BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2017
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN,
PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BARITO KUALA,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 128/PPU/XIII/2015 maka persyaratan harus berdomisili paling kurang 1 (satu) tahun sebelum pendaftaran bagi calon Kepala Desa sebagaimana yang diatur dalam Pasal 33 huruf g UndangUndang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dipandang bertentangan dengan Pasal 28C ayat (2) UndangUndang Dasar 1945;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Barito Kuala Nomor 1 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa.
Meningingat : 1. Undang–Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 352) sebagai Undang–Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820);
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UndangUndang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717); 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2092);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 4);
7. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 16 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2016 Nomor 34);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA
dan
BUPATI BARITO KUALA
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA.
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Barito kuala Tahun 2015 Nomor 9 ) diubah sebagai berikut:
Pasal 24
(1) Kepala Desa wajib memenuhi persyaratan: a. warga Negara Republik Indonesia;
b. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c. memegang teguh dan mengamalkan pancasila, melaksanakan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika;
d. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah pertama atau sederajat;
e. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun pada saat mendaftar;
f. bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa; g. dihapus
h. tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;
i. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun setelah selesai menjalani pidana penjara dan mengumumkan secara jujur dan terbuka kepada publik bahwa yang bersangkutan pernah dipidana serta bukan sebagai pelaku kejahatan berulangulang;
j. tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap;
k. berbadan sehat;
l. tidak pernah sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga) kali masa jabatan; dan
m. memenuhi kelengkapan persayaratan pencalonan Kepala Desa
(2) Kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf m, meliputi:
a. surat permohonan/lamaran ditulis tangan dengan tinta hitam diatas kertas bermaterai;
b. surat pernyataan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dibuat oleh yang bersangkutan diatas kertas bersegel atau kertas bermaterai cukup sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
atau kertas bermaterai cukup sesuai ketentuan peraturan perundangundangan;
d. fotocopy ijasah formal dari tingkat dasar sampai dengan ijazah terakhir yang telah dilegalisir oleh instansi yang berwenang atau Surat Keterangan yang dikeluarkan oleh Pejabat yang berwenang bagi yang tidak dapat menunjukan ijasah asli atau bagi yang ijasahnya rusak; e. fotocopy Akte kelahiran yang disahkan oleh
pejabat yang berwenang;
f. surat keterangan berbadan sehat dan bebas Narkoba dari dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Barito Kuala;
g. surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari kepolisian;
h. surat keterangan dari Pengadilan Negeri yang menyatakan tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan hukuman paling singkat 5 (lima) tahun;
i. daftar riwayat hidup;
j. surat pernyataan bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa yang dibuat di atas kertas bermaterai;
k. surat pernyataan bersedia bertempat tinggal di desa setempat diatas kertas bermaterai;
l. surat keterangan tempat tinggal dari RT;
m. surat keterangan tempat tinggal dari Kepala Desa; n. foto copy kartu tanda penduduk (KTP) dan Kartu
keluarga (KK) yang masih berlaku dan telah dilegalisir Camat;
o. pas photo berwarna terbaru ukuran 4 x 6 cm sebanyak 4 (empat) lembar;
p. surat pernyataan tidak pernah sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga) kali masa jabatan diatas kertas bermaterai;
q. surat pernyataan bersedia mengganti seluruh biaya penyelenggaraan pemilihan jika calon mengundurkan diri sehingga mengakibatkan batalnya pemilihan yang dibuat di atas kertas bermaterai;
r. surat pernyataan siap menerima dan mengakui hasil proses pemilihan Kepala Desa dengan sadar dan penuh tanggung jawab di atas kertas bermaterai;
s. surat pernyataan tidak akan melakukan politik uang di atas kertas bermaterai; dan
t. melampirkan naskah visi dan misi yang dibuat oleh bakal calon Kepala Desa
Keterangan Pindah atau dokumen lain yang dipersamakan sesuai dengan ketentuan perundang undangan;
(3) Pegawai Negeri Sipil/TNI/POLRI yang mencalonkan diri sebagai Kepala Desa selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga harus mendapat izin tertulis dari Pejabat Pembina Kepegawaian bagi Pegawai Negri Sipil dan dari pimpinan institusi sesuai ketentuan yang berlaku pada TNI/POLRI; (4) Kepala Desa dan Perangkat Desa yang mencalonkan diri
sebagai bakal calon Kepala Desa selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga harus mendapat izin tertulis dari Camat atas nama Bupati dan diberi cuti terhitung sejak ditetapkan sebagai calon sampai dengan selesainya pelaksanaan penetapan calon terpilih;
(5) Bagi anggota BPD yang mencalonkan diri sebagai bakal calon Kepala Desa selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga harus mendapat izin tertulis dari Camat atas nama Bupati dan diberhentikan dari keanggotaan BPD terhitung sejak ditetapkan sebagai Calon Kepala Desa.
