• Tidak ada hasil yang ditemukan

AGAMA MINORITAS DITENGAH KOTA : STUDI EKSISITENSI AGAMA BAHA'I DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "AGAMA MINORITAS DITENGAH KOTA : STUDI EKSISITENSI AGAMA BAHA'I DI SURABAYA."

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

AGAMA MINORITAS DITENGAH KOTA

Studi Eksistensi Agama Baha’i di Surabaya

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Sosial (S.Sos) dalam Bidang Sosiologi

SITI HAMIDAH

NIM B05213023

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU-ILMUSOSIAL

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Siti Hamidah, 2017, Agama Minoritas di Tengah Kota Studi Eksisitensi

Agama Baha’i di Surabaya, Skripsi Program Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Keyword: Agama Minoritas, Eksisitensi, Agama Baha’i

Penelitian ini berwal dari ketertarikan peneliti tentang agama Baha’i yang ada di Surabaya, keberadaan Agama Baha’i tidak banyak diketahui oleh masyarakat padahal agama Baha’i sudah tersebar di beberapa daerah yang ada di Indonesia. Di Surabaya pengikut Baha’i ada di beberapa Pucanganom Timur, Tandes Kidul dan Manuan. Oleh karena itu masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana Eksisitensi Agama Baha’i di Surabaya?; 2) Bagaiamana Pengikut Agama Baha’i mempertahankan Eksistensinya di Surabaya? Sedangkan tujuan dari penelitian ini:1) untuk mengetahui Eksisitensi Agama Baha’i di Surabaya; 2) untuk mengetahaui Pengikut Baha’i mempertahankan Eksistensinya di Surabaya.

Untuk menjawab permasalahan tersebut peneliti menggunakan metode penelitian kuliatatif dengan subjek penelitian menggunakan Snowball sampling, tahap-tahap penelitian yaitu tahap pralapangan, tahap lapangan, tahap analisa data dan tahap penulisan laporan. Dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dokumentasi, studi pustakadan data online. Teori yang digunakan AGIL Talcott Parson. AGIL Talcott Parson lebih fokus pada perubahan dan kelangsungan suatu sistem. Masyarakat sebagai sistem sosial menurut parson paling tidak memiliki empat fungsi untuk sistem tindakan tertentu atau kebutuhan sistem. Fungsi tersebut sangat dibutuhkan agar sistem sosial dapat bekerja dengan baik. Keempat fungsi itu disebut AGIL.

(7)

i

BAB II EKSISITENSI AGAMA MINORITAS DAN AGAMA BAHA’I ...13

A. PenelitianTerdahulu ...13

B. Eksistensi Agama Minoritasdan Agama Baha’i ...16

C. AGIL Sebagai Alat Analisa ...23

BAB III METODE PENELITIAN ...42

A. Jenis Penelitian...42

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...43

C. Pemilihan Subjek Penelitian ...44

D. Tahap-Tahap Penelitian ...45

E. Teknik Pengumpulan Data ...47

(8)

ii

G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ...53

BAB IV EKSISITENSI AGAMA BAHA’I DITINJAU DARI TEORI AGIL...55

A. Deskripsi UmumPengikut Baha’i ...55

B. Deskripsi Hasil Penelitian ...61

C. Analisa data ...79

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ...87

B. Saran ...88

DAFTAR PUSTAKA ...90 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1.: KTP pengikut Bahai

tertulis Islam………

69

Gambar 4.2: KTP Pengikut Bahai

Strip ………

70

Gambar 4.3: Surat

Nikah Baha’i ………

72

Gambar 4.4: AMSA Jawa Timur dan Muda-mudi

Nawruz…

77

(10)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 2

.1: PerayaanHaribesar Baha’i………

33

Tabel 3.1: Data Informan

……….

.. 45

Tabel4

.1 :Jumlahpengikut Baha’i berdasarkanJenisKelamin

..59

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut badan pusat statistik (BPS) jumlah penduduk indonesia berdasarkan data sensus 2015 mencapai 254,9 juta jiwa, dengan jumlah penduduk sebesar 254,9 juta indonesia merupakan berpenduduk terpadat nomer empat di dunia. Selain padat dengan penduduk indonesia juga merupakan negara yang beranekaragam budaya, suku, bahasa, adat istiadat dan agama. Agama di indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan ideologi bangsa indonesia sebagaimana yang ada di pancasila "Ketuhanan yang maha Esa” sehingga agama bisa memberikan pengaruh secara kolektif

terhadap politik, ekonomi, sosial dan budaya. Agama yang sah diakui oleh indoensia ada enam yaitu Islam, Protestan, Katolik, Budha, Hindu dan Khonghucu.

Dengan adanya perkembangan zaman, agama banyak bermunculan di Indonesia hal itu disebabkan karena Indonesia menjujung tinggi hak asasi manusia, yaitu memberi kebebasan untuk beragama seperti yang telah diatur dalam undang-undang dasar negara republik Indonesia tahun 1945 pasal 29

ayat 2 menyebutkan bahwa “negara menjamin kemerdekaan tiap tiap

(12)

2

menurut agamanya dan kepercayaanya itu”.1Oleh karena itu agama yang ada didalam negara indonesia harus dijamin dan dilindungi eksistensinya dan tidak membedakan antara agama yang penduduknya mayoritas atau minoritas. Supaya terjalin hubungan antar agama yang harmonis.

Agama baha’i merupakan salah satu agama yang tumbuh dan

berkembang di dunia internasional, selain agama Kristen, Hindu, Budha, Islam , Khonghuchu, Yahudi, Shinto dan Zoroaster. Pertumbuhan dan perkembangan agama tersebut cukup dapat perhatian dari sarjana. Hal tersebut

setidaknya dapat dilihat dari masuknya baha’i sebagai salah satu Entrydalam beberapa ensiklopedi Internasional, diantaranya The Encyclopedia of World Religions, Religions of The World: A Comprehensive Encyclopedia of Biliefs and Prctices, World Religions: Almanac dan Al-Mawsu’at al-Muyassarat fi al-Adyan wa al-Madzhahib al-Mu’ashirat.2

Namun di Indonesia agama baha’i bagi sebagian orang mungkin masih belum familiar, ini bisa dipahami karena agama ini tergolong agama baru.

Dari semua agama yang muncul di indonesia, dapat dikatakan agama baha’i

adalah yang paling bungsu. Perkembangan agama baha’i sudah ada di 237

negara salah satunya di Indonesia, di Indoensia agama baha’i ada di beberapa

kota yakni, Banyuwangi, Jakarta, Medan, Polopo, Bandung, Malang, Jember, Tulungagung dan surabaya.

1

Lihat pasal 29 undang undang dasar 1945 ayat 2

2

(13)

3

Agama baha’i datang ke Indonesia sekitar tahun 1878 yang dibawa

oleh dua pedagang dari persia dan turki yang bernama Jamal Efendy dan Mustafa Rumi, waktu itu mereka berdua melakukan perjalanan keliling India, Burma, Mnyanmar, Singapura dan Indonesia, kedatangan mereka selalu disambut dengan baik oleh pembesar di setiap daerah yang mereka kunjungi.3 Setelah berkembang ke indonesia awalnya agama baha’i tidak terlalu

mendapatkan respon dari masyarakat dan akhirnya beberapa orang tertarik untuk mengikutinya termasuk dikota surabaya.

Agama Baha’i tidak perkembang di desa lebih berkembang dikota, didesa agama baha’i mengalami banyak hambatan dan banyak masyarakat mengecam aliran Baha’i sesat, hal yang mendukung berkembangan dikota karena masyarakat yang heterogen dan kehiupan sosial yang individu. Seperti halnya di surabaya, Kota surabaya merupakan ibu kota jawa timur dan dikenal sebagai kota metropolitan kedua setelah jakarta, dengan penduduk yang heterogen dan banyak penduduk pendatang dari luar surabaya.

Maka tidak heran jika kota surabaya terdapat agama Baha’i, meski dengan jumlah yang sedikit. Agama Baha’i merupakan salah satu agama dengan jumlah penganut tidak sebanyak agama-agama besar akan tetapi kehadiran agama Baha’i sesungguhnya diakui sebagai masyarakat agama. Agama ini tetap eksis dan berkembang serta menjadi fenomena keagamaan yang menarik di Surabaya.

3

(14)

4

Ditengah masyarakat metropolitan awalnya agama Baha’i mendapat kecurigaan diruang sosial. Karena mereka tergolong minoritas Membutuhkan beberapa waktu untuk diterima dimasyaratakat sehingga penganut agama baha’i berusaha untuk membukadiri terhadap masyarakat, untuk mengenalkan identitas agama baha’i. ada sebagian masyarakat yang menerima dan ada juga

sebagian yang menolak, masyarakat yang menerima berarti mereka sudah mendewasakan dirinya untuk lebih terbuka kepada penganut agama baha’i.

Sedangkan yang menolak berarti mereka belum mendewasakan dirinya untuk menerima penganut agama Baha’i dan masih cendrung bersifat tertutup dengan agama lain.

Meski keberadaan agama Baha’i sebagian masyarakat menerima dan sebagaian masyarakat tidak menerima, pemeluk agama Baha’i percaya bahwa kepada Tuhan yang Maha Esa sebagai pencipta semua mahluk pembawa ajaran adalah Bahaullah, Salah satu kitab sucinya Al-Aqdas bahwa manusia lahir dari tuhan yang satu maka pada ujungnya manusia juga akan bersatu menjalanin hubungan yang harmonis dan pembawa dunia pada kedamaian.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti dan lebih mengemukakakan kenapa agama baha’i bisa hadir ditengah kota suarabaya

dan keberadaannya sekarang masih eksis. Sehingga penulis mengangkat judul

(15)

5

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana eksistensi agama Baha’idi Surabaya ?

