• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR (TBS) PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN. Oleh : ABDULLAH HUSEIN HARAHAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR (TBS) PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN. Oleh : ABDULLAH HUSEIN HARAHAP"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

1

TUGAS AKHIR

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR (TBS) PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV

MEDAN

Oleh :

ABDULLAH HUSEIN HARAHAP 132102137

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan keseluruhan dari tugas akhir ini dengan sebaik-baiknya, yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program DIII Jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul dari tugas akhir ini adalah “PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR (TBS) PADA PT.

PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN ”. Dimana penulis berusaha memberi gambaran tentang penentuan harga pokok produksi tandan buah segar (tbs) pada perusahaan tersebut.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. DR. Ramli, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam,M.si,Ak,Ca selaku Ketua Jurusan Akuntansi Program DIII Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Mhd. Zainul Bahri Torong, M.Si., ak. selaku Dosen pembimbing penulis yang telah banyak membantu, membimbing, dan memberi kemudahan bagi penulis.

4. Ibu Sri Anggraeni selaku Kaur Tanaman pada Bagian Tanaman PT.

Perkebunan Nusantara IV Medan.

(5)

Teristimewa buat Ayahanda Abdul Rajab Harahap dan Ibunda Mas Raya Siregar yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan dorongan baik moril, material serta doa yang setiap waktu kepada penulis. Adek -adek penulis Siti Ratna Sari Harahap,Elviani Harahap, dan Juita Sari Harahap yang selalu memberi semangat serta membantu penulis dan teman-teman penulis Silvia, Adi,Ryan dan seluruh anak Detak Group A,B,C,dan D.

Meskipun penulis sudah berusaha semakismal mungkin, penulis menyadari bahwa dalam laporan tugas akhir ini mungkin masih terdapat kekurangan dan kesilapan.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan laporan tugas akhir ini.

Akhirnya penulis berharap, semoga laporan ini bermanfaat bagi semua yang membacanya, baik sebagai bahan masukan ataupun sebagai bahan pembanding.

Medan, Juni 2016 Penulis

Abdullah Husein harahap NIM 132102137

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Rencana Penulisan... ... 5

1. Jadwal Survey/Observasi ... 5

2. Rencana isi ... 6

BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN... 9

A. Sejarah Ringkas Perusahaan ... 9

B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 12

C. Job Description ... 15

D. Jaringan Usaha... ... 23

E. Kinerja Usaha Terkini ... 24

F. Rencana Usaha ... 25

(7)

BAB III PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR (TBS) pada PT. PERKEBUNAN

NUSANTARA IV MEDAN... 28

A. Pengertian Harga Pokok Produksi... 28

B. Manfaat Penentuan Harga Pokok Produksi ... 29

C. Biaya ... 30

1. Pengertian Biaya... 30

2. Penggolongan Biaya... 33

D. Unsur – Unsur Harga Pokok Produksi... 38

E. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi... 39

1. Full Costing... 39

2. Variable Costing... 40

F. Perhitungan Harga Pokok Produksi... ... 42

G. Penentuan Harga Pokok Produksi... 43

H. Manfaat Informasi Harga Pokok ProduksI... 44

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

A. Kesimpulan ... 46

B. Saran ... . 46

DAFTAR PUSTAKA ... 48

LAMPIRAN ... 49

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1.1 Jadwal Survey/Obsevasi ... 6 Tabel 2.1 Penentuan Harga Pokok Produksi Tandan Buah Segar (TBS) PT.

Perkebunan Nusantara IV Medan ... 42

(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara IV Medan 13

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1 Surat Permohonan Pengajuan Judul ... 49 Lampiran 2 Surat Izin Riset Pada PT. Perkebunan Nusantara IV ... 50

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, perkembangan industri di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat. Diantara beragam perusahaan industri yang tumbuh dan berkembang, sebagian besar merupakan industri yang bergerak di bidang pengolahan hasil alam, seperti perkebunan, pengolahan tambang, pengolahan hutan, dan lain-lain. Hai ini di mungkinkan oleh potensi sumber daya alam yang tersedia, dan didukung oleh sumber daya manusia yang ada.

