• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERDA 8 Thn 2017 ttg Peurbahan Perda No 1 Tahun 2015 6 7 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERDA 8 Thn 2017 ttg Peurbahan Perda No 1 Tahun 2015 6 7 2017"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI  BARITO  KUALA PROVINSI  KALIMANTAN  SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2017

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2015  TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN,

PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BARITO KUALA,

Menimbang : a. bahwa    berdasarkan    Keputusan    Mahkamah    Konstitusi Nomor    128/PPU/XIII/2015    maka    persyaratan   harus berdomisili     paling     kurang     1     (satu)     tahun     sebelum pendaftaran  bagi  calon  Kepala  Desa  sebagaimana  yang diatur  dalam  Pasal  33  huruf  g  Undang­Undang  Nomor  6 Tahun     2014     tentang     Desa     dipandang     bertentangan dengan Pasal 28C ayat (2) Undang­Undang Dasar 1945;

b. bahwa   berdasarkan   pertimbangan   sebagaimana   dimaksud huruf   a,   perlu  membentuk   Peraturan   Daerah   tentang Perubahan  Atas  Peraturan   Daerah  Barito   Kuala  Nomor  1 Tahun  2015   tentang   Tata   Cara   Pencalonan,   Pemilihan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa.

Meningingat : 1. Undang–Undang   Nomor   27   Tahun   1959   tentang   Penetapan Undang   Undang   Darurat   Nomor   3   Tahun   1953   tentang Pembentukan   Daerah     Tingkat   II   di   Kalimantan   (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9, Tambahan Lembaran   Negara   Republik   Indonesia   Nomor   352)   sebagai Undang–Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959   Nomor   72,   Tambahan   Lembaran   Negara   Republik Indonesia Nomor  1820);

(2)

Republik   Indonesia   Tahun   2015   Nomor   58,   Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

4. Peraturan   Pemerintah   Nomor   43   Tahun   2014   tentang Peraturan Pelaksanaan Undang­Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang   Desa   (Lembaran   Negara   Republik   Indonesia  Tahun 2014   Nomor   123,   Tambahan  Lembaran   Negara   Republik Indonesia  Nomor   5539),   sebagaimana   telah   diubah   dengan Peraturan   Pemerintah   Nomor   47   Tahun   2015   Nomor   157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717); 5. Peraturan  Menteri  Dalam  Negeri  Nomor  112  Tahun  2014 tentang   Pemilihan  Kepala   Desa.  Berita  Negara   Republik Indonesia  Tahun 2014 Nomor 2092);

6. Peraturan   Menteri   Dalam   Negeri   Nomor  82  Tahun   2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 4);

7. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala   Nomor 16 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2016 Nomor 34);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA

dan

BUPATI BARITO KUALA

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN   DAERAH  TENTANG   PERUBAHAN   ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA   PENCALONAN,   PEMILIHAN,   PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA.

Pasal I

Beberapa  ketentuan  dalam  Peraturan  Daerah  Nomor  1  Tahun 2015  tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa (Lembaran  Daerah Kabupaten    Barito   kuala      Tahun   2015  Nomor  9 )   diubah sebagai berikut:

(3)

Pasal 24

(1) Kepala Desa wajib memenuhi persyaratan: a. warga Negara Republik Indonesia;

b. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

c. memegang    teguh    dan    mengamalkan    pancasila, melaksanakan Undang­Undang Dasar Negara Republik Indonesia  Tahun  1945   serta   mempertahankan      dan memelihara      keutuhan  Negara   Kesatuan   Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika;

d. berpendidikan  paling  rendah  tamat  sekolah  menengah pertama atau sederajat;

e. berusia  paling  rendah  25  (dua  puluh  lima)  tahun pada  saat mendaftar;

f. bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa; g. dihapus

h. tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;

