PERAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN
KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat
Provinsi DIY
Menurunnya kesadaran berbangsa dan bernegara
• Ketidakharmonisan interaksi antar lembaga-lembaga negara (DPR
dengan KPK, misalnya)
• Konflik kekerasan antar aparat pemerintah (tentara versus polisi,
misalnya)
• Interkasi antar sekelompok masyarakat tertentu dg pemerintah sering
berujung tindak anarkis
• Eksekusi hukum oleh pemerintah hampir selalu berujung kekerasan • Kekerasan antar antar pihak dalam kelompok warga menjadi
pemandangan umum
Hancurnya negara krn pelapukan moral
warganya :
•
Cicero, seorang filsuf dan negarawan Yunani,
menyatakan bahwa “kesejahteraan suatu
bangsa ditentukan oleh karakter warga
negaranya”
•
Toynbee, sejarawan Inggris,menyatakan bahwa
sembilan belas dari dua puluh satu peradaban
besar dimuka bumi ini hancur bukan karena
KONDISI YG DEMIKIAN DAPAT JUGA TERJADI
PADA NEGARA KITA ?
•
Kondisi semakin menurunnya kesadaran berbangsa
dan bernegara ini jika terus didiamkan tentu akan
membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan
negara Indonesia (NKRI)
•
Untuk itu perlu dilakukan berbagai upaya untuk
membangkitkan kembali kesadaran berbangsa dan
bernegara.
Pengertian Bangsa
•
Ernest Renan : bangsa adalah sekelompok
manusia yang mempunyai kehendak untuk
hidup bersama
•
Faktor yg melatarbelakangi kehendak hidup
bersama ada 2, yaitu:
Bangsa alami
•
Bangsa dalam pengertian alami arti sosiologis antropologis
(cultural unity)
adalah persekutuan hidup masyarakat yang
berdiri sendiri yang masing-masing anggota persekutuan
hidup tersebut merasa satu kesatuan ras, bahasa, agama dan
adat istiadat. Jadi mereka menjadi satu bangsa karena
disatukan oleh kesamaan ras, budaya, keyakinan, bahasa ,
keturunan dan sebagainya. Contoh ; bangsa Ambon, bangsa
Jawa, bangsa Batak, bangsa Sasak.
•
Bangsa dalam pengertian politik (
political unity
) adalah suatu
Bangsa Indonesia (bangsa secara politis) di
dalamnya ada:
•
Bangsa Jawa, bangsa Batak, Bangsa Lombok, Bangsa
Minang, Bangsa Sasak, dsb (lebih dari 350 bangsa) yang
oleh Bung Karno disebut dengan istilah suku bangsa
(suku dalam bhs jawa = kaki. Suku bangsa = kaki bangsa)
•
Bangsa Indonesia didalamnya terdiri suku bangsa-suku
bangsa .
IDENTITAS BANGSA
• Bangsa memiliki penanda, jati diri atau identitas yang bisa
membedakan atau dibedakan dengan bangsa lain
• Bangsa alamiah ditandai oleh adanya kesamaan dalam hal ras,
suku, agama, adat dan budaya, keturunan (darah) dan daerah asal (homeland). Identitas bangsa alamiah dapat disebut pula identitas kesukubangsaan.
• Identitas yang dimiliki oleh sebuah bangsa alamiah kurang lebih
bersifat askriptif (sudah ada sejak lahir), bersifat alamiah (bawaan) , primer dan etnik.
• Setiap anggota bangsa alamiah memiliki kesetiaan atau loyalitas
pada identitasnya. Misal setia pada sukunya, pada agamanya, pada budayanya , pada kerabatnya, pada daerah asal dan pada bahasanya
• Loyalitas pada identitas kelompok (etnik) pada umumnya kuat dan
IDENTITAS BANGSA
• BANGSA BUATAN merujuk pada bangsa dalam pengertian politik
yaitu bangsa yang telah bernegara. Negara baru perlu menciptakan identitas yang baru pula untuk bangsanya. Identitas itu merupakan identitas kebangsaan atau nasional negara yang bersangkutan
• Identitas kebangsaan itu merupakan kesepakatan dari banyak
bangsa (suku) didalamnya. Identitas itu bersifat buatan, sekunder, etis dan nasional. Identitas nasional itu dapat saja berasal dari identitas sebuah bangsa didalamnya yang selanjutnya disepakati sebagai identitas nasionalnya.
• Beberapa bentuk identitas nasional adalah; bahasa nasional,
LOYALITAS GANDA
•
Seorang warga dalam sebuah negara bangsa pada dasarnya
memiliki
dua identitas
yaitu identitas kesukubangsaan dan
identitas nasional
•
Ia memiliki identitas kesukubangsaan oleh karena sebagai warga
dari BANGSA ALAMI. Ia juga memiliki identitas kebangsaan/
nasional karena ia adalah warga dari suatu BANGSA BUATAN.
•
Setiap identitas menuntut loyalitas (kesetiaan). Karena memiliki
2 identitas maka memiliki pula dua loyalitas (
loyalitas ganda
)
•
Kesetiaan pada identitas nasional ( bahasa nasional, lambang
nasional, semboyan nasional, bendera nasional, dan ideologi
nasional) amat penting karena dapat mempersatukan warga
bangsa itu sebagai satu bangsa dalam satu negara.
•
Karena itu sebuah negara bangsa perlu adanya
national caracter
KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
•
Berbangsa dan bernegara merupakan suatu konsep atau
istilah yang menunjukkan seseorang individu terikat dan
atau menjadi bagian dari suatu bangsa (nation) dan
Negara (state) tertentu.