2. Bagaimana PengikutBaha’i mempertahankan eksistensinya di Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendiskripsi eksistensi agama Baha’idi Surabaya.

2. Untuk mendeskripsi PengikutBaha’i mempertahankan eksistensinya di Surabaya.

D. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian mempunyai manfaat dan kegunaan bagi masyarakat dan akademisi.Semoga penelitian ini yang berjudul “AGAMA MINORITAS DITENGAH KOTA (Studi Eksistensi Agama Baha’i di Surabaya)”. bermanfaat bagi masyarakat dan akademisi. Manfaatnya sebagai berikut:

1. Bagi masyarakat

Manfaat bagi masyarakat dari hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman dan sejarah tentang agama Baha’i dan

(16)

6

2. Bagi akademik ilmiah

Sebagai kontribusi ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu sosiologi mengenai AGAMA MINORITAS DITENGAH KOTA (Studi Eksistensi Agama Baha’i di Surabaya). Selain itu juga sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya dan perbendaharaan perpustakaan untuk kepentingan ilmiah selanjutnya guna menambah wawasan pengetahuan tentang agama minoritas.

E. Definisi Konseptual

Definisi konseptual ini dimaksudkan untuk menjelaskan dari setiap kata dalam judul penelitian supaya hal ini berguna untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam mengartikan maksud judul penelitian. Adapun definisi konseptual dari judul penelitian ini antara lain adalah :

1. Agama

(17)

7

Agama juga semakna dengan kata ad-dhin dari bahasa arab cara, peraturan, undang-undang, hari kiamat dan nasihat.4

Menurut Al-Syahrastani agama adalah kekuatan dan kepatuhan yang terkadang biasa diartikan sebagai pembalasan dan perhitungan (amal perbuatan di akhirat). 5 Menurut Prof. Dr. Bouquet mendefinisikan agama adalah hubungan yang tetap antara diri manusia dengan yang bukan manusia yang bersifat suci dan supernatur, dan yang bersifat berada dengan sendirinya dan yang mempunyai kekuasaan absolute yang disebut Tuhan.6

Sedangkan Menurut salah satu ilmuan sosiologi yaitu Durkheim agama merupakan sebuah sistem kepercayaan yang disatukan oleh praktik-praktik yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat suci, yaitu hal-hal yang diperbolehkan dan dilarang.7

Penelitian ini agama yang dimaksud adalah agama Baha’i, agama

Baha’i adalah agama yang independen dan bersifat universal bukan

sekte dari agama lain. Pesuruh Tuhan dari agama Baha’i adalah Bahaullah yang mengumumkan bahwa tujuan agama-Nya adalah untuk mewujudkan transformasi rohani dalam kehidupan manusia dan memperbaharui lembaga-lembaga masyarakat berdasarkan

prinsip-4

Ishomuddin,Pengantar Sosiologi Agama(Jakarta:Ghalia Indonesia dan UMM Press, 2002),30.

5

Yatimin Abdullah,Studi Islam Kontemporer(Jakarta:Hamzah, 2004),5.

6

Abu ahmadi,Sejarah Agama(Solo:CV Ramadhani 1986),14.

7

(18)

8

prinsip keesaan Tuhan, kesatuan agama dan persatuan seluruh umat manusia.

2. Minoritas

Dalam kehidupan bermasyarakat hampir dimana ada masyoritas dan minoritas baik dibidang agama, sosial, politik, budaya dan lain sebagainya. Minoritas sering mengalami penindasan oleh pihak mayoritas, dan hal tersebut sering menimbulkan konflik.

Sejauh ini memang tidak ada definisi tunggal tentang minori-tas. Namun demikian, umumnya istilah ini lebih menekankan pada keberadaan minoritas sebagai persoalan fakta dan definisinya harus memasukan faktor-faktor objektif seperti fakta pluralitas bahasa, etnis atau agama, dan faktor-faktor subjektif, termasuk bahwa individu itu harus mengidentifikasi dirinya sebagai anggota kelompok minoritas tertentu.

Dari sudut bahasa minoritas biasanya didefinisikan sebagai golongan sosial yang jumlah warganya jauh lebih kecil jika dibandingkan golongan lain dalam suatu masyarakat dan karena itu diskriminasikan golongan lain.8

Minoritas, menurut Francesco, adalah sebuah kelompok yang dari sisi jumlah lebih rendah dari sisa populasi penduduk suatu negara,

8

(19)

9

berada dalam posisi tidak dominan, yang anggotanya menjadi warga negara suatu negara memiliki karakteristik etnis, agama, bahasa, yang berbeda dari sisi penduduk dan menunjukan, meski hanya secara implisit, rasa solidaritas yang diarahkan untuk melestarikan budaya, tradisi, agama, dan bahasa mereka.9

3. Kota

Dalam memberikan definisi tentang kota para ahli kota memberikan definisi kota dengan dua sudut pandang yaitu pertama kota atau bahasa inggrisnya city dan kedua daerah perkotaan yaitu yang memiliki kehidupan dan penghidupan modern, atau dalam bahasa inggrisnya dikenal dengan namaurban.10Ada pengertian kota menurut beberapa ahli sebagai berikut:

a. Menurut Bintaro Dari segi geografis kota diartikan sebagai suatu sistim jaringan kehidupan yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata ekonomi yang heterogen dan bercorak materialistis atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dbgan gejala-gejala pemusatan penduduk yang

9

Studi ini dicatat dalam dokumen E/CN.4/Sub.2/384/Rev.1, para. 568 dalam “Minority Rights:

International Standards and Guidance for Implementation,” United Nations, 2010, 2.

http://www.ohchr.org/Documents/Publications/MinorityRights_en.pdf (diakses 28 November

2016)

10

(20)

10

cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah dibelakangnya.11

b. Marx Weber kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal.12 c. Luis Wirth Kota adalah pemukiman yang relative besar, padat dan

permanen dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.13

Kota penelitian ini adalah kota surabaya dimana surabaya merupakan kota ketiga penyebaran Baha’i di Jawa Timur. Baha’i

muncul di Surabaya dibawa oleh Dr. Soraya yang memberikan pengetahun tentang agama Baha’i kepada salah satu warga pindahan

desa cebolek dan tahun 1970 ia mulai menyatakan ikut agama Baha’i.

4. Eksistensi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indoensia Eksistensi adalah keberadaan, kehadiran yang mengandung unsur bertahan, Sedangkan pengertian eksistensi Secara etimologi eksitensi berasal dari bahasa inggris yaitu excitence yang berarti muncul, ada, timbul, memilih keberadaan aktual. Dari ex berarti keluar dan sintere yang berarti muncul atau timbul. Beberapa pengertian secara terminologi yaitu pertama apa yang ada, kedua apa yang memiliki aktualitas (ada) dan 11

N. Daldjoeni,Seluk-Beluk Masyarakat Kota(Bandung:Alumni, 1997),23.

12

P.J.M Nas,Kota di Dunia Ketiga:Pengantar Sosiologi Kota 2(Jakarta:Bhratara Karya, 1979),29.

13

(21)

11

ketiga adalah segala sesuatu (apa saja) yaang didalamnya menekankan bahwa sesuatu itu ada.14

Menurut abidin zaenal eksistensi adalah suatu proses yang dinamis, suatu kejadian atau mengada. Ini sesuai dengan kata eksistensi itu sendiri yakni exsistere yang artinya keluar dari melampaui atau mengatasi. Jadi eksistensi tidak bersifat kaku dn terhenti melainkan lentur atau kenyal dan mengalami perkembangan atau sebaliknya kemunduran tergantung pada kemampuan mengaktualisasikan potensi-potnsinya.15

F. Sistematika Pembahasan

Laporan penelitian ini dibagi atas lima bagian, bagian pertama adalah pendahuluan. Pada bagian ini diuraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian, definisi konseptual yang menjelaskan kata kunci dari penelitian biar tidak terjadi kekeliruan dan sitematika pembahasan.

Bagian kedua berisi tentang kajian teoritik dengan judul AGIL dan eksisitensi agama Baha’i sebagai agama minoritas. Pada bagian ini dipaparkan penelitian terdahulu untuk melihat perbedaan dan persamaan yang diteliti sekarang, kajian pustaka yang dibahas adalah eksistensi agama minoritas dan agama Baha’i dan kerangka teori yang memaparkan

14

Lorens bagus,Kamus Filsafat(jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2005), 183.

15

(22)

12

teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini, teori yang diguakan adalah AGIL Talcott Parson.

Bagian ketiga memaparkan langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian, metode yang digunakan, jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, pemilihan subjek penelitian, tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data dan teknik pemeriksaan keabsahan data. Bagian ini diberi judul Metode Penelitian.

Bagian keempat menjelaskan hasil dari penelitian tentang eksistensi agama Baha’i di Surabaya, dianalisa dengan teori yang telah dipaparkan pada bagian bab kedua.

