BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatifdengan
menggunakan metode survey. Metode penelitian deskriptif menurut Arikunto (2007: 234) adalah penelitian yang mengumpulkan informasi mengenai status
suatu gejala yang sebenarnya pada saat penelitian dilakukan.Sedangkan metode
penelitian kuantitatif menurut Kasiram (2008: 149) mendefinisikan sebagai
penelitian yang bersifat induktif, objektif dan ilmiah dimana data yang diperoleh
berupa angka-angka (nilai) atau pernyataan, yang dianalisis dengan analisis
statistik . Penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu menjelaskan hubungan antar
variabel dengan menganalisis data numerik (angka) menggunakan metode statistik
melalui pengujian hipotesa.
Berdasarkan teori tersebut, penelitian deskriptif kuantitatif merupakan hasil
pengamatan yang diperoleh dari seluruh populasi atau sebagian sampel populasi
penelitianyang sifatnya nyata (tangible). Penelitian deskriptif kuantitatif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran dan
keterangan-keterangan yang nyata atau sesuai dengan keadan yang sebenarnya mengenai
variabel yang dihubungkan, dalam penelitian ini yaitu variabel bebas desain
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan kepada konsumen sepatu casual merek Nike di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang berlokasi di Jalan Universitas
No 4, Kampus USU Medan. Waktu penelitian dilakukan dari bulanNovember
2016 sampai Desember 2016.
3.3 Batasan Operasional
Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis
permasalahan, maka penelitian ini dibatasi pada faktor –faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian sepatu Nike di Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Bebas (Independen Variabel) (X) terdiri atas desain produk (X1), harga (X2) dan citra merek (X3).
2. Variabel Terikat ( Dependent Variabel)(Y) yaitu keputusan pembelian sepatu casual Nike.
3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional merupakan jabaran dari suatu variabel penelitian ke
dalam indikator-indikator atau gejala – gejala yang terperinci dengan pemikiran
variabel tersebut dapat diketahui. Di dalam definisi ini harus dapat dioperasikan
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Definisi Operasional Indikator SkalaUkur
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian 3.5.1 Populasi
Arikunto (2006: 130) menyatakan populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Jika seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah
penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi populasi
atau sensus.Subyek penelitian adalah tempat variabel melekat.Variabel penelitian
adalah objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalahmahasiswa aktif
Fakultas Hukum USU angkatan 2012 sampai 2016 sebanyak 2.498 orang.
(Sumber :Staf Bagian Kemahasiswaan Fakultas Hukum USU, November 2016).
3.5.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah suatu bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi (Sugiyono, 2012: 119). Jenis teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah accidental sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dimana peneliti langsung menemui sampel di lapangan tanpa adanya rencana
pertemuan terlebih dahulu.
Karena mahasiswa Fakultas Hukum USU yang menggunakan produk
sepatu casual Nike jumlahnya tidak diketahui sehingga untuk menentukan jumlah
sampel digunakan rumus Supramono (2003: 52):
=( ∝) ( )( )
Dimana :
n = ukuran sampel
∝ = nilai standar normal yang besarnya tergantung ∝
Bila ∝ = 0,05 maka Z = 1,96
p = estimator proporsi populasi
q = 1- p
d = penyimpangan yang ditolerir
Berdasarkan hasil penjajakan pra penelitian yang dilakukan oleh penulis
secara acak pada 30 orang mahasiswa Fakultas Hukum USU di sekitar kampus,
ditemukan 19 orang telah menggunakan produk sepatu casual Nike.
Dengan demikian jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian
ini adalah:
= ( ) ( )( )
= (1,96) (0,6)(0,4) 0,1
= 92,20= 93
Berdasarkan perhitungan di atas maka jumlah responden yang akan dijadikan
sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 93 orang dengan kriteria terdaftar
sebagai mahasiswa aktif dan penguna sepatu Nike, terutama yang memiliki sepatu
Nike lebih dari 1 pasang atau sudah pernah memakai sepatu Nike sebelumnya.
3.6 Jenis dan Sumber Data
Menurut Arikunto (2010: 265), instrumen pengumpulan data adalah alat
bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan
data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.Data
informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk
suatu keperluan.
Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu:
3.6.1 Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari subjek
data yakni pemakai sepatu Nike di mahasiswa Fakultas Hukum USU, serta pihak
yang berwenang memberikan data mengenai sepatu Nike di gerai sepatu Nike
Sport Station Medan dimana pengumpulan data dapat melalui beberapa cara seperti wawancara atau membagikan lembar kuisioner. Data primer secara khusus
dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan riset atau penelitian.Data
primer dapat berupa pendapat subjek riset (orang) baik secara individu maupun
kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian, atau kegiatan,
dan hasil pengujian. Dalam penelitian ini peneliti memakai cara pembagian
kuisioner kepada responden terpilih pada lokasi penelitian yakni mahasiswa
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
3.6.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung data primer yang diperoleh dari
studi dokumentasi yang bersifat siap cetak.Data sekunder pada umumnya berupa
bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip ataupun
berbagai tulisan yang merupakan pendukung data primer.Manfaat dari data
sekunder adalah lebih meminimalkan biaya dan waktu serta dapat memperoleh
nilai yang dapat dijadikan tolak ukur dalam mengevaluasi data primer. Peneliti
berbagai jurnal ataupun penelitian terdahulu, buku-buku dan berbagai situs
internet yang menjadikan produk sepatu , khususnya merek Nike sebagai objek
penelitiannya.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.7.1 Daftar Pertanyaan (Quiesionare)
Merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden, yakni
pengguna produk sepatu Nike di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan
kepada pihak yang berwenang memberikan data mengenai sepatu Nike di gerai
sepatu Nike Sport Station Medan dengan harapan pertanyaan itu mendapat umpan balik atas pertanyaan tersebut.
3.7.2. Wawancara (Interview)
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya –
jawab secara langsung dengan pihak yang berwenang memberikan keterangan
mengenai penjualan sepatu Nike tersebutdi Sport Station Carrefour dan para konsumen pengguna sepatu casual Nike tersebut di Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara
3.7.3.Studi Dokumentasi
Dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data-data yang
diperoleh dari berbagai macam sumber yang berhubungan dengan masalah yang
3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.8.1 Uji Validitas
Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan.
Intrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk
mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya di ukur (Sugiyono, 2012). Lebih lanjut, Sugiyono mengungkapkan, uji
validitas, merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesakhihan suatu instrumen. Kemudian, Ghozali (2011: 53) mengungkapkan
uji reliabilitas, merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari suatu variabel.
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur
kuesioner. Suatu alat pengukur dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Situmorang dan Lufti, 2012: 76).
