• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRACT. Keywords: Perception, Motivation, Nursing Documentation

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ABSTRACT. Keywords: Perception, Motivation, Nursing Documentation"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT TENTANG KEBIJAKAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN GANDA (MANUAL

DAN ELEKTRONIK) DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT AISYIYAH BOJONEGORO

1Choeroh Ummah, 2Sudalhar

ABSTRACT

Electronic documentation is a new method that is modern and more practical, but not all nurses have a positive perception of these methods because the method was convused and causes work motivation varied so that the workload of nurses is increasing and unoptimal in doing documentation. The research objective was to analyze the relationship the nurse's perception about policy implementation nursing care documentation (manual and electronic) with nurses work motivation.

The study design was cross-sectional method. The study population of nurses in the Bir Ali and nursery RS Aisiyah Bojonegoro 2015. Samples taken as many as 34 people using simple random sampling method. The research data were taken using a questionnaire. Once tabulated data that is analyzed using Spearman Rank correlation test with significance level of 0.05.

The results showed respondents who have a negative perception to the policy documentation is about 52.9% and respondents who have a strong motivation to 52.9%. While the results of the statistical test there is a relationship between the perception of nurses about hospital policies with the motivation of nurses with significance value of 0.000 is smalless than 0.05.

Based on the results of this study, the need for a gradual socialization and training in particular about electronic askep so as to improve the understanding and eventually become a positive perception and nurses working motivation increases.

Keywords: Perception, Motivation, Nursing Documentation

Pendahuluan

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah berdampak pada dokumentasi keperawatan. Akhir-akhir ini selain pendokumentasian secara manual di beberapa rumah sakit di Indonesia telah banyak diterapkan pendokumentasian proses keperawatan secara elektronik. Di RS Aisyiyah selain pendokumentasian manual juga diterapkan pendokumentasian elektronik. Dengan diterapkannya kebijakan tersebut secara tidak langsung akan berdampak pada motivasi kerja perawat.

Motivasi ini erat hubunganya dengan perilaku dan prestasi kerja. Hal ini memberi arti bahwa semakin banyak motivasi seorang dalam melakukan pekerjaannya maka makin baik pula prestasi kerjanya, ataupun sebaliknya. Pemberian motivasi

haruslah diarahkan untuk mencapai tujuan (Hamzah, 2012).

Metode elektronik yang digunakan akan menimbulkan kebingungan dari perawat yang akan menyebabkan motivasi kerja bervariatif. Ada yang mempunyai motivasi kerja tinggi dan ada yang motivasi kerja rendah (penurunan semangat kerja).

Tetapi bagi kebanyakan perawat dengan adanya metode baru tersebut akan membuat beban kerja semakin bertambah yang mengakibatkan motivasi kerja berkurang.

Penggunaan metode pendokumentasian asuhan keperawatan ganda ini menyebabkan beban kerja perawat meningkat sehingga produktifitas kerja perawat semakin menurun dan tidak

optimal dalam melakukan

pendokumentasian.

(2)

Data penelitian motivasi kerja perawat di RSAL Ramelan tahun 2012 yang menggunakan metode manual didapatkan hasil motivasi kerja yang baik sebagian besar (55,56%) mempunyai kinerja yang baik, begitu juga perawat yang motivasi kerjanya tidak baik sebagian besar (64,29%) kinerjanya tidak baik pula (Elisa, 2013). Sedangkan dari penelitian lain di RS Siloang Hospital Surabaya tahun 2015 menunjukan bahwa perawat yang melakukan pendokumentasian asuhan keperatan elektronik mengalami motivasi kurang (49,10%), motivasi sedang (20,53%) sedangkan perawat yang motivasinya baik (29,76%) (Elisa, 2013).

Berdasarkan survey awal dari sebagain perawat diruang Bir ‘Ali mereka cenderung kebingungan dan kurang fokus terhadap pekerjaan. Berdasarkan wawancara awal yang di lakukan pada sebagian perawat di Rumah sakit Aisyiyah Bojonegoro 50%

perawat mengatakan bahwa mereka kurang bersemangat bekerja dan mengganggap pendokumentasian askep elektronik sebagai beban pekerjaan baru dan mereka malas dalam melakuakn pendokumentasian.

