• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektifitas konseling kelompok teknik assertive training dalam mengurangi perilaku prokrastinasi akademik siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Palu | Mutmainnah | Jurnal Konseling dan Psikoedukasi 6264 20701 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektifitas konseling kelompok teknik assertive training dalam mengurangi perilaku prokrastinasi akademik siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Palu | Mutmainnah | Jurnal Konseling dan Psikoedukasi 6264 20701 1 PB"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEKNIKASSERTIVE TRAINING

DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 5 PALU

Mutmainnah1 Drs. Abd. Munir

Bau Ratu

ABSTRAK

Kata Kunci :Assertive Training,Prokrastinasi Akademik

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah tingkat perilaku prokrastinasi akademik sesudah diberikan layanan konseling kelompok teknik assertive training lebih rendah dibandingkan dengan sebelum pelaksanaan konseling kelompok teknik assertive training.Tujuan utama penelitian ini untuk menjelaskan pengaruh positif layanan konseling kelompok assertive training terhadap perilaku prokrastinasi akademik siswa. Subjek dalam penelitian ini adalah 6 siswa. Pemberian angket dilakukan sebanyak dua tahap, yaitu tahap pertama sebelum dilaksanakan konseling kelompok teknik assertive training dan tahap kedua setelah dilaksanakan konseling kelompok teknik assertive training. Data penelitian selanjutnya dianalisis dengan analisis deskriptif dan analisis inferensial dengan menggunakan rumuswilcoxon sign rank test.Berdasarkan hasil analisis desktiptif diperoleh data perilaku prokrastinasi akademik sesudah pelaksanaan konseling kelompok teknik assertive training, antara lain: 16,67% siswa memiliki perilaku prokrastinasi akademik tinggi dan 83,33% siswa memiliki perilaku prokrastinasi akademik rendah. Hasil analisis inferensial diperoleh nilai T wilcoxon= -1, N = 6 dengan taraf kepercayaan 95%, diperoleh nilai tabel T wilcoxon = 1, sehingga -1 < 1. Maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanan konseling kelompok teknik assertive training dapat mengurangi perilaku prokrastinasi akademik siswa.

1

(2)

PENDAHULUAN

Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu bidang kegiatan yang tidak bisa lepas dari dunia pendidikan. Bidang pembinaan siswa (bimbingan dan konseling) melaksanakan program pemberian bantuan kepada peserta didik dalam mencapai tujuan-tujuan perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar (akademik), dan karir. Dalam hal ini personil sekolah yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program layanan adalah guru bimbingan dan konseling atau konselor.

Layanan konseling kelompok merupakan salah satu layanan yang dilakukan dalam membantu siswa (secara kelompok) yang mengalami masalah yang cenderung sama untuk mengatasi masalah yang dihadapi yang dapat menghambat keberhasilan belajar siswa di sekolah. Melalui konseling kelompok guru bimbingan dan konseling dapat membantu mengatasi masalah-masalah dalam belajar seperti membantu siswa yang mengalami prokrastinasi akademik. Masalah prokrastinasi yang dialami siswa adalah masalah yang harus segera diselesaikan karena memperlambat proses belajar siswa.

Prokrastinasi akademik adalah suatu perilaku menunda-nunda tugas yang dilakukan dengan sengaja karena mementingkan aktivitas lain yang dianggap lebih menyenangkan. Seseorang yang memiliki perilaku prokrastinasi akademik memiliki ciri-ciri antara lain, mempunyai kesulitan untuk memulai mengerjakan sesuatu, sering mengalami keterlambatan dalam menyelesaikan tugas, serta keterlambatan dalam mengumpulkan tugas dalam batas waktu yang telah ditentukan. Sehingga, prokrastinasi dapat dikatakan sebagai salah satu perilaku yang tidak efisien.

Siswa yang mengalami prokrastinasi sebaiknya segera mendapat penanganan oleh guru bimbingan dan konseling agar dapat merubah kebiasaan menunda-nunda tugasnya. Apabila dibiarkan, siswa yang mengalami prokrastinasi akan terus melakukan penundaan terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh guru di sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bimbingan dan konseling serta beberapa guru mata pelajaran di SMA Negeri 5 Palu mengatakan bahwa ada beberapa siswa kelas XI IPS yang memiliki ciri perilaku prokrastinasi akademik antara lain: sering lambat atau tidak mengumpulkan tugas, menghindari tugas yang diberikan guru, sering meninggalkan kelas pada jam pelajaran, dan mendapat nilai yang rendah.