Bagi perusahaan industri, informasi mengenai biaya produksi merupakan salah satu jenis informasi yang penting. Informasi ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti pengendalian biaya demi tercapainya efisiensi, penentuan harga jual produk, pengambilan keputusan-keputusan khusus seperti apakah suatu produk akan tetap diproduksi, atau apakah suatu produk akan dibeli dari luar ataupun diproduksi sendiri oleh perusahaan, serta berbagai tujuan lainnya. Peranan akuntansi menjadi sangat diperlukan dalam upaya pencapaian tujuan tersebut. Perusahaan harus mengembangkan sistem akuntansi biaya yang dapat menghasilkan informasi biaya yang akurat, mengingat pentingnya informasi dalam persaingan ekonomi yang semakin ketat, saat ini.

Untuk mengelola perusahaan diperlukan informasi biaya yang sistematik dan komparatif serta data analisis biaya dan laba. Informasi ini membantu manajemen untuk menetapkan sasaran laba perusahaan, menetapkan target

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(12)

departemen yang menjadi pedoman manajemen menengah dan operasi yang menuju kepada pencapaian sasaran akhir.Penentuan harga pokok produksi merupakan kunci dari pengambilan keputusan yang berkaitan dengan produk yang dihasilkan. Harga pokok yang tidak tepat, akan dapat mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai produk. Suatu produk mungkin dapat dijual dengan peroiehan laba yang cukup besar, akan tetapi karena kesalahan yang cukup material dalam penentuan harga pokok produksi, kemungkinan akan diperoleh informasi yang menyesatkan dengan menganggap produk tersebut tidak menguntungkan untuk dijual. Agar dapat ditentukan dengan benar, harga pokok produksi harus dihitung dengan memperhatikan secara cermat berbagai faktor yang mempengaruhi, di antaranya proses produksi, unsur-unsur biaya produksi, serta perhitungan dan alokasi biaya.

Dalam menghitung harga pokok produksi harus diperhitungkan unsur- unsur apa saja yang dibebankan ke dalam biaya produksi, baik langsung maupun tidak langsung. MenurutRybun (1999:31) harga pokok produksi meliputi keseluruhan bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa.

Menurut Mulyadi (2001:78) “pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar. Harga jual sama dengan biaya produksi ditambah “mark-up”. Untuk menentukan harga jual dengan tepat, terlebih dahulu harus diketahui harga pokok produksi (perusahaan manufaktur), karena harga pokok produksi merupakan dasar bagi

(13)

perusahaan untuk menetukan harga jual. Harga pokok produksi merupakan komponen biaya yang langsung berhubungan dengan produksi. Penetapan harga pokok produksi memegang peranan yang sangat penting pada suatu perusahaan, sebab dari harga pokok dapat dibuat sebagai rencana dan kekuatan pemasaran, penentuan harga jual dan penentuan nilai persediaan.

Menurut Hansen dan Mowen (2001:633) harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan.

PT. Perkebunan Nusantara IV Medan adalah salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di sektor perkebunan dan mengelola tanaman kelapa sawit dan tanaman teh.

Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, PT. Perkebunan Nusantara IV Medan selain membiayai kebun inti juga membiayai dan membangun kebun plasma. Proses penanaman yang dilakukan untuk menghasilkan tandan buah segar sebagai komoditi utama. PT. Perkebunan Nusantara IV Medan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, komponen biaya yang dikeluarkan beragam, mulai dari penanaman, pemeliharaan, panen/pengumpulan hingga pengolahan menjadi produk yang siap dijual.