i. tidak   pernah   dijatuhi   pidana   penjara   berdasarkan putusan   pengadilan   yang   telah   mempunyai   kekuatan hukum   tetap   karena   melakukan   tindak   pidana   yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun setelah selesai menjalani   pidana   penjara   dan   mengumumkan   secara jujur dan       terbuka kepada publik       bahwa     yang bersangkutan pernah   dipidana   serta   bukan   sebagai pelaku kejahatan berulang­ulang;

j. tidak   sedang   dicabut   hak   pilihnya   sesuai   dengan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap;

k. berbadan sehat;

l. tidak  pernah  sebagai  Kepala  Desa  selama  3  (tiga) kali  masa jabatan; dan

m. memenuhi  kelengkapan   persayaratan   pencalonan Kepala Desa

(2) Kelengkapan  persyaratan  sebagaimana  dimaksud  pada ayat (1) huruf m, meliputi:

a. surat  permohonan/lamaran  ditulis  tangan  dengan tinta  hitam diatas kertas bermaterai;

b. surat  pernyataan  bertaqwa  kepada  Tuhan Yang  Maha Esa  yang dibuat  oleh  yang  bersangkutan diatas  kertas bersegel  atau  kertas  bermaterai  cukup sesuai  dengan ketentuan     peraturan perundang­undangan;

(4)

atau   kertas   bermaterai   cukup   sesuai   ketentuan peraturan perundang­undangan;

d. fotocopy ijasah formal dari tingkat dasar sampai dengan ijazah terakhir  yang  telah  dilegalisir  oleh  instansi  yang berwenang   atau   Surat   Keterangan   yang   dikeluarkan oleh  Pejabat   yang   berwenang   bagi   yang   tidak   dapat menunjukan ijasah asli atau bagi yang ijasahnya rusak; e. fotocopy     Akte     kelahiran     yang     disahkan    oleh

pejabat   yang berwenang;

f. surat   keterangan  berbadan   sehat  dan   bebas   Narkoba dari   dokter  Rumah   Sakit   Umum   Daerah   (RSUD) Kabupaten Barito Kuala;

g. surat   Keterangan   Catatan   Kepolisian   (SKCK)   dari kepolisian;

h. surat  keterangan  dari  Pengadilan  Negeri  yang menyatakan  tidak pernah dihukum    penjara karena   melakukan   tindak   pidana kejahatan dengan hukuman paling singkat 5 (lima) tahun;

i. daftar riwayat hidup;

j. surat  pernyataan  bersedia  dicalonkan  menjadi  Kepala Desa yang dibuat di atas kertas bermaterai;

k. surat  pernyataan  bersedia   bertempat  tinggal  di   desa setempat diatas kertas bermaterai;

l. surat keterangan tempat tinggal dari RT;

m. surat keterangan tempat tinggal dari Kepala Desa; n. foto  copy  kartu  tanda  penduduk  (KTP)  dan  Kartu

keluarga  (KK) yang masih berlaku dan telah dilegalisir Camat;

o. pas photo berwarna terbaru ukuran 4 x 6 cm sebanyak 4 (empat) lembar;

p. surat  pernyataan  tidak  pernah  sebagai  Kepala  Desa selama  3   (tiga)   kali   masa   jabatan   diatas   kertas bermaterai;

q. surat   pernyataan   bersedia   mengganti   seluruh   biaya penyelenggaraan pemilihan jika calon mengundurkan diri sehingga mengakibatkan batalnya pemilihan yang dibuat di atas kertas bermaterai;

r. surat    pernyataan    siap    menerima    dan    mengakui hasil   proses pemilihan Kepala Desa dengan sadar dan penuh tanggung jawab di atas kertas bermaterai;

s. surat    pernyataan    tidak    akan    melakukan    politik uang  di  atas kertas bermaterai; dan 

t. melampirkan  naskah  visi  dan  misi  yang  dibuat  oleh bakal calon Kepala Desa

(5)