Suatu pengukuran instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen tersebut
dapat mengukur construct sesuai dengan tujuan dan harapan peneliti. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai correlated item –total correlation atau disebut dengan r hitung pada setiap butir pertanyaan terhadap nilai rtabel.
Dasar pengambilan keputusan untuk menguji kevalidan suatu angket adalah:
1. Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel, maka variabel tersebut valid
2. Jika r hitung negatif dan r hitung < r tabel, maka variabel tersebut tidak valid
Berdasarkan hasil uji olah data menggunakan SPSS, maka dapat didapat hasil uji
Tabel 3.2
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Situmorang dan Lufti, 2012:
79). Pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan
ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika r alpha positif atau > dari r tabel maka pernyataan reliabel.
2. Jika r alpha negatif atau < dari r tabel maka pernyataan tidak reliabel.
Penelitian ini menggunakan one shot dimana kuesioner diberikan hanya sekali saja kepada responden dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan
Pengukuran reliabilitasnya menggunakan uji statistik Cronbach Alpha. Menurut Sunyoto (2009: 68) suatu konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha >0,50.
Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini akan dilakukan di
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sejumlah 30 responden diluar
sampel.
Berikut adalah hasil uji reliabilitas yang dilakukan dengan menggunakan SPSS:
Metode analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan dengan
melakukan pengumpulan data dan penganalisaan data yang diperoleh sehingga
dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat serta
hubungan antar fenomena yang diteliti. Dalam penelitian ini akan
menggambarkan/mendeskripsikan seberapa besar pengaruh faktor desain produk,
3.9.2 Analisis Statistik (Analisis Regresi Berganda)
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel bebas (X) yang terdiri dari desain produk (X1), citra merek (X2) harga (X3) terhadap variabel terikat (Y) yaitu keputusan pembelian
Persamaan yang digunakan adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 e
Dimana,
Y = Keputusan Pembelian
a = Konstanta
X1 = Desain Produk X2 = Citra Merek
X3 = Harga
b1-b3 = Koefisien Regresi e = Standar Error
3.10 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan Analisis Regresi Linier Berganda, agar dapat perkiraan
yang tidak bias maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Adapun kriteria
persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut:
3.10.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dalam sebuah
model berdistribusi mengikuti atau mendekati distribusi normal atau tidak. Jika
data tidak berdistribusi normal, maka hasil analisis akan menjadi bias. Uji
nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal. (Ginting dan
Situmorang, 2008:62).
3.10.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
linear yang sempurna diantara variabel-variabel bebas dalam regresi. Untuk
mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai
Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Nilai umum yang biasa dipakai adalah Tolerance > 1, atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Ginting dan Situmorang, 2008:104).
a. Tolerance value < 0,1 atau VIF > 5 = terjadi multikolinearitas.
b. Tolerance value > 0,1 atau VIF < 5 = tidak terjadi multikolinearitas.
3.10.3Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dipakai untuk menguji sama atau tidaknya varians
dari residual observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya
mempunyai varian yang sama maka disebut terjadi heteroskedostisitas dan
sebaliknya jika variansnya tidak sama atau berbeda maka dikatakan tidak terjadi
heteroskedastisitas. Persamaan yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi
variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika
probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan
3.11. Analisis Statistik
Untuk mengetahui pengaruh desain produk, citra merek dan harga
terhadap keputusan pembelian maka dilakukan pengujian dengan menggunakan:
3.11.1Persamaan Regresi Berganda
Persamaan Regresi Berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel bebas (X) yang terdiri dari Desain Produk (X1), Citra Merek (X2) dan Harga (X3) terhadap variabel terikat (Y) yaitu Keputusan Pembelian.
3.11.2 Koefisien Determinasi ( )
Koefisien Determinasi ( ) digunakan untuk mengukur seberapa besar
kontribusi varibael bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Jika Koefisien
Determinasi ( ) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik
kemampuan X menerangkan Y dimana 0 < < 1. Sebaliknya, jika semakin
kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas
adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan tidak
kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel
terikat.
3.11.3 Uji Serempak/Simultan (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah:
a. Ho : b1, b2, b3 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel desain produk , citra merek dan harga
b. Ho : b1, b2, b3≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel desain produk , citra merek dan harga terhadap
variabel keputusan pembelian.
Kriteria pengambilan keputusannya adalah:
a. Ho diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5%.
b. Ho ditolak jika F hitung > F tabel pada α = 5%.
3.11.4. Uji Parsial (Uji - t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara parsial seberapa jauh
pengaruh suatu variabel independen yaitu desain produk, citra merek dan harga
terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian. Kriteria pengujiannya
adalah:
a. Ho : bi = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
b. Ho : bi ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusan adalah:
a. Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5%
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Nike
Nike diambil dari nama salah satu dewi dalam mitologi Yunani yang
mendefinisikan kemenangan, dimana pemilihan nama tersebut dirasa cocok
karena kebanyakan dari produk atau sepatu Nike dibuat dikhususkan untuk
produk olahraga. Nike Inc. didirikan pada tahun 1964 oleh Phil Knight, seorang
atlet pelari jarak menengah dan juga merupakan salah satu mahasiswa akuntansi
Oregon University dengan pelatihnya yang bernama Bill Bowerman. Mereka memiliki kedekatan tersendiri dan memiliki kesukaan yang sama kepada teknologi
sepatu olahraga dan juga pakaian. Pada tahun 1962 Phil Knight telah selesai
dalam menjalankan studi nya sebagai mahasiswa akuntansi dan berkeliling dunia,
disinilah awal dimana Nike ditemukan, saat Phil Knight singgah di Jepang ia
merasa tertarik dengan sepatu lari yang ada di Jepang dan beliau memutuskan
untuk mengimpor sepatu lari dari Jepang ke Amerika Serikat, cukup dengan
hanya bermodalkan $500 dimana jumlah itu hanya mampu mendapatkan 200
pasang sepatu, ia memutuskan untuk menjual kembali sepatu-sepatu tersebut di
Amerika Serikat.
Phil Knight mulai menjual sepatunya dengan cara berkeliling darisatu
stadion atletik ke stadion lainnya. Metode penjualan tersebut meskipun pelan tapi
pasti mulai menunjukkan angka peningkatan penjualan, hingga akhirnya pada
memiliki inisiatif untuk mulai memasarkan produk sepatu olahraga lari untuk
masyarakat biasa (bukan hanya golongan atlit). Itulah tahap awal pengembangan
pasar Nike,Inc untuk menjangkau pasar yang lebih luas lagi.Nike makin
melebarkan lini bisnisnya dengan gagasan berikutnya, yaitu pengembangandari
sekedar produk sepatu lari dan jogging menjadi sepatu fashion/casual, gagasan inilah yang lantas menarik minat konsumen mulai dari anak-anak hingga orang
dewasa, dimana pada masa itu Nike mulai mendapatkan kenaikan penjualan,
bahkan dari luar negeri, sehingga bisa menjadi seperti produk sepatu Nike yang
kita kenal sekarang.
