• Tidak ada hasil yang ditemukan

kesadaran berbangsa dan bernegara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "kesadaran berbangsa dan bernegara"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN

KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat

Provinsi DIY

(2)

Menurunnya kesadaran berbangsa dan bernegara

Ketidakharmonisan interaksi antar lembaga-lembaga negara (DPR

dengan KPK, misalnya)

Konflik kekerasan antar aparat pemerintah (tentara versus polisi,

misalnya)

Interkasi antar sekelompok masyarakat tertentu dg pemerintah sering

berujung tindak anarkis

Eksekusi hukum oleh pemerintah hampir selalu berujung kekerasanKekerasan antar antar pihak dalam kelompok warga menjadi

pemandangan umum

(3)

Hancurnya negara krn pelapukan moral

warganya :

Cicero, seorang filsuf dan negarawan Yunani,

menyatakan bahwa “kesejahteraan suatu

bangsa ditentukan oleh karakter warga

negaranya”

Toynbee, sejarawan Inggris,menyatakan bahwa

sembilan belas dari dua puluh satu peradaban

besar dimuka bumi ini hancur bukan karena

(4)

KONDISI YG DEMIKIAN DAPAT JUGA TERJADI

PADA NEGARA KITA ?

Kondisi semakin menurunnya kesadaran berbangsa

dan bernegara ini jika terus didiamkan tentu akan

membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan

negara Indonesia (NKRI)

Untuk itu perlu dilakukan berbagai upaya untuk

membangkitkan kembali kesadaran berbangsa dan

bernegara.

(5)

Pengertian Bangsa

Ernest Renan : bangsa adalah sekelompok

manusia yang mempunyai kehendak untuk

hidup bersama

Faktor yg melatarbelakangi kehendak hidup

bersama ada 2, yaitu:

(6)

Bangsa alami

Bangsa dalam pengertian alami arti sosiologis antropologis

(cultural unity)

adalah persekutuan hidup masyarakat yang

berdiri sendiri yang masing-masing anggota persekutuan

hidup tersebut merasa satu kesatuan ras, bahasa, agama dan

adat istiadat. Jadi mereka menjadi satu bangsa karena

disatukan oleh kesamaan ras, budaya, keyakinan, bahasa ,

keturunan dan sebagainya. Contoh ; bangsa Ambon, bangsa

Jawa, bangsa Batak, bangsa Sasak.

Bangsa dalam pengertian politik (

political unity

) adalah suatu

(7)

Bangsa Indonesia (bangsa secara politis) di

dalamnya ada:

Bangsa Jawa, bangsa Batak, Bangsa Lombok, Bangsa

Minang, Bangsa Sasak, dsb (lebih dari 350 bangsa) yang

oleh Bung Karno disebut dengan istilah suku bangsa

(suku dalam bhs jawa = kaki. Suku bangsa = kaki bangsa)

Bangsa Indonesia didalamnya terdiri suku bangsa-suku

bangsa .

(8)

IDENTITAS BANGSA

Bangsa memiliki penanda, jati diri atau identitas yang bisa

membedakan atau dibedakan dengan bangsa lain

Bangsa alamiah ditandai oleh adanya kesamaan dalam hal ras,

suku, agama, adat dan budaya, keturunan (darah) dan daerah asal (homeland). Identitas bangsa alamiah dapat disebut pula identitas kesukubangsaan.

Identitas yang dimiliki oleh sebuah bangsa alamiah kurang lebih

bersifat askriptif (sudah ada sejak lahir), bersifat alamiah (bawaan) , primer dan etnik.

Setiap anggota bangsa alamiah memiliki kesetiaan atau loyalitas

pada identitasnya. Misal setia pada sukunya, pada agamanya, pada budayanya , pada kerabatnya, pada daerah asal dan pada bahasanya

Loyalitas pada identitas kelompok (etnik) pada umumnya kuat dan

(9)

IDENTITAS BANGSA

BANGSA BUATAN merujuk pada bangsa dalam pengertian politik

yaitu bangsa yang telah bernegara. Negara baru perlu menciptakan identitas yang baru pula untuk bangsanya. Identitas itu merupakan identitas kebangsaan atau nasional negara yang bersangkutan

Identitas kebangsaan itu merupakan kesepakatan dari banyak

bangsa (suku) didalamnya. Identitas itu bersifat buatan, sekunder, etis dan nasional. Identitas nasional itu dapat saja berasal dari identitas sebuah bangsa didalamnya yang selanjutnya disepakati sebagai identitas nasionalnya.

