• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan SIG untuk Pemetaan Jalur Evakuasi Bencana Tsunami di Desa Tonggolobibi Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala | Faida | GeoTadulako 5821 19281 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan SIG untuk Pemetaan Jalur Evakuasi Bencana Tsunami di Desa Tonggolobibi Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala | Faida | GeoTadulako 5821 19281 1 PB"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Penggunaan Sig Untuk Pemetaan Jalur Evakuasi Bencana Tsunami

Di Desa Tonggolobibi Kecamatan Sojol

Kabupaten Donggala

NURFAIDA A 351 11 036

JURNAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul : Penggunaan SIG untuk Pemetaan Jalur Evakuasi Bencana Tsunami di

Desa Tonggolobibi Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala

Penulis : Nurfaida

Stambuk : A 351 11 036

Telah diperiksa dan disetuji untuk diterbitkan

Pembimbing I Pembimbing II

Widyastuti, S.Si.,M.Si Rahmawati, S.Si.,M.Sc Nip. 19760505 200801 2 039 Nip. 19850803 201504 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan P.IPS FKIP Koordinator Program Studi Universitas Tadulako Pendidikan Geografi

Drs. Charles Kapile, M.Hum Nurvita, S.Pd.,M,Pd

(3)

ABSTRAK

Nurfaida, 2015. Penggunaan SIG untuk Pemetaan Jalur Evakuasi Bencana Tsunami di Desa Tonggolobibi Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala, Skripsi, Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Imu Pendidikan Universitas Tadulako. Pembimbing (I) Widyastuti., (II) Rahmawati.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh sejarah terjadinya bencana tsunami di Desa Tonggolobibi pada tahun 1960. Menyadari bahwa bencana tsunami dapat terulang pada kurun waktu yang tidak dapat ditentukan. Bencana tsunami merupakan bencana yang dapat memakan banyak korban baik berupa korban jiwa maupun materi. Salah satu mitigasi bencana yang dapat mengurangi jatuhnya korban jiwa adalah mengevakuasi penduduk ke tempat yang aman, untuk mengevakuasi penduduk dibutuhkan peta jalur evakuasi yang dapat mengarahkan penduduk ke shelter. Tujuan dari penelitian ini yaitu pemetaan jalur evakuasi bencana tsunami, menganalisis pemataan jalur evakuasi bencana tsunami menggunakan SIG dan menganalisis penentuan shelteruntuk bencana tsunami. Teknik analisis dalam penelitian ini mengguanakan network analysis, yaitu menganalisis melalui software ArcGIS 10.1 dengan menggunakan peta dasar berupa peta jaringan jalan, peta administrasi desa dan peta ketinggian tempat serta data berupa data monografi desa untuk menentukan rute yang efisien menujushelter.

Hasil peta jalur evakuasi, dalam peta jalur evakuasi bencana tsunami menghasilkan 2 jalur evakuasi dengan masing-masing panjang jalur yaitu 2225,5 meter dan 2643,9 meter serta 2 shelter evakuasi bencana tsunami yang berada masing-masing pada titik koordinat 00027’58” dan 119058’94” dan koordinat 00027’18” dan 119057’49”.

Penelitian ini dapat digunakan untuk membantu proses evakuasi pada saat terjadinya bencana tsunami.

(4)

ABSTRACT

Nurfaida, 2015. The use of GIS for mapping Tsunami Evacuation Line Tonggolobibi Village Sojol Sub District of Donggala, Thesis, Geography Education Study Program, Social Sciences Department, Teacher Training and education Faculty, Tadulako University. Under he Supervisor of (I) Widyastuti., (II) Rahmawati.

The background of this research is based on the tsunami history in Tonggolobibi village in 1960. It is to realize that tsunami can occur in particular time. The tsunami is a disaster that claimed many victims and detrimental material. One of the disaster mitigation that can decrease the amont of the victims is to evacuate the society to the safe area. In evacuating procces, it is needed evacuation route map which is able give direction to shelter. The objective of the research is for mapping tsunami evacuation route, to analyze the mapping of tsunami evacuation route through GIS and analyze determination of shelter for tsunami. The technique of data analysis is network analysis. It is analyzed by software with the use of based map such as roud map, village administration map and elevation maps as well as data such as the village monograph data to determine an efficient route to the shelter. The result of the evacuation route maps, in a tsunami evacuation route map generating two evacuation route path with eachpath lenghth is 2225.5 meters and 2643.9 meters and olso two shelter tsunami evacuation shelter which is located respectively in the point of coordinates 00027’58” and 119058’94” and coordinate 00027’18” and 119057’49”.