Pada tahun 1979, Nike telah menguasai lebih dari setengah pangsa pasar di
seluruh Amerika dan keuntungan perusahaan pun mampu mencapai $ 149 juta.
Kondisi tersebut berlanjut hingga pertengahan 1980an dimana posisi Nike seolah
sulit untuk digoyahkan sebagai pemimipin pasar sepatu Amerika, hingga muncul
Reebok sebagai saingan ketat dari Nike, dimana posisi Nike dari pertengahan
1980an hingga akhir tahun 1980an sempat mendapat tekanan dari Reebok, namun
pada 1990 Nike berhasil untuk mempertahankan keunggulannya di pasar sepatu
Amerikadimana strategi mereka kala itu mengenalkan sepatu terbaru mereka yaitu
“Air Jordan” yang di promosikan oleh bintang basket Michael Jordan, salah satu
pebasket tersukses di ajang NBA (Liga Basket Amerika).Kondisi ini terus
berlanjut hingga sekarang dimana Nike termasuk salah satu raksasa di pasar
sepatu global.
Nike pertama kali memasuki pasar Indonesia pada tahun 1988 dan sejak
terasaseiring dengan pesatnya perkembangan produk Nike, sekarang hampir
sepertiga sepatu yang beredar di indonesia merupakan produk dari Nike Inc. Salah
satu kunci kesuksesan Nike dalam memasarkan produknya di Indonesia ialah
fakta bahwa Nike sangat mengutamakan kualitas produk dengan cara mengawasi
setiap produksi barang yang dihasilkan oleh para kontraktor yang ada di
indonesia, bahkan Nike Indonesia memiliki posisi karyawan khusus di setiap
pabriknya yang ada di Indonesia yang bertugas untuk memeriksa kualitas
sepatunya sebelum diluncurkan ke pasar dimana apabila produk dianggap belum
memenuhi syarat maka tidak akan diluncurkan ke pasar.
Perlu di ketahui juga sebagian besar pabrik yang di percaya oleh Nike
untuk memproduksi produkya di Indonesia berada di daerah sentra pengembangan
produksi industri ringan, contohnya pabriknya yang di Tangerang dan Serang,
dimana beberapa pabrik tersebut ada yang dibiayai oleh investor dari Korea dan
beberapa lainnya yang investornya warga Indonesia pun turut memercayakan
beberapa tenaga kerja Korea di pihak manajerialnya, sehingga tak heran bila
sebagian besar pabrik Nike di Indonesia manajer tingkat menengah dan
supervisornya juga berasal dari Korea, meskipun demikian umumnya para pekerja untuk memproduksi langsung produk umumnya merupakan tenaga kerja lokal
dimana tenaga kerja tersebut umumnya didominasi oleh golongan muda yang
memiliki jenjang umur 16-22 tahun dimana sebagian besar pekerja tersebut
4.1.2 Visi dan Misi Nike
Nike memiliki visi dan misi perusahaan sebagai berikut:
Visi : Menjadi salah satu perusahaan besar yang terpandang, menguntungkan dan mampu memiliki peran yang dominan dalam lini bisnis sepatu dunia.
Misi:
1. Menghasilkan laba yang pantas untuk mendukung pengembangan perusahaan.
2. Memproduksi berbagai jenis model sepatu yang sesuai dengan keinginan para
konsumen melalui standar mutu, harga dan kualitas yang berdaya saing tinggi
melalui pengelolaan yang profesional demi tercapainya kepuasan pelanggan.
3. Menjalin kemitraan kerja sama dengan pemasok dan penyalur yang saling
menguntungkan.
4. Menjadi salah satu perusahaan sepatu yang terbaik.
4.1.3. Jenis Produk Nike
Banyak orang membeli sepatu Nike untuk berbagai kebutuhan mereka dalam
beberapa bidang. Terdapat beberapa tipe sepatu Nike sebagai berikut:
1. Running Shoes/ Sepatu Lari
Cocok digunakan untuk jogging, marathon atau sprint.Fitur utama produk ini
adalah inovasi berupa teknologi penyerap hentakan sehingga mampu melindungi
2. Walking Shoes/ Sepatu jalan santai (jogging)
Produk ini biasanya digunakan untuk olahraga jalan (jogging) dan jalan cepat yang belakangan kian populer di masyarakat seiring dengan berkembangnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya berolahraga. Sepatu jenis inilah yang
kemudian dalam penggunaanya banyak dikenakan dalam berbagai kegiatan non
olahraga, menjadi produk sepatu dalam kegiatan casual, produk ini sering
dikenakan untuk bepergian ke tempat seperti kampus, kantor, dll. Produk Nike
Walking memiliki keunggulan berupa stabilitas, bantalan dan support yang sesuai dengan penggunanya. Lini produk jenis ini meliputi seri Air, View, dan Free.
3. Trainers/ Sepatu untuk olahraga tanpa bola/alat.
Jenis ini cocok digunakan untuk kombinasi aktivitas olahraga tanpa alat yang
meliputi melompat, berlari, berjalan, dan lainnya. Lini sepatu Nike Trainers
menawarkan keunggulan berupa kombinasi stabilitas, support pergelangan kaki, dan penyerapan hentakan guna meminimalisir kemumgkinan cedera
penggunanya.Lini produk meliputi seri Free, Air, dan Lunar.
Selain menciptakan sepatu untuk kegiatan olahraga tanpa bola, Nike juga
menciptakan sepatu untuk jenis olahraga yang memakai bola, seperti basket,
tennis, dan sepakbola serta American football/ rugby, dan baseball. 1. Sepatu Basket Nike.
Sepatu basket Nike mudah dikenali sebab mempunyai ciri ciri berupa desain yang
lebih tinggi diatas mata kaki, meskipun beberapa modelnya juga memiliki desain
yang lebih rendah.Sepatu basket Nike umumnya menggandeng bintang bintang
Lebron James dalam promosinya. Inilah yang menjadikan sepatu basket Nike
sangat populer di kalangan pebasket dunia, baik profesional maupun tingkat
amatir. Selain itu, sepatu basket Nike juga dalam beberapa kesempatan cocok
untuk dipakai dalam kegiatan sehari-hari sebab desainnya mirip dengan sepatu
casual yang banyak dikenakan masa kini. 2. Sepatu Tenis Nike
Sepatu tenis yang diproduksi Nike memiliki karakter ringan, tahan lama dan
umumnya dirancang khusus bagi penggunanya untuk melakukan sprint cepat serta berhenti mendadak yang banyak terjadi dalam permainan tenis. Sepatu ini juga
bisa digunakan untuk beberapa jenis aktivitas atletik lain. Sepatu tenis Nike
tersedia dalam beberapa jenis seperti Nike Zoom Courtlite, Nike Air Max Cage, Nike City Court dan Nike Zoom Vapor 9.