Dari uraian latar belakang tersebut, penulis ingin mengetahui bagaimana penentuan harga pokok produksi Tandan Buah Segar (TBS) pada PT Perkebunan Nusantara IV Medan, apakah PT Perkebunan Nusantara IV Medan menerapkan hal yang sama dengan cara memikirkan bagaimana penentuan harga pokok produksi.Oleh karena itu, penulis mengambil judul

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(14)

“Penentuan Harga Pokok Produksi Tandan Buah Segar (TBS) Pada PT Perkebunan Nusantara IV Medan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, Penulis mencoba merumuskan masalah yang menjadi dasar penelitian bagi Penulis di dalam menyusun Tugas Akhir ini, yaitu:

1. Komponen – komponen apa saja yang digunakan PT Perkebunan Nusantara IV Medan dalam menentukan harga pokok produksi Tandan Buah Segar (TBS).

2. Bagaimanakah penentuan harga pokok produksi Tandan Buah Segar (TBS) pada PT Perkebunan Nusantara IV Medan.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam menentukan harga pokok produksi Tandan Buah Segar (TBS) pada PT Perkebunan Nusantara IV Medan.

b. Untuk mengetahui komponen biaya yang digunakan dalam menentukan harga pokok produksi Tandan Buah Segar (TBS) pada PT Perkebunan Nusantara IV Medan.

c. Untuk mengetahui cara perhitungan harga pokok produksi Tandan Buah Segar (TBS) pada PT Perkebunan Nusantara IVMedan.

(15)

2. Manfaat Penelitian a. Bagi Penulis

1) Menambah pengetahuan dan wawasan pemikiran penulis tentang penentuan harga pokok produksi Tandan Buah Segar ( TBS ).

2) Diharapkan dapat memberikan pengalaman yang sangat berharga karena dapat langsung terjun ke lapangan untuk mendapatkan data dan informasi mengenai penentuan harga pokok produksi yang dibuat oleh PT. Perkebunan Nusantara IV Medan.

3) Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan pada Program DIII Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

b. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan dan informasi yang dapat digunakan untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan perusahaan sehubungan dengan penentuan harga pokok produksi.

D. Rencana Penulisan 1. Jadwal survei/observasi

Adapun jadwal yang dilakukan dari bulan Maret sampai selesai dibulan Mei 2016 di PT. Perkebunan Nusantara IV medan, Agar lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(16)

Tabel 1.1

Jadwal Survey/Observasi

Keterangan

Maret April Mei

Minggu Ke- Minggu Ke- Minggu Ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

3 4 Mengurus SKS bersih

Mengajukan judul tugas akhir Pengumpulan data dalam

penyusunan tugas akhir Bimbingan untuk penulisan

tugas akhir

2. Rencana isi

Penulis membuat sistematika pembahasan dalam 4 ( empat ) bab, dimana setiap bab saling berkaitan. Hal ini sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pembuatan tugas akhir yang telah ditetapkan bahwa susunan tugas akhir harus praktis dan sistematis. Oleh karena itu, laporan penelitian tugas akhir ini disusun dan diperinci didalam bab – bab ini.

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang latar belakang masalah,rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian sertarencana penulisan yang mencakup jadwal survey/observasi

(17)

dan rencana isi.

BAB II : PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang sejarah ringkass perusahaan, struktur organisasi perusahaan, job description, jaringan usaha, kegiatan usaha terkini, dan rencana usaha pada PT. Perkebunan Nusantara IVMedan.

BAB III : PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR (TBS) pada PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang pengertian harga pokok produksi, manfaat penentuan harga pokok produksi, biaya yang mencakup pengertian dan penggolongan biaya, unsur unsur harga pokok produksi, metode penentuan harga pokok produksi yang terdiri dari full costingdan variabel costing, perhitungan harga pokok produksi, penentuan harga pokok produksi, dan manfaat informasi harga pokok produksi pada PT. Perkebunan Nusantara IV Medan.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis mencoba mengambil kesimpulan dan memberikan saran yang bertitik tolak dari pengumpulan data dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(18)

pembahasan yang dilakukan dimana diharapkan dapatmemberikan masukan yang bermanfaat bagi PT. Perkebunan Nusantara IV Medan.