This reasearch can be used to help the evacuation process during the tsunami disaster.

(5)

I. PENDAHULUAN

Secara histografi, Indonesia dikenal sebagai salah satu negara rawan bencana yang

melanda secara terus menerus. Baik yang disebabkan oleh faktor alam yaitu gempa bumi,

tsunami, tanah longsor, banjir dan gunung meletus dan yang disebabkan oleh faktor non alam

seperti wabah penyakit dan kegagalan teknologi. Salah satu daerah yang sering dilanda

bencana yaitu daerah Sulawesi dan khususnya di Sulawesi Tengah Kabupaten donggala

Menurut Badan Statistik Kabupaten Donggala tahun 2014, Kabupaten Donggala

merupakan salah satu daerah yang ada di Sulawesi Tangah yang luas daerah sekitar 5.275.69

km2. Ibu kota kabupaten ini terletak di desa Banawa. Perbatasan wilayah Kabupaten

Donggala di sebelah timur berbatasan dengan Parigi Moutong dan Kabupaten Sigi, disebelah

barat berbatasan dengan selat Makassar dan wilayah Provinsi Sulawesi Barat, disebelah utara

berbatasan dengan Kabupaten Toli-Toli dan disebelah selatan beratasan dengan Provinsi

Sulawesi Barat, Kabupaten Sigi dan Kota Palu.

Kabupaten Donggala sejak berdiri juga pernah mengalami beberapa bencana terutama

bencana gempa bumi, banjir dan tsunami, namun bencana tsunami adalah bencana yang

paling banyak membuat kerugian bagi masyarakat. Tsunami adalah bencana alam yang

perkiraan waktu tertentu datangnya bencana tsunami tersebut tidak diketahui namun

kemungkinan besar bencana tsunami akan berulang lagi jika peristiwa tersebut pernah terjadi

dimasa lalu. Tsunami yang pernah terjadi di Donggala pada tahun 1927 gempa yang

menimbulkan tsunami ini terjadi di daerah Watusampu yang mana gempa yang berkekuatan

6,5 Skala Richter. Pada tahun 1938 gempa di Donggala menimbulkan tsunami dengan tinggi

gelombang mencapai 4 meter, gempa di daerah Tambu terjadi pada tahun 1968, serta gempa

yang terjadi di Desa Tonggolobibi 1996 yang menimbulkan tsunami dengan tinggi

gelombang mencapai 4 meter (Abdullah 12:2008)

Bencana yang terjadi di Kabupaten Donggala khususnya di Desa Tonggolobibi ini

tentunya memakan banyak korban dan membuat kerugian pada masyarakat Kabupaten

Donggala pada umumnya dan masyarakat Desa Tonggolobibi pada khususnya, mengingat

desa ini adalah desa yang terbanyak jumlah pendudukannya pada Kecamatan Sojol yaitu

sebanyak 4.042 jiwa pada tahun 2010. Adanya bencana alam yang akan merugikan

masyarakat maka masyarakat harus siap siaga dan waspada terhadap setiap ancaman dari

bencana yang akan dihadapi. Namun sikap tersebut harus disertai pemahaman yang benar

termasuk pamahaman tentang tata cara menyalamatkan diri, karena pemahaman yang keliru

(6)

jalur evakuasi sebelum bencana atau saat terjadinya bencana. Jalur evakuasi ini akan

memudahkan masyarakat untuk menghindari bencana yang akan terjadi di daerah Kabupaten

Donggala. Masyarakat memerlukan jalur ini agar pada saat terjadi bencana masyarakat dapat

pergi ke tempat evakuasi dengan cepat serta melewati jalan yang benar sesuai dengan jalur

evakuasi sehingga mengurangi resiko ancaman tsunami dan hal tersebut dapat mengurangi

resiko jatuhnya korban jiwa jika bencana tsunami terjadi.