(23)

BAB II

EKSISTENSI AGAMA MINORITAS DAN AGAMA BAHA’I

A. Penelitian Terdahulu

Ada tiga penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang diteliti sekarang diantaranya sebagai berikut:

1. Skripsi yang ditulis Haneh Amisani dari UIN Syarif Hidayatullah mahasiswa program perbandingan agama, Fakutas Usuluddin dan filsafat tahun 2014 berjudul “Konsep Kepemimpinan dalam Agama Baha’i dan

Persepsinya Terhadap Pola Kepemimpinan Negara di Indoensia”. Dalam skripsinya menjelaskan konsep kepemimpinn baha’i yang berbeda dengan

konsep kepemimpinan yang ada di negara indonesia. Rumusan masalah dari skripsi ini adalah adalah bagaimana konsep kepemimpinan agama baha’i dan bagaimana pandangan umat baha’i terkait kepemimpinan negara di indonesia?1

Dari segi persamaan dengan penelitian terdahulu adalah sama sama meneliti agama baha’i dan menggunakan jenis penelitian yang sama

yakni kualitatif. Dari segi perbedaan skripsi terdahulu lebih fokus pada Konsep kepemimpinan agama baha’i memiliki cara yang berbeda baginya untuk zaman saat ini tidak diperlukan lagi kepemimpinan perorangan semua urusan baik perorangan agama maupun sosial ditangani oleh

1

(24)

✂ ✄

majelis-majelis rohani. dari tingkat rendah yakni majelis rohani setempat mengurusi masyarakat setempat, majelis nasional mengurusi masyarakat tingkat nasional dan balai keadilan sedunia mengurusi masyarakat baha’i

diseluruh dunia. Jabatan kepemimpinan dalam agama baha’i tidak

memiliki gaji seperti kepemimpinan yang ada dipegang oleh kepala negara indonesia. Lembaga tertinggi agama baha’i dijalankan oleh balai keadilan

sedunia yang menjabat selama lima tahun sama. Di Indonesia demikian jabatan kepala negara dipegang selama lima tahun yang berbeda negara indonesia dipimpin oleh seorang calon presiden dan calon wakilnya, yang diusungkan oleh partai politik. Sedangkan penelitian yang akan dilaksanakan peneliti fokus pada eksitensi agama baha’i yang berada

ditengah masyarakat kota pucang anom dan cara agama baha’i bisa

mempertahankan eksitensinya ditengah masyarakat setempat.

Perbedaan lainya skripsi yang ditulis Haneh Amisani tidak menggunakan teori sedangkan penelitian ini menggunakan teori Struktural Fungsional Talcott Parson.

2. Skripsi Muhammad Abduh Lubis tahun 2015 dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mahasiswa program perbandingan agama fakultas usuluddin dan pemikiran islam dengan judul “Kesatuan Umat Manusia Dalam

(25)

☎ ✆

dalam agama baha’i dan bagaimana upaya umat baha’i dalam menjalankan

ajarannya mengenai kesatuan manusia?2

Dari segi persamaan dengan penelitian terdahulu adalah menjadikan agama baha’i sebagai objek penelitian, metode penelitian menggunakan

peneitian kualitatif.

Dari segi perbedaan skripsi terdahulu membahas tentang kesatuan umat manusia dalam agama bahai yang mana bahwa kesatuan manusia merupakan keniscayaan yang berlaku untuk semua manusia dan mengandung nilai universal dari agama yang telah ada, karena kesatuan umat manusia merupakan cita-cita terbesar dari semua agama untuk mencapai sebuah kerukunan dan kedamain disetiap pemeluk agama. Bagi agama baha’i kesatuan umat manusia bisa ditempuh dengan menekankan

nilai rohani. dan perbedaan lainnya adalah teori, skripsi terdahulu merujuk pada teori Joachi Watch tentang tiga macam pengalam agama untuk memperopoleh bentuk ungkapan yaitu mewujudkan dalam bentuk pemikiran, perbuatan, dan persekutuan.

3. Tesis yang ditulis oleh Ifatahuul Mufiani program studi agama dan filsafat konsentrasi studi agama dan resolusi konflik UIN Sunan Kalijaga 2016

berjudul HARMONI TEODISI DALAM KEBERAGAMAAN

(26)

✞6

MASYARAKAT YOGYAKARTA (Studi Relasi Penganut Agama Baha’i

Masyarakat Multirelijius Membangun Ruang Rukun di Yogyakarta).3

Perbedaan skripsi yang ditulis oleh ifatahuul Mufiani pertama mengakaji tentang Relasi pengetahuan yang dibangun oleh penganut agama Baha’i dengan masyarakat multirelijius yang ada di Yogyakarta.

berangkat dari agama Baha’i mengakui bahwa semua agama didunia benar

berasal dari sumber yang sama yakni Tuhan Yang Maha Esa. Bahwa seluruh umat manusia dimuka bumi dan seluruh kebenaran agama sama-sama menuju Tuhan Yang Maha Esa, dan tidak ada alasan untuk membenci atau melakukan tindakan kekerasan. Sehingga sebagai agama minoritas yang ada di ditengah masyarakat multirelijius melakukan sesuatu agar bisa hidup rukun. Kedua dari teori skripsi terdahulu menggunakan teori kontruksi social yang diusung oleh Peter L Berger. Secara jelasnya persamaan dan perbedaan ada ditabel dibawah ini

B. EksistensiAgama Minoritas dan Agama Baha’i 1. Eksisitensi Agama Minoritas

Keberagaman agama di indonesia didukung oleh semboyan Bhenika Tunggal Ika, dalam semboyannya menggambarkan perbedaan yang ada pada suatu kelompok seharunya bukanlah menjadi hambatan melainkan menjadi pemesatu bangsa. Namun hal demikian masih

3Ifatahuul Mufiani,Harmoni Teodisi Dalam Keberagaman Masyarakat Yogyakarta Studi Relasi

(27)

✟ ✠

belum bisa diterapkan karena dewasa ini masih banyak terjadi konflik antar kelompok dalam umat beragama. Kebanyakan konflik menimpa pada kelompok minoritas.

Pada era globalisasi agama banyak bermunculan kebanyakan sekte dari agama sebelumnya seperi Islam, Kristen dan Yahudi. Butuh waktu untuk diakui oleh masyarakat dan pemerintah karena masyarakat beranggapan bahwa agama yang baru muncul itu sesat. Agama-agama baru memiliki jumlah pengikut yang sedikit otomatis mereka dikatakn sebagai Agama minoritas.

Dalam kehidupan sehari-hari konsep minoritas itu selalu berhubungan dalam kaitanya dengan agama, etnik atau suku bangsa, ras dan golongan hingga ke legislatif dalam partai. Di indonesia secara nasional orang selalu mengatakan indoensia bukan negara islam, tetapi negara dengan mayoritas penduduk beragama islam artinya pemeluk islam sebagai mayoritas dan sementara pemeluk agama selain islam adalah minoritas.

(28)

✡8

masyarakat dan karena itu diskriminasikan golongan lain.4 Definisi minoritas umumnya hanya menyangkut jumlah, suatu kelompok dikatan minoritas apabila jumlah anggota kelompok tersebut secara signifikan jauh lebih dari pada kelompok lain.

Ternyata perkembangan agama minoritas keberadaannya telah diakui oleh masyarakat dan pemerintah, artinya agama minoritas mampu mempertahankan eksisitensinya dan menjaga eksistensi agamanya. dalam menjalakna kehidupan sehari-hari bagi agama minoritas tidak mudah, dan untuk bertahan hidup serta menyesuaikan dengan lingkungan membutuhkan waktu lama. Berbagai coban seperti konflik antara agama minoritas dan mayoritas pernah terjadi.

Mempertahan kan sesuatu sangat susah, ada proses untuk mencapainya. Dan yang harus dilakukan adalah Pertama yaitu berpegang teguh terhadap ajaran dan mengaplikasikan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari, kedua harus menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar , ketiga memiliki sifat inklusif kepada agama-agama lain.

2. Agama Baha’i

Banyak orang beranggapan bahwa agama Baha’i merupakan

gabungan dari tiga agama yaitu: Yahudi, Kristen dan Islam. Sebagain lagi mengatakan agama Baha’i merupakan salah satu sekte dalam

4

(29)

☛ ☞

islam. Pendapat-pendapat ini bisa dimaklumi karena didasarkan pada bentuk keyakinan dan beberapa praktik keagamaan yang dijalankan oleh pemeluk agama Baha’i. Selain itu parapendiri Baha’i pada awalnya diyakini sebagai penganut Islam dari golongan Syi’ah oleh karena itu, banyak kemiripan antara agama Baha’i dengan Islam meskipun prinsipnya tidak sama.

Meskipun demikian para pemuluk agama Baha’i mengingkari keterkaitan dengan agama apapun, karena agama Baha’i merupakan agama independen atau universal bukan sekte dari agama tertentu. Pesuruh Tuhan dari agama Baha’i adalah Baha’ullah yang mengumumkan bahwa tujuan agama-NYA5adalah untuk mewujudkan transformasi rohani dalam kehidupan manusia dan pemperbaharui lembaga-lembaga masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip keesaan Tuhan, kesatuan manusia dan persatuan seluruh umat manusia. Kemunculan Baha’i tidak lepas dari sejarah Baha’isme yang terkait dengan gerakan babisme dan dialektika mesianisme dalam tradisi Syi’ah.

