• Tidak ada hasil yang ditemukan

248543276 KOMUNIKASI KESEHATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "248543276 KOMUNIKASI KESEHATAN"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Komunikasi Kesehatan 2014 1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

L

ATAR

B

ELAKANG

Dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan interaksi antara satu dengan yang lain. Alat interaksi itu secara umum disebut „komunikasi‟. Komunikasi adalah suatu proses penting yang diperlukan oleh setiap individu dan dilakukan setiap waktu oleh setiap orang untuk menyampaikan informasi kepada orang lain. Komunikasi dapat diartikan pula sebagai alat bantu untuk pengiriman pesan kepada subjek tertentu. Dilakukan biasanya dengan menggunakan kata atau bahasa tertentu dan melalui media perantara tertentu. Agar suatu proses komunikasi dapat berlangsung, diperlukan beberapa unsur yang dapat mempermudah seseorang dalam berkomunikasi. Tidak dapat dipungkiri pula bahwa komunikasi yang dilakukan seringkali menghadapi hambatan-hambatan yang dihadapi oleh pelaku komunikasi.Karena itu di sadari atau tidak, komunikasi merupakan bagian penting (urgent) dari kehidupan manusia. Urgensitas komunikasi pada satu sisi bahkan menjelma menjadi prasarat tersendiri dari keberadaan manusia sebagai mahluk sosial.

Dengan demikian, komunikasi jelas tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ia diperlukan untuk mengatur tatakrama pergaulan antarmanusia, sebab berkomunikasi dengan baik akan memberi pengaruh langsung pada struktur keseimbangan seseorang dalam bermasyarakat, apakah ia seorang dokter, apoteker, perawat dan tenaga kesehatan lainnya. Pendek kata, sekarang ini keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam mencapai sesuatu yang diinginkan termasuk karir mereka, banyak ditentukan oleh kemampuannya dalam berkomunikasi.

B.

R

UMUSAN

M

ASALAH

Dalam penulisan makalah ini mempunyai beberapa rumusan masalah, sebagai berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan komunikasi ?

(2)

Komunikasi Kesehatan 2014 2 4. Apakah tujuan dalam berkomunikasi ?

5. Adakah faktor-faktor yang mempengaruhi dalam berkomunikasi ? 6. Adakah nilai dan sikap dalam berkomunikasi ?

7. Apakah yang dimaksud dengan hambatan dalam berkomunikasi ? 8. Sebutkan hambatan-hambatan dalam berkomunikasi ?

9. Sebutkan bentuk-bentuk dalam berkomunikasi berdasarkan sasaran dan arah pesan?

10.Jelaskan mengenai pembagian bentuk-bentuk komunikasi berdasarkan para tokoh ?

C.

T

UJUAN

P

ENULISAN

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah : 1. Untuk menjelaskan pengertian komunikasi ?

2. Untuk mengetahui konsep-konsep dasar dan prinsip-prinsip dalam berkomunikasi. 3. Mengetahui tujuan dalam berkomunikasi.

4. Mengetahui faktok-faktor yang mempengaruhi dalam berkomunikasi. 5. Untuk mengetahui adanya nilai dan sikap dalam berkomunikasi.

6. Memberikan informasi mengenai hambatan-hambatan yang dapat mengganggu proses komunikasi.

7. Memberikan informasi mengenai bentuk-bentuk komunikasi berdasarkan sasaran dan arah pesan.

(3)

Komunikasi Kesehatan 2014 3

BAB II

PEMBAHASAN

A.

P

ENGERTIAN

K

OMUNIKASI

Berdasarkan etimologi kata komunikasi, kata komunikasi berasal dari bahasa Latin “communication” yang terbentuk dari kata “com” yang berarti “dengan” atau “bersama dengan” dan “unio” yang berarti “bersatu dengan”. Lalu, dalam bahasa Inggris, kata komunikasi berasal dari kata “common” yang berarti “bersama dengan” dan “bersatu dengan”.

Menurut beberapa ahli seperti Hybels danWeafer II (1992) dan Liliweri (2003), “Komunikasi merupakan setiap proses pertukaran informasi, gagasan, dan perasaan. Proses ini meliputi informasi yang disampaikan baik secara lisan maupun tertulis dengan kata – kata, atau yang disampaikan dengan bahasa tubuh, gaya,maupun penampilan diri, menggunakan alat bantu di sekeliling kita sehingga sebuah pesan menjadi lebih kaya”.

Menurut Walhstrom (1992) danLiliweri (2003), “Komunikasi adalah pernyataan diri yang efektif; pertukaran pesan – pesan yang tertulis, pesan – pesan dalam percakapan, bahkan melalui imajinasi; pertukaran informasi atau hiburan dengan kata – kata melalui percakapan atau dengan metode lain; pengalihan informasi dari seseorang kepada orang lain; pertukaran makna antar pribadi dengan system simbol; dan proses pengalihan pesan melalui saluran tertentu kepada orang lain dengan efek tertentu”.

Secara keseluruhan, dalam definisi secara singkat, komunikasi adalah interaksi antara dua orang atau lebih. Secara luas, definisi komunikasi adalah proses yang melibatkan seseorang menggunakan tanda – tanda berupa simbol – simbol verbal atau nonverbal yang bertujuan untuk menyampaikan maksud tertentu.

Dalam komunikasi terdapat beberapa unsur sebagai berikut: 1.Komunikator

Komunikator adalah orang yang menyampaikan pesan kepada komunikan. Komunikator harus menyampaikan pesan dengan baik agar pesan yang disampaikan dapat sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan.

2.Pesan

(4)

Komunikasi Kesehatan 2014 4 lisan. Lambang warna yakni pesan yang disampaikan melalui warna tertentu seperti warna pada lampu merah. Lambang gerak yaitu gerak tubuh dan ekspresi wajah. 3.Komunikan

Komunikan adalah seseorang yang menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Seorang komunikan harus mampu menyamakan persepsi yang diberikan oleh komunikator sehingga tidak terjadi kesalahpahaman.

4.Media

Media adalah saluran informasi. Media dapat berupa media cetak seperti koran, media visual, audio, dan audio-visual.

5.Umpan balik/respons

Umpan balik adalah reaksi komunikan sebagai dampak dari informasi yang telah disampaikan oleh komunikator. Umpan balik dapat disampaikan secara nonverbal seperti melalui ekspresi wajah, dan secara verbal yakni dengan dengan kalimat yang disampaikan langsung kepada komunikator.

B.

K

ONSEP

D

ASAR

K

OMUNIKASI

Konsep dari komunikasi sendiri wajib diketahui dan dipaparkan agar seseorang mengetahui gambaran luas dari kegiatan komunikasi tersebut. Konsep-konsep komunikasi tersebut adalah :

1. Komunikasi Sebagai Proses Simbolik

Untuk bertukar arti, manusia menggunakan berbagai alat: kata dan bahasa, gambar, musik, huruf Cina, huruf alfabet, bahasa tubuh, dll. Alat – alat atau sinyal ini simbolik, yang berarti bahwa mereka mengacu pada sesuatu yang lain. Sinyal – sinyal simbolik ini merupakan apa yang sebelumnya kita sebut informasi, misalnya ekspresi pengetahuan, pemikiran dan perasaan yang nyata. Sifat simbolik dari komunikasi membiarkan sejumlah besar kebebasan interpretatif. Simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk atau dipandang sebagai wakil sesuatu yang lainnya (representasi dari fenomena). Kata adalah simbol, karena ia mewakili sebuah benda atau sebuah pengertian. Simbol biasanya telah disepakati bersama dalam sebuah kelompok, tetapi mungkin tidak dimengerti di luar lingkup kelompok tersebut.

