BAB V
P E N U T U P
Pada Bab V merupakan Penutup dari laporan penelitian, bagian ini membahas Simpulan dan Saran penelitian. Sub pokok bahasan meliputi Implikasi Penelitan, Simpulan dan Saran.
1.1. Implikasi Penelitian
Sebagai sebuah penelitian terapan yang bertumpu pada metode riset dan pengembangan (research and development), penelitian Strategi Manajemen Sekolah Berbasis Bencana Erupsi Merapi di SD Negeri Keningar 1 dan 2 masih memerlukan pengembangan perbaikan. Khususnya perbaikan pada sisi operasionalisasi konsep berdasarkan temuan-temuan perbaikan dari aplikasi lapangan. Perbaikan pada sisi operasionalisasi ini penting karena keterbatasan penelitian ini adalah pada ketersediaan waktu penelitian. Sehingga konsep SMSBBE Merapi di SD Negeri Keningar 1 dan 2 belum teruji pada bencana erupsi Merapi yang nyata. Dibutuhkan penelitian lanjutan dari berbagai sudut keahlian untuk menyempurnakan aplikasi strategi ini.
1.2. Simpulan
Berdasarkan laporan analisis dan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikuti:
pengungsian, sekolah darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi sekolah yang bertumpu pada kekuatan lokal. Kemampuan ini belum digunakan untuk membangun strategi mitigasi dan kesiapsiagaan sekolah yang terintegrasi dengan desa.
erupsi Merapi pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. (2). Standar Manajemen Sekolah Darurat. Merupakan prosedur pelaksanaan sekolah darurat yang bersinergi dengan desa dan kelompok pendukung lainnya.
1.3. Saran
1. Bagi SD Negeri Keningar 1 dan 2 penting mengembangkan strategi yang telah ada menjadi model integrasi manajemen sekolah dan desa bagi pengurangan risiko bencana erupsi Merapi. Membangun model akan memberi inspirasi sekolah-sekolah yang senasib untuk membangun strategi manajeman ketahanan sekolah mereka.
2. Bagi pemerintah desa Keningar, penting untuk mengembangkan segera kebijakan prosedur keselamatan dan evakuasi bagi masyarakat desa. Komunikasi intensif dengan sekolah dan sister village Ngrajek Kecamatan Mungkid akan menolong warga desa dalam pengungsian.
3. Bagi sekolah-sekolah yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Erupsi Merapi, sangat penting untuk memulai menyusun dan menjalankan pemetaan risiko bencana secara mandiri dan atas inisiatif sendiri. Dokumen peta ancaman bahaya, kerentanan dan kapasitas sekolah terhadap risiko bencana erupsi Merapi akan membantu sekolah menyusun strategi ketahanan sekolah terhadap risiko bencana.
sekolah-sekolah, panti jompo, panti asuhan, kantor dan institusi rentan lainnya sehingga menjamin perlindungan rasa aman bagi kelompok rentan jika terjadi ancaman bencana.
5. Bagi Kementerian Pendidikan Nasional di tingkat kabupaten/kota dan pusat perlu memulai membangun integrasi risiko bencana dari dalam institusi kemendiknas sendiri. Internalisasi dari dalam akan mengubah pendekatan generalisasi manajemen antara sekolah yang berada di risiko bencana tinggi dan rendah, yang jelas memiliki kebutuhan berbeda. Guru dan kepala sekolah yang bertugas di wilayah rawan membutuhkan dukungan pendidikan khusus, alat-alat, sarana dan prasarana yang menjamin ketahanan sekolah dimana mereka bertugas.
6. Bagi Universitas Kristen Satya Wacana, khususnya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan perlu memprioritaskan penelitian-penelitian terapan bagi mahasiswa dan dosen, khususnya isu-isu yang langsung menyentuh problem yang di hadapi oleh sekolah. Termasuk menerapkan kebijakan universitas peduli risiko bencana dalam manajemen internal kampus.
7. Bagi komunitas masyarakat perlu mengorganisasikan diri untuk membangun konsep mitigasi dan kesiapsiagaan yang terintegrasi antara desa dan sekolah. Integrasi strategi manajemen akan membantu minimalisasi korban dari kelompok paling rentan selain balita, ibu hamil, manula dan