Waktu di Iran adalah muslim Syi’ah dalam tradisi Syi’ah terdapat wacana 12 orang imam yang menunjukan pintu gerbang kebenaran agama. Imam yang ke-12 hilang pada abad ke-12 dan kaum Syi’ah meyakini bahwa suatu saat nanti imam yang hilang akan

(30)

✍ ✎

muncul kembali sebagai Al-Mahdi, Al-Mahdi dijanjikan akan membawa perdamain dan keselarasan umat manusia dimuka bumi.6

Pada abad 19 muncul gerakan-gerakan Mahdisisme (mesianisme). Gerakan Saykhis muncul tahun 1830 dipimpin Sayyid Kazim Rasti sebuah sekte dari Syi’ah, para Syakhis mengharapkan

munculnya Qa’im7. Menjelang kematian Kazim Sayyid tahun 1843 menasehati para pengikutnya untuk meninggalkan rumah mereka untuk mencari Qa’im, Selanjutnya gerakan basism tahun 1844-1852 dipimpi oleh Sayyid Ali Muhammad dari Syiraz. Tidak seperti gerakan islam lainnya babism berusaha memulai system agama baru. Ia memberikan tafsiran yang berbeda terhadap penerimaan wahyu yang dibawa Muhammad yang secara universal diterima oleh semua kalangan islam baik Sunni atauSyi’ah.

Ia menyatakan dirinya sebagai pesuruh Tuhan dengan bergelar Bab. Ia mengemukakan dan menyuruh agar semua orang bersiap-siap untuk menerima kedatangan Al-Mahdi Al-Munthadzarya itu nabi yang akan datang dimuka bumi ini yang akan mempersatukan seluruh umat manusia. Padangan yang seperti ini menerima penolakan keras dari pemerintah, ulama maka tahun 1850 is beserta pengikutnya dijatuhi hukuman mati.8

6Adeng Ghazali Muchtar,Ilmu Perbandingan Agama(Bandung: CV Pustaka Setia, 2000), 99. 7

qaim adalah pembaharu dalam agama atau pembawa agama baru

8

(31)

✏ ✑

a. Sang Bab

Sayyid Ali Muhammad atau yang lebih dikenal denga gelarnya Sang Bab, dilahirkan pada tanggal 20 Oktober 1819 di Shiraz, Iran. Ia berasal dari keluarga terkemuka dan terpandang, ayahnya meninggal ketika Sang Bab masih kecil sehingga sejak kecil sampai dewasa Sang Bab diasuh oleh pamannya.

Ia dikirim kepada seseorang guru untuk belajar Al-Qur’an dan pelajaran-pelajaran dasar. Sang Bab berbeda dengan anak-anak seusianya, ia memiliki kemampuan yang luar biasa. Ketika anak-anak lagi sibuk bermain ia sering ditemukan sedang asyik berdo’a ditempat yang teduh dibawah sebatang pohon atau ditempat yang tenang. Ia selalu mempertanyakan hal-hal yang sukar lalu menjawabnya sendiri.9

sekitar tahun 1840 Bab tinggal selama setahun dikota Suci Syi’ah di Irak, ditempat inilah ia menjalin kontak langsung dengan Sayyid Khazim Rasyti pemimpin Madzhab Syaikiyah , ketika Sayyid Khazim Rasyti wafat. Pada tahun 1844 seoang murid Sayyid Khazim Rasyti bernama Mullah Husyn pergi kesebuah masjid dan bermidetasi selama 40 hari, Mullah ingat kepada amanah yang diberikan Sayyid Khazim Rasyti untuk mencari Qa’im .

Kemudian suatu hari Mulla bertemu dengan Sang Bab di pintu gerbang Shiraz dan Sang Bab diajak kerumahnya Mulla, maka

9

(32)

✒✒

kemudian Sang Bab mengaku bahwa dirinya adalah Qa’im yang

dijanjikan. Mullah Husyn ialah pengikut Bab pertama, Sang Bab membeikan gelar Babul Bab (Pintu Gerbang) kepada Mulla Husayn. Dan dimulailah penanggalan Baha’i di tahun dan tanggal tersebut.

Sang Bab menyampaikan kata-kata berikut kepada Mulla Husayn.

“wahai engkau yang pertama beriman kepaaku sesungguhnya aku katakana, akulah Bab,pintu Tuban dan engkaulah Babul bab pintu

dari segala pintu itu”10(

Sejak itu ajaran Sang Bab mulai megumumkan bahwa dirinya adalah pembawa amanat baru datang dari Tuhan. Sejak itu ajaran bab mulai tumbuh dan berkembang dengan sangat pesat di semua kalangan di Iran. Akan tetapi ajarannya dilawan keras oleh pemerintah maupun pemimpin agama. Akibatnya Sang Bab ditangkap dan dipenjara dibanteng Mahku di pegunungan Azerbajian, ditempat tersebut hampir semua penduduknya bersuku kurdi yang dikira membenci Syi’ah akan

tetapi mereka justru ramah dan menerima dengan baik ajaran yang dibawa oleh Sang Bab.

Karena upaya pengasingan tidak berhasil Sang Bab dipenjara lagi dibanteng Chihr’q yang lebih terpencil lagi, namun hal itu tetap saja tidak berpengaruh bahkan pengikutnya semakin banyak dan pengikutinya berani mengorbankan hidupnya demi ajaran yang dikuti. Akhirya pemerintah Iran menghukum mati dan mengeksekusi Sang Bab dilapangan Kota Tabriz pada 9 Juli 1850. Jenazahnya diambil oleh

✓✔

(33)

✕ ✖

para pengikutnya dibawa dari Iran ke Bukit Karmel, Haifa dan dikuburkan disuatu tempat yang ditentukan oleh Baha’ullah. Makam

Sang bab menjadi tempat berziarah yang penting bagi umat Baha’i.

b. Mirza Husain Ali (Bahaullah)11

Mirza Husain Ali yang kemudian dikenal dengan sebutan Bahaullah lahir didesa Nur, Mazandran Iran pada 12 November 1817. Ayahnya bernama Al-Mirzah Abbas Basrak An-Nuri seorang pegawai didepartemen keuangan dikerajaan Iran, sang ayah memiliki hubungan dekat dengan duta besar Iran untuk Rusia dikarenakan saudarana seorang juu tulis kepercayaan dikedutaan Negara beruang merah tersebut. Adapun ibunya dalah Hanim Jani atau Khatim Jani.12

Husain merupakan anak ke 3 dari 15 bersaudara, pada masa kecil ia tidak bersekolah disekolah resmi atau madrasah keagamaan tertentu. Tetapi ia mendapat pendidikan dari ayahnya dirumah. Setelah itu berusah mengkaji buku-buku sufi, Syi;ah dan filsafat yunani klasik. Selain itu juga terpengaruh oeh pemikiran Budha dan Zoroaster.

Pada masa remajanya ia termasyhur karena kecerdasan yang tinggi, akhlaknya yang unggul serta kasih sayang dan kedermawanannya. Ia mampu memecahkan masalah-masalah yang pelik dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang rumit dan besar.

✗ ✗

Bahaullahartinya kemulian Tuhan, pembawa wahyu agama Baha’i serta untusan Tuhan yang dipercaya sebagai “ia yang dijanjikan segala zaman.”.

✗✘

(34)

✚ ✛

Tetapi walaupun memiliki kemampuan yang luar biasa ia tidak pernah mengejar kedudukan dan pangkat. Pada usia 22 tahun ayahnya meninggal dan di pun menolak untuk menggantikan kedudukan ayahnya sebagai menteri dan memilih mengabdi hidupnya untuk menolong orang-orang yang tertindas, orang sakit, orang miskin, dan memperjuangkan keadilan.

Husain bergabung dengan aliran Babiyah yang didirikan oleh Sang Bab, ketika Sang Bab dipenjara Husain termasuk murid yang juga ikut dipenjara. Setelah Sang Bab tewas dieksekusi mati Husain mengeklaim dirinya sebagai orang yang diwarisi kepemimpinannya oleh pendiri ajaran Babiyah. Sang Bab merujuk kepada Bahaullah sebagai “Dia yang akan tuhan wujudkan” tulisan sang Bab dalam kitab

paling suci-Nya, Al-Bayan berisi rujukan pujian yang tak terhitung banyaknya terhadap ia yag akan Tuhan wujudkan. Berikut ini kutipan dari tulisan Sang Bab berupa pandangan sekilas tentang kedudukan Bahaullah.13

“dan ketahuilah dengan pasti bahwa surge artinya mengenal

dan tunduk kepada Dia yang akan Tuhan wujudkan dan api neraka artinya berada jiwa-jiwa yang tidak mau tunduk pada-Nya atau berserah dari rida-Nya.”

“katakanlah sesungguhnya rida Dia yang akan Tuhan

wujudkan adalah rida Tuhan, sedangkan ketidaksenangan Dia yang akan Tuhan wuujudkan tak lain adalah ketidaksenangan Tuhan”

13

(35)

✜ ✢

Dalam penyebaran ajarannya, Bahaullah mengalami banyak tantangan pembuangan dan pemenjaraan. Ia diasingkaan dari negeri ke negeri lainnya, sampai akhirnya diasingkan kekota akka (otoman). Meski mengalami banyak penderitaan tetapi Bahaullah tidak menyerah ia tetap menyebarkan dan mewayuhkan Tuhan.