Sedangkan 20% perawat tetap bersemangat melaksanakan pendokumentasian askep elektronik dan mereka mempunyai motivasi yang tinggi dalam melakukan dokumentasi elektronik karena mereka menganggap lebih praktis dan 30% yang lain masih kebingungan dengan askep elektronik dan malas dalam mendokumentasian askep elektronik sehingga motivasi dalam pendokumentasian sangat kurang.

Berdasarkan data di atas dapat kita simpulkan bahwa tidak semua perawat bisa menerima kebijakan rumah sakit dalam pendokumentasian asuhan keperawatan ganda tersebut, hal ini dikarenakan masih rendahnya penerimaan terhadap perubahan sistem pendokumentasian.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi perawat terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan diukur dari aspek motivasi intrinsik : umur, pendidikan, status kepegawaian dan gaji sedangkan motivasi ekstrinsik: rekan kerja, kepemimpinan kepala ruangan dan jumlah pasien. Sedangkan penilaian motivasi perawat dapat dilihat dari beban kerja

perawat yang meliputi 3 aspek yakni fisik, psikologis/mental dan penggunaan waktu.

Aspek fisik berkaitan dengan tugas pokok, tugas tambahan, serta jumlah pasien yang dirawat. Aspek psikologis berkaitan dengan hubungan interpersonal antara perawat dengan perawat lainnya, kepala ruangan dan pasien. Aspek waktu kerja berkaitan dengan alokasi waktu yang digunakan untuk melakukan tugasnya setiap hari (Irwady, 2007). Seorang perawat bertugas memberi pelayanan keperawatan (asuhan keperawatan) dan harus bersiaga secara terus menerus terhadap kondisi pasien di rumah sakit. Selain tugas pokok tersebut, perawat juga melakukan tugas tambahan lainnya seperti administrasi pasien, melaksanakan tugas sebagai tim ambulance 118 dan lain-lain. Sehingga disini dapat dikatakan bahwa perawat mempunyai beban kerja yang berat dilihat dari segi jam kerja yang panjang dan juga jenis-jenis tugas keperawatan yang harus dilakukan (Sari, 2012). Perawat yang mempunyai persepsi baik tentang dokumentasi keperawatan juga sangat diperlukan untuk menghasilkan dokumentasi keperawatan yang berkualitas, dimana persepsi itu sendiri dipengaruhi oleh faktor ekternal yaitu kontras, perubahan intensitas, pengulangan, sesuatu yang baru dan menjadi perhatian masyarakat juga faktor internal yaitu pengalaman, harapan, kebutuhan, motivasi, emosi, budaya (Notoatmodjo, 2011). Semakin bersemangat dan mempunyai motivasi tinggi maka dokumentasi yang dihasilkan akan semakin baik, tetapi bagi yang motivasi kurang akan menghasilkan dokumentasi yang asal jadi dan tidak berkualitas.

Motivasi sangat diperlukan perawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan, karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah perlu adanya sosialisai secara bertahap dan evaluasi motivasi perawat secara berkala dan memberikan dorongan kepada perawat bahwa dokumentasi model elektronik

(3)

merupakan metode baru yang perlu dikembangankan sehingga rumah sakit mempunyai nilai lebih. Setiap unit keperawatan mempunyai upaya untuk menyeleksi model untuk mengelola asuhan keperawatan berdasarkan kesesuaian antara

ketenagaan, sarana, dan prasarana, dan kebijakan rumah sakit (Nursalam, 2013).

Selain itu perlu memberikan pelatihan khusus kepada perawat tentang pendokumentasian model elektronik.

Metode Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan desain analitik korelasi yaitu bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antar variabe ( Nursalam, 2008 ).

Dengan pendekatan cross sectional yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan atau melakukan pemeriksaan status paran dan status penyakit pada titik yang sama. Penelitian ini umumnya dilakukan pada hubungan penyebab dan

kejadian penyakit yang relatif pendek (Hidayat, 2009).

Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh perawat di ruang Bir’Ali dan Ruang Anak Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro sebesar 38 perawat. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian perawat di ruang Bir’Ali dan Ruang Anak Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro sebesar 34 perawat.

Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Data Umum

1) Karakteristik umur responden

Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan umur di ruang Bir’ali dan Anak RS Aisyiyah Bojonegoro tahun 2015

No Umur Responden Prosentase (%) 1.

2.

3.

4.

20-25 26-30 31-35

>36

5 15 12 2

14,71 44,10 35,30 5,89

Jumlah 34 100,00

Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa kurang dari sebagian responden berumur 26-30 tahun yaitu 15 orang (44,10%) dan kurang dari sebagian berumur >36 tahun yaitu sebanyak 2 orang (5,89%).

