• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH AUDIT KOMUNIKASI EDUKATOR DAN MEDIA SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE MUSEUM MPU TANTULAR. Skripsi. Oleh :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH AUDIT KOMUNIKASI EDUKATOR DAN MEDIA SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE MUSEUM MPU TANTULAR. Skripsi. Oleh :"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

i PENGARUH AUDIT KOMUNIKASI EDUKATOR DAN MEDIA SOSIAL

TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE MUSEUM MPU TANTULAR

Skripsi

Oleh :

Fidelia Pratama Latuconsina NIM : 142022000074

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

2018

(2)

ii PENGARUH AUDIT KOMUNIKASI EDUKATOR DAN MEDIA SOSIAL

TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE MUSEUM MPU TANTULAR

Skripsi

“Disusun sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo”

Oleh :

Fidelia Pratama Latuconsina NIM : 142022000074

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

2018

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v HALAMAN PERSEMBAHAN

(6)

vi Dengan mengucap syukur Alhamdulillah dan atas dukungan serta doa yang dipanjatkan oleh orang-orang terkasih, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Dengan rasa bangga dan bahagia atas segala pencapaian, saya persembahkan tulisan skripsi ini kepada :

1. Allah SWT, karena dengan izin-Nya skripsi ini akhirnya terselesaikan tepat pada waktunya.

2. Kedua orang tua, yaitu Papa dan Mama yang senantiasa memberi semangat, dukungan dan doa untuk setiap langkah saya.

3. Suami dan kedua anak tercinta saya, Firstyan dan Frizqeeanda yang selalu memberikan dukungan. Terima kasih telah memberikan kehangatan dan semangat, sehingga saya bisa meraih gelar Sarjana Ilmu Komunikasi.

4. Adik – adik saya yang selalu memberikan semangat dan dukungan disaat saya merasa lelah dalam pengerjaan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen pembimbing, penguji dan pengajar yang selama ini telah memberikan jalan kebenaran atas segala kesalahan mahasiswa sehingga penelitian ini terselesaikan dengan baik.

6. Teman seperjuangan dari awal masuk kuliah hingga akhir semester Eni Suraiyah yang bersama-sama telah melewati segala rintangan yang menantang.

7. Genk Akper Putri Wijayanti, Lina Nur Azizah, Zulfa Raddina , Rotbatul Uliya dan Syafril Ade yang sama-sama berjuang hingga pencapaian ini.

(7)

vii Terima kasih atas kehadiran kalian yang telah mengisi masa perkuliahan dengan momen – momen yang lucu dan indah.

8. Dan teman-teman lainnya yang tak cukup jika disebutkan satu persatu atas semangat dan dukungan yang kalian berikan. Semoga pertemanan ini selalu terjalin dengan baik.

Sidoarjo, 6 Juli 2018

Fidelia Pratama Latuconsina

(8)

viii KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan karunia, rahmat dan hidayahNYA peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Audit Komunikasi Edukator dan Media Sosial Terhadap Keputusan Berkunjung Ke Museum Mpu Tantular sebagai syarat untuk meraih gelar kesarjanaan strata (S1) pada program studi Ilmu Komunikasi konsentrasi Public Relation di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Syukur alhamdulillah, segala kendala yang dihadapi dalam penulisan skripsi ini dapat dilewati dengan sebaik-baiknya dan peneliti menyadari skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih atas segala doa, dukungan, motivasi, bimbingan dan bantuan yang tak terhingga kepada :

1. Dr. Totok Wahyu Abadi, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

2. Nur Maghfirah Aestetika, M. Med. Kom selaku Kepala Program Studi Ilmu Komunikasi

3. Ainur Rochmaniah, M.Si selaku dosen pembimbing yang dengan sabar dab telaten dalam memberikan arahan dan masukan

4. Sadari, S.Sn selaku Kasie Preparasi dan Bimbingan Edukasi Museum Mpu Tantular yang selalu memberikan arahan dan informasi

5. Kedua orang tua, suami dan keluarga yang selalu mendoakan dan memberikan semangat untuk menyelesaikan penelitian ini

(9)

ix Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga peneliti dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi peneliti dan pihak yang berkepentingan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Sidoarjo, 6 Juli 2018

Fidelia Pratama Latuconsina

(10)

x ABSTRAK

Cara berkomunikasi adalah salah satu hal penting yang menentukan keberhasilan suatu pesan atau informasi tersampaikan dengan baik. Seperti halnya Museum Mpu Tantular yang memiliki edukator yang kredibel untuk menyampaikan informasi mengenai museum dan melaksanakan publikasi untuk mempromosikan museum kepada masyarakat. Kredibilitas edukator dalam berkomunikasi serta pengaplikasian publikasi melalui media sosial diharapkan mampu mempengaruhi keputusan berkunjung masyarakat ke Museum Mpu Tantular. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh audit komunikasi edukator dan media sosial terhadap keputusan berkunjung ke Museum Mpu Tantular. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif.

Teknik penganalisisan data menggunakan analisis regresi berganda dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui kuesioner yang disebar kepada 100 responden disertai wawancara sebagai pendukung kuesioner.

Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan audit komunikasi edukator dan media sosial berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan berkunjung ke Museum Mpu Tantular. Hasil uji secara parsial menunjukkan bahwa audit komunikasi edukator berpengaruh secara signifikan dengan hasil t- hitung sebesar 4,232 > t-tabel 1,984. Sedangkan media sosial dengan nilai t- hitung sebesar 2,554 > t-tabel 1,984 yang berarti bahwa X1 dan X2 berpengaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung ke Museum Mpu Tantular. Hasil penelitian menunjukkan bahwa audit komunikasi edukator paling berpengaruh pada keputusan berkunjung. Dengan mengembangkan kualitas komunikasi edukator, meningkatkan promosi melalui media sosial dan cepat tanggap dalam berinteraksi dengan pengikut akun media sosial dapat meningkatkan keputusan berkunjung masyarakat ke Museum Mpu Tantular.

Kata kunci : audit komunikasi, edukator, media sosial, keputusan berkunjung, Museum Mpu Tantular

(11)

xi ABSTRACT

How to communicate is one of the important things that determine the success of a message or information conveyed properly. Like the Mpu Tantular Museum which has credible educators to convey information about museums and carry out publications to promote the museum to the public. Educators' credibility in communicating and the application of publications through social media are expected to influence community visiting decisions to the Mpu Tantular Museum.

The purpose of this study was to determine how much influence the educator's communication audit and social media had on the decision to visit the Mpu Tantular Museum. The approach in this study is quantitative. Data analysis techniques using multiple regression analysis and data collection techniques used are through questionnaires distributed to 100 respondents accompanied by interviews as supporting questionnaires.

The results of the analysis show that simultaneous educator and social media communication audits significantly influence the decision to visit the Mpu Tantular Museum. The partial test results indicate that the educator's communication audit has a significant effect on the results of t-count of 4.232> t- table 1.984. While social media with a t-count value of 2.554> t-table 1.984 which means that X1 and X2 have a significant effect on the decision to visit the Mpu Tantular Museum. The results showed that the educator communication audit had the most influence on visiting decisions. By developing the quality of educator communication, increasing promotion through social media and responding quickly to interacting with followers of social media accounts can improve community visiting decisions to the Mpu Tantular Museum.