Pertama mendekam di penjara bawah tanah di Taheran, Bahaullah diasingkan ke Baghdad Irak. Ditempat ini ia menyebarkan ajaran kepada masyarakat melalui tulisan di Baghdad lahir beberapa kitab suci agama Baha’i yang penting sepertu kalimat tersembunyi, tujuh lembah dan kitab I-Iqan (kitab keyakinan).

kedua diasingkan ke Konstantinopel Turki setelah sepuluh tahun diasingkan di Baghdad, disana ia menyatakan kepada pengikutnya bahwa ia adalah orang pengganti atau yang dijanjikan oleh Sang Bab. pernyataan ini terjadi di taman Ridwan dan setiap tahun diperingati oleh kaum Baha’i

dengan suatu pesta dan sejak itulah agama ini dikenal sebagai agama Baha’i.14

ketiga tepatnya pada tahun 1868 Bahaullah dan pengikutnya selama dua tahun di barak militer pemerintahan Turki di kota Akka. Selama pengasingan di Akka, saat itu Bahaullah menulis buku dan tulisan yang berisi tentang tujuan dan misinya Bahaullah dikirim kepada Paus di Roma dan beberapa kepala Negara dunia utuk meminta bantuan kepada mereka

✣✤

(36)

✥6

dalam meningkatkan perdamaian, ketidakadilan, penindasan dan mendirikan persatuan dan konsultasi. Bahaullah juga telah berhasil menulis sebuah kitab yang kemudian menjadi kitab suci agama Baha’i

yaitu kitab suciI-Aqdas15.

Bahaullah wafat dalam usia 75 tahun pada tanggal 29 Mei 1892, sebelum wafat ia berwasiat bahwa yang akan menjadi penerusnya adalah putra sulungnya yaitu Abdul Baha sebagai suri teladan agama Baha’i.

c. Abdul Baha

Nama Abdul Baha artinya Hamba Allah putra sulung Bahaullah, Abdul Baha dilahirkan pada 23 Mei 1844 yang tepat pada malam yang s,a ketika sang Bab mengumumkan misinya pada tahun 1844. Bahaullah sendiri langsung mendidik Andul Baha agar memiliki sifatseorang Baha’isejati.

Bahaullah mengumumkan Firman Tuhan kepada Abdul Baha meski dia masih anak-anak. Abdul Baha menyadari kedudukan ayahnya sehingga ia menyerahkan seluruh hidupnya untuk mengabdi kepada Bahaullah dan mengorbankan kesenagannya dunia untuk hidup dijalan-Nya. Ketika Abdul Baha berusia delapan tahun, Bahaullah dimasukan ke penjara bawah tanah, ia menyertai berbagai kesulitan yang dialami oleh sang ayah, dan melewatkan empat puluh tahun dari 15Kitab Al-Aqdas merupakan buku utama agama Baha’i yang ditulis oleh pendiri agama Baha’i,

(37)

✦ ✧

hidupnya sebagai tawanan dan orang-orang buangan. Dia telah mengalami pembuangan dan pemenjaraan yang panjang bersama ayahnya.

Ketika bebas Abdul Baha melakukan perjalanan ke beberapa Negara di dunia tahun 1911-1930 diantaranya Mesir, Eropa, dan Amerika. ia mengumunkan misi ayahnya mengenai perdamaian dan keadilan social kepada para umat semua agama., berbagai organisasi pendukung perdamaian, para pengejar di universitas-universitas, wartawan, pejabat pemerintah serta khalayak umum lainnya. 16dia menulis ribuan Loh kepada individu dan kelompok untuk menjelaskan ajaran ayahnya. Semua tulisannya merupakan bagian yang sangat penting dari tulisan-tuisan agama Baha’i.

Di Amerika abdul Baha meletakkan batu pondasi bagi gedung rumah ibadah Baha’i yang pertama di Barat.Perjalanan Abdul Baha ke

Eropa dan Amerika membuahkan hasil yang mengagumkan.Sehingga Baha’i didirikan dibanyak Negara. Abdul Baha hidup selama 77 tahun

dan meninggal tanggal 28 November 1921 di Haifa dan dikuburkan disalah satu ruang dari makan sang Bab.

Ketika Abdul Baha Wafat agama Baha’i tersebar di 35 negara, disamping selama perjalanan masih hidup melakukan perjalanan membawa amanat Bahaullah ke lebih dari 251 negara di dunia

★6

(38)

✩8

termasuk tempat-tempat yang disebutkan oleh Abdul Baha dalam Loh rencana Ilahi. Dalam wasiatnya menunjuk cucu tertuanya yaitu Shoghi Effendi sebagai wali Agama Baha’i dan setelah Abdul Baha wafat,

Shoghi Effendi menjadi penafsiran yang sah dari ajaran-ajaran Baha’i.

d. Shogi Effendi

Shoggi Effendi lahir pada tanggal 11 maret 1897, ibunya adalah putri Abdul Baha dan kakeknya keluarga dekat sang Bab. Abdul Baha memberi nama Shoghi Effendi yang artinay mutiara yang paling mengagumkan, unik dan tak ternilai, berkilaudari lautan kembar yang bergelombang dan dahan suci yang telah bercabang dari pohon-pohon suci kembar.

Ketika masih kecil Shoghi Effendi dididik pengasuh dan bimbingan langsung dari Abdul Baha. Ketika Abdul baha meninggal ia sedang menuntut ilmu di Universitas Oxfrod di Inggris cita-citanya ,emgabdi kepada sang kakek Bahaullah dan dapat menerjemah tulisan-tulisan suci dalam bahasa Inggris supaya dibaca ribuan mukmin yang tidak bias membaca dalam bahasa Persia.

(39)

✪ ✫

Baha’i diseluruh dunia dan membangun struktur administrasi Baha’i

yang mempersiapkan jalan untuk didirikan Balai Keadilan sedunia.17

Menurutnya rencana ini semua masyarakt Baha’i diseluruh dunia harus bekerja sama dalam membawa amanat Bahaullah ke berbagai wilayah dimana agama Baha’i belum didirikan. Ia mengawasi

langsung rencana ini pada tahap-tahap awal dan sebelum meninggal 4200 pusat Baha’i telah didirikan didunia dan literature Baha’i

diterjemahkan ke dalam lebih dari 200 bahasa.

Setelah Shoghi Effendi wafat kepemimpinan Baha’i tidak lagi

berdasarkan pada keturunan Bahaullah melainkan oleh seorang yang dipilih dari berbagai perkumpulan Baha’i di seluru dunia.

e. Ajaran Agama Baha’i 1) Kitab Suci

Yang disebut kitab suci dalam agama Baha’i adalah kumpulan

tulisan dan amanat sang Bab dan ajaran Bahaullah yang dikumpulkan dalam sebuah kitab disebut kitab I-Aqdas. Dalam ayat suci-Nya yang diwahyukan anatar tahun 1853-1892 Bahaullah mengulas berbagai hal seperti keesaan Tuhan dan fungsi wahyu ilahi: tujuan hidup, ciri dan sifat roh manusia, kehidupan sesuadh

✬✭

(40)

✮ ✯

mati, hokum dan prisnip-prinsip agama, ajaran ajaran akhlak, perkembangan kondisi dunia serta masa depan umat manusia.18

Sebagai besar hukum yang ada dalam ajaran agama Baha’i terdapat dalam kitab I-Aqdas akan tetapi hokum-hukum itu akan diterapkan secara bertahap sesuai dengan keadaan masyarakat beberapa hokum Baha’i yang sudah berlaku secara umum adalah:19

Sembahyang wajib, membaca tulisan suci tiap hari, dilarang mengunjing dan memfitnah, menjalankan puasa setiap tahun, dilarang meminum-minuman beralkokhol dan obat bius dan seksual, homo seksual dan dilarang berjudi.

2) Percaya kepada Tuhan yang Maha Esa

Sebagaimana yang dinyatakan dalam kitab suci Baha’i, Bahaullah menegaskan bahwa agama Baha’i yang meyakini bahwa

hanya satu Tuhan Yaitu, Tuhan Yang Maha Agung, Yang Maha Esa yang telah mengirimkan para rasul dan nabi untuk membimbing manusia. Umat Baha’i percaya bahwa Tuhan adalah

sang pencipta alam semesta dan Dia bersifat terbatas, tak terhingga, dan mahakuasa. Tuhan tidak dapat dipahami dan manusia tidak bisasepenuhnya memahmi realitas keilahi-Nya. Oleh karena itu Tuhan telah memilih untuk membuat utusan diri-Nya

✰8

Agaman Baha’i (Jakarta: Majelis Rohani Nasional Baha’i Indonesia, 2013), 4.

19

(41)

✱ ✲

dikenal manusia melalui para utusan Tuhan diantaranya Ibrahim, Musa, Khrisna, Budha, Isa, Muhammad dan Bahaullah.