(3)

perilaku prokrastinasi akademik yang akan dibahas dalam penelitian berbatas pada penundaan terhadap tugas akademik, dan pelaksanaan layanan yang dapat digunakan di sekolah untuk mengatasi masalah prokrastinasi tersebut adalah konseling kelompok dengan teknik assertive training. Menginat pelaksanaan konseling kelompok teknik assertive trainingbelum pernah dilakukan di SMA Negeri 5 Palu.

Assertive training atau latihan asertif adalah prosedur latihan yang diberikan

untuk membantu peningkatan kemampuan mengkomunikasikan apa yang diinginkan,

dirasakan dan dipikirkan. Assertive training merupakan terapi perilaku yang dirancang

untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan individu yang diganggu kecemasan

dengan berbagai teknik yang ada agar individu tersebut dapat memiliki perilaku asertif

yang diinginkan.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti merasa perlu mengetahui lebih lanjut Keefektifan Assertive Training dalam Mengurangi Perilaku Prokrastinasi Akademik Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 5 Palu.

Konseling Kelompok TeknikAssertive Training

Menurut Prayitno & Amti, E (2008:311) layanan konseling kelompok pada dasarnya adalah layanan konseling perorangan yang dilaksanakan di dalam suasana kelompok. Di sana ada konselor dan ada klien, yaitu para anggota kelompok. Di sana terjadi hubungan konseling dalam suasana yang diusahakan sama seperti dalam konseling perorangan yaitu hangat, terbuka dan penuh keakraban. Di mana juga ada pengungkapan dan pemahaman masalah klien, penelusuran sebab-sebab timbulnya masalah, upaya pemecahan masalah (jika perlu dengan menerapkan metode-metode khusus), kegiatan evaluasi dan tindak lanjut dan kegitan ini dilaksanakan dengan tahapan-tahapan antara lain: tahap pembentukan kelompok, tahap peralihan, tahap kegiatan dan tahap pengakhiran.

Winkel dan Hastuti (2004:198) layanan konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis, terpusat pada pikiran dan perilaku yang disadari, dibina, dalam suatu kelompok kecil mengungkapkan diri kepada sesama anggota dan konselor, dimana komunikasi antar pribadi tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan diri terhadap nilai-nilai kehidupan dan segala tujuan hidup serta untuk belajar perilaku tertentu ke arah yang lebih baik.

(4)

meliputi berbagai masalah dalam segenap bidang bimbingan (bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, agama, keluarga dan karir).

Assertive training merupakan teknik dalam konseling behavioral yang

menitikberatkan pada kasus yang mengalami kesulitan dalam perasaan yang tidak sesuai

dalam menyatakannya. Menurut Alberti (dalam Gunarsih 2007:217) dalam bukunya

Konseling dan Psikoterapi menjelaskan pengertian latihan asertif yaitu “prosedur latihan

yang diberikan kepada klien untuk melatih perilaku penyesuaian sosial melalui ekspresi diri

dari perasaan, sikap, harapan, pendapat, dan haknya”.

Lebih lanjut Corey, G (2013:213) menyatakan bahwa latihan asertif adalah

“latihan yang bisa diterapkan terutama pada situasi-situasi interpersonal di mana individu

mengalami kesulitan untuk menerima kenyataan bahwa menyatakan atau menegaskan diri

adalah tindakan yang layak atau benar”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konseling kelompok

assertive training merupakan layanan bimbingan dan konseling perorangan yang

dilaksanakan dalam suasana kelompok yang dilaksanakan untuk membantu menyelesaikan

masalah terkait pribadi, sosial, belajar, agama, keluarga maupun karir melalui prosedur latihan asertivitas untuk individu yang kurang memiliki ketegasan.

Prokrastinasi Akademik

Dewitte dan Schouwenberg (dalam Putri, A.F.N dkk, 2013:3) secara umum prokrastinasi didefinisikan sebagai“kecenderungan perilaku untuk memulai sesuatu dengan lambat dan membawa konsekuensi yang buruk bagi seseorang yang melakukannya”.