Keywords: audit communication, educator, social media, visiting decision, Mpu Tantular Museum

(12)

xii

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan ... i

Surat Pernyataan... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Halaman Persembahan ... iv

Kata Pengantar ... vi

Abstraksi ... viii

Daftar Isi... x

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Gambar ... xiv

Daftar Lampiran ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 13

2.2 Landasan Teori ... 16

2.2.1 Audit Komunikasi ... 16

2.2.2 Komunikator ... 18

2.2.3 Edukator ... 20

2.2.4 Edukator museum ... 20

2.2.5 Promosi ... 21

2.2.5.1 Media Online ... 22

2.2.5.2 Media Offline ... 31

2.2.5.3 Perbedaan Media Online dan Media Offline ... 31

2.6 Keputusan Berkunjung ... 32

2.3 Kerangka Konseptual... 36

2.4 Hipotesis Penelitian ... 37

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe dan Dasar Penelitian ... 38

3.2 Definisi Konseptual dan Operasional ... 38

(13)

xiii

3.2.1 Definisi Konseptual ... 38

3.2.2 Definisi Operasional ... 40

3.3 Lokasi Penelitian ... 42

3.4 Populasi dan Sampel ... 43

3.5 Teknik Sampling ... 44

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.7 Uji Hipotesis ... 45

3.8 Teknik Penganalisisan Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Variabel ... 49

4.1.1 Variabel (X1) ... 49

4.1.2 Variabel (X2) ... 53

4.1.3 Variabel (Y) ... 58

4.2 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 62

4.3 Karakteristik Responden ... 67

4.3.1 Berdasarkan Jenis Kelamin ... 67

4.3.3 Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 68

4.3.4 Berdasarkan Pengguna Media Sosial ... 68

4.4 Kategori Penilaian ... 69

4.5 Penganalisisan Data... 72

4.5.1 Pengujian Kualitas Data ... 72

A. Uji Validitas dan Uji Realibilitas ... 72

B. Uji Asumsi Klasik ... 75

1. Uji Normalitas ... 75

2. Uji Multikolinieritas ... 76

3. Uji Autokorelasi ... 77

4. Uji Heteroskedastisitas ... 78

C. Analisis Regresi Berganda ... 79

D. Analisis Korelasi ... 81

E. Pengujian Hipotesis ... 82

1. Pengujian Secara Simultan (Uji F) ... 82

2. Pengujian Secara Parsial (Uji T) ... 83

3. Uji Koefisien Determinan (R2) ... 85

4.6 Pembahasan ... 86

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 95

5.2 Saran ... 96

(14)

xiv DAFTAR PUSTAKA ... 98 LAMPIRAN……….100 BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

(15)

xv DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu... 14

Tabel 2.2.5.3 Perbedaan media online dan media offline ... 31

Tabel 4.1.1 Distribusi jawaban responden variabel X1 ... 49

Tabel 4.1.2 Distribusi jawaban responden variabel X2 ... 53

Tabel 4.1.3 Distribusi jawaban responden variabel Y ... 59

Tabel 4.2.1 Data karyawan Museum Mpu Tantular ... 66

Tabel 4.3.1 Karakteristik Responden berdasarkan jenis kelamin ... 67

Tabel 4.3.2 Karakteristik Responden berdasarkan usia ... 68

Tabel 4.3.2 Karakteristik Responden berdasarkan pengguna media sosial . 68 Tabel 4.5.1 Hasil uji validitas dan reliabilitas ... 73

Tabel 4.5.2 Hasil uji multikolinieritas ... 77

Tabel 4.5.3 Hasil uji autokorelasi ... 78

Tabel 4.5.4 Regresi linier berganda ... 80

Tabel 4.5.5 Analisis korelasi ... 81

Tabel 4.5.6 Hasil uji hipotesis simultan ... 82

Tabel 4.5.7 Hasil uji hipotesis parsial ... 83

Tabel 4.5.8 Koefisien korelasi ... 86

(16)

xvi DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1.1 Data jumlah pengunjung Museum Mpu Tantular 2013-2016 ... 4

Gambar 1.1.2 Data pengunjung Museum Mpu Tantular 2016 ... 5

Gambar 1.1.3 Profil Facebook Museum Mpu Tantular ... 7

Gambar 1.1.4 Profil Instagram Museum Mpu Tantular ... 7

Gambar 1.1.5 Profil Twitter Museum Mpu Tantular ... 8

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual ... 36

Gambar 4.5.1 Hasil uji normalitas ... 76

Gambar 4.5.2 Hasil uji heteroskedastisitas ... 79

(17)

xvii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner

Lampiran 2 Titik Presentase Distribusi t (df= 81 – 120) Lampiran 3 Hasil Hitung Kuisioner

Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6 Hasil Regresi Linier Berganda Lampiran 7 Berita Acara Bimbingan Skripsi Lampiran 8 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 9 Sertifikat

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan merupakan hal utama yang harus diperhatikan dalam setiap bidang usaha. Pelayanan yang baik adalah hal yang penting dalam menarik dan mempertahankan pelanggan, baik itu pelayanan dalam bentuk barang maupun jasa.

Salah satu tempat yang melakukan pelayanan dalam bentuk jasa adalah museum.

Museum mempunyai tugas untuk melayani kebutuhan masyarakat khususnya dalam bidang pendidikan, yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan kepada masyarakat melalui apa yang ada didalam museum tersebut. Museum, menurut UU RI No. 11 Tahun 2010 Pasal 18 adalah lembaga yang berfungsi untuk melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi berupa benda, bangunan, dan atau struktur yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya atau bukan cagar budaya, dan mengkomunikasikannya kepada masyarakat.

Salah satu museum di Indonesia adalah Museum Mpu Tantular yang terletak di kota Sidoarjo, Jawa Timur. Museum Mpu Tantular adalah sebuah museum negeri yang dikelola oleh pemerintah setempat, dengan jumlah pegawai sebanyak 48 orang.

Namun persepsi masyarakat bahwa museum adalah tempat penyimpanan barang kuno yang membosankan menyebabkan minimnya minat masyarakat mengunjungi museum. Menurut Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Kebudayaan Denpasar, Pitana, yang dikutip dari situs online

(19)

2 http://m.inilah.com edisi penayangan 15 Mei 2012 dan diakses pada 2 Januari 2018 yaitu ada beberapa empat sebab mengapa orang Indonesia jarang mengunjungi museum. Pertama, banyak yang menganggap bahwa museum adalah tempat menyimpan barang kuno yang hanya diminati oleh kalangan tua. Kedua, design museum yang terkesan seram dan menakutkan. Ketiga, petugas museum hanya memiliki perspektif yang konservasi dan preservasi, yaitu untuk melindungi dan memelihara aset museum. Dan keempat, museum belum menjadi wahana pembelajaran kecintaan terhadap bangsa.

Museum Mpu Tantular kerap mendapat kritik dari pengunjung, terutama mengenai pemandu museum (edukator) yang mendampingi pengunjung rombongan. Seperti yang dikutip dari www.dangerous81.blogspot.co.id edisi penayangan 14 agustus 2013 yang mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap pemandu museum Mpu Tantular, dimana dua kelas hanya dipandu oleh seorang edukator dengan peralatan pengeras suara yang standar sehingga suaranya tidak terjangkau oleh sebagian siswa dalam rombongan besar, juga kualitas suara dari pengeras suara pada saat penayangan film dokumenter yang kurang jelas.

Hal yang serupa diungkapkan oleh Josephine Phylicia dalam situs www.josephinephylicia.blogspot.co.id edisi 9 Juni 2017 yang di lihat pada 13 Desember 2017 yaitu “perlunya SDM yang cukup untuk melakukan penjagaan dan perawatan terutama di lantai 2, karena saat kesana tidak ditemukan seseorang pun yang memperhatikan koleksi terutama pada koleksi yang tulisannya “Do not touch!” dan CCTV yang kurang memadai sehingga pengunjung bisa bebas melakukan apa aja tanpa adanya aturan yang jelas”.

(20)

3 Dari wawancara singkat dengan Vikri, seorang guru Sekolah Dasar yang pernah melakukan kunjungan ke Museum Mpu Tantular bersama rekan sesama guru dan murid-muridnya pada Nopember 2017, menyatakan “saat saya dan sekolah saya berkunjung ke museum (Mpu Tantular), disana kami tidak ditemui oleh satu pun pemandu museum (edukator). Memang saat itu sepertinya museum akan mengadakan kegiatan, tapi kan kami selaku pengunjung juga berhak untuk didampingi dan diberikan informasi tentang museum, apalagi kami mengajak murid-murid yang seharusnya didampingi dan diberi pengetahuan mengenai sejarah dan budaya”.

Namun berbeda dengan komentar Cintya Linn yang dikutip dari www.jjwisata.blogspot.co.id edisi tayang 13 Mei 2017 yang menyatakan “Selain pemandangan yang indah, petugas-petugas museum Mpu Tantular juga ramah dan sopan saat melayani pengunjung yang terlihat ketika terdapat pengunjung lain yang datang dan petugas menjelaskan hal yang kurang dimengerti”.

