• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "4. ANALISA DAN PEMBAHASAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

HJ Heinz Company adalah perusahaan multinasional di Pitssburgh, Penssylvania, USA dan didirikan pada tahun 1869. Produk-produknya menempati posisi nomor 1 dan 2 di lebih dari 50 negara. Secara umum, merek Heinz diasosiasikan dengan saus. Merek-mereknya tersedia di meja restoran dari Melbourne sampai Miami, dari Montreal sampai Mumbai. Setiap tahun, Heinz menjual 650 juta botol saus. HJ Heinz Foundation didirikan pada tahun 1951, dan difokuskan untuk meningkatkan kesehatan dan kebutuhan nutrisi untuk anak dan keluarga. Ini adalah salah satu cara Heinz memberi kembali pada masyarakat yang telah membuat Heinz menjadi seperti saat ini.

Untuk menguasai saham mayoritas ABC (sekitar 65%), HJ Heinz mengeluarkan biaya sebesar US$ 70 juta. HJ Heinz yang masuk lewat tangan Asia Pasific Investment Corporation dari AS dan Wheller Resources Limited dari British Virgin Island, kemudian mengubah nama perusahaan ini menjadi PT Heinz ABC Indonesia. Dengan bergabungnya Heinz, akan terjadi perubahan, terutama dalam hal teknologi informasi, proses manufaktur, dan jaringan pasar internasional yang dapat membuat perusahaan semakin berkembang agar dapat mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dalam kategori kecap, saus dan sirup. Hingga sekarang PT Heinz ABC Indonesia adalah perusahaan yang terus berkembang dengan brand-nya yang sudah sangat familiar yaitu ABC. PT.

Heinz ABC Indonesia adalah sebuah perusahaan bersama antara merek terkenal ABC dan HJ Heinz Company pada tahun 1999. Produk-produk yang diproduksi merek ABC telah menjadi market leader di Indonesia untuk kecap, saus tomat, saus sambal, sirup, sardin, dsb.

Di wilayah Jawa Timur PT Heinz ABC Indonesia memiliki pabrik di Pasuruan dan Kantor Penjualan di Surabaya, dengan sub-ordinasi Kantor Penjualan Malang, Probolinggo, Jember, Banyuwangi, Kediri, Madiun, Pamekasan dan Denpasar. Di wilayah Jawa Tengah PT Heinz ABC Indonesia

(2)

memiliki 6 Kantor Penjualan yang berlokasi di Semarang, Yogyakarta, Solo, Purwokerto, Tegal dan Magelang.

4.2 Analisa Responden Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 110 responden yang pernah melakukan pembelian pada produk ABC Special Grade dan pernah menjumpai program promosi penjualan ABC Special Grade. Dari 110 kuesioner yang dibagikan, peneliti menyatakan bahwa semua kuesioner memenuhi syarat serta layak untuk diuji, karena metode penyebaran kuesioner dilakukan secara langsung oleh peneliti.

4.3 Profil Demografis Responden

Tabel 4.1. Data Demografis Responden

Keterangan Jumlah Presentase (%)

Jenis Kelamin

Perempuan 110 100%

Laki-laki 0 0%

Usia

17-35 tahun 53 48%

36‐50 Tahun  55 50%

>51 tahun 3 2%

Status

Belum Menikah 23 21%

Sudah Menikah 87 79%

Profesi

Bekerja 23 21%

Ibu rumah tangga 16 14%

Bekerja dan Ibu rumah tangga

71 65%

Wilayah Penelitian

Surabaya Utara 22 20%

(3)

Pada tabel 4.1. menggambarkan jenis kelamin responden, usia, status pernikahan, profesi dan wilayah penelitian. Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa keseluruhan dari responden penelitian ini adalah berjenis kelamin perempuan sebanyak 110 orang. Dari keseluruh responden perempuan tersebut sebanyak 48% (53 orang) berusia 17-35 tahun, dan yang berusia 36-50 tahun yakni sebesar 50% (55 orang), sedangkan yang berusia > 50 tahun hanya sebesar 3% (2 orang).

Sebagian besar dari responden sebanyak 79% (87 orang) mengaku sudah menikah dan sebanyak 21% (23 orang) mengatakan bahwa belum menikah.

