ANALISIS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN NIKAH (SIMKAH) DI KUA KECAMATAN SAWAHAN SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)
Oleh: LIA ARISKA
(B94213071)
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
ABSTRAK
Lia Ariska, 2017. Analisis Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) di KUA Kecamatan Sawahan Surabaya.
Fokus masalah penelitian ini adalah bagaimana penerapan Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) di KUA Kecamatan Sawahan Surabaya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan Sistem Informasi Manajemen Nikah di KUA Kecamatan Sawahan Surabaya. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi, dan observasi. Data yang diperoleh dari penelitian kemudian dianalisis dengan teknik grounded theory, dimana analisis data dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data (Data
Reduction), penyajian data (Data Display), penarikan kesimpulan dan
verifikasi.
Penelitian ini mendapat temuan bahwa di KUA Kecamatan Sawahan Surabaya sudah menerapkan Sistem informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) dalam proses pencatatan pernikahan. Penerapan Sistem Informasi Manajemen telah memenuhi beberapa sub bab yaitu pertama tujuan, kedua tahapan SOP, ketiga komponen terdiri dari (database di SIMKAH, petugas, prosedur penggunaan SIMKAH), dan keempat metode pengolahan data terdiri dari (input, proses, dan output). Penerapan Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) dilakukan dalam pencatatan pernikahan dengan mengumpulkan data-data untuk diproses agar menghasilkan informasi. Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) ini terbagi menjadi tiga aspek pembahasan yaitu pertama, pemanfaatan SIMKAH, kedua kendala SIMKAH, ketiga peran pengambilan keputusan. Manfaat Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) dalam pelayanan masyarakat yaitu mempercepat proses keluar masuknya data nikah, mempermudah pencarian data nikah dan sebagai bentuk penyesuaian dengan teknologi yang semakin modern. Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) adalah sebuah aplikasi yang sudah disetting oleh pihak IT untuk menerima dan menolak data sesuai ketentuan.
DAFTAR ISI
JUDUL PENELITIAN (COVER) ... i
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN OTENTISITAS SKRIPSIvi ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Definisi Konsep ... 8
F. Sistematika Pembahasan... 10
BAB II: KAJIAN TEORETIK A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 12
B. Kerangka Teori 1. Sistem Informasi Manajemen ... 14
2. Pencatatan Pernikahan ... 22
3. Sistem Informasi Manajemen Nikah ... 32
BAB III: METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 39
B. Lokasi Penelitian ... 40
C. Jenis dan Sumber Data ... 40
E. Teknik Pengumpulan Data ... 43
F. Teknik Validitas Data... 46
G. Teknik Analisis Data ... 48
BAB IV: HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 51
B. Penyajian Data ... 59
C. Pembahasan Hasil Penelitian (Analisis Data) ... 104
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan ... 127
B. Rekomendasi ... 127
C. Keterbatasan Penelitian ... 128
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN: (instrumen penelitian seperti pedoman wawancara,
pedoman observasi, transkrip hasil wawancara; Surat Keterangan melakukan
penelitian, kartu konsultasi dengan dosen pembimbing, dll)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Model Pengambilan Keputusan SIM………33
Tabel 4.1 Struktur Organisasi………56
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model SIM ... 18
Gambar 2.2 Alur Proses Pendaftaran Nikah ... 27
Gambar 2.3 Skema Pendaftaran Sampai Pemberian Buku Nikah ... 28
Gambar 2.4 Login ... 36
Gambar 2.5 Menu Utama ... 36
Gambar 2.6 Alur Master Data ... 37
Gambar 4.1 Lokasi Penelitian ... 59
Gambar 4.2 Output SIMKAH ... 70
Gambar 4.3 Operator SIMKAH ... 70
Gambar 4.4 Input Data Nikah dan Rujuk ... 81
Gambar 4.5 Proses input data detail dari pendaftaran nikah ... 85
Gambar 4.6 Data pemeriksaan nikah ... 86
Gambar 4.7 Proses input data akta nikah ... 86
Gambar 4.8 Proses input data buku nikah ... 86
Gambar 4.9 Transfer data ... 87
Gambar 4. 10 Output Buku Nikah ... 90
Gambar 4.11 Daftar Pemeriksaan Nikah ... 90
Gambar 4.12 Akta Nikah ... 91
Gambar 4.13 Pemberian buku nikah suami dan istri ... 92
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manajemen pemasaran adalah suatu proses dan manajerial yang
membuat individu atau kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan
diinginkan dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk
yang bernilai kepada pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut
penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen.1
Uraian di atas bisa dikatakan bahwa manajemen pemasaran juga memiliki
arti sebagai proses manajemen dalam pengambilan keputusan yang
berdasarkan atas asas konsep pemasaran dan mencakup proses manajemen
yaitu analisis, perencanaan,pelaksanaan perencanaan, strategi yang
digunakan, dan pengendalian.2 Dengan kata lain manajemen pemasaran
merupakan strategi pemasaran terpadu (marketing mix strategy) yang sangat penting bagi setiap perusahaan.
Oleh sebab itu implementasinya KUA dengan menggunakan
manajemen infomasi dan telah mengaplikasikan dasar-dasar dari
manajemen pemasaran untuk menarik minat masyarakat dalam melakukan
administrasi pernikahan baik berupa pencatatan pernikahan, administrasi
pembukuan akte nikah, atau pengurusan perceraian dan rujuk. Kegiatan
manajemen pemasaran tidak lebih adalah untuk memberikan pelayanan
yang sesuai dengan harapan publik KUA, dan yang telah menjadi hak
publik untuk menerima pelayanan secara optimal dalam setiap bidangnya.
Manajemen pelayanan adalah serangkaian aktivitas yang bersifat
tidak kasat mata yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara
konsumen dengan karyawan yang disediakan oleh instansi/perusahaan
1 Agustina Shinta, 2001, Manajemen Pemasaran, Universitas Brawijaya Press (UB Press),
Malang, hal. 2
2
2
pemberi pelayanan untuk memecahkan permasalahan konsumen atau
pelanggan.3 Sedangkan pelayanan publik adalah proses pemenuhan
keinginan dan kebutuhan masyarakat yang diselenggarakan oleh Negara.
Kebutuhan yang dimaksud bukan hanya kebutuhan secara individual akan
tetapi berbagai kebutuhan yang sesungguhnya diharapkan oleh
masyarakat.
Sistem informasi manajemen adalah sistem informasi yang memiliki
keunggulan dalam berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan
mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan
pengawasan dalam organisasi.Sistem informasi berperan untuk
memudahkan kerja organisasi dalam melakukan distribusi informasi ke
setiap lini bidang organisasi.4 Penggunaan sistem informasi suatu instansi
atau organisasi berperan dalam mendukung kegiatan manajemen dalam
mengambil kebijakan dan membuat keputusan, dikarenakan sistem
informasi merupakan media yang mempertemukan pihak pemilik
kepentingan terhadap informasi yang dibutuhkan dan pihak pengelola
informasi dalam manajemen instansi dan organisasi.
Proses manajemen dimulai dengan perencanaan, kemudian proses
pelaksanaan, proses pengendalian dan pengawasan. Pada setiap proses
diperlukan informasi yang sebagian dihasilkan oleh sistem informasi
manajemen. Sistem informasi manajemen berperan dalam menjalankan
fungsi-fungsi untuk menyediakan semua informasi yang dibutuhkan dalam
hal ini mempengaruhi semua informasi organisasi.5
Proses manajemen informasi yang berlangsung di KUA tidak lepas
dari kegiatan manajemen pemasaran. Setiap kegiatannya adalah untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan dengan baik. Penerapan manajemen
informasi jika ditinjau dari sudut pandang manajemen pemasaran
3
Ratminto dan Atik Septi Winarsih, 2005, Manajemen Pelayanan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta hal. 2
4
Machmud R. 2013, “Hubungan Sistem Informasi Manajemen Dan Pelayanan Dengan Kinerja Pegawai Pada Rutan Makassar”, Jurnal Capacity Stie Amk op Mak assar, vol. 9, no. 1, hal. 1
5
3
merupakan aktivitas yang bertujuan untuk mencapai sasaran organisasi,
dengan mengantisipasi kebutuhan pelanggan berkaitan dengan pemenuhan
produk atau jasa.