2) Karakteristik berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di ruang Bir’ali dan Anak RS Aisyiyah Bojonegoro tahun 2015

No Jenis

Kelamin Responden Prosentase (%) 1.

2.

Laki-laki Perempuan

8 26

23,53 76,47

Jumlah 34 100,00

Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 26 orang (76,47%) dan kurang dari sebagian responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 8 orang (23,53%).

3) Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir

Tabel 4.3 Distribusi responden berdasarkan pendidikan terakhir di ruang Bir’ali dan Anak RS Aisyiyah Bojonegoro tahun 2015

No Pendidikan

terakhir Responden Prosentase (%) 1.

2.

3.

Sarjana DIII SPK

16 18 0

47,06 52,94 0,0

Jumlah 34 100,00

Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa lebih dari sebagian responden berpendidikan DIII Keperawatan sebanyak 18 orang (52,94%) dan kurang dari sebagian responden berpendidikan sarjana sebanyak 16 orang (47,06%).

4) Karakteristik responden berdasarkan status perkawinan

Tabel 4.4 Distribusi responden berdasarkan status perkawinan di ruang

(4)

Bir’ali dan Anak RS Aisyiyah Bojonegoro tahun 2015

No Status

perkawinan Responden Prosentase (%) 1.

2.

Menikah Belum menikah

31 3

91,18 8,82

Jumlah 34 100,00

Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden berstatus menikah sebanyak 31 orang (91,18%) dan kurang dari sebagian responden berstatus belum menikah sebanyak 3 orang (8,82%).

5) Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja

Tabel 4.5 Distribusi responden berdasarkan lama bekerja di ruang Bir’ali dan Anak RS Aisyiyah Bojonegoro tahun 2015

No Lama

bekerja Responden Prosentase (%) 1.

2.

3.

4.

>4 tahun 3 tahun 2 tahun

<1 tahun

21 8 3 2

61,76 23,53 8,83 5,88

Jumlah 4 100,00

Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa lebih dari sebagian responden telah bekerja >4 tahun sebanyak 21 orang (61,76%) dan kurang dari sebagian responden telah bekerja <1 tahun sebanyak 2 orang (5,88%).

Data Khusus

1) Persepsi Perawat Tentang Kebijakan Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Ganda (Manual Dan

Elektronik) di Ruang Bir’ali dan Anak RS ’Aisyiyah Bojonegoro.

Tabel 4.6 Distribusi Persepsi Perawat Tentang Kebijakan Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Ganda (Manual Dan Elektronik) di ruang Bir’ali dan Anak RS Aisyiyah Bojonegoro tahun 2015.

No Persepsi Responden Prosentase (%) 1.

2.

Positif Negatif

16 18

47,06 52,94

Jumlah 34 100,00

Berdasarkan tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa lebih dari sebagian responden mempunyai persepsi negatif sebanyak 18 orang (52,94%) dan kurang dari sebagian responden mempunyai persepsi positif sebanyak 16 orang (47.06%).

2) Motivasi kerja perawat

Tabel 4.7 Distribusi motivasi kerja perawat di ruang Bir’Ali dan Anak RS Aisyiyah Bojonegoro tahun 2015.

No Motivasi Responden Prosentase (%) 1.

2.

3.

Kuat Sedang Lemah

18 15 1

52,94 44,12 2,94

Jumlah 34 100,00

Berdasarkan tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa lebih dari sebagian responden memiliki motivasi kerja kuat sebanyak 18 orang (52,94%) dan motivasi sedang sebanyak 15 orang (44,12%) dan kurang dari sebagian responden memiliki motivasi kerja lemah sebanyak 1 orang (2,94%).

3) Tabulasi silang Persepsi Perawat Tentang Kebijakan Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Ganda (Manual Dan Elektronik) Dengan Motivasi Kerja Perawat

Tabel 4.8 Tabulasi silang Persepsi Perawat Tentang Kebijakan Pelaksanaan

Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Ganda (Manual Dan Elektronik) Dengan Motivasi Kerja Perawat di ruang Bir’ali dan Anak RS Aisyiyah Bojonegoro tahun 2015.