Jalur evakuasi ini memiliki fungsi yang sangat penting pada tiap daerah, sehingga

menjadi alasan untuk membuat jalur evakuasi pada daerah Kabupaten Donggala, cara

membuat peta jalur evakuasi bencana yaitu menggunakan SIG. SIG memiliki keunggulan

dalam pemetaan jalur evakuasi yaitu peta yang dihasilkan berbasis geografis dengan

memanfaatkan teknologi komputer sehingga peneliti ingin melakukan penelitian yang

berjudul “Penggunaan SIG untuk Pemetaan Jalur Evakuasi Bencana Tsunami Di Desa

Tonggolobibi Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala”.

Brdasarkan latar belakang bahwa tsunami di Desa Tonggolobibi Kecamatan Sojol

Kabupaten Donggala memakan korban jiwa dan dapat merugikan masyarakat. Di daerah ini

memerlukan mitigasi bencana tsunami berupa jalur evakuasi. Pembuatan jalur evakuasi

tsunami tersebut menggunakan Sistem Informasi Geografis sehigga memberikan informasi

berupa data berbasis geografis. Berdasarkan hal tersebut rumusan masalah pada penelitian ini

adalah bagaimana kegunaan SIG untuk pemetaan jalur evakusi bencana di Desa

Tonggolobibi Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala?

Manfaat dari penelitian ini adalah (1) Bagi pendidikan yaitu menambah khasana ilmu

pengetahuan pada bidang pengindraan jauh umumnya dan pada bidang pemetaan khususnya

serta sebagai proses dari pembelajaran yang lebih mendalam untuk fenomena-fenomena yang

terjadi di lapangan dan sebagai literatur penunjang dalam penelitian sejenis atau penelitian

lanjutan, (2) Bagi pemerintah yaitu dapat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan

terkait tentang mitigasi bencana yang ada di wilayah Kabupaten Donggala umumnya dan

Desa Tonggolobibi Kecamatan Sojol khususnya, (3) Bagi masyarakat yaitu mempermudah

masyarakat pada saat terjadi bencana di Kabupaten Donggala agar dapat mengurangi resiko

bencana (4) Bagi peneliti adalah dapat meningkatkan pengetahuan dan agar dapat

(7)

II. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang dipakai adalah kombinasi antara pemetaan dan analisis peta

dengan menggunakan kerangka metode SIG (Sistem Informasi Geografis). Pada penelitian

ini peneliti akan membuat peta jalur evakuasi bencana tsunami di Desa Tonggolobibi. Pada

pembuatan peta digunakan metode network analysis pada aplikasi SIG berupa software

ArcGis 10.1.

Lokasi Penelitian Desa Tonggolobibi di Kecamatan Sojol, Kabupaten Donggala. Desa

Tonggolobibi berada pada titik koordinat 00°28'22" S dan 119°58'32" E Desa Tonggolobibi

terletak di wilayah pantai barat Kabupaten Donggala.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Penelitian

3.1.1. Deskripsi Parameter Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat di Desa Tonggolobibi sangat beragam dengan persentase yang

beragam pula. Peta ketinggian tempat adalah parameter berikutnya karena ketinggian tempat

digunakan untuk menentukan titik evakuasi ataushelter yang akan dituju oleh penduduk saat

sebelum terjadinya tsunami yaitu berada pada ketinggian >15 meter diatas permukaan laut.

Haryadi Permana (2007:4) menyatakan bahwa pada klasifikasi daerah rawan tsunami zonasi

kerawanan tsunami dapat ditentukan dari garis kontur suatu daerah yaitu pada ketinggian

1-15 meter merupakan tempat yang masih rawan tsunami dan pada ketinggian >1-15 meter

merupakan tempat yang aman.

Berdasarkan ketinggian tempat dihasilkan zona berisiko adalah zona yang berada

dalam bahaya tsunami, asumsinya bahwa zona yang bersisiko tinggi berada pada ketinggian

>15 meter diatas permukaan laut yang sesuai dengan zonasi kerawanan tsunami. Berdasarkan

klasifikasi praktis daerah rawan tsunami terdapat beberapa zonasi ketinggian yaitu 0-5 meter

beresiko sangat tinggi, 5-10 meter beresiko tinggi, 10-15 meter aman sementara dan >15

meter aman dengan demikian dapat diasumsikan 3 zona beresiko tsunami.