(5)

Komunikasi Kesehatan 2014 5 antara individu – individu. Sedangkan menurut Ralph LaRossa dan Donald C. Reitzes (1993) yang telah mempelajari Teori Interaksi Simbolik, terdapat tiga tema dari asumsi yang mendasari interaksi ini, yaitu :

a. Pentingnya Makna bagi Perilaku Manusia. b. Pentingnya Konsep Mengenai Diri.

c. Hubungan Antara Individu dengan Masyarakat 2. Komunikasi Sebagai Proses Sosialisasi

Sepenuhnya diyakini bahwa komunikasi adalah suatu proses sosial. Ketika menginterpretasikan komunikasi secara sosial, maksud yang disampaikan adalah komunikasi selalu melibatkan manusia secara interaksi. Artinya, komunikasi selalu melibatkan dua orang, pengirim dan penerima. Keduanya memainkan peranan yang penting dalam proses komunikasi. Ketika komunikasi dipandang secara sosial, komunikasi selalu melibatkan dua orang yang berkomunikasi dengan berbagai niat, motivasi dan kemampuan. Kemudian, ketika membicarakan komunikasi sebagai proses, hal ini berarti komunikasi bersifat berkesinambungan dan tidak memiliki akhir.

Dalam hubungannya dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah cara dalam melakukan perubahan sosial (social change). Komunikasi berperan menjembatani perbedaan dalam masyarakat karena mampu merekatkan kembali sistem sosial masyarakat dalam usahanya melakukan perubahan. Namun begitu, komunikasi juga tak akan lepas dari konteks sosialnya. Artinya ia akan diwarnai oleh sikap, perilaku, pola, norma, pranata masyarakatnya. Jadi keduanya saling mempengaruhi dan saling melengkapi, seperti halnya hubungan antara manusia dengan masyarakat

3. Komunikasi Sebagai Proses Satu atau Dua Arah

(6)

Komunikasi Kesehatan 2014 6 tepat. Apabila pengirim tidak dapat memeproleh informasi tentang bagaimana pesannya telat didekodefikasikan oleh penerima, kesenjangan atau salah paham dalam komunikasi mungkin sekali terjadi tanpa diketahui oleh kedua belah pihak. Agar komunikasi dapat terjadi, dibutuhkan pengirim “sender” dan penerima “receiver” informasi. Dikatakan komunikasi satu arah dimana pengirim tidak memiliki kesempatan untuk mengetahui bagaimana penerima telah medekodifisikan pesannya. Dengan kata lain, penerima tidak bereaksi terhadap pernyataan/ pesan pengirim sebelumnya. Sebaliknya, komunikasi bersifat dua arah apabila pengirim cukup leluasa mendapatkan umpan balik tentang cara penerima menangkap pesan yang telah dikirimkannya. Dapat dikatakan dari pengirim ke penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Komunikasi dua arah yang terbuka semacam ini akan memudahkan terjadinya saling pemahaman dalam komunikasi, dan selanjutnya sangat menolong mengembangkan suatu relasi yang memuaskan bagi kedua belah pihak serta kerja sama yang efektif.

4. Komunikasi bersifat Koorentasi

Komunikasi bersifat koorientasi, karena dua belah pihak atau lebih, terlibat dalam komunikasi yang mempunyai tujuan yang sama. Dua individu mengorientasikan sesuatu objek yang diterima bersama. Objek itu boleh merupakan barang, isu dan ide yang menarik minat bersama. Model ini merupakan gabungan antara komunikasi intrapersonal dan interpersonal. Pertama komunikasi intrapersonal merangka persamaan antara pendapat kita dengan pendapat orang lain tentang sesuatu objek. Jika ada persamaan maka terbentuklah tanggapan persetujuan. Ketepatan anggapan kita melakar tindakan kita yang bersesuaian untuk satu sama lain. Ketepatan disini dapatlah diartikan sebagai pandangan orang lain yang serupa dengan pandangan kita. Persetujuan dan pesepahaman maka akan terbentuk dalam komunikasi interpersonal.

5. Komunikasi Bersifat Purposif dan Persuasif

Komunikasi bersifat purposif karena komunikasi merupakan aktivitas pertukaran pesan-pesan dengan tujuan yang sudah ditentukan. Bersifat persuasif karena komunikasi bertujuan untuk mempengaruhi perubahan-perubahan sikap.

(7)

Komunikasi Kesehatan 2014 7 memengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator.

6. Komunikasi Mendorong Interpretasi Individu

Dalam komunikasi, pengirim pesan maupun penerima pesan harus menginterpretasikan pesan sesuai dengan maksud pengirim. Berlangsung antar dua individu, karenanya pemahaman komunikasi dan hubungan antar pribadi menempatkan pemahaman mengenai komunikasi dalam proses psikologis. Setiap individu dalam tindakan komunikasi memiliki pemahaman dan makna pribadi terhadap setiap hubungan dimana dia terlibat di dalamnya. Hal terpenting dari aspek psikologis dalam komunikasi adalah asumsi bahwa diri pribadi individu terletak dalam diri individu dan tidak mungkin diamati secara langsung. Artinya dalam komunikasi interpersonal pengamatan terhadap seseorang dilakukan melalui perilakunya dengan mendasarkan pada persespsi orang yang mengamati. Untuk dapat mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi secara efektif, baik secara personal maupun professional paling tidak kita harus menguasai empat jenis keterampilan dasar dalam berkomunikasi, yaitu :

a. menulis, b. membaca, c. berbicara; d. mendengar.

7. Komunikasi Merupakan Aktivitas Pertukaran Makna

Komunikasi yang berlangsung antarmanusia tidak dapat dipahami hanya melalui kata-kata yang diucapkan atau yang ditulis. Komunikasi hanya dapat dipahami jika pesan-pesan komunikasi dipahami dalam dua makna, yaitu makna denotatif (arti kata berdasarkan kamus) dan makna konotatif (arti kata bedasarkan konteks tertentu) dari situasi yang berbeda di balik kata-kata itu. Berinteraksi dengan orang-orang dalam rangka menghasilkan makna ; yaitu berkenaan dengan peran teks dalam kebudayaan.

(8)

Komunikasi Kesehatan 2014 8

makin dekatlah “Makna” mereka yang datang pada diri mereka masing – masing.

Karena, lanjut Fiske, “saya berkomunikasi dengan anda, anda memahami apa makasud

pesan saya, lebih kurang secara akurat.

8. Komunikasi Terjadi Dalam Konteks

Komunikasi dilakukan oleh manusia selalu dalam berada dalam sebuah ruang dan waktu, atau disesuaikan dengan konteks ruang dan waktu. Konteks yang dimaksud berupa :

a. Lingkungan fisik, misalnya di klinik praktik pribadi, Puskesmas, di tepi jalan raya, di masjid dan lain-lain

b. Antar budaya manakala komunikasi itu melibatkan komunikator dan komunikan yang berbeda latar belakang kebudayaannya

c. Psikologis, artinya komunikasi itu memperhatikan beragam faktor psikologis seperti persepsi, sikap, motivasi, kebutuhan, keinginan dari pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi

d. Personal, artinya aktivitas komunikasi memperhitungkan situasi hubungan antarpribadi (interaksi sosial, relasi sosial, atau transaksi sosial)

e. Kelompok, artinya aktivitas komunikasi turut memperhatikan sifat dan karakteristik kelompok, jumlah anggota dalam kelompok, daya tarik kelompok, dinamika kelompok, dan lain-lain

f. Organisasi, artinya aktivitas komunikasi turut memperhatikan tujuan organisasi, karakteristik atau sifat organisasi, jumlah orang dalam organisasi, daya tarik organisasi, dinamika organisasi, dan lain-lain

Massa, artinya aktivitas komunikasi turut memperhatikan sifat-sifat massa, atau kategori massa yang dapat dirinci dalam ciri-ciri kategori seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, tempat tinggal, gaya hidup dan lain-lain.

C.