No Persepsiperawat

Motivasi perawat Total

Kuat Sedang Lemah

N % N % N % N %

1. Positif 16 47,06 0 0 0 0 16 47,06

2. Negatif 2 5,88 15 44,12 1 2,94 18 52,94

Jumlah 18 52,94 15 44,12 1 2,94 34 100

Pada tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa dari seluruh responden yang mempunyai persepsi positif sebanyak 16 orang (47,06%) memiliki motivasi kuat, sedangkan kurang dari

(5)

sebagian responden yang mempunyai persepsi negatif sebanyak 1 orang (2,94%) memiliki motivasi kerja yang lemah

.

Pembahasan

1) Persepsi Perawat Tentang Kebijakan Pelaksanaan Pendokumentasian Askep Ganda

Hasil penelitian pada tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa lebih dari sebagian responden mempunyai persepsi negatif tentang kebijakan pelaksanaan pendokumentasian askep ganda sebanyak 18 orang (52,94%) dan kurang dari sebagian responden mempunyai persepsi positif tentang

kebijakan pelaksanaan

pendokumentasian askep ganda sebanyak 16 orang (47.06%).

Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan bahwa nilai terendah adalah anggapan responden tentang kebijakan pendokumentasian manual dan elektronik yang merepotkan dan kurang efektif.

Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia, melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa dan pencium (Slameto, 2010). Persepsi seseorang berbeda antara satu dengan yang lain.

Hal ini sesuai dengan teori Robbins (2006) bahwa persepsi adalah proses yang digunakan individu mengelola dan menafsirkan kesan.

Indera mereka dalam rangka memberikan makna kepada lingkungan mereka. Meski demikian apa yang dipersepsikan seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang obyektif.

Dari hasil penelitian pada perawat diruang Bir Ali dan ruang Anak RS Aisyiyah Bojonegoro menunjukkan lebih dari sebagian perawat mempunyai persepsi negatif. Hal ini dikarenakan pendokumentasian manual dan

elektronik menambah pekerjaan baru bagi perawatdan metode ganda ini dirasa kurang efektif serta menambah beban kerja perawat. Selain itu metode elektronik adalah metode baru yang perlu dipelajari sehingga tidak menimbulkan kebingungan dan menghasilkan dokumentasi perawat yang maksimal. Hal ini dapat berdampak pada pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan.

Perawat yang memiliki persepsi negatif tentang kebijakan pendokumentasian ganda akan menghasilkan dokumentasi askep yang asal-asalan dan tidak berkualitas. Selain itu perawat hanya akan terfokus pada dokumentasi keperawatan sehingga pasien kurang diperhatikan. Oleh sebab itu perlu adanya sosialisasi secara bertahap dan pelatihan-pelatihan khusus tentang askep elektronik sehingga dapat meningkatkan persepsi perawat tentang kebijakan pengisian pendokumentasian asuhan keperawatan.

2) Motivasi Kerja Perawat

Hasil penelitian pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa lebih dari sebagian responden memiliki motivasi kerja kuat sebanyak 18 orang (52,94%) dan kurang dari sebagian responden memiliki motivasi kerja lemah sebanyak 1 orang (2,94%), dengan ditunjang data umum dari tabel 4.1 menunjukkan kurang dari sebagian responden berumur 26-30 tahun sebanyak 15 orang (44,10%) dan tabel 4.5 menunjukkan lebih dari sebagian responden telah bekerja lebih dari 4 tahun sebanyak 21 orang (61,76%). Dari hasil kuesioner didapatkan hasil tertinggi tentang pelaksanaan dokumentasi askep adalah tugas dan tanggung jawab perawat.

Pengalaman dalam bekerja

merupakan hal yang dapat memicu

(6)

motivasi. Seseorang yang baru beberapa tahun bekerja sudah mencapai kesuksesan tentu memiliki motivasi yang berbeda dengan seseorang yang telah memiliki pengalaman beberapa tahun baru sukses. Disamping itu hubungan yang harmonis antar sesama rekan kerja dapat menciptakan suasana kerja yang menyenangkan. Hubungan kerja yang baik dan harmonis antar atasan dan bawahan sangat penting untuk menjalin hubungan baik dalam bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama (Sayuti, 2006). Faktor yang dapat mempengaruhi motivasi adalah faktor fisik, faktor herediter (lingkungan dan kematangan atau usia), faktor intrinsik seseorang, faktor fasilitas (sarana dan prasarana), situasi dan kondisi, program dan aktivitas, audio visual dan umur (Rusmi, 2008).