3.1.2. Deskripsi Parameter Jaringan Jalan

Peta jaringan jalan menjadi parameter karena di dalam atribut peta jaringan jalan

terdapat kelas jalan, lebar jalan dan panjang jalan yang mana pada pembuatan peta jalur

evakuasi akan memperhitungkan panjang jalur yang akan ditempuh oleh penduduk Desa

Tonggolobibi. Parameter jalur yang akan ditempuh oleh penduduk untuk sampai ke shelter

(8)

Tabel 3.1. Parameter Jaringan Jalan

Jalur evakuasi Kelas jalan Lebar jalan Panjang jalur Jalur 1 Jalan Provinsi 456 cm (4,56 m) 2225,5 Meter

Jalur 2 Jalan Lain 290 cm (2,9 m) 2643,9 Meter

Sumber: Data yang telah diolah

3.1.3. Deskripsi Parameter Data Monografi

Peta administrasi dan data monografi desa dijadikan parameter untuk menentukan

jumlah penduduk yang akan dievakuasi ke shelter yang telah ditentukan. Pada penelitian ini

tidak semua jumlah penduduk Desa Tonggolobibi yang dievakuasi dikarenakan sebagain

kecil penduduk telah berada di tempat yang memiliki ketinggian >15 meter di atas

permukaan laut sehingga tidak perlu adanya evakuasi pada tempat tersebut.

Asumsinya, kedua titik menjadi titik awal evakuasi dari keseluruhan penduduk yang

diidentifikasi akan menjadi korban tsunami dengan menganalisis daerah dengan titik

ketinggian kurang dari 15 meter di atas permukaan laut. Jumlah penduduk yang diperkirakan

akan menjadi korban bencana tsunami dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk

Sumber. Data monografi Desa Tonggolobibi tahun 2011

Berdasarkan tabel di atas maka jumlah penduduk yang diperkirakan menjadi korban

bencana tsunami adalah 2430 Jiwa.

3.2. Pembahasan

3.2.1. Penggunaan SIG dalam Pemetaan Jalur

Penggunaan SIG dalam membuat peta jalur evakuasi bencana tsunami di Desa

Tonggolobibi Kecamatan Sojol Kanupaten Donggala, penulis menggunakan softwere berupa

ArcGis 10.1 yang mana di dalam softwere terseabut menyajikan aplikasi yang dapat

memudahkan dalam pembuatan peta jalur yaitunetwork analysis. Pada pembuatan peta jalur

evakuasi bencana ini dihasilkan 2 jalur evakuasi dan 2 shelter yang akan dituju oleh

masyarakat sesaat sebelum terjadinya bencana tsunami di Desa Tonggolobibi.

Pemetaan jalur evakuasi bencana tsunami dilakukan dengan menggunakan Network

Analysis pada softwere ArcGis 10.1 dengan mengaktifkan network dataset melalui

(9)

facility analysis dengan menggunakan satu titik insiden yaitu titik awal yang dihasilkan

adalah satu jalur evakuasi yang sesuai dengan parameter yang telah diolah.

Pemetaan jalur evakuasi dengan menggunakan SIG membantu memudahkan untuk

membuat peta yang menyajikan infomasi baru berupa jalur evakuasi yang dapat dilalui pada

saat akan terjadi tsunami. Pada penggunaan SIG dalam pemetaan jalur evakuasi dipilih salah

satu softwerepemetaan yaitu ArcGis 10.1, pemilihan softwere tersebut dikarenakan softwere

ArcGis 10.1 menyediakan aplikasi Network Analysis yang dapat memudahkan menemukan

jalur terdekat. Penggunaan aplikasi ini dilakukan dengan cara memasukan beberapa

parameter yang dibutuhkan untuk menganalisis jalur tersebut. Selain menyediakan network

analysis, software tersebut merupakan salah satu softwere yang telah dikenal oleh peneliti

pada beberapa mata kuliah geografi, oleh sebab itu peneliti lebih mudah dalam

mengoperasikansoftweretersebut.