3. Sepatu sepakbola, American football dan baseball Nike.
Sepatu jenis ini umumnya memiliki banyak ciri khusus yang membuatnya hanya
cocok untuk dipakai di arena olahraga , terutama yang beralaskan rumput. Jenis
sepatu ini memiliki beberapa buah pul di bawah tapak yang berguna untuk
memperkuat daya cengkram sepatu terhadap rumput lapangan agar pengguna
4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan
Dalam setiap perusahaan sangat diperlukan adanya pembentukan struktur
organisasi dimana dengan adanya struktur organisasi maka setiap karyawan akan
memperoleh gambaran tentang peranan masing- masing bagian serta mengetahui
wewenang dan tanggung jawab dalam pelaksanaan tugasnya. Oleh karena itu
struktur organisasi dibuat dan disesuaikan dengan perkembangan, kemampuan,
dan keadaan perusahaan.Dengan struktur organanisasi maka dapat dilihat
pembagian tugas dalam organisasi dan kegiatan perusahaan secara garis besar.
Berikut ini adalah gambaran struktur organisasi Nike :
Phil H. Knight
Chairman Of The Board Of Directors. Mark G. Parker
President & Chief Executive Officer, Nike, Inc.
Charlie Denson
Presiden dan Chief Executive Officer
Komite Eksekutif :
John C. Lechleiter
Komite Corporate Responsibility
Komite Kompensasi Johnathan A. Rodgers
Komite Corporate Responsibility
Komite Kompensasi Timothy D. Cook
Komite Kompensasi (Ketua)
Komite Nominasi Dan Tata Kelola Perusahaan Douglas G. Houser
Komite Corporate Responsibility
Komite Eksekutif
Komite Nominasi Dan Tata Kelola Perusahaan John R. Thompson
Komite Corporate Responsibility Phyllis M. Wise
Tanggung Jawab Komite (Ketua)
Komite Nominasi Dan Tata Kelola Perusahaan
Sumber: http://hideungp.blogspot.co.id/penerapan-fungsi-manajemen-nike.com Gambar 4.1
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Deskriptif
4.2.1.1 Analisis Deskriptif Responden
Analisis deskriptif dalam penelitian ini ialah penjelasan dari hasil
pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden
pemelitian yang dikelompokkan. Kuesioner berisi 13 pertanyaan yang terdiri dari
3 butir untuk variabel desain produk (X1), 4 butir untuk variabel citra merek (X2)
3 butir untuk variabel harga (X3 ) dan 3 butir untuk keputusan pembelian (Y).
Yang menjadi populasi penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Hukum yang
menggunakan sepatu Nike dimana berdasarkan pada perhitungan rumus
Supramono diperoleh sampel sebanyak 93 orang. Variabel karakteristik responden
yang dibahas mencakup jenis kelamin, sebaran usia, dan angkatan.
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)
Laki-laki 55 41,93
Perempuan 38 58,07
Total 93 100
Sumber : Hasil Penelitian (November 2016) data diolah
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat disimpulkan dari 93 orang yang menjadi
responden dalam penelitian adalah berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 55
orang (59,13%) dan berjenis kelamin perempuan 38 orang (40,87%). bahwa
mayoritas responden yang telah melakukan keputusan pembelian adalah berjenis
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Sumber: Hasil Penelitian (November 2016) data diolah
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 93 responden, mayoritas
usia responden yang diteliti adalah umur < 20 tahun yaitu sebanyak 40 orang
(43,01%), sedangkan yang berusia 20 tahun yaitu 22 orang ( 23,66 %) dan
responden yang berumur > 20 tahun 31 orang (33,33%).
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan/Stambuk
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan/Stambuk
Stambuk (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
2012 10 10,75
Sumber : Hasil Penelitian (November 2016) data diolah
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dari 93 responden, angkatan
2014 ialah yang paling banyak melakukan keputusan pembelian yakni sebanyak
27 orang (29,03 %)yang diikuti oleh stambuk 2016 sebanyak 25 orang (26,88%),
stambuk 2013 sebanyak 15 orang (17,20%), stambuk 2015 sebanyak 15 orang
(16,14 %) dan stambuk 2012 sebanyak 10 orang (10,75%).
Usia Jumlah (Orang ) Persentase (%)
<20 40 43,01
20 22 23,66
>20 31 33,33
4.2.1.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
Setelah mengetahui karakteristik dari responden penelitian berikut ini
adalah hasil olahan data primer. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari desain produk, citra merek dan harga sebagai variable bebasserta
keputusan pembelian sebagai variabel terikat. Kuesioner yang disebarkan dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert yang akan diberikan
kepada responden, yakni mahasiswa pengguna sepatu casual Nike di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Variabel Desain Produk (X1) terdiri dari 3 butir pertanyaan, variabel Citra Merek (X2) terdiri dari 4 butir pertanyaan, variabel Harga (X3) terdiri dari 3 butir pertanyaan dan variabel Keputusan Pembelian (Y) terdiri dari 3 butir pertanyaan.
Kuesioner ini diberikan kepada 93 orang responden.
1. Variabel Desain Produk sebagai (X1)
Tabel 4.4
Jawaban Responden Terhadap Variabel Desain Produk(X1) No.
Sumber: Hasil penelitian (November 2016) data diolah
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa:
a. Pada pernyataan butir pertama “Saya membeli sepatu Nike karena ragam
variasi produknya”, tidak ada responden menyatakan sangat tidak setuju, 5
responden (5,4%) menyatakan tidak setuju, 24 responden (25,8%) menyatakan
menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan
bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
b. Pada pernyataan butir kedua “Saya membeli sepatu Nike karena modelnya
sesuai dengan keinginan saya”,tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju, 2 responden (2,1%) menyatakan tidak setuju, 43 responden
(46,2%) menyatakan netral, 38 responden (40,9%) menyatakan setuju, dan 10
responden (10,8%) menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Hal
ini menunjukkan bahwa meskipun mayoritas responden yang menyatakan
netral terhadap pernyataan, namun secara keseluruhan umumnya responden
menyatakan setuju dengan pernyaataan tersebut.
c. Pada pernyataan butir ketiga “Saya terdorong membeli sepatu Nike karena
memiliki desain yang sesuai dengan trend”, tidak ada responden menyatakan
sangat tidak setuju, 5 responden (5,4%) menyatakan tidak setuju, 44 responden
(47,3%) menyatakan netral, 35 responden (37,6%) menyatakan setuju, dan 9
responden (9,7%) menyatakan sangat setujudengan pernyataan tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa meskipun mayoritas responden yang menyatakan netral
terhadap pernyataan, namun secara keseluruhan umumnya responden
2. Variabel Citra Merek sebagai (X2)
Tabel 4.5
Jawaban Responden Terhadap Variabel Citra Merek(X2) No.
Sumber: Hasil penelitian (November 2016) data diolah
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:
a. Pada pernyataan butir pertama, “Saya membeli sepatu Nike karena telah
mengetahui merek tersebut dengan baik”, tidak ada responden menyatakan
sangat tidak setuju, 4 responden (4,3%) menyatakan tidak setuju, 47 responden
(50,5 %) menyatakan netral, 40 responden (43,1%) menyatakan setuju dan 2
responden (2,1%) menyatakan sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa
mayoritas responden menyatakan netral terhadap pernyataan, namun secara
keseluruhan responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
b. Pada pernyataan butir kedua “Saya membeli sepatu Nike karena mempunyai
reputasi merek yang baik”, tidak ada responden menyatakan sangat tidak
setuju, 3 responden (3,2%) menyatakan tidak setuju, 34 responden (36,6%)
menyatakan netral, 49 responden (52,7%) menyatakan setuju, dan 7 responden
(7,5%) menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap
pernyataan tersebut.
c. Pada pernyataan butir ketiga “Saya merasa bangga menggunakan produk
(3,2%) menyatakan tidak setuju, 25 responden (26,9%) menyatakan netral, 53
responden (57%) menyatakan setuju, dan 12 responden (12,9%) menyatakan
sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa
mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
d. Pada pernyataan butir keempat “Saya merasa sepatu Nike memiliki keunggulan
tersendiri yang membedakannya dengan produk lain”tidak ada responden
menyatakan sangat tidak setuju, 7 responden (7,5%) menyatakan tidak setuju,
41 responden (44,1%) menyatakan netral, 44 responden (47,3%) menyatakan
setuju, dan 1 responden (1,1%) menyatakan sangat setuju dengan pernyataan
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju
terhadap pernyataan tersebut.
Sumber: Hasil penelitian (November 2016) data diolah
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:
a. Pada pernyataan butir pertama, “Saya membeli sepatu Nike karena harga
terjangkau”, tidak ada responden menyatakan sangat tidak setuju, 8 responden
(8,6%) menyatakan tidak setuju, 42 responden (45,2 %) menyatakan netral, 32
responden (34,4%) menyatakan setuju dan 11 responden (11,8%) menyatakan
netral terhadap pernyataan, namun secara keseluruhan umunya para responden
menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
b. Pada pernyataan butir kedua “Saya membeli sepatu Nike karena harganya
sesuai dengan kualitas produk”, tidak ada responden menyatakan sangat tidak
setuju, 1responden (1,1%) menyatakan tidak setuju, 36 responden (38,7%)
menyatakan netral, 54 responden (58%) menyatakan setuju, dan 2 responden
(2,2%) menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap
pernyataan tersebut.
c. Pada pernyataan butir ketiga “Saya membeli sepatu Nike karena harganya
bersaing dengan sepatu merek lain” tidak ada responden menyatakan sangat
tidak setuju, 1responden (1,1%) menyatakan tidak setuju, 40 responden (43%)
menyatakan netral, 50 responden (53,7%) menyatakan setuju, dan 2 responden
(2,2%) menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap
pernyataan tersebut.
4. Variabel Keputusan Pembelian sebagai (Y)
Tabel 4.7
Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian(Y) No.
Sumber: Hasil penelitian (November 2016) data diolah
a. Pada pernyataan butir pertama, “Saya memutuskan membeli sepatu Nike
karena sesuai dengan selera saya”, tidak ada responden menyatakan sangat
tidak setuju, 1 responden (1,1%) menyatakan tidak setuju, 28 responden (30,1
%) menyatakan netral, 60 responden (64,5%) menyatakan setuju dan 4
responden (4,3%) menyatakan sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa
mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
b. Pada pernyataan butir kedua “Saya memutuskan membeli sepatu Nike karena
menganggapnya memiliki tingkat kualitas yang saya inginkan”, tidak ada
responden menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden (1,1%) menyatakan
tidak setuju, 16 responden (17,2%) menyatakan netral, 63 responden (67,7%)
menyatakan setuju, dan 13 responden (14%) menyatakan sangat setuju dengan
pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden
menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
c. Pada pernyataan butir ketiga “Saya tertarik untuk membeli sepatu merek Nike
karena saya melihat banyak teman/orang sekitar saya yang menggunakan
produk ini” tidak ada responden menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden
(1,1%) menyatakan tidak setuju, 35 responden (37,6%) menyatakan netral, 55
responden (59,1%) menyatakan setuju, dan 2 responden (2,2%) menyatakan
sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa
4.3 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat apakah suatu model layak atau
tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
4.3.1.Uji Normalitas
Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal. Ada dua cara yang digunakan untuk
melihat apakah data residual berdistribusi normal atau tidak yaitu pertama melalui
analisis grafik dengan cara menganalisis grafik histogram, dimana suatu data
dikatakan berdistribusi normal apabila distribusi data yang berbentuk lonceng
tidak melenceng ke kiri atau ke kanan dan cara lainnya yakni dengan melakukan
analisis normal probability plots, dimana suatu data dikatakan berdistribusi normal apabila pada scatter plot terlihat titik-titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal.
Kedua, melalui uji statistik dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov-Smirnov, dengan kriteria sebagai berikut:
a.Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% (0,05), jika nilai Asymp. Sig. (2- Tailed) > nilai signifikan 5%, maka data residual berdistribusi normal
b. Apabila nilai Kolmogrov-Smirnov Z < 1,97 maka data dikatakan normal. Untuk mengetahui distribusi sebuah data normal atau tidak, dilakukan
dengan pendekatan histogram, grafik, dan Kolmogrov-Smirnov.Hasil dari output
1.Pendekatan Histogram dan Normal Probability
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (November 2016) Gambar 4.2
Histogram Uji Normalitas
Hasil pengolahan data seperti yang ditunjukkan gambar 4.1 menunjukkan
bahwa data variabel dalam penelitianini berdistribusi normal, hal ini dibuktikan
oleh gambar histogram yang membentuk lonceng tersebut tidak melenceng kekiri
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (November 2016) Gambar 4.3
UjiNormalitas melalui Pendekatan Normal Probability Plots
Dengan melihat gambar 4.2 diatas, darigrafik terlihat bahwa titik-titik
menyebar disekitar garis diagonal dan cenderung mengikuti arah garis
diagonal.Hal ini menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini
terdistribusi secara normal.
2. Pendekatan Kolmogrov-Smirnov
Tujuan dilakukannya pengujian dengan penedekatan Kolmogrov-Smirnof adalah untuk memastikan apakah data disepanjang garis diagonal berdistribusi normal
Tabel 4.8
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (November 2016)
PadaTabel4.8diatas terlihat bahwa nilai Asymp.Sig.(2-tailed) adalah 0,954di mana angka ini diatas nilai signifikan (0,05). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel residual berdistribusi normal.
4.3.2. Uji Heterokedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari satu residual pengamatan ke pengamatan lain. Jika
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas yang dapat diuji dengan menggunakan pendekatan grafik dan
Pengujian heteroskedastisitas, dapat dilakukan melalui dua cara. Pertama,
melalui analisis grafik dengan cara membaca grafik Scatterplot, dimana tidak terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik meyebar secara acak. Kedua, melalui
analisis statistik yang dilakukan melalui uji glejser, dimana tidak terjadi heteroskedastisitas apabila tidak ada variabel independen yang signifikan secara
statistik mempegaruhi variabel dependen.
1. Analisis Grafik Scatterplot
Pada analisis ini data grafik ditunjukkan oleh titik-titik yang menyebar di
atas dan di bawah angka 0 sumbu Y. Jika titik-titik tersebut menyebar secara acak
dan tidak membentuk suatu pola tertentu, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
pada model regresi. Sebaliknya jika titik-titik tersebut menyebar sehingga
membentuk suatu pola tertentu, maka terjadi heteroskedastisitas.
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (November 2016) Gambar 4.4
Dengan melihat hasil pengujian melalui pendekatan Scatterplot pada
Gambar 4.4 diatas, dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak
membentuk suatu pola tertentu yang jelas baik di atas maupun di bawah angka 0
pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi,
sehingga model regresi layak dipakai.
2. Analisis Statistik melalui Uji Park
Proses dilakukannya uji Parkialahdengan meregres logaritma dari kuadrat
residual (LnU2i) yang diperoleh dari kuadrat nilai residual (U2i). Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel independen, maka
ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.
Tabel 4.9 Uji Park
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (November 2016)
Pada Tabel 4.9, nilai probabilitas Desain Produkadalah0,283;
nilaiprobabilitas Citra Merek adalah 0,202; dan nilai probabilitas Hargaadalah
4.3.3 Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variance Inflation factor (VIF) dengan membandingkan yaitu VIF<5 maka tidak terdapat multikolinearitas dan Tolerance >0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar independen.
Tabel 4.10
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (November 2016)
Dengan melihat Tabel 4.11 dapat disimpulkan bahwa:
a. Nilai VIF dari variabel Desain Produk (X1), Citra Merek (X2), dan Harga
(X3) lebih kecil atau dibawah 5 (VIF < 5), ini berarti tidak terdapat
multikolineritas antar variabel independen dalam model regresi.
b. Nilai Tolerance darivariabel Desain Produk (X1), Citra Merek (X2), dan
Harga (X3) lebih besar dari 0,1 (Nilai Tolerance > 0,1) ini berarti tidak
4.4 Analisis Statistik (Analisis Regresi Berganda)
Analisis regresi berganda ditujukan untuk mengetahui pengaruh atau
hubungan variabel bebas (X1, X2 dan X3) yakni desain produk, citra merek dan
harga dengan variabel terikat (Y) berupa keputusan pembelian. Adapun
persamaanya adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Keterangan :
Y : Keputusan Pembelian
a : Konstanta
X1 : Desain Produk X2 : Citra Merek X3 : Harga
b1-3 : Koefisien Regresi e : Standar Error
Untuk memperoleh hasil yang akurat, penulis menggunakan bantuan
4.4.1 Persamaan Regresi Berganda
Tabel 4.11
Analisis Regresi Berganda Coefficientsa
a.Dependent Variable: keputusanpembelian
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (November 2016)
Berdasarkan Tabel 4.10 maka persamaan analisis regresi berganda dalam
penelitian ini adalah:
Y = 4,130 + 0,032 X1 + 0, 347 X2+ 0, 174 X3+e
Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Konstanta (a) = 4,130 menunjukkan harga konstan, dimana jika variabel bebas yang terdiri dari Desain Produk (X1), Citra Merek (X2), dan Harga (X3) = 0,
maka Keputusan Pembelian Sepatu Nike di Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara adalah tetap sebesar 4,130 .
b. Koefisien X1 (b1) = 0,032menunjukkan bahwa variabel Desain Produk (X1) berhubungan positif terhadap daya beli ulang (Y). Atau dengan kata lain, jika
Kepuasan (X1) ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,032.
c. Koefisien X2 (b2)= 0,347 menunjukkan bahwa variabel Citra Merek (X2) berhubungan positif terhadap daya beli ulang (Y). Atau dengan kata lain, jika
Citra Merek (X2) ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,347.
d. KoefisienX3 (b3) = 0,174 menunjukkan bahwa variabel Harga (X3) berhubungan positif terhadap daya beli ulang (Y). Atau dengan kata lain, jika
Harga (X3) ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,174.
4.4.2 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji Koefisien Determinasi (R2)digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikatnya
(Y). Range nilai dari R² adalah 0-1. Jika Koefisien Determinasi ( ) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y
dimana 0 < < 1. Sebaliknya, jika semakin kecil (mendekati nol), maka akan
dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel
terikat. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan
Tabel 4.12
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Berdasarkan Tabel 4.12 diatas dapat dilihat bahwa:
a. R bernilai sebesar 0,717 ini berarti hubungan antara variabel desain produk
(X1), variabel citra merek (X2) dan harga (X3) terhadap keputusam
pembelian (Y) sepatu Nike sebesar 71,7%. Hal ini berarti hubungannya erat.
b. Nilai Adjusted R Square diperoleh sebesar 0,514, ini berarti 51,4% variabel Keputusan Pembelian (Y) dapat dijelaskan oleh variabel Desain Produk(X1), Citra Merek (X2) dan Harga(X3). Sedangkan sisanya 48,6% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.5 Pengujian Hipotesis 4.5.1 Uji Simultan (Uji-F)
Uji signifikansi simultan (Uji-F) dilakukan untuk menguji apakah variabel
bebas yang dimasukkan kedalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel terikat.
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas yang terdiri
dari Desain Produk, Citra Merek dan Harga mempunyai pengaruh secara
bersama-Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .717a .514 .498 .859
a. Predictors: (Constant), Harga, DesainProduk, CitraMerek
b. Dependent Variable: KeputusanPembelian
sama terhadap variabel terikat yakni Keputusan Pembelian. Kriteria pengujiannya
adalah:
a. H0 : b1, b2, b3 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari variabel bebas desain produk, citra merek, dan harga terhadap
variabel terikat keputusan pembelian.
b. Ha :b1,b2, b3≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebasdesain produk, citra merek, dan hargaterhadap
variabel terikat keputusan pembelian.
Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas
pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:
1. df (Pembilang) = k – 1
2. df (Penyebut) = n – k
Keterangan :
n = jumlah sampel penelitian
k = jumlah variabel bebas dan terikat
Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) adalah 93 dan jumlah
keseluruhan variabel (k) adalah 4, sehingga diperoleh :
1. df (pembilang) = 4 – 1 = 3
2. df (penyebut) = 93 – 4 = 89
Nilai Fhitung yang akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS 20.0, kemudian akan dibandingkan dengan nilai Ftabel pada tingkat signifkansi = 5%,
dengan kriteria uji sebagai berikut:
H1 diterima bila Fhitung> Ftabel pada α = 5%
Tabel 4.13
Hasil Uji F
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (November 2016)
Berdasarkan Tabel 4.15 diatas dapat dilihat nilai F hitung adalah 31,425
sedangkan nilai F tabel adalah sebesar 2,71 dari tingkat kepercayaan 95%
( = 0,05). Dapat di jelaskan bahwa 31,425> 2,71. Nilai signifikannya 0,000 <
0,05 menunjukkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan
antara gaya hidup, motivasi dan kelompok referensi terhadap keputusan
pembelian.
4.5.2Uji Parsial (Uji-t)
Tujuan dilakukannya uji-t adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh
positif dan signifikan antara variabel independen yaitu desain produk (X1), citra merek (X2), dan harga (X3) terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian secara parsial.
- Nilai t hitung akan dibandingkan dengan nilai t table.
Nilai t tabel pada tingkat kesalahan (α) = 5% dengan derajat kebebasan
(df) = (n-k). Jumlah sampel (n) adalah sebanyak 93 orang dan jumlah keseluruhan
variabel (k) adalah 4 sehingga diperoleh derajat bebas (df) = n- k= 93 – 4 = 89.
Nilai thitung diperoleh dengan menggunakan program SPSS 20.0.Uji thitung yang dilakukan adalah menggunakan t tabelpada tingkat α= 5% yakni 1,986.
Tabel 4.14
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (November 2016)
Dengan melihat Tabel 4.16 dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Variabel Desain Produk (X1)
Desain Produk secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
Loyalitas Merek (Y), hal ini terlihat dari nilai t hitung (0,447) < t tabel (1,986),
artinya desain produk juga merupakan salah satu faktor yang mendorong
mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara untuk melakukan
pembelian produk Nike, meskipun pengaruhnya secara langsung tidak signifikan
2. Variabel Citra Merek (X2)
Citra Merek secara parsial berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, hal
ini terlihat dari nilai t hitung (4,607) > t tabel (1,986), artinya citra merek
merupakan salah satu variabel paling dominan yang mendorong mahasiswa
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara untuk melakukan pembelian produk
Nike. Ini berarti, bila variabel citra merek ditingkatkan maka keputusan pembelian
akan meningkat.
3. Variabel Harga (X3)
Harga secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian, hal ini terlihat dari nilai t hitung (2,118) > t tabel (1,986), dimana ini
berarti pengaruh harga juga menjadi salah satu faktor yang mendorong mahasiswa
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara untuk melakukan pembelian produk
Nike, meskipun nilai pengaruhnya tidak terlalu besar. Artinya jika variabel harga
ditingkatkan maka keputusan pembelian akan meningkat.
4.6.Pembahasan Hasil Penelitian 4.6.1 Uji Simultan (Uji F)
Dengan melihat hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
diketahui bahwa berdasarkan Uji F ( Uji secara serempak/Simultan) Desain
Produk (X1), Citra Merek (X2) dan Harga (X3) secara bersama – sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y) di kalangan
mahasiswa pengguna sepatu Nike di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
sebesar 31,425 lebih besar dari nilai Ftabel dengan tingkat kesalahan = 5% yaitu
2,71 dan dengan nilai Sig yang lebih kecil dari nilai alpha (0,000 < 0,05).
Dengan melihat hasil Uji F tersebut juga dapat disimpulkan bahwa Desain
Produk (X1), Citra Merek (X2), dan Harga (X3), berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian (Y). Hal ini berarti bahwa keputusan pembelian konsumen
dipengaruhi oleh ketiganya secara bersamaan. Dari hasil pengujian ini, didapati
bahwa variabel desain produk merupakan variabel yang paling dominan dalam
mempengaruhi keputusan pembelian. Ini berarti, salah satu faktor utama yang
menjadi pendorong para mahasiswa Fakultas Hukum untuk membeli sepatu Nike
ialah citra mereknya. Hal ini tentunya tidak terlepas dari citra yang dimiliki oleh
Nike sebagai salah satu produsen sepatu raksasa dunia, sehingga banyak orang
merasa bangga bila menggunakan produk Nike.Inilah yang mendorong mereka
untuk memilih membeli atau menggunakan produk tersebut.
4.6.2. Uji Parsial (Uji-t)
Berdasarkan uji parsial (Uji t) yang telah dilakukan maka hasil penelitian
ini menunjukkan sebagai berikut :
a. Variabel desain produkmemiiki t hitung sebesar 0,447 dengan tingkat
signifikansi 0,656. Sedangkan t tabel memiliki nilai sebesar 1,986. Oleh karena itu
t hitung (0,447) < t tabel (1,986) pada tingkat signifikansinya 0,656> 0,05.
Dengan melihat hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa variabel gaya desain
produksecara parsial berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap
keputusan pembelian. Hal ini disebabkan karena mayoritas dari responden yang
sebagai salah satu daya tarik produk, meskipun demikian mereka menganggap
bahwa desain produk bukanlah faktor utama mengapa mereka memilih untuk
membeli produk tersebut, karena variasi desain produk pada lini bisnis sepatu
sekarang, umumnya amat mirip antara satu produk dengan produk lainnya.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Farhan (2015) dengan judul “Pengaruh Desain Produk, Citra Merek, dan Kualitas
Produk terhadap Keputusan Pembelian Sepatu merek Nike Di Kota Semarang”.
Pada penelitian tersebut, variabel desain produk berpengaruh secara signifikan
terhadap keputusan pembelian.
b. Variabel citra merekmemiiki t hitung sebesar 4,607 dengan tingkat signifikansi
0,000. Sedangkan t tabel memiliki nilai sebesar 1,986. Oleh karena itu t hitung
(4,607) > t tabel (1,986) pada tingkat signifikansinya 0,000 < 0,05. Dengan
melihat hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa variabel citra merek secara
parsial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
Hal ini disebabkan karena mayoritas responden mengangap citra merek sepatu
Nike merupakan salah satu faktor paling dominan sebagai hal yang menarik
mereka untuk membeli produk tersebut. Sebagaimana diketahui, Nike merupakan
salah satu merek global dalam lini bisnis sepatu dunia dengan citra mereknya
yang ekslusif, sehingga banyak penggunanya merasa bangga mengenakan produk
tersebut.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).” dimana citra merek
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
c. Variabel harga memiiki t hitung sebesar 2,118 dengan tingkat signifikansi
0,037. Sedangkan t tabel sebesar 1,986. Oleh karena itu t hitung (2,118) > t tabel
(1,986) pada tingkat signifikansinya 0,037 < 0,05. Dengan melihat hasil tersebut,
dapat disimpulkan bahwa variabel harga secara parsial berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini diesebabkan karena para
responden menganggap sebagai harga sebagai salah satu faktor yang menarik
mereka untuk membeli sepatu merek Nike, meskipun kita ketahui bahwa
umumnya sepatu Nike harganya tergolong menengah keatas, namun para
responden harga yang dibayarkan untuk memperoleh produk sesuai dengan
eskpektasi yang mereka harapkan dari produk.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Wiratama (2014) yang berjudul
“Analisis Pengaruh Produk, Harga dan Citra Merek terhadap Keputusan
Pembelian Sepatu Olahraga Merek Nike di Kota Semarang”, dimana variabel
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Dengan melihat hasil penelitian sebagaimana yang telah dijabarkan pada
bab sebelumnya, maka hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
Melalui metode pengujian Uji F, maka desain produk, citra merek dan
harga secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian sepatu merek Nike pada mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara. Sedangkan bila dilihat dari hasil pengujian hipotesis secara
parsial (uji-t) menunjukkan bahwa desain produk berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu merek Nike pada mahasiswa di
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Hasil pengujian hipotesis secara parsial (uji-t) juga menunjukkan citra
merek secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian sepatu merek Nike pada mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara
Demikian pula halnya dengan harga, dimana pengujian hipotesis secara
parsial (uji-t) menunjukkan bahwa harga secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu merek Nike pada mahasiswa di
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Berdasarkan Koefisien Determinasi, diketahui nilai R bernilai sebesar 0,717
dimana ini berarti hubungan antara desain produk,citramerek danharga terhadap
erat. Nilai Adjusted R Square diperoleh sebesar 0,514, ini berarti 51,4% variabel dependen keputusan pembelian dapat dipengaruhi oleh variabel dependen dalam
penelitian ini, yakni desain produk, citra merek dan harga. Sedangkan sisanya
48,6% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan diatas maka ada beberapa saran
yang mampu peneliti berikan sebagai berikut :
Hasil pengujian secara simultan (uji F) menunjukkan bahwa desain
produk, citra merek, dan harga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
keputusan pembelian sepatu merek Nike, oleh karena itu perusahaan harus tetap
menjaga dan mampu untuk meningkatkan nilai ketiga variabel ini secara
bersamaan agar produk Nike semakin diminati, terutama di kalangan mahasiswa.
Hasil penelitian secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa desain produk
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap keputusan pembelian produk pada
mahasiswa, berarti perusahaan perlu untuk lebih memberi fokus kepada
pengembangan desain ataupun melakukan inovasi dalam variasi desain produk,
sebab hal ini mungkin saja disebabkan variasi dan jenis desain sepatu pada masa
kini, terutama dalam sub lini bisnis sepatu casual sangat mirip antara satu merek dengan merek lain. Nike juga perlu untuk lebih fokus mengembangkan desain
sepatu mereka agar bisa menjadi sepatu yang berfungsi fleksibel, sehingga cocok
digunakan untuk beragam kepentingan, seperti untuk kegiatan olahraga, kegiatan
digunakan di kegiatan non-formal seperti sekedar dipakai nongkrong, pergi ke
mall, menghadiri pesta dan lain-lain.
Hasil penelitian secara parsial juga menunjukkan citra merek memiliki
pengaruh positif dan signifikan pada penelitian ini, bahkan merupakan salah satu
faktor paling dominan yang paling berpengaruh terhadap keputusan
pembelian.Dimana hal ini tentunya tidak terlepas dari predikat produk Nike
sebagai salah satu raksasa perusahaan sepatu dunia yang kualitasnya telah
diakui.Hal ini berarti perusahaan perlu untuk mempertahankan keunggulan
tersebut melalui pengawasan nilai merek dan mampu melaksanakan strategi
merek pada produk sehingga mampu untuk terus meningkatkan angka penjualan,
menumbuhkan loyalitas diantara para penggunanya karena merasa bangga dan
puas dengan menggunakan produknya, bahkan untuk menjangkau para pengguna
baru.
Demikian pulahasil penelitian ini menunjukkan bahwa hargamemiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, ini berarti
para pengguna sepatu Nike dalam penelitian ini merasa bahwa harga setiap sepatu
Nike yang mereka bayarkan, meskipun beberapa produk harganya tergolong
menengah keatas, namun mereka merasa harga tersebut sesuai dengan kepuasan
yang mereka dapatkan.Selain itu, harga sepatu Nike masih dikatakan mampu
bersaing dengan harga sepatu casual top lainnya, seperti Adidas dan New Balance. Oleh karena itu Nike harus selalu fokus untuk melakukan penetapan
harga produk yang sesuai, menetapkan fokus pasar yang tepat, misalnya Nike
(17-25 tahun) yang kebanyakan dari mereka tidak terlalu mempermasalahkan soal
harga sepatu Nike yang mereka pakai, karena mereka merasa produk sesuai
dengan ekspektasi mereka dan rasa bangga mereka ketika menggunakan sepatu
Nike. Nike juga harus melakukan kontrol di segi harga agar harga sepatu Nike
tetap bersaing dengan harga sepatu para pesaing dalam kategori sepatu menengah
keatas lainnya pada masa ini, seperti Adidas , Puma ataupun New Balance,
dimana harga dari sepatu-sepatu tersebutumumnya berada dalam tingkat harga
yang hampir sama. Sehingga, bila Nike mampu untuk menetapkan harga yang
bersaing, misalnya harga yang ditetapkan untuk sepatu tersebut terlalu mahal, bisa
saja pengguna sepatu Nike beralih ke produk lainnya.
Saran bagi peneliti selanjutnya ialah agar penelitian ini mampu untuk
menjadi bahan acuan untuk peneltian berikutnya di masa depan, juga agar peneliti
selanjutnyamampu mengembangkan penelitian ini dimasa yang akan datang
dengan menambahkan beberapa faktor lain yang mampu memengaruhi keputusan