•
Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Indonesia
Sosialisasi
kesadaran
berbangsa
dan
bernegara
Dalam teori sosialisasi atau pendidikan ada sejumlah
sarana/media/agen/jalur yang dapat digunakan untuk
membangun atau meningkatkan kesadaran berbangsa dan
bernegara, yakni:
1. keluarga,
2. teman sebaya/pergaulan,
3. sekolah,
4. organisasi, dan
5. media massa.
Sosialisasi melalui keluarga
•
Keluarga batih atau inti merupakan unsur utama dan
sangat penting terbentuknya kelompok masyarakat dan
bangsa.
•
Melalui keluarga maka nilai-nilai kehidupan dikenalkan
pada anak.
•
Melalui keluarga maka anak dapat belajar hidup dan akan
mewariskan nilai-nilai kehidupan dan budaya yang dianut
dalam suatu keluarga, masyarakat dan bangsa.
Peran Orang Tua : Pertama,
•
orang tua harus mempunyai kesadaran dan memberikan
contoh bersikap dan berperilaku yang menjunjung tinggi
pluralitas. Bahwa manusia diciptakan Tuhan dengan segala
atributnya tidak sama, bersuku-bersuku,
berbangsa-bangsa dengan ajaran keyakinan dan budaya yang
berbeda-beda bukan untuk bermusuhan. Tetapi agar saling
mengenal dan membina persatuan dan kesatuan.
•
Bangsa Indonesia mempunyai keanekaragaman yang harus
Peran Orang Tua : Kedua,
•
Kedua, orang tua harus mempunyai semangat dan sikap
berdemokrasi. Keluarga adalah cermin Negara. Orang
tua yang dapat membangun budaya berdemokrasi
dalam keluarga akan membawa pengaruh positif pada
kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara.
•
Budaya diktator dan otoriter telah terbukti Bangsa
Indonesia terpuruk berkali-kali. Sejelek-jeleknya
PERAN ORANG TUA: KETIGA,
•
keluarga harus sejahtera. Sejahtera dengan indikator
tercukupinya kebutuhan dasar hidup (papan, pangan,
sandang) secara layak yang dilandasi taat pada ajaran
agama yang diyakini, maka hal ini akan menjadi basis
awal untuk dapat mengembangkan potensi keluarga
yang berwawasan kebangsaan melalui pendidikan yang
baik.
•
Dengan kondisi keluarga yang sejahtera maka akan lebih
mudah untuk diajak berpartisipasi dan memahami
Sosialisasi melalui PERGAULAN
•
Memberikan keteladanan keikhlasan/kerelaan
bertindak demi kebaikan Bangsa dan Negara
Indonesia.
•
mempunyai semangat dan sikap berdemokrasi
dalam pergaulan
•
mempunyai kesadaran dan memberikan
Sosialisasi melalui Organisasi
•
Memberikan keteladanan keikhlasan/kerelaan
bertindak demi kebaikan Bangsa dan Negara Indonesia.
•
mempunyai semangat dan sikap berdemokrasi dalam
pergaulan
•
mempunyai kesadaran dan memberikan contoh
bersikap dan berperilaku yang menjunjung tinggi
pluralitas.
•
Menyelenggarakan seminar-seminar, pelatihan,
Sosialisasi melalui pendidikan
•
Dapat berpartisipasi aktif dalam proses penyusunan
kurikulum pendidikan yang bermuatan kesadaran
berbangsa dan bernegara.
•
Dapat berpartisipasi langsung sebagai tenaga
pendidikan (guru) yang berwawasan kebangsaan.
(data menunjukkan lebih dari 50 % guru di
Indonesia adalah kaum perempuan )
•
Menjadi teladan siswa dalam rangka meningkatkan
Sosialisasi melalui media massa
•
Media
massa
mempunyai pengaruh yang sangat besar
dalam membangun masyarakat multikultur
karena
peran
nya yang sangat potensial untuk mengangkat
opini publik sekaligus sebagai wadah berdialog antar
lapisan masyarakat.Terkait dengan isu keragaman budaya
(multikulturalisme),
peran media massa
seperti pisau
bermata dua, ber
peran
positif sekaligus juga
ber
peran
negatif.
•
Kaum perempuan harus berperan aktif untuk
Peran
negatif
media massa:
• (1) media memiliki dan kekuatan penghakiman sehingga
penyampaian yang stereotype, bias, dan cenderung imaging yang tidak sepenuhnya menggambarkan realitas bisa nampak seperti kebenaran yang terbantahkan; (2) media memiliki kekuatan untuk menganggap biasa suatu tindakan kekerasan. Program-program yang menampilkan kekerasan yang berbasiskan etnis, bahasa dan budaya dapat mendorong dan memperkuat kebencian etnis dan perilaku rasis; (3) media memiliki kekuatan untuk memprovokasi berkembangnya perasaan kebencian melalui penyebutan pelaku atau korban berdasarkan etnis atau kelompok budaya tertentu; (4) pemberitaan yang mereduksi fakta sehingga menghasilkan
Peran
positif
media massa
berupa
:
•
(1) kontribusi dalam menyebarluaskan dan memperkuat
kesepahaman antarwarga;
•
(2) pemahaman terhadap adanya kemajemukan sehingga
melahirkan penghargaan terhadap budaya lain;
•
(3) sebagai ajang publik dalam mengaktualisasikan aspirasi
yang beragam;
•
(4) sebagai alat kontrol publik masyarakat dalam
mengendalikan seseorang, kelompok, golongan, atau
lembaga dari perbutan sewenang-wenang,
•
(5)
meningkatkan
kesadaran terhadap persoalan sosial,