Beberapa bentuk identitas nasional adalah; bahasa nasional,

(10)

LOYALITAS GANDA

Seorang warga dalam sebuah negara bangsa pada dasarnya

memiliki

dua identitas

yaitu identitas kesukubangsaan dan

identitas nasional

Ia memiliki identitas kesukubangsaan oleh karena sebagai warga

dari BANGSA ALAMI. Ia juga memiliki identitas kebangsaan/

nasional karena ia adalah warga dari suatu BANGSA BUATAN.

Setiap identitas menuntut loyalitas (kesetiaan). Karena memiliki

2 identitas maka memiliki pula dua loyalitas (

loyalitas ganda

)

Kesetiaan pada identitas nasional ( bahasa nasional, lambang

nasional, semboyan nasional, bendera nasional, dan ideologi

nasional) amat penting karena dapat mempersatukan warga

bangsa itu sebagai satu bangsa dalam satu negara.

Karena itu sebuah negara bangsa perlu adanya

national caracter

(11)

KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Berbangsa dan bernegara merupakan suatu konsep atau

istilah yang menunjukkan seseorang individu terikat dan

atau menjadi bagian dari suatu bangsa (nation) dan

Negara (state) tertentu.

Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Indonesia

(12)

Sosialisasi

kesadaran

berbangsa

dan

bernegara

Dalam teori sosialisasi atau pendidikan ada sejumlah

sarana/media/agen/jalur yang dapat digunakan untuk

membangun atau meningkatkan kesadaran berbangsa dan

bernegara, yakni:

1. keluarga,

2. teman sebaya/pergaulan,

3. sekolah,

4. organisasi, dan

5. media massa.

(13)

Sosialisasi melalui keluarga

Keluarga batih atau inti merupakan unsur utama dan

sangat penting terbentuknya kelompok masyarakat dan

bangsa.

Melalui keluarga maka nilai-nilai kehidupan dikenalkan

pada anak.

Melalui keluarga maka anak dapat belajar hidup dan akan

mewariskan nilai-nilai kehidupan dan budaya yang dianut

dalam suatu keluarga, masyarakat dan bangsa.

(14)

Peran Orang Tua : Pertama,

orang tua harus mempunyai kesadaran dan memberikan

contoh bersikap dan berperilaku yang menjunjung tinggi

pluralitas. Bahwa manusia diciptakan Tuhan dengan segala

atributnya tidak sama, bersuku-bersuku,

berbangsa-bangsa dengan ajaran keyakinan dan budaya yang

berbeda-beda bukan untuk bermusuhan. Tetapi agar saling

mengenal dan membina persatuan dan kesatuan.

Bangsa Indonesia mempunyai keanekaragaman yang harus

(15)

Peran Orang Tua : Kedua,

Kedua, orang tua harus mempunyai semangat dan sikap

berdemokrasi. Keluarga adalah cermin Negara. Orang

tua yang dapat membangun budaya berdemokrasi

dalam keluarga akan membawa pengaruh positif pada

kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara.

Budaya diktator dan otoriter telah terbukti Bangsa

Indonesia terpuruk berkali-kali. Sejelek-jeleknya

(16)

PERAN ORANG TUA: KETIGA,

keluarga harus sejahtera. Sejahtera dengan indikator

tercukupinya kebutuhan dasar hidup (papan, pangan,

sandang) secara layak yang dilandasi taat pada ajaran

agama yang diyakini, maka hal ini akan menjadi basis

awal untuk dapat mengembangkan potensi keluarga

yang berwawasan kebangsaan melalui pendidikan yang

baik.