KUA dalam mengoptimalkan kinerja melayani masyarakat untuk
pengurusan pencatatan pernikahan saat ini telah menggunakan sistem
informasi manajemen dengan berbasis internet. Selain itu KUA yang
merupakan lembaga pelayanan publik yang dikelolah oleh pemerintah,
memberikan pelayanan publik yang maksimal berkaitan dengan segala
pengurusan administrasi pernikahan. Kementrian Agama mengeluarkan
SIMKAH yang bertujuan untuk memudahkan KUA di seluruh Pelosok
Indonesia dalam memberikan pelayanan publik sesuai dengan hak yang
dimiliki oleh masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang mudah,
efisien dan optimal.
SIMKAH merupakan salah satu pencatatan pernikahan. Pernikahan
sangat penting dalam agama Islam. Sedangkan Islam telah menjadikan
ikatan pernikahan yang sah berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai
satu-satunya sarana untuk memenuhi tuntutan naluri manusia yang sangat
asasi, dan sarana untuk membina keluarga yang Islami. Penghargaan Islam
terhadap ikatan pernikahan besar sekali, sampai-sampai ikatan ditetapkan
sebanding dengan separuh agama. Ada salah satu ayat Al-Quran yang
menjelaskan tentang perintah menikah sebagai berikut:
4
yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi
kaum yang berpikir". (Q.S. Ar-Rum, 30:21)6
Tujuan pernikahan adalah tercapainya pernikahan yang berkah dan
bernilai ibadah serta benar-benar memberikan ketenangan bagi suami-istri
bisa terwujud sebagai keluarga yang bahagia dan langgeng. Hal tersebut
bisa diraih jika pernikahan dibangun atas dasar pemahaman Islam yang
benar. Menikah seharusnya diniatkan untuk mengikuti sunnah Rasullullah
saw, melanjutkan keturunan, dan menjaga kehormatan. Menikah
hendaknya ditujukan sebagai sarana dakwah, meneguhkan iman, dan
menjaga kehormatan. Pernikahan merupakan sarana dakwah suami
terhadap istri atau sebaliknya, dakwah terhadap keluarga keduanya, karena
pernikahan berarti menyatukan hubungan dua keluarga, menjalin
hubungan persaudaraan (menjaga silahturrahmi) dan kekerabatan pun
semakin luas.
Pada dasarnya tujuan dari manajemen dakwah tidak lain adalah
untuk menuntun dan memberikan arah agar pelaksanaan dakwah dapat
diwujudkan secara profesional dan proporsional. Hal inilah yang coba
dilakukan oleh KUA melalui program SIMKAH untuk membantu
masyarakat yang akan melaksanakan pernikahan atau pengurusan
pernikahan. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan unsur dakwah yang
dilakukan oleh Kementerian Agama, melalui KUA dengan pengoptimalan
pelayanan melalui SIMKAH.
SIMKAH pada dasarnya merupakan kegiatan dakwah yang
dilakukan oleh pemerintah dalam menunjang institusi pernikahan, dakwah
yang dilakukan oleh pemerintah melalui SIMKAH tidak lain adalah untuk
meningkatkan harapan masyarakat dalam melaksanakan rencana
pernikahan sesuai dengan syariat Islam dan sesuai dengan hukum
perundang-undang tentang pernikahan. Manajemen dakwah adalah untuk
meningkatkan kualitas akidah dan kepatuhan masyarakat pada syariat
Islam. Artinya, dakwah harus dapat dikemas dan dirancang sedemikian
6
5
rupa, sehingga gerakan dakwah merupakan upaya nyata yang sejuk dan
menyenangkan dalam usaha meningkatkan kualitas akidah dan spiritual.7
Program SIMKAH adalah salah satu program aplikasi yang dapat
digunakan dan khusus dibuat untuk mengumpulkan data-data Nikah dari
seluruh KUA di wilayah Indonesia secara online. Program ini menggunakan teknik internet yang dipandang sebagai cara yang lebih
tepat, cepat dan aman selain teknik backup yang konvensional. Penggunaan SIMKAH di lingkungan KUA yang masih belum terbiasa
dengan pemakaian internet disediakan sebuah sistem yang efektif dalam
mentransfer data secara manual ke Kantor Kemenag Kabupaten (Kota)..
Program SIMKAH dirancang agar dapat digunakan dengan mudah untuk
semua golongan baik sebagai penggunaan pemula bahkan untuk yang
terbiasa dengan komputer.8
Pada Tahun 2006, setelah Bimas Islam berpisah dengan Ditjen
Penyelengaraan Haji dan Umrah, bertekad mewujudkan pelayanan
administrasi berbasis tekhnologi semakin menguat. Sebelumnya memang
telah ada program SIMBIHAJ (Sistem Informasi Manajemen Bimas Islam
dan Haji), SINR (Sistem Informasi Nikah Rujuk) dan SIKUA, setelah itu
pada tahun 2013 mulai ada program SIMKAH. SIMKAH disini yang
akhirnya mendapat perhatian serius dari Bimas Islam terutama dalam
pemoderenan pencatatan nikah yang berbasis IT pada KUA kecamatan
seluruh Indonesia. SIMKAH adalah suatu program sistem informasi
manajemen nikah yang tersedia dalam bentuk aplikasi komputer yang
berbasis windows. SIMKAH berguna untuk mengumpulkan data-data
nikah dari seluruh kantor urusan agama (KUA) di wilayah Republik
Indonesia dan dapat diakses secara online.9
7
RB. Khatib Pahlawan Kayo, 2007, Manajemen Dak wah dari Dak wah Konvesional Menuju Dak wah Profesional, Jakarta, Amzah, Cet.1, hal. 30-31
8 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi jawa Timur, “Sosialisasi SIMKAH KUA se
-Surabaya”, dari http://jatim.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=10390akses (08/03/2017) jam 09.30
9
6
SIMKAH sendiri merupakan inovasi terbaru dari Bimas Islam
terutama dalam mengoptimalkan kinerja KUA dalam menangani
pernikahan baik dalam proses adminitrasi maupun pelayanan umum,
terutama Kemenag Kanwil yang memiliki jangkauan pelayanan yang luas
seperti di wilayah Jawa Timur, khususnya di Kota Surabaya.10 Kota besar
seperti Surabaya sangat membutuhkan penggunaan program pelayanan
yang berbasis sistem informasi, terutama KUA yang hampir setiap hari
harus melayani berbagai urusan pernikahan, baik urusan pencatatan
pernikahan, perceraian, pembuatan buku nikah, dan lain sebagainya.
Proses pelayanan yang panjang harus didukung dengan suatu sistem yang
mampu memudahkan pengawai KUA dalam memberikan pelayanan
terkait pernikahan.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi masa kini,
kebutuhan akan teknologi sistem informasi yang baik semakin diminati
oleh instansi-instansi pemerintah maupun organisasi dalam mendukung
peningkatan kinerja agar lebih optimal. Salah satu penerapan teknologi
informasi yang dilakukan oleh instansi dan organisasi adalah penggunaan
teknologi berbasis internet. Saat ini penggunaan sistem informasi berbasis
internet telah menyeluruh beberapa instansi pemerintahan yang
menjalankan fungsi tugasnya dalam melayani masyarakat luas, salah
satunya adalah kantor urusan agama (KUA).
Fenomena yang terjadi dalam proses pelayanan di KUA wilayah
Surabaya salah satunya pernah terjadi di KUA Sawahan, yang sering
timbul keluhan berkaitan dengan kesalahan human error yang dilakukan
oleh pegawai KUA, seperti kesalahan dalam penempelan foto calon
pengantin di buku nikahnya, atau kesalahan pencatatan wali nikah. Hal ini
terjadi sebelum KUA Sawahan menggunakan sistem informasi manajemen
Nikah (SIMKAH) dalam proses administrasinya.
