erkait

(19)

dilaksanakan, t erukur, dan mudah dipahami t erut ama oleh para pengelola DAS dan pihak lain yang mempunyai kepent ingan t erhadap pengelola DAS. Krit eria dan indikat or unt uk menent ukan kinerj a DAS t ersebut pada Tabel 1.

Penet apan krit eria dan indikat or kinerj a DAS diupayakan agar relevan dengan t uj uan penet apan krit eria dan indikat or dan diharapkan mampu menent ukan bahwa kegiat an pengelolaan DAS dianggap berhasil at au kurang/ t idak berhasil. Dengan kat a lain, st at us at au "kesehat an" suat u DAS dapat dit ent ukan dengan menggunakan krit er ia-krit eria kondisi Penggunaan Lahan, Sosial, Ekonomi dan Kelembagaan.

Sebagai cont oh, unt uk menent ukan kinerj a suat u DAS dari aspek/ krit eria t at a air, maka diperlukan indikat or-indikat or : debit aliran sungai, kandungan sedimen dan bahan pencemar lainnya sert a nisbah hant ar sedimen (SDR).

Unt uk masing-masing indikat or t ersebut t elah di t ent ukan paramet er dan t olok ukurnya, misalnya paramet er unt uk debit aliran sungai adalah dat a

t ime series

debit aliran sungai. Sedangkan t olok ukur unt uk paramet er koef isien rej im sungai (KRS) dit ent ukan berdasarkan nilai baku yang t elah dit ent ukan, dalam hal ini, kondisi t at a air dikat akan baik apabila besarnya angka KRS adalah sama dengan at au lebih kecil dari 50. Dengan cara yang sama, kinerj a suat u DAS dit ent ukan berdasarkan krit eria-krit eria penggunaan lahan, t at a air, sosial, ekonomi dan kelembagaan.

VII. KRITERIA DAN INDIKATOR PENGELOLAAN DAS

Sej alan dengan pent ingnya penet apan krit eria dan indikat or unt uk menent ukan kinerj a Daerah Aliran Sungai, penet apan krit eria dan indikat or pengelolaan DAS adalah ukuran yang menj adi dasar peningkat an t ingkat keberhasilan dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan monit oring dan evaluasi (monev) dalam meningkat kan opt imalisasi pemanf aat an sumber daya alam secara berkelanj ut an. Uraian singkat t ent ang krit eria dan indikat or pengelolaan DAS berdasarkan komponen-komponen manaj eman yang t erdiri at as perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan komponen monit oring dan evaluasi.

7. 1 Kriteria Perencanaan

Krit eria perencanaan yang disusun dalam rangka pengelolaan DAS ant ara lain, harus mempert imbangkan hal-hal sebagai berikut :

a. Telah menggunakan pendekat an ekosist em, art inya perencanaan bersif at komprehensif dan mencakup sub komponen dalam ekosist em DAS yang dikelola.

b. Telah memadukan perencanaan pengembangan hulu dan hilir, pengembangan sumber daya air dan konservasi DAS.

c. Perencanaan didasarkan at as kej elasan wewenang lembaga yang t erlibat dan part isipasi

st akeholders

.

d. Telah memanf aat kan t eknologi sist em inf ormasi geograf i dan memanf aat kan t eknologi yang bersif at adapt if / t eknologi kearif an t radisional .

7. 2 Kriteria Pengorganisasian

Pengorganisasian dimaksudkan agar pelaksanaan kegiat an pengelolaan DAS lebih ef ekt if dan ef isien, dalam art i masing-masing pihak yang t erlibat dapat menj alankan t ugasnya dengan baik dan bert anggung j awab. Unt uk it u diperlukan krit er ia pengorganisasian yang ant ara lain meliput i:

a. Dikembangkannya pengorganisasian yang melibat kan seluruh

st akehol der

dan bersif at lint as sekt or.
(20)

c. Dikembangkannya sist em koordinasi int erdependensi sehingga t ercipt a kerj a ant ar

st akeholder

yang bersinergis.

7. 3 Kriteria Pelaksanaan

Pada t ahap pelaksanaan berbagai kegiat an yang dirancang haruslah menunj ukkan adanya: a. Opt imasi pemanf aat an sumber daya secara ef isien dan mempert imbangkan daya dukung

lingkungan.

b. Dorongan pelaksanaan konservasi sumber daya alam DAS .

c. Peningkat an part isipasi

st akehol der

dan sinkronisasi ant ara lembaga yang t erlibat dalam pengelolaan DAS.