Disampaikan oleh Sadari, S. Sn selaku Kasie Preparasi dan Bimbingan Edukasi Museum Mpu Tantular, yang dimaksud dengan Edukator adalah pegawai museum yang ahli dalam memandu pengunjung berkeliling museum. Tugasnya selain mendampingi juga memberi edukasi tentang seluk – beluk museum kepada pengunjung. Adanya edukator sebagai pemandu museum adalah sebagai salah satu fasilitas yang diberikan oleh museum, dengan harapan setelah mengunjungi museum pengunjung mendapatkan lebih banyak pengetahuan dan kepuasan dalam mendapatkan informasi seputar museum dan koleksinya. Sadari juga mengatakan bahwa hingga saat ini Museum Mpu Tantular belum memiliki Edukator yang

(21)

4 sesungguhnya, namun para pemandu masih tetap terus menjalani proses menuju tingkatan Edukator museum.

Dari uraian review pengunjung diatas yang merasa kurang puas setelah berkunjung ke Museum Mpu Tantular, maka dapat dikatakan bahwa pelayanan yang dilakukan oleh edukator Museum Mpu Tantular masih kurang maksimal, hal ini berkaitan dengan cara penyampaian pesan komunikasi dari edukator kepada pengunjung maupun kesiapan personil edukator saat menghadapi pengunjung.

Sedangkan komunikasi merupakan hal yang penting dalam proses berinteraksi, termasuk dalam bidang jasa. Adapun data jumlah pengunjung Museum Mpu Tantular adalah sebagai berikut :

Gambar 1.1.1

Sumber : Museum Mpu Tantular Sidoarjo

(22)

5

Gambar 1.1.2

Sumber : Museum Mpu Tantular Sidoarjo

Dari Gambar 1 diatas dapat dilihat jumlah pengunjung Museum Mpu Tantular sejak tahun 2013 hingga tahun 2017 cenderung stabil, dengan peningkatan dan pengurangan yang tidak signifikan. Sedangkan pada Gambar 2, dapat dilihat data pengunjung museum tahun 2017 berdasarkan Tri Wulan yang dibedakan atas jenis kelamin Laki-laki dan Perempuan, dengan perincian yaitu : Tri Wulan 1 (Laki-laki 7.015, Perempuan 8.780), Tri Wulan 2 (Laki-laki 4.578, Perempuan 6.008), Tri Wulan 3 (Laki-laki 4.200, Perempuan 5.679), Tri Wulan 4 (Laki-laki 8.256, Perempuan 11.148).

Menurut Hermawan, komunikasi dapat terjadi bila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan, sehingga komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya dan kemampuan penyesuaian dengan pihak yang diajak berkomunikasi (2012 : 4).

(23)

6 Menurut Shannon & Weaver, dalam Wiryanto, komunikasi merupakan suatu bentuk interaksi manusia yang saling berpengaruh satu sama lain, baik disengaja maupun tidak disengaja. Tidak hanya menggunakan bahasa verbal, tapi juga termasuk ekspresi muka, bentuk seni, lukisan, dan jenis teknologi (2004 : 7).

Komunikasi akan berjalan efektif jika memenuhi syarat komunikator menurut Ruben dan Stewart (1998 : 105) yaitu : memiliki kedekatan (proximity) dengan khalayak, mempunyai kesamaan dan daya tarik sosial dan fisik, kesamaan (similirity) merupakan faktor penting lainnya yang memengaruhi penerimaan pesan oleh khalayak, dikenal kredibilitasnya dan otoritasnya, dan pandai dalam cara penyampaian pesan.

Oleh karena itu, maka audit komunikasi bagi edukator museum Mpu Tantular perlu dilakukan. Audit komunikasi adalah kajian mendalam dan menyeluruh tentang pelaksanaan sistem komunikasi keorganisasian yang mempunyai tujuan meningkatakan efektivitas organisasi.

Untuk semakin menarik minat pengunjung museum, pihak pengelola Museum Mpu Tantular juga melakukan promosi melalui media sosial, yaitu suatu teknik promosi yang menggunakan akses internet secara online pada media berbagi. Adapun promosi online yang telah dilakukan oleh museum Mpu Tantular melalui media sosial antara lain melalui Facebook sejak Mei 2011, Twitter sejak Nopember 2011 dan Instagram sejak Januari 2017.

(24)

7 Gambar 1.1.3

Sumber : www.facebook.com/mpu.tantular.946, diakses 28 Februari 2018

Gambar 1.1.4

Sumber : www.instagram.com/mputantularjatim/ diakses 28 Februari 2018

(25)

8 Gambar 1.1.5

Sumber : www.twitter.com/MpuTantularJtm diakses 15 Maret 2018

Media sosial berpengaruh besar dalam pertumbuhan informasi dan bisnis dewasa ini. Menurut Tetra Pak Index dalam media online www.inet.detik.com edisi 27 September 2017 yang diakses pada 15 April 2018, tercatat lebih dari 106 juta orang Indonesia menggunakan media sosial tiap bulannya. Di mana 85% di antaranya mengakses sosial media melalui perangkat seluler. Sedangkan menurut hasil survei APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) seperti yang diungkapkan oleh Henri Kasyfi Soemartono selaku Sekretaris Jenderal APJII dalam media online www.ekonomi.kompas.com edisi 19 Februari 2018 yang diakses pada 15 April 2018, bahwa jumlah pengguna internet tahun 2017 mencapai 143,26 juta jiwa mencakup 54,68% dari total populasi Indonesia yang mencapai 262 juta orang. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2016 yang mencapai 132,7 juta jiwa, 58,08% pengguna internet berada di Pulau Jawa, dan 72,41% berada di kawasan perkotaan. Dari data diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan pengguna internet sangat pesat. Hal ini merupakan salah satu

(26)

9 faktor bagi organisasi maupun pelaku bisnis untuk gencar berpromosi melalui media online.

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa pengikut (follower) media sosial yang digunakan oleh Museum Mpu Tantular diatas masih sedikit. Hal ini mengindikasikan kurangnya minat masyarakat pengguna media sosial untuk mengikuti perkembangan Museum Mpu Tantular melalui akun media sosial tersebut, sehingga sedikit banyak turut mempengaruhi keputusan masyarakat untuk berkunjung ke Museum Mpu Tantular.

Penelitian yang dilakukan Lizzatul Farhatiningsih (2013) dengan hasil penelitian bahwa kinerja humas Setda Jawa Tengah belum efektif, karena kegiatan publisitas yang dilakukan belum ada perkembangan dan masih sama dari tahun ke tahun.

Penelitan lainnya dilakukan oleh Novita Ekasari (2014) dengan hasil penelitian BFI Finance harus mampu menjaring konsumen dengan jangkauan yang lebih luas dengan menggunakan media jejaring sosial sebagai sarana menjaring konsumen yang potensial bagi perusahaan.

Selain itu juga penelitian Puti Nuraini (2015) dengan hasil terdapat pengaruh antara kredibilitas Brand Ambassador band Noah dalam iklan Vaseline Men terhadap keputusan pembelian produk tersebut.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Dani Setiawan dan Titi Susilowati Prabawa (2017) menarik kesimpulan bahwa kerjasama dan kekompakan tim dalam mengelola museum sudah dilaksanakan dengan maksimal

(27)

10 serta strategi pemandu sudah cukup berhasil dalam menyampaikan informasi yang penting disampaikan kepada pengunjung.

Penelitian lainnya oleh Alfian Widyanto, Sunarti dan Edriana Pangestuti (2017) dengan hasil penelitian tingkat kepopuleran Hawai Waterpark masih perlu ditingkatkan lagi.

Melalui paparan singkat penelitian terdahulu diatas, peneliti menyimpulkan bahwa audit komunikasi perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja karyawan dan mengetahui sebuah program dapat berjalan dengan baik atau tidak dalam hal ini kinerja dan kredibilitas komunikasi seorang edukator Museum, juga mengetahui seefektif apakah media sosial yang digunakan oleh Museum Mpu Tantular dalam menarik minat pengunjung. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Audit Komunikasi Edukator dan Media Sosial Terhadap Keputusan Berkunjung Masyarakat Di Museum Mpu Tantular”, untuk mengetahui komunikasi yang dilakukan dan kredibilitas komunikasi edukator serta promosi Museum Mpu Tantular terhadap penerimaan informasi oleh pengunjung.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari review diatas, maka peneliti merumuskan masalaah dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana pengaruh audit komunikasi edukator dan media sosial terhadap keputusan berkunjung ke Museum Mpu Tantular secara simultan?