10
7
Lokasi sebagai objek penelitian di Kantor Urusan Agama
Kecamatan Sawahan berdiri pada tanggal 2 Januari 1964 yang pada
awalnya bertempat di Jl. Bukit Barisan No. 14 Surabaya, yang merupakan
kelanjutan dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Kranggan yang di hapus
terhitung mulai tanggal 31 Desember 1963 berdasarkan SP Departemen
Agama Nomor 100 tanggal 28 Nopember 1963. Kemudian pada tahun
1977 KUA Kecamatan Sawahan pindah ke Jl. Dukuh Kupang Timur X /
43-A Surabaya dan perkembangan selanjutnya alamat tersebut berubah
menjadi Jl. Dukuh Kupang Timur X/8 Surabaya.11
Walaupun Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sawahan
berdiri pada tahun 1964, namun Register Nikah (Akta Nikah) yang ada
dan tersimpan dengan rapi sampai sekarang mulai tahun 1946 yang
merupakan pelimpahan dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Kranggan.
Dari tahun ketahun sejak berdirinya, KUA Kecamatan Sawahan
mengalami peningkatan frekuwensi pernikahan seiring dengan
pertumbuhan dan perkembangan penduduk yang sangat pesat walaupun
hanya terdiri dari enam Kelurahan.12
Alasan pemilihan KUA kecamatan Sawahan sebagai lokasi
penelitian dikarenakan KUA kecamatan Sawahan tergolong paling ramai
sering melayani urusan pernikahan dibandingkan kantor KUA yang
lainnya diwilayah Surabaya dan sudah menerapkan SIMKAH pada proses
adminitrasi pencatatan nikah. Struktur keorganisasian yang ada di kantor
Sawahan juga sudah cukup terorganisir.
Merujuk pada hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan kajian
analisis ulang berkaitan dengan sistem informasi manajemen nikah
dengan mengambil lokasi penelitian di Kantor KUA Sawahan dengan
judul “Analisis Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) di
KUA Kecamatan Sawahan Surabaya”.
11
KUA Sawahan, Surabaya Jatim, Kondisi Geografis KUA Kecamatan Sawahan, diakses pada tanggal 21 Desember 2016, Jam: 06.44 pm dari https://k uasawahan.wordpress.com
12
8
B. Rumusan Penelitian
Dari penjelasan latar belakang di atas, maka peneliti membuat rumusan
masalah sebagai berikut:
Bagaimana penerapan sistem informasi manajemen nikah di KUA
Kecamatan Sawahan Surabaya?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan dari
penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem informasi manajemen
nikah di KUA Kecamatan Sawahan Surabaya.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat untuk hal-hal
sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Penelitian berharap dapat menambah wawasan secara teoritis bagi
pengembangan ilmu serta pengetahuan dan sebagai bahan masukan
penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang yang berkaitan dengan
teori sistem informasi manajemen nikah
2. Manfaat Praktis
Memberikan informasi dan memberikan rekomendasi berkaitan
dengan sistem manajemen organisasi, dan kebijakan-kebijakan yang dapat
meningkatkan kinerja pegawai pemerintah.
E. Definisi Konsep
Definisi konseptual merupakan penjelasan dari setiap kata dalam
judul penelitian yang membutuhkan sebuah penjelasan yang lebih lanjut.
Definisi konseptual ialah suatu definisi yang masih berupa konsep dan
maknanya masih sangat abstrak walaupun secara intuitif masih bisa
dipahami maksudnya.13 Tujuan definisi konseptual yaitu untuk
menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan maksud dari judul
13
Azwar, dalam Siti Munadhiroh, 2012, Korelasi Mengik uti Pengajian Majlis Dzik ir Al Khidmah
9
penelitian tersebut dan agar mengetahui makna dari judul tersebut.14
Adapun definisi konseptual dalam penelitian yang berjudul “Analisis
Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) di KUA Kecamatan
Sawahan Surabaya” adalah sebagai berikut:
1. Sistem
Sistem adalah keseluruhan dari bagian-bagian yang terdiri atas
sejumlah variabel yang dapat berinteraksi. Sistem pada dasarnya
adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan berhubungan satu
sama lain dan prosedur-prosedur yang berkaitan melaksanakan dan
memudahkan pelaksanaan kegiatan utama dari suatu organisasi.15
2. Informasi
Informasi adalah data yang telah di olah menjadi suatu bentuk
yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata atau
yang dapat dirasakan dalam keputusan sekarang atau yang akan
datang.16
3. Manajemen
Manajemen adalah suatu proses yang terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk
menentukan dan mencapai tujuan yang ditetapkan dengan
menggunakan manusia dan sumber daya lainnya. 17
4. Nikah
Nikah adalah salah satu asas pokok kehidupan dalam
masyarakat yang sempurna, karena pernikahan merupakan salah satu
jalan mulia untuk mengatur kehidupan rumah tangga dan keturunan.18
14 Siti Nur Ainin, 2011, Gadget dan perilak u Santri dalam Kehidupan Berinteraksi (studi Kasus di
Pondok Pesantren Al-Muhajirin Dusun Panjer Desa Tunggal Pager Kecamatan Pungging Kabupaten Mojok erto), Skripsi Jurusan Sosiologi, Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, hal. 12
15
Moekijat, 1996 Pengantar Sistem Informasi Manajemen, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, hal, 1-8
16
Moekijat, 1996 , Pengantar Sistem Informasi Manajemen, hal 1-8
17
Moekijat, 1996 , Pengantar Sistem Informasi Manajemen, hal 1-8
18
10
5. Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen adalah suatu sistem yang
diciptakan untuk melaksanakan pengolahan data yang akan
dimanfaatkan oleh suatu organisasi. Pemanfaatan data dapat berarti
penunjangan pada tugas rutin, evaluasi terhadap presentasi organisasi
atau untuk pengambilan keputusan oleh organisasi tersebut. Orang
mendengar istilah sistem informasi manajemen, biasanya mereka juga
membayangkan suatu sistem komputer. Terbentuknya sistem
informasi manajemen adalah supaya organisasi memiliki suatu sistem
yang dapat diandalkan dalam mengelola data menjadi informasi yang
bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik
menyangkut keputusan rutin maupun keputusan strategis. 19
6. Sistem Informasi Manajemen Nikah
SIMKAH adalah suatu program sistem informasi manajemen
nikah yang tersedia dalam bentuk aplikasi komputer yang berbasis
windows. SIMKAH berguna untuk mengumpulkan data-data nikah
dari seluruh kantor urusan agama (KUA) di wilayah Republik
Indonesia dan dapat diakses secara online).20
F. Sistematika Pembahasan
Penyusunan hasil penelitian yang akan penulis laksanakan terdiri atas
dua bagian dengan penjelasan sebagai berikut: Bagian awal yang isinya
meliputi halaman judul, lembar pengesahan, nota pembimbing, motto,
persembahan, kata pengantar, abstrak, dan daftar isi. Bagian isi yang
terdiri atas lima bab dengan penjelasan isi sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan, pada bab ini terdiri dari enam item yaitu latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, definisi konsep, dan sistematika pembahasan.
19
Wahyudi Kumorotomo dan Subando Agus Margono, 1994, Sistem Informasi Manajemen, Gajah Mada University Press, Yogyakarta hal. 7-13
20
11
BAB II : Kajian Teoritik, pada bab ini terdiri dari dua item yaitu
penelitian terdahulu yang relevan yaitu beberapa referensi
yang digunakan untuk menelaah objek kajian, dan kajian
teori yaitu teori yang digunakan untuk menganalisis masalah
penelitian.
BAB III : Metode Penelitian, pada bab ini terdiri dari tujuh item yaitu
pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, jenis dan
sumber data, tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan
data, teknik validitas data, dan teknik analisis data. Metode
penelitian diuraikan untuk memberikan gambaran secara utuh
mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini. Sehingga, hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat
menjawab rumusan masalah yang telah
dirancang/diformulasikan pada sub bab rumusan masalah.