Dengan kondisi keluarga yang sejahtera maka akan lebih

mudah untuk diajak berpartisipasi dan memahami

(17)

Sosialisasi melalui PERGAULAN

Memberikan keteladanan keikhlasan/kerelaan

bertindak demi kebaikan Bangsa dan Negara

Indonesia.

mempunyai semangat dan sikap berdemokrasi

dalam pergaulan

mempunyai kesadaran dan memberikan

(18)

Sosialisasi melalui Organisasi

Memberikan keteladanan keikhlasan/kerelaan

bertindak demi kebaikan Bangsa dan Negara Indonesia.

mempunyai semangat dan sikap berdemokrasi dalam

pergaulan

mempunyai kesadaran dan memberikan contoh

bersikap dan berperilaku yang menjunjung tinggi

pluralitas.

Menyelenggarakan seminar-seminar, pelatihan,

(19)

Sosialisasi melalui pendidikan

Dapat berpartisipasi aktif dalam proses penyusunan

kurikulum pendidikan yang bermuatan kesadaran

berbangsa dan bernegara.

Dapat berpartisipasi langsung sebagai tenaga

pendidikan (guru) yang berwawasan kebangsaan.

(data menunjukkan lebih dari 50 % guru di

Indonesia adalah kaum perempuan )

Menjadi teladan siswa dalam rangka meningkatkan

(20)

Sosialisasi melalui media massa

Media

 

massa

 

mempunyai pengaruh yang sangat besar

dalam membangun masyarakat multikultur

karena

 

peran

nya yang sangat potensial untuk mengangkat

opini publik sekaligus sebagai wadah berdialog antar

lapisan masyarakat.Terkait dengan isu keragaman budaya

(multikulturalisme),

 

peran media massa

 

 

 

seperti pisau

bermata dua, ber

peran

 

positif sekaligus juga

ber

peran

 

negatif.

Kaum perempuan harus berperan aktif untuk

(21)

Peran

 

negatif

 

media massa:

 

(1) media memiliki dan kekuatan penghakiman sehingga

penyampaian yang stereotype, bias, dan cenderung imaging yang tidak sepenuhnya menggambarkan realitas bisa nampak seperti kebenaran yang terbantahkan; (2) media memiliki kekuatan untuk menganggap biasa suatu tindakan kekerasan. Program-program yang menampilkan kekerasan yang berbasiskan etnis, bahasa dan budaya dapat mendorong dan memperkuat kebencian etnis dan perilaku rasis; (3) media memiliki kekuatan untuk memprovokasi berkembangnya perasaan kebencian melalui penyebutan pelaku atau korban berdasarkan etnis atau kelompok budaya tertentu; (4) pemberitaan yang mereduksi fakta sehingga menghasilkan

(22)

Peran

 

positif

 

media massa

 

 

berupa

:

(1) kontribusi dalam menyebarluaskan dan memperkuat

kesepahaman antarwarga;

(2) pemahaman terhadap adanya kemajemukan sehingga

melahirkan penghargaan terhadap budaya lain;

(3) sebagai ajang publik dalam mengaktualisasikan aspirasi

yang beragam;

(4) sebagai alat kontrol publik masyarakat dalam

mengendalikan seseorang, kelompok, golongan, atau

lembaga dari perbutan sewenang-wenang,

(5)

 

meningkatkan

 

kesadaran terhadap persoalan sosial,

Referensi

Dokumen terkait

si gadis koin (senja), gembrot cino yg rajin makan (niken) dan lek har asli rungkut (didin) yang sama-sama berjuang dalam menyelesaikan skripsi dan selalu bersama-sama

92 Menguntungkan pelaku bukan berarti memberi kesempatan padanya untuk berbuat penganiayaan kembali di waktu yang akan datang, akan tetapi proses pemaafan bisa menjadi

Bab I merupakan pendahuluan yang berisikan subbab-subbab yaitu latar belakang masalah yang memaparkan tentang latar belakang mengapa penulis membahas Enjo-Kosai, gaya

Pengukuhan kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai yang belum mendapatkan kekuatan hukum tersebut menimbulkan terjadinya masalah-masalah dalam pengelolaan dan

maka penulis mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut. 1) Siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah. 2) Proses pembelajaran masih berpusat pada guru. 3)

50 DAN 55 (Revisi 2006) Terhadap Forward Earnings Response Coefficient (FERC) dan Relevansi Nilai dari Derivatif Keuangan: Studi Empiris pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari lembar analisis karakteristik LKP, pedoman wawancara, rancangan optimasi pemilihan alat dan bahan, lembar