Profesi dari sebagian besar responden adalah bekerja dan ibu rumah tangga yakni sebesar 65% (71 orang), kemudian yang hanya bekerja sebesar 21% (23 orang) dan yang berprofesi hanya sebagai ibu rumah tangga yakni sebesar 14% (16 orang). Pembagian wilayah penelitian berdistribusi rata pada tiap-tiap wilayah yang mewakili daerah Surabaya yakni sebesar 20% (22 orang) untuk tiap wilayah penelitian seperti yang telah disebutkan diatas.

4.4. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas a. Uji Validitas

Uji validitas bertujuan untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada suatu kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Nilai korelasi yang kurang dari 0,3 menunjukkan pertanyaan tidak valid. Uji validitas terhadap butir pertanyaan dalam kuesioner dapat dilakukan dengan bantuan program SPSS, yaitu dengan melihat hasil output Corrected Item Total Correlation dimana jika nilainya positif dan lebih besar dari nilai r tabel (Df = N-2 dan α = 5%) berarti butir pertanyaan telah valid. Pada tabel berikut merupakan hasil uji validitas dari kuesioner yang digunakan.

Surabaya Barat 22 20%

Surabaya Timur 22 20%

Surabaya Selatan 22 20%

Surabaya Pusat 22 20%

(4)

Tabel 4.2. Hasil Uji Validitas

Atribut Corrected Item – Total Correlation

FreeSample_1 0,305 FreeSample_2 0,308 FreeSample_3 0,417 Discount_1 0,333 Discount_2 0,324 Gimmick_1 0,530 Gimmick_2 0,547 Gimmick_3 0,450 Gimmick_4 0,612 InStoreDisplay_1 0,592 InStoreDisplay_2 0,647 InStoreDisplay_3 0,652 InStoreDsiplay_4 0,555 InStoreDisplay_5 0,623 InStoreDisplay_6 0,639 Keputusan_1 0,386 Keputusan_2 0,437 Keputusan_3 0,582 Keputusan_4 0,737

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa r hasil tiap-tiap butir pertanyaan bernilai positif dan lebih besar dari r tabel 0,1249 dengan nilai df = (110-2) = 108, tingkat signifikan 5%. Sehingga dapat disimpulkan bawa butir- butir pertanyaan dalam kuesioner adalah valid.

b. Uji Realibilitas

Reliabilitas menunjukkan konsitensi dan stabilitas dari suatu skor (skala pengukuran). Suatu kuesioner dikatakan reliable atau tidak, dapat dilihat dari nilai

(5)

cronbach alpha-nya. Jika cronbach alpha diatas 0,6, maka kuesioner dikatakan reliable. Hasil uji reabilitas pada penelitian ini adalah:

Tabel 4.3. Hasil Uji Reliabilitas

Cronbach's Alpha

N of Items

.888 19

Tabel diatas menunjukkan bahwa cronbach alpha pada penelitian ini adalah 0,888, sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan reliabel karena cronbach alpha = 0,888 > 0,6.

4.5. Analisa Deskriptif

Berikut akan ditampilkan data deskriptif dari responden penelitian ini yang dapat digunakan untuk mengetahui informasi dari responden sehubungan dengan ABC Special Grade dan promosi penjualan yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.4. Deskriptif Responden

Keterangan Frekuensi Presentase (%)

Pernah melakukan pembelian sirup ABC Special

Grade

Pernah 110 100%

Tidak 0 0%

Pernah menjumpai program promosi penjualan

Pernah 110 100%

Tidak 0 0%

Frekuensi pembelian sirup

Dua minggu sekali 5 4%

Sebulan sekali 37 34%

Dua bulan sekali 22 20%

Lebih dari dua bulan sekali

46 42%

Mengkonsumsi ABC Special

(6)

Grade

Ya 81 74%

Tidak 29 26%

Tertarik dengan Program Promosi Penjualan

Ya 110 100%

Tidak 0 0%

Mendorong untuk membeli

Ya 110 100%

Tidak 0 0%

Dari tabel 4.4 dapat diketahu bahwa seluruh reponden pernah melakukan pembelian pada sirup ABC Special Grade dan pernah menjumpai program promosi penjualan di supermarket. Sebagian besar responden melakukan pembelian pada produk sirup dalam jangka waktu lebih dari dua bulan sekali yakni sebanyak 42% (46 orang), sebesar 34% (37 orang) dalam jangka waktu sebulan sekali, serta sebanyak 20% (22 orang) dalam jangka waktu dua bulan sekali dan sebesar 4% (5 orang) melakukan pembelian selama dua minggu sekali.