P

RINSIP

-

PRINSIP KOMUNIKASI
(9)

Komunikasi Kesehatan 2014 9 1. Komunikasi adalah suatu proses simbolik

Komunikasi pada dasarnya menjad hal terpenting dalam kehidupan. Dalam proses kehidupan symbol sangat erat kaitannya dengan keseharian kita. Menurut Ernst Cassier, lambang atau symbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan kelompok orang. Lambang meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku nonverbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama. Kemampuan manusia menggunakan lambang verbal memungkinkan perkembangan bahasa dan menangani hubungan antara manusia dan objek (baik abstrak mau pun nyata) tanpa kehadirah manusia dan objek tersebut. Karena itu dikatakan bahwa komunikasi merupakan suatu proses simbolik.

2. Setiap prilaku mempunyai potensi komunikasi

Setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang lain dan kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai alat untuk mempersatukan manusia - manusia yang jika tidak berkomunikasi maka akan terisolasi. Pesan - pesan itu mengemuka lewat perilaku – perilaku manusia. Bila seseorang memperhatikan perilaku kita dan memberi pemaknaa terhadap perilaku kita, maka komunikasi telah terjadi meskipun kita tidak menyadari perilaku kita tersebut.

3. Komunikasi mempunyai dimensi isi dan hubungan

a. Dimensi isi : lebih menunjukkan pada kata, bahasa dan informasi yang dibawa pesan. Jadi seperti orang madura berbicara dengan orang jawa pasti bahasa yang mereka gunakan pun juga berbeda disinilah dimensi isi menunjukkan hal tersebut dalam komunikasi.

b. Dimensi hubungan : menunjukkan bagaimana proses komunikasi berinteraksi satu sama lain. Masih dengan contoh diatas dimensi hubungan menunjukkan bagaimana mereka berinteraksi, media apa yang mereka gunakan, apakah ada bahasa tubuh atau simbol-simbol yang digunakan. Itu dilihat dari dimensi hubungan.

4. Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan

(10)

Komunikasi Kesehatan 2014 10 Meskpun kita sama sekali tidak bermaksud menyampaikan pesan kepada orang lain, perilaku kita potensial ditafsirkan orang lain.

5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu

Komunikasi yang terjadi salam konteks ruang & waktu yakni segala pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan baik nonverbal maupun verbal harus disesuaikan dengan tempat yaitu dimana pross komunikasi berlangsung serta kapan proses komunikasi itu dilakukan.

6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi

Pada saat melakukan komunikasi seseoreang harus dapat memprediksi efek dari komunikasi yang dilakukan. Dalam hal ini komunikasi terikat oleh aturan, yakni seseorang melakukan strategi berdasarkan prediksi bagaimana orang lain akan merespon pesan. Seorang komunikastor dapat memprediksi prilaku orang lain sesuai dengan perannya didalam lingkungan bermasyarakat.

7. Komunikasi bersifat sistemik

Komunikasi adalah sistem yang sekurang-kurangnya memiliki dua komponen yang bekerja pada saat menyampaikan informasi yaitu sistem eksternal dan sistem internal. Sistem eksternal adalah suatu sistem yang menyangkut partisipasi dan peran individu pada saat melakukan komunikasi. Sementara sistem internal adalah suatu sistem yang menyangkut suatu sistem nilai dalam diri individu. 8. Efektifitas komunikasi bersinergi dengan latar belakang sosial budaya

Keefektifan suatu komunikasi dapat dilihat dari hasil yang sesuai dengan harapan peserta. Kesamaan dalam hal seperti bahasa, ekonomi, tingkat pendidikan, maupun agama merupakan kondisi sosial yang mana memungkinkan komunikasi dapat berjalan secara efektif. Contohnya yaitu dua orang yang berkomunikasi yang memiliki kesamaan suku asal, maka kecenderungan akan mengerti apa yang disampaikan oleh komunikator ke komunikan karena memiliki kesamaan makna dari suatu simbol.

9. Komunikasi bersifat nonsekuensial

(11)

Komunikasi Kesehatan 2014 11 10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional

Prinsip komunikasi yang bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional berarti bahwa dalam kegiatan berkomunikasi, terdapat proses saling memberi dan menerima informasi antar pihak-pihak yang melakukan komunikasi. Pandangan dinamis dan transaksional memberi penekanan bahwa seseorang akan mengalami perubahan sebagai hasil terjadinya komunikasi.

11. Komunikasi bersifat irreversible

Komunikasi yang bersifat irreversible menekankan bahwa, suatu hal yang telah terjadi tidak dapat terhapus dan hilang begitu saja, sepertinya halnya komunikasi. Ketika seseorang telah menyampaikan suatu informasi, informasi tersebut tidak akan hilang begitu saja. Hal ini mengingatkan kita untuk selalu berhati-hati dan memikirkan terlebih dahulu apa yang ingin kita infomasikan kepada orang lain.

12. Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah

Banyak persoalan dan konflik yang terjadi antar masyarakat akibat proses komunikasi. Namun komunikasi bukanlah panasea (obat mujarab) yang mampu mengatasi suatu persoalan. Perbaikan dari kesalahan proses komunikasi dapat dilakukan dengan cara mengatasi kendala strukturalnya, dengan kata lain haruslah menunjukan tindakan yang konkret terkait kesalahan tersebut.

D.

T

UJUAN

K

OMUNIKASI

Tujuan komunikasi adalah agar dapat dilakukan pertukaran informasi, ide, konsep, emosi, pemikiran, dan opini. Komunikasi bukan saja dilakukan untuk bersosialisasi tetapi juga untuk pengembangan diri. Komunikasi merupakan bagian dari hidup setiap individu. Menurut Camp & Satterwhite (2002), komunikasi memiliki 4 tujuan, yaitu :

1. To inquire (untuk menanyakan)

Hal ini berkaitan untuk memperoleh informasi dengan berbagai cara, salah satunya dengan bertanya atau melakukan survey melalui kuisioner.

2. To inform (untuk memberikan informasi)

(12)

Komunikasi Kesehatan 2014 12 Hal ini bertujuan untuk mempengaruhi orang dan membuat mereka berfikir sejalan dengan pemikiran anda.

4. To develop goodwill (mengembangkan itikad baik)

Hal ini melibatkan pembentukan hubungan baik dan harmonis dan menjaganya dengan orang-orang yang berkomunikasi dengan anda.

Sedangkan menurut Hewitt (1981), menjabarkan tujuan proses komunikasi secara spesifik adalah untuk mempelajari dan mengajarkan sesuatu, mempengaruhi perilaku seseorang, mengungkapkan perasaan, menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain, berhubungan dengan orang lain, menyelesaikan masalah, mencapai sebuah tujuan, menurunkan ketegangan dan menyelesaikan konflik, dan menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain.

E.

F

AKTOR

-

FAKTOR YANG

M

EMPENGARUHI DALAM

B

ERKOMUNIKASI

Dalam proses komunikasi dibutuhkan faktor – faktor yang bisa mendukung berlangsungnya komunikasi yang baik. Fator – factor ini satu samalain saling berikatan, artinya tidak akan terbentuk komunikasi yang lancar apabila faktor komunikasi tidak terpenuhi meskipun itu hanya satu.

Proses komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor (Potter & Perry) : 1. Perkembangan

Agar dapat berkomunikasi efektif dengan pasien, tim medis harus mengerti pengaruh perkembangan usiannya. Perkembangan disini berperan disaat kita menyadari siapa orang yang sedang berkomunikasi dengan kita, karena perkembangan yang dimaksud adalah Bahasa dan gaya bicara. Selain mengembangkan gaya bahasa, proses berpikir seseorang yang akan diajak berkomunikasipun harus kita pahami, setidaknya kita bisa membedakan pola pikir orang muda, dewasa, bahkan orang tua, yang pada akhirnya perkembangan ini membantu memperlancar komunikasi yang dilakukan.

2. Persepsi

(13)

Komunikasi Kesehatan 2014 13 Persepsi disebut inti dari komunikasi karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin dapat berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain.