3) Kesatuan Umat Manusia

Tujuan agama Baha’i yaitu mempersatukan umat manusia

ajaran Baha’i mengajarkan bahwa manusia merupakan buah dari

pohon dan daun dari suatu dahan, meski berbeda satu sama lain namun tumbuh pada akar yang sama yang menjadi bagian dari keluarga di satu pohon. Baha’i percaya bahwa manusia diciptakan

oleh Tuhan yang satu dan manusia di mata Tuhan sama tidak membeda-bedakan, maka manusia satu sama lain harus saling mengahargai dan mengohormati. Sebagaimana yang dikatakan Bahaullah:

“wahai anak-anak manusia! Tidak tahukah engkau mengapa kami menjadikan engkau semua dari tanah yang sama? Supaya yang satu janganlah meninggikan dirinya diatas yang lainnya. Renungkanlah selalu dalam kalbumu bagaimana engkau dijadikan. Karena kami telah menjadikan engkau semua dari zat yang sama, maka adalah kewajibanmu menjadi laksana satu jiwa, berjalan dengan kaki yang sama maka dengan mulut yang sama dan berdiam dalam negeri yang sama-Bahaullah”20

4) Pendidikan dan keselarasan perempuan dan laki-laki

Bahaullah memberikan kewajiban kepada orang tua untuk mendidik anak-anak baik laki-laki maupun perempuan. Mendidik anak-anak bukan hanya pendidikan ilmu pengetahuan umum melainkan pendidikan akhlak juga sangat dibutuhkan. Tanpa

✳✴

(42)

✵ ✶

pendidikan anak tidak mengatahui potensi yang ada dalam dirinya dan tidak memberikan kontribusi kepada masyarakat. jika orang tua mengabaikan pendidikan anaknya mereka akna bertanggung dihadapan Tuhan.

Realita sekarang, orang tua terkadang membatasi pendidikan terhadap anak perempuan, anak perempuan tidak bisa sekolah tinggi dan laki-laki yang bisa mengenyam pendidikan sampai keperguruan tinggi. Tetapi dalam ajaran Baha’i laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam pendidikan. Karena laki-laki dan perempuan merupakan dua belah sayap burung yang bisa mewujudkan potensi masyarakat. Tidak ada perbedaan laki-laki dan perempuan dalam pendidikan, laki-laki dan perempuan bisa mendapatkan pendidikan yang sama.

5) Perayaan Hari besar Baha’i

Agama Baha’i memiliki hari raya besar seperti agama lainnya,

namun setiap agama memiliki hara raya yang berbeda. dibawah ini daftar hari raya besar yang ada didalam agama Baha’i.

Tabel 2.1

Perayaan Hari besar Baha’i

Tanggal Hari Raya

21 Maret Hari raya Naw-Ruz (Tahun Baru)

21 April Hari raya Ridwan pertama, menumumkan Bahaullah 29 April Hari raya Ridwan

(43)

✷✷

09 Juli Kesyahidan Bab 20 Oktober Hari lahir Sang Bab 12 November Hari lahir Bahaullah 26 November Hari perjanjian

28 November Hai wafatya Abdul Baha

26 Feb-1 maret Ayamih ha (hahari-hari sisipan ) 2-20 Maret Puasa

Sumber:Sejarah Terlengkap Agama-agama di Dunia,(2015,535)

C. AGIL sebagai Alat Analisis

Skripsi ini berjudul Agama Minoritas ditengah Kota (Studi Eksistensi Agama Baha’i di Surabaya) dengan meggunakan Teori AGIL Talcott Parson yang terhimpun dalam paradigma fakta sosial.

Sebelum membahas struktural fungsional milik Talcott Parson ada baiknya membahas kajian dan asumsi-saumsi dasar dari struktural fungsional. Strutural Fungsional adalah salah satu paham atau perspektif di dalam sosiologi yang memandang masyarakat merupakan suatu system sosial yang terdiri dari bagian-bagian atau elemen-elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan.21 Ketika perubahan yang terjadi pada salah satu bagian akan menyebabkan ketidakseimbangan dan pada gilirannya akan menciptakan perubahan pada bagian lain. Perkembangan fungsionalisme didasarkan atas model perkembangan sistem organisme yang didapat dalam biologi.

Masyarakat terdiri dari berbagai elemen atau insitusi, elemen-elemen ini antara lain adalah ekonomi, politik, hukum, agama, pendidikan,

✸✹

(44)

✺ ✻

keluarga, kebudayaan dan lainnya. Masyarakat luas akan berjalan normal kalau masing-masing elemen atau institusi menjalankan fungsinya dengan baik. Kemacetan pada salah satu institusi akan menyebabkan kemacetan pada institusi-institusi lain dan pada gilirannya akan menciptakan kemacetan pada masyarakat secara keseluruhan. Karena segala sesuatau di dalam masyarakat pada fungsinya, termasuk hal-hal seperti kemiskinan, peperangan, atau kematian. Kemiskinan, misalnya, pasti berfungsi untuk orang kaya, tetapi tentu tidak berfungsi untuk orang yang miskin. Di uraikan oleh Herbert Gans.22

Dengan begitu teori struktural fungsional lebih menekankan pada keteraturan dan mengabaikan konflik dan perubahan-perubahan dalam masyarakat. Para penganut teori ini memang tidak menolak keberadaan konflik didalam masyarakat akan tetapi mereka percaya bahwa masyarakat dengan sendirinya akan mengembangkan dan mekanisme yang dapat mengontrol konflik yang timbul. Jadi asumsi dasar dari teori ini setiap struktur dalam sistem sosial fungsional terhadap lainnya sebaliknya jika tidak fungsional maka struktur akan hilang dengan sendirinya. Kemudian asumsi-asumsi lainnya diungkapkan oleh pakar sosiologi seperti yang diuraikan dibawah ini.

Menurut lewer teori ini mendasarkan pada tujuh asumsi yaitu:23

✼ ✼

Bernard Raho,Teori Sosiologi Modern(Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), 48-49

✼✽

(45)

✾ ✿

1. Masyarakat harus dianalisis sebagai satu kesatuan yang utuh yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berintegrasi.

2. Hubungan yang ada yang bersifat satu arah atay hubungan yang bersifat timbal balik

3. Sistem sosial yang ada bersifat dinamis, penyesuaian yang ada tidak perlu banyak mengubah sistem sebagai satu kesatuan yang utuh.

4. Integrasi yang sempurna dimasyarakat tidak pernah ada, sehingga di masyarkat senantiasa timbul ketegangan dan penyimpangan ini akan dinetralisir lewat proses pelembagaan

5. Perubahan-perubahan akan berjalan secara gradual dan perlahan-lahan sebagai suatu proses adaptasi dan peneysuaian

6. Perubahan merupakan hasil penyesuaian dari luar tumbuh oleh adanya diferensiasi dan inovasi

7. Sistem diintegrasi lewat pemilihan nilai-nilai yang sama.

Sementara itu van den Berghe merangkum tujuh ciri umum perspektif struktural fungsional sebagai berikut:24

1. Masyarakat harus dianalisi secara keseluruhan sebagai sistem yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berhubungan.

2. Hubungan sebab-akibat bersifat jamak dan timbal balik.

❀❁

(46)

❂6

3. Sistem sosial selalu berada dalam keadaan keseimbangan dinamis menyesuaikan dengan kekuatan yang menimpa sistem menimbulkan perubahan minimal dalam sistem itu.

4. Integrasi sempurna tidak pernah terwujud karena itu setiap sistem mengalami ketegangan dan penyimpangan namun cenderung dinetralisisr melalui institusionalisasi.

5. Perubahan pada dasarnya berlangsung secara lamban, lebih merupakan proses penyesuaian dari pada perubahan revolusioner.

6. Perubahan adalah penyesuaian atas perubahan yang terjadi diluar sistem.

7. Masyarakat berintegrasi melalui nilai-nilai bersama.

Kontributor utama teori struktural fungsional tak lepas dari seorang sosiolog amerika, Talcott Parson lahir pada tanggal 13 Desember 1902 di Colorado Springs Calofornia. Parson memperoleh gelar sarjana di Amherst Collage dengan kajian utama biologi dan filsafat. Ia pernah belajar ke London School of Economic (LSE), reputasinya kecemerlangangan intelektualna dan posisi yang sering berseberangan dengan dosennya menyebabkan Parson belajar sosiologi. Pada tahun 1949 ia terpilih sebagai presiden The American Sociology Association selain mengajar di Harvard University ia juga menjadi dosen tamu di Cambridge.

(47)

❃ ❄

sistem sosial selalu memiliki status dan perannya masing-masing sehingga dalam sistem sosial individu memiliki suatu tempat dan bertindak sesuai norma atau aturan-aturan yang dibuat oleh sistem yang ada. Sedangkan karya karyanya yang berhubungan dengan struktural fungsional yang teruarai dalam bukunyaThe Social System.

Teori fungsional dari Parson mengganggap bahwa masyarakat pada dasarnya terintegrasi atas dasar sepakat para anggotanya akan nilai kemasyarakatan. Teoru memandang sebagai suatu sistem secara fungsional terintegrasi kedalam equilibrium. Dengan demikian teori ini disebut juha sebagai teori konsesus atau integration theory.

Teori struktural fungsional Talcott Parson lebih fokus pada perubahan dan kelangsungan suatu sistem. Dalam teorinya parson menganalogikan perubahan sosial pada masyarakat seperti halnya pertumbuhan pada makhluk hidup.25 Masyarakat sebagai sistem sosial menurut parson paling tidak memiliki empat fungsi untuk sistem tindakan tertentu atau kebutuhan sistem. Fungsi tersebut sangat dibutuhkan agar sistem sosial dapat bekerja dengan baik. Keempat fungsi itu disebut AGIL. AGIL kepanjangan dari A (Adaptation), G (Goal Attainment), I (Integration) dan L (Latent Pattern Maintenance).

❅❆

(48)

❈8

1. Adaptation supaya masyarakat bisa bertahan dan mampu menyesuiakan dirinya dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan dengan dirinya.

2. Goal Attainment sebuah sistem harus mampu menentukan tujuannya dan berusaha mencapai tujuan-tujuan yang telah di rumuskan.