Dari hasil penelitian menunjukkan motivasi kerja perawat masuk dalam kategori kuat. Hal ini didasari karena dokumentasi keperawatan adalah tugas dan tanggungjawab perawat yang harus dikerjakan. Motivasi perawat juga dipengaruhi oleh hubungan yang baik sesama karyawan serta banyaknya kesempatan yang diberikan atasan untuk melakukan pekerjaan dan lama bekerja yang relatif lama (pengalaman).

Pengalaman kerja yang lebih banyak akan meningkatkan pengetahuan, skill dan memberikan motivasi perawat untuk memberikan pelayanan yang lebih baik sehingga bisa memberikan kepuasan bagi pasien rumah sakit.

Selain itu, kondisi lingkungan yang nyaman dan kondusif serta sarana dan prasarana yang disediakan rumah sakit juga mempengaruhi motivasi perawat dalam bekerja.

3) Hubungan Persepsi Perawat Tentang Kebijakan Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Ganda (Manual Dan

Elektronik) Dengan Motivasi Kerja Perawat.

Hasil penelitian pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa seluruh responden yang mempunyai persepsi positif sebanyak 16 orang (47,06%) memiliki motivasi kuat, sedangkan kurang dari sebagian responden yang mempunyai persepsi negatif sebanyak 1 orang (2,94%) memiliki motivasi kerja yang lemah dan kurang dari sebagian responden yang lain yang mempunyai persepsi negatif sebanyak 2 orang (5,88%) memiliki motivasi kuat. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil uji statistic dengan spearman rho didapatkan hasil signifikan p = 0,00 lebih kecil dari 0,05 yang artinya H

1

diterima, sehingga ada hubungan persepsi perawat tentang kebijakan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan ganda (manual dan elektronik) dengan motivasi kerja perawat di ruang Bir Ali dan Ruang Anak RS Aisyiyah Bojonegoro tahun 2015.

Persepsi merupakan proses aktif

memilah, menata dan menafsirkan

orang, obyek, kejadian, situasi dan

aktivitas (Wood, 2010). Manusia

memilah hanya hal ihwal tertentu dalam

hidup mereka, lalu menata dan

menafsirkannya secara selektif. Persepsi

membentuk bagaimana manusia

memahami orang lain dan dunianya

sekaligus berbagai pilihan yang diambil

dalam hidup mereka. Contohnya, bila

seseorang beranggapan (perceive) orang

lain sebagai bermusuhan atau

menentangnya, maka ia bisa

berinteraksi secara defensif atau

meminimalkan komunikasi. Dengan

sendirinya, persepsi memotivasi

seseorang untuk bersikap dan bertindak

dalam sebagian besar aktivitas

hidupnya, persepsi yang positif aklan

menghasilkan motivasi yang kuat,

sedangkan persepsi negatif

(7)

mengakibatkan motivasi individu tersebut lemah.

Dari fakta penelitian diatas, persepsi tentang pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan ganda (manual dan elektronik) yang positif akan membentuk keyakinan yang kuat sehingga akan mendukung tindakan seseorang untuk merubah perilakunya dan meningkatkan motivasinya. Semakin positif persepsi seseorang tentang suatu objek, maka akan semakin positif tindakan yang akan dilakukan. Dalam pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan (manual dan elektronik), semakin seseorang mempunyai persepsi positif maka tingkat motivasi yang dimiliki akan semakin kuat. Motivasi yang kuat dalam melaksanakan pekerjaan akan menimbulkan kesadaran bahwa setiap hal dalam pekerjaan harus diaksanakan secara optimal sesuai dengan prosedur yang ada.

Dari data di atas juga didapakan sebagian perawat yang memiliki persepsi negatif tentang kebijakan pendokumentasian memiliki motivasi kerja yang kuat. Hal ini dikarenakan dorongan dan tekanan dari pembuat kebijakan yaitu rumah sakit sangat mempengaruhi motivasi kerja perawat dalam melaksanakan pendokumentasian ganda karena itu mau tidak mau perawat harus belajar untuk terus berkembang sehingga pendokumentasian asuhan keperawatan bisa dikerjakan secara optimal.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang Hubungan Persepsi Perawat Tentang Kebijakan Pelaksanaan Pendokumentasian Assuhan Keperawatan Ganda (Manual dan Elektronik) Dengan Motivasi Kerja Perawat Di Ruang Bir’ali dan Ruang Anak Rumah Sakit Aisyiyah Kabupaten Bojonegoro, dapat disimpulkan bahwa :

1) Lebih dari sebagian perawat di ruang Bir Ali dan ruang Anak RS Aisyiyah

Bojonegoro mempunyai persepsi negatif tentang kebijakan pelaksanaan pendokumentasian Asuhan keperawatan ganda.

