• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORDA - Research

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FORDA - Research"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

ATHUS : Alat Penakar Hujan Sederhana untuk Mendukung Sistem

Peringatan Dini Banjir

ATHUS adalah alat penakar hujan sederhana yang murah dan mudah dibuat. Dengan pemasangan ATHUS secara massal di hulu-hulu DAS, kendala kekurangan data hujan dalam perencanaan pengelolaan sumberdaya alam dan mitigasi banjir dan longsor dapat di minimalkan. Di samping itu dengan pemasangan ATHUS di sekolah dan pendayagunaan siswa serta aparat pemerintah desa, kekurangan tenaga pengamat dapat diatasi dan sekaligus pemasyarakatan IPTEK kepada siswa-siswa dan aparat pemerintah daerah di pelosok.

PENDAHULUAN

Pemahaman karakter curah hujan adalah salah satu faktor penentu keberhasilan dalam pengelolaan sumberdaya lahan. Pengabaian karakter curah hujan akan mengakibatkan terjadinya kegagalan yang berujung pada kerugian waktu, tenaga, maupun biaya. Pemahaman karakter curah hujan juga sangat penting dalam rangka membangun sistem peringatan dini untuk mitigasi bencana banjir dan longsor. Namun pada kenyataannya upaya pemahaman karakter curah hujan untuk kebutuhan di atas terkendala pada terbatasnya data curah hujan di hulu-hulu DAS. Alat penakar hujan milik BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika) dan Departemen Pertanian pada umumnya dipasang di daerah tengah dan hilir DAS yang secara teknis tidak mampu merepresentasikan kondisi curah hujan dibagian hulu yang menjad sumber air banjir. Disamping itu jumlahnya yang terbatas juga menjadi penyebab tidak akuratnya data curah hujan wilayah yang digunakan sebagai dasar perencanaan.

(2)

DESKRIPSI ATHUS

ATHUS adalah model penakar hujan yang rancangan dasarnya mengambil model ombrometer (alat penakar hujan standar) ukuran 100 ml. Perbedaan dengan ombrometer adalah pada bahannya, dimana ombrometer terbuat dari aluminium sedangkan ATHUS terbuat dari pipa paralon (PVC).

Berbeda dengan OMBROMETER yang ada di pasaran, pengukuran curah hujan pada ATHUS tidak lagi menggunakan gelas ukur melainkan melalui pipa transparan ½ inchi yang dihubungkan dengan tabung penampung air hujan. Penggunaan pipa transparan berskala yang terbuat dari plastik ini dimaksudkan untuk mengatasi kendala dalam pengamatan hujan dengan gelas ukur, dimana sangat sering gelas ukur yang dipakai pecah sehingga ada kekosongan data akibat menunggu adanya gelas ukur baru yang didatangkan dari kota. Disamping itu dari segi kepraktisan penggunaan pipa transparan berskala lebih praktis dibandingkan dengan penggunaan gelas ukur. Bahan yang digunakan untuk pembuatan ATHUS pada dasarnya merupakan bahan-bahan yang mudah diperoleh di toko-toko bahan bangunan di kota kecamatan sekalipun.

PENGUKURAN DAN ANALISA DATA Penempatan Alat

Salah satu kendala dalam pemasangan alat penakar hujan di banyak tempat selama ini disamping mahalnya alat, adalah adanya keterbatasan anggaran pemerintah (sebagai pemilik stasiun penakar hujan) untuk membayar tenaga pengamat curah hujan.

Untuk mengatasi hal tersebut, ATHUS disarankan dipasang di sekolah-sekolah SD/SMP/SMA yang tersebar di pelosok-pelosok desa. Pencatatan data hujan bisa dilaksanakan oleh murid dari kelas IV SD keatas secara bergiliran. Selain untuk keamanan alat, dan kontinuitas pengamatan, upaya ini juga dimaksudkan untuk memperkenalkan IPTEK sedini mungkin kepada generasi penerus di hulu DAS yang seringkali menjadi tumpuan kesalahan ketika terjadi bencana banjir dan longsor.

Penyimpanan Data dan Arus Data/Informasi

(3)

memperoleh data di Kantor Kabupaten. Data curah hujan di tingkat Kabupaten bisa merupakan data mentah maupun data hujan yang sudah diolah. Analisas data ini bisa dilakukan di Bank Data (Kabupaten) atau di tingkat pengguna.