Persepsi memiliki 3 macam alat indra untuk menangkap persepsi itu sendiri, yaitu:

1. Persepsi Sensasi

Adalah proses menangkap stimulus melalui alat indra (penglihatan, pendengaran, penciuman,perabaan, perasa; melalui kinestesis dan vestibular). 2. Persepsi Kinestetis

Adalah alat indra yang memberi informasi tentang posisis tubuh dan anggota badan (mengarahkan manusia bergerak sesuai perintah/motorik).

3. Vestibular

Adalah indra keseimbangan, letaknya di bagian dalam telinga (contoh: saat naik sepeda, tangga berjalan,dll.

Proses pembentukan persepsi baik itu terhadap obyek ataupun manusia, menurut Mulyana (2005: 168) dalam bukunya “ Ilmu Komunikasi SuatuPengantar ” menyebutkan bahwa ada tiga langkah dalam proses terjadinyapersepsi yang dapat digambarkan dalam bentuk sebagai berikut :

1. Sensasi (pengindraan)

Sensasi yaitu pengindraan dengan melalui alat - alat indra kita. Persepsi merujuk pada pesan yang dikirim ke otak melalui penglihatan, sentuhan,penciuman, pendengaran. Semua indra itu mempunyai andil bagi berlangsungnya komuniksai manusia. Seperti indra penglihatan dengan menyampaikan pesan verbal ke otak untuk di interprestasikan, atau pun indra pendengaran kita juga bisa menyampaikan pesan verbal ke otak untuk di tafsirkan .

2. Atensi (perhatian)

Atensi adalah perhatian, suatau pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar informasi yang tersedia. Informasi ini juga di dapatkan dari pengindraan, ingatan dan proses kognisi lainnya. Proses atensi membantu efisiensi penggunaan mental kita yang terbatas, yang kemudian akan membantu kecepatan reaksi terhadap rangsangan tertentu. Atensi juga dapat merupakan proses sadar ataupun tidak sadar (Mulyana,2005:169).

(14)

Komunikasi Kesehatan 2014 14 Tim medis perlu berusaha untuk mengetahui dan mengklarifikasi nilai-nilai yang mereka anut sehingga dapat membuat keputusan dan interaksi yang tepat dengan klien. Dalam hal ini tim kesehatan diharapkan tidak terpengaruh oleh nilai pribadinya. Hal ini didasari, bahwa nilai adalah faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang.

4. Latar Belakang Social dan Budaya

Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya juga akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi seseorang.

5. Emosi

Emosi merupakan perasaan sebyektif terhadap suatu kejadian. Emosi ini mengakibatkan ekspresi , baik itu marah, sedih, bahkan senang. Hal ini akan mempengaruhi tim medis dalam berkomunikasi dengan orang lain. Tim medis perlu mengkaji emosi pasien dan keluarganya sehingga tim medis pun mampu memberikan pelayanan kesehatan yang tidak terpengaruh oleh emosi dibawah sadarnya.

6. Jenis Kelamin

Jenis kelamin menentukan gaya komunikasi seseorang. Tanned meyebutkan bahwa wanita dan laki-laki mempunya perbedaan gaya komunikasi. Dari usia 3 tahun wanita ketika bermain dalam kelompoknya menggunakan Bahasa untuk mencari kejelasan, meminimalkan perbedaan, serta membangun dan mendukung keintiman. Laki-laki, menggunakan Bahasa yang dapat membentuk kemandirian diri dalam aktivitas bermainnya, dimana jika mereka ingin berteman maka melakukannya dengan bermain.

7. Pengetahuan

Tingkat pengetahuan seseorang akan mempengaruhi komunikasi yang dilakukan. Seseorang yang tingkat pengetahuannya akan sulit merespon pertanyaan yang menggunakan Bahasa verbal disbanding dengan tingkat pengetahuan tinggi. Hal ini dibutuhkan disaat memberikan pelayanan yang tepat kepada pasien disaat kita bisa berinteraksi dengan tepat sesuai pengetahuan yang mencukupi.

8. Peran dan hubungan

(15)

Komunikasi Kesehatan 2014 15 9. Lingkungan

Lingkungan interaksi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif. Misalnya, dalam suasana bising tidak ada privasi yang tepat maka dari itu akan menimbullkan kerancuan, ketegangan, dan ketidaknyamanan.

10. Jarak

Jarak akan mempengaruhi komunikas. Jarak menyediakan rasa aman dan control, dalam situasi tertentu. Untuk itu tim kesehatan perlu memperhitungkan jarak yang tepat pada saat melakukan hubungan dengan pasien.

F.

N

ILAI DAN SIKAP KOMUNIKASI

Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi suatu objek, ide, situasi, dan nilai, mempunyai daya pendorong atau motivasi, yang relatif menetap, mengandung aspek evaluatif, dan sikap timbul dari hasil pengalaman. Karakteristik sikap adalah memiliki objek, memiliki arah, derajat, dan intensitas, dapat dipelajari, dan bersifat stabil serta tahan lama.

Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi harus ditafsirkan terlebih dahulu sebagai tingkah laku yang masih tertutup. Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi pembentukan sikap seseorang, yakni pengaruh faal, kepribadian, dan faktor eksternal. Pengaruh faal berkaitan dengan aspek biologis seseorang, sedangkan faktor kepribadian menyangkut perpaduan antara mental dan neural.

Pengaruh eksternal berkaitan dengan faktor lingkungan, baik berupa situasi, pengalaman maupun hambatan untuk terbentuknya sikap.Sikap merupakan aspek yang sangat strategis dalam kajian persuasi. Konsep sikap sangat bermanfaat bagi persuader dalam memprediksi sikap persuadee sehingga ia dapat melakukan komunikasinya secara efektif.Sikap adalah pernyataan-pernyataan evaluatif-baik yang diinginkan atau yang tidak diinginkan-mengenai objek, orang, atau peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan sesuatu.

Ciri-ciri sikap

 Sikap cenderung bertahan/tetap, tetapi dapat diubah dan berubah.

 Sikap mencakup kontinum penerimaan dari yang sangat disukai sampai sangat tidak

disukai.

 Sikap diarahkan pada beberapa obyek dimana orang memiliki perasaan dan

(16)

Komunikasi Kesehatan 2014 16

Tiga Domain Sikap

Kognitif

 State of mind

 Pikiran

 Ide

 Informasi

 Pengertian

Afektif

 State of heart

 Pemahaman

 Kesadaran

 Keyakinan

 Penalaran

Psikomotoris (Konasi)

 State of hand

 Tindakan

 Berbuat

Fungsi Sikap

1. Fungsi penyesuaian, yaitu membantu orang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja mereka.

2. Fungsi pertahanan ego, yaitu membenarkan tindakan dan mempertahankan ego. 3. Fungsi mengekspresikan nilai, yaitu menjadi dasar mengungkapkan sistem nilai

yang dianut.

4. Fungsi pengetahuan, yaitu membantu menyediakan standar dan kerangka referensi dalam menjelaskan sesuatu.

(17)

Komunikasi Kesehatan 2014 17 dari pengalaman-pengalaman pribadi, pengaruh lingkungan, budaya, pendidikan, agama, dimana semua faktor diserap seseorang melalui panca indra.

Nilai penting untuk mempelajari perilaku organisasi karena nilai menjadi dasar untuk memahami sikap dan motivasi karena nilai mempengaruhi persepsi manusia. Nilai umumnya mempengaruhi sikap dan perilaku, sebagai contoh seseorang yang memasuki organisasi dengan keyakinan bahwa penentuan gaji berdasarkan kinerja bukan berdasarkan senioritas dan kenyataanya orang tersebut mendapati organisasi dengan penentuan gaji berdasarkan senioritas tentunya orang tersebut kecewa. Rasa kecewa inilah yang akan menimbulkan ketidakpuasan kerja, berbeda jika nilai-nilai orang tersebut selaras dengan kebijakan upah.