7. 4 Kriteria Monitoring dan Evaluasi

Karena pengelolaan DAS bert uj uan kearah keberlanj ut an pembangunan (

sust ainable

development

), maka akt ivit as monit oring dan evaluasi t at a air menj adi pent ing unt uk

dilaksanakan. Hal-hal yang perlu dipert imbangkan dalam melaksanakan monit oring dan evaluasi adalah:

a. Menggunakan ekosist em DAS sebagai unit analisis dalam melakukan monit oring dan evaluasi pengelolaan DAS.

b. Memanf aat kan model dan/ at au peramgkat lunak yang t elah disiapkan unt uk melakukan monit oring dan evaluasi.

(21)

Dalam Tabel 2 dit unj ukkan bahwa pengelolaan DAS yang berkelanj ut an mempersyarat kan

dipenuhinya krit eria dan indikat or unt uk set iap komponen/ akt ivit as pengelolaan DAS yang t erdiri at as perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan monit oring dan evaluasi (monev). Unt uk masing-masing komponen pengelolaan DAS t ersebut di at as, krit eria yang digunakan dan dianggap relevan unt uk t ecapainya pengelolaan DAS yang berkelanj ut an adalah : ekosist em, kelembagaan, t eknologi, dan pendanaan.

Tabel 2 memperlihat kan bahwa unt uk menent ukan keberhasilan pengelolaan DAS pada t ahap perencanaan mencakup wilayah hulu dan hilir DAS dan t et ap mempert imbangkan ekosist em DAS sebagai unit perncanaan; t elah mempert imbangkan bat as ekosist em dan bat as administ rasi dan t elah menyelaraskan kepent ingan-kepent ingan ekonomi, lingkungan, dan sosial dalam menyusun rencana pengelolaan DAS. Dengan cara yang sama, keberhasilan pengelolaan DAS dapat

(22)

Dit et apkan di : JAKARTA Pada t anggal : 23 Pebruari 2001

MENTERI KEHUTANAN, t t d. Dr. Ir. NUR MAHMUDI ISMA’ IL, MSc. Salinan sesuai dengan aslinya

Kepala Biro Hukum dan Organisasi , t t d.

Gambar

gambar 1. II.   KEBIJAKAN
Gambar 3;
Tabel 1. Kriteria dan Indikator Kinerja DAS
Tabel 2 memperlihatkan bahwa untuk menentukan keberhasilan pengelolaan DAS pada tahap perencanaan mencakup wilayah hulu dan hilir DAS dan tetap mempertimbangkan ekosistem DAS sebagai unit perncanaan; telah mempertimbangkan batas ekosistem dan batas adminis

Referensi

Dokumen terkait

Nominee agar menyempurnakan concept note pengabdiannya menjadi proposal sempurna (desain operasional) dengan sistematika minimal sebagai berikut; judul, isu dan

Organisation for Economic Co-operation and Development Directorate for Financial and Enterprise Affairs, Fair and Equitable Treatment Standard in International Investment

Pengguna data mengakui bahwa BPS tidak bertanggung jawab atas penggunaan data atau interpretasi atau kesimpulan berdasarkan penggunaan data apabila tidak diketahui atau

Pengguna data mengakui bahwa BPS tidak bertanggung jawab atas penggunaan data atau interpretasi atau kesimpulan berdasarkan penggunaan data apabila tidak diketahui atau

Terdapat berbagai tanaman yang dapat menghasilkan lateks, namun tanaman Hevea brasiliensis yang berasal dari negara Brazil ini merupakan sumber utama bahan karet

A CRITICAL DISCOURSE ANALYSIS OF NEWS ARTICLES ON THE DISPUTED QUICK COUNT RESULTS DURING THE 2014 INDONESIAN PRESIDENTIAL ELECTION.. Universitas Pendidikan Indonesia |

PENERAPAN METODE BRAIN GYM TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DAN DESKRIPSI.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari analisis data yang telah dilakukan, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah secara langsung ada pengaruh positif signifikan kompensasi, kompetensi