Dari keseluruhan responden yang seluruhnya pernah melakukan pembelian pada sirup ABC Special Grade sebesar 74% (81 orang) merupakan pengkonsumsi ABC Special Grade dan sebesar 26% (29 orang) menkonsumsi sirup lain. Selain itu keseluruhan responden menyatakan tertarik dengan program promosi penjualan yang dilakukan dan mengatakan bahwa program tersebut dapat mendorong konsumen untuk melakukan pembelian.

4.6. Analisa Top Two Boxes dan Bottom Two Boxes

Kaidah top two boxes (TTB) digunakan untuk melihat bagaimana kinerja dari setiap atribut variabel dalam mendukung deskripsi masing-masing variabel model. Proporsi yang makin besar dari TTB menunjukan bahwa kinerja dari atribut tersebut dalam mendukung variabel model adalah baik, sedangkan kaidah bottom two boxes (BTB) berlaku sebaliknya. Ukuran TTB adalah proporsi antara dua kategori persepsi teratas, yaitu setuju dan sangat setuju dengan total kategori, sedangkan BTB adalah proporsi dua kategori persepsi terbawah, yaitu tidak setuju dan sangat tidak setuju dengan total kategori.

(7)

Pada tabel 4.5. di bawah ini, nampak nilai TTB dan BTB untuk tiap atribut dari keempat variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 4.5. Nilai Top Two Boxes dan Bottom Two Boxes

Atribut

STS TS N S SS BTB TTB F F F F F F% F%

FS_1

Pemberian sampel sirup ABC Special Grade memberikan informasi yang sangat jelas kepada saya mengenai

varian rasa dari ABC Special Grade 11 70 29 0% 90%

FS_2

Pemberian sampel sirup ABC special Grade dapat membuat saya mencoba

produk tersebut 1 9 82 18 0,9% 90,9%

FS_3

Pemberian sampel sirup ABC Special Grade mengingatkan saya kembali

pada produk tersebut 4 30 58 18 3,6% 69,1%

D_1

Pemberian diskon sebesar 10% dari

harga normal membuat saya tertarik 1 6 58 45 0,9% 93,6%

D_2

Diskon yang diberikan pada saat hari

raya membuat saya tertarik 5 14 67 24 4,5% 82,7%

G_1

Hadiah yang ditawarkan menarik dan

membuat saya berminat membeli 3 9 74 24 2,7% 89,1%

G_2

Kegunaan hadiah yang ditawarkan

membuat saya tertarik 2 18 75 15 1,8% 81,8%

G_3

Kualitas hadiah yang ditawarkan

membuat saya tertarik membeli 1 30 59 20 0,9% 71,8%

G_4

Seringnya ABC Special Grade memberikan hadiah membuat saya

tertarik membeli 4 39 53 14 3,6% 60,9%

I_1

Desain rak ABC Special Grade

membuat saya tertarik membeli 1 7 38 50 14 7,3% 58,2%

I_2

Penataan produk ABC Special Grade pada rak-rak yang memberikan kesan

rapi membuat saya tertarik membeli 1 4 28 62 15 4,5% 70%

I_3

Saya mudah menemukan produk ABC 1 1 13 68 27 1,8% 86,4%

(8)

Special Grade di tempat-tempat perbelanjaan

I_4

Saya mudah menjangkau produk ABC Special Grade yang diletakkan

pada rak-rak pemajang produk 1 1 24 73 11 1,8% 76,4%

I_5

Banner (lihat gambar dihalaman berikutnya) yang digunakan untuk mengiklankan produk ABC Special

Grade membuat saya tertarik 1 13 33 56 7 12,7% 57,3%

I_6

Saya dapat melihat dengan mudah banner (lihat gambar di halaman berikutnya) ABC Special Grade di

tempat-tempat perbelanjaan 1 12 28 56 13 11,8% 62,7%

Berdasarkan tabel 4.5. dapat dilihat pada nilai TTB bahwa atribut yang mempunyai nilai paling tinggi adalah atribut pertama untuk variabel discount (D_1) sebesar 93,6%. Kemudian nilai yang tertinggi berikutnya adalah atribut kedua dalam variabel free sample (FS_2) sebesar 90,9%. Dengan demikian kedua atribut tersebut memberikan kinerja yang paling baik dalam mendukung variabel model dalam penelitian ini.