(28)

11 2. Bagaimana pengaruh audit komunikasi edukator dan media sosial terhadap

keputusan berkunjung ke Museum Mpu Tantular secara parsial?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh audit komunikasi edukator dan media sosial terhadap keputusan berkunjung ke Museum Mpu Tantular secara simultan

2. Mengetahui pengaruh audit komunikasi edukator dan media sosial terhadap keputusan berkunjung ke Museum Mpu Tantular secara parsial

1.4 MANFAAT PENELITIAN 1.4.1 Manfaat Teoretis

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi Ilmu Komunikasi yang berkaitan dengan Evaluasi Komunikasi atau Audit Komunikasi yang dilakukan oleh Edukator dan promosi melalui media sosial oleh Museum Mpu Tantular mulai tahap persiapan hingga hasil akhir. Penelitian ini juga bermanfaat pagi peneliti untuk mengeksplorasi lebih jauh ilmu yang didapat di bangku perkuliahan dan kemudian diaktualisasikan pada suatu karya ilmiah, sehingga diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi peneliti dan pembaca penelitian ini.

(29)

12 1.4.2 Manfaat Praktis

Dengan penelitian ini, diharapkan dapat memberi masukan, sumbangan pemikiran dan pertimbangan yang dapat bermanfaat dan berguna bagi pihak manajemen Museum Mpu Tantular terutama edukator dan promosi dalam mengevaluasi, meningkatkan efektivitas dan menjalankan pekerjaan di masa mendatang.

(30)

13 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian oleh Lizzatul Farhatiningsih (2013) tentang “Audit Media Relations Humas Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah Untuk Peningkatan Publisitas”

menghasilkan kesimpulan bahwa Humas sudah dapat memahami media relations.

Hanya saja pemahaman tersebut masih berfokus pada kepentingan yang ingin dicapai oleh Humas yaitu sekedar untuk mendapatkan publisitas di media massa. Selain itu, Dalam fokus dan sasaran kegiatan media relations, Humas belum menguasai keseluruhan maksud dan tujuan dilakukannya media relations.

Skripsi oleh Novita Ekasari dengan judul “Pengaruh Promosi Berbasis Sosial Media Terhadap Keputusan Pembelian Produk Jasa Pembiayaan Kendaraan Pada PT.

BFI Finance” (2014) menghasilkan kesimpulan yang menunjukkan bahwa promosi berbasis sosial media ini memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk pembiayaan pada PT. BFI Finance.

Sedangkan penelitian oleh Puti Nuraini dengan judul “Pengaruh Kredibilitas Brand Ambassador Band Noah Dalam Iklan Vaseline Men Terhadap Keputusan Membeli Produk” (2015) memberi kesimpulan bahwa kredibilitas Brand Ambassador sangat baik sehingga mempengaruhi keputusan anggota pria dari fans club Noah

“Sahabat Serang” dalam melakukan tindakan membeli produk Vaseline Men.

Adapun jurnal penelitian oleh Dani Setiawan dan Titi Susilowati Prabawa (2017) berjudul “Standar Kualitas Pemandu Museum Dalam Penyampaian Informasi

(31)

14 Kepada Pengunjung di Museum Borobudur“ menarik kesimpulan bahwa kerjasama dan kekompakkan tim dalam mengelola museum sudah dilaksanakan dengan maksimal serta strategi pemandu sudah cukup berhasil dalam menyampaikan informasi yang penting disampaikan kepada pengunjung.

Alfian Widyanto, Sunarti dan Edriana Pangestuti (2017) dengan penelitian tentang “Pengaruh E-WOM Di Instagram Terhadap Minat Berkunjung Dan

Dampaknya Pada Keputusan Berkunjung (Survei pada pengunjung Hawai Waterpark Malang)”, mendapatkan kesimpulan sebagai berikut : pemberian perhatian khusus pada pentingnya peran E-WOM bagi pemasaran dan penyebaran informasi, perlu adanya peningkatan kuantitas fasilitas, dan reward bagi reviewers.

JUDUL / TAHUN

NAMA PENELITI

METODE PENELITIAN /

TEKNIK SAMPLING / POPULASI DAN

SAMPEL

KESIMPULAN

Audit Media Relations Humas Sekretariat Daerah

Provinsi Jawa Tengah Untuk Peningkatan Publisitas / 2013

Lizzatul Farhatiningsih

Deskriptif kualitatif / Purpossive sampling / Pimpinan dan staf biro humas

Humas sudah dapat memahami media relations, hanya saja pemahaman tersebut masih berfokus pada kepentingan yang ingin dicapai oleh Humas yaitu sekedar untuk mendapatkan publisitas di media massa.

Selain itu, dalam fokus dan sasaran kegiatan media relations, humas belum menguasai

keseluruhan maksud

(32)

15

dan tujuan

dilakukannya media relations.

Pengaruh Promosi

Berbasis Sosial Media

Terhadap Keputusan Pembelian Produk Jasa Pembiayaan Kendaraan Pada PT. BFI Finance / 2014

Novita Ekasari

Kualitatif dan

kuantitatif / Probability sampling dan Simple random sampling / Konsumen PT. BFI Finance cabang Jambi

1. Promosi berbasis media sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk pembiayaan PT.

BFI Finance.

2. Variabel interactivity

berpengaruh paling dominan terhadap keputusan

pembelian

konsumen dalam menggunakan produk

pembiayaan PT.

BFI Finance.

Pengaruh Kredibilitas Brand Ambassador Band Noah Dalam Iklan Vaseline Men Terhadap Keputusan Membeli Produk / 2015

Puti Nuraini Kuantitatif / Sensus / Populasi 89 anggota fans club band Noah

“Sahabat Serang”

dan sampel 66 orang anggota fans club

“Sahabat Serang”

pria

1. Kredibilitas Brand Ambassador band Noah diategorikan sangat baik sehingga

mempengaruhi keputusan anggota fans club “Sahabat Serang” pria untuk melakukan

pembelian produk Vaseline Men.

2. Tindakan

keputusan membeli produk Vaseline Men oleh fans club pria “Sahabat Serang”

(33)

16 dikategorikan baik.

Standar Kualitas Pemandu Museum Dalam Penyampaian Informasi Kepada

Pengunjung di Museum Borobudur/

2017

Dani

Setiawan dan Titi

Susilowati Prabawa

Kualitatif / Purpossive sampling / Pemandu museum Borobudur

1. Kerjasama dan kekompakkan tim dalam mengelola museum sudah dilaksanakan dengan maksimal.

2. Strategi pemandu sudah cukup berhasil dalam menyampaikan informasi yang penting

disampaikan kepada pengunjung.

Pengaruh E-

WOM Di

Instagram Terhadap Minat Berkunjung Dan

Dampaknya Pada

Keputusan Berkunjung / 2017

Alfian Widyanto, Sunarti dan Edriana Pangestuti

Kuantitatif / Purposive sampling / 120

pengunjung

1. Pemberian

perhatian khusus pada pentingnya peran E-WOM bagi pemasaran dan penyebaran informasi

2. Perlu adanya peningkatan

kuantitas fasilitas 3. Perlu adanya

reward bagi reviewers

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 2. 2 LANDASAN TEORI

2.2.1 Audit Komunikasi

Menurut Hardjana (2000 :13), audit komunikasi adalah kajian mendalam dan menyeluruh tentang pelaksanaan sistem komunikasi keorganisasian yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan efektivitas organisasi. Alasan

(34)

17 pentingnya diadakan audit komunikasi adalah karena organisasi ingin mengetahui bagaimana sistem komunikasi yang sudah ditetapkan bagi organisasinya dilaksanakan untuk menghadapi situasi tertentu. Adapun tujuan pokok audit komunikasi antara lain :

A. Menentukan “lokasi” dimana kelebihan muatan informasi ataupun kekurangn muatan informasi terjadi berkaitan dengan topik-topik, sumber-sumber, dan saluran-saluran komunikasi tertentu.

B. Menilai kualitas informasi yang dikomunikasikan oleh dan/atau kepada sumber-sumber informasi.

C. Mengukur kualitas hubungan-hubungan komunikasi, secara khusus mengukur sejauh mana kepercayaan antarpribadi, dukungan, keramahan, dan kepuasan kerja karyawan secara keseluruhan dilaksanakan.

D. Mengenali jaringan-jaringan yang aktif-operasional untuk desas-desus, pesan- pesan sosial, dan pesan-pesan kedinasan; kemudian dibandingkan dengan jaringan komunikasi resmi atai jaringan yang dibentuk sesuai dengan bagan organisasi.