Lebih lanjut, Milgram (dalam Gunarya, A 2011:1) pengertian prokrastinasi mengandung beberapa unsur berikut : “1) serangkaian perilaku menunda-nunda; 2) berakibat rendahnya mutu produk perilaku tersebut; 3) menyangkut tugas yang oleh procrastinator dianggap penting untuk dilakukan dan 4) berakhir pada keadaan emosional yang tidak karuan”Menurut Steel (dalam Praptiana, R & Rozikan, M, 2014:3) menyatakan bahwa “prokrastinasi itu sendiri merupakan perilaku menunda-nunda yang dilakukan secara

sengaja terhadap suatu pengerjaan tugas, meskipun tahu dampak negatif yang akan terjadi”. Sedangkan Yakub (dalam Praptiana, R & Rozikan, M, 2014:3) berpendapat bahwa “prokrastinasi merupakan suatu bentuk penolakan untuk melakukan tugas dimana

kebutuhan tersebut harus terselesaikan”.

Solomon dan Rothblum (dalam Wahyuni, D 2015:16) menyatakan bahwa “prokrastinasi” akademik adalah “penundaan terhadap tugas-tugas akademik termasuk

(5)

administrasi terhadap tugas-tugas, kehadiran dalam kelas, dan menyelesaikan tugas akademik cenderung menghindari tugas ketika mereka menemukan ketidaksenangan dalam mengerjakan tugas-tugas akademik”.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwaprokrastinasi akademik adalah suatu perilaku penundaan yang dilakukan secara sengaja meski tahu akan berdampak negatif, dilakukan secara berulang dalam menyelesaikan tugas akademik. Seseorang yang mengalami prokrastinasi disebutprokrastinator.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yaitu data yang berupa angka atau data kualitatif yang dirubah menjadi angka dengan cara memberikan skor terhadap jawaban atas pernyataan yang disediakan. Menurut Sugiyono, (2015:4) ”data kuantitatif

adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan (skoring: baik sekali = 4, baik = 3, kurang baik= 2, dan tidak baik = 1). Penelitian ini bersifat quasi eksperimen yang akan mengkaji mengenai efektifitas konseling kelompok teknik assertive training dalam mengurangi perilaku prokrastinasi akademik siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Palu

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok tunggal (tanpa pembanding) Pretest-Postest. Penelitian ini dirancang dengan dua tahap pemberian angket, tahap pertama diberikan sebelum dilakukan konseling kelompok teknik assertive training, selanjutnya tahap kedua diberikan setelah dilaksanakan konseling kelompok teknikassertive training.

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 5 Palu. Rencana pelaksanaan penelitian ini pada bulan Januari sampai April 2016. Semester genap tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini mengambil siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Palu yang terdaftar pada tahun ajaran 2014/2015 sebagai subjek penelitian. Adapun jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 6 orang siswa yaitu SM, WN, RN, DL, AS dan FP yang memiliki karakteristik perilaku prokrastinasi akademik berdasarkan rekomendasi oleh guru bimbingan dan konseling.

(6)

dilakukan konseling kelompok teknik assertive training. Dokumentasi dilakukan dengan mengambil data mengenai siswa-siswa yang memiliki perilaku prokrastinasi akademik. Selain melalui angket dan dokumentasi, informasi mengenai subjek penelitian juga diperoleh melalui wawancara langsung dengan guru bimbingan dan konseling dengan cara tatap muka.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang telah dibahas di atas, dapat dilihat bahwa penurunan perilaku prokrastinasi akademik siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Palu sebelum dan sesudah mengikuti layanan konseling kelompok teknik assertive training adalah 83,33%, sehingga dapat dikatakan ada pengaruh positif layanan konseling kelompok teknikassertive training dalam mengurangi perilaku prokrastinasi akademik siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Palu. Berdasarkan analisis deskriptif dan inferensial dapat dilihat bahwa tingkat perilaku prokrastinasi akademik siswa lebih rendah setelah mengikuti layanan konseling kelompok teknik assertive training. Hal tersebut menunjukkan bahwa konseling kelompok teknik assertive training efektif dalam mengurangi perilaku prokrastinasi akademik siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Palu.

Analisis deskriptif sebelum mkktat

Hasil analisis deskriptif tentang perilaku prokrastinasi akademik siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Palu sebelum mengikuti layanan konseling kelompok teknik assertive training, dapat diketahui bahwa dari 6 siswa yang menjadi subjek ada 2 atau 33,33% siswa

yang memiliki perilaku prokrastinasi akademik yang sangat tinggi, ada 4 atau 66,67% siswa yang memiliki perilaku prokrastinasi akademik yang tinggi, dan tidak ada siswa yang memiliki perilaku prokrastinasi akademik yang rendah dan sangat rendah.