3. Integration masyarakat harus mengatur hubungan diantara komponen-komponen supaya bisa berfungsi secara maksimal.

4. Laten Pattern Maintenance setiap masyarakat harus mempertahankan, memperbaki, dan membaharui baik motivasi indivisu-individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan mempertahankan motivasi-motivasi itu.

Keempat fungsi tersebut menurut parson merupakan fungsi imperatif atau prasyarat berlangsungnya sistem sosial. Ada fungsi-fungsi atau kebutuhan-kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi oleh setiap sistem yang hidup. Dua pokok penting yang termasuk kedalam kebutuhan fungsional ini adalah.pertama yang berhubungan dengan kebutuhan sistem internal atau kebutuhan sistem ketika berhubungan dengan lingkungannya. Kedua yang berhubungan dengan sistem sarana atau tujuan serta sarana yang perlu untuk mencapai tujuan.26

Keempat fungsi diatas juga memiliki hubungan dengan keempat sistem tindakan, dalam sistem tindakan terdapat empat sistem

26

(49)

❉ ❊

yaitu sistem organisme biologi, sistem kepribadian, sistem sosial dan sistem budaya. sistem orgaanisme biologis dalam sistem tindakan berhubungan dengan fungsi adaptasi yakni menyesuaikan dirinya dengan lingkungan dan mengubah lingkungan sesuai dengan kebutuhan. Sismtem kepribadian melaksanakan fungsi pencapaian dan tujuan dengan merumuskan tujuan dan menggerakkan segala sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan itu. Sistem sosial berhubungan dengan sistem integrasi dengan mengontrol komponen-komponen pembentuk masyarakat itu. Dan sistem budaya berhubungan dengan fungsu pemeliharaan pola-pola yang ada dengan menyipakan norma-norma dan nilai-nilai yang memotifasi mereka dalam bentuk sesuatu.27

Sistem tindakan merupakan sistem yang mengendalikan adanya kesatuan antara bagian-bagian yang berhubungan satu sama lain. kesatuan antara bagian-bagian mempunyai tujuan tertentu. Sebagaimana yang telah diuraikan diatas mengenai tindakan sosial yang meliputi empat sistem yaitu sistem budaya, sistem sosial, sistem kepribadian dan sistem oranisme biologis.

Sistem pertama yaitu sistem budaya, Didalam sistem budaya terdapat sistem simbol yang tertatat yang digunakan untuk mrngatur perilaku individu.28Budaya merupakan kekuatan utama yang mengikat masyarakat karena budaya terdapat norma dan nilai yang harus ditaati

❋●

Binti Maunah,Pendidikan Dalam Perspektif Struktural Fungsional(Surakarta:) halaman 171

❋8

(50)

❍ ■

oleh masyarakat untuk mencapai tujuan. Kedua sistem sosial didalam sistem sosial komponen utamanya adalah interaksi antar individu atau kelompok atau lembaga yang menghasilkan norma sosial. Tekanan pada sistem sosial berupa sosialisasi.

Sistem berikutnya sistem kepribadian merupakan sistem orientasi dan motivasi individu yang terorganisir, artinya individu sebagai aktor atau pelaku dan pusat perhatiannya adalah kebutuhan-kebutuhan, motif-motif, sikap-sikap seperti motifasi untuk kepuasan dan keuntungan. Kebutuhan individu itu disebabkan karena dorongan dan setting sosial. Sistem tindakan terkahir adalah sistem organisme bilogis yaitu sistem yang bisa mempengaruhi situasi lain .

Sehingga empat fungsi dan empat sistem tindakan yang saling berhubungan membuat parson berasumsi bahwa :

1. sistem memiliki properti keteraturan dan bagian-bagian yang saling tergantung,

2. sistem cenmderung bergerak ke arah mempertahankan keteraturan /keseimbangan diri.

3. sistem mungkin statis atau bergerak dalam proses perubahan yang teratur,.

4. sifat dasar bagian suatu sistem berpengaruh terhadap bentuk bagian lain,.

(51)

❏ ❑

6. alokasi dana integrasi merupakan dua proses fundamental yang diperlukan untuk memelihara keseimbangan system.

(52)

▲ ▼ BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengambarkan suatu fenomena tertentu dengan bertumpu pada prosedur-prosedur yang mengahasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis. Penelitian ini berbeda dengan penelitian kuantitatif yang didalamnya tidak menggunakan angket melainkan menggunakan metode wawancara dan metode observasi (pengamatan langsung). Kemudian informasi yang dapat tersebut dibandingkan dengan teori yang ada untuk menghasilkan suatu strategi komunikasi antara persolan yang tepat serta memberikan suatu solusi dan informasi kepada masyarakat.

Penelitian kualitatif berakar pada latar belakang alamiah sebagai suatu keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian (Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri), memanfaatkan metode kualitatif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi seperangkat kriteria untuk memberikan keabsahan dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak yaitu peneliti dengan subyek yang diteliti.1

Relevansi penelitian kualitatif dengan subbjek dan objek penelitian yaitu karateristik latarbelakang pengikut Baha’i di Surabaya dan penelitian

1

(53)

◆ ❖

dapat menggambarkan fakta-fakta yang akurat sesuai dengn fenomena yang ada.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Surabaya, alasannya pengikut Baha’i di Surabaya tidak tinggal dalam satu daerah. terpisah dibeberapa daerah. Pucang anom timur,Tandes kidul .dan Manuan tiga tempat merupakan perkumpulan Baha’i ketika mengadakan acara. Maka dari itu peneliti memelih objek penelitian disurbaya,

Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 23 Oktober 2016 sampai 7 Januri 2016. Tanggal 23 Oktober 2016 peneliti melakukan observasi melihat keadaan di Pucang anom, berkeliling mengamati wilayah sekitar Pucang anom hari berikutnya berganti lokasi yaitu melihat kondisi Tandes kidul. Dan hari berikutnya ke Manuan melaukana hal yang sama apa yang dilakukan ketika di Pucang anom, mengelilingi melihat hubungan social masyarakat. Persiapan proposal disiapkan selama dua minggu dan ujian proposal dilakukan pada tanggal 17 November 2016. Setelah ujian porosal selesai beranjak meminta surat ijin, surat ijin membutuhkan lima hari untuk jadi. otomatis ketika suarat ijin belum selesai peneliti tidak bisa melakaukan wawancara dan meminta data.

22 November 2016 peneliti menyerahkan surat ijin kepada pihak hubungan luar Baha’i atau Majelis Rohani Nasional, yang menentukan

(54)

PP

bapak Makruf, Ening. 24 November 2016 peneliti melakukan wawancara lagi dirumah pak makruf .

27-28 November 2016 melakukan wawancara kepada bapak Hamdi dan ibu Salim. 29-30 wawancara dengan dan Shofi. 01-07 wawancara kepada masyarakat Pucang Anom, Tandes Kidul dan Manuan.

C. Pemilihan Subjek Penelitian

Pemilihan subjek penelitian kualitatif adalah sebagai perencana, pelaksana, pengumpulan data, analisa, penafsiran data dan pada akhirnya menjadi pelopor hasil penelitian. Pemilihan sumbek penelitian memiliki beberapa kriteria yang ditentukan oleh peneliti yaitu informan yang beragama Baha’i dan yang sudah tinggal lama di Surabaya, informan yang

baru beragama Baha’i dan pindah ke Surabaya, Masyarakat yang tinggal

dengan pengikut Baha’i. untuk teknik pemilihan sumbjek penelitian

menggunakan teknik Snowball. Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel data yang pada awalnya jumlahnya sedikit tersebut belum mampu memberikan data yang lengkap maka harus mencari orang lain yang dapat digunakan sebagai sumber data.

(55)

◗ ❘

sampling dipilih atau ditentukan berdasarkan informasi dari responden sebelumnya. Pengambilan sample untuk suatu populasi dapat dilakukan dengan cara mencari contoh sampel dari populasi yang kita inginkan, kemudian dari sample yang didapat dimintai partisipasinya untuk memilih komunitasnya sebagai sample lagi. Seterusnya sehingga jumlah sample yang kita inginkan terpenuhi.

Berdasarkan uraian diatas peneliti menggunakan informan terdiri dari:

Tabel. 3.1. Data informan

No Nama Jabatan Alamat

1 Bapak Makruf Pengikut Baha’i Tandes Kidul 2 Ibu Muanah Pengikut Baha’i Tandes Kidul

3 Bapak Hamdi Pengikut Baha’i Pucang Anom Timur 4 Ibu Salim PengikutBaha’i Pucang Anom Timur

5 Odi Pengikut Baha’i Pucang Anom Timur

6 Ening Pengikut Baha’i Tandes kidul

7 Sofi Pengikut Baha’i Manu’an

8 Ismail Masyarakat Tandes Kidul

9 Khopsi Masyarakat Pucang Anom Timur

10 Syamsi Masyarakat Tandes Kidul

11 Siti Masyarakat Manuan

Sumber: pengelolaan sendiri. D. Tahap-tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian yang digunakan peneliti ada empat yaitu : 1. Tahap pra lapangan

(56)

❙6

pra lapangan yaitu: menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan penelitian, persoalan etika penelitian.