(19)

9 BAB II

PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN

A. Sejarah Ringkas Perusahaan

PT Perkebunan Nusantara IV Medan beralamat di Jalan Letjend Suprapto No.2 Medan. Merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang Agroindustri ini memiliki sejarah yang panjang sejak jaman belanda hingga jaman sekarang. Pasa awalnya perkebunan ini merupakan milik dari sebuah maskapai belanda yang kemudian dinasionalisasikan pada tahun 1959 dan kemudian tahap selanjutnya berdasarkan kebijakan dari pemerintah saat itu yang telah mengalami beberapa kali perubahan organisasi, yang sebelum akhirnya menjadi PT Perkebunan Nusantara IV (Persero). Berikut tahapan sejarah singkat dari PT Perkebunan Nusantara IV Medan :

1. Tahun 1959 (Tahap Nasionalisasi)

Pada tahun 1959 ini berdasarkan peraturan pemerintah (PP) No.19 perusahaan perusahaan asing milik belanda seperti NV.HVA (Namblodse Venotschaaf Handels Vereeniging Amsterdam) dan NV.RCMA (Namblosde venotschaaf Rubber Cultur Maatschappij Amsterdam) dinasionalisasikan dan kemudian dilebur menjadi perusahaan milik pemerintah.

2. Tahun 1967 (Tahap Regrouping I)

Tahun 1967 – 1968 selanjutnya pemerintah melakukan regrouping menjadi Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Aneka tanaman, PPNKaretdan PPN serat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(20)

3. Tahun 1971 (Tahap Perubahan Menj adi Perusahaan Negara Perkebunan) Dengan dasar peraturan pemerintah No. 144 tahun 1968, Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) yang ada di Sumut dan Aceh di regrouping ulang menjadi PNP I s/d IX.

4. Tahun 1971 (Tahap Perubahan Menjadi Perusahaan Perseroan)

Dengan dasar peraturan pemerintah tahun 1971 dan tahun 1972, Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) dialihkan menjadi perusahaan terbatas persero dengan nama resmi PT Perkebunan I s/d IX (Persero).

5. Tahun 1996 (Tahap Peleburan Menj adi PTPN)

Berdasarkan peraturan pemerintah pada tahun 1996, semua PTP yang ada di indonesia di regrouping kembali dan dilebur menjadi PTPN I s/d XIV dan PT. Perkebunan Nusantara IV dibentuk berdasarkan peraturan pemerintah republik indonesia nomor 9 tahun 1996 tanggal 14 februari 1996 tentang peleburan perusahaan perseroan (Persero) PT Perkebunan VI, Perusahaan perseroan (Persero) PT perkebunan VII, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VIII menjadi perusahaan perseroan (Persero) PT perkebunan Nusantara IV.

PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) didirikan di Bah Jambi, simalungun, sumatera utara pada tanggal 11 Maret 1996 berdasarkan akta pendirian No.37 dari Harun Kamil, S.H notaris di jakarta dan telahmendapatkan pengesahan menteri kehakiman republik indonesia dengan surat keputusan No.C2-8332.HT.01.01 Thn. 1996 dan telah diumumkan dalam berita negara republik indonesia No.81 Tanggal 8 oktober 1996,

(21)

Tambahan No. 9675/1996 serta telah didaftarkan pada kantor pendaftaran perusahaan tingkat I sumatera utara c.q Dinas perindustrian dan perdagangan kabupaten simalungun No. 001/BH.2.15/1996 tanggal 16 september 1996 dan telah diperbaharui dengan No.07/BH/0215/VIII/01 TANGGAL 23 Agustus 2001.