Analisis deskriptif sesudah mkktat

(7)

Analisis inferensial

Pengujian hipotesis dilakukan melalui analisis secara statistik dengan menggunakan rumus wilcoxon sign rank test. Perhitungan analisis tersebut menggunakan tabel persiapan Twilcoxonmenunjukkan nilai Twilcoxon= -1, sedangkan nilai untuk N = 6 dengan taraf kepercayaan 95% (α = 0,025), diperoleh nilai table T wilcoxon = 1, berdasarkan nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai T hitung < nilai tabel T wilcoxon,atau -1 < 1. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) yang berbunyi tingkat perilaku prokrastinasi akademik siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Palu tidak menjadi lebih rendah sesudah diberikan layanan konseling kelompok teknik assertive training dibandingkan sebelum diberikan layanan konseling kelompok teknik assertive training, tidak diterima (ditolak). Hal tersebut membuktikan bahwa konseling kelompok teknik assertive training efektif dalam mengurangi (mereduksi) perilaku prokrastinasi akademik siswa.

KESIMPULAN

Perilaku prokrastinasi akademik siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Palu sebelum

mengikuti layanan konseling kelompok teknik assertive training, dari 6 siswa yang menjadi

subjek penelitian, ada 2 atau 33,33% siswa yang memiliki perilaku prokrastinasi akademik yang sangat tinggi, ada 4 atau 66,67% siswa yang memiliki perilaku prokrastinasi akademik yang tinggi.

Perilaku prokrastinasi akademik siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Palu sesudah

mengikuti layanan konseling kelompok teknik assertive training, dari 6 siswa yang menjadi

subjek penelitian, 1 atau 16,67% siswa memiliki perilaku prokrastinasi akademik yang tinggi, 5 atau 83,33% siswa memiliki perilaku prokrastinasi akademik yang rendah.

Tingkat perilaku prokrastinasi akademik siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Palu

sesudah mengikuti layanan konseling kelompok teknik assertive traininglebih rendah jika

dibandingkan dengan sebelum mengikuti layanan konseling kelompok teknik assertive

training.

SARAN

Bagi kepala sekolah diharapkan selalu mendukung dan memfasilitasi guru

bimbingan dan konseling dalam melaksanakan layanan konseling kelompok teknik

assertive training untuk mengurangi tingkat perilaku prokrastinasi akademik siswa di SMA

(8)

Bagi guru bimbingan dan konseling, ketika dihadapkan pada permasalahan perilaku

prokrastinasi akademik siswa, diharapkan bisa menindak lanjuti dan menerapkan layanan

konseling kelompok dengan teknik assertive training melalui role playing sebagai upaya

untuk mereduksi perilaku prokrastinasi akademik siswa SMA Negeri 5 Palu khususnya

siswa dengan inisial SM, WN, RN, DL, AS dan FP.

Bagi siswa SMA Negeri 5 Palu khususnya siswa yang telah mengikuti layanan

konseling kelompok teknik assertive training (SM, WN, RN, DL, AS dan FP) hendaknya

mempertahankan perubahan perilaku yang telah dilakukan.

Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya lebih mengembangkan penelitian mengenai

konseling kelompok teknikassertive trainingdengan variabel yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Burka, J.B & Yuen, L.M. (2008). Procrastination: Why You Do It, What To Do About It Now. Cambridge: Da Capo Press.

Corey, G. (2013). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Diterjemahkan oleh E. Koeswara. Bandung: PT Refika Aditama

Day. (2008). Tujuan Assertive Training. (Online). Tersedia: http://herrystw.wordpress.com/2013/01/15/teknik -assertive-training/. (diakses pada tanggal 1 Agustus 2015)

Fadlan, (2014). Efektivitas Layanan Konseling Kelompok dalam Mengurangi Perilaku Agresif Verbal Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Palu.SKRIPSI Pada Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP UNTAD. Tidak diterbitkan

Fauzan. (2010). Assertive training. (online). Tersedia : http://Lutfifauzan.blogspot.com. (diakses pada tanggal 2 agustus 2015)

Ferrari. (2000). Perilaku Prokrastitinator. (Online) tersedia ; http//Rahmi_Rahayu.pdf (diakses pada tanggal 1 Agustus 2015)

Gunarsih. (2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT. Refika Aditama

Gunarya, A (2011). Teknik Menangani Prokrastinasi. Modul SS-06. Basic Study Skills UNHAS.

