• Tidak ada hasil yang ditemukan

bab vii transformasi laplace

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "bab vii transformasi laplace"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VII

TRANSFORMASI LAPLACE 1. Transformasi Laplace

Definisi

Misalkan F(t) suatu fungsi dari t dan t > 0, maka transformasi Laplace dari F(t)

dinotasikan dengan L{F(t)} dan didefinisikan oleh:

L {F(t)} =

`

0

) (t dt F e st

= f(s)

Karena L{F(t)} adalah integral tidak wajar dengan batas atas di tak hingg (

) maka

L{F(t)} =

`

0

) (t dt F e st

=

  

p st

p e F t dt

Lim

0

) (

Transformasi Laplace dari F(t) dikatakan ada, jika integralnya konvergen untuk beberapa

nilai s, bila tidak demikian maka transformasi Laplace tidak ada.

Selanjutnya bila suatu fungsi dari t dinyatakan dengan huruf besar, misalnya F(t), G(t), Y(t)

dan seterusnya, maka transformasi Laplace dinyatakan dengan huruf kecil yang

bersangktan sehingga L{F(t)} = f(s), L{G(t)} = g(s), L{Y(t)} = y(s) dan seterusya.

Teorema

Jika F(t) adalah fungsi yang kontinu secara sebagian-sebagian dalam setiap interval 0t

N dan eksponensial berorde  untuk t > N, maka transformasi Laplace f(s) ada untuk

setiap s > 

Berdasarkan definisi di atas, dapat ditentukan transformasi Laplace beberapa fungsi

(2)

Nomor F(t) L{F(t)} = f(s)

1. 1 1,

s s > 0

2. t 1 ,

2

s s > 0

3. t2

3

2

s , s > 0

4. tn

n = 0,1,2,3,….

1

!

n s

n

, s > 0

5. eat

, 1

a

s s > 0

6. sin at

,

2 2 a s

a

 s > 0

7. cos at ,

2 2 a s

s

 s > 0

8. sinh at ,

2 2 a s

a

 s > a

9. cosh at ,

2 2 a s

s

 s > a

Contoh

Tentukan transformasi Laplace untuk fungsi berikut:

1. F(t) = 1

L {F(t)} = L{1}

=

0

) 1 ( dt e st

=

  

p st

p e dt

Lim

0

=

p st

p se

0

1

lim

  

 

 

 

=

  

 

 

 0

1 1 lim

se se

(3)
(4)
(5)

=

2. Syarat cukup Transformasi Laplace ada

Jika F(t) adalah kontinu secara sebagian-sebagian dalam setiap selang berhingga 0

N t

 dan eksponensial berorde untuk t > N, maka transformasi Laplace-ny f(s)

ada untuk semua s > .

Perlu ditekankan bahwa persyaratan-persyaratan yang dinyatakan adalah CUKUP

untuk menjamin bahwa transformasi Laplace-nya ada. Akan tetapi transformasi

Laplace dapat ada atau tidak walaupun persyaratan ini tidak dipenuhi.

(6)

Transformasi Laplace suatu fungsi mempunyai beberapa sifat, diantaranya adalah

1) Sifat linear

Jika c1 dan c2adalah sebarang konstanta, sedangkan F1(t) dan F2(t) adalah

fungsi-fungsi dengan transformasi-transformasi Laplace-nya masing-masing f1(s)

dan f2(s), maka:

L{c1F1(t)+cF2(t)} = c1 f1(s) + c2 f(s)

Bukti:

L{c1F1(t)+cF2(t)} =

0

2 2 1

1 ( ) ( )}

{c F t c F t dt e st

=

 

0

2 1 0

1

1F(t)dt e c F (t)dt c

e st st

=

 

0

2 0

2 1

1 e F(t)dt c e F (t)dt

c st

p st

= c1f1(s)c2f2(s)

Contoh

1. L{5t-3} = L{5t} – L{3}

= 5 L{t} – 3 L{1}

= 5

s s

1 3 1

2 

= s s

3 5

2 

2. L{6 sin 2t – 5 cos 2t} = L{6 sin 2t} – L{5 cos 2t}

= 6 L{sin 2t} – 5 L{cos 2t}

= 6

4 2 5 4 2

2 2

 

s

(7)

=

4 10 4 12

2 2s s

Dengan menggunakan sifat linear di atas tentukan Transformasi dari fungís-fungsi

berikut ini.

a. F(t) = 2t2 e-t

b. F(t) = 6 sin 2t – cos 2t

c. F(t) = (sin t – cos t)2

d. F(t) = cosh 3t – ½ sinh t

e. F(t) = (2t + 2)3

f. F(t) = (sin t – 3)2

2) Sifat translasi atau pergeseran pertama Jika L{F(t)} = f(s) maka L{eat

F

(t

)}

= f(s-a)

Bukti

Karena L{F(t)} = e stF t dt

 

0

)

( = f(s), maka

L{eat

F

(t

)}

=

0

) (t dt F e e st at

=

  p

t a

s F t dt

e

0

)

( ( )

= f(s-a)

Contoh:

1. Tentukan L{F(t)} = e-3tF(t) jika L{F(t)} = f(s)

2. Tentukan L {F(t)} = e2tF(t) jika L{F(t)} = f(s/a)

(8)

Jika L{F(t)} = f(s) dan G(t) =

a

t

a

t

a

t

F

,0

),

(

maka

L{G(t)} = eas f(s) Bukti

L{G(t)} = e stG t dt

 

0

) (

=

a

a st

stG t dt e G t dt e

0

) ( )

(

=

a

a st

st dt e F t a dt

e

0

) ( )

0 (

=

a

stF t a dt

e ( )