2. Tahap lapangan

Pada tahap ini pekerjaan lapangan focus pada bagaimana mendapatkan data yang sebanyak-banyaknya dan seakurat mungkin. Hal-hal yang diperlukan sebelum meneliti langsung adalah surat perizinan, karena prosedur seorang peneliti adalah adanya surat izin dari objek yang akan diteliti. Peneliti menyerahkan surat ijin kepada pihak hubungan luar Baha’i kemudian pihak hubungan luar yang akan

menghubungi Baha’i Surabaya dan mengkonfirmasi kepada peneliti bahwa wawancara bisa dilaksanakan. Selain itu peneliti pembersipkan diri dalam memasuki lapangan dan wawancara beserta mengumpulkan data.

3. Tahap analisa data

(57)

47

4. Tahap penulisan laporan

Penulisan laporan merupakan tahap terakhir Setelah semua data dari wawancara, observasi dan dokumnen terkumpulkan dan sudah dianalisis data tersebut serta mencapai suatu kesimpulan. Peneliti kemudian menulis laporan .

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yakni membicarakan tentang bagaimana cara peneliti mengumpulkan data. Dalam hal ini peneliti menggunakan beberapa metode sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah melakukan penelitian terjun langsung ke lokasi dengan tujuan mendapatkan sumber data sebanyak mungkin.2Teknik ini didasarkan atas pengamatan langsung yang memungkinkan peneliti melihat dan mengamati sendiri, dapat mencatat peristiwa dalam situasi yang berkenaan dengan pengetahuan yang diperoleh dari data. Peneliti dapat mengecek benar atau tidaknya informan yang memberikan informasi.

Proses observasi yang dilakukan peneliti adalah melihat, mengamati dan mencermati keadaan objek penelitian. Observasi berlangsung pada tanggal 23 dan 25 Oktober 2016, yang pertama observasi ke Tamdes

2

(58)

48

berlanjut ke Pucang anom dan Manuan. Tujuannya suapaya peneliti bisa menyesuaikan dengan keadaan lingkungannya. Dan mempermudah komunikasi sosial. Terkait dengan pokok permasalahan dalam penelitian metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang Status Baha’i di

Surabaya dan kondisi lingkungan Baha’i di Surabaya.

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada informan dan jawaban informan dicatat atau jika memungkinkan direkam dengan alat perekam.3Sifat wawancara yang digunakan adalah wawancara tak terstruktur wawancara ini adalah bersifat bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau permasalahan yang ada di objek sehingga peneliti menemukan secara pasti permasalah apa yang harus diteliti. Instrument wawancara berupa pedoman wawancara atau daftar wawancara dan alat bantu dalam melakukan wawancara adalah alat perekam dari HP, buku tulis dan bolpein.

3

(59)

49

Wawancara dilakukan kepada informan yang telah dipilih oleh peneliti. Wawancara berlangsung pada tanggal 23-24 November 2016 dikediaman Bapak Makruf, pada tanggal 27-28 November 2016 dikediaman Bapak Hamdi, 29-30 November 2016 wawancara kepada di rumah Bapak Abdur Rohim 01-01 Desember melakukan wawancara ke masyrakat Pucang anom timur, masyarakat Tandes Kidul dan masyarakat manuan. 13 Desember 2016 wawancara kepada odi kediaman Bapak Hamdi.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah memperoleh data penelitian dengan cara mencatat atau mengumpulkan dokumen-dokumen data. Semua itu dapat menjadikan sumber data yang dapat dimanfaatkan untuk diinterpretasikan, diuji, bahkan untuk memprediksikan sehingga penelitian ini memiliki validitas untuk dipeertanggungjawabkan.4Tujuan dari penggunaan dokumentasi ini adalah untuk memudahkan peneliti dalam memperoleh data secara tertulis maupun gambar yang berkaitan dengan masyarakat. Dalam dokumentasi peneliti menggunakan camera HP.

4. Studi pustaka

Teknik mengumpulkan data dengan menggunakan buku atau refrensi sebagai penunjang penelitian. Dengan melengkapi dan mencari data-data yang dibutuhkan dari literature, makalah dan lain sebagainya. Disini

4

(60)

50

peneliti memperoleh data-data yang tertulis telaah bacaan yang ada kaitannya dengan masalah penelitian. Daftar buku tersebut terlampir didaftar pustaka.

5. Data online

Data ini diperoleh peneliti dengan cara melakukan penelusuran melalui media online yaitu internet dengan memanfaatkan jasa search engine untuk mengakses jurnal, E-book dan lain sebagainya. Data online yang diperoleh dalam penelitian adalah jurnal puslitbang kehidupan keagamaan, jurnal, Skripsi dari UIN Sunan Kalijaga dan Skripsi dari UIN Syarif Hidayatullah.

F. Teknik Analisa Data

Analisa data pembahasan hasil penelitian menggunakan analisis kualitatif. Menurut patton teknik analisa data adalah proses katagori data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, katagori dan satu uraian dasar, ia membedakan dengan penafsiran yang memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi uraian.5 Ada tiga langkah yang harus dilakukan dalam analisa data yaitu:

1. Pertama reduksi data merupakan langkah awal dalam menganalisa data dalam penelitian ini. Kegiatam reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemeliti dalam memahami data yang telah 5

(61)

51

dikumpulkan. Data yang dikumpulkan dari lapangan melalui observasi, wawancara direduksi dengan cara merangkum, memilih hal-hal pokok dan penting, mengklarifikasi sesuai focus yang ada pada masalah dalam penelitian ini.

dalam penelitian ini aspek-aspek yang direduksi adalah hasil observasi maupun wawancara menyangkut Eksisitensi agama Bahai.

2. Penyajian data

Penyajian data merupakan tahapan kedua dalam aktivitas menganalisa data. Sebagaiaman dengan proses reduksi data, penyajian data dalam penelitian ini tidaklah terpisah dari analisa data. Hal pertama yang dilakukan dalam proses penyajian data adalah menggambarkan secara umum hasil penelitian dimulai dari lokasi penelitian, profil pengikut Baha’i di Surabaya yang tergambar melalui sejarah lahirnya Baha’i di Indonesia dan kemudian menyajikan atau

mendiskripsikan eksisitensi agama Baha’i dalam kacamata teori

AGIL.

dari hasil wawancara informan dan observasi ada yang menunjukan pola seperti pada teori AGIL. Dimana Adaptasi diperoleh dari wawancara informan yang menunjukan bahwa ada penyesuaian terhadap pengikut agama Baha’i terhadap masyarakat dan hasil observasi kehidupan masyarakat dengan pengikut agama Baha’i yang

(62)

52

mengatakan bahwa tujuan agama Baha’i menyatukan semua umat

manusia. Sedangkan Integrasi diperoleh dari informan bahwa dalam menjaga hubungan masyarakat dan pengikut Baha’i harus ada orang yang menjadi panutan. dan terkahir Latency yaitu menjaga hubungan dan meperbaiki pola-pola kultural diperoleh dari wawancara informan dimana antaramasyarakat dan pengikut Baha’i salingtoleransi, contoh ketika pengikut Baha’i mengadakan acara mereka mengundang

masyarakat. Dari wawancara dan observasi menujukan bahwa teori AGIL berfunghsi untuk agama Baha’i dan masyarakat.

3. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan adalah tahap terakhir, dari proses pengumpulan data, peneliti mencatat semua fenomena yang muncul dalam kehidupan Pengikut agama Baha’i dan melihat sebab akibat

yang terjadi sesuai dengan masalah penelitian ini. Dari berbagai aktivitas dimaksud maka peneliti membuat kesimpulan berdasarkan data-data awal yang ditemukan itu, data-data dimaksud masih bersifat sementara. Penarikan kesimpulan ini berubah menjadi kesimpulan akhir yang akurat karena proses pengumpulan data oleh peneliti menemukan bukti-bukti yang kuat, valid dan konsisiten dalam mendukung data awal.

Gambar

Gambar 4.1.: KTP pengikut Bahai tertulis Islam……………
Tabel 4.2 : JumlahPengikutBahaiBerdasarkanTempatTinggal59
Tabel 2.1Perayaan Hari besar Baha’i
Tabel. 3.1.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Di sini peneliti lebih memusatkan perhatian pada pakaian bekas karena pakaian bekas suatu hal yang tidak lumrah diminati oleh masyarakat padahal terdapat banyak pusat

Muhammad Barid, Guru PAI yang Menerapkan Program Penguatan Nilai-nilai Agama Islam Melalui Individual Approach di SMPN 1 Surabaya, Diskusi dan Wawancara Pribadi, Surabaya, 28

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama, latar belakang timbulnya konversi agama yang dilakukan para muallaf di Masjid Cheng Hoo Surabaya disebabkan karena adanya

Fungsi Sistem Kredit Semester (SKS) pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Surabaya. Berbicara mengenai sistem pembelajaran sks serta fungsinya dalam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif sikap religiusitas dan altruism anggota komunitas posko bersama relawan se-kota Surabaya dalam kontribusinya membantu

Dengan kata lain target dalam penelitian ini adalah orang yang hidup dan berkembang dalam suatu masyarakat yang berbeda budaya dan berbeda agama dan berbeda etnis yaitu

188.45/220/436.1.2/2017 Tentang Tim Koordinasi Pemantauan keberadaan dan kegiatan orang asing, organisasi masyarakat asing, dan tenaga kerja asing di Kota Surabaya

Maksud dari judul skripsi yang akan dibahas oleh peneliti adalah suatu kajian yang mendeskripsikan tentang peran lembaga agama dalam Peningkatan kesejahteraan