Keterangan   Pindah   atau   dokumen   lain   yang dipersamakan   sesuai   dengan   ketentuan   perundang undangan;

(3) Pegawai    Negeri    Sipil/TNI/POLRI    yang    mencalonkan diri   sebagai Kepala Desa    selain    harus    memenuhi persyaratan   sebagaimana dimaksud  pada  ayat  (1)  juga harus    mendapat     izin     tertulis    dari   Pejabat   Pembina Kepegawaian  bagi Pegawai Negri Sipil  dan dari pimpinan institusi sesuai ketentuan yang berlaku pada TNI/POLRI; (4) Kepala  Desa dan Perangkat Desa yang  mencalonkan  diri

sebagai   bakal   calon    Kepala    Desa    selain    harus memenuhi    persyaratan   sebagaimana   dimaksud   pada ayat (1), juga harus mendapat izin tertulis dari Camat atas nama   Bupati  dan   diberi   cuti  terhitung   sejak   ditetapkan sebagai   calon   sampai   dengan   selesainya   pelaksanaan penetapan calon terpilih;

(5) Bagi  anggota  BPD  yang  mencalonkan  diri  sebagai  bakal calon  Kepala   Desa  selain  harus   memenuhi  persyaratan sebagaimana  dimaksud   pada  ayat  (1),  juga   harus mendapat izin tertulis dari Camat atas nama Bupati dan diberhentikan   dari  keanggotaan  BPD  terhitung   sejak ditetapkan sebagai Calon Kepala Desa. 

2. Ketentuan   pasal   49   ayat   (3)   dirubah   dan   ayat   (4)   dihapus sehingga keseluruhan pasal 49 berbunyi sebagai berikut :

Pasal  49

(1) Calon kepala desa yang memperoleh suara terbanyak dari jumlah  suara sah  ditetapkan  sebagai  calon  kepala desa terpilih 

(2) Dalam   hal   jumlah   calon   kepala   desa   terpilih   yang memperoleh suara terbanyak yang sama lebih dari 1 (satu) calon,   pada   desa   dengan   TPS   lebih   dari   1   (satu),   calon terpilih ditetapkan berdasarkan suara terbanyak pada TPS dengan jumlah pemilih terbanyak 

(3) Dalam hal jumlah calon terpilih yang memperoleh suara terbanyak yang sama lebih dari 1 (satu) calon pada desa dengan TPS hanya 1 (satu), maka dilaksanakan pemilihan ulang

3. Ketentuan pasal 52 ayat (1) diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal  52

(6)

ayat (3), maka diadakan pemilihan ulang putaran kedua bagi   calon   dengan   jumlah   perolehan   suara   terbanyak yang sama;

(2) Pemilihan   putaran   kedua   dilaksanakan   selambat­ larnbatnya   7   (tujuh)   hari   setelah   pemungutan   suara putaran pertama dilaksanakan;

(3) Pemilihan   ulang   hanya   meliputi   proses   pemungutan suara sampai dengan akhir proses pemilihan kepala desa; (4) Biaya pemilihan uiang dibebankan  kepada calon kepala

desa dan/atau partisipasi masyarakat;

(5) Dalam hal pemilihan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), hasilnya tetap sama, maka dinyatakan batal dan selanjutnya   Camat   mengusulkan   penjabat   kepala   desa dengan   tetap   memperhatikan   aspirasi   dari   Badan Permusyawaratan Desa

4. Ketentuan   pasal   70     diubah   sehingga   berbunyi   sebagai berikut :

Pasal 70

(1) Dalam   hal   terjadi   kekosongan   kepala   Desa   karena diberhentikan   tetap,   diberhentikan   sementara,   Kepala Desa berhalangan lebih dari 3 (tiga) bulan, Kepala Desa definitif   belum   dapat   dilantik   dalam   waktu   yang   belum dapat   ditentukan,   atau   terjadi   kebijakan   penundaan pemilihan   kepala   Desa   oleh   Menteri,   maka   Bupati mengangkat Penjabat Kepala Desa.