BAB IV : Hasil Penelitian, pada bab ini terdiri tiga item yaitu gambaran
umum obyek penelitian agar diketahui secara jelas tentang
KUA kecamatan Sawahan Surabaya. Penyajian data dari
hasil penelitian yang dilakukan, baik dari hasil dokumentasi,
observasi, maupun wawancara, tentang Analisis Sistem
Informasi Manajemen Nikah dan pembahasan hasil penelitian
(analisis data) tentang Analisis Sistem Informasi Manajemen
Nikah diKUA kecamatan Sawahan Surabaya
BAB V : Penutup, pada bab ini terdiri tiga item yaitu kesimpulan,
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Penelitian Terdahulu
1. Rizky Leonita Hapsari, judul skripsi “Sistem Informasi Manajemen
Berbasis Teknologi Informasi di Kantor Urusan Agama Kecamatan
Seyegan Kabupaten Sleman (Management Information Systems Based
on Information Technology in Kantor Urusan Agama Seyegan Sleman”),
FIS UNY, Peneliti bertujuan untuk mengetahui penerapan sistem
informasi manajemen berbasis teknologi informasi di KUA Kecamatan
Seyegan Kabupaten Sleman dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Dari pemaparan di atas maka terdapat perbedaan antara penelitian
Perbedaan antara penelitian yang telah dilakukan oleh saudara Rizky
Leonita Hapsari dengan penelitian saya perbedaannya teletak dari
subtansi penelitian. Jika penelitian saudara Rizky Leonita Hapsari hanya
meneliti sistem informasi manajemen berbasis teknologi informasi
sedangkan penelitian saya membahas tentang proses pencatatan
pelayanan publik pada Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH).
Persamaannya adalah pada fokus permasalahan yaitu sama-sama
membahas tentang Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) yang
ada di Kantor Urusan Agama.
2. Yadi Nur Adiwisesa, Judul skripsi “Rancangan Bangunan Sistem
Informasi Nikah (SIKAH) Berbasis Web (studi kasus KUA kec.
sukmajaya depok)”,Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Sistem informasi nikah
(SIKAH) berbasis web yang dibuat dapat membantu pihak KUA dalam proses pencatatan pendaftaran nikah, rujuk dan memberikan informasi
jadwal bimbingan pra nikah juga jadwal pelaksanaan akad nikah ataupun
rujuk serta memudahkan kepala KUA dalam melihat laporan pelaksanaan
13
pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAD
(Rapid Application Development), dengan tool Unified Modelling
Language (UML). Adapun dalam pengembangan perangkat lunak sistem
menggunakan PHP sebagai bahasa pemrograman dan MySQL sebagai database server.
Dari pemaparan di atas maka terdapat persamaannya terletak pada
pembahasannya yang memiliki tema tentang penggunaan SIMKAH,
objek penelitiannya sebuah instansi yaitu di KUA. Perbedaannya, jika
penelitian saudara Yadi Nur Adiwisesa SIMKAH berbasis web (studi
kasus KUA kecamatan Sukmajaya, Ddepok), sedangkan penelitian saya
menganalisis SIMKAH dan bagaimana penerapan SIMKAH yang ada di
KUA Kecamatan Sawahan Kota Surabaya.
3. Ade Ani Satriani, judul skripsi “Penerapan Sistem Informasi Manajemen
Nikah (SIMKAH) Online di KUA Kota Surabaya dalam Perspektif PMA
Nomor 11 Tahun 2007”, Fakultas Syariah dan Hukum, Jurusan Hukum
Islam Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2014. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa penerapan Sistem Informasi
Manajemen Nikah (SIMKAH) online di KUA Kota Surabaya merupakan
suatu bentuk pemodernan pencatatan nikah yang biasanya pencatatan
dilakukan secara manual di KUA kecamatan dalam melayani
masyarakat. Selanjutnya dianalisis menggunakan metode deskriptif
analisis dengan pola pikir deduktif untuk menarik sebuah kesimpulan.
Berdasarkan dari pemaparan di atas maka terdapat persamaannya
terletak pada fokus permasalahannya tentang penerapan SIMKAH yang
dilakukan oleh KUA, sedangkan perbedaannya pada objek penelitian.
Penelitian yang dilakukan oleh penelitian Ade Ani Satriani di KUA Kota
Surabaya, sedangkan penelitian saya di KUA Kecamatan Sawahan
14
B. Kerangka Teori
1. Sistem Informasi Manajemen
a. Definisi SIM
Sistem informasi manajemen adalah kumpulan dari sub sistem
yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk membantu
manajemen dalam menyelesaikan masalah dan memberikan informasi
yang berkualitas kepada manajemen dengan cara mengolah data
dengan komputer sehingga bernilai tambah dan bermanfaat bagi
pengguna atau SIM merupakan suatu sistem informasi yang berbasis
komputer digunakan oleh manajemen untuk memproses data dan
memberikan informasi yang berkualitas.21 Sistem informasi
manajemen atau SIM bertujuan supaya organisasi memiliki informasi
yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang
menyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan
yang strategis.22 Manfaat SIM yaitu pertama, meningkatkan aksebilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para
pemakai, tanpa mengharuskan adanya sistem informasi. Kedua, menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan
sistem informasi seacara kritis. Ketiga, mengembangkan proses perencanaan yang efektif. Keempat, mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi. Kelima, menetapkan investasi yang akan diarahkan kepada informasi. Keenam, mengantisipasi dan memahami konsekuensi ekonomis dari sistem
informasi dan teknologi baru. Ketujuh, memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem. Kedelapan, organisasi menggunakan SIM untuk mengolah transaksi-transaksi
mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu
produk atau pelayanan mereka.23
21
Rohmat Taufiq. 2013, Sistem Informasi Manajemen Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal:58
22
Wahyudi Kumorotomo, & Subando Agus Margono, Sistem Informasi Manajemen, Gajah Mada University Press, 1994. Yogyakarta hal: 13
23
15
Sistem informasi manajemen adalah sebuah bidang yang
berkembang diseluruh lini aspek kehidupan. Sistem informasi
manajemen adalah sebuah kumpulan dari manusia sebagai
sumberdaya pemikiran dan sumber daya modal di dalam suatu
organisasi yang berperan dalam mengambil tanggung jawab untuk
mengumpulkan seluruh informasi yang nantinya akan berguna bagi
organisasi dan seluruh tingkatan manajemen dalam program kegiatan
perencanaan dan pengendalian.24 Sistem informasi manajemen
berperan dalam menjalankan fungsi-fungsi untuk menyediakan semua
informasi yang dibutuhkan yang dalam hal ini mempengaruhi semua
informasi organisasi
Penerapan sistem manajemen dalam suatu organisasi
menggunakan seperangkat piranti keras dan perangkat lunak komputer, prosedur pedoman, model dan manajemen dalam sebuah
kumpulan database. Dasar dari sistem informasi manajemen
digambarkan dalam bentuk sebuah bangunan piramida yang tersusun
dari lapisan dasar yang terdiri dari transaksi, dan penjelasan status.
Penggunaan SIM pada suatu organisasi sangat dibutuhkan oleh
pemimpin dalam mendukung jalannya tugas pemimpin terutama
dalam mengambil kebijakan dan keputusan.25
Pada dasarnya SIM memiliki beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja pegawai yang terdiri dari faktor teknis, operasional dan ekonomis.26 Setiap perusahaan memiliki suatu sistem untuk mengumpulkan dan memelihara data yang menjelaskan bahwa
struktur organisasi sebagian besar perusahaan memasukkan struktur
organisasi sebagai suatu unit sistem informasi manajemen yang
24
Machmud. 2013. Hubungan Sistem Informasi Manajemen Dan Pelayanan Dengan Kinerja Pegawai Pada Rutan Makassar. Jurnal Capacity Stie Amk op Mak assar, Vol. 9 No. 1. Hal: 4
25
Machmud. 2013. Hubungan Sistem Informasi Manajemen Dan Pelayanan Dengan Kinerja Pegawai Pada Rutan Makassar. Jurnal Capacity Stie Amk op Mak assar, Vol. 9 No. 1Hal:5
26
16
bertanggung jawab atas banyak kegiatan yang berhubungan dengan
kinerja pegawai.27
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
Sistem Informasi Manajemen merupakan jaringan prosedur
pengolahan data yang dikembangkan dalam suatu organisasi dan
disahkan bila diperlukan untuk memberikan data kepada manajemen
untuk dasar pengambilan keputusan dalam rangka mencapai tujuan.
Data-data tersebut diolah oleh manajemen untuk menjadi sebuah
informasi.