E. Mengenali sumber-sumber kemacetan arus informasi dan para penyaring informasi dengan memperbandingkan peran-peran komunikasi dalam praktek, seperti penyendiri, penghubung, anggota-anggota kelompok denga peran- peran yang seharusnya sebagaimana diharapkan oleh bagan organisasi dan uraian tugas.

(35)

18 F. Mengenali kategori-kategori dan contoh-contoh tentang pengalaman-

pengalaman dan peristiwa-peristiwa komunikasi yang tergolong positif ataupun tergolong negatif.

G. Menggambarkan pola-pola komunikasi yang terjadi pada tingkatan pribadi, kelompok, dan organisasi dalam berkaitannya dengan topik, sumber, saluran, frekuensi, jangka waktu dan kualitas interaksi.

H. Memberikan rekomendasi-rekomendasi tentang perubahan ataupun perbaikan yang perlu dilakukan berkaitan dengan sikap, perilaku, praktik-praktik kebiasaan, dan keterampilan yang didasarkan atas hasil analisis Audit Komunikasi.

Dari poin – poin diatas, yang menjadi landasan dalam penelitian ini adalah poin kedua (B), yaitu menilai kualitas informasi yang dikomunikasikan oleh dan/atau kepada sumber-sumber informasi.

Adapun saat yang tepat untuk mengadakan audit komunikasi menurut Hardjana (2000 : 20) adalah boleh dilakukan kapan saja, pada dan antara sepanjang garis penghubung antara dimensi persoalan dan perencanaan. Di satu pihak, audit komunikasi dilakukan bila muncul persoalan besar yang harus diselesaikan, namun dilain pihak audit komunikasi juga dibutuhkan untuk memperoleh gambaran pada saat kini yang dapat digunakan sebagai pangkal pengembangan perencanaan komunikasi.

2.2.2 Komunikator

Pengertian komunikator dalam Cangara (2009 : 85) adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalayak. Oleh sebab itu, komunikator juga disebut

(36)

19 sebagai pengirim, sumber, source atau encoder. Dalam komunikasi, komunikator merupakan pelaku utama yang memegang peran penting terutama dalam mengendalikan jalannya komunikasi. Sehingga, seorang komunikator harus terampil dalam berkomunikasi dan berdaya kreativitas tinggi.

Adapun syarat komunikator menurut Ruben dan Stewart (1998 : 105) yaitu :

1. Proximity, yaitu memiliki kedekatan (proximility) dengan khalayak. Perhatian pada pesan dipengaruhi oleh jarak seseorang dengan sumbernya, baik jarak secara fisik maupun sosial. Semakin dekat jarak maka akan semakin besar peluang untuk terpapar pesan tersebut.

2. Attractiveness, yaitu mempunyai kesamaan dan daya tarik fisik. Penampilan fisik seorang komunikator yang memiliki daya tarik, akan cenderung lebih mudah mendapat perhatian.

3. Kesamaan (similirity) merupakan faktor penting lainnya yang memengaruhi penerimaan pesan oleh khalayak. Kesamaan ini meliputi pendidikan, umur, latar belakang sosial, agama, gender, suku, kemampuan bahasa, minat dan lainnya.

4. Dikenal kredibilitasnya dan otoritasnya. Komunikator yang dipercaya memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas cenderung lebih diperhatikan dan pesan yang disampaikan diingat oleh khalayak.

5. Pandai dalam cara penyampaian pesan. Salah satu faktor penting dalam penyampaian informasi adalah gaya komunikator dalam menyampaikan pesan kepada khalayak.

(37)

20 2.2.3 Edukator

Edukator diambil dari bahasa Inggris yaitu educator, yang artinya seseorang atau hal yang mendidik, terutama guru, kepala sekolah, atau orang lain yang terlibat dalam merencanakan atau mengarahkan pendidikan, menurut www.dictionary.com yang diakses pada 4 januari 2018. Sedangkan menurut www.apaarti.com yang dipublikasikan pada 27 Desember 2017 da diakses pada 4 Januari 2018, edukator memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga edukator dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. Dan menurut Reni Ningsih dalam renicintasugianto.blogspot.co.id yang dipublikasikan pada 1 Maret 2012 dan diakses pada 4 Januari 2018, seorang edukator adalah pelaku perubahan, perangsang kecerdasan dan pendidik karakter. Edukator yang berkualitas selalu mengembangkan profesionalismenya secara penuh, dan seorang transformer, yaitu peubah yang mampu mengubah kualitas seseorang.

2.2.4 Edukator Museum

Karyawan atau petugas museum yang mendampingi pengunjung untuk berkeliling museum menyebut dirinya sebagai Edukator Museum. Menurut www.indrajayacreation.wordpress.com yang dipublikasikan pada 1 Desember 2014 dan diakses pada 4 Januari 2018, edukator museum termasuk dalam kategori Local Guide, yaitu pemandu wisata yang khusus memandu wisatawan pada suatu objek tertentu seperti museum. Tugas dan tanggung jawab edukator museum adalah memberi pengarahan dan keterangan kepada pengunjung

(38)

21 museum secara ekspresif sehingga pengunjung mengetahui bahwa masa kini tumbuh dan berkembang dari masa lampau.

Edukator museum adalah personal di garda terdepan yang berhadapan langsung dengan pengunjung, sehingga diharapkan selalu dapat menciptakan kesan yang positif dan mendalam, juga menjaga citra museum sebagai media edutainment (edukasi dan entertainment). Edukator museum adalah ujung tombak pelayanan museum yang menentukan kepuasan pengunjung. Sehingga dapat dikatakan museum harus didukung dengan keberadaan edukator museum yang berpenampilan menarik, santun, cerdas, dan dapat memberi kenyamanan bagi pengunjung.

Edukator museum juga dibekali dengan berbagai ilmu yang berkaitan dengan cara berpenampilan, cara berkomunikasi di depan publik, kepribadian, kepemimpinan, tata cara pemanduan, dasar-dasar psikologi dan pendidikan, agar citra museum di masyarakat diharapkan menjadi lebih baik serta informasi dan nilai-nilai kearifan budaya dapat tersampaikan dengan baik kepada masyarakat.

2.2.5 Promosi

Informasi adalah segala hal yang dapat mengurangi ketidakpastian atau keragu – raguan akan situasi tertentu. Bila tidak mendapatkan informasi yang cukup, maka gambaran tentang perusahaan akan tidak lengkap. Kegiatan menyampaikan atau menyebarkan informasi ini disebut kegiatan publikasi.

Publikasi berasal dari kata Publicare yang artinya untuk umum. Jadi publikasi adalah kegiatan mengenalkan perusahaan sehingga umum (publik dan

(39)

22 masyarakat) dapat mengenalnya (Kriyantono, 2008 : 39). Kegiatan publikasi memerlukan media penyampaian dan penerima pesan.

2.2.5.1 Media online

Menurut Henry Simamora dalam situs online www.garudacyber.co.id yang diterbitkan pada 13 Februari 2018 dan diakses pada 15 April 2018, media online adalah media yang mempublikasikan penjualan barang dan jasa dengan menggunakan teknologi elektronik yang dapat memudahkan para konsumen. Contoh dari media promosi online antara lain melalui media sosial, yaitu salah satu sarana komunikasi dengan memanfaatkan akses internet sebagai sarana penghubung dalam masyarakat dewasa ini.

Menurut www.kuliahmasakini.blogspot.co.id yang diterbitkan pada 13 Nopember 2015 dan diakses pada 15 April 2018, beberapa media sosial yang paling sering digunakan oleh masyarakat dewasa ini antara lain : a. Facebook

Facebook adalah sebuah situs web jejaring sosial populer yang didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang mahasiswa Harvard yang memungkinkan para pengguna dapat menambahkan profil dengan foto, kontak, ataupun informasi personil lainnya dan dapat bergabung dalam komunitas untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan pengguna lainnya.

(40)

23

 Ciri – ciri Facebook :

- Pengguna dapat membuat profil dilengkapi foto, daftar ketertarikan pribadi, informasi kontak, dan informasi pribadi lain.

- Pengguna dapat berkomunikasi dengan teman dan pengguna lain melalui pesan pribadi (messenger) atau umum dan fitur obrolan.