(2) Penjabat kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)   diangkat   dari   Pegawai   Aparatur   Sipil   Negara dilingkungan   Pemerintah   Kabupaten   Barito   Kuala   yang memahami   bidang   kepemimpinan   dan   teknis pemerintahan dari Desa yang bersangkutan.

(3) Pengangkatan   penjabat   kepala   Desa   sebagaimana dimaksud   pada   ayat   (2)   ditetapkan   dengan   Keputusan Bupati   atas   usul   Camat   dengan   tetap   memperhatikan aspirasi dari Badan Permusyawaratan Desa.

(4) Masa   jabatan   penjabat   kepala   Desa   sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah sampai dengan dilantiknya kepala Desa yang baru.

(5) Wewenang,   tugas,   dan   kewajiban   penjabat   kepala   Desa adalah   sama   dengan   wewenang,   tugas   dan   kewajiban Kepala Desa definitif.

(7)

(7) Pemberhentian   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (6) diusulkan   oleh   Camat   kepada   Bupati   dengan memperhatikan aspirasi BPD.

(8) Apabila   terjadi   pemberhentian   penjabat   kepala   Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dan ayat (7), maka diusulkan penjabat kepala Desa yang baru.

(9) Mekanisme pengusulan penjabat kepala Desa yang baru sebagaimana dimaksud pada ayat (8) tetap mengacu pada mekanisme   pengusulan   penjabat   kepala   Desa sebagaimana pada ayat (2) dan ayat (3).

(10) Pegawai   Aparatur   Sipil   Negara   yang   diangkat   menjadi penjabat kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3)   berhak   mendapatkan   tunjangan   kepala   Desa   dan penghasilan lainnya yang sah.

5. Ketentuan   pasal   72     diubah   sehingga   berbunyi   sebagai berikut :

Pasal 72

(1) Pemilihan kepala Desa antar waktu dilakukan bagi desa dalam hal sisa masa jabatan kepala Desa yang berhenti lebih dari 1 (satu) tahun.

(2) Pemilihan   kepala   Desa   antar   waktu   dilakukan   secara demokratis melalui proses pemilihan secara langsung atau musyawarah   desa   khusus   untuk   pemilihan   kepala   Desa antar waktu.

(3) Sebelum pelaksanaan Pemilihan kepala Desa antar waktu, dilakukan kegiatan sebagai berikut :

a. Pembentukan   panitia   pemilihan   kepala   Desa   antar waktu   oleh   Badan   Permusyawaratan   Desa   paling lambat   dalam   jangka   waktu   15   (lima   belas)   hari terhitung sejak kepala Desa diberhentikan;

b. Pengajuan biaya pemilihan dengan beban APBDesa oleh panitia   pemilihan   kepada   pejabat   kepala   Desa   paling lambat   dalam   jangka   waktu   30   (tiga   puluh)   hari terhitung sejak panitia terbentuk;

c. pemberian   persetujuan  biaya   pemilihan   oleh   penjabat kepala Desa paling lama dalam jangka waktu 30 (tiga puluh)   Hari   terhitung   sejak   diajukan   oleh   panitia pemilihan;

d. pengumuman dan pendaftaran bakal calon kepala Desa oleh   panitia   pemilihan   dalam   jangka   waktu   15   (lima belas) Hari; 

(8)

f. penetapan calon kepala Desa antarwaktu oleh panitia pemilihan paling sedikit 2 (dua) orang calon dan paling banyak   3   (tiga)   orang   calon   yang   dimintakan pengesahan   musyawarah   Desa   untuk   ditetapkan sebagai calon yang berhak dipilih.

g. Dalam   hal   jumlah   bakal   calon   yang   memenuhi persyaratan   lebih   dari   3   (tiga),   panitia   melakukan seleksi   tambahan   dengan   menggunakan   kriteria memiliki pengalaman bekerja di lembaga Pemerintahan, tingkat   pendidikan,   usia   dan   persyaratan   lain   yang ditetapkan Bupati

(4) Dalam hal mekanisme pemilihan kepala Desa antar waktu ditetapkan   melalui   proses   pemilihan   langsung sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (1),   panitia menyelenggarakan   pemilihan   langsung   oleh   unsur masyarakat yang mempunyai hak pilih. 