Misal u = t-a mak t = u+a dan du = dt, sehingga

a

stF t a dt

e ( ) =

  

0

)

( F(u)du e s u a

= e

 

0

) (u du F e su as

= eas f(s)

4. Sifat pengubahan skala

Jika L{F(t)} = f(s), maka L{F(at)} =      

a s f a

1

Karena L{F(t)} = e stF t dt

 

0

)

( maka

L{F(at)} =

0

) (at dt F

e st

(9)

Sehinga L{F(at)} =

0

) (at dt F

e st

=

      

0

) (

a du u F e a

s u

=

     

du u F e

a

a s u

) ( 1

=      

a s f a

1

5. Transformasi Laplace dari turunan-turunan

Jika L{F(t)} = f(s) maka L{F’(t)} = sf(s) – F(0)

Karena Karena L{F(t)} = e stF t dt

 

0

)

( = f(s), maka

L{F’(t)} = e stF t dt

 

0

) ( '

=

0

) (t dF e st

=

p st st

e d t F t F e

0 0

) ( ) ( )

(

  

  

 

= -F(0) + s

0 st e F(t)dt

= sf(s) – F(0)

Jika L{F’(t)} = sf(s) – F(0) maka L{F’’(t)} = s2 f(s) sF(0) F'(s) Bukti

L{F”(t)} =

 

0

)

(

"

t

dt

F

(10)

=

0

)) ( ' (F t d e st

=

  

  

 

0

) ( ) ( ' ) (

' st

stF t F t d e

e e

=

  

  

 

0

) ( ' )

(

' t s F t e dt F

e st st

=

e stF'(t) s[sf(s) F(0)]

= s2 ( ) (0) '(0)

F sF

s

f  

Dengan menggunakan induksi matematika dapat ditunjukkan bahwa, jika

L{F(t)} = f(s) maka

L{F(n)

(

t

)}

= sn f(s) sn1F(0) sn2F'(0) ... sF(n2)(0) F(n1)(0)

6. Tansformasi Laplace dari Integral-integral

Jika L{F(t)} = f(s) maka L

s s f du u

F( ) ( )

1

0

   

  

7. Perkalian dengan tn

Jika L{F(t)} = f(s) maka L{tn

F

(t

)}

= (-1) f(s)

ds d

n n

n = (-1)f(n)(s)

Bukti.

Karena f(s) = e stF t dt

 

0

)

( maka menurut aturan Leibnitz untuk menurunkan

dibawah tanda integral, diperoleh:

ds df

= f’(s) = ds

d

dt t F e st

 

0

) (

= e F t dt s

st ( ) 0

 

(11)

=

0

) (t dt F te st

= -

0

)} ( {tF t dt e st

= -L{tF(t)}

Jadi L{tF(t)} = - f'(s)

ds df

 

8. Sifat pembagian oleh t

Jika L{F(t)} = f(s) maka L

       

0

) ( )

(

du u f t

t F

Bukti:

Misal G(t) = t

t F( )

maka F(t) = t G(t).

Dengan menggunakan definis transformasi Laplace untuk kedua bagian, maka

diperoleh bentuk L{F(t)} = L{t G(t)} atau f(s) = - L{G(t)}

ds d

atau f(s) = -ds dg

.

Selanjutnya dengan mengintegralkan diperleh

f(s) =

-ds dg

.

g(s) = -

s

du u f( )

=

s

du u f( )

Jadi L       

t t F( )

s

du u f( )

9. Transformasi fungsi periodic

(12)

11. Teorema harga awal

12. Teorema harga akhir

13. Perluasan dari teorema harga awal

14. Perluasan dari teorema harga akhir

3. Transformasi Laplace Invers

3.1 Definisi

3.2 Ketunggalan Transformasi Laplace Invers

3.3 Sifat-sifat transformasi Laplace Invers

4. Penggunaan Transformasi Laplace

4.1 Persamaan Differensial (PD)

4.2 PD Biasa dengan Koefisien Konstan

4.3 PD Biasa dengan Koefisien Variabel

4.4 PD Simultan

Referensi

Dokumen terkait

ITK Sulawesi Tengah pada triwulan I-2015 sebesar 91,78 artinya bahwa kinerja ekonomi pada triwulan I- 2015 mengalami penurunan bila dibandingkan triwulan sebelumnya (nilai

Secara umum, kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Muhammadiyah 1 Bantul telah berjalan lancar sesuai rencana meskipun ada beberapa yang sedikit tidak

Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1993 : 2) yang mengatakan bahwa kosakata merupakan suatu elemen penting yang harus dikuasai dalam menunjang ketemapilan berbahasa, karena

Tipe wilayah pegunungan dengan tanah kurang subur (kritis) yaitu Kecamatan Parang, Kecamatan Lembeyan, Kecamatan Poncol bagian Timur, dan Keca- matan Kawedanan Bagian Selatan..

Simpulan bisa diambil penulis berdasarkan dari konsep pengambilan keputusan dari Lovell adalah keputusan Jepang yang melakukan investasi dalam proyek PLTU Batang tidak bisa

Dari hasil penelitian ini dapat dibuktikan bahwa mahasiswa dan mahasiswi yang kuliah di Unpad kampus Jatinangor meskipun bahasa pertamanya bukan bahasa Sunda mulai menggunakan

Berdasarkan observasi dan wawancara, maka penulis merasa perlu untuk meningkatkan mutu program pengawasan terhadap pengelolaan fasilitas kesehatan oleh Puskesmas

Analisis sidik raga m pengaruh olah tanah terhadap perubahan sifat fisika berat volume tanah lahan kering berpasir dapat dilihat pada Tabel La mp iran 8. Rata-rata