Ciri-ciri nilai :

 Nilai relatif mantap dan tahan lama.

 Nilai bersifat mutlak (hitam-putih) tidak ada daerah kelabu.

 Diperoleh dari keturunan dan lingkungan.

Tipe-tipe Nilai

 Nilai Terminal : keadaan akhir yang sangat diinginkan, tujuan yang ingin dicapai selama hayatnya. Ex: keinginan untuk berprestasi.

 Nilai Instrumental : cara untuk mencapai nilai terminal. Ex: kapabel/ mampu, kreatif

G.

B

ENTUK

K

OMUNIKASI

1. Bentuk Komunikasi Berdasarkan Sasaran dan Arah Pesan d. Berdasarkan Besarnya Sasaran

Bentuk komunikasi berdasarkan sasarannya terbagi menjadi tiga sub poin, yaitu komunikasi antar-individu, komunikasi kelompok, dan komunikasi masa.

1.) Komunikasi antar-individu

Proses interaksi secara individu yaitu 1 atau 2 orang secara langsung atau tidak disebut dengan komunikasi antar-individu. Komunikasi ini dibagi lagi menjadi 2 bentuk, yaitu:

(18)

Komunikasi Kesehatan 2014 18 mengirim, menerima dan memberi umpan balik kepada dirinya sendiri. Contoh : berpikir, merenung, menggambar, menulis sesuatu, dll.

b.) Komunikasi antar-pribadi, merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan secara langsung antara seseorang dengan orang lainnya. Dalam komunikasi ini adanya pihak lain untuk mendapatkan umpan balik, baik secara langsung (face to face) maupun dengan media. Misalnya percakapan tatap muka, korespondensi, percakapan melalui telepon, dll. 2.) Komunikasi kelompok

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang terjadi di antara sejumlah orang. Komunikasi dalam kelompok dapat dibagi menjadi 2 bentuk komunikasi, yaitu :

a.) Komunikasi kelompok, merupakan kegiatan komunikasi yang berlangsung di antara suatu kelompok. Pada kelompok ini terdiri dari 4-20 orang. Pada tingkatan ini, setiap individu yang terlibat masing-masing berkomunikasi sesuai dengan peran dan kedudukannya dalam kelompok. Pesan atau informasi yang disampaikan juga menyangkut kepentingan seluruh anggota kelompok, bukan bersifat pribadi. Misalnya, ngobrol-ngobrol antara ayah, ibu, dan anak dalam keluarga, diskusi guru dan murid di kelas tentang topik bahasan, dll.

b.) Komunikasi antar-kelompok/asosiasi, merupakan kegiatan komunikasi yang berlangsung antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya dengan anggotanya sekitar 20-40 orang. Jumlah pelaku yang terlibat boleh jadi hanya dua atau beberapa orang, tetapi masing-masing membawa peran dan kedudukannya sebagai wakil dari kelompok/asosiasinya masing-masing. 3.) Komunikasi masa

Merupakan proses menyosialisasi pesan dari satu sumber kepada target penerima pesan. Komunikasi masa dibagi lagi menjadi 2 bentuk, yaitu :

(19)

Komunikasi Kesehatan 2014 19 b.) Komunikasi masyarakat secara luas, pada tingkatan ini kegiatan komunikasi ditujukan kepada masyarakat luas. Bentuk kegiatan komunikasinya dapat dilakukan melalui dua cara : komunikasi massa, yaitu komunikasi melalui media massa seperti radio, surat kabar, TV, dll. Langsung atau tanpa melalui media massa, misalnya ceramah, atau pidato di lapangan terbuka.

e. Berdasarkan Arah Pesan

Bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan atau pesan tersebut ditujukan kepada siapa itu terbagi menjadi 2 bentuk, yaitu :

1.) Komunikasi satu arah, yaitu pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran dan sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan umpan balik atau bertanya. Komunikasi satu arah bisa dikatakan sebagai komunikasi yang tidak memberi kesempatan kepada pendengar untuk memberikan tanggapan atau sanggahan. Komunikasi satu arah banyak dipake dalam dunia militer karena menggunakan sistem komando, dimana perintah dari atasan harus dilaksanakan oleh bawahan tanpa ada pertanyaan atau timbal balik.

2.) Komunikasi dua arah, yaitu pesan disampaikan kepada sasaran dan sasaran memberikan umpan balik. Biasanya komunikasi kelompok atau perorangan merupakan komunikasi timbal balik. Komunikasi dua arah merupakan komunikasi yang komunikan dan komunikatornya selalu bergantian memberikan informasi dalam penyampaian sebuah pesan.Sebagai contoh sebuah diskusi. Dalam aktivitas diskusi akan saling bergantian dalam menyampaikan informasi.

2. Bentuk Komunikasi Berdasarkan Para Tokoh a. Abdul Nasir

(20)

Komunikasi Kesehatan 2014 20 1.) Agresif, Bentuk komunikasi agresif berarti memaksakan kehendak atau pendapat diri sendiri dalam berkomunikasi dan cenderung merendahkan pendapat orang lain. Komunikasi ini di mana seseorang membebankan kebutuhan, kehendak, dan hasrat yang ia rasakan kepada orang lain. Individu dengan bentuk komunikasi ini berarti menginginkan pendapatnya yang menjadi pemenang dalam komunikasi tersebut. Ciri-ciri bentuk komunikasi agresif ialah:

a.) Terlalu percaya diri.

b.) Terlalu dominan dalam memerintah orang lain. c.) Kontak mata cenderung tegas kepada lawan bicara.

d.) Bahasa tubuh kaku dan menunjuk-nunjuk atau mengepalkan tangan. e.) Postur tubuh tegang dan cenderung membusungkan dada.

f.) Intonasi suara tinggi dan berbicara keras dengan berapi-api.

2.) Pasif, komunikasi pasif adalah bentuk komunikasi di mana keinginan, kehendak, dan hasrat seseorang tidak diungkapkan secara eksplisit sehingga akan menimbulkan kesulitan bagi si penerima pesan. Bentuk komunikasi pasif menandakan kita menginginkan keadaan yang tenang tanpa ada konflik atau pertentangan. Bentuk komunikasi ini berarti kita lebih cenderung untuk mengalah dengan lawan bicara kita. Kita tetap mengalah meskipun mungkin pendapat kita lebih penting dibandingkan dengan hubungan komunikasi tersebut atau pendapat kita lebih baik dibandingkan dengan lawan bicara kita. Berikut adalah ciri-ciri bentuk komunikasi pasif :

a.) Tidak mampu membuat permintaan kepada lawan bicara atau orang lain. b.) Cenderung menyimpan keinginan dalam hati dan enggan untuk

mengungkapkan.

c.) Tidak mampu menolak permintaan orang lain, walaupun sebenarnya tidak menginginkan permintaan tersebut.

d.) Menghindari kontak mata dengan lawan dan tidak mampu menatap lawan bicara.

e.) Bahasa tubuh gugup, salah tingkah, dan tangan cenderung berkeringat. f.) Postur tubuh cenderung bungkuk, lemah atau lemas.

(21)

Komunikasi Kesehatan 2014 21 3.) Asertif, komunikasi asertif adalah bentuk komunikasi antar manusia di mana kedua belah pihak dapat mengungkapkan kebutuhan, kehendak, dan hasrat mereka secara terbuka. Pada komunikasi asertif terdapat kesempatan bagi mereka untuk saling mendengar dan memberikan respon tanpa merasa superior atau inferior terhadap yang lain. Bentuk komunikasi asertif ini lah yang dapat menghasilkan komunikasi efektif. Berikut adalah ciri-ciri bentuk komunikasi asertif :

a.) Mampu membuat permintaan kepada orang lain dengan cara wajar, tanpa menunjukkan sikap berkuasa.

b.) Mampu menolak permintaan orang lain dengan sikap wajar, sopan dan tidak menyakiti perasaan orang lain dan perasaan diri sendiri. c.) Kontak mata terjadi secara wajar, dengan pandangan yang tenang dan

pantas.

d.) Bahasa tubuh luwes, tenang dan wajar dengan aura keakraban. e.) Postur tubuh tegap, tenang dan rileks.

f.) Muka tampak berseri-seri, penuh senyuman dan ekspresi wajar. g.) Berbicara dengan intonasi sedang, volume suara cukup, dan terasa

lemah lembut.