2. Ketentuan pasal 49 ayat (3) dirubah dan ayat (4) dihapus sehingga keseluruhan pasal 49 berbunyi sebagai berikut :
Pasal 49
(1) Calon kepala desa yang memperoleh suara terbanyak dari jumlah suara sah ditetapkan sebagai calon kepala desa terpilih
(2) Dalam hal jumlah calon kepala desa terpilih yang memperoleh suara terbanyak yang sama lebih dari 1 (satu) calon, pada desa dengan TPS lebih dari 1 (satu), calon terpilih ditetapkan berdasarkan suara terbanyak pada TPS dengan jumlah pemilih terbanyak
(3) Dalam hal jumlah calon terpilih yang memperoleh suara terbanyak yang sama lebih dari 1 (satu) calon pada desa dengan TPS hanya 1 (satu), maka dilaksanakan pemilihan ulang
3. Ketentuan pasal 52 ayat (1) diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :
Pasal 52
ayat (3), maka diadakan pemilihan ulang putaran kedua bagi calon dengan jumlah perolehan suara terbanyak yang sama;
(2) Pemilihan putaran kedua dilaksanakan selambat larnbatnya 7 (tujuh) hari setelah pemungutan suara putaran pertama dilaksanakan;
(3) Pemilihan ulang hanya meliputi proses pemungutan suara sampai dengan akhir proses pemilihan kepala desa; (4) Biaya pemilihan uiang dibebankan kepada calon kepala
desa dan/atau partisipasi masyarakat;
(5) Dalam hal pemilihan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), hasilnya tetap sama, maka dinyatakan batal dan selanjutnya Camat mengusulkan penjabat kepala desa dengan tetap memperhatikan aspirasi dari Badan Permusyawaratan Desa
4. Ketentuan pasal 70 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :
Pasal 70
(1) Dalam hal terjadi kekosongan kepala Desa karena diberhentikan tetap, diberhentikan sementara, Kepala Desa berhalangan lebih dari 3 (tiga) bulan, Kepala Desa definitif belum dapat dilantik dalam waktu yang belum dapat ditentukan, atau terjadi kebijakan penundaan pemilihan kepala Desa oleh Menteri, maka Bupati mengangkat Penjabat Kepala Desa.
(2) Penjabat kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat dari Pegawai Aparatur Sipil Negara dilingkungan Pemerintah Kabupaten Barito Kuala yang memahami bidang kepemimpinan dan teknis pemerintahan dari Desa yang bersangkutan.
(3) Pengangkatan penjabat kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Bupati atas usul Camat dengan tetap memperhatikan aspirasi dari Badan Permusyawaratan Desa.
(4) Masa jabatan penjabat kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah sampai dengan dilantiknya kepala Desa yang baru.
(5) Wewenang, tugas, dan kewajiban penjabat kepala Desa adalah sama dengan wewenang, tugas dan kewajiban Kepala Desa definitif.
(7) Pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (6) diusulkan oleh Camat kepada Bupati dengan memperhatikan aspirasi BPD.
(8) Apabila terjadi pemberhentian penjabat kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dan ayat (7), maka diusulkan penjabat kepala Desa yang baru.
(9) Mekanisme pengusulan penjabat kepala Desa yang baru sebagaimana dimaksud pada ayat (8) tetap mengacu pada mekanisme pengusulan penjabat kepala Desa sebagaimana pada ayat (2) dan ayat (3).
(10) Pegawai Aparatur Sipil Negara yang diangkat menjadi penjabat kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berhak mendapatkan tunjangan kepala Desa dan penghasilan lainnya yang sah.
5. Ketentuan pasal 72 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :
Pasal 72
(1) Pemilihan kepala Desa antar waktu dilakukan bagi desa dalam hal sisa masa jabatan kepala Desa yang berhenti lebih dari 1 (satu) tahun.
(2) Pemilihan kepala Desa antar waktu dilakukan secara demokratis melalui proses pemilihan secara langsung atau musyawarah desa khusus untuk pemilihan kepala Desa antar waktu.
(3) Sebelum pelaksanaan Pemilihan kepala Desa antar waktu, dilakukan kegiatan sebagai berikut :
a. Pembentukan panitia pemilihan kepala Desa antar waktu oleh Badan Permusyawaratan Desa paling lambat dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari terhitung sejak kepala Desa diberhentikan;
b. Pengajuan biaya pemilihan dengan beban APBDesa oleh panitia pemilihan kepada pejabat kepala Desa paling lambat dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak panitia terbentuk;
c. pemberian persetujuan biaya pemilihan oleh penjabat kepala Desa paling lama dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) Hari terhitung sejak diajukan oleh panitia pemilihan;
d. pengumuman dan pendaftaran bakal calon kepala Desa oleh panitia pemilihan dalam jangka waktu 15 (lima belas) Hari;
f. penetapan calon kepala Desa antarwaktu oleh panitia pemilihan paling sedikit 2 (dua) orang calon dan paling banyak 3 (tiga) orang calon yang dimintakan pengesahan musyawarah Desa untuk ditetapkan sebagai calon yang berhak dipilih.
g. Dalam hal jumlah bakal calon yang memenuhi persyaratan lebih dari 3 (tiga), panitia melakukan seleksi tambahan dengan menggunakan kriteria memiliki pengalaman bekerja di lembaga Pemerintahan, tingkat pendidikan, usia dan persyaratan lain yang ditetapkan Bupati
(4) Dalam hal mekanisme pemilihan kepala Desa antar waktu ditetapkan melalui proses pemilihan langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1), panitia menyelenggarakan pemilihan langsung oleh unsur masyarakat yang mempunyai hak pilih.