Selain itu sistem informasi manajemen atau sering dikenal
dengan singkatan MIS (management information systems), merupakan penerapan sistem informasi dalam organisasi untuk mendukung
informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan
manajemen. Tanpa adanya sistem informasi manajemen kegiatan
organisasi tidak akan bisa berjalan secara maksimal karena sistem
informasi manajemen itu lahir dari manajemen. Artinya, tanpa adanya
manajemen maka sistem informasi manajemen itu sendiri
sesungguhnya tidak ada. sistem informasi manajemen sangat
bermanfaat bagi para manajer dalam proses pengambilan keputusan.
Sistem ini secara terpadu dan efisien melaksanakan pengumpulan
data, dan menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan para
pengambil keputusan. Sistem memberikan kemudahan dalam
menyediakan data secara tepat waktu sesuai dengan kebutuhan28.
Komponen yang ada di SIM terdiri dari, perangkat keras, perangkat
lunak, data base, prosedur, dan petugas (manusia).29
Kegunaan sistem informasi manajemen adalah suatu sistem
yang menyediakan data maupun informasi yang berkaitan dengan
27
Machmud, 2013.Hubungan Sistem Informasi Manajemen Dan Pelayanan Dengan Kinerja Pegawai Pada Rutan Makassar. Jurnal Capacity Stie Amk op Mak assar, Vol. 9 No. 1 Hal: 7
28
Machmud. 2013, Hubungan Sistem Informasi Manajemen dan Pelayanan Dengan Kinerja Pegawai Pada Rutan Makassar.Jurnal Capacity Stie Amk op Mak assar, Vol. 9 No. 1Hal:8
29
17
pelaksanaan tugas-tugas organisasi untuk para pengelola organisasi.
Beberapa kegunaan sistem informasi antara lain adalah sebagai
berikut: Pertama meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan
adanya perantara sistem informasi. Kedua menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi
secara kritis. Ketiga mengembangkan proses perencanaan yang efektif. Keempat mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi. Kelima mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem informasi
dan teknologi baru. Keenam memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem. Ketujuh organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi,
mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu
produk atau pelayanan mereka. Kedelapan perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persediaan pada tingkat
paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia.
Kesembilan SIM menyediakan pendukung untuk pengambilan
keputusan.30
Metode pengolahan data adalah suatu proses menerima data
sebagai masukan memproses menggunakan program tertentu, dan
mengeluarkan hasil proses data tersebut dalam bentuk informasi 1)
Input, 2) Proses, 3) Output31
Dari gambar dibawah bisa dijelaskan bahwa data base atau basis
data memuat data yang diberikan oleh sistem pemrosesan transaksi.
Selain itu, baik data maupun informasi dimasukkan dari lingkungan.
Lingkungan menjadi terlibat ketika perusahaan berinteraksi dengan
organisasi-organisasi lain, seperti pemasok, untuk membentuk suatu
sistem informasi antarorganisasi. Dalam kasus seperti ini, SIM akan
30
Eti Rochaety. 2013, Sistem Informasi Manajemen Edisi 2, Jakarta: Mitra Wacana Media. Hal : 11
31
18
memasok informasi ke anggota IOS yang lain sekaligus juga kepada
para pengguna perusahaan. output informasi yang dihasilkan akan
digunakan oleh pihak-pihak yang akan memecahkan masalah (baik itu
manajer maupun kalangan profesional) dalam mengambil keputusan
guna memecahkan masalah perusahaan.
Gambar 2.1 Model SIM
SIM akan menghasilkan informasi melalui penggunaan dua jenis
peranti lunak yaitu: pertama, peranti lunak pembuat laporan
(report-writing software) yang menghasilkan laporan berskala maupun laporan
khusus. Kedua, model matematis menghasilkan informasi sebagai hasil dari suatu simulasi atas operasi perusahaan.32
Karakteristik SIM adalah pertama, SIM membuat manajer secara struktur pada tingkat operasional dan tingkat kontrol. Meskipun
demikian, SIM dapat digunakan pula sebagai alat untuk perencanaan bagi
staf senior, kedua SIM didesain untuk memberikan laporan operational sehari-hari sehingga dapat memberi informasi untuk mengontrol operasi
dengan lebih baik, ketiga sangat tergantung pada keberadaan data organisasi secara keseluruhan, serta bergantung pada alur informasi yang
dimiliki organisasi tersebut, keempat biasanya tidak memiliki
32
19
kemampuan untuk menganalisis masalah. Kemampuan untuk
menganalisis masalah terletak pada decision support systems, kelima biasanya berorientasi pada data-data yang sudah terjadi atau data-data
yang sedang terjadi. Bukan data-data yang akan terjadi seperti
forecasting, keenam berorientasi pada data-data dalam organisasi
dibandingkan data-data diluar organisasi. Oleh karena itu, informasi
dibutuhkan oleh SIM adalah informasi yang sudah diketahui formatnya
serta relative stabil, ketujuh biasanya tidak fleksibel karena bentuk laporan-laporan yang dihasilkan sudah dipersiapkan sebelumnya.
Beberapa SIM memilIki kemampuan agar manajer dapat membantu
laporannya sendiri, tetapi data-data yang dibutuhkan manajer sudah ada
dan sudah dipersiapkan lebih dulu, kedelapan sebagaimana yang telah dijelaskan, SIM membutuhkan perencanaan yang sangat matang dan
panjang, sambil memperhitungkan perkembangan organisasi dimasa
mendatang.33
Dengan adanya perkembangan model pengambilan keputusan yang
efisiensi pemecahan masalah dapat terbagi menjadi tiga bagian:
Tahap Proses Penjelasan
Penyelidikan Mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah di peroleh,
diolah, dan diuji untuk dijadikan petunjuk yang dapat
mengindentifikasi persoalan
Perancangan Mendaftar, mengembangkan dan menganalisa arah tindakan yang mungkin. Hal ini meliputi
proses-proses untuk memahami persoalan, menghasilkan
pemecahan dan menguji kelayakan pemecahan
Pemilihan Memilih arah tindakan dari semua yang ada. Pilihan ditentukan dan dilaksanakan.
Tabel 2.1 Model Pengambilan Keputusan SIM.34
33
Rohmat Taufiq. 2013, Sistem Informasi Manajemen, Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal: 61
34
20
b. Tahapan SIM
Dalam membangun SIM tidak hanya mengandalkan keahlian
dalam memprogram, tetapi juga harus diperhatikan mengenai tahapan
dalam membangun SIM. Bila tahapan dilaksanakan maka semua sistem
bisa segera terselesaikan secara mudah dan tepat waktu. adapun tahapan
dalam membangun SIM adalah sebagai berikut :
1) Tahap observasi, terdiri dari :
a) Studi awal
b) Studi kelayakan
Dalam membangun sistem diperlukan observasi yang
berguna bagi tahap pembangunan SIM selanjutnya. Dalam
observasi sistem yang paling berperan adalah bagian analyst sistem. langkah yang dilakukan analyst sistem adalah :
(1) Menyiapkan rancangan sistem secara detail
(2) Mengidentifikasi alternatif konfigurasi sistem
(3) Mengevaluasi alternatif konfigurasi sistem
(4) Memilih konfigurasi terbaik
(5) Menyiapkan usulan penerapan
2) Tahap analisis sistem
a) Menentukan kebutuhan sistem
b) Membuat rencana rancangan sistem
c) Pembahasan sistem berjalan
3) Tahap perancangan sistem
a) Perancangan sistem
b) Spesifikasi teknis
c) Pembuatan program
d) Testing program
e) Pelatihan kepada pemakai sistem
4) Tahap implementasi sistem
a) Instalasi dan peralihan sistem lama ke sistem baru
21
c) Running program
d) Laporan hasil running program
5) Tahap maintenance sistem
a) Pengendalian dan perawatan sistem pada waktu running program
dalam periode tertentu
b) Perbaikan subsistem yang beramasalah
c) Penjaminan keberlangsungan sistem dalam periode tertentu.35
c. Komponen SIM
1) Perangkat keras
Terdiri dari unit komputer, unit penyimpan, unit pencetak, unit
scan, unit modem, unit wifi, unit router, unit hub/switch hub.