Hasruddin. (2014). Efektivitas Layanan Konseling Kelompok Rasional Emotif Dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri Siswa Kelas VII MTs Negeri Palu Barat.SKRIPSI pada Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP UNTAD. Tidak diterbitkan Husetiya, Y. (2013). Hubungan Asertivitas Dengan Prokrastinasi Akademik Pada

(9)

Tersedia: http://ejournal.narotama.ac.id/files/6F25Ad01.pdf. (diakses pada tanggal 4 Agustus 2015)

Prayitno. (1995). Layanan Bimbingan dan konseling kelompok (Dasar dan Profil). Jakarta: Ghalia Indonesia

Prayitno dan Amti E (2008).Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.Jakarta: Rineka Cipta. Praptiana, R & Rozikan, M (2014). Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Dengan Pendekatan Behavioral Terhadap Perilaku Prokrastinasi Akademik Siswa Kelas XI SMK Perintis 29 Ungaran. Volume 1 Nomor 1 ISSN 2406-8691. (online). Tersedia : http://e-jurnal.upgrismg.ac.id (diakses pada tanggal 14 agustus 2015)

Putri, A.F.N,dkk (2013). Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Surakarta. (online). Tersedia : http://www.candrajiwa.psikologi.fk.uns.ac.id (diakses pada tanggal 14 agustus 2015)

Ridwan. (2015). Mengurangi Perilaku Membolos Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Palu Melalui Pemberian Layanan Konseling Kelompok Behavioral Dengan Teknik Latihan Asertif. SKRIPSI pada Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP UNTAD. Tidak diterbitkan

Simamora Bilson (2005). Analisis Multivariat Pemasaran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Sugiyono (1999). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta ________ (2015). Statistik Nonparametris. Bandung: CV Alfabeta

Sukardi, D.K (2008). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Surijah, E. A, Tjundjing, S. (2007). Siswa Versus Tugas : Prokrastinasi Akademik dan Conscientiousness. Anima Indonesian Psychological Journal. 22, (4), 352-374. Talib,M.M. (2008).Statistik Pendidikan. Palu. Tadulako University Press.

Vitalis DS (2008) Layanan Konseling Kelompok. Diktat Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling IKIP PGRI Madiun

Wahyuni D (2015). Pengaruh Layanan Informasi Cara Belajar Efektif terhadap Pengurangan Prokrastinasi Akademik Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Palu. SKRIPSI pada Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP UNTAD. Tidak diterbitkan

Wibowo, M.E. (2005). “Konseling Kelompok Perkembangan”. Semarang: UNNES Press

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel 4.33 dan grafik 4.9 dapat diketahui hasil perhitungam annual energy yang dihasilkan oleh gelombang laut di Pantai Payangan tahun 2016, dengan

Dalam penelitian ini didapatkan responden yang mengalami gangguan kesehatan adalah dari 12 responden dengan gejala pusing, akibat keracunan pestisida sebanyak 7

dan hal tersebut sesuai dengan tujuan dilakukan pemberian terapi musik klasik jawa kepada lansia yang mengalami tekanan darah tinggi adalah untuk mengetahui ada

Keberadaan jentik Aedes albopictus ditinjau dari aspek kondisi tutup sebagai berikut: lima ekor jentik ditemukan pada tempat yang terbuka, dan dua pada tempat perkembangbiakan

$EVWUDN 6XSHUYLVL SHQJDMDUDQ PHUXSDNDQ VDODK VDWX FDUD XQWXN PHPEDQWX JXUX GDODP PHODNVDQDNDQ WXJDVQ\D VHEDJDL VHRUDQJ JXUX \DQJ SURIHVVLRQDO 7XMXDQ SHQHOLWDQ LQL DGDODK

Tabel 5 menunjukkan bahwa 62,74% transaksi dilakukan untuk memperjual-belikan saham-saham yang berada pada daftar 50 saham dengan frekuensi jual beli tertinggi, hal ini

Penelitian ini menganalisis apakah ketiga situs jual beli online tersebut menyediakan konten rekomendasi produk atau tidak, serta menganalisis metode dan jenis rekomendasi yang

Sedangkan hasil leaching untuk kation Cu 2+ belum dapat diketahui hasil amobilisasinya dengan baik karena konsentrasi yang dihasilkan tidak terdeteksi karena konsentrasi