Untuk membedakan dari ketiga bentuk komunikasi menurut Nasir, berikut adalah tabel pembeda dari ketiganya :

Asertif Agresif Pasif

Postur tubuh Tegak lurus Condong ke depan Agak mundur

Pandangan mata Langsung, tidak

melototi, biasa/santai

Melototi seolah-olah

mengamuk

Tidak berani

menatap

Wajah Ekspresi sesuai

kata-kata yang keluar

Tegas Tersenyum

meski kesal

Suara Sesuai dengan kontak Keras Ragu/lembut

Tangan Santai, bergerak

bebas

Terkontrol,

menunjuk ke suatu

obyek, terkepal

keras

(22)

Komunikasi Kesehatan 2014 22 b. Adler dan Rodman

Adler dan Rodman mengklasifikasikan bentuk komunikasi menjadi dua, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.

1.) Komunikasi verbal, Komunikasi verbal adalah saling berbagi informasi antara individu yang satu dengan individu yang lain dalam bentuk percakapan baik secara langsung maupun tidak langsung yaitu bahasa, via telpon, atau dengan pesan. Keuntungan komunikasi verbal dalam tatap muka yaitu memungkinkan tiap individu untuk berespon secara langsung, sehingga kita dapat menyampaikan maksud kita yang sesungguhnya. Melalui bahasa, seseorang akan mengomunikasikan kata secara verbal sehingga bahasa dapat diartikan sebagai seperangkat kata yang disusun berstruktur sehingga menjadi kalimat yang mengandung arti (Cangara, H, 2006). Komunikasi verbal dalam bentuk tulisan, contohnya rekam medik, laporan jaga, resep, surat edaran/SOP/instruksi. Dalam bentuk lisan, contohnya pertemuan resmi, konferensi kasus, dan komunikasi interpersonal. Melalui komunikasi verbal, komunikator juga dapat mengungkapkan ide, perasaan, kesan, dan respon emosional yang bertujuan menciptakan hubungan baik antar manusia. Komunikasi verbal yang efektif harus sesuai dengan hal-hal seperti berikut :

a.) Jelas dan ringkas.

b.) Pemilihan kata yang sesuai.

c.) Arti denotatif dan konotatif yang tepat.

d.) Selaan dan kesempatan berbicara pada waktunya. e.) Waktu dan relevansi.

f.) Humor.

(23)

Komunikasi Kesehatan 2014 23 berorientasi pada pesan dalam bahasa, yaitu pendekatan alamiah (nature approach), pendekatan nurtural (nurture approach), teori fungsional (general semantics), dan teori kontruktivisme. Pendekatan alamiah (nature approach) dimana seseorang dilahirkan dengan membawa kemampuan alamiah untuk berbahasa. Pendekatan nurtural (nurture approach) dimana bahasa diperoleh melalui pembelajaran sosial dan kultur, yaitu bahasa yang disampaikan seseorang bukanlah suatu yang alamiah dan bentuknya bervariasi sesuai dengan pandangan hidup, keyakinan, norma dan nilai-nilai budaya yang dianutnya. Teori fungsional berfokus pada makna dari kata dan bagaimana makna tersebut memengaruhi perilaku seseorang, teori ini mengemukakan bahwa bahasa harus bisa merefleksikan dunia tempat kita hidup. Teori kontruktivisme berfokus pada proses berfikir yang terjadi sebelum pesan dikemukakan dalam suatu komunikasi, yaitu bahasa yang digunakan merefleksikan perasaan atau emosi seseorang terhadap pesan yang disampaikan, sebelum pesan tersebut disusun sepenuhnya.

(24)

Komunikasi Kesehatan 2014 24 a.) Komunikasi kinesik adalah komunikasi non verbal yang diimplementasikan melalui isyarat tubuh, contohnya gesture (gerakan tubuh), posisi tubuh, ekspresi wajah, dan kontak mata.

b.) Komunikasi proksemik adalah komunikasi non verbal yang ditunjukkan oleh ruang dan jarak antara dua atau lebih individu yang saling berkomunikasi. Proksemik dibagi menjadi proksemik jarak, ruang, dan waktu. Proksemik jarak merupakan simbol komunikasi yang cukup sensitif, karena jarak menentukan kedekatan psikologis dan sosial antar individu yang berkomunikasi. Jarak dibagi menjadi jarak intim, jarak personal, jarak sosial, dan jarak publik. Proksemik ruang yaitu bagaimana seseorang menginterpretasikan ukuran ruang, atmosfer dalam ruangan, warna, pencahayaan, jangkauan ruang selama proses komunikasi. Proksemik waktu/kronemik meliputi penggunaan waktu untuk berkomunikasi.

c.) Komunikasi haptik adalah komunikasi dimana tidak ada jarak antara dua orang, misalnya berjabat tangan, menepuk, menyentuh, memegang, meraba, mengelus, mencubit. Komunikasi haptik ditentukan oleh tiga faktor, yaitu atraksi dan kesukaan, kekeluargaan/kekerabatan, kekuasaan dan status. d.) Komunikasi paralinguistik terkait bagaimana “Suara”

menginterpretasikan pesan, contohnya tertawa, mendesah, menjerit, dan kualitas suara meliputi kecepatan, artikulasi, dan lain-lain.

Menurut Darwin, ada tiga pendekatam yang berkaitan dengan komunikasi non verbal, yaitu pendekatan etiologi, pendekatan antropologi, dan pendekatan fungsional. Dalam pendekatan etiologi, Darwin mengasumsikan bahwa komunikasi non verbal dari makhluk hidup yang berbeda adalah sama. Dua contoh pendekatan ini adalah senyuman dan ekspresi wajah yang dapat ditemukan pada setiap makhluk hidup dan setiap kultur masyarakat. Pendekatan antropologi menganggap bahwa komunikasi non verbal dipengaruhi oleh kultur masyarakat. Pendekatan fungsional memandang bahwa norma-norma kultural dianggap sebagai sesuatu yang telah ada dan diperhitungkan dalam kerangka waktu sebagai variasi kultural.

3. Perbedaan komunikasi verbal dan non-verbal

(25)

Komunikasi Kesehatan 2014 25 segi dimensi yang digunakan, komunikasi verbal hanya memiliki satu dimensi, yaitu bahasa/ungkapan, sedangkan komunikasi non verbal adalah multi dimensi, yaitu suara, postur tubuh, gerak tubuh, jarak, dan lain-lain. Dilihat dari segi penyampaiannya, komunikasi verbal bersifat intemiten (berselang) maksudnya ada saatnya berbicara dan saatnya untuk berhenti berbicara, sedangkan komunikasi non verbal bersifat kontinu (kesinambungan) artinya setiap saat seseorang pasti melakukan komunikasi ini.

Dilihat dari strukturnya, komunikasi verbal telah terstruktur atau ada acuan dalam penggunaan tata bahasanya, sedangkan komunikasi non verbal tidak memiliki struktur formal, maksudnya bahasa tubuh antara individu satu dan lainnya berbeda. Dilihat dari segi kejelasan, dalam komunikasi verbal terdapat lebih sedikit kesalahan dalam penyampaian, sedangkan dalam komunikasi non verbal terdapat lebih banyak ketidakpastian atau ambigu. Artinya, makna dari bahasa tubuh baik vokal maupun non vokal yang disampaikan seseorang belum tentu ditangkap sama oleh orang lain.