2) Lebih dari sebagian perawat di ruang Bir Ali dan ruang Anak RS Aisyiyah Bojonegoro mempunyai motivasi kerja kuat.

3) Terdapat hubungan persepsi perawat tentang kebijakan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan ganda (manual dan elektronik) dengan motivasi kerja perawat di ruang Bir’ali dan ruang Anak rumah sakit Aisyiyah Bojonegoro.

Daftar Pustaka

Arikunto Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian, Edisi 5. Jakarta : Rineka Cipta.

Azwar A, 2009. Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Lebih Bermutu.

Jakarta : IDI.

Budiarto E, 2012. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta : EGC.

Carpenito, L. J. 2012. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.

Hidayat A.Aziz Alimul, 2009. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba Medika: Jakarta Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008, Metodologi

penelitian, Jakarta : Salemba Medika.

Irwandy, 2007, Faktor-Faktor Dokumentasi Keperawatan,:

htp/www.liwandy.kapali.wordpres.

com/

Mangkuprawira, 2007. Managemen Mutu Sumber Daya Manusia. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses

Belajar Mangajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nanda, 2010. Diagnosa Keperawatan Nanda. Jakarta: Prima Medika.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku.

Jakarta : Rineka Cipta.

(8)

Nursalam, 2013. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Muhibbin Syah, 2008. Psikologi Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Robbins Stephen P, 2006. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Edisi Kelima, Jakarta : Erlangga.

Poerwadarminta, W.J.S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka

Purwanto. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rusmi. 2008. Teori Movasi .Jakarta:

Bintang Pustaka

Sayuti, 2006. Motivasi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Siagian, P. Sondang, 1995. Teori Motivasi Dan Aplikasinya. Jakarta : PT.

Rienka Cipta.

Slameto, 2010 . Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi . Jakarta : PT Rineka Cipta.

Subandono, 2006. Motivasi : Bagaimana Cara Meningkatkannya, Jakarta ; Penerbit HC.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta.

Sugiyono, 2012. Statistik Untuk penelitian.

Bandung : Alfa Beta.

Sunaryo, 2006. Psikologi untuk Keperawatan. Buku Kedokteran : EGC.

Taylor, S. 2013. Health Psychology. New York: McGraww Hill

Uno, Hamzah B, 2012. Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.

Walgito, Bimo, 2012. Psikologi Sosial.

Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Widayatun, T. R, 2008. Ilmu Perilaku.

Jakarta: CV. Sagung Seto.

Wood, Julia. T, 2010. Preception of Nursing. Washington : Wadsworth Publishing Company.

Gambar

Tabel 4.3   Distribusi  responden  berdasarkan  pendidikan  terakhir  di  ruang  Bir’ali  dan  Anak  RS  Aisyiyah  Bojonegoro tahun 2015
Tabel 4.5   Distribusi  responden   berdasarkan  lama  bekerja  di  ruang  Bir’ali  dan  Anak  RS  Aisyiyah  Bojonegoro tahun 2015

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan media pembelajaran Sistem Komputer dengan e-learning berbasis Edmodo Blog Education pada mata pelajaran pokok Alat Optik, membuat siswa memiliki minat yang

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis dimana perubahan yang terjadi bukan sekedar proses pemindahan materi dari seseorang ke orang lain dan

Penemuan kasus Leptospirosis dilakukan dengan cara deteksi dini pasif oleh petugas leptospirosis Puskesmas Kota Semarang yang 91,9% menunggu datangnya pasien masuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa bersekolah di SMA Budi Mulia; (2) ada

Desain yang lebih sreamline dan proses produksi menggunakan media cetakan maka kapal portable miniboat yang dibuat akan lebih bisa dikomersilkan dengan harga yang

- Melalui Media Koran : 3 Koran Jawa Barat (Pikiran Rakyat, Tribun Jabar dan Radar Group)!. - Melalui Radio Spot Di 27 Radio Kab/ Kota Se

Jari-jari atomnya yang lebih kecil dan muatan intinya yang lebih besar mengakibatkan logam alkali tanah membentuk kristal dengan susunan yang lebih rapat, sehingga mempunyai