Sedangkan dalam kategori BTB yang memiliki nilai tertinggi adalah atribut kelima pada variabel in store display (I_5) yaitu sebesar 12,7%. Dan untuk tingkatan selanjutnya adalah pada atribut keenam dalam variabel in store display(I_6) yaitu sebesar 11,8%. Kedua nilai terbesar pada kaidah BTB menunjukkan bahwa atribut tersebut menunjukkan kinerja yang kurang efektif dalam mendukung variabel model.

4.7. Analisa Regresi Berganda

Pada bagian ini akan dibahas mengenai analisa penggunaan sales promotion tools seperti free sample, discount, gimmick dan in store display dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada produk ABC Special Grade di Surabaya. Tujuan dari analisa ini adalah untuk mengetahui apakah variable free sample, discount, gimmick, dan in store display secara simultan ataupun parsial berpengaruhi signifikan terhadap keputusan pembelian berulang konsumen dan sekaligus mengetahui alat promosi penjualan mana yang paling mempengaruhi

(9)

keputusan pembelian konsumen. Dalam pengolahan data kuesioner, peneliti menggunakan SPSS for Window Release 13. Analisa statistik yang digunakan adalah statistic regresi linear berganda yang persamaannya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6. Analisa Regresi

Unstandardized Standardized Coeeficients Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) ,676 ,227 2,973 ,004 Free Sample ,202 ,052 ,228 3,858 ,000 Discount ,152 ,040 ,216 3,795 ,000 Gimmick ,248 ,049 ,329 5,032 ,000 In Store Design ,236 ,041 ,369 5,724 ,000

a. Dependent Variable: Keputusan

Sehingga persamaan regresi linear berganda menjadi:

Y = 0,676 + 0,202X1 + 0,152X2 + 0,248X3 + 0,236X4

Melalui persamaan regresi linear berganda dapat diketahui bahwa:

1. Besarnya β0 = 0,676, berarti nilai Y (Keputusan Pembelian Konsumen) = 0,676, jika X1, X2, X3, X4 = 0.

Persamaan regresi linear berganda tersebut menunjukkan nilai (konstanta) adalah positif sebesar 0,676. Nilai tersebut menyatakan bahwa jika tidak ada free sample, discount, gimmick, dan in store design, maka keputusan pembelian berulang konsumen pada ABC Special Grade adalah sebesar 0,676.

2. Besarnya β1 = 0,202, berarti jika X1 (free sample) naik satu satuan, sedangkan X2, X3, X4 = konstan, maka Y (Keputusan Pembelian Berulang Konsumen) naik 0,202. Nilai β1 (koefisien regresi) menunjukkan bahwa pemberian free sample ABC Special Grade akan diikuti dengan keputusan pembelian berulang konsumen (kenaikan atau penurunan) sebesar 0,202. Dalam hal ini pemberian free sample mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan pembelian berulang konsumen pada produk ABC Special Grade. Dapat diartikan perubahan pada variabel free sample

(10)

searah dengan perubahan pada variabel terikat keputusan pembelian berulang konsumen.

3. Besarnya β2 = 0,152, berarti jika X2 (discount) naik satu satuan sedangkan X1, X3, X4 = konstan, maka Y (Keputusan Pembelian Berulang Konsumen) naik 0,152. Nilai β2 (koefisien regresi) menunjukkan bahwa pemberian discount pada ABC Special Grade akan diikuti dengan keputusan pembelian berulang konsumen (kenaikan atau penurunan) sebesar 0,152. Dalam hal ini pemberian discount mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan pembelian berulang konsumen pada produk ABC Special Grade. Dapat diartikan perubahan pada variabel discount searah dengan perubahan pada variabel terikat keputusan pembelian berulang konsumen.