Dilihat dari segi pengaruhnya, pada komunikasi verbal perbedaan antara lambang-lambang komunikasi verbal dan non verbal yang disampaikan secara bersamaan tidak akan berpengaruh begitu besar, sedangkan pada komunikasi non verbal pengaruhnya cukup besar ketika lambang-lambang komunikasi verbal dan non verbal yang disampaikan secara bersamaan saling bertetangan. Dilihat dari segi pembelajarannya, komunikasi verbal dapat dilakukan karena dipelajari, sedangkan komunikasi non verbal dapat dilakukan secara alamiah. Dilihat dari segi niat, biasanya komunikasi verbal dilakukan apabila memang ada niat atau dengan sengaja atau disadari, sedangkan komunikasi non verbal lebih sering dilakukan dengan tidak sengaja atau tanpa disadari.

H.

H

AMBATAN

D

ALAM

K

OMUNIKASI
(26)

Komunikasi Kesehatan 2014 26 1. Hambatan Umum

Dalam berkomunikasi dengan orang lain terkadang tidak tersampaikan dengan baik dan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Biasanya terdapat hal-hal yang dapat mengganggu dalam berkomunikasi, yaitu adanya hambatan dalam berkomunikasi. Hambatan umum dalam berkomunikasi, di antaranya :

a. Hambatan Fisik

Zaman sekarang ini arus globalisasi mendorong banyak kemajuan disegala bidang, termasuk bidang teknologi informasi. Akan tetapi kemajuan teknologi ini tidak tersebar secara merata sehingga masih banyak daerah yang minim teknologi informasi. Salah satu hambatan fisik adalah jarak. jarak mengakibatkan komunikasi seseorang terganggu. Apabila semua daerah sudah mendapatkan teknologi informasi, akan lebih mudah jika seseorang ingin bekomunikasi dengan orang lain yang berada jauh di tempat lain. Hambatan fisik biasanya berupa interferensi dengan transmisi fisik isyarat atau pesan lain, contohnya desingan mobil yang lewat, dengungan komputer, dan-lain-lain.

b. Hambatan Teknis

Hambatan teknis adalah hambatan yang disebabkan oleh saluran komunikasi atau yang berkaitan dengan alat-alat media yang digunakan. Menurut Cruden dan Sherman dalam bukunya Personel Management (1976), jenis hambatan teknis dari komunikasi terjadi karena tidak adanya rencana atau prosedur kerja yang jelas, kurangnya informasi atau penjelasan, kurangnya ketrampilan membaca, pemilihan media yang kurang tepat. Apabila hambatan ini terjadi, informasi yang disampaikan kepada penerima pesan akan tidak maksimal. Contoh : Bunyi pengeras suara yang gaung, gambar televisi yang tidak jelas, salah cetak pada surat kabar atau majalah. Hambatan teknis biasanya berupa gangguan pada alat-alat teknis (hardware atau software) sehingga kita tidak dapat berkomunikasi dengan baik. Contohnya seperti gangguan pada mikrofon, kerusakan pada CPU computer, dan lain-lain.

c. Hambatan Semantik

(27)

Komunikasi Kesehatan 2014 27 1.)Perbedaan bahasa, keragaman budaya dan bahasa merupakan suatu keunikan tersendiri yang dimiliki Indonesia. Namun, bahasa nasional Bahasa Indonesia tetaplah harus dijunjung tinggi. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, tidak semua masyarakat mengerti bahasa daerah.

2.)Perbedaan persepsi, setiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda. Perbedaan sudut pandang tersebut dapat menyebabkan persepsi setiap orang juga berbeda-beda. Perbedaan persepsi inilah yang dapat menjadi hambatan dalam komunikasi.

3.)Salah dalam pengucapan kita, dalam berkomunikasi khususnya berbicara, intonasi dan artikulasi harus diperhatikan. Berbicara yang terlalu cepat terkadang menimbulkan artikulasi yang kurang jelas. Hal ini dapat membuat orang lain sulit memahami maksud yang ingin disampaikan. Selain itu, berbeda intonasi berbeda pula artinya. Seperti halnya intonasi dalam bertanya, intonasi ketika memberi pernyataan, maupun intonasi ketika marah.

d. Hambatan Psikologis

Salah satu yang menghambat komunikasi adalah situasi dan kondisi psikis komunikan dan komunikator. Apabila dalam keadaan marah, cemas, bingung atau kecewa sebaiknya kita tidak melakukan komunikasi terlebih dahulu. Hambatan psikologis biasanya disebabkan oleh interferensi kognitif atau mental, misalnya kita berprasangka social terhadap orang lain, stereotip yang negative, salah mempersepsikan orang lin, konsep diri yang tidak jelas sehingga membuat kita merasa rendah diri, kurang percaya diri, kebutuhan dan keinginan yang tidak terpenuhi, emosi yang tidak terkendali, dan lain-lain. Jangan sampai kita tidak bisa mengendalikan diri ketika sedang berkomunikasi pada seseorang. Komunikator harus menyiapkan kondisi psikologis agar pesan yang disampaikan dapat sesuai dan maksimal. Hambatan psikologis terkait unsur-unsur dari kegiatan psikis manusia, yaitu :

(28)

Komunikasi Kesehatan 2014 28 2.)Prasangka (Prejudice), persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Prasangka berkaitan dengan persepsi orang terhadap orang lain atau keloimpok lain, dan bagai mana sikap dan perilaku terhadap mereka. Untuk mengurangi hambatan psikologis ini, komunikator harus bersikap netral tidak kontroversial.

3.)Sterotipe (Stereotype), stereotip merupakan tanggapan tertentu mengenai sifat-sifat dan karakter pribadi seseorang atau kelompok lain yang mengarah ke sisi negatif. Stereotip seringkali terbentuk dari pemikiran awal ketika pertama kali bertemu atau ketika belum saling mengenal. Sehingga, yang terpikirkan hanya sisi luarnya saja, tanpa mengetahui kepribadian yang sebenarnya.

4.)Motivasi (Motivation), otivasi adalah penggerak, alasan, atau dorongan dalam diri manusia untuk melakukan sesuatu. Ketidaksesuaian pesan komunikasi dengan motivasi seseorang membuat komunikasi tidak diterima dengan baik oleh komunikan.

e. Hambatan Sosiologi dan Antropologi

(29)

Komunikasi Kesehatan 2014 29 pula kebudayaannya, gaya hidup dan norma kehidupanya, kebiasaan, serta bahasanya sehingga dapat menyampaikan komunikasi dengan baik. Teknologi komunikasi tidak akan berfungsi tanpa dukungan kebudayaan.

2. Hambatan Perspektif

Adanya hambatan-hambatan dalam berkomunikasi mempengaruhi kita untuk mencari jalan keluar / solusi untuk menghindari adanya hambatan dalam berkomunikasi. Salah satu dari hambatan komunikasi adalah hambatan perspektif, yaitu hambatan yang memandang dari berbagai sudut pandang kehidupan manusia itu sendiri yang sedang melakukan komunikasi. Hambatan perspektif terbagi menjadi beberapa macam hambatan yang dapat mempengaruhi gangguan dalam berkomunikasi, yaitu :

a. Hambatan Pendidikan

Dalam kehidupan manusia tentunya mempunyai pendidikan yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Pendidikan yang berbeda-beda ini menjadi hambatan dalam berkomunikasi. Karena pendidikan ini akan mempengaruhi gaya bahasa, cara berbicara, dan pemilihan kata dalam berkomunikasi. Ini menyebabkan orang lain yang mendengarkan informasi yang kita kurang mampu memahami apa informasi yang telah kita berikan. Sehingga terjadi kesalahpahaman dalam menelaah sebuah informasi.

b. Hambatan Pengetahuan

Pengetahuan yang luas dapat membuat seseorang dapat memberikan informasi yang lebih mendalam dan lebih luas. Sehingga orang lain yang menerima informasi yang kita berikan tidak terlalu paham, dan mungkin hanya bisa mendengarkan informasi saja. Hal ini yang dapat menyebabkan adanya hambatan dalam berkomunikasi.

c. Hambatan Bahasa

(30)

Komunikasi Kesehatan 2014 30 dengar, salah ucap, salah tafsir, salah pengertian, sampai pada akhirnya salah komunikasi (miscommunication)” (Nasir, A,. Dkk).

d. Hambatan karakter orang lain yang tertutup.