2) Perangkat lunak
a) Sistem perangkat lunak umum, sistem operasional dan sistem
manajemen data.
b)Aplikasi perangkat lunak umum model analisis dan sistem
pendukung keputusan.
c) Aplikasi perangkat lunak yang terdiri dari program yang khusus
dibuat untuk aplikasi.
3) Database, berupa file yang berisi program dan sub program sebagai
media penyimpan, manipulasi, editing dan sebagainya. contoh :
Oracle, SQL server, MYSQL, Postgre, Ms. Access
4) Prosedur, berupa buku panduan, instruksi, tata tertib, seperti :
(a) Instruksi persiapan masuk jaringan
(b) Instruksi pemakaian
(c) Instruksi pemakai pusat dan fakultas
5) Petugas, orang yang berkecimpung dalam SIM.
Contoh: operator komputer, analis sistem, programmer operator data
entry, manajer SIM. 36
35
M. Faisol. 2008, Sistem informasi manajemen jaringan, UIN Malang Press: Malang hal:185-187
36
22
2. Pencatatan Pernikahan
Pada dasarnya syari’at Islam tidak mewajibkan adanya pencatatan
terhadap setiap terjadinya akad pernikahan, namun dilihat dari segi
manfaatnya pencatatan nikah amat sangat diperlukan. karena pencatatan
nikah dapat dijadikan sebagai alat bukti yang otentik agar seseorang
mendapatkan kepastian hukum. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam
sebagaiman firman Allah yang termaktub dalam surah al-Baqarah ayat
282:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan,
hendaklah kamu menuliskannya.37
Ayat tersebut menjelaskan tentang perintah pencatatan secara tertulis
dalam segala bentuk urusan mu’amalah, seperti perdagangan, hutang
piutang dan sebagainya. Dijelaskan pada ayat tersebut bahwa, alat bukti
tertulis itu statusnya lebih adil dan benar disisi Allah dapat menguatkan
persaksiaan, sekaligus dapat menghindarkan kita dari keraguan. Setelah
mendapatkan sumber nash yang menjadi dasar rujukan untuk memahami
hukum pencatatan nikah, kemudian mencari illat yang sama-sama
terkandung dalam akad nikah dan akad mu’amalah, yaitu
Adanya penyalahgunaan atau mudharat apabila tidak ada alat bukti
tertulis yang menunjukan sahnya akad tersebut. Jadi, qiyas akad nikah dan
akad mu’amalah dapat dilakukan. Untuk itulah kita dapat mengatakan
bahwa pencatatan akad nikah hukumnya wajib, sebagaimana juga
diwajibkan dalam akad mu’amalah. Alat bukti tertulis dapat dipergunakan untuk hal- hal yang berkenaan dengan kelanjutan akad perkawinan.
37
23
Dengan adanya alat bukti ini, pasangan pengantin dapat terhindar dari
mudharat dikemudian hari karena alat bukti tertulis ini dapat memproses
secara hukum berbagai persoalan rumah tangga, terutama sebagai alat
bukti paling sahih dalam pengadilan agama.38
Berdasarkan Undang-Undang pokok perkawinan, Bab II tentang
Pencatatan Perkawinan pasal 2 ayat 1-2, berbunyi:
“Ayat 1, “Pencatatan perkawinan dari mereka yang melangsungkan perkawinannya menurut agama Islam, dilakukan oleh pegawai
pencatat sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang nomor 32
tahun 1954 tentang pencatatan nikah, talak dan rujuk”. Ayat 2,
Pencatatan perkawinan dari mereka yang melangsungkan
perkawinannya menurut agamanya dan kepercayaannya itu selain
bergama Islam, dilakukan oleh pegawai pencatatan perkawinan pada
Kantor Catatan Sipil, sebagaimana dimaksud dalam berbagai
perundang-undangan mengenai pencatatan perkawinan.”39
Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa pencatatan pernikahan
adalah sebuah sistem, dimana ada petugas pencatatan oleh petugas yang
secara khusus untuk itu, obyek yang dicatat juga adalah perbuatan hukum
khusus yaitu menyangkut perkawinan, menggunakan mekanisme aturan
hukum positif yang ada di negara Indonesia. Pencatatan Perkawinan
dimaksudkan menjamin kepastian hukum perkawinan termasuk akibat
hukum keperdataan lainya.40
Menurut Undang-undang Peraturan Pemerintah Pasal 10 Ayat 2“
bahwa memperhatikan tata cara dan ketentuan pernikahan menurut hukum
masing-masing agamanya dan kepercayaannya, maka pernikahan
dilaksanakan dihadapan pegawai pencatat perniikahan dan dihadiri oleh
dua orang sanksi.”Bagi mereka yang melangsungkan pernikahan menurut
38
Happy Susanto, 2007. Nik ah Siri Apa Untungnya? Jakarta : Visimedia. hal: 57.
39
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dilihat
https://luk .staff.ugm.ac.id/atur/PP9-1975Perk awinan.pdf akses pada tanggal 8/04/2017 jam 03.00
40
24
agama Islam, maka akad nikahnya dilakukan oleh wali nikah atau yang
mewakilinya.41
Sesudah dilangsungkan pernikahan, maka kedua mempelai
menandatangani akta pernikahan yang telah ditetapkan oleh pegawai
pencatat nikah, yang kemudian diikuti oleh kedua orang sanksi dan oleh
wali nikah dalam hal ini pernikahan dilakukan menurut agama Islam.
Penandatangan tersebut dilakukan oleh pegawai pencatat pernikahan,
bersangkutan, dan dengan selesainya penandatanganan, maka pernikahan
telah tercatat secara resmi.42
Dalam peraturan pemerintah pasal 12 Akta pernikahan ialah sebuah
daftar besar (registrasi nikah) yang memuat antara lain sebagai berikut:
a) Nama, tempat dan tanggal lahir, agama, pekerjaan dan alamat dari
suami dan istri, wali nikah, orang tua dari suami istri, saksi-saksi,
wakil atau kuasa bila pernikahan melalui seorang kuasa.
b) Dalam UU pasal 6 menjelaskan “bahwa surat-surat yang diperlukan
seperti izin nikah Dispensasi nikah yang tertera dalam UU pasal 7,
UU pasal 4 tentang izin poligami, dan UU pasal 29 ijin Menteri
Hamkam Pangab bagi ABRI”
Akta pernikahan oleh pegawai pencatatan penikahan dibuat
rangkap 2, helai pertama disimpan dikantor pencatat (KUA), sedangkan
helai kedua dikirim kepengadilan yang daerah hukumnya mewilayahi
kantor pencatatan. Untuk memudahkan pemeriksaan oleh pengadilan bila
kemudian hari terjadi talak atau gugatan perceraian. Pada PP pasal 13
ayat 2 menjelaskan bahwa kepada suami dan istri masing-masing
diberikan “kutipan akta pernikahan” yang mirip dengan buku nikah.
