D
JU UN
Diajukan kep Univer untuk Mem
Gun S
Yesa
NI
URUSAN P FAKULT NIVERSITA
SKRIP
pada Fakult rsitas Neger menuhi Seba
na Mempero Sarjana Pen
oleh
ya Abdie
IM 11208
PENDIDIK TAS BAHA AS NEGER
2016
PSI
tas Bahasa d ri Yogyakar agian Persy oleh Gelar didikan
:
l Rajawal
8241030
KAN SENI ASA DAN S
RI YOGYA 6
dan Seni rta yaratan
li
v
“Jangan terlalu memikirkan masa depan,
Pikirkan saja apa yang harus kau
lakukan di masa sekarang untuk masa
depanmu”
vi
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Kedua orang tua saya atas segala doa dan dukungannya 2. Kakak perempuan saya yang selalu memberi semangat 3. Simbah kakung dan simbah putri atas segala doa
4. Sahabat-sahabat kontrakan Kaliwaru yang selalu memberikan semangat 5. Teman-teman seangkatan dan seluruh teman Pendidikan Seni Musik UNY
viii
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
ABSTRAK ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.
Latar Belakang ... 1
B.
Fokus Permasalahan ... 7
C.
Rumusan Masalah ... 7
D.
Tujuan Penelitian ... 7
E.
Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN TEORI ... 9
A.
Diskripsi Teori ... 9
1.
Komparasi ... 9
ix
b.
Perangkat rekam ... 15
c.
Perangkat
input
... 18
d.
Perangkat
output
... 19
4.
Audio ... 20
a.
Audio digital... 21
b.
Format
waveform
audio (
wav
) ... 21
B.
Penelitian yang Relevan ... 22
BAB III METODE PENELITIAN ... 24
A.
Pendekatan Penelitian ... 24
B.
Subjek dan Objek Penelitian ... 25
C.
Tempat dan Waktu Penelitian ... 25
D.
Pengumpulan Data ... 26
1.
Observasi ... 26
2.
Wawancara ... 26
3.
Dokumentasi ... 27
E.
Sumber Data Penelitian ... 28
F.
Analisis Data Penelitian ... 28
1.
Data
Reduction
... 29
2.
Data
Display
... 30
3.
Data
Verification
... 30
G.
Uji Keabsahan Data... 30
1.
Triangulasi Sumber ... 31
2.
Triangulasi Teknik ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33
A.
Hasil Penelitian ... 33
1.
Capo Record Yogyakarta ... 33
2.
Perangkat
recording
Capo Record Yogyakarta ... 33
3.
Tahap persiapan proses
recording
... 34
x
1.
Komparasi Penggunaan aplikasi Nuendo 4 dengan aplikasi Adobe
Audition CS 5.5 version 4.0 ... 56
a.
Tampilan
Multitrack view
dan
Edit view
... 57
b.
Komparasi pada proses
editing
... 59
c.
Komparasi pada proses
mixing
... 60
d.
Komparasi pada proses
mixdown
... 63
e.
Komparasi pada proses
mastering
... 64
2.
Permasalahan yang ditemui saat proses
recording
di Capo Record
Yogyakarta ... 67
3.
Kelebihan serta kekurangan penggunaan aplikasi Nuendo 4 dan
Adobe Audition CS 5.5 V4.0 dalam proses rekaman audio digital
di Capo Record Yogyakarta ... 67
a.
Aplikasi Nuendo 4 ... 68
b.
Aplikasi Adobe Audition CS 5.5 V4.0 ... 69
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 72
A.
Simpulan ... 72
B.
Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 75
xi
Halaman
Tabel 1: Komparasi penggunaan aplikasi Nuendo 4 dengan aplikasi
Adobe Audition CS 5.5 version 4.0 pada proses
editing
... 59
Tabel 2: Komparasi penggunaan aplikasi Nuendo 4 dengan aplikasi
Adobe Audition CS 5.5 version 4.0 pada proses
mixing
... 61
Tabel 3: Komparasi penggunaan aplikasi Nuendo 4 dengan aplikasi
Adobe Audition CS 5.5 version 4.0 pada proses
mixdown
... 63
Tabel 4: Komparasi penggunaan aplikasi Nuendo 4 dengan aplikasi
Adobe Audition CS 5.5 version 4.0 pada proses
mastering
... 65
xii
Halaman
Gambar 1: Komputer ... 15
Gambar 2: Dua Tipe
Soundcard
... 17
Gambar 3: Mikrofon ... 19
Gambar 4:
Speaker
dan
Headphone ...
20
Gambar 5: Komponen dalam Analisis data ... 29
Gambar 6: Triangulasi Sumber ... 31
Gambar 7: Triangulasi Teknik ... 32
Gambar 8: Denah pengaturan mikrofon Drum set ... 34
Gambar 9:
Routing
(penjaluran) proses
recording
gitar ... 41
Gambar 10:
Routing
(penjaluran) proses
recording brass section
... 42
Gambar 11:
Object selection
... 43
Gambar 12:
Range selection
... 43
Gambar 13: Tampilan jendela
mixer
Nuendo 4 ... 44
Gambar 14: Tampilan pengaturan
Equalizers GEQ-30
... 48
Gambar 15:
Move Tool
... 51
Gambar 16: Tampilan jendela
mixer
Adobe Audition CS 5.5 V4.0 ... 52
Gambar 17: Tampilan pengaturan
Graphic Equalizer
(
30 Bands
) ... 55
xiii
Gambar 19: Tampilan
Multitrack view
Adobe Audition CS 5.5 V4.0... 58
Gambar 20: Tampilan
Edit view
Nuendo 4 ... 58
Gambar 21: Tampilan
Edit view
Adobe Audition CS 5.5 V4.0 ... 59
xiv
Oleh Yesaya Abdiel Rajawali
NIM 11208241030
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendiskripsikan aplikasi
rekaman yang mampu menghasilkan kualitas audio yang detail, halus, bersih
(memperkecil suara
noise
), dan tebal. Aplikasi Nuendo 4 dan Adobe Audition CS 5.5
version
4.0 memiliki spesifikasi cukup ringan sehingga banyak pengguna aplikasi
rekaman menggunakan salah satu atau dua sekaligus aplikasi tersebut walaupun pada
kenyataannya terdapat versi yang lebih baru atau lebih canggih.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini
adalah operator rekaman,
sound engineer
dan pengguna jasa rekaman Capo Record
Yogyakarta. Data diperoleh dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi,
peneliti sebagai instrumen penelitian. Dalam penelitian ini, data dianalisis dengan
teknik
data reduction, data display
dan
data verification
. Keabsahan data diperoleh
melalui triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kedua aplikasi rekaman tersebut
dapat menghasilkan kualitas audio yang detail, halus, bersih (memperkecil suara
noise
) serta tebal, (2) Proses rekaman digital di Capo Record Yogyakarta
menunjukkan bahwa aplikasi Nuendo 4 dapat memaksimalkan kualitas hasil audio
yang lebih baik dibandingkan dengan aplikasi Adobe Audition CS 5.5
version
4.0,
karena aplikasi Nuendo 4 memiliki banyak aplikasi
plug in
dengan fitur-fitur yang
lengkap. Audio yang dihasilkan oleh aplikasi Nuendo 4 lebih menyatu, bersih, tebal
dan halus. Pengoperasian aplikasi Nuendo 4 juga lebih sederhana dibandingkan
dengan aplikasi Adobe Audition CS 5.5 version 4.0 yang terkesan rumit, (3) aplikasi
rekaman hanya sebagai sarana, kualitas audio rekaman yang baik dapat dipengaruhi
oleh kemampuan
sound engineer
atau operator rekam yang berkompeten di
bidangnya, perangkat rekam yang memadai, dan aplikasi perekaman audio yang
memiliki fitur-fitur lengkap untuk memaksimalkan kualitas hasil audio.
1
Musik menjadi sebuah kebutuhan yang tidak terpisahkan dari kehidupan keseharian manusia. Musik tercipta sebagai ungkapan perasaan manusia yang dituangkan melalui sebuah karya seni. Karya seni musik dapat diabadikan dan disebarluaskan dalam bentuk rekaman audio. Rekaman audio dapat diartikan proses merekam suara ke dalam perangkat rekam, kemudian suara tersebut dapat diperdengarkan kembali menyerupai suara aslinya (Purwacandra, 2007: 21).
Perkembangan rekaman audio mengalami perubahan yang signifikan, mulai dari era mekanik (piringan hitam), elektronik (tape recording), dan sampai sekarang pada era digital recording. Penggunaan audio analog pada era mekanik sampai era elektronik, digantikan dengan penggunaan audio digital pada era
digital recording.
Rekaman sistem analog dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat rekam seperti gramophone (piringan hitam) atau tape recording. Proses rekaman analog memakan waktu yang lama dan media suara rekaman analog lebih rumit serta perawatannya juga mahal. Rekaman analog dapat menghasilkan suara lebih tebal, bersih dan jelas, akan tetapi harga perangkat rekaman analog relatif mahal (Musfiya, 2011: 15). Sound sistem yang merupakan media audio analog terdiri atas berbagai perangkat reproduksi audio seperti mikrofon, kaset (tape) recording
Rekaman sistem digital secara langsung dapat mengubah sinyal analog dari instrumen dan vokal ke dalam format digital seperti wav. Media perekaman digital ini dapat menggunakan komputer. Sistem ini lebih murah dan simpel bila dibanding dengan sistem analog. Cukup sebuah keyboard controller, computer
dan soundcard (kartu suara).
Pada awal sistem ini muncul, praktisi rekaman mengeluhkan tentang kualitas sound rekamannya yang tipis, tapi sekarang hal itu sudah dapat teratasi dengan adanya preamp sebagai penguat sinyal. Dewasa ini, hampir seluruh studio rekaman baik besar maupun kecil lebih memilih digital recording (Musfiya, 2011: 17). Media perangkat digital menggunakan perangkat hardware dan software. Dalam proses digital recording, penggunaan software aplikasi komputer sangat dibutuhkan. Husein (2002: 17) menyatakan bahwa:
“Program aplikasi maupun bahasa komputer digunakan sebagai perangkat (program) yang berisi berbagai fasilitas maupun kemampuan tertentu yang dapat menghasilkan keluaran (output) sesuai kebutuhan, dengan cara mengoperasikannya melalui sistem operasi yang telah disediakan”.
Aplikasi komputer dapat didefinisikan sebagai perangkat program komputer yang siap pakai untuk melaksanakan suatu kebutuhan bagi penggunanya, baik kebutuhan secara umum ataupun khusus dengan cara mengoperasikannya melalui sistem operasi yang telah tersedia. Fungsi aplikasi komputer itu sendiri adalah untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan kebutuhan pengguna atau dengan kata lain melakukan pekerjaan sesuai perintah pengguna.
(Nuendo, Adobe Audition dan lain-lain). Meskipun banyak pilihan aplikasi musik yang tersedia, pengguna musik harus memperhatikan fitur-fitur yang ada dalam aplikasi, sehingga pengguna musik dapat menentukan aplikasi mana yang sesuai dengan kebutuhannya, misalnya dalam pemilihan aplikasi perekaman audio.
Nuendo merupakan salah satu aplikasi perekaman audio yang dapat digunakan untuk melakukan suatu pengolahan suara yaitu untuk merekam, mengedit, serta mencampur (mix), dan mastering musik. Aplikasi Nuendo 4 adalah produk software aplikasi musik versi keempat yang diproduksi Steinberg Corporation, aplikasi lainnya yang diproduksi Steinberg Corporation antara lain
Cubase, Sequel dan WaveLab.
Nuendo 4 sebagai aplikasi untuk perekaman audio digital. Audio digital menggunakan sinyal digital dalam proses reproduksi suaranya. Aplikasi perekam audio Nuendo 4 lebih menekankan pada penggunaan format audio wav. Waveform audio format merupakan standar format berkas audio yang dikembangkan oleh Microsoft dan IBM (International Business Machines Corporation), umumnya format waveform merupakan audio yang tidak terkompresi (Buntarto, 2014: 5). Format ini dapat menyimpan audio dengan tetap mempertahankan keutuhan setiap
senggang 1 GB, RAM 1 GB, DVD-ROM drive, USB Port, Harddisk 40 GB
disarankan 500 GB (Sos: 2015).
Aplikasi perekam audio lainnya yaitu Adobe Audition. Adobe Audition adalah sebuah software dari Adobe System untuk merekam, mengedit, serta mencampur (mix) dan mastering musik. Beberapa software yang diproduksi
Adobe System lain yang cukup populer, di antaranya adalah Adobe Premier untuk
editing video, Adobe Photoshop untuk mengedit foto, dan lain-lain (Purwacandra, 2007: 27). Spesifikasi minimal komputer untuk dapat memasang aplikasi Adobe Audition CS 5.5 version 4.0 adalah sistem operasi windows dengan Intel Pentium 4 atau AMD Athlon 64 processor, RAM 1 GB, memory senggang 2 GB, DVD-ROM drive, Soundcard compatible with ASIO protocol or Microsoft WDM/MME,
display graphic 1280x800 with openGL 2.0 (Adobe: 2015).
Karakteristik kedua aplikasi tersebut menggambarkan spesifikasi yang dibutuhkan agar aplikasi tersebut dapat dipasang di sebuah perangkat komputer. Spesifikasi komputer yang dibutuhkan untuk kedua aplikasi tersebut cukup ringan sehingga peneliti memfokuskan permasalahan pada komparasi kedua aplikasi tersebut. Di sisi lain, karena spesifikasi yang tergolong ringan maka banyak pengguna aplikasi rekaman menggunakan salah satu atau dua sekaligus aplikasi tersebut walaupun pada kenyataannya terdapat versi yang lebih baru atau lebih canggih.
recording. Home recording adalah studio rekaman yang dibangun dalam rumah atau kamar, dalam bentuk studio sederhana maupun studio yang memang dibangun untuk keperluan audio recording professional. Capo Record beralamat di Bantar Wetan RT 06 RW 03 Bangun Cipto kecamatan Sentolo kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Secara geografis letaknya jauh dari pusat kota Yogyakarta tetapi Capo Record dapat menghasilkan kualitas audio yang baik tidak kalah dengan studio rekaman lain. Pemilik sekaligus sound engineer di Capo Record tidak memiliki latar belakang di bidang musik, akan tetapi memiliki wawasan, pengalaman dan prestasi dalam menciptakan karya musik. Berdasarkan alasan tersebut, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian di Capo Record.
Dalam praktek rekamannya, Capo Record menggunakan perangkat rekam yang sudah sesuai standar, dalam artian mampu menghasilkan kualitas rekaman yang detail, halus, bersih, dan tebal pada warna sound. Komputer merupakan perangkat terpenting dalam proses rekaman digital. Sebagai persyaratan minimal, komputer harus memiliki beberapa perangkat antara lain Soundcard, Prosesor,
RAM (Random Access Memory), Harddisk, CD/DVD Writer, perangkat Input
(seperti mikrofon, instrumen musik), dan perangkat Output (seperti Speaker,
Headphone). Capo record Yogyakarta menggunakan komputer dengan spesifikasi yaitu sistem operasi windows XP, prosesor Intel Pentium 4CPUsingle core 2,80
GHz, RAM 1 GB, Harddisk 320 GB, DVD-ROM drive, dan USB port.
digital yang lebih murah, perangkat rekaman yang tidak serumit sistem analog, dan proses rekaman yang lebih singkat. Walaupun hasil rekaman digital tak sejelas dan sebersih rekaman analog, akan tetapi sekarang ini banyak aplikasi perekaman audio yang sudah memiliki standar untuk menghasilkan audio yang bersih (memperkecil suara noise) dan jelas.
Adanya berbagai aplikasi perekaman audio, membuat pengguna musik lebih cermat memilih aplikasi yang cocok untuk dipergunakan sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Aplikasi rekaman yang mampu menghasilkan kualitas rekaman yang detail, halus, bersih (memperkecil suara noise) dan tebal pada warna sound. Peneliti tertarik untuk membandingkan dua aplikasi rekaman yang populer, aplikasi yang digunakan untuk perbandingan dalam teknik rekaman audio digital di Capo Record Yogyakarta adalah Nuendo 4 dan Adobe Audition CS 5.5 version 4.0. Penelitian dilakukan dengan menggunakan materi lagu yang sama, kemudian materi lagu tersebut melalui proses rekaman (meliputi recording, editing, mixing, mixdown, dan mastering) dengan mempergunakan kedua aplikasi tersebut. Audio dari hasil proses rekaman kemudian diperdengarkan kepada beberapa pengguna musik (informan) untuk selanjutnya diwawancarai dengan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
B. Fokus Permasalahan
Penelitian ini difokuskan pada komparasi penggunaan aplikasi Nuendo 4 dengan Adobe Audition CS 5.5 version 4.0 dalam teknik rekaman audio digital di Capo Record Yogyakarta. Capo Record memiliki perangkat rekaman yang dibutuhkan untuk proses digital audio recording.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
“Bagaimanakah hasil komparasi penggunaan aplikasi Nuendo 4 dengan Adobe Audition CS 5.5 version 4.0 dalam teknik rekaman audio digital di Capo Record Yogyakarta ?”
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendiskripsikan aplikasi rekaman yang mampu menghasilkan kualitas rekaman yang detail, halus, bersih (memperkecil suara noise), dan tebal pada warna sound. Aplikasi yang digunakan untuk perbandingan dalam teknik rekaman audio digital di Capo Record Yogyakarta adalah Nuendo 4 dan Adobe Audition CS 5.5 version 4.0.
E. Manfaat Penelitian
a. Memberikan penjelasan terperinci mengenai aplikasi perekaman audio digital khususnya Nuendo 4 dan Adobe Audition CS 5.5 version 4.0 bagi pembaca, khususnya mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Musik Universitas Negeri Yogyakarta.
b. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman bagi mahasiswa atau pengguna aplikasi rekaman untuk memilih aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
2. Manfaat Praktis
9
1. Komparasi
Kata “komparasi” dalam bahasa inggris yaitu comparation, yang mempunyai arti perbandingan. Penelitian komparasi adalah penelitian yang dapat menemukan persamaan dan perbedaan tentang benda, orang, prosedur kerja, ide-ide kritik terhadap orang, kelompok, suatu ide-ide atau prosedur kerja. Dapat pula membandingkan persamaaan pandangan dan perubahan-perubahan pandangan orang, grup atau negara terhadap kasus, orang, peristiwa, atau terhadap ide-ide (Arikunto, 1993: 211).
Silalahi (2009: 35) menyatakan bahwa penelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan dua gejala atau lebih. Penelitian komparatif dapat berupa komparatif deskriptif (descriptive-comparative) maupun komparatif korelasional (correlation-comparative). Komparatif deskriptif membandingkan variabel yang sama untuk sampel yang berbeda. Komparatif deskriptif juga dapat digunakan untuk membandingkan variabel yang berbeda untuk sampel yang sama.
Basuki (2006: 114) kajian kausal-komparatif, khusus disusun untuk menentukan hubungan yang ada antara beberapa faktor, variabel atau dimensi dengan tujuan menjelaskan hubungan atau saling ketergantungan.
orang dan hal-hal lain dengan cara menganalisis persamaan dan perbedaan yang ada dari objek atau subjek yang diteliti.
2. Aplikasi
Aplikasi dapat diartikan suatu program siap pakai yang dirancang untuk melaksanakan suatu fungsi bagi penggunanya. Sutarman (2009: 145) mendefinisikan applications merupakan software yang dioperasikan untuk keperluan tertentu, seperti bahasa pemrogaman, permainan dan aplikasi olah kata, angka dan sebagainya. Sutarman (2009: 147) menyatakan program aplikasi digunakan untuk penyediaan berbagai fungsi yang siap pakai. Program ini dioperasikan di dalam lingkungan sistem operasi untuk keperluan tertentu, seperti program, pekerjaan kantor (officework) maupun permainan (game).
Taufiq (2013: 93) mendefinisikan perangkat lunak aplikasi atau sering juga disebut sebagai paket aplikasi merupakan software jadi yang siap pakai untuk digunakan. Software yang ada sudah dipaket sesuai dengan aplikasi-aplikasi yang diinginkan. Perangkat lunak aplikasi dibuat untuk membantu masalah yang paling banyak dihadapi oleh masyarakat secara umum, karena itu sangatlah wajar jika
software-software ini tidak dapat memenuhi kebutuhan spesifik setiap pengguna
computer. Hutchinson (1996: 174) menyatakan bahwa:
“Applications software consists of computer programs designed to satisfy a user’s specific needs. The task or problem may require, for example, computations for payroll processing, the maintenance of different types of data in different types of files, or the preparation of forms and documents”.
persoalan diperlukan sebagai contoh, untuk perhitungan pengolahan daftar gaji, pemeliharaan beberapa jenis data yang berbeda dalam suatu arsip yang berbeda pula, atau persiapan untuk pembuatan formulir dan dokumen.
Husein (2002: 17) menyatakan program aplikasi maupun bahasa komputer digunakan sebagai perangkat (program) yang berisi berbagai fasilitas maupun kemampuan tertentu yang dapat menghasilkan keluaran (output) sesuai kebutuhan, dengan cara mengoperasikannya melalui sistem operasi yang telah disediakan.
Husein (2002: 20) mengelompokkan program aplikasi, salah satunya di bidang musik. Program aplikasi ini digunakan untuk memainkan suatu musik/lagu dari suatu CD atau dapat juga untuk mengaransir musik dengan cara memasukkan not balok atau angka dan memilih jenis alat musik untuk dimainkan oleh komputer. Selain itu, komputer juga dapat menunjukkan bagaimana cara memainkan alat musiknya. Contoh program ini adalah Sound Blaster, Covox, Sound Master, Audio Pro, Midisoft, dan sebagainya.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa aplikasi dapat didefinisikan sebagai perangkat program komputer yang siap pakai untuk melaksanakan suatu kebutuhan bagi penggunanya, baik kebutuhan secara umum ataupun khusus dengan cara mengoperasikannya melalui sistem operasi yang telah tersedia.
a. Aplikasi Nuendo 4
mengedit, serta mencampur (mix), dan mastering musik. Aplikasi Nuendo 4 adalah produk software aplikasi musik versi keempat yang diproduksi Steinberg Corporation, aplikasi lainnya yang diproduksi Steinberg Corporation antara lain
Cubase, Sequel dan WaveLab.
Nuendo 4 sebagai aplikasi untuk perekaman audio digital. Audio digital menggunakan sinyal digital dalam proses reproduksi suaranya. Aplikasi perekam audio Nuendo 4 lebih menekankan pada penggunaan format audio wav. Waveform audio format merupakan standar format berkas audio yang dikembangkan oleh Microsoft dan IBM (International Business Machines Corporation), umumnya format Waveform merupakan audio yang tidak terkompresi (Buntarto, 2014: 5). Format ini dapat menyimpan audio dengan tetap mempertahankan keutuhan setiap
bitrate dan sample rate dari sumber ia dihasilkan. Format audio waveform juga lazim digunakan sebagai output format dari proses recording di software DAW
(Digital Audio Workstation). Spesifikasi minimal komputer untuk dapat memasang aplikasi Nuendo 4 adalah sistem operasi windows dengan minimal
2GHz AMD atau Intel Processor Pentium empat 2.0 GHz, 1.5GHz Single Core, memory senggang 1 GB, RAM 1 GB, DVD-ROM drive, USB Port, Harddisk 40 GB disarankan 500 GB (Sos: 2015).
b. Aplikasi Adobe Audition CS 5.5 version 4.0
Adobe Audition CS 5.5 version 4.0 merupakan sebuah software dari
Adobe System untuk merekam, mengedit, serta mencampur (mix) dan mastering
mengedit foto, dan lain-lain (Purwacandra, 2007: 27). Spesifikasi minimal komputer untuk dapat memasang aplikasi Adobe Audition CS 5.5 version 4.0
adalah Sistem operasi windows dengan Intel Pentium 4 atau AMD Athlon 64 processor, RAM 1 GB, memory senggang 2 GB, DVD-ROM drive, Soundcard compatible with ASIO protocol or Microsoft WDM/MME, display graphic
1280x800 with openGL 2.0 (Adobe: 2015). 3. Teknik rekaman
Teknik adalah cara membuat atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni; metode atau sistem mengerjakan sesuatu (kbbi: 2015). Kata
recording berarti merekam. Definisi recording sebenarnya mencatat atau mengabadikan sesuatu melalui piranti rekam. Sesuatu itu dapat berupa suara ataupun gambar, dan dapat didengar atau melihat kembali sesuatu tersebut layaknya bukti. Namun dalam konteks ini, membahas recording yang mengacu pada rekaman musik digital. Dalam dunia rekaman musik digital istilah recording
dilengkapi menjadi recording audio digital (Musiktek: 2015)
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa teknik rekaman adalah suatu cara membuat rekaman atau melakukan suatu proses merekam sumber suara ke dalam sebuah mesin (perangkat rekam).
a. Proses rekaman atau recording
Darmanto (2006: 24) mendefinisikan merekam adalah suatu usaha atau kegiatan menangkap dan mendokumentasi informasi berupa suara, kemudian menyimpan informasi tersebut pada suatu sarana dengan cara sebaik-baiknya, maka dapat dijelaskan bahwa proses rekaman yaitu sebuah proses melakukan pengambilan data-data analog. Data-data analog ini dapat berupa gitar elektrik, keyboard, bass elektrik, drum set ataupun vokal. Kemudian dari data-data analog ini diolah melalui sebuah komputer dan software rekam menjadi data-data digital yang berupa gelombang wav.
Purwacandra (2007: 21-24) menjabarkan proses rekaman atau recording
terdapat beberapa tahapan utama, berikut ini penjelasan mengenai tahapan-tahapan tersebut :
1) Recording/Tracking merupakan proses pengambilan rekaman suara sebuah komposisi musik ke dalam track-track yang terpisah. Misalnya alat musik piano pada track 1, bass pada track 2, vokal pada track 3, drum pada track 4-6, dan seterusnya.
2) Editing adalah tahap memeriksa, memperbaiki, memindah bagian-bagian lagu ataupun mengubah susunan lagu pada rekaman yang sudah dilakukan. Noise atau suara-suara yang tidak diperlukan dibuang, terutama noise dari track vokal yang biasanya terjadi sebelum bernyanyi.
3) Mixing adalah proses memadukan semua sumber bunyi yang sudah direkam menjadi satu supaya enak didengar. Pada tahap ini sound engineer mengatur balance atau keseimbangan volume antara satu track dengan track lainnya, mengatur posisi stereo/mono
4) 5) b. Perang Ko (computer compute mendefini beberapa t programny menyediak Mixdown
menjadi s semua m
mixing. K proses mix Mastering
dapat diar
engineer d untuk leb digabungk Proses ma
kemampu dan berku pembuatan pertama m gkat rekam omputer seb
r) diambil d
atau reck
isikan komp tugas yaitu ya, (3) me kan output d
adalah m satu gelomb materi instru Karena apab
xing dan aka
g memiliki rtikan seba dari lagu ya bih memp kan, kemud
astering me an yang ba ualitas baik n CD maste
merupakan p
bagai peran dari bahasa
kon). Robe puter adala (1) menerim enyimpan p
dalam bentu
Ga (dok:
menggabung bang wav. D umen telah bila belum m
an menjadi dua makna agai final to
ang sudah d percantik h dian juga emerlukan aik dari soun
. Kedua, m er atas karya pengertian d
ngkat rekam a Latin Com
ert H. Bli ah suatu ala ma input, (2 perintah-per
uk informas
ambar 1: Ko Yesaya, Ok gkan semu Diusahakan h benar-ben matang mak tidak efisie a dalam re
ouch atau di-mixing se hasil gelo mengatur p waktu yang
nd engineer mastering da a musik. Ak dari masteri
m yang di
mputare ya issmer dal at elektroni 2) mempros rintah dan si. omputer ktober 2015 ua materi n sebelum p
nar matang ka harus m en dalam pro
kaman. Per sentuhan ak ebelumnya, ombang wa
panjang at g lama, ka
r agar hasil apat juga d kan tetapi d
ing.
igunakan, I ang berarti lam Jogiya k yang ma ses input ta hasil dari
5)
instrumen proses mixd
g dalam p mengulang d oses record
rtama mast
khir oleh s
hal ini bertu
av yang tau durasi arena dibutu lnya memua diartikan se dalam hal in
Istilah kom menghitun anto (1999 ampu melak di sesuai de pengolahan agar down, proses dalam ding. tering sound ujuan telah lagu. uhkan askan ebagai ni, arti mputer ng (to
Dalam rekaman digital atau digital recording sebagai persyaratan minimal komputer harus memiliki :
1) Soundcard atau kartu suara, dalam dunia recording sering juga disebut AD/DA Converter (Analog to Digital/Digital to Analog Converter). Purwacandra (2007: 3) mengemukakan bahwa sebaiknya penggunaan soundcard onboard
dihindari. Soundcard onboard memang baik bila dipakai untuk playback lagu (misalnya dari winamp). Namun, penggunaan untuk merekam sangat kurang baik dan akan menimbulkan noise yang cukup tinggi. Noise akan sangat mengganggu kualitas rekaman. Disarankan untuk memilih soundcard Creative Sound Blaster Live atau Audigy yang rata-rata memiliki kualitas yang cukup bagus.
Penggunaan soundcard full-duplex sangat dibutuhkan, karena
2) Proses sebuah menjal adalah diperlu Proses pentiu seperti setara meman kebutu
3) RAM ( menan Purwa
RAM y merek
sor, adalah h sistem
lankan tuga h otak dari
ukan dalam sor Pentium um. Selain p i Sempron,
pentium e ng baik d uhan akan ja (Random A
ngani aplika acandra (200
yang dipak kam dan mem
S S Gamb ( satu kom komputer as. Purwac sebuah sis m rekaman, m empat 2,
prosesor pen
Athlon, da empat 1,8
dari segi t auh lebih ba
Access Mem
asi yang se 07: 4) berp ai akan sem mainkannya
Soundcard H
Soundcard F
bar 2: Dua T (Arisasangk mponen yan
dengan f candra (200 stem kompu mulai dari
0 GHz ke a ntium yang an masih b
GHz. Pemi teknologi. aik.
mory) adalah edang dijala pendapat da makin bany a ulang seca
Half-duplex
Full-duplex
Tipe Sound ka, 2006: 3)
ng mengon fungsi mel 07: 3-4) m
uter, tempa
tracking, ed
atas kini um g diproduks banyak lagi
ilihan prose Namun, p
h memori s ankan dan f alam kebutu yak track ya ara bersama
x
dcard
ntrol keselu lakukan p menyatakan
t di mana
diting, dan mumnya dip
i Intel, terd lainnya de esor yang pemilihan
ementara (t
file/data yan uhan musik ang tersedia aan (realtim
uruhan jala perhitungan bahwa pro semua kalk lain sebaga pakai setela dapat juga A
engan kece paling mut prosesor s
temporary) ng telah di k, semakin t
a sebagai te
4) Harddisk (HDD) adalah tempat menyimpan sistem operasi (Windows/Mac), semua software/aplikasi, dan data hasil kerja. Harddisk 40 GB sudah menjadi standar yang cukup baik dalam sebuah komputer (Purwacandra, 2007: 5).
5) DVD/CD Writer cukup penting pada sebuah komputer yang akan dipakai untuk memproduksi musik. Kegiatan apapun yang akan berhubungan dengan komputer biasanya memerlukan DVD/CD Writer. Hingga saat ini, media
DVD/CD masih menjadi media simpan yang cukup murah, mudah, dan aman dengan kualitas yang baik.
Kelima komponen di atas adalah komponen utama pada komputer yang harus diperhatikan apabila akan dipakai untuk proses digital audio recording.
c. Perangkat input
Perangkat input yang digunakan untuk merekam suara. Apabila bermaksud merekam vokal, maka mikrofon yang digunakan harus terhubung melalui konektor mic. Line-in berfungsi sebagai konektor dengan sumber suara selain mikrofon, seperti alat musik, tape dan lainnya. Jika akan menggunakan fasilitas
MIDI dari komputer dan intrumen MIDI seperti keyboard, maka port MIDI yang digunakan (Arisasangka, 2006: 4).
Mi particular dihasilkan selain itu memerluk d. Perang Pe mengguna
response f
yang digu kualitas h mengguna rekaman. (Purwacan
ikrofon din yang sang n baik. Kual u respon fr kan power su
gkat output
rangkat ou
akan speake
frequency y unakan untuk hasil akhir akan headp
Closed H
ndra, 2007:
namik meru gat tahan te litas output rekuensinya
upply untuk
G (dok:
utput diperl er maupun yang flat (n k mendenga rekaman.
phone. Pira
Headphone
7).
upakan tip erhadap ke volume sua a juga terb k dapat berfu
ambar 3: M Yesaya, Ok
ukan untuk
headphone
natural) san ar suara yan Selain me anti tersebu
dapat me
e mikrofon elembaban u
ara tidak se batas. Tipe fungsi (Man
Mikrofon ktober 2015
k mendeng
e. Pengguna ngat dibutu ng direkam enggunakan ut cukup b enutup selu
n ini meng udara, kual akurat mikr e mikrofon nsionpro: 20
5) arkan hasil aan speaker uhkan, dika akan sanga n speaker, aik untuk uruh teling
ggunakan b litas suara rofon konde n dinamik
015).
4. Audio Ar didengark ditangkap
Hertz (Hz 20000 Hz Me mengguna gelombang kemudian Pro perekaman
rate. Stand
rate di ba 22050 Hz
risasangka kan manusia
[image:34.612.175.467.105.239.2]gendang t ). Daya tan (20 kHz). erekam su akan peran g atau siny diproses m oses pengu n atau konv dar untuk n awah 44kH kualitasnya Gambar 4 (dok: (2006: 15) a merupakan telinga. Ban gkap pende uara deng ngkat kom yal asli yan menjadi siny
ubahan siny versi data su nada yang b Hz maka ku
a setara den
4: Speaker d Yesaya, Ok mendefini n gelomban nyaknya ge engaran telin gan perang mputer, mak ng dikenal al digital. yal itu dike uara, kompu berkualitas a ualitasnya ngan radio A
dan Headph
ktober 2015
isikan aud ng getaran su
etaran suara nga manusi
gkat elekt ka alat p sebagai sin
enal denga uter akan me
adalah 4410 akan sema AM (modula
hone
5)
dio atau bu uara yang s a itu diukur ia berkisar a
tronika mi erekam ak nyal analog
an istilah sa
emberikan p 00 Hz atau akin rendah asi amplitud
unyi yang sampai dan r dengan s antara 20 H
isalnya de kan menan
g. Sinyal as
ampling. D pilihan sam
Agar suatu bunyi dapat didengar telinga manusia, suatu sinyal digital harus dikonversi menjadi sinyal analog dengan menggunakan amplifier atau perangkat audio lainnya. Tingkat kualitasnya yang dihasilkan tergantung pada nilai rate yang dipilih atau digunakan.
a. Audio digital
Berbekal peralatan yang relatif sederhana, yaitu seperangkat PC (Personal Computer) dan beberapa instrumen tambahan dapat membuat musik digital. Musik digital merupakan musik atau audio yang dihasilkan dari proses modulasi kode pulsa (Pulse Code Modulation) dan sinyal-sinyal digital. Dalam proses selanjutnya, sinyal ini diolah melalui proses Analog to Digital Conversion (ADC)
maupun Digital to Analog Conversion (DAC), untuk selanjutnya disimpan dengan format digital seperti wav (Sigit, 2011: 2).
b. Format Waveform Audio (wav)
Buntarto (2014: 5-9) membagi secara umum, terdapat 3 kelompok utama format file audio, yaitu :
1) Format file audio tanpa kompresi, seperti file WAV, AIFF (Audio Interchange File Format), MIDI, dan raw header-less PCM (Pulse Code Modulation)
2) Format file audio dengan tidak banyak kompresi (compression lossless), seperti Monkey’s Audio (filename extension APE), WavPack
(filename extension WV), Windows Media Audio Lossless (WMA Lossless).
3) Format file audio dengan kompresi (compression lossy), seperti MP3, AAC (Advance Audio Coding), WMA (Windows Media Audio).
Proses rekaman digital difokuskan pada format Waveform Audio
(wav/wave). Dengan kualitas standar Audio CD, tidak heran jika ukurannya besar. WAV merupakan format file audio yang dikembangkan oleh Microsoft dan IBM (International Business Manchines Corporation) sebagai standar untuk menyimpan file audio
Modulation). File wav adalah file audio yang tidak terkompresi sehingga seluruh sampel audio disimpan semuanya di media penyimpanan dalam bentuk digital.
B. Penelitian yang Relevan
Terdapat Penelitian yang terkait dengan proses digital audio recording, antara lain :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Resa Agus Irawan (2009: 76) dengan judul “Proses Digital Audio Recording Band di Studio Amakusa Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses digital audio recording menggunakan software Adobe Audition. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa software Adobe Audition memberikan hasil kualitas rekaman yang bersih, tebal pada warna sound dan tanpa noise. Bersih karena sound yang dihasilkan dipercantik dalam tahap mixing dan tebal karena hasil
mastering yang dilakukan warna sound masih ada unsur natural dari aslinya. Kemudian tanpa noise karena diproses dengan fitur noise reduction. Di bidang
software musik sendiri, terutama software recording telah banyak menjamur. Pemilihan software yang tepat membuat hasil produksi yang dihasilkan menjadi bermutu dan berkualitas.
atau musisi dapat mengedit sendiri data yang telah direkam, karena software
24
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana hasil komparasi penggunaan aplikasi Nuendo 4 dengan Adobe Audition CS 5.5 version 4.0 dalam teknik rekaman audio digital di Capo Record Yogyakarta. Aplikasi rekaman yang mampu menghasilkan kualitas rekaman yang detail, halus, bersih (memperkecil suara noise), dan tebal pada warna sound. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Menurut Nazir (2005: 54) metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang ada di lapangan. Data deskriptif kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati dalam proses rekaman audio digital di Capo Record Yogyakarta.
kontrol dan interaksi peneliti, melainkan bersifat alamiah berlangsung apa adanya. Laporan naratif proses tersebut diupayakan sama dengan apa yang terjadi. Penelitian ini ditekankan pada segi proses yaitu proses rekaman audio digital dengan fokus masalah pada komparasi penggunaan aplikasi Nuendo 4 dengan Adobe Audition CS 5.5 version 4.0 di Capo Record Yogyakarta. Wawancara dan observasi atau pengamatan secara langsung dilakukan dalam upaya memperoleh data penelitian serta dilengkapi dengan dokumentasi sebagai penguat data. Data yang dihasilkan berupa kata-kata yang bersifat naratif, gambar dan bukan berupa angka-angka.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek (informan) dalam penelitian ini adalah operator rekaman, sound engineer dan pengguna jasa rekaman Capo Record Yogyakarta (beberapa personil Band Aqrapana Ska), sedangkan objek dalam penelitian ini adalah aplikasi Nuendo 4 dan Adobe Audition CS 5.5 version 4.0 sebagai aplikasi perekaman audio digital.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
disesuaikan dengan kesepakatan antara pihak Capo Record Yogyakarta dan peneliti.
D. Pengumpulan Data
Peneliti mengumpulkan beragam jenis data dan memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk mengumpulkan informasi di lokasi penelitian. Menurut Creswell (2010: 267) prosedur pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ini melibatkan tiga strategi yaitu:
1. Observasi
Peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi penelitian. Dalam penelitian ini peneliti mengamati langsung peristiwa-peristiwa dan fakta yang terjadi di lapangan. Peneliti melakukan observasi pada bulan November dan Desember 2015. Hal-hal yang diamati dalam penelitian ini meliputi:
a. Perangkat yang digunakan dalam proses rekaman audio digital di Capo Record Yogyakarta
b. Proses rekaman audio digital dengan menggunakan aplikasi Nuendo 4 dan Adobe Audition CS 5.5 version 4.0 di Capo Record Yogyakarta
c. Aplikasi perekaman audio digital yaitu Nuendo 4 dan Adobe Audition CS 5.5
version 4.0 2. Wawancara
untuk memperoleh data langsung secara lisan dari narasumber atau informan yang telah ditentukan. Wawancara dalam penelitian ini juga dilandasi hubungan kerjasama yang baik antara peneliti dan subjek penelitian, agar proses penelitian dapat berjalan dengan lancar dan memperoleh data yang kompeten.
Proses wawancara dilakukan peneliti secara langsung di lapangan, Selain itu peneliti juga membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpulan data menggunakan alat bantu seperti catatan, voice recorder dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar. Adapun pokok-pokok pertanyaan terdapat dalam lampiran, kisi-kisi pertanyaan wawancara dalam penelitian ini antara lain:
a. Apa saja perangkat yang digunakan dalam proses rekaman audio digital di Capo Record Yogyakarta?
b. Bagaimanakah proses rekaman audio digital dengan menggunakan aplikasi Nuendo 4 dan Adobe Audition CS 5.5 version 4.0. di Capo Record Yogyakarta?
c. Apa saja kelebihan serta kekurangan dari penggunaan aplikasi Nuendo 4 dan Adobe Audition CS 5.5 version 4.0 dalam proses rekaman audio digital? d. Bagaimanakah audio yang dihasilkan dari proses rekaman menggunakan
aplikasi Nuendo 4 dan Adobe Audition CS 5.5 version 4.0? 3. Dokumentasi
kualitatif lainnya adalah materi audio dan visual. Data ini berupa foto yang diambil pada saat penelitian, voice record atau segala jenis suara/bunyi.
E. Sumber Data Penelitian
Peneliti menggunakan sumber data untuk mendapatkan informasi yang jelas dari penelitian. Dalam melakukan kegiatan penelitian di Capo Record Yogyakarta, sumber data diambil dari buku-buku mengenai digital audio recording, audio digital dan sumber internet berupa panduan manual aplikasi Nuendo 4 maupun Adobe Audition CS 5.5 version 4.0. Peneliti juga melakukan wawancara dengan sound engineer, operator rekaman, dan pengguna jasa rekaman Capo Record Yogyakarta (beberapa personil Band Aqrapana Ska).
F. Analisis Data Penelitian
reduction, data display dan conclusion drawing/verification”. Langkah-langkah analisis data ditunjukan pada gambar berikut:
Periode Pengumpulan
..………..………...
Reduksi data
Antisipasi Selama Setelah
Display data
Selama Setelah ANALISIS
Kesimpulan/Verifikasi
[image:43.612.137.487.185.317.2]Selama Setelah
Gambar 5: Komponen Dalam Analisis Data (Sugiyono, 2012: 246)
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya banyak, kemudian peneliti mencatat segala bentuk data secara teliti dan rinci. Dari jumlah data yang banyak tersebut, peneliti langsung melakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai proses rekaman audio digital di Capo Record Yogyakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk memudahkan peneliti memahami data yang diperoleh, kemudian mengklarifikasikan data-data tentang komparasi penggunaan aplikasi Nuendo 4 dengan Adobe Audition CS 5.5 version
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian ini peneliti menyajikan data dalam bentuk teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan peneliti untuk memahami keseluruhan data dan merencanakan proses selanjutnya yaitu
data verification (kesimpulan).
Untuk mengambil kesimpulan data, peneliti melakukan penyajian data-data di skripsi yang telah tersusun dan terorganisasi pada penelitian komparasi penggunaan aplikasi Nuendo 4 dengan Adobe Audition CS 5.5 version 4.0 dalam teknik rekaman audio digital di Capo Record Yogyakarta.
3. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan kesimpulan/Verifikasi)
Verifikasi data digunakan untuk mengecek kembali data-data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah data tersaji dengan baik, peneliti selanjutnya menarik proses kesimpulan dan verifikasi terhadap data-data yang telah diperoleh dengan menganalisis secara kualitatif.
G. Uji Keabsahan Data
Te triangulasi mengguna triangulasi 1. Triang Tri mengecek kredibilita pengujian rekaman, personil B ratakan dikategori dari tiga s menghasil
check) den
Oper
eknik penen i. Dalam p akan triangu
i:
gulasi Sumb iangulasi Su k data yang
as data tent data yang dan pengg Band Aqrapa seperti d isasikan, ma sumber data lkan suatu ngan tiga su
rator Rekam ntuan validit penelitian ulasi sumbe ber umber untu g telah dipe
tang proses g telah dip
guna jasa ana Ska). D dalam pe ana pandan a tersebut. kesimpulan umber data t
Gambar (Su man
Pen
tas dan keab ini, guna m er dan tekn
uk menguji k eroleh mela
rekaman a peroleh dila
rekaman Data dari ke
enelitian ngan yang s
Data yang n selanjutn tersebut.
r 6: Triang ugiyono, 20 ngguna Jasa bsahan data memperoleh nik. Beriku kredibilitas alui beberap audio digita akukan ke Capo Reco etiga sumber kuantitatif, ama, yang telah diana nya diminta ulasi Sumb 012: 267) a Rekaman
a dalam pen h keabsaha t akan diur
data dilaku pa sumber. al, maka pe
sound eng
ord Yogya r tersebut, t , tetapi
berbeda, da alisis oleh p akan kesep
ber
Sound E
elitian ini a an data pe raikan men
ukan dengan Untuk me engumpulan
gineer, ope akarta (beb
tidak bisa d dideskrips an mana sp peneliti seh akatan (me
2. Triang Tri mengecek diperoleh Apabila ti berbeda-b yang bers benar. Ata gulasi Tekni iangulasi te k data kepa dengan w iga teknik p
eda, maka angkutan a au mungkin Wawanc ik eknik untuk ada sumber awancara, pengujian k
peneliti me atau yang la semuanya
Gamba (Su cara
k menguji k r yang sam lalu dicek kredibilitas d
elakukan di ain, untuk m
benar, karen
ar 7: Triang ugiyono, 20 Dokumen
kredibilitas d ma dengan t
dengan ob data tersebu skusi lebih memastikan na sudut pa
33
1. Capo Record Yogyakarta
Capo Record terletak di Bantar Wetan RT 06 RW 03 Bangun Cipto kecamatan Sentolo kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Rakhmat Wahyudi selaku pemilik Capo Record Yogyakarta (wawancara pada tanggal 12 November 2015) menyatakan bahwa Capo Record dibangun sejak tanggal 25 Mei 2011. Capo Record menyediakan jasa digital audio recording. Dalam proses digital audio recording, Capo Record menggunakan dua macam aplikasi perekaman audio yaitu aplikasi Nuendo 4 dan Adobe Audition CS 5.5 version 4.0. Tentunya kedua aplikasi perekaman audio tersebut masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan. Capo record memberikan kebebasan kepada pengguna jasa rekaman untuk memilih salah satu aplikasi dalam melakukan proses rekaman audio digital.
2. Perangkat Recording Capo Record Yogyakarta
Capo Record menggunakan beberapa perangkat untuk melakukan proses
recording yaitu sebagai berikut: a. Komputer
b. Soundcard Eksternal 2 channel dan Mixer/Soundcard Eksternal 12 channel
c. Mikrofon
f. Ampli g. Efek g h. Sepera 3. Tahap a. Menga
Op tahap ini.
drum, dan mikrofon k Op drum set komputer dihasilkan suara aka
engineer m Pe Alur ringk menuju ko
ifier gitar
angkat alat b persiapan p atur mikrofo perator reka Mikrofon t n Overhead/ khusus untu perator reka yang suda pada pros n oleh masi an masuk k
mengatur vo
rangkat kom kas proses omputer dap
Gamb band proses Reco
on drum set am mengat tersebut ter
d/Simbal dru uk menangk am menemp ah terhubun ses selanju ing-masing ke dalam
olume atau l
mputer mem pengaturan pat dilihat p
bar 8: Denah (dok: Y
ording
t
tur seperan rdiri dari mi
um. Operato kap suara da patkan mik ng dengan utnya. Mikr komponen
mixer/sound
level sinyal mproses dat n mikrofon pada gambar h Pengatur Yesaya, Nov ngkat mikro ikrofon hi-h
or rekam ju alam ruanga krofon pada
mixer/soun
rofon mena n drum set
dcard 12
suara pada ta suara yan n drum set
r 8.
ran mikrofo vember 201
ofon pada
hat, Tom, s
uga menggu an record. a masing-ma
ndcard 12
angkap sin dan secara
channel. K masing-ma ng dihasilka yang terhu
fon drum se 5)
drum set d
snare, floor
unakan beb
asing komp
channel m nyal suara
otomatis s Kemudian s
asing chann
an oleh drum ubung ke m
et
dalam , kick
b. Membuat lembar new project
Setelah mengatur mikrofon drum set selesai, selanjutnya membuat new project atau pekerjaan baru/halaman baru. Pada tahap ini muncul pilihan folder
project temporary (sementara), kemudian operator rekam memberi nama project
dan menentukan lokasi penyimpanan audio project.
Setelah membuat lembar new project, selanjutnya operator rekam melakukan pengaturan metronome dan pengaturan spesifikasi kualitas audio rekaman yang dikerjakan dengan menggunakan menu project setup. Project setup
terdiri dari pengaturan banyaknya sample rate dan bit rate yang digunakan pada
audio project. Dalam wawancara yang dilakukan, Rakmat Wahyudi menyatakan bahwa:
“Sample rate menunjukkan banyaknya suara yang direkam dalam 1 detik. Semakin banyak sample rate suara yang direkam maka akan semakin halus suaranya. Bit rate menunjukkan banyaknya data (bit) setiap detiknya misalnya 128 kbps (Kilo bit per second). Besarnya sample rate yang setara dengan audio compact disk yaitu 44100 Hz, akan tetapi pemilihan sample rate dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Apabila ingin menghasilkan kualitas audio yang baik, sangat disarankan untuk menggunakan sample rate diatas 44100 Hz. Capo record menggunakan standar sample rate
sebesar 48000 Hz karena audio sudah bersih, sudah detail untuk dimixing
dan data yang dihasilkan juga tidak terlalu besar” (wawancara pada tanggal 12 November 2015).
c. Membuat guide
Tahap awal sebelum melakukan proses recording adalah membuat guide.
didengarnya. Dengan suara metronome, pemain dapat memainkan musiknya dengan stabil (tidak mendahului atau melambat dari tempo yang ditentukan). Dalam proses rekamannnya, track guide harus sempurna dengan kata lain tidak boleh terjadi kesalahan sedikitpun. Apabila terjadi kesalahan, guide harus direkam ulang dari awal lagu. Tahap terakhir dalam proses ini yaitu menyimpan data audio pada tampilan utama, hal ini bersifat sementara dan sewaktu-waktu dapat diubah kembali.
4. Proses Recording
Capo Record Yogyakarta menggunakan sistem digital audio recording, yaitu sebuah proses melakukan pengambilan data-data analog. Data-data analog ini berupa suara gitar elektrik, keyboard, bass elektrik, drum set ataupun vokal.
Software aplikasi rekam pada komputer mengolah data analog menjadi data-data digital yang berupa gelombang wav. Capo Record menggunakan dua aplikasi perekaman audio yaitu aplikasi Nuendo 4 dan Adobe Audition CS 5.5 version 4.0. Berikut ini penjelasan mengenai proses digital audio recording menggunakan kedua aplikasi tersebut:
a. Nuendo 4
Proses rekaman atau recording terdapat beberapa tahapan utama, berikut ini penjelasan mengenai tahapan-tahapan tersebut:
1) Tracking
untuk menghasilkan audio rekaman dengan kualitas sama. Proses selanjutnya yaitu membandingkan audio hasil rekaman (masih mentah) menggunakan aplikasi Adobe Audition CS 5.5 version 4.0 pada proses editing, mixing, mixdown, dan
mastering. Berikut ini langkah-langkah dalam melakukan proses tracking: a) Memasukkan Guide
Operator rekam memasukkan audio file (guide) yang telah disimpan atau dipersiapkan sebelumnya menggunakan menu Import audio file.
b) Tracking Drums set
Setelah selesai memasukkan guide (track 1) ke dalam lembar new project, selanjutnya operator rekam menambahkan track audio untuk instrumen drum set sebanyak 10 track terdiri dari track kick drum, snare top, snare bottom, tom, floor, hi-hat, overhead left/simbal drum, overhead right/simbal drum, room left dan room right.
Drummer melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum melakukan proses take/record drum set. Hal ini bertujuan agar pada saat proses rekaman berlangsung dapat berjalan dengan lancar. Operator rekam menggunakan
soundcard eksternal dengan input sebanyak 12 channel dalam proses ini, karena instrumen drum set terdiri dari beberapa komponen yang membutuhkan lebih dari satu channel.
perubahan tema lagu. Setelah selesai melakukan proses recording drum set, selanjutnya operator rekam menghapus track 1 atau track guide, karena track tersebut sudah tidak dibutuhkan lagi. Kemudian operator rekam memindahkan dan menempatkan track drum set pada track 1-10. Dalam wawancara yang dilakukan, Dian Wijayanto sebagai drummer band Aqrapana Ska menyatakan bahwa:
“Pada proses tracking drum set mengalami permasalahan terhadap
guide yang telah dipersiapkan sebelumnya. Guide yang dibuat seharusnya disertai dengan vokal, tidak hanya instrumen gitar saja.
Guide yang disertai vokal dapat memberikan petunjuk kepada
drummer, misalnya vokal menyanyikan bagian melodi tertentu sebagai
clue (petunjuk) drummer memainkan feel in sebelum masuk reffrain.
Alangkah baiknya apabila guide terdiri dari instrumen pengiring dan vokal” (wawancara pada tanggal 30 Desember 2015).
c) Tracking Bass Elektrik
Seorang bassist memainkan instrumennya dari awal sampai dengan lagu selesai dan memainkan akor-akor sesuai dengan materi lagu. Pada proses
tracking bass elektrik hanya terdiri dari satu track audio, dan track tersebut tidak dirangkap. Operator rekam menggunakan soundcard eksternal 2 channel, karena soundcard tersebut lebih cocok dan efisien digunakan untuk take instrumen yang hanya menggunakan satu channel seperti bass elektrik, gitar elektrik, keyboard dan lain-lain. Soundcard tersebut juga dapat menghasilkan audio yang bersih, noiseless, dan tebal. (wawancara dengan Rakmat Wahyudi pada tanggal 4 November 2015)
wawancara yang dilakukan, Andi Ridwan Pradana sebagai bassist band Aqrapana Ska menyatakan bahwa:
“Tracking direct memiliki kekurangan yaitu pemain bass tidak dapat mengatur karakter suara instrumennya karena tidak tersedia amplifier. Akan tetapi Capo Record Yogyakarta mengatasi hal tersebut dengan menggunakan software ampli simulator yang berfungsi untuk mengatur karakter suara bass elektrik yang diinginkan pemain bass” (wawancara pada tanggal 29 Desember 2015).
d) Tracking Keyboard
Pada proses ini keyboardist memainkan instrumennya sebanyak dua kali. Proses take keyboard (voice organ) yang pertama berfungsi sebagai instrumen pengiring dari awal lagu sampai dengan lagu selesai. Hanya saja pada proses take Keyboard (voice Piano) yang kedua, keyboardist hanya melakukan take/record pada bagian-bagian tertentu dalam lagu sebagai fill
atau isian. Dalam proses take keyboard operator rekam menggunakan track stereo, karena track stereo dianggap lebih tebal dibandingkan dengan track mono. Instrumen keyboard terhubung dengan kabel stereo masuk ke dalam
soundcard eksternal 2 channel menuju komputer, pada tahap ini tidak ditemukan masalah yang serius.
e) Tracking Gitar Elektrik
Guitarist melakukan proses take gitar sebanyak empat kali. Take gitar yang pertama yaitu gitar rhythm, take gitar kedua/ketiga yaitu gitar rhythm
memainkan lead guitar pada bagian lagu tertentu untuk isian melodi (fill), dan
rhythm guitar dimainkan dari awal lagu sampai dengan lagu selesai. Dalam wawancara yang dilakukan, Sam sebagai guitarist band Aqrapana Ska menyatakan bahwa:
“Pada proses record instrumen gitar elektrik menggunakan beberapa efek antara lain efek delay, overdrive dan distortion. Record gitar elektrik dilakukan berulang-ulang dan track audio gitar elektrik dirangkap, hal ini bertujuan untuk mendapatkan ketebalan suara dari instrumen gitar elektrik” (wawancara pada tanggal 29 Desember 2015).
Permasalahan yang terjadi pada waktu proses record gitar elektrik yaitu guitarist mendapati suara metronome yang kurang jelas di bagian lagu tertentu, sehingga terjadi ketidaksesuaian tempo dan proses record harus diulang beberapa kali. Proses take/record gitar elektrik menggunakan suatu sistem penjaluran beberapa perangkat recording. Instrumen gitar elektrik terhubung dengan efek gitar menuju amplifier, kemudian amplifier
f) Tra
alto 1 sebany
take y trombo memb section PC/ko instrum Gamba acking Bras Instrumen dan 2. Pem yak empat k yang perta one, kemud
erikan isian Mikrofon
n menuju mputer. B men tiup:
ar 9: Routin
(dok:
ss Section
n brass sect
main instrum kali dan dila
ma dan k dian take k n (fill) pada
menangkap
soundcard
erikut ini
ng (penjalu : Yesaya, N
tion terdiri men brass
akukan satu kedua yaitu keempat ya bagian lagu p dan merek
d eksternal tampilan
ran) proses November 20
dari Tromp
section me u per satu. I u saxophon aitu trompe u yang suda kam sinyal l 2 chann
sistem ro
s recording
015)
pet, Tromb elakukan pr Instrumen ti ne alto, ta
et. Instrume ah ditentuka audio hasil
nel yang
uting (pen
g gitar
bone, Saxop oses take/re
iup untuk p
ke ketiga en brass se
an. instrumen terhubung njaluran) re
G g) Tra vokal ekstern sampa bagian terdiri ditemu lancar 2) Editing Pro tahapan ya a) Me me too Gambar 10:
acking Vok Proses rec
menggunak nal 2 chann ai dengan la n-bagian ter
dari 1 trac ukan perma
.
g
oses editing
aitu sebagai enggeser be endahului te
ol.
: Routing (p (dok: kal
cording ins kan mikrof nel. Operato agu selesai, rtentu dalam ck vocal da asalahan yan
g menggun i berikut: eberapa trac empo yang
penjaluran : Yesaya, N
strumen ter fon yang la or rekam m , dan melak m lagu. Trac
an 4 track ng serius, da
nakan aplik
ck audio ya sudah diten
n) proses re
November 20
rakhir adala angsung ter melakukan t
kukan take
ck audio un
backing vo
an semua p
kasi Nuend
ang tidak se ntukan) me
ecordingbra
015)
ah vokal. P rhubung de
take/record
backing vo
ntuk vokal s
ocal. Pada roses dapat
do 4 terdir
esuai tempo enggunakan
ass section
Pada proses engan sound
vokal dari
okal hanya ebanyak 5 t proses ini t berjalan de
ri dari beb
o (melambat
object sele
b) Me me gu Jad Ha ter den 3) Mixing Pro
effect pa
image/pan
mixing me
a) Me sound mixer. dan m/ embuang at enggunakan
itarist mela di gelomba al ini bertu rsebut dan ngan Rakhm
g
oses mixing
ada track,
nning, dan enggunakan
embuka jen
Mixer ters
engineer m Tampilan /s (mute/sol
G (do tau member n range sel
akukan reco
ang wav saa ujuan untuk mengurang mat Wahyud
G (do
g menggun , pengatur ekualisasi n aplikasi Nu ndela mixer
susun dari b menggunaka
mixer terdir
[image:57.612.244.432.104.150.2]lo). Susunan
Gambar 11: O
ok: Yesaya, rsihkan bagi
lection tool
ord hanya p at instrume k menghila gi besarnya di pada tang
Gambar 12: R
ok: Yesaya,
nakan aplik ran posisi . Berikut i uendo 4:
beberapa tra an menu de
ri dari mast
n plug in m
Object selec
November ian-bagian t
l. Sebagai ada bagian-en tidak dim angkan nois
a data audi ggal 12 Nov
Range selec
November
kasi Nuendo i stereo/m
ini penjela
ack audio ya
evices – mix
ter volume,
ixer terdiri
ction
2015) track yang t contoh pad -bagian tert mainkan ha
se (suara d io pada tra vember 201
ction
2015)
o 4 terdiri
mono, bala
asan menge
ang tergabu
xer untuk m
track volum
dari dua ma
tidak dibutu da track git entu dalam arus dibersi
desis) di b ack (wawa
5).
dari pemb
ancing vo
enai
tahap-ung menjadi membuka je
me, pan pos
[image:57.612.242.428.370.415.2]audio masing Beriku b) Me effect peman karena Techno audio pada t
Dynam
set, m juga m
engine
stereo dan g-masing tr ut ini tampil
emberi effec
Pada pros
reverb dan ntulan suara a terdapat su Pengguna
ology) Dyn
supaya ter tanggal 24
mics, salah s mikrofon tida menangkap
eer melakuk
[image:58.612.196.464.187.325.2]mono. Pada rack sampai lan jendela Gambar (dok: ct
es ini sound effect plug
a seperti di uara yang m
an effect p namics, effe
rdengar leb Desember satunya pad ak hanya m suara kom kan pengatu
a tahap ini s
i semua trac
mixer pada
13: Tampi : Yesaya, N
d engineer
in VST Dy
dalam ruan memantul at
plug in yan
ect tersebut ih jelas (w 2015). Sou
da track kic
menangkap s mponen lain uran effect V
sound engin
ck audio se aplikasi Nu ilan jendela November 20 menggunak ynamic. Effe ngan, tujuan au menggem ng kedua t berfungsi wawancara
und enginee
ck/bassdrum
suara kick d
n disekitarn
VST Dynami
neer menga eimbang dan
uendo 4:
a mixer
015)
kan dua ma
ect reverb m nnya agar au
ma. yaitu VST
untuk mem dengan Ra
er menggun
m. Pada pro
drum, akan nya. Maka
ics pada pro
atur volume
n enak dide
cam effect, memberikan udio lebih b
(Virtual S
madatkan s akhmat Wah nakan effect
oses record
n tetapi mik a dari itu s
oses mixing
dapat memperjelas suara kick drum yang ditangkap mikrofon sehingga suara komponen disekitar kick/bass drum akan tertutupi.
c) Balancing volume dan Panning
Balancing volume yaitu proses menyeimbangkan volume/level dari masing-masing track. Sound engineer dapat melakukan pengaturan
volume/level pada masing-masing track satu per satu atau dapat melalui mixer. Proses mixing membutuhkan kemampuan musikalitas sound engineer dalam mengatur balance atau volume tiap-tiap track agar enak didengar atau harmonis. Proses ini juga membutuhkan kesabaran, rasa, dan mood baik dari
sound engineer karena harus dilakukan berulang-ulang (wawancara dengan Rakhmat Wahyudi pada tanggal 12 November 2015).
Selanjutnya sound engineer melakukan proses image/panning, yaitu mengatur posisi output audio pada speaker entah itu output left, right atau
center. Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran letak audio, selain itu pengaturan panning juga dapat memberikan nuansa stereo pada lagu.
d) Ekualisasi
Pada proses ini sound engineer mengatur frekuensi track pada
equalizers untuk mendapatkan karakter sound yang diinginkan. Sebagai contoh pada track vokal, sound engineer menggunakan equalizers dengan
4) Mixdown
Pada tahap ini sound engineer menggabungkan semua track audio pada lembar project menjadi satu gelombang wav. Dalam wawancara yang dilakukan, Rakhmat Wahyudi selaku sound engineer Capo Record Yogyakarta menyatakan bahwa:
“Sebelum proses mixdown dilakukan, diharapkan semua materi track audio sudah benar-benar matang dan final untuk diproses. Karena apabila belum matang maka harus mengulang dalam proses mixing dan akan menjadi tidak efisien dalam proses recording” (wawancara pada tanggal 12 November 2015).
Hal pertama yang dilakukan yaitu Sound engineer mengatur locator.
Locator ini berfungsi sebagai penanda track audio yang akan masuk dalam proses
mixdown. Sound engineer menempatkan locator di kiri (awal lagu) hingga di kanan (akhir lagu), dan mengatur spesifikasi audio yang terdiri dari file name, lokasi export audio mixdown, file format audio, serta pengaturan sample rate dan
bit depth. Setelah itu audio dapat langsung diproses menggunakan menu Export Audio Mixdown.
5) Masterin