Pasien memiliki karakteritik yang sangat beragam, salah satunya adalah pasien yang tertutup dan pendiam. Dalam kondisi ini pada awalnya komunikasi mungkin akan sulit dilakukan, namun tenaga kesehatan harus berupaya untuk menjalin komunikasi dan memahami keadaan pasien dengan sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilakukan dengan pendekatan personal dan menumbuhkan sikap saling memercayai.

e. Hambatan Umur

Kehidupan sosial tentunya terdiri dari berbagai macam umur yang berbeda-beda, dari umur yang lebih muda sampai umur yang sudah tua. Dengan adanya perbedaan umur ini menyebabkan komunikasi yang dikomunikasikan kurang dapat dipahami secara mendalam.Perbedaan umur ini juga mempengaruhi daya terima dan daya ingat seseorang itu berbeda-beda yang dapat menjadi penghambat dalam berkomunikasi.

f. Hambatan Budaya dan Etnik

Selain faktor bahasa yang sangat beragam, terdapat juga budaya atau kultur serta etnik yang bermacam-macam, khususnya di Indonesia. Hal ini membuat tenaga kesehatan dapat memahami dengan baik budaya atau etnik yang berkembang pada kehidupan pasien, agar proses komunikasi dapat berjalan dengan optimal. Selain itu berdasarkan karakteristik manusia, kultur seseorang dapat terbagi menjadi dua yaitu Low Context Culture (kebudayaan yang menampilkan semua perilaku secara terbuka, sehingga mudah di tafsirkan) dan High Context Culture (kebudayaan yang tidak menampilkan semua perilaku secara terbuka sehingga untuk menfsirkannya dibutuhkan penafsiran atas latar belakang norma perilaku). (Modul Komunikasi Kesehatan, Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan).

I.

S

OLUSI TERHADAP

H

AMBATAN DALAM

K

OMUNIKASI
(31)

Komunikasi Kesehatan 2014 31 Komunikasi yang efektif dan efisien tetap harus dilakukan agar terciptanya pemahaman yang baik antar pasien dengan tenaga kesehatan. Faktor-faktor yang dapat menghambat komunikasi di atas, dapat diatasi dengan cara-cara berikut :

1.Kenali audiens, dengan mengenal karakteristik orang lain dalam berkomunikasi proses komunikasi akan menjadi lebih efektif.

2.Pahami perbedaan individu atau kompleksitas individu dengan baik, setiap individu merupakan pribadi yang khas yang berbeda baik dari latar belakang psikologis, sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan. Dengan memahami, seseorang dapat menggunakan taktik yang tepat dalam berkomunikasi. Hal ini penting karena dengan mengetahui karakteristik dan cara komunikan memahami informasi, komunikator dapat lebih fleksibel dan membuat proses komunikasi menjadi lebih efektif.

3.Mengetahui pola komunikasi budaya, setiap manusia memiliki pola budaya yang sangat beragam sehingga komunikator harus mengetahui pola budaya komunikan sehingga proses komunikasi akan berjalan lebih efisien.

4.Evaluasi respons komunikasi, setiap berkomunikasi dengan komunikan sebaiknya dilakukan proses evaluasi agar komunikator dapat belajar dari pengalaman dan dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasinya dengan lebih baik.

5.Cari tahu kebiasaan berkomunikasi lisan, Menurut Alo Lilimeri, 2006, dalam Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan terdapat beberapa kebiasaan berkomunikasi secara lisan, di antaranya :

a. Pengaruh status senioritas dalam komunikasi lisan, apakah orang tua dibiarkan lebih banyak bicara daripada yang muda.

b. Perhatikan syarat apa yang boleh dikatakan dan tidak boleh dikatakan (what do you want to say).

c. Bagaimana cara anda mengatakan (langsung ke tujuan, atau berputar-putar, how do you want to say).

d. Perhatikan dengan siapa anda berkomunikasi antarbudaya (to whom you want to say it; to whom are you talking).

(32)

Komunikasi Kesehatan 2014 32 7.Mampu membuka diri dalam percakapan, hal ini sangat penting karena sangat mempengaruhi percakapan yang akan terjadi di antara komunikator denhgan komunikan. Terdapat banyak teori yang membahas tentang hal pengungkapan diri, salah satunya adalah teori menurut Joseph Luft dan Harry Ingham, yang menggambarkan self-disclosure dari seorang komunikator. Menurut Hally & Jay (1998), terdapat empat tipe manusia dalam cara mengungkapkan diri :

a. Orang yang akan open minded person or of ideal window. b. Exhibitionist or bull in China Shop.

c. Orang yang suka menyendiri (loner and loner as turtle). d. Orang yang memiliki tipe interviewer

8.Mengetahui strategi memanfaatkan media, hal ini dapat dilakukan dengan cara melihat dari sisi komunikator sendiri berada dalam tipe seperti apa dia saat berkomunikasi dengan komunikan. Sehingga, komunikator dapat menyesuaikan strategi terbaik dan memanfaatkan media dengan sebaik mungkin.

9.Mampu berkomunikasi secara tertulis, selain menguasai proses komunikasi lsan, komunikator juga harus mampu berkomunikasi secara tetulis. Karena proses komuikasi tidak selalu berupa lisan saja.

10.Menggunakan umpan balik (feedback), setiap orang yang berbicara memperhatikan umpan balik yang diberikan lawan bicaranya baik bahasa verbal maupun non verbal, kemudian memberikan penafsiran terhadap umpan balik itu secara benar.

(33)

Komunikasi Kesehatan 2014 33

BAB III

PENUTUP

A.

Kesimpulan

Dalam berkomunikasi kita membutuhkan konsep-konsep dasar dan prinsip-prinsip dalam berkomunikasi. Karena komunikasi mempunyai tujuan tertentu maka harus disampaikan dengan baik, tentunya adanya nilai dan sikap dalam berkomunikasi. Selain itu ada bentuk-bentuk berkomunikasi kepada siapa komunikasi tersebut ditujukan. Namun, dalam berkomunikasi terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi dalam berkomunikasi. Sehingga menyebabkan adanya hambatan dalam berkomunikasi. Jadi, saat kita sedang berkomunikasi hendaknya perhatikan orang yang menerima informasi agar dapat menerima informasi dengan baik dan jelas.

B.

Saran

Referensi

Dokumen terkait

■ Kekuatan dari pendekatan ini adalah penekanannya yang melakukan pengukuran: seberapa akurat persepsi seseorang terhadap sikap orang lain sesuai dengan sikap yang

Ilmu Komunikasi Visual merupakan bahasa non verbal dimana dalam menyapaikan suatu infomasi atau pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikannya

Yang terpenting dari suatu komunikasi adalah bagaimana seseorang bisa mengerti informasi yang akan disampaikan dengan penggunaan bahasa yang baik dan benar dan

Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan menggunakan symbol, gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan

Maka fenomenologi sosial mempunyai sebuah pendekatan dan pembendaharaan kata untuk menginterpretasikan kehidupan dunia dan menjadi sebuah pemahaman bagaimana sikap alamiah

Substansi teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas dari berger dan Luckmann adalah pada proses simultan yang terjadi secara alamiah melalui bahasa dalam

Sosial media merupakan media online, dimana seseorang dapat membuat web page pribadi untuk berbagi informasi dan berkomunikasi dengan setiap orang yang bergabung dalam sosial

Substansi teori dan pendekatan konstruksi realitas sosial adalah proses simultan yang terjadi secara alamiah melalui bahasa dalam kehidupan sehari-hari pada sebuah komunitas primer dan