41
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dilihat
https://luk .staff.ugm.ac.id/atur/PP9-1975Perk awinan.pdf akses pada tanggal 8/04/2017 jam 03.00
42
25
Dalam kutipan tentu tidak memuat segala catatan yang terdapat dalam
akta pernikahan, melainkan catatan polos yang dipadang perlu”43
Apabila PPN menerima pemberitahuan kehendak nikah, segera
memeriksa dengan teliti calon suami istri dan wali nikah. Apabila
ternyata memenuhi syarat-syarat dan rukun nikah atau hukum
munakahat, pemberitahuan tersebut dapat diterima dan
sebaliknya.Apabila ternyata tidak memenuhi syarat maka dapat diadakan
pencegahan sebagaimana yang telah diatur oleh Menteri Agama Nomor 3
Tahun 1975.44
Penolakan kehendak nikah pasal 17, 18 bahwa setelah diadakan
pemeriksaan ternyata tidak memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan
maka PPN diharuskan menolak pernikahan, dengan memberikan surat
penolakan kepada yang bersangkutan serta alasan penolakannya. Untuk
selanjutnya yang bersangkutan dapat mengajukan banding terhadap
penolakan kepada Pengadilan Agama yang mewilayahi tempat
tinggal.Kemudian Pengadilan Agama memeriksa penolakan tersebut.45
3. Fungsi Prosedur Pencatatan Pernikahan
Undang-undang Pemerintahan (UUP) menyatakan bahwa
pencatatan pernikahan adalah sama halnya dengan pencatatan
peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan seseorang. Ini menunjukkan bahwa
pencatatan nikah berfungsi sebagai kepastian hukum atas peristiwa
pernikahan yang telah dilangsungkan secara sah, sebagai bukti otentik,
perwujudan ketertiban administrasi Negara dibidang pernikahan.46
Pencatatan pernikahan di Indonesia dilakukan untuk membuktikan
bahwa suatu pernikahan telah sah dan dilaksanakan sesuai dengan
undang-undang yang berlaku. Pencatatan pernikahan bukan merupakan
syarat sahnya pernikahan, melainkan semata-mata sebagai alat bukti
43
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dilihat
https://luk .staff.ugm.ac.id/atur/PP9-1975Perk awinan.pdf akses pada tanggal 8/04/2017 jam 03.00
44
Moh. Idris Ramulyo. 1996, Huk um Perk awinan Islam, Jakarta: Bumi Aksara hal:182
45
Moh. Idris Ramulyo. 1996, Huk um Perk awinan Islam, Jakarta: Bumi Aksara hal:183
46
26
otentik untuk mendapatkan kepastian hukum atas peristiwa pernikahan
dan terbitnya administrasi Negara tentang pernikahan yang telah secara
sah dan resmi sesuai dengan ketentuan undang-undang.47
a. Pemberitahuan nikah
Sebelum pelaksanaan nikah, calon mempelai harus
memberitahukan kehendak nikah sebagai berikut.
1) Setiap mempelai yang akan menikah, mereka harus
memberitahukan kehendak nikahnya kepada PPN atau pembantu
PPN secara sendiri-sendiri atau bersama-sama secara lisan dan
tertulis
2) Pemberitahuan itu disampaikan sekurang-kurangnya 10 hari kerja
sebelum akad nikah dilangsungkan.
3) Membawa surat-surat yang diperlukan:
Surat keterangan untuk menikah (N-1)
Foto copy Akte kelahiran, KSK, KTP dan surat keterangan asal-usul (N-2)
Pemberitahuan kehendak nikah secara tertulis (N-7) dan Surat
persetujuan menikah calon mempelai (N-3)
Surat keterangan (identitas) mengenai orang tua (N-4)
Dikenakan biaya administrasi sebesar Rp.600.000 untuk
menikah diluar kantor KUA pembayaran dilakukan di Bank
BRI, setelah itu bukti pembayaran diberikan kepada PPN.
Apabila menikah di KUA tidak dikenakan biaya (0)
Surat izin orang tua bagi yang belum mencapai usia 21 tahun (N-5)
Surat keterangan izin menikah bagi calon pengantin anggota
ABRI atau POLRI.
47
27
Surat dispensasi dari pengadilan agama atau pejabat lain
ditunjuk oleh kedua orang pihak pria maupun wanita bila
mempelai belum berumur 19 tahun dan wanita belum berumur
16 tahun
Surat dispensasi camat bagi pernikahan yang dilangsungkan kurang dari 10 hari kerja sejak pengumuman48
Surat kutipan buku pendaftaran talak/cerai atau Akta cerai
talak/cerai jika calonmempelai seorang janda atau duda.
Surat keterangan kematian suami/istri dari Kepala Desa yang
mewilayahitempat tinggal atau tempat matinya suami/istri
(N-6).
Pas foto terbaru ukuran 3x3 = 3 lembar dan 4x6 (1 lembar)
berwarna backround biru.
Pemeriksaan Nikah (Rafak) di KUA yang dihadiri oleh calon mempelai laki-laki, calon mempelai wanita dan wali nikahnya.
Gambar 2.2 Alur Proses Pendaftaran Nikah
48
[image:36.596.133.517.106.611.2]
28
Gambar 2.3 Skema Pendaftaran Sampai Pemberian Buku Nikah 49
b. Pemeriksaan menikah
Setiap calon mempelai yang telah memberitahukan kehendak
nikah, harus diperiksa, apakah mereka sudah memenuhi persyaratan
menurut syariat islam dan perundang-undangan yang berlaku untuk
melaksanakan pernikahan atau belum. Pemeriksaan terhadap calon
mempelai dan wali sebaliknya dilakukan secara bersama-sama atau
pemeriksaan itu dilakukan sendiri-sendiri secara terpisah. Keadaan
yang meragukan perlu dilakukan pemeriksaan secara sendiri-sendiri
secara terpisah. Pemeriksaan dianggap selesai, apabila ketiga-tiganya
selesai diperiksa secara benar.
Apabila pemeriksaan calon mempelai dan wali terpaksa
dilakukan pada hari yang berlainan, maka kecuali pemeriksaan pada
hari pertama, dibawah kolom tanda tangan yang diperiksa, ditulis
tanggal dan hari pemeriksaan.50
Pemeriksaan nikah dapat dilakukan oleh:
49
Isti Astuti Savitri, 2011, Efektifitas Pencatatan Perkawinan Pada KUA Kecamatan Bekasi Utara, Sk ripsi Konsentrasi Administrasi Keperdataan Islam, program studi Al- Ahwal Al- Syakhshiyah, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta hal:48-49
50
[image:37.596.141.512.111.578.2]
29
1) Nikah diawasi oleh Pegawai Pengurus Nikah
(a) Pemeriksaan ditulis dalam daftar pemeriksaan nikah (model
NB)
(b) Masing-masing calon mempelai dan wali nikah mengisi ruang
dua, ruang tiga dan ruang empat dalam pendaftaran
pemeriksaan nikah dan ruang lain diisi oleh PPN
(c) Dibaca dan dimana perlu diterjemahkan dalam bahasa yang
dimengerti oleh yang bersangkutan
(d) Setelah dibaca kemudian ditandatanggani oleh yang diperiksa.
Kalau yang diperiksa tidak dapat tanda tangan, maka tanda
tangan dapat diganti dengan cap ibu jari tangan kiri
(e) Pada ujung model NB sebelah kiri atas diberi nomor yang
sama dengan nomor urut buku diatas dankode desa serta tahun.
Contoh: 16/7/2002
Angka 16 adalah angka nomor urut pemeriksaan dalam tahun
itu, angka 7 adalah kode desa tempat dilangsungkan
pernikahan, dan 2002 adalah tahun pelaksanaan pemeriksaan 51
2) Pembantu PPN (diluar jawa)
(a) Pemeriksaan nikah ditulis dalam daftar pemeriksaan nikah
(model NB) rangkap 2
(b) Masing-masing calon mempelai dan wali nikah mengisi ruang
2, 3 ruang 3 dan ruang 4 dalam pendaftaran pemeriksaan nikah
dan ruang lain diisi oleh pembantu PPN
(c) Dibaca dan dimana perlu diterjemahkan kedalam bahasa yang
dimengerti oleh yang bersangkutan
(d) Setelah dibaca kemudian ditandatanggani oleh yang diperiksa.
Kalauyang diperiksa dapat membubuhkan tanda tangan, maka
tanda tangan dapat diganti dengan cap ibu jari tangan kiri
51
30
(e) Pada ujung model NB sebelah kiri atas diberi nomor yang
sama dengan nomor urut buku diatas dan kode desa serta
tahun.
(f) Surat-surat yang diperlukan dikumpulkan menjadi satu dengan
model NB dan simpan dalam sebuah map
(g) Setelah lewat masa pengumuman dan akad nikah telah
dilangsungkan, maka nikah dicatat dalam halaman 4 model
NB. Kemudian dibaca dihadapan suami istri, wali nikah dan
sanksi-sanksi, selanjutnya ditandatangani. Tanda tangan
dibubuhkan pada kedua lembar model NB
(h) Segera setelah akad nikah satu lembar model NB yang
dilampiri surat-surat yang diperlukan dikirim kepada PPN
berserta dengan biaya.