3.2.2. Pemilihan Shelter untuk Bencana Tsunami Desa Tonggolobibi Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala

Memilih shelter yang akan dituju oleh penduduk Desa Tonggolobibi perlu adanya

identifikasi shelter. Identifikasi shelter merupakan langkah awal sebelum menetapkan lokasi

tersebut sebagai shelter dengan kriteria kelayakan kapasitas dan kualitas shelter. Identifikasi

shelter tercantum pada Tabel 3.3

(10)

permukaan laut 3. Jarak capaian dari

pemukiman

Akses mudah

dijangkau dengan kebutuhan air dan listrik yang memadai 4. Jaringan jalan Akses jalan mudah

dengan lebar jalan 2,90 meter

5. Sarana komunikasi Akses jaringan telepon

Sumber : Hasil analisis data lapangan dan data sekunder

Shelter 1 berada pada wilayah yang memiliki luas 118mx78,25m. Berdasarkan luas

shelter tersebut dapat dibagun tenda untuk para korban bencana tsunami yaitu tenda pleton

yang memiliki ukuran 6mx14m dengan kapasitas 40orang-60orang dan tenda yang dapat

dibangun dengan luas lokasi tersebut yaitu sebanyak 40 tenda, 4 tenda sebagai dapur, 4 tenda

kesehatan dan 32 tenda pengungsian. Dengan luas sirkulasi pejalan kaki dan barang antar

tenda yaitu 3 meter asumsi tersebut didasarkan lebar tubuh seseorang yaitu 60 cm dan jika

membawa barang dapat mencapai 1,1 meter sehingga jika seseorang berjalan berlawanan

arah dapat menggunakan lebar jalan hingga 2,2 meter (Ernst Neufert 1992 : 33), sehingga

asumsi sirkulasi pejalan kaki yaitu minimal 3 meter. shelter 1 ini dapat menampung seluruh

penduduk yang teridentifikasi akan menuju shelter 1 dengan demikian dapat dibuat rencana

denah penempatan tenda agar memudahkan pembuatan tendah pada saat dilakukan evakuasi

dishelter 1.Denah rencanashelter 1ditampilkan pada gambar 3.1.

(11)

Shelter 2 berada pada wilayah tanpa tutupan lahan yang luas wilayahnya adalah

1000meterx68,45 meter. Berdasarkan luas shelter2 maka dapat dibangun tenda pengungsian

yaitu sebanyak tenda 30 tenda dengan 3 tenda sebagai tenda dapur, 2 tenda kesahatan dan 25

tenda sebagai tempat pengungsian luas sirkulasi pejalan kaki dengan membawa barang antar

tenda yaitu 3 meter. Jumlah tenda yang dapat dibangun tersebut dapat menampung seluruh

penduduk yang akan mengungsi yaitu sebanyak 1.015 Jiwa penduduk. Berdasarkan luas

shelter dan jumlah tenda yang dapat dibangun dilokasi tersebut maka dapat dibuat rencana

pembuatan tenda yang sesuai dengan luas dan besaran dari tenda yang akan dibangun. Denah

rencanashelter2 itampilakn pada gambar 3.2.

Gambar 3.2. Denah rencanashelter2

3.2.3. Pemilihan Jalur Evakuasi Bencana Tsunami di Desa Tonggolobibi Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala

Berdasarkan parameter-parameter yang telah ditentukan yaitu peta ketinggian tempat,

peta jaringan jalan dan data monografi, kemudian dimasukan pada atribut yang digunakan

pada aplikasi Network Analysisdihasilkan 2 jalur evakuasi yang masing-masing menuju ke

shelteryang berbeda.

Tabel 3.4. Jalur Evakuasi Bencana Tsunami Desa Tonggolobibi No Jalur Evkuasi Lebar Jalur Panjang Jalur Waktu Tempuh

1 Jalur 1 4,56 meter 2225,5 ± 14 menit

2 Jalur 2 2,90 meter 2643,9 ± 18 menit

(12)

Menurut Edward (1992) dalam Nia Rahmadhani (2014) bahwa beberapa orang berlari

bergerombolan dalam 20 menit dapat menempuh jarak sejauh 3225,81 meter dan

memepertimbangkan perbedaan kekautan manusia (usia dan jenis kelamin) maka panjang

jalur evakuasi harus kurang dari 3225,81 meter. Panjang Jalur 1 dan Jalur 2 yang dijadikan

sebagai jalur evakuasi di Desa Tonggolobibi telah memenuhi kreteria panjang jalur evakuasi

tsunami karena panjang Jalur 1 dan Jalur 2 yaitu kurang dari jarak maksimum segerombolan

orang berlari yaitu jarak maksimumnya adalah 3225,81 meter.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai

berikut:

1. Pemetaan jalur evakuasi di Desa Tonggolobibi Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala

dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG). Pada penggunaan SIG software

yang dipilih untuk membuat peta jalur evakuasi bencana tsunami adalah ArcGis 10.1.