a. Visi PT Perkebunan Nusantara IV

Visi dari PT Perkebunan Nusantara IV Medan adalah untuk menjadi pusat keunggulan pengelolaan perusahaan agroindustri kelapa sawit dengan tata kelola perusahaan yang baik serta berwawasan lingkungan.

b. Misi PT Perkebunan Nusantara IV

1. Misi dari PT Perkebunan Nusantara IV Medan adalah sebagai berikut Menjamin keberlanjutan usaha yang kompetitif, meningkatkan daya saing produk secara berkesinambungan dengan sistem, cara dan lingkungan kerja yang mendorong munculnya kreatifitas dan inovasi untuk meningkatkan produktivitas dan efesiensi.

2. Meningkatkan laba secara profesional.

3. Mengelola usaha secara profesional, untuk meningkatkan nilai perusahaan yang mempedomani etika bisnis dan tata perusahaan yang baik.

4. Meningkatkan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

5. Melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program pemerintah pusat/daerah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(22)

B. Struktur OrganisasiPerusahaan

Suatu organisasi diperlukan perusahaan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkaan adanya hubungan dan keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktifitas maupun kegiatan instansi tersebut pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam struktur organisasi dalam instansi. Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerjasama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai dengan tata hubungan secara vertikal, melalui saluran tunggal. Berikut merupakan Struktur Organisasi PTPN IV Medan dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini :

(23)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(24)

Dewan Komisaris PT Perkebunan Nusantara IV Medan Komisaris Utama : M. Said Didu

Komisaris : Zainal Arifin

Komisaris : Dedi Setiadi

Komisaris : Anton Saragih

Komisaris : M. Husni

Direktorat dan Bagian PT Perkebunan Nusantara IV Direktorat Direktur Utama : Erwin Nasution

Direktorat Direktur Utama membawahi tiga bagian, yaitu :

a. Bagian Sekretariat : Ir. Rizal H. Damanik, MM b. Panitia Penetapan Harga : Abd. Rahim Purba, SE

c. Bagian Satuan pengawasan Inter (SPI) : Ir. Nasrul

d. Bagian MR & GCG :

Direktorat Direktur Produksi : Ahmad Haslan Saragih

Direktorat Direktur Produksi membawahi empat bagian, yaitu :

a. Bagian Tanaman : Ir. Budiono

b. Bagian Pengolahan : Ir. Irianto

c. Bagian Teknik : Ir. Erry Sukartono Surasno

d. Bagian Pembelian Bahan Baku :

Direktorat Direktur Keuangan : Setia Darma Sebayang Direktorat Direktur Keuangan membawahi tiga bagian, yaitu :

a. Bagian Keuangan : Hatorangan Siahaan, SE

b. Bagian Akuntansi : Ali Akbar, SE

(25)

c. Bagian Pemasaran : Togu Manurung, SE Direktorat Direktur Perencanaan & Pengembangan Usaha : Memed Wiradimiharja

Direktorat Direktur Perencanaan & Pengembangan Usaha membawahi empat bagian, yaitu :

a. Bagian perencanaan : Dr. Ir. Aida Farida, MM b. Bagian Pengembangan : Ir. M. Deddy Pratopo

c. Bagian PKBL : Alimusri, SE.Ak.MM

d. Bagian Manajemen Sistem Informasi : Ir. Biduri Marahimim Direktorat Direktur SDM dan Umum : Andi Wibisono

Direktorat Direktur SDM dan Umum membawahi empat bagian, yaitu :

a. Bagian SDM : Ir. Nurmala Dewi Hasibuan

b. Bagian Umum : Lidang Panggabean,SE

c. Bagian Hukum dan Pertanahan : Manajer Grup Unit Usaha

a. Grup Usaha unit I : Ir. Iman Suadinoto b. Grup Usaha unit II : Ir. Made Supantana c. Grup Usaha unit III : Ir. Faisal Nasution d. Grup Usaha unit IV :Ir.Leonard Parlindungan