K E U N G G U L A N T E K N O L O G I

ATHUS adalah alat penakar hujan yang sederhana, murah, mudah dibuat oleh siapapun dan di manapun (bahan tersedia dan mudah diperoleh), serta apabila rusak mudah diperbaiki yang diharapkan mampu menjawab berbagai persoalan mendasar mengenai kebutuhan akan alat penakar hujan. Dengan adanya alat ini bisa dimungkinkan pemasangan penakar hujan pada hulu-hulu DAS kritis secara masal sehingga kebutuhan akan data hujan dapat terpenuhi sesuai kebutuhan. Pembuatan ATHUS menggunakan rancangan dasar penakar hujan manual standar model ombrometer ukuran 100 ml. Perbedaan dengan ombrometer adalah pada bahannya. Bahan yang digunakan untuk pembuatan ATHUS pada dasarnya merupakan bahan-bahan yang mudah diperoleh di toko-toko bahan bangunan di kota kecamatan sekalipun. Berbeda dengan ombrometer yang ada di pasaran, pengukuran curah hujan pada ATHUS tidak lagi menggunakan gelas ukur melainkan melalui pipa transparan ½ inchi yang dihubungkan dengan tabung penampung air hujan. Penggunaan pipa transparan berskala yang terbuat dari plastik ini dimaksudkan untuk mengatasi kendala dalam pengamatan hujan dengan gelas ukur, dimana sangat sering gelas ukur yang dipakai pecah sehingga ada kekosongan data akibat menunggu adanya gelas ukur baru yang didatangkan dari kota. Disamping itu penggunaan pipa transparan berskala lebih praktis dibandingkan dengan penggunaan gelas ukur.

Dengan adanya ATHUS yang murah dan mudah, kendala keterbatasan anggaran pemerintah untuk memasang dan membayar tenaga pengamat curah hujan dibanyak tempat tersebut dapat diatasi dengan pemasangan ATHUS di sekolah-sekolah SD/SMP yang tersebar di pelosok-pelosokdesa. Pencatatan data hujan bisadilaksanakan oleh murid dari kelas IV SD keatas secara bergiliran. Selain untuk keamanan alat, dan kontinuitas pengamatan, upaya ini juga dimaksudkan untuk memperkenalkan IPTEK sedini mungkin kepada generasi penerus di hulu DAS yang seringkali menjadi tumpuan kesalahan ketika terjadi bencana banjir dan longsor.

P O T E N S I A P L I K A S I

(4)

Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air dan rancangan pengendalian banjir dan longsor adalah curah hujan rata-rata di seluruh daerah yang bersangkutan, bukan curah hujan pada suatu titik tertentu. Semakin banyak alat penakar hujan terpasang pada daerah dengan topografi beragam, data curah hujan area yang diperoleh akan semakin baik. Alat penakar hujan milik BMG dan Pertanian pada umumnya ada di daerah tengah dan hilir DAS yang secara teknis tidak mampu merepresentasikan kondisi curah hujan dibagian hulu yang menjadisumber air banjir. Alat curah hujan yang ada saat ini sangat terbatas sebagai akibat mahalnya harga alat dan juga sulitnya alat ini diperoleh di pasaran. Seringkali dalam perencanaan pengelolaan lahan, data hujan yang digunakan berasal alat penakar yang berada di stasiun klimatologi yang cukup jauh dari rencana lokasi kegiatan yang nota bene memiliki karakteristik hujan yang berbeda dengan data yang ada. Hal ini terpaksa dilakukan karena tidak ada alat penakar yang berada pada tempat di dekat lokasi kegiatan yang memiliki karakteristik hujan sama/hampir sama.

Alat penakar hujan buatan pabrik yang selamaini banyak dipergunakan berbagai instansi, disamping mahal dan tidak mudah diperoleh, apabila mengalami kerusakan yang untuk memperbaikinya diperlukan tenaga terampil khusus. Sehingga banyak alat penakar hujan terpasang di lapangan dibiarkan tidak berfungsi.

Hunggul Yudono Setio Hadinugroho Balai Penelitian Kehutanan Makassar

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menampilkan program yagg sudah dibuat yang tertulis dalam bahasa mesin, lalu tekan tombol [CR], dan layar akan menampilkan isi alamat ( Contoh : Alamat 7000 program )

Sehingga untuk Kecamatan Rasau Jaya, peningkatan daya dukung lahan dapat dilakukan dengan menambah jenis komoditas melalui diversifikasi vertikal, rotasi,

Telah dilakukan penelitian mengenai pola penggunaan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) pada pasien rawat inap dengan diagnosis akhir tuberkulosis paru di Rumah Sakit Adi

Pedoman transisi dimaksudkan untuk menyelesaikan masalah-masalah pembangunan yang belum sepenuhnya tertangani sampai dengan akhir periode RPJMD 2012-2017 dan

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, selanjutnya disebut Undang-Undang Tipikor, Pasal 18 huruf (a) menyatakan bahwa: “Perampasan

SDIT AL uswah Surabaya is one unified Islamic elementary school that has problems ranging from frequent mistake inputting data, loss of data that has been collected, the data is not

jantung pada dinding dada.Batas bawahnya adalah garis yang menghubungkan sendi kostosternalis ke-6 dengan apeks jantung... FISIK DIAGNOSTIK JANTUNG DAN

Bank terus melanjutkan untuk mengelola dan mengawasi secara aktif kualitas portofolio pinjaman yang diberikan dengan cara meningkatkan kebijakan manajemen risiko kredit