PadaArcGistelah tersedia aplikasi yang dapat memudahkan untuk membuat sebuah jalur

sesuai dengan parameter yang akan digunakan.

2. Shelter yang telah dipilih yang akan menjadi tujuan penduduk yaitu 2 shelter yang

masing-masing berada pada titik koordinat yang berbeda. Titik A berada pad titik

koordinat 00027’58” dan 119058’94” dan Titik B berada pada titik koordinat 00027’18”

dan 119057’49”.

3. Jalur evakuasi bencana tusnami di Desa Tonggolobibi Kecamatan Sojol Kabupaten

Donggala menghasilkan 2 jalur yang akan ditempuh menuju titik evakuasi ataushelter.

4.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diberikan saran-saran untuk penelitian

selanjutnya yaitu sebagai berikut :

1. Perlu dilakukan sosialisai yang intensif di Desa Tonggolobibi mengingat karena pada

sejarah desa ini pernah terjadi bencana tsunami. Sosialisa tersebut berupa pengenalan

peta jalur evakuasi agar pada saat sebelum terjadi bencana tsunami penduduk lebih

terarah dalam tindakan menyelamatkan diri.

2. Pada jalur evakuasi perlu adanya penanda atau rambu-rambu untuk menunjukan arah

evakuasi agar memudahkan penduduk mengenali jalur evakuasi.

3. Pada jalur evakuasi bencana tsunami di Desa Tonggolobibi Kecamatan Sojol Kabupaten

(13)

4. Pembelajaran mengenai Sistem Informasi Geografis dengan menggunakan berbagai

aplikasi yang berbeda agar dapat meningkatkan sumber daya manusia yang terampil

dalam mengolah berbagai data spasial yang telah ada dan dapat menghasilkan data

spasial yang baru

V. DAFTAR RUJUKAN

Abdullah. 2008. Mitigasi Bencana Disertai Contoh Kejadian Di Sulteng. Palu : Tidak diterbitkan

Anonim. 2011.Kecamatan Sojol dalam Angka.Donggala : BPS Kabupaten Donggala.

Haryadi, Permana, dkk. 2007. Pedoman Pembuatan Jalur Evakuasi bencana Tsunami.

Jakarta : Kementerian Negara Riset dan Teknologi.

(14)

Gambar

Tabel 3.3. Identifikasi shelter
Gambar 3.1. denah rencana shelter 1
Tabel 3.4. Jalur Evakuasi Bencana Tsunami Desa Tonggolobibi

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sanitasi lingkungan dan pola asuh dalam perspektif Islam (kebiasaan memotong kuku, mencuci tangan, menggunakan alas

Meskipun jawaban ini kuat, namun tidak sekuat jawaban (B). Jawaban ini bagus, karena memberitahukan kepada sang pewawancara bahwa Anda memiliki kemampuan yang kuat untuk

Mengadakan Tindakan Perbaikan Tindakan perbaikan yang dilakukan dalam pengawasan peredaran produk pangan (makanan kaleng) oleh BBPOM di Kota Pekanbaru dilakukan dengan

Awal penelitian dimulai pada tahun 1920 karena pada kisaran tahun ini jadi lonjakan hasil produksi perkebunan dan jumlah tenaga kerja yang sangat besar sehingga dengan demikian

Perbedaan konteks yang mempengaruhi pembentukan identitas telah menjadi isu utama dalam penelitian identitas pada abad 21 sehingga sudah banyak penelitian yang

Identifikasi bakteri dari limbah pabrik poliplast dan pabrik beton pada pengamatan morfologi diperoleh yaitu isolat bakteri (1mTR) memiliki bentuk tidak teratur,

Mayoritas responden (86,7%) merasa sangat puas terhadap proses Clapp_GPI dalam penyusunan RPJM-Desa dilaksanakan dengan semua prosesnya harus dijamin adanya

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Riau tentang Dinamika Formulasi Kebijakan Produk Hukum Daerah