C. Job Description

Adapun deskripsi pekerjaan PT Perkebunan Nusantara IV adalah sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(26)

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah organ perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris, dalam batas yang ditentukan dalam peraturan perundang- undangan dan anggaran dasar. RUPS dalam kegiatannya mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:

a. Merupakan forum utama dimana para pemegang saham dapat menggunakan hak otoritasnya pada manajemen perseroan.

b. Forum ini juga merupakan otoritas tertinggi dimana sejumlah resolusi penting diputuskan dan disarankan untuk kemudian menjadi kebijakan resmi perusahaan.

c. Forum Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) memiliki kekuasaan untuk memilih komisaris dan direksi.

d. Menentukan jumlah kompensasi para komisaris dan direksi serta menilai kinerja perseroan selama beberapa tahun finansial melalui sejumlah evaluasi dan memutuskan pengguna keuntungan perusahaan.

2. Dewan Komisaris

Dewan komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasarserta memberi nasihat kepada direksi. Dewan Komisaris dalam kegiatannya mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:

a. Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijakan

(27)

direksidalam melaksanakan kepengurusan perseroan serta memberi nasihat kepada direksi termasuk pelaksanaan Rencana Jangka Panjang (RJP), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut komisaris harus patuh kepada ketentuan perundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar Perseroan dan Keputusan RUPS.

c. Bertindak sewaktu-waktu untuk kepentingan dan usaha perseroan dan bertanggung jawab kepada perseroan yang dalam hal ini diwakili olehRUPS.

d. Para anggota komisaris, baik bersama-sama maupun sendiri setiap saat berhak memasuki bangunan-bangunan dan halaman-halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau dikuasai oleh perseroan dan berhak memeriksa atau memastikan keadaan uang kas untuk keperluan verifikasi serta mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan direksi.

e. Jika dianggap perlu, komisaris dapat meminta bantuan tenaga ahli dalam melaksanakan tugasnya untuk jangka waktu terbatas atas beban perseroan.

f. Para anggota komisaris berhak menanyakan dan meminta penjelasan tentang segala hal kepada direksi dan direksi wajib memberikan penjelasan.

g. Komisaris dengan suara terbanyak setiap waktu berhak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(28)

memberhentikan.

h. Komisaris dengan suara terbanyak setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara waktu seorang atau lebih anggota direksi dan jika mereka bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar atau melalaikan kewajibannya atau terdapat alasan yang mendasar bagi perseroan.

i. Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan secara tertulis kepada

yang bersangkutan disertai alasan yang menyebabkan tindakan itu.

j. Dalam waktu 30 hari setelah pemberhentian sementara itu, komisaris diwajibkan untuk memanggil RUPS yang akan memutuskan apakah anggota direksi yang bersangkutan akan diberhentikan seterusnya atau dikembalikan kepada kedudukannya.

Sedangkan yang diberhentikan sementara itu diberi kesempatan untuk hadir dan membela diri.

k. Jika RUPS tidak menindaklanjutkan keputusan tersebut maka dalam waktu 30 hari setelah pemberhentian sementara itu, pemberhentian sementaradianggap gagal.

3. Dewan Direksi

Direksi bertugas memimpin dan bertanggung jawab penuh atas kepengurusan perseroan sesuai dengan kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun diluar pengadilan tentang segala kejadian tentang pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam

(29)

perundang-undangan, Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS. Dalam melaksanakan tugasnya direksi memiliki wewenang, antara lain menetapkan kebijakan kepengurusan perusahaan.

Namun direksi juga memiliki kewajiban yaitu mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiataan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan usahanya.