(5) Dalam hal mekanisme pemilihan kepala Desa antar waktu ditetapkan melalui proses musyawarah desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan kegiatan sebagai berikut : a. penyelenggaraan musyawarah Desa dipimpin oleh Ketua

Badan Permusyawaratan Desa yang teknis pelaksanaan pemilihannya dilakukan oleh panitia pemilihan; 

b. pengesahan calon kepala Desa yang berhak dipilih oleh musyawarah   Desa   melalui   musyawarah   mufakat   atau melalui pemungutan suara; 

c. pelaksanaan pemilihan calon kepala Desa oleh panitia pemilihan   melalui   mekanisme   musyawarah   mufakat atau melalui pemungutan suara yang telah disepakati oleh musyawarah Desa;

d. pelaporan   hasil   pemilihan   calon   kepala   Desa   oleh panitia pemilihan kepada musyawarah Desa; 

e. pengesahan calon terpilih oleh musyawarah Desa; 

f.   pelaporan   hasil   pemilihan   kepala   Desa   melalui musyawarah   Desa   kepada   Badan   Permusyawaratan Desa   dalam   jangka   waktu   7   (tujuh)   Hari   setelah musyawarah   Desa   mengesahkan   calon   kepala   Desa terpilih; 

(6) pelaporan   calon   kepala   Desa   terpilih   oleh   ketua   Badan Permusyawaratan   Desa   kepada   bupati/walikota   paling lambat   7   (tujuh)   Hari   setelah   menerima   laporan   dari panitia pemilihan; 

(9)

(8) pelantikan kepala Desa oleh bupati/walikota paling lama 30   (tiga   puluh)   Hari   sejak   diterbitkan   keputusan pengesahan   pengangkatan   calon   kepala   Desa   terpilih dengan urutan acara pelantikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang­undangan. 

6. Di antara Pasal 72 dan Pasal 73  disisipkan  1 (satu) pasal, yakni Pasal 72A yang berbunyi sebagai berikut :

Pasal 72A

(1) Masa jabatan kepala Desa yang dipilih melalui mekanisme pemilihan kepala Desa antar waktu adalah sampai habis sisa masa jabatan kepala Desa yang berhenti.

(2) Masa   jabatan   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (1) dihitung 1 (satu) periode.

7. Ketentuan   ayat   (1)   pasal   76     diubah   sehingga   berbunyi sebagai berikut :

Pasal 76

(1) Biaya   pemilihan   kepala   Desa   serentak   dibebankan   pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten dan Dana   Bantuan   dari   Anggaran   Pendapatan   dan   Belanja Desa.

(2) Segala   biaya   yang   ditimbulkan   akibat   dari   kelengkapan persyaratan   calon   kepala   Desa   termasuk   biaya pelaksanaan   psikotes   dibebankan   kepada   bakal   calon kepala Desa

(3) Segala   biaya   yang   ditimbulkan   akibat   dari   pemilihan kepala Desa antar waktu dibebankan pada APBDesa yang bersangkutan. 

8. Ketentuan   pasal   77     diubah   sehingga   berbunyi   sebagai berikut :

Pasal 77

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pemilihan kepala Desa diatur dengan Peraturan Bupati

Pasal II

(10)

Agara   setiap   orang   mengetahuinya,   memerintahkan Pengundangan   Peraturan   Daerah   ini   dengan   penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Barito Kuala.

Ditetapkan di Marabahan

Pada Tanggal 4 Agustus 2017      

BUPATI BARITO KUALA,

HASANUDIN MURAD

Diundang di Marabahan Pada tanggal 7 Agustus 2017

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA,

       SUPRIYONO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2017 NOMOR 45

(11)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR  8  TAHUN 2017

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN,

PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

I. UMUM

Bahwa   atas   dasar  pertimbangan   hukum   Mahkamah   Konstitusi tersebut   maka   persyaratan   harus   berdomisili  paling   kurang   1   (satu) tahun sebelum pendaftaran bagi calon Kepala Desa sebagaimana diatur dalam Pasal 24 ayat (1) huruf g Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2015 tentang   Tata   Cara   Pencalonan,   Pemilihan,   Pengangkatan,   Pelantikan dan Pemberhentian Kepala desa maka harus Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa, dirubah untuk disesuaikan;

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal I

 Angka 1

Pasal 24

Ayat (1) 

Cukup jelas Ayat (2) 

Cukup jelas Ayat (2a) 

Cukup jelas Ayat (3) 

Cukup jelas Ayat (4) 

Cukup jelas Ayat (5) 

Cukup jelas Ayat (6) 

Cukup jelas Angka 2

Pasal 49

Ayat (1) 

Cukup jelas Ayat (2) 

Cukup jelas Ayat (3) 

Cukup jelas Angka 3

Pasal 52

Ayat (1) 

(12)
(13)

Angka 6

Pasal 72A

Ayat (1) 

Masa   jabatan   kepala   Desa   yang   dipilih melalui mekanisme pemilihan kepala Desa antar   waktu   terhitung   sejak   yang bersangkutan   dilantik   oleh   Bupati   atau pejabat yang ditunjuk.

Ayat (2) 

Cukup jelas Angka 7

Pasal 76

Ayat (1) 

Biaya   pemilihan   kepala   Desa   serentak dibebankan   pada   Anggaran   Pendapatan dan   Belanja   Daerah   Kabupaten   adalah untuk   pengadaan   surat   suara,   kotak suara,   perlengkapan   peralatan   lainnya, honorarium panitia dan biaya pelantikan, sedangkan   dan   Dana   Bantuan   dari Anggaran   Pendapatan   dan   Belanja   Desa untuk  kebutuhan  pada    pelaksanaan pemungutan suara

Ayat (2) 

Cukup jelas Ayat (3) 

Cukup jelas Angka 8

Pasal 77

Yang dimaksud dengan pemilihan kepala Desa  adalah pemilihan kepada Desa serentak dan  pemilihan kepala Desa antar waktu

Pasal II

Cukup Jelas

Referensi

Dokumen terkait

[r]

RapidEye's standard products (metadata) contain masks which mask not only clouds but as well other type of "unusable" data, e.g. missing lines, no

 Perasaan yang tidak jelas kepada diri sendiri atau orang lain  Sikap yang sangat agresif4.  Perasaan

3 Jaringan relasional AB4 Subkontraktor sering melempar tanggung jawab 0,91020 4 Jaringan relasional AB1 Ketidakjelasan klausul-klausul dalam kontrak kerjasama 0,90449

berdasarkan analisis yang disesuaikan dengan tujuan, (2) tidak terdapat persyaratan yang mengikat secara program terhadap persetujuan pendirian KUPP, (3) pengelola

Penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan tugas Laporan Skripsi ini, yaitu tentang Sistem Informasi Nilai Semester Berbasis SMS Gateway di

(5) Dalam hal jumlah calon Kepala Desa terpilih yang memperoleh suara terbanyak yang sama lebih dari 1 (satu) calon pada desa dengan hanya 1 (satu) Tempat

Hasil isolasi bakteri endofitik pada daun zodia didapatkan tiga isolat bakteri endofitik memiliki bentuk koloni yang berbeda dan dilakukan pengujian uji