- Mereka juga dapat membuat dan bergabung dengan grup ketertarikan dan "halaman kesukaan" (dulu disebut "halaman penggemar" hingga 19 April 2010), beberapa di antaranya diurus oleh banyak organisasi dengan maksud beriklan, dan dapat digunakan untuk beriklan maupun maupun promosi tentang hal yang spesifik

- Untuk mencegah keluhan tentang privasi, Facebook mengizinkan pengguna mengatur privasi mereka dan memilih siapa saja yang dapat melihat bagian-bagian tertentu dari profil mereka.

- Situs web ini gratis untuk pengguna dan mengambil keuntungan melalui iklan.

- Facebook membutuhkan nama pengguna dan foto profil (jika ada) agar dapat diakses oleh setiap orang.

(41)

24 - Pengguna dapat mengontrol siapa saja yang dapat melihat informasi yang mereka bagikan, juga menemukannya melalui pencarian dengan memanfaatkan pengaturan privasi.

- Memiliki fitur tampilan foto profil yang dapat bergerak dengan format GIF.

- Pengguna dapat mempublikasikan rencana sebuah acara, mengundang pengguna lain untuk menghadirinya dan melacak siapa saja yang bersedia hadir dalam acara tersebut melalui fitur Events.

 Manfaat Facebook antara lain :

- Sebagai tempat untuk mencari teman, manfaat yang paling terasa adalah kita dapat menjumpai teman lama kita disini.

- Sebagai tempat belajar dan bermain, disamping untuk bermain, di facebook juga bisa digunakan untuk membagikan informasi dan mempelajari ilmu yang belum pernah kita temukan sebelumnya.

- Tempat diskusi, salah satu fitur di situs jejaring sosial ini adalah Group, yang berfungsi seperti forum. Anda bisa berdiskusi tentang apapun.

- Tempat promosi atau publikasi barang dan jasa, facebook memiliki fitur Page yang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan bisnis termasuk promosi secara online.

(42)

25 b. Twitter

Twitter adalah layanan jejaring sosial dan mikroblog daring yang memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan berbasis teks hingga 140 karakter, yang dikenal dengan sebutan kicauan (tweet), yang didirikan pada tahun 2006 oleh Jack Dorsey. Sejak diluncurkan pada bulan Juli 2006, Twitter telah menjadi salah satu dari sepuluh situs yang paling sering dikunjungi di Internet, dan dijuluki dengan "pesan singkat dari Internet." Di Twitter, pengguna tak terdaftar hanya bisa membaca kicauan, sedangkan pengguna terdaftar bisa mengirim kicauan melalui antarmuka situs web, pesan singkat (SMS), atau melalui berbagai aplikasi untuk perangkat seluler.

 Ciri – ciri Twitter :

- Kicauan (tweet) pengguna dapat terlihat oleh umum, namun pengguna dapat membatasi pengiriman kicauan hanya bagi pengikut mereka.

- Mengutamakan prinsip pengikut. Jika Anda memilih untuk mengikuti pengguna lain di Twitter, kicauan pengguna akan muncul secara kronologis terbalik di halaman utama Anda.

- Pengguna bisa berlangganan kicauan pengguna lain dengan cara mengikuti (follow) pengguna yang bersangkutan, dan pengguna yang mengikuti tersebut akan menjadi pengikut (followers) bagi pengguna yang diikutinya.

(43)

26 - Pengguna dapat mengelompokkan kicauan menurut topik atau jenis dengan menggunakan tagar (hashtag) – kata atau frasa yang diawali dengan tanda “#”.

- Tanda “@”, yang diikuti dengan nama pengguna, digunakan untuk mengirim atau membalas kicauan pada pengguna lain.

- Untuk mengunggah ulang kicauan pengguna lain dan membaginya pada pengikut sendiri, terdapat fitur retweet, yang dilambangkan dengan “RT”.

- Kapasitas kicauan yang ditetapkan dibatasi 280 karakter.

- Trending topics, adalah suatu topik bisa menjadi tren karena adanya upaya terpadu oleh pengguna, atau pun karena adanya suatu peristiwa yang mendorong orang untuk membicarakan satu topik tertentu dengan bantuan hashtag (#) yang diselipkan pada setiap tweet pengguna. Hashtag bertindak sebagai meta tag secara otomatis.

 Manfaat Twitter antara lain :

- Komunitas, di Twitter kita dapat menemukan banyak komunitas yang bisa berbagi informasi secara real time, mulai dari yang membicarakan teknologi, olahraga, kesehatan, cinta, dan lainnya.

- Menyebarkan ide. Jika menarik pasti banyak yang me-retweet.

(44)

27 - Membangun Personal Brand, Twitter menyediakan tempat bagi Anda untuk berbagi foto, tersambung ke website atau blog, serta ruangan untuk menelurkan ide-ide.

- Sebagai penghubung dengan perusahaan, karena biasanya setiap perusahaan memiliki admin Twitter khusus yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan pengguna.

c. Instagram

Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto dan video yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk pemilik Instagram sendiri. Satu fitur yang unik di Instagram adalah memotong foto menjadi bentuk persegi, sehingga terlihat seperti hasil kamera Kodak Instamatic dan polaroid. Hal ini berbeda dengan rasio aspek 4:3 yang umum digunakan oleh kamera pada peranti bergerak.

 Ciri – ciri Instragram :

- Sistem sosial di dalam Instagram adalah dengan menjadi mengikuti (follow) akun pengguna lainnya, atau memiliki pengikut Instagram (follower). Pengikut juga menjadi salah satu unsur yang penting, dan jumlah tanda suka dari para pengikut sangat mempengaruhi apakah foto tersebut dapat menjadi sebuah foto yang populer atau tidak.

(45)

28 - Komunikasi antara sesama pengguna Instagram sendiri dapat terjalin dengan memberikan tanda suka dan juga mengomentari foto-foto yang telah diunggah oleh pengguna lainnya.

- Foto yang telah diambil melalui aplikasi Instagram dapat disimpan di dalam iDevice tersebut.

- Penggunaan kamera melalui Instagram juga dapat langsung menggunakan efek-efek yang ada, untuk mengatur pewarnaan dari foto yang dikehendaki oleh sang pengguna. Ada juga efek kamera tilt-shift yang fungsinya adalah untuk memfokuskan sebuah foto pada satu titik tertentu. Setelah foto diambil melalui kamera di dalam Instagram, foto tersebut juga dapat diputar arahnya sesuai dengan keinginan para pengguna.

- Foto-foto yang akan diunggah melalui Instagram tidak terbatas atas jumlah tertentu, namun Instagram memiliki keterbatasan ukuran untuk foto. Ukuran yang digunakan di dalam Instagram adalah dengan rasio 3:2 atau hanya sebatas berbentuk kotak saja. Para pengguna hanya dapat mengunggah foto dengan format itu saja, atau harus menyunting foto tersebut terlebih dahulu untuk menyesuaikan format yang ada.

(46)

29 - Pada versi awalnya, Instagram memiliki 15 efek foto yang dapat digunakan oleh para pengguna pada saat mereka hendak menyunting fotonya.

- Seperti Twitter dan juga Facebook, Instagram juga memiliki fitur yang dapat digunakan penggunanya untuk menyinggung pengguna lainnya dengan manambahkan tanda arroba (@) dan memasukkan nama akun Instagram dari pengguna tersebut. Para pengguna tidak hanya dapat menyinggung pengguna lainnya di dalam judul foto, melainkan juga pada bagian komentar foto.

- Menggunakan "kata kunci" sebagai label dengan segala bentuk komunikasi yang bersangkutan dengan foto itu agar lebih mudah ditemukan dan sebagai ajang promosi foto pada Instagram.

- Geotagging, yaitu identifikasi metadata geografis dalam situs web ataupun foto yang muncul ketika para pengguna iDevice mengaktifkan GPS mereka di dalam iDevice mereka, sehingga dapat mendeteksi lokasi para pengguna Instagram tersebut berada.

- Dapat berbagi foto, para pengguna juga tidak hanya dapat membaginya di dalam Instagram saja, melainkan foto tersebut dapat dibagi juga melalui jejaring sosial lainnya seperti Facebook, Twitter, Foursquare,

(47)

30 Tumblr dan Flickr yang tersedia di halaman Instagram untuk membagi foto tersebut.

- Fitur tanda suka yang fungsinya sama dengan yang disediakan Facebook, yaitu sebagai penanda bahwa pengguna yang lain menyukai foto yang telah diunggah.

- Bila sebuah foto masuk ke dalam halaman popular, yang merupakan tempat kumpulan dari foto-foto popular dari seluruh dunia pada saat itu.

- Adanya peraturan pelarangan keras untuk foto-fotoyang mengandung unsur pornografi dan juga mengunggah foto pengguna lain tanpa meminta izin terlebih dahulu.

Bila ada salah satu foto dari akun yang terlihat sama oleh pengguna lainnya, makan pengguna tersebut memiliki hak untuk menandai foto tersebut dengan bendera atau melaporkannya langsung kepada Instagram.

 Manfaat Instagram :

- Pengguna dapat berbagi foto dan video kepada teman dengan berbagai pilihan filter. Terhitung 20 filter dapat dipilih untuk menampilkan hasil foto yang lebih baik dan kreatif.

- Tampilan yang menarik dan sederhana juga pilihan yang beragam menjadikan aplikasi ini portofolio untuk koleksi-koleksi foto pengguna.

(48)

31 - Sebagai sebuah media untuk mengunggah foto, salah satu kegunaan dari Instagram adalah sebagai ajang lomba fotografi dan promosi sebuah produk dengan menggunakan tanda label.

- Media untuk memberitahukan suatu kegiatan sosial dalam cakupan lokal ataupun mancanegara dan mempromosikan suatu organisasi.

2.2.5.2 Media Offline

Menurut Henry Simamora dalam situs online www.garudacyber.co.id yang diterbitkan pada 13 Februari 2018 dan diakses pada 15 April 2018, promosi offline adalah dimana produsen bertemu secara langsung untuk menawarkan barang ataupun jasa kepada konsumen sehingga menghasilkan proses tawar menawar hingga transaksi jual beli. Contoh media offline yang digunakan untuk promosi antara lain melalui televisi, media cetak, radio, billboard, baliho, banner, acara kegiatan dan lainnya.

2.2.5.3 Perbedaan Media Online dan Media Offline

Perbedaan Media Online Media Offline

Manfaat 1. Produsen lebih mudah untuk mempromosikan produk dan jasa kepada pelanggan yang jauh 2. Mengurangi biaya untuk

mengunjungi langsung konsumen

3. Konsumen dapat membeli produk atau jasa

1. Transaksi terjadi secara langsung dimana produsen dan konsumen bertemu.

2. Membuat konsumen lebih yakin untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan.

(49)

32 secara online tanpa repot

datang ke tokonya Biaya

Promosi

Lebih murah, hanya dengan membuat situs sendiri atau menyebarkan di situs-situs atau media sosial yang sudah ada.

Perlu dilakukan percetakan dan memperbanyak brosur, iklan dan juga butuh tenaga untuk menyebarkannya.

Luasnya jangkauan

promosi

Lebih luas dan tanpa batas wilayah karena setiap orang yang mempunyai internet bisa mengaksesnya.

Lebih sempit hanya wilayah yang dapat didatangi saja yang dapat dijangkau.

Tingkat kepercayaan

konsumen

Kadang menimbulkan ketidakyakinan

konsumen, karena kerap terjadi penipuan pada transaksi jual beli online.

Terlihat lebih meyakinkan karena konsumen dapat bertemu langsung dengan orang yang menawarkan produk.

Tabel 2.2.5.3

Perbedaan media online dan media offline

Sumber : www.garudacyber.co.id, diakses pada 15 April 2018

2.2.6 Keputusan Berkunjung

Keputusan berkunjung mengacu pada keputusan pembelian. Menurut Kotler (2002) keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah yang sudah dikenal oleh masyarakat. Amstrong dan Kotler (2003:224) menjelaskan proses pengambilan keputusan pembelian pada konsumen di bagi menjadi lima tahapan yaitu:

(50)

33 1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai pada saat pembeli telah mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Dalam sebuah kasus, rasa lapar dan haus dapat menjadi sebuah pemicu suatu kegiatan pembelian. Pada tahap ini pemasar perlu melakukan identifikasi keadaan sehingga dapat memicu timbulnya kebutuhan konsumen.

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Dalam tahap ini, pencarian informasi yang dilakukan oleh konsumen dibagi ke dalam dua level, yang pertama yaitu situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan informasi. Pada level ini orang akan mencari serangkaian informasi tentang sebuah produk.

Pada level kedua, konsumen mungkin akan masuk kedalam tahap pencarian informasi secara aktif melalui bahan bacaan, pengalaman orang lain, dan mengunjungi langsung untuk mempelajari suatu produk tertentu.

Yang dapat dijadikan perhatian pemasar dalam tahap ini adalah bagaimana caranya agar pemasar dapat mengidentifikasi sumber-sumber utama atas informasi yang didapat konsumen dan bagaimana pengaruh sumber tersebut terhadap keputusan pembelian konsumen selanjutnya. Menurut Kotler (2003:225) sumber utama yang menjadi tempat konsumen untuk

(51)

34 mendapatkan informasi dapat digolongkan kedalam empat kelompok, yaitu:

 Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga dan kenalan.

 Sumber komersial : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan ditoko.

 Sumber publik : media masa, organisasi penentu peringkat konsumen.

 Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk.

3. Evaluasi alternatif

Setelah mengumpulkan informasi, konsumen akan melakukan evaluasi alternatif terhadap beberapa merek dengan jenis produk yang sama. Pada tahap ini ada tiga konsep dasar yang membantu pemasar dalam memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen akan berusaha memenuhi kebutuhannya. Kedua, konsumen akan mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen akan memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan dan untuk memuaskan kebutuhan itu.

Atribut yang diminati oleh pembeli dapat berbeda-beda tergantung pada jenis produknya.

4. Keputusan Pembelian

Dalam melakukan evaluasi alternatif, konsumen akan mengembangkan sebuah keyakinan atas merek dan tentang posisi tiap merek berdasarkan masing-masing atribut yang berujung pada pembentukan citra merek. Selain itu,

(52)

35 pada tahap evaluasi alternatif konsumen juga membentuk sebuah preferensi atas merek-merek yang ada dalam kumpulan pribadi dan konsumen juga akan membentuk niat untuk membeli merek yang paling di sukai dan berujung pada keputusan pembelian.

Pada tahapan keputusan pembelian, konsumen dipengaruhi oleh dua faktor utama yang terdapat diantara niat pembelian dan keputusan pembelian yaitu:

a. Sikap orang lain, yaitu sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal. Pertama, intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai calon konsumen.

Kedua, motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain (Fisbhein, dalam Kotler 2003:227). Semakin gencar sikap negatif orang lain dan semakin dekat orang lain tersebut dengan konsumen, maka konsumen akan semakin mengubah niat pembeliannya. Keadaan sebaliknya, preferensi pembeli terhadap merek tertentu akan meningkat jika orang yang ia sukai juga sangat menyukai merek yang sama.

b. Faktor yang kedua adalah faktor situasi yang tidak terduga yang dapat mengurangi niat pembelian konsumen. Contohnya, konsumen mungkin akan kehilangan niat pembeliannya ketika ia kehilangan pekerjaannya atau adanya kebutuhan yang lebih mendesak pada saat yang tidak terduga sebelumnya.

(53)

36 Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda atau menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh risiko yang dipikirkan (Raymond, dalam Kotler 2003:228). Seperti jumlah uang yang akan dikeluarkan, ketidakpastian atribut dan besarnya kepercayaan diri konsumen.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidapuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Para pemasar harus memantau kepuasan pascapembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian.

Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari seberapa dekat harapan pembeli atas produk dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut.

Jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan, pembeli akan kecewa. Sebaliknya, jika kinerja produk lebih tinggi dibandingkan harapan konsumen maka pembeli akan merasa puas. Perasaan-perasaan itulah yang akan memutuskan apakah konsumen akan membeli kembali produk yang telah dibelinya dan memutuskan untuk menjadi pelanggan produk tersebut atau meerferensikan produk tersebut kepada orang lain.

2.3 KERANGKA KONSEPTUAL

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya penurunan jumlah pengunjung Museum Mpu Tantular berdasarkan data yang diperoleh empat tahun terakhir, yaitu tahun 2012 sampai 2016. Hal ini mengindikasikan adanya penurunan atau

(54)

37 kekurangan pada cara berkomunikasi edukator museum Mpu Tantular dan kurangnya sosialisasi media publikasi yang digunakan oleh Museum Mpu Tantular, sehingga peneliti merasa perlu diadakannya audit komunikasi untuk mengetahui kredibilitas dan efektivitas komunikasi edukator Museum Mpu Tantular. Adapun kerangka konseptual yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.3

Kerangka Konseptual Penelitian

2.4 HIPOTESIS PENELITIAN

H0 berarti tidak ada pengaruh audit komunikasi edukator dan media sosial terhadap keputusan berkunjung ke Museum Mpu Tantular Sidoarjo.

H1 berarti ada pengaruh audit komunikasi edukator dan media sosial terhadap keputusan berkunjung ke Museum Mpu Tantular Sidoarjo.

Edukator

Syarat komunikator yang baik : 1. Proximity

2. Attractiveness 3. Similarity

4. Dikenal kredibilitas dan otoritasnya 5. Pandai dalam penyampaian pesan

Keputusan Berkunjung

Media sosial

Online : Facebook Twitter Instagram

(55)

38 BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1 Tipe Dan Dasar Penelitian

Pada penelitian ini, jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan metode survei yag didukung oleh wawancara kepada responden.

Menurut Sugiyono (2003 : 14), penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Jenis penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme yang memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan bersifat sebab akibat.

Sedangkan metode survey, menurut Sudarto, merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur yang sama pada setiap orang, kemudian semua jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, dan dianalisis.

3.2 Definisi Konseptual dan Operasional

3.2.1 Definisi Konseptual

Menurut Singarimbun dan Sofyan (2001 : 121) definisi konseptual adalah pemaknaan dari konsep yang digunakan, sehingga memudahkan peneliti untuk mengoperasikan konsep tersebut di lapangan. Variabel merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian, karena peneliti dapat memperoleh kejelasan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

Menurut Kriyantono (2006:20) variabel adalah bagian empiris dari sebuah konsep atau konstruk, yang berfungsi sebagai penghubung antara dunia

(56)

39 teoretis dan dunia empiris. Variabel yang digunakan dalam penilitian ini antara lain :

A. Variabel bebas (X) 1. Audit komunikasi.

Menurut Andre Hardjana (2000 :13), audit komunikasi adalah kajian mendalam dan menyeluruh tentang pelaksanaan sistem komunikasi keorganisasian yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan efektivitas organisasi. Dalam penelitian ini audit komunikasi mengarah pada kredibilitas edukator, dengan mengacu pada syarat menjadi komunikator yang baik, antara lain :

 Proximity, yaitu memiliki kedekatan (proximility) dengan khalayak.

 Attractiveness, yaitu mempunyai kesamaan dan daya tarik fisik.

 Kesamaan (similirity) meliputi pendidikan, umur, latar belakang sosial, agama, gender, suku, kemampuan bahasa, minat dan lainnya.

 Dikenal kredibilitasnya dan otoritasnya.

 Pandai dalam cara penyampaian pesan.

2. Media sosial

Media sosial yaitu salah satu sarana komunikasi dengan memanfaatkan akses internet sebagai sarana penghubung dalam masyarakat dewasa ini, seperti Facebook, Twitter dan Instagram.

B. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan berkunjung ke Museum Mpu Tantular. Keputusan berkunjung mengacu pada keputusan

(57)

40 pembelian, yaitu tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah yang sudah dikenal oleh masyarakat (Kotler, 2002)

3.2.2 Definisi Operasional

Definisi operasional, menurut Singarimbun dan Sofyan (1989 : 46) adalah petunjuk tentang bagaimana suatu variabel dalam suatu penelitian, maka seseorang dapat mengetahui suatu variabel yang akan diteliti pada penelitian itu. Dalam penelitian ini, audit komunikasi dilakukan untuk mengetahui komunikasi dan kredibilitas edukator Museum Mpu Tantular, yang terdiri dari :

1. Proximity, yaitu memiliki kedekatan dengan khalayak secara fisik maupun sosial. Kedekatan fisik adalah jarak antara edukator dan pengunjung saat berinteraksi atau melakukan komunikasi adalah tidak berjauhan. Kedekatan sosial dimaksudkan adanya hubungan sosial yang terjadi sebelum pertemuan antara edukator dan pengunjung.

2. Attractiveness, yaitu mempunyai daya tarik fisik. Seorang edukator jika memiliki fisik dan penampilan yang menarik, rapi dan wangi akan membuat pengunjung tertarik dan lebih mudah untuk menerima informasi secara detail.

3. Kesamaan (similirity) meliputi pendidikan, umur, latar belakang sosial, agama, gender, suku, kemampuan bahasa, minat dan lainnya. Adanya

(58)

41 kesamaan latar belakang membuat pengunjung lebih nyaman dalam berkomunikasi dengan komunikator.

4. Dikenal kredibilitasnya dan otoritasnya. Hal ini berpengaruh juga bagi pengunjung untuk dapat lebih mudah menerima pesan dan informasi dari edukator, karena dianggap dapat dipercaya dan informasi yang disampaikan dapat dipertanggung jawabkan.

5. Pandai dalam cara penyampaian pesan. Menurut Robert Norton (1983), beberapa gaya yang digunakan oleh komunikator antara lain :

a. Gaya komunikasi dominan, yaitu komunikasi yang ditandai dengan sering berbicara, mendominasi dan sering mengambil alih dalam berbicara. Komunikator dengan gaya ini biasanya memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi.

b. Gaya komunikasi drama, yaitu komunikator menggabungkan teknik fisik dan verbal dalam menciptakan kinerja pesan, biasanya dilakukan untuk mengisahkan cerita maupun melakukan lelucon.

c. Gaya komunikasi perdebatan, mirip dengan gaya dominan, komunikator bertipe argumentatif.

d. Gaya komunikasi animasi, lebih menggunakan bahasa tubuh daripada komunikasi verbal, sering menggunakan ekspresi wajah dan gerakan tangan serta gerakan tubuh dalam menyampaikan informasi.

e. Gaya komunikasi meninggalkan kesan, hal ini sangat bergantung pada kesan yang terbentuk dari komunikator pada penerma pesan.

(59)

42 f. Gaya komunikasi santai, komunikator tenang dalam berinteraksi bahkan dalam situasi stres sekalipun sehingga sikap ini meberikan jaminan bagi penerima pesan untuk tidak cemas dan merasa nyaman.

g. Gaya komunikasi perhatian, komunikator menjadi pendengar yang baik dan memberi kepastian pada lawan bicara bahwa mereka sedang didengarkan, sehingga mitra komunikasi dapat lebih membuka diri kepada mereka.

h. Gaya komunikasi terbuka, komunikator tidak takut mengungkapkan pikaran dan emosinyadan membiarkan orang lain tahu tentang perasaannya.

i. Gaya komunikasi bersahabat, komunikator bersikap ramah dan memiliki efek positif terhadap penerima pesan, mereka menggunakan bahasa tubuh dan verbal untuk menguatkan citra diri bahwa mereka adalah pribadi yang ramah.

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Museum Mpu Tantular yang terletak di kota Sidoarjo, Jawa Timur. Peneliti memilih Museum Mpu Tantular karena museum ini adalah satu-satunya museum yang berada di Kota Sidoarjo dan memiliki koleksi benda bersejarah yang cukup banyak serta beragam. Letaknya yang di tengah kota Sidoarjo dan mudah dijangkau, namun belum cukup meningkatkan minat pengunjung untuk tertarik melihat dan mempelajari benda bersejarah.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan definisi-definisi, maka dapat dinyatakan bahwa intellectual capital merupakan suatu aset yang dimiliki oleh perusahaan berkaitan dengan pengetahuan dan

Personal Area Network (PAN) adalah jaringan komputer personal atau pribadi yang digunakan untuk komunikasi antara komputer perangkat (termasuk telepon

[r]

Kedudukan Meja Dalam Dewan Peperiksaan : B10 - UITM KAMPUS DENGKIL. P5 SENARAI KELAS PELAJAR MENGIKUT KURSUS

Secara umum keempat faktor di atas yaitu faktor umur, faktor pengalaman kerja, pendidikan fonnal dan tingkat upah dari analisa regresi sesuai dengan hipotesis

Setelah diketahui hasil belajar siswa sesudah dan sebelum diterapkan strategi practice rehearsal pairs (Praktek berpasangan) di kelas II Madrasah Ibtidaiyah Daarul

[r]