Masing-masing anggota direksi memiliki tugas yang lebih spesifik, yaitu : 1. Direktur Utama

Direktur Utama dalam dalam kegiatannya mempunyai tugas danwewenang sebagai berikut :

a. Melaksanakan proses manajemen transformasi dalam rangka terwujudnya Sustainable Value dan Sustainble Growth.

b. Membangun pembangunan sarana dan prasarana teknologi informasi secara efektif.

c. Mensukseskan pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu 9001:2000 dan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3).

d. Melaksanakan seluruh peraturan yang berlaku terhadap operasional perusahaan dalam rangka memenuhi kepatuhan (etika bisnis dan kerja).

e. Mempertanggungjawabkan kinerja perusahaan pada RUPS.

f. Mengelola perusahaan sesuai dengan prinsip manajemen yang selaras.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(30)

g. Menetapkan Anggaran Belanja Tahunan dan Program Kerja Bulanan dari Perusahaan.

h. Direktur Utama dalam menjalankan tugasnya sehari-hari dibantu oleh Engineering Director, Agricultur Director, dan Finance serta Administration Director.

Menyampaikan laporan pertanggungjawaban dan segala aspek kehidupan perusahaan kepada dewan komisaris.

2. Direktur Produksi

Direktur Produksi dalam kegiatannya mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :

a. Menetapkan upaya strategi dan kebijakan bidang produksi serta mengevaluasi pelaksanaannya.

b. Mengevaluasi dan menyempurnakan proses bisnis bidang produksi untuk mewujudkan Best Practices.

c. Mengendalikan biaya produksi serta investasi sarana/prasarana produksi pada tingkat efektif dan efisien.

d. Mengimplementasikan dan mereview pelaksanaan inovasi di bidang produksi.

e. Menterjemahkan kebutuhan pasar menjadi pelaksanaan operasional di bidang produksi.

f. Mengimplementasikan dan meriview pelaksanaan Sistem Penilaian Kerja (SPK) bagi SDM Bidang Produksi.

g. Melaksanakan seluruh program

(31)

3. Direktur Keuangan

Direktur keuangan dalam kegiatannya mempunyai beberapa tugas dan wewenang sebagai berikut:

a. Menetapkan upaya strategi dan kebijakan bidang keuangan/

akuntansi/ pemasaran dalam perusahaan serta melakukan evaluasi terhadap pelaksanaanya.

b. Mengevaluasi dan mengumpulkan proses bisnis (work system) bidang keuangan/akuntansi/pemasaran untuk mewujudkan the best total cost.

c. Memelihara keseimbangan antara pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan.

d. Mengimplementasikan dan mereview pelaksanaan assets management secara kesinambungan untuk menghindari erosi kapital.

e. Memelihara cash reserve requirment sebesar 2 bulan kebutuhan dana operasional.

f. Menyediakan sumber dana bagi pengembangan perusahaan dan kebun masyarakat disekitar unit kebun.

g. Mengimplementasikan dan mereview pelaksanaan sistem penilaian kerja (SPK) bagi SDM keuangan/ akuntansi/ pemasaran.

h. Melaksanakan seluruh program.

4. Direktur perencanaan dan pengembangan usaha

Direktur perencanaan dan pengembangan usaha dalam kegiatannya mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(32)

a. Menetapkan upaya strategi jitu serta kebijakan - kebijakan dalam bidang perencanaan dan pengembangan usaha serta mengevaluasi pelaksanaannya.

b. Mengevaluasi dan menyempurnakan proses bisnis bidang perencanaan dan pengembangan usaha untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan pemasok.

c. Mengembangkan dan membina hubungan dengan mitra bisnis serta mitra aliansi.

d. Mengimplementasikan dan mereview pelaksanaan sistem perencanaan dan pengembangan usaha

e. Menghimpun dan mensiasati perkembangan pasar dan perilaku pesaing(market intelegene).

f. Mengimplementasikan dan mereview pelaksanaan pembangunan dan pembinaan masyarakat lingkungan sekitar unit kerja melalui program PKBL dan CSR.

g. Menginformasikan kebutuhan pasar secara berkesinambungan kepada direktur produksi.

h. Membangun sistem aliansi dalam pengembagan portