• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POLYA BERBANTUAN MEDIA BY DESIGN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POLYA BERBANTUAN MEDIA BY DESIGN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POLYA BERBANTUAN MEDIA BY DESIGN TERHADAP HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

Luh Silvia Juniari1, Anak Agung Gede Agung2, Nyoman Kusmariyatni3

1,2,3Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: via_juniari@yahoo.com1, agung2056@yahoo.co.id2, nym_kusmariyatni@yahoo.co.id3

Abstrak

Penelitian ini mengangkat tentang rendahnya hasil belajar Matematika siswa kelas V SD di Gugus X Kelurahan Kaliuntu Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016.

Rendahnya hasil belajar Matematika siswa dilihat dari nilai rata-rata UAS siswa yaitu 65,33. Adapun tujuan penelitian ini adalah, (1) untuk mendeskripsikan hasil belajar Matematika sesudah implementasi model pembelajaran Polya berbantuan media by design pada siswa kelompok eksperimen, (2) untuk mendeskripsikan hasil belajar Matematika sesudah implementasi pembelajaran selain model pembelajaran Polya berbantuan media by design pada siswa kelompok kontrol, (3) untuk mengetahui pengaruh pengaruh model pembelajaran Polya berbantuan media by design terhadap hasil belajar Matematika pada siswa kelas V SD di Gugus X Kelurahan Kaliuntu Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini tergolong quasi experiment dengan rancangan post-test only control group design. Populasi penelitian adalah siswa kelas V SD di Gugus X Kelurahan Kaliuntu Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016. Sampel penelitian ini adalah 33 siswa kelas V SDN 1 Kaliuntu sebagai kelompok kontrol dan 20 siswa kelas V SDN 2 Kaliuntu sebagai kelompok eksperimen yang dipilih dengan teknik random sampling. Instrumen penelitian adalah tes hasil belajar Matematika. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) skor rata-rata hasil belajar Matematika pada kelompok eksperimen adalah 24,83 dengan kategori sangat baik, (2) skor rata-rata hasil belajar Matematika pada kelompok kontrol adalah 20,27 dengan kategori baik, (3) terdapat pengaruh model pembelajaran Polya berbantuan media by design terhadap hasil belajar Matematika pada siswa kelas V di Gugus X Kelurahan Kaliuntu Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016 (sig=4,14 > 2,00).

Kata kunci: model Polya, media by design, hasil belajar Matematika

Abstract

This research raised about the poor results of learning Mathematics Elementary fifth grade students in Cluster X Village Kaliuntu District of Buleleng in the academic year 2015/2016. The low yield of students studying Maths seen from the average value of UAS students is 65.33. The purpose of this research is, (1) to describe the learning after implementation of learning Mathematics learning model Polya media aided by design in the experimental group, (2) to describe the results after implementation of learning mathematics learning as learning models aided Polya media by design in the control group, (3) as well as to determine the effect of Polya learning model aided media by design on learning result in Maths in fifth grade elementary school in Cluster X Kaliuntu Village Buleleng District the academic year 2015/2016. This research is classified as quasi experiment with the design of the post-test only control group design. The study population were students of class V SD in Cluster X Village Kaliuntu District of Buleleng in the academic year 2015/2016. The sample was 33 students of class V SDN 1 Kaliuntu as the control group and 20 students of class V SDN 2 Kaliuntu as the experimental group were selected by random sampling technique. The research instrument is a test

(2)

result of learning Mathematics. Data were analyzed using descriptive statistics and t-test.

The results showed that, (1) the average score Math learning outcomes in the experimental group was 24.83 with excellent category, (2) the average score Math learning outcomes in the control group was 20.27 to the good category, (3 ) there are significant learning model Polya media aided by design to the learning outcomes of Mathematics in grade V in Cluster X Village Kaliuntu Buleleng Subdistrict in the academic year 2015/2016 (sig = 4.14> 2.00).

Keywords: Polya model, media by design, the learning outcomes mathematics

PENDAHULUAN

Pendidikan dasar di Indosesia, khususnya di Sekolah Dasar memberikan pendidikan dalam 11 mata pelajaran. Jumlah mata pelajaran di Sekolah Dasar lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah mata pelajaran pada jenjang pendidikan menengah dan tinggi.

Salah satu mata pelajaran yang terdapat pada jenjang pendidikan dasar adalah matematika.

Banyak orang memandang matematika sebagai mata pelajaran yang paling sulit.

Meskipun demikian, semua orang harus mempelajarai metematika, karena matematika merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari–hari. Matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Hal tersebut dikarenakan Matematika diperlukan dalam kehidupan sehari–hari maupun dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS).

“Matematika bersifat sangat abstrak, yaitu berkenaan dengan konsep–konsep abstrak dan penalarannya deduktif” (Hudojo, 2005:36).

Susanto (2013:185) menyatakan bahwa,

“Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelenggaraan masalah sehari–hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi”. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang bersifat abstrak yang berisi simbol–simbol yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir, serta memberikan kontribusi dalam penyelenggaraan masalah sehar–hari. Oleh karena itu, Matematika perlu dibekalkan kepada siswa sejak Sekolah Dasar (SD).

Siswa Sekolah Dasar yang pada umumnya berusia antara 7 tahun sampai 12 tahun, sesuai Teori Perkembangan Kognitif Piaget, berada pada fase operasional konkret (dalam Japa dan I Made Suarjana, 2012).

Kemampuan yang tampat pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk

mengoprasikan kaidah–kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret. Dari usia perkembangan kognitif Piaget tersebut, siswa Sekolah Dasar masih terikat dengan objek konkret yang ditangkap atau diterima melalui panca indra.

Pembelajaran Matematika yang bersifat abstrak, memerlukan alat bantu berupa media, dan alat peraga yang dapat memperjelas informasi yang disampaikan guru. Suryani dan Leo (2012: 136), menyatakan bahwa,“media pembelajaran adalah media yanng digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa)”. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang berfungsi sebagai perantara dan pengantar pesan atau materi pelajaran kepada siswa.

Sebagai perantara dan pengantar pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada siswa. Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru. Mengingat Matematika merupakan disiplin ilmu yang bersifat abstrak, maka tidak ada satu jenis media pembelajaran yang dapat mewakili semua materi matemtika.

Setiap materi dalam Matematika memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga media yang digunakan dalam membantu menyalurkan materi pelajaran pun berbeda–beda. Hal tersebut bertujuan untuk mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran.

Keberhasilan dalam proses pembelajaran akan terlihat dari hasil belajar siswa. Berkaitan dengan difinisi hasil belajar dikemukakan juga oleh Damyanti dan Mudjiono (2006), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi, yaitu hasil dari interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.

Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar merupakan dampak dari interaksi atau

(3)

pengalaman yang diperoleh siswa.

Keberhasilan pembelajaran Matematika yang dilakukan guru akan terlihat dari hasil belajar Matematika siswa.

Berdasarkan hasil studi dokumen yang dilakukan di seluruh Sekolah Dasar di Gugus X

Kelurahan Kaliuntu Kecamatan Buleleng pada tanggal 6 Januari 2016, didapatkan rata-rata nilai ulangan Matematika akhir semester. Nilai tersebut dapat dilihat pada Tabel 01 berikut.

Tabel 01 Rata-rata Nilai Ulangan Akhir Semester Matematika Siswa Kelas V SD di Gugus X Kelurahan Kaliuntu, Kecamapatan Buleleng

No Sekolah Nilai Rata-

rata UAS KKM Jumlah siswa yang

belum tuntas Jumlah siswa 1

2 3

SDN 1 Kaliuntu SDN 2 Kaliuntu SDN 3 Kaliuntu

63 68 65

55 65 58

6 5 5

33 20 20

(Sumber: SD Gugus X Kelurahan Kaliuntu Kecamatan Buleleng, 2016) Berdasarkan Tabel 01, rata-rata nilai

ulangan akhir semester Matematika untuk masing-masing SD di Gugus X Kelurahan Kaliuntu, Kecamatan Buleleng berkisar pada interval 63-68, dengan Kriteria Ketuntasan yang ditetapkan yaitu 55-65. Hal itu menunjukkan sebagian besar siswa sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), namun pencapaian ketuntasan tersebut belum maksimal. Masih ada siswa yang nilainya masih dibawah KKM, sehingga perlu dievaluasi oleh guru mata pelajaran bersama pihak sekolah supaya mampu meningkatkan nilai siswa yang dibawah KKM pada khususnya dan diatas KKM pada umumnya.

Setelah melakukan wawancara dengan salah satu guru kelas V di Gugus X Kelurahan Kaliuntu, Kecamatan Buleleng, diperoleh informasi bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam menguasai dan memahami materi Matematika. Terdapat beberapa alasan yang menyebebkan siswa sulit memahami materi pelajaran, sehingga memengaruhi hasil belajarnya Pertama, siswa mengalami kesulitan tersebut, yaitu guru belum mencoba menerapkan model pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran. Perapan model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran akan memengaruhi keberhasilan pembelajaran.

Kedua, siswa malas melakukan perhitungan dengan mengikuti langkah–langkah yang ada.

Siswa cenderung ingin langsung mendapatkan hasil dari perhitungan, tanpa mengetahui dan memahami cara menemukan pemecahan masalah yang tepat.

Pemecahan masalah memiliki peranan yang penting dalam pembelajaran Matematika.

Karena kemampuan pemecahan masalah berkaitan erat dengan perencanaan penyelesaian soal–soal Matematika. Misalnya, dalam menyelesaikan perhitungan atau soal

yang berkaitan dengan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dalam kehidupan sehari–hari.

Untuk menyelesaikan soal KPK untuk menyelesaikan masalah kehidupan sehari–hari, perlu penghitungan yang tepat dengan perencanaan penyelesaian yang tepat pula.

Setiap soal dalam Matematika harus diselesaikan dengan penyelesaian yang jelas, bukan dengan membayangkan dan memperkirakan hasil yang tepat. Pembelajaran yang tidak seimbang antara proses dengan hasil, menyebabkan siswa tidak dapat menerima konsep atau materi Matematika secara utuh. Permasalahan tersebut yang menyebabkan siswa kurang antusias dalam pembelajaran.

Perlu solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut guna meningkatkan kualitas output atau kualitas siswa setelah lepas dari jenjang pendidikan sekolah dasar.

Salah satu solusi yang bisa diterapkan adalah dengan menerapkan model pembelajaran Polya berbantuan media by design. Polya (dalam Aisyah, dkk, 2007: 5-10), menyatakan bahwa, “Model pembelajaran Polya merupakan suatu model pembelajaran yang dijadikan dasar untuk pemecahan masalah dengan empat tahap yaitu memahami masalah, membuat rencana untuk menyelesaikannya, melaksanakan rencana yang dibuat pada langkah kedua, dan memeriksa ulang jawaban yang diperoleh”. Model ini memperlihatkan bahwa pemecahan masalah merupakan suatu proses yang terdiri dari beberapa langkah yang saling berkaitan walaupun setiap langkah tidak selalu dilalui.

Model pembelajaran Polya merupakan model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas berpikir dan memecahan masalah untuk memperoleh pengalaman dalam menggunakan pengetahuan serta keterampilan

(4)

yang sudah dimiliki. Kondisi kondusif ini merupakan syarat mutlak demi tercapainya hasil belajar yang maksimal. Pada model pembelajaran ini guru harus memberikan kesan bahwa setiap masalah dapat terselesaikan dengan penyelesaian yang berbeda - beda.

Mengingat Matematika merupakan suatu disiplin ilmu yang bersifat abstrak, dan siswa Sekolah Dasar masih berada dalam tahap operasional konkret, maka dalam penerapan model pembelajaran Polya dipadukan dengan media pembelajaran yang disesuaikan dengan materi pelajaran, yang disebut dengan media by design. Media by design merupakan media rancangan karena perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud dan tujuan pembelajaran tertentu.

Kelebihan penggunakan media by design dalam pembelajaran yaitu untuk menyampaikan informasi mengenai materi pelajaran kepada siswa dengan baik. Materi pelajaran matematika yang tidak sedikit serta memiliki karakteristik yang berbeda-beda menyebabkan tidak ada satu jenis media pembelajaran yang dapat diterapkan. Setiap materi membutuhkan media pembelajaran yang berbeda, sehingga perlu disiapkan dengan baik. Dengan demikian, media pembelajaran harus dirancang secara khusus yang disesuaikan dengan karakteristik materi pelajaran. Media by design dapat dibuat dengan memanfaatkan barang bekas, seperti gelas plastic, stick ice cream, sedotan, dan karton, yang disesuaikan dengan karakteristik materi pelajaran. Media by design dapat dibuat dengan peralatan dan cara yang sederhana, serta tidak memerlukan keahlian khusus.

Penerapan model pembelajaran Polya berbantuan media by design ini dapat memacu antusias siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang aktif dan menantang, serta meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

Memanfaatkan media by design dalam pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran. Hal ini dikarenakan, media by design dirancang sesuai dengan karakteristik materi pelajaran.

Bertolak dari teori–teori tersebut, tampak bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Polya berbantuan media by design

memungkinkan anak mampu

menggunakan pikiran, perasaan dan badan mereka dalam proses pembelajaran untuk menciptakan proses pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.

Melalui model pembelajaran Polya berbantuan media by design, diharapkan antusias siswa dapat meningkat dalam pembelajaran sehingga hasil belajar Matematika siswa akan meningkat karena siswa akan belajar dengan kemampuan pengetahuan dan pengalaman yang membantu efektivitas proses belajar mengajar.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk:

(1) mendeskripsikan hasil belajar Matematika sesudah implementasi model pembelajaran Polya berbantuan media by design pada siswa kelompok eksperimen kelas V SD di Gugus X Kelurahan Kaliuntu Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016. (2) mendeskripsikan hasil belajar Matematika sesudah implementasi model pembelajaran selain model pembelajaran Polya berbantuan media by design pada siswa kelompok kontrol kelas V SD di Gugus X Kelurahan Kaliuntu Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016. (3) mengetahui pengaruh model pembelajaran Polya berbantuan media by design terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas V SD di Gugus x kelurahan kaliuntu kecamatan buleleng tahun pelajaran 2015/2016.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi exsperiment), dengan rancangan Post-Test Only Control Group design. Rancangan Post-Test Only Control Group design secara lengakap dapat dilihat pada tabel 02 berikut.

(5)

Tabel 02. Rancangan Post-Test Only Control Group Design

Kelas Treatment Post-Test

E K

X1

-

O1

O2

(Sumber : Sugiyono, 2012) Keterangan:

E = kelompok eksperimen (Polya berbantuan Media by Design) K = kelompok kontrol

O1= post-test terhadap kelompok eksperimen O2= post-test terhadap kelompok kontrol

X1 = treatment terhadap kelompok eksperimen (model pembelajaran polya berbantuan media by design)

- = kelompok kontrol

Populasi penelitian adalah siswa kelas V SD di Gugus X Kelurahan Kaliuntu Kecamatan Buleleng. Sampel penelitian adalah siswa kelas V SDN 1 Kaliuntu sebagai kelompok kontrol yang terdiri dari 33 orang siswa dan siswa kelas V SDN 2 Kaliuntu yang terdiri dari 20 orang siswa yang dipilih dengan teknik random sampling. Seluruh siswa dalam kelas yang menjadi sampel diberikan tes hasil belajar Matematika. Dalam penelitian ini semua data siswa dianalisis.

Penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Polya berbantuan media by design. Dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar Matematika siswa. Dengan demikian desain analisisnya yang digunakan adalah uji-t.

Pengumpulan data hasil belajar Matematika siswa dikumpulkan dengan tes pilihan ganda. Uji coba tes hasil belajar Matematika meliputi validitas isi, validitas butir, reliabilitas tes, daya beda butir tes dan tingkat kesukaran butir tes.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap. Pada tahap pertama dilakukan analisis deskriptif. Pada

tahap kedua dilakukan analisis untuk pembuktian hipotesis.

Pengujian terhadap hipotesis penelitian yang telah dirumuskan dilakukan melalui metode statistika. Pengujian hipotesis digunakan uji-t sampel independent dengan rumus Polled-varians.

Sebelum dilakukan uji hipotesis dengan metode statistika tersebut, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas sebaran data, dan uji homogenitas varians.

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL

Hasil perhitungan analisis deskriptif terhadap skor hasil belajar Matematika siswa kelompok eksperimen yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Polya berbantuan media by design (X1Y) menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil belajar Matematika kelompok eksperimen adalah 24,83, median skor hasil belajar Matematika kelompok eksperimen adalah 24,90 dan modus hasil belajar Matematika kelompok eksperimen adalah 25,00.

Ringkasan hasil analisis deskriptif hasil belajar Matematika siswa kelompok eksperimen tersaji pada tabel 03 beriku.

Tabel 03. Ringkasan Hasil Analisis Deskriptif Hasil Belajar Matematika Kelompok Eksperimen

No. Statistik Deskriptif Hasil

1 Mean 24,83

2 Median 24,90

3 Modus 25,00

4 Standar Deviasi 4,35

5 Varians 18,95

(6)

Berdasarkan tabel 03, diketahui bahwa modus lebih besar dari median dan median lebih besar dari mean (Mo>Me>M). Dengan demikian data berada pada kurve juling negatif, yang menunjukkan sebagaian besar data hasil belajar matematika kelompok eksperimen berada pada skor tinggi. Sebaran data kelompok eksperimen disajikan dalam grafik polygon pada gambar 01 berikut.

Gambar 01 Poligon Data Hasil Belajar Kelompok Eksperimen Untuk mengetahui tinggi rendahnya hasil belajar Matematika

kelompok eksperimen digunakan kriteria penilaian yang disusun berdasarkan kurva juling negatif. Hasil perhitungan tabel skala lima menunjukkan bahwa data hasil belajar Matematika kelompok eksperimen berada pada kategori sangat baik dengan rata-rata 24,83 yang berada pada rentang skor 24≤M≤32.

Sedangkan hasil perhitungan analisis deskriptif terhadap skor hasil belajar Matematika siswa kelompok kontrol yang dibelajarkan dengan model pembelajaran selain model pembelajaran Polya berbantuan media by design (X2Y) menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil belajar Matematika kelompok kontrol adalah 20,27, median skor hasil belajar Matematika kelompok kontrol adalah 19,90 dan modus hasil belajar Matematika kelompok kontrol adalah 19,60.

Ringkasan hasil analisis deskriptif hasil belajar Matematika siswa kelompok kontrol tersaji pada tabel 04 berikut.

Tabel 04. Ringkasan Hasil Analisis Deskriptif Hasil Belajar Matematika Kelompok Kontrol No. Statistik Deskriptif Hasil

1 Mean 20,27

2 Median 19,90

3 Modus 19,60

4 Standar Deviasi 3,57

5 Varians 12,72

Berdasarkan tabel 04, diketahui bahwa meam lebih besar dari median dan median lebih besar dari modus (M>Me>Mo). Dengan demikian data berada pada kurve juling positif, yang menunjukkan sebagaian besar data hasil belajar matematika kelompok kontrol berada pada skor rendah. Sebaran data hasil belajar Matematika kelompok control disajikan dalam grafik polygon pada gambar 02 berikut.

Gambar 02. Poligon Data Hasil Belajar Matematika Kelompok Kontrol

Untuk mengetahui tinggi rendahnya hasil belajar Matematika kelompok kontrol digunakan kriteria penilaian yang disusun berdasarkan kurva juling positif. Hasil perhitungan tabel skala lima menunjukkan bahwa data hasil belajar Matematika kelompok eksperimen berada pada kategori baik dengan rata-rata 20,27 yang berada pada rentang skor 18,67≤M≤24.

Sebelum dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dan uji homogenitas dilakukan terhadap hasil belajar matematika siswa, yang dilihat dari hasil post test yang telah dilakukan pada tanggal 13 April 2016.

Hasil perhitungan uji normalitas sebaran data kelompok eksperimen disajikan pada tabel 05 berikut.

(7)

Tabel 05 Uji Normalitas Sebaran Data Kelompok Eksperimen Kelas

Interval

Batas

Bawah z f(z) Luas Kelas

Interval fe f0

17-19 16.5 -1.92 0.0274 0.08 1.638 3 1.13

20-22 19.5 -1.23 0.1093 0.19 3.706 2 0.79

23-25 22.5 -0.54 0.2946 0.27 5.3 6 0.09

26-28 25.5 0.15 0.5596 0.24 4.798 5 0.01

29-31 28.5 0.84 0.7995 0.14 2.75 4 0.57

32-34 31.5 1.53 0.937 2.59

Berdasarkan tabel 05 diperoleh harga X2hitung = 2,47 dengan taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan (db)

= 5 – 2 – 1 = 2 diperoleh X2tabel = 5,591.

Dengan demikian, diperoleh X2hitung <

X2tabel, yaitu 2,59 < 5,591 , maka H0

diterima. Hal ini berarti sebaran data nilai post-test pada kelas eksperimen berdistribusi normal.

Sedangkan hasil perhitungan uji normalitas sebaran data kelompok kontrol disajikan pada tabel 06 berikut.

Tabel 06. Uji Normalitas Sebaran Data Kelompok Kontrol Kelas

Interval

Batas

Bawah z f(z) Luas Kelas

Interval fe f0

15-17 14.5 -1.62 0.0526 0.1651 5.4483 6 0.06 18-20 17.5 -0.78 0.2177 0.3062 10.1046 13 0.83 21-23 20.5 0.06 0.5239 0.2947 9.7251 10 0.01 24-26 21.5 0.91 0.8186 0.1413 4.6629 2 1.52 27-29 26.5 1.75 0.9599 0.0354 1.1682 1 0.02 30-32 29.5 2.60 0.9953 0.0044 0.1452 1 5.03

33-35 32.5 3.44 0.9997 33 7.47

Berdasarkan tabel 06 diperoleh harga X2hitung = 1,37 dengan taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan (db)

= 6 – 2 – 1 = 3 diperoleh X2tabel = 7,815.

Dengan demikian, diperoleh X2hitung <

X2tabel, yaitu 7,47 < 7,815 , maka H0 diterima. Hal ini berarti sebaran data nilai post-test pada kelas kontrol berdistribusi normal.

Berdasarkan penghitungan uji homogenitas dengan uji fisher (uji F) diperoleh Fhitung = 1,49 dan Ftabel dengan dk pembilang (20-1 = 19) dan dk penyebut (33-1 = 32) dengan taraf signifikan 5% =

1,93. Dengan demikian, Fhitung < Ftabel = 1,49<1,93 maka H0 diterima, sehingga kedua kelompok data dikategorikan Homogen.

Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t independent dengan rumus uji-t polled varians, karena jumlah sempel pada kelompok eksperimen dan kelompok control berbeda, dan kedua kelompok data memiliki varian yang homogen. Ringkasan hasil analisis uji-t sampel independen tersaji pada tabel 06 berikut.

Tabel 07. Ringkasan Hasil Analisis uji-t sampel independen No. Kelompok N dk M Varians thitung ttabel Ket

1 Eksperimen 20 51

24,83 18,95

4,14 2,00

H0 ditolak dan HA

diterima

2 Kontrol 33 20,29 12,72

(8)

Berdasarkan tabel 07 diperoleh hasil analisis data menggunakan uji-t diperoleh nilai thitung = 4,14 dan tabel dengan taraf dignifikan 5% dengan derajat kebebasan (dk) 51 adalah 2,00, karena thitung>ttabel

maka HA diterima. Dengan demikian, terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran Polya berbantuan media by design terhadap hasil belajar Matematika pada siswa kelas V di Gugus X Kelurahan Kaliuntu Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016.

PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis deskriptif terhadap tes hasil belajar Matematika siswa, diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata kelompok eksperimen adalah 24.83 dengan kategori sangat baik, sedangkan nilai rata-rata kelompok kontrol adalah 20.27 dengan kategori baik. Dengan demikian, nilai rata-rata kelompok eksperimen yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Polya berbantuan media by design lebih tinggi daripada, nilai rata-rata kelompok kontrol yang tidak dibelajarkan dengan model pembelajaran Polya berbantuan media by design.

Berdasarkan analisis inferensial terhadap tes hasil belajar Matematika siswa diperolah hasil bahwa H0 ditolak dan HA diterima. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data menggunakan uji-t diperoleh nilai thitung = 4,14 dan tabel dengan taraf dignifikan 5% dengan derajat kebebasan (dk) 51 adalah 2,00, karena thitung>ttabel. Dengan demikian, terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran Polya berbantuan media by design terhadap hasil belajar Matematika pada siswa kelas V di Gugus X Kelurahan Kaliuntu Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016.

Secara teoritik, hasil belajar Matematika kelompok eksperimen lebih tinggi daripada hasil belajar kelompok kontrol, karena aktivitas siswa pada kelompok eksperimen selama dibelajarkan menggunakan model pembelajaran polya berbantuan media by design mengalami peningkatan. Siswa kelompok eksperimen memiliki antusias yang tinggi dalam pembelajaran dan pengaplikasian media pembelajaran.

Aktivitas dan keantusiasan siswa yang

dibelajarkan dengan model pembelajaran Polya berbantuan media by design dalam pembelajaran memungkinkan siswa menerima materi pelajaran secara utuh.

Model pembelajaran Polya berbantuan media by design merupakan model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas berpikir dan memecahan masalah untuk memperoleh pengalaman dalam menggunakan pengetahuan, serta keterampilan yang sudah dimiliki dengan bantuan media yang dirancang secara khusus untuk mencapai maksud dan tujuan pembelajaran tertentu. Model pembelajaran Polya berbantuan media by design dapat memacu antusias siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang aktif dan menantang, serta meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Hal ini sejalan dengan pendapat Pepkin (dalam Sudiana, 2004) yang menyatakan bahwa model pembelajaran Polya adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan. Penerapan media by design dalam pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran, serta membuat siswa tertantang untuk belajar dan mencapai hasil belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Tegeh (2008) yang memiliki pendapat bahwa media by design merupakan media yang dalam pengedaannya perlu dirancang secara khusus, agar mampu mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Hasil penelitan ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dewi Nitya tentang peningkatan aktivitas dan hasil belajar Matematika berorientasi pembelajaran Polya dapat dikatakan relevan dengan penelitian ini. Hasil penelitian Nitya (2013) dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas tersebut menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Polya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan paparan di atas, tampak jelas bahwa model pembelajaran Polya berbantuan media by design

(9)

berpengaruh terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas V SD di Gugus X Kelurahan Kaliuntu Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa (1) data hasil belajar Matematika kelompok eksperimen berada pada kurve juling negatif, yang menunjukkan sebagaian besar data hasil belajar matematika kelompok eksperimen berada pada skor tinggi. Hal ini terlihat dari nilai modus lebih besar dari median dan median lebih besar dari mean (Mo>Me>M). Nilai rata-rata hasil belajar Matematika dengan menerapkan model pembelajaran Polya berbantuan media by design adalah 24,83 yang berada pada rentangan skor 24≤M≤32, yang termasuk kategori sangat baik, (2) data hasil belajar Matematika kelompok kontrol berada pada kurve juling positif, yang menunjukkan sebagaian besar data hasil belajar matematika kelompok kontrol berada pada skor rendah. Hal ini terlihat dari nilai meam lebih besar dari median dan median lebih besar dari modus (M>Me>Mo). Nilai rata- rata hasil belajar Matematika dengan menerapkan model pembelajaran selain model pembelajaran Polya berbantuan media by design adalah 20,29 yang berada pada rentangan skor 18,67 ≤ ≤ 24, yang termasuk kategori baik, (3) terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran Polya berbantuan media by design terhadap hasil belajar Matematika pada siswa kelas V di Gugus X Kelurahan Kaliuntu Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh thitung 4,14 dan ttabel dengan taraf signifikan 5% dan dk=51 adalah 2,00. Ini berarti thitung>ttabel, sehingga H0 ditolak dan HA diterima.

Dengan demikian, Model Pembelajaran Polya berbantuan Media by Design berpengaruh terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas V di Gugus X Kelurahan Kaliuntu Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2015/2016.

Bertolak dari hasil penelitian, dapat diajukan saran, yaitu (1) kepada siswa disarankan agar aktif dan produktif dalam

pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya, (2) kepada guru disarankan agar mampu menghargai siswa, sehingga siswa mempunyai perasaan nyaman, tidak takut melakukan aktivitas sesuai keinginan siswa selama dalam koridor pembelajaran dan menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu mengembangkan potensi yang dimiliki dengan tetap di bawah pengawasan guru. Pada saat awal pembelajaran, guru hendaknya memperhatikan dan menggali sebanyak mungkin pengetahuan awal siswa.

Demikian juga pada saat kegiatan pembelajaran, gagasan awal yang dimiliki siswa selalu digali dan diakomodasi hingga menjadi pengetahuan baru dan ilmiah bagi siswa. Model pembelajaran Polya berbantuan media by design dapat digunakan sebagai salah satu model pembelajaran alternative dalam pembelajaran Matematika serta melatih kemampuan pemecahan masalah siswa dan sudah terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa, (3) kepada Kepala Sekolah disarankan agar selalu berupaya dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui pengambilan kebijakan yang tepat, (4) kepada peneliti lain disarankan agar memilih dan mengembangkan berbagai model pembelajaran yang berkaitan dengan pembelajaran di sekolah dasar dan disesuaikan dengan tuntutan kurikulum.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Nyimas, dkk. 2007. Bahan Ajar Cetak:

Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Derektorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Cetakan Ketiga.

Jakarta: Rineka Cipta.

Hudojo, Herman. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang.

Japa, I Gusti Ngurah, dan I Made Suarjana.

2012. Pembelajaran Matematika SD.

(10)

Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Nitya, I Gusti Eka Putri Dewi. 2013.

“Penerapan Model Polya untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Siswa Kelas V SD No. 2 Pemaron Tahun Pelajaran 2012/2015”. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Undiksha Singaraja.

Sudiana, I Ketut. 2004. Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar Tahap Awal. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Suryani, Nunuk dan Leo Agung. 2012. Strategi Belajar-Mengajar. Yogyakarta:

Penerbit Ombak.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar &

Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencana.

Tegeh, I Made. 2008. Media Pembelajaran.

Malang: Universitas Negeri Malang.

Gambar

Gambar  01  Poligon  Data  Hasil  Belajar  Kelompok Eksperimen  Untuk  mengetahui  tinggi  rendahnya  hasil  belajar  Matematika

Referensi

Dokumen terkait

Program Kemitraan Masyarakat tentang pemberdayaan masyarakat melalui pengolahan plastik bekas menjadi bantal hias di Desa Ngempit, Kecamatan Kraton, Kabupaten

dan limbah rajungan pada semua perlakuan, termasuk perlakuan perbandingan yang seimbang antara sayur sawi dan limbah rajungan (50% sayur sawi + 50% limbah

peneliti terlebih dahulu melakukan observasi untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya dilapangan. Selain itu juga dilakukan pencarian informasi mengenai kendala yang

Mikrokontroler atau disebut juga pengendali mikro adalah suatu IC ( Integrated Circuit ) dengan kepadatan yang sangat tinggi, dimana semua bagian yang diperlukan

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah efektivitas pengelolaan perpustakaan sekolah pada SMA Negeri 4 Denpasar yang diukur dari empat komponen utama yaitu

Dalam film genre dapat diklasifikasikan dari sekelompok film yang memiliki karakter atau pola sama (khas) seperti setting, isi dan subjek cerita, tema, struktur cerita, aksi

Lowell dan Guilbert (1970) dalam Guilbert dan Park (1986) yang menyelidiki zona alterasi-mineralisasi deposit tembaga porfiri di San Manuel-Kalamazoo mencatat

Masalahnya disinipraktik gadaidenagn jaminan perhiasan kredit di pasara Wonosalm Demak, apabila penggadai tidak bisa melunasi atau menebus barang jaminanya maka