4. Besarnya β3 = 0,248, berarti jika X3 (gimmick) naik satu satuan sedangkan X1, X2, X4 = konstan, maka Y (Keputusan Pembelian Berulang Konsumen) naik 0,248. Nilai β3 (koefisien regresi) menunjukkan bahwa pemberian gimmick dari ABC Special Grade akan diikuti dengan keputusan pembelian berulang konsumen (kenaikan atau penurunan) sebesar 0,248. Dalam hal ini pemberian gimmick mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan pembelian berulang konsumen pada produk ABC Special Grade. Dapat diartikan perubahan pada variabel gimmick searah dengan perubahan pada variabel terikat keputusan pembelian berulang konsumen.

5. Besarnya β4 = 0,236, berarti jika X4 (in store display) naik satu satuan sedangkan X1, X2, X3 = konstan, maka Y (Keputusan Pembelian Berulang Konsumen) naik 0,236. Nilai β4 (koefisien regresi) menunjukkan bahwa kemenarikan in store display dari ABC Special Grade akan diikuti dengan keputusan pembelian berulang konsumen (kenaikan atau penurunan) sebesar 0,236. Dalam hal kemenarikan in store display mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan pembelian berulang konsumen pada produk ABC Special Grade. Dapat diartikan perubahan pada variabel in store display searah dengan perubahan pada variabel terikat keputusan pembelian berulang konsumen.

(11)

Hipotesa yang diuji dalam penelitian ini adalah:

H1: Diskon mempunyai pengaruh yang paling signifikan dalam mempengaruhi keputusan pembelian berulang konsumen pada produk ABC Special Grade.

Berdasarkan tabel analisa regresi yang telah dibahas diatas, nilai beta yang paling besar dimiliki oleh variabel bebas ketiga yaitu gimmick (X3) sebesar 0,248.

Kemudian diikuti oleh variabel in store display (X4) sebesar 0,236, yang ketiga variabel free sample (X1) sebesar 0,202 dan yang terakhir variabel discount (X2) yaitu sebesar 0,152. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak, yang dapat diartikan bahwa variabel discount tidak memiliki pengaruh yang paling signifikan dalam mempengaruhi keputusan pembelian berulang konsumen. Dalam hal ini variabel yang memiliki pengaruh paling signifikan adalah variabel gimmick (X3).

Dengan adanya hasil penelitian tersebut maka dapat diperoleh hasil bahwa atribut yang memiliki potensi terbesar dalam dimensi yang terbesar pada penelitian ini, yang mana dalam hal ini merupakan variabel gimmick adalah atribut kemenarikan gimmick yang diberikan.

4.8. Koefisien Determinasi Berganda

Tabel 4.7. Analisa Koefisien Determinasi Berganda R R Square Adjusted R Square

0,841 0,707 0,696

Analisa ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel free sample, discount, gimmick, dan in store display (X1, X2, X3, dan X4) secara simultan terhadap keputusan pembelian berulang konsumen (Y). Hasil korelasi ini diperoleh dengan menggunakan SPSS for Window Release 13, angka R sebesar 0,841 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara keputusan pembelian berulang konsumen dengan variabel-variabel bebasnya adalah kuat.

Hal ini dikatakan kuat karena angka R diatas 0,5 atau mendekati 1.

Pada tabel 4.7. diketahui Koefisien Dterminasi Berganda R2 = 0,696 yang artinya variabel bebas free sample, discount, gimmick, dan in store display secara serempak dapat menjelaskan variasi naik turunnya variabel terikat yaitu keputusan

(12)

pembelian berulang konsumen sebesar 0,696 atau 69,6%, sedangkan sisannya sebesar 31,4% dijelaskan oleh variabel-variabel lain. Hal ini menunjukkan pengaruh sales promotion tools dalam mempengaruhi keputusan pembelian berulang konsumen di Surabaya adalah cukup besar bila dibandingkan dengan faktor-faktor lain lain di luar metode analisis ini.

4.9. Analisa Uji F

Analisa uji F ini digunakan untuk menguji signifikansi hubungan variable bebas secara seimultan terhadap variable tergantung.

Tabel 4.8. Analisa Uji F

Sum of

Model Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 11,295 4 2,824 63,475 ,000a

Residual 4,671 105 ,044

Total 15,966 109

a. Predictors: (Constant), In Store Display, Descount, Free Sample, Gimmick b. Dependent Variable: Keputusan

Hipotesa yang diuji dalam penelitian ini adalah

H2: Program promosi penjualan (free sample, discount, gimmick, dan in store display) memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap keputusan pembelian berulang konsumen pada produk ABC Special Grade.

Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa F hitung sebesar 63,475. Sedangkan F tabel dengan level signifikan (α) = 5% dan derajat kebebasan (db) = (k); (n-k-1) sehingga diperoleh db = (4),(110-4-1) = F(4;105) sebesar 2,47. Dengan demikian F hitung = 63,475 lebih besar daripada F tabel = 2,47, maka H2 diterima, berarti ada pengaruh yang signifikan secara simultan antara free sample, discount, gimmick, dan in store display terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk ABC Special Grade di Surabaya.

Untuk mengetahui daerah penerimaan H2 maka dapat dilihat pada kurva berikut ini:

(13)

Gambar 4.1. Kurva Uji F

Dari kurva uji F dapat diketahui bahwa nilai F hitung berada pada daerah penerimaan H2, sehingga hipotesis yang menyatakan “Program promosi penjualan (free sample, discount, gimmick, dan in store display) memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap keputusan pembelian berulang konsumen pada produk ABC Special Grade” dapat diterima kebenarannya.

4.10. Analisa Uji t

Uji t merupakan langkah pengujian hipotesis kedua yang diajukan dan dari hasil uji statistic untuk uji t maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.9. Analisa Uji t

Unstandardized Standardized Coeeficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) ,676 ,227 2,973 ,004 Free Sample ,202 ,052 ,228 3,858 ,000 Discount ,152 ,040 ,216 3,795 ,000 Gimmick ,248 ,049 ,329 5,032 ,000 In Store Design ,236 ,041 ,369 5,724 ,000

a. Dependent Variable: Keputusan

Analisa uji t digunakan untuk menguji signifikansi dari setiap variabel bebas dan untuk melihat hubungan yang signifikan secara parsial dari variabel- variabel bebas terhadap variabel tergantung. Uji t ini merupakan langkah pengujian hipotesis ketiga dan dari hasil uji statistik untuk uji t maka didapatkan hasil sebagai berikut:

(14)

a. t test untuk X1( free sample)

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah

H3a: Pemberian free sample memiliki pengaruh yang signifikan dalam mempengaruhi keputusan pembelian berulang konsumen.

Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai t hitung untuk variabel X1 adalah sebesar 3,858 sedangkan nilai t tabel dengan taraf signifikan 0,025 dan df = n-k-1 = 105, t tabel (0,025 ; 105) adalah sebesar 1,982.

Dengan demikian t hitung = 3,858 > t tabel = 1,982; dan sesuai kriteria uji yang telah ditetapkan maka dapat disimpulkan bahwa H3a diterima, jadi secara parsial variabel free sample (X1) memiliki pengaruh yang signifikan dalam mempengaruhi keputusan pembelian berulang konsumen.

Untuk mengetahui daerah peneriman H3a dapat dilihat dari kurva berikut ini:

Gambar 4.2. Kurva Uji t Untuk Variabel X1 (Free Sample)

b. t test untuk X2 (discount)

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah

H3b: Pemberian discount memiliki pengaruh yang signifikan dalam mempengaruhi keputusan pembelian berulang konsumen.

Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai t hitung untuk variabel X2 adalah sebesar 3,795 sedangkan nilai t tabel dengan taraf signifikan 0,025 dan df = n-k-1 = 105, t tabel (0,025 ; 105) adalah sebesar 1,982.

Dengan demikian t hitung = 3,795 > t tabel = 1,982; dan sesuai kriteria uji yang telah ditetapkan maka dapat disimpulkan bahwa H3b diterima, jadi secara parsial variabel discount (X2) memiliki pengaruh yang signifikan dalam mempengaruhi keputusan pembelian berulang konsumen.

(15)

Untuk mengetahui daerah peneriman H3b dapat dilihat dari kurva berikut ini:

Gambar 4.3. Kurva Uji t Untuk Variabel X2 (Discount)

c. t test untuk X3 (gimmick)

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah

H3c: Pemberian gimmick memiliki pengaruh yang signifikan dalam mempengaruhi keputusan pembelian berulang konsumen.

Dari tabel 4.7. dapat diketahui bahwa nilai t hitung untuk variabel X3 adalah sebesar 5,032 sedangkan nilai t tabel dengan taraf signifikan 0,025 dan df = n-k-1 = 105, t tabel (0,025 ; 105) adalah sebesar 1,982.

Dengan demikian t hitung = 5,032 > t tabel = 1,982; dan sesuai kriteria uji yang telah ditetapkan maka dapat disimpulkan bahwa H3c diterima, jadi secara parsial variabel gimmick (X3) memiliki pengaruh yang signifikan dalam mempengaruhi keputusan pembelian berulang konsumen.

Untuk mengetahui daerah peneriman H3c dapat dilihat dari kurva berikut ini:

Gambar 4.4 Kurva Uji t Untuk Variabel X3 (Gimmick)

(16)

d. t test untuk X4 (in store display)

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah

H3d: Kemenarikan in store display memiliki pengaruh yang signifikan dalam mempengaruhi keputusan pembelian berulang konsumen.

Dari tabel 4.7. dapat diketahui bahwa nilai t hitung untuk variabel X4 adalah sebesar 5,724 sedangkan nilai t tabel dengan taraf signifikan 0,025 dan df = n-k-1 = 105, t tabel (0,025 ; 105) adalah sebesar 1,982.

Dengan demikian t hitung = 5,724 > t tabel = 1,982; dan sesuai kriteria uji yang telah ditetapkan maka dapat disimpulkan bahwa H3d diterima, jadi secara parsial variabel in store display (X4) memiliki pengaruh yang signifikan dalam mempengaruhi keputusan pembelian berulang konsumen.

Untuk mengetahui daerah peneriman H3d dapat dilihat dari kurva berikut ini:

Gambar 4.5. Kurva Uji t Untuk Variabel X4 (In Store Display)

4.11. Uji Asumsi a. Uji Multikolinieritas

Menurut Santoso (2002), uji asumsi regresi berganda multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.

Multikolinieritas dapat dideteksi dengan cara:

a. Besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance

(17)

Pedoman suatu model regresi yang bebas multiko adalah 1. Mempunyai nilai VIF tidak boleh lebih dari 10.

2. Mempunyai angka Tolerance mendekati 1.

b. Besaran korelasi antar variabel bebas

Pedoman suatu model regresi yang bebas multiko adalah koefisien korelasi antar variabel bebas haruslah lemah (dibawah 0,5). Jika korelasi kuat, maka terjadi masalah multiko.

Hasil pengujian asumsi multikolinieritas terhadap model regresi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10. Statistik Uji Multikolinieritas Regresi Berganda Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 Free Sample ,796 1,256

Discount ,864 1,158

Gimmick ,650 1,538

In Store Display ,672 1,488 a. Dependent Variable: Keputusan 

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa:

a. Semua variabel bebas memiliki angka VIF tidak lebih dari 10 dengan angka toleransi mendekati angka 1.

b. Semua variabel bebas memiliki koefisien lemah, karena koefisien korelasi antar variabel bebasnya dibawah 0,5.

Coefficient Correlationsa

1.000 -.099 -.174 -.447

-.099 1.000 -.175 -.151

-.174 -.175 1.000 -.207

-.447 -.151 -.207 1.000

.002 .000 .000 -.001

.000 .002 .000 .000

.000 .000 .003 -.001

-.001 .000 -.001 .002

InStoreDisplay Discount FreeSample Gimmick InStoreDisplay Discount FreeSample Gimmick Correlations

Covariances Model

1

InStore

Display Discount FreeSample Gimmick

Dependent Variable: Keputusan a.

(18)

Hal ini menunjukkan tidak adanya masalah mulitikolineritas dalam model regresi ini.

b. Uji Normalitas

Menurut Santoso (2002), uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel tergantung, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.

Asumsi normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan:

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Hasil pengujian asumsi normalitas terhadap model regresi adalah sebagai berikut:

(19)

Gambar 4.6. Uji Normalitas Regresi Berganda

Dari gambar di atas, terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi layak dipakai untuk prediksi keputusan pembelian berulang konsumen berdasarkan masukan variabel bebasnya.

4.12. Interpretasi Hasil Penelitian

Berdasarkan pada uraian serta pembahasan sebelumnya, maka hasil penelitian ini dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Dari pengujian hipotesis H2 dan H3, dapat diketahui bahwa variabel- variabel yang terdiri dari, yaitu free sample, discount, gimmick dan in store display secara simultan maupun parsial mempunyai hubungan yang signifikan dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

1.0 0.8

0.6 0.4

0.2 0.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Expected Cum Prob

Dependent Variable: Keputusan

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

(20)

Secara simultan mempunyai hubungan yang signifikan dapat dibuktikan dengan nilai uji F untuk variabel free sample, discount, gimmick, dan in store display nilainya lebih besar dari F tabel. Hal in berarti keempat variabel tersebut memberikan pengaruh yang besar dalam mempengaruhi keputusan pembelian berulang konsumen pada produk ABC Special Grade di Surabaya sehingga keempat variabel tersebut dapat dikombinasikan sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan yang pada akhirnya akan dapat menghasilkan pengaruh yang lebih baik. Sedangkan secara parsial dapat dibuktikan dengan nilai t test untuk keempat variabel tersebut memiliki nilai yang lebih besar dari t tabel. Hal ini berarti keempat variabel tersebut sangat memungkinkan dalam mempengaruhi keputusan pembelian berulang konsumen.

2. Untuk pengujian hipotesis selanjutnya, didapatkan hasil bahwa H1 ditolak.

Hal ini berarti pendugaan awal untuk variabel discount mempunyai pengaruh yang paling signifikan dalam mempengaruhi keputusan pembelian berulang konsumen tidak diterima. Berdasarkan hasil diatas variabel yang memiliki pengaruh yang paling signifikan adalah variabel gimmick dengan nilai beta sebesar 0,248.

3. Pada penelitian ini ditemukan bahwa variabel gimmick sebagai variabel yang paling signifikan dalam mempengaruhi keputusan pembelian berulang konsumen. Tetapi berdasarkan analisa dengan menggunakan Top Two Boxes ternyata atribut yang paling efektif bukan berasal dari variabel gimmick. Melainkan atribut dari variabel discount yaitu pemberian diskon sebesar 10% dari harga normal membuat saya tertarik yaitu sebesar 93,6%.

Dari hasil tersebut dapat diberikan kesimpulan bahwa variabel yang paling efektif belum tentu atribut didalamnya menjadi atribut yang paling efektif pula dalam mempengaruhi keputusan pembelian berulang konsumen.

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan pengabdian melalui pendampingan penyusunan laporan keuangan dilakukan pada Panti Asuhan Muhammadiyah Putri Ulil Abshar.. Panti asuhan sebagai mitra

1) Mengkoordinasikan dan mengendalikan arus masukan (input) dan keluaran (output), serta mengelola penggunaan sumber – sumber daya yang dimiliki agar kegiatan dan fungsi

Kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini adalah Kandungan krom pada limbah cair batik Industri Batik dengan pengambilan 3 kali dalam waktu 3 hari yaitu; 15,1

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman ekstrak daun eceng gondok dengan level yang berbeda berpengaruh (P<0,05) terhadap haugh unit telur pada level 20%

Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 lenlang Pengelolaan Dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

Penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa jenis air yang mengahasilkan kualitas terbaik dalam pembuatan nata adalah air mineral yang dipanaskan hingga mendidih, namun

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh makin maraknya penggunaan obat tradisional di masyarakat Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah infusa daun dewa

Ukuran yang  menunjukkan apakah aktivitas lembaga publik atau pelayanan yang  dilakukan oleh pemerintah sudah sesuai dengan norma dan nilai-­‐nilai yang  dianut oleh rakyat,