(i) PPN yang menerima laporan nikah dari pembantu PPN, lalu
memeriksa dengan teliti kemudian mencatat dalam akta nikah
dan menandatanganinya. Selanjutnya PPN membuat kutipan
akta nikah dan diberikan kepada pembantu PPN untuk
disampaikan kepada yang bersangkutan.52
c. Pengumuman kehendak nikah
PPN (pembantu PPN) mengumumkan kehendak nikah dalam model
NC pada papan pengumuman setelah persyaratan tersebut
dipenuhi.Pengumuman dilakukan oleh :
1) PPN diKUA kecamatan tempat pernikahan akan dilangsungkan dan
KUA kecamatan tempat tinggal masing- masing calon mempelai
2) Pembantu PPN diluar jawa, ditempat-tempat yang sudah diketahui
umum. PPN atau pembantu tidak boleh lewat sepuluh hari kerja
sejak pengumuma, kecuali yang di atur dalam pasal 3 ayat (3)
peraturan pemerintahan nomor 9 tahun 1975.53
52
Masyhur Amin. 2002, Modul Peningk atan Keterampilan Pegawai Pencatat Nikah, Departement Agama RI, Ditjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji: Jakarta. Hal:19-20
53
31
d. Penolakan kehendak nikah
Penolakan kehendak nikah dilakukan oleh PPN apabila :
1) Tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan baik persyaratan
menurut hukum islam maupun persyaratan menurut
perundang-undang yang berlaku
2) PPN harus menolak pelaksanaan pernikahan dengan cara
memberikan surat penolakan kepada yang bersangkutan serta
alasan penolakannya dengan mempergunakan model N9
3) Atas penolakan yang bersangkutan dapat mengajukan keberatan
melalui pengadilan agama yang mewilayahi tempat tinggal
4) Pengadilan agama memeriksa perkara penolakan dengan secara
singkatdengan keputusan berupa penguatan penolakan atau
memerintahkan dilangsungkan pernikahan
5) Jika pengadilan agama memerintahkan dilangsungkan pernikahan,
maka PPN harus melaksanakan perintah tersebut.
e. Pencegahan pernikahan
Pernikahan dapat dicegah, apabila ada pihak yang tidak memenuhi
syarat untuk melangsungkan pernikahan, orang yang dapat mencegah
pernikahan adalah:
1) Para keluarga dalam garis keturunan lurus keatas dan kebawah
2) Saudara dari salah seorang mempelai
3) Pengampun (orang yang mempelihara) dari salah seorang calon
mempelai
4) Pihak yang bersangkutan dan yang berkepentingan
5) Pencegahan pernikahan diajukan kepengadilan agama dalam
daerah hukum tempat pernikahan akan dilangsungkan
6) Pencegahan harus diberitahukan kepada PPN dan PPN
32
7) PPN tidak boleh melangsungkan pernikahan kecuali dengan
keputusan pengadilan agama atau pencegahan ditarik kembali oleh
yang mencegah.54
4. Sistem Informasi Manajemen Nikah
SIMKAH adalah suatu program sistem informasi manajemen nikah
yang tersedia dalam bentuk aplikasi komputer yang berbasis windows.
SIMKAH berguna untuk mengumpulkan data-data nikah dari seluruh
kantor urusan agama (KUA) di wilayah Republik Indonesia dan dapat
diakses secara online.55 Program SIMKAH dijalankan dengan
menggunakan teknik internet yang dirasa sebagai cara yang lebih cepat,
tepat dan aman serta lebih efisien karena penggunaan yang lebih mudah
dilakukan, selain itu dengan ditunjang penggunaan komputer dan internet
back-up data dapat dilakukan dengan lebih mudah dan aman.
SIMKAH memiliki tujuan untuk penyeragaman data dan back-up data yang harus terintergrasi. Penyeragaman data merupakan hal penting
yang harus dilakukan, karena diharapkan dapat lebih efektif dan efisien
dalam proses penggunaannya sehingga penangannya kebih mudah terlebih
ditunjang melalui program yang memadai. Sedangkan back-up data adalah upaya yang dilakukan untuk menyelamatkan dan menghimpun data
dari berbagai masalah yang dihadapi.56
Pada tahun 2013 diturunkan aturan Instruksi Direktur Jendral
Bimbingan Masyarakat Islam No DJ. II/369 tahun 2013 tentang penerapan
Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) pada KUA Kecamatan.57
SIMKAH yakni program aplikasi komputer berbasis windows yang
54
Masyhur Amin. 2002, Modul Peningk atan Keterampilan Pegawai Pencatat Nik ah, Departement Agama RI, Ditjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji: Jakarta. hal:22
55
Kantor Urusan Agama Kecamatan Tondong Tallas, 2014, Simk ah sebagai pengelola pelayanan nik ah, diakses pada tanggal Jum’at 13 januari 2017, Jam 12.50 darihttp://kuatondongtallasa.blogspot.co.id
56
Kantor Urusan Agama Kecamatan Tondong Tallas, 2014, Simk ah sebagai pengelola pelayanan nik ah, diakses pada tanggal Jum’at 13 januari 2017, Jam 12.50 darihttp://kuatondongtallasa.blogspot.co.id
57
33
berguna untuk mengumpulkan data-data Nikah dari seluruh KUA di
wilayah Indonesia secara online.
Program SIMKAH adalah salah satu program Aplikasi yang dapat
digunakan dan khusus dibuat untuk kepentingan tersebut. Program ini juga
menggunakan teknik internet yang dipandang sebagai cara yang lebih
tepat, cepat dan aman selain teknik back-up yang konvensional. Penggunaan SIMKAH di lingkungan KUA yang masih belum terbiasa
dengan pemakaian internet disediakan sebuah sistem yang efektif dalam
mentransfer data secara manual ke kantor Kemenag Kabupaten/Kota.
Dengan adanya progran tersebut setiap Kanwil Kementrian Agama
Republik Indonesia dapat menyeragamkan data dalam proses administrasi
dan lebih terkini atau update, sehingga proses analisa dapat dilakukan secara cepat, akurat dan efisien dalam pembuatan kesimpulan. Program
SIMKAH dirancang agar dapat digunakan dengan mudah untuk semua
golongan baik sebagai penggunaan pemula bahkan untuk yang terbiasa
dengan komputer.58
Dari uraian di atas sangat jelas bahwa pencatatan perkawinan
sangatlah penting, sehingga pemerintah melalui aturan Instruksi Jendral
Bimbingan Masyarakat Islam dikeluarkannya SIMKAH guna untuk
meminimalisir terjadinya pelanggaran-pelanggaran dalam pernikahan
seperti ketidakakuratan identitas dalam pernikahan.
Kemampuan utama dari program SIMKAH adalah mudahnya data
dari KUA untuk dikirim ke Kantor Kemenag, Kantor Wilayah dan Bimas
Islam melalui internet sehingga murah dan efektif. SIMKAH akan terus
dikembangkan, dengan target utama adalah komputerisasi semua
pelayanan yang ada di KUA. Selain itu program SIMKAH secara garis
besar adalah :
1) Menambah data, mengedit, menghapus data nikah secara mudah.
58
34
2) Mengirim data secara online secara mudah tetapi juga bisa secara Off-line yaitu melalui disket, CD atau flash disk.
3) Cara input data yang sederhana namun fleksibel
4) Program dapat mengecek nomor porporasi dan nomer seri ganda
sehingga mengurangi kesalahan dan pemalsuan.
5) Program dapat mengecek indentitas mempelai melalui berbagai
kemungkinan
6) Tersedianya beberapa laporan standar yang dapat dihasilkan, pada
masa mendatang dapat dibuat berbagai laporan sesuai dengan yang
diinginkan. Laporan lainnya dapat dibuat sesuai dengan keinginan
lewat transfer ke Excel.
7) Hanya pemakai program yang diijinkan yang bisa mengoperasikan.
8) Back-up data terkompress, sehingga data yang besar dapat disimpan
dalam media penyimpan yang jauh lebih kecil.
9) Pengiriman data dari KUA ke Kantor Kemenag, Kanwil dan Bimas
Islam dapat dilakukan dengan sekali kirim (via internet).
10) Update SIMKAH dapat dilakukan secara offline dan online
11) Disediakan program analisa data yang dapat dilakukan berdasarkan
berbagai kemungkinan.
12) Team kami senantiasa berusaha untuk melengkapi program melalui
masukan dari pada pemakai 59.
a. Tujuan dan Manfaat SIMKAH
Ada 2 tujuan utama dalam penerapan S