(5) Dalam hal mekanisme pemilihan kepala Desa antar waktu ditetapkan melalui proses musyawarah desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan kegiatan sebagai berikut : a. penyelenggaraan musyawarah Desa dipimpin oleh Ketua
Badan Permusyawaratan Desa yang teknis pelaksanaan pemilihannya dilakukan oleh panitia pemilihan;
b. pengesahan calon kepala Desa yang berhak dipilih oleh musyawarah Desa melalui musyawarah mufakat atau melalui pemungutan suara;
c. pelaksanaan pemilihan calon kepala Desa oleh panitia pemilihan melalui mekanisme musyawarah mufakat atau melalui pemungutan suara yang telah disepakati oleh musyawarah Desa;
d. pelaporan hasil pemilihan calon kepala Desa oleh panitia pemilihan kepada musyawarah Desa;
e. pengesahan calon terpilih oleh musyawarah Desa;
f. pelaporan hasil pemilihan kepala Desa melalui musyawarah Desa kepada Badan Permusyawaratan Desa dalam jangka waktu 7 (tujuh) Hari setelah musyawarah Desa mengesahkan calon kepala Desa terpilih;
(6) pelaporan calon kepala Desa terpilih oleh ketua Badan Permusyawaratan Desa kepada bupati/walikota paling lambat 7 (tujuh) Hari setelah menerima laporan dari panitia pemilihan;
(8) pelantikan kepala Desa oleh bupati/walikota paling lama 30 (tiga puluh) Hari sejak diterbitkan keputusan pengesahan pengangkatan calon kepala Desa terpilih dengan urutan acara pelantikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
6. Di antara Pasal 72 dan Pasal 73 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 72A yang berbunyi sebagai berikut :
Pasal 72A
(1) Masa jabatan kepala Desa yang dipilih melalui mekanisme pemilihan kepala Desa antar waktu adalah sampai habis sisa masa jabatan kepala Desa yang berhenti.
(2) Masa jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung 1 (satu) periode.
7. Ketentuan ayat (1) pasal 76 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :
Pasal 76
(1) Biaya pemilihan kepala Desa serentak dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten dan Dana Bantuan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
(2) Segala biaya yang ditimbulkan akibat dari kelengkapan persyaratan calon kepala Desa termasuk biaya pelaksanaan psikotes dibebankan kepada bakal calon kepala Desa
(3) Segala biaya yang ditimbulkan akibat dari pemilihan kepala Desa antar waktu dibebankan pada APBDesa yang bersangkutan.
8. Ketentuan pasal 77 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :
Pasal 77
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pemilihan kepala Desa diatur dengan Peraturan Bupati
Pasal II
Agara setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Barito Kuala.
Ditetapkan di Marabahan
Pada Tanggal 4 Agustus 2017
BUPATI BARITO KUALA,
HASANUDIN MURAD
Diundang di Marabahan Pada tanggal 7 Agustus 2017
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA,
SUPRIYONO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2017 NOMOR 45
PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2017
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN,
PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA
I. UMUM
Bahwa atas dasar pertimbangan hukum Mahkamah Konstitusi tersebut maka persyaratan harus berdomisili paling kurang 1 (satu) tahun sebelum pendaftaran bagi calon Kepala Desa sebagaimana diatur dalam Pasal 24 ayat (1) huruf g Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala desa maka harus Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa, dirubah untuk disesuaikan;
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal I
Angka 1
Pasal 24
Ayat (1)
Cukup jelas Ayat (2)
Cukup jelas Ayat (2a)
Cukup jelas Ayat (3)
Cukup jelas Ayat (4)
Cukup jelas Ayat (5)
Cukup jelas Ayat (6)
Cukup jelas Angka 2
Pasal 49
Ayat (1)
Cukup jelas Ayat (2)
Cukup jelas Ayat (3)
Cukup jelas Angka 3
Pasal 52
Ayat (1)
Angka 6
Pasal 72A
Ayat (1)
Masa jabatan kepala Desa yang dipilih melalui mekanisme pemilihan kepala Desa antar waktu terhitung sejak yang bersangkutan dilantik oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk.
Ayat (2)
Cukup jelas Angka 7
Pasal 76
Ayat (1)
Biaya pemilihan kepala Desa serentak dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten adalah untuk pengadaan surat suara, kotak suara, perlengkapan peralatan lainnya, honorarium panitia dan biaya pelantikan, sedangkan dan Dana Bantuan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa untuk kebutuhan pada pelaksanaan pemungutan suara
Ayat (2)
Cukup jelas Ayat (3)
Cukup jelas Angka 8
Pasal 77
Yang dimaksud dengan pemilihan kepala Desa adalah pemilihan kepada Desa serentak dan pemilihan kepala Desa antar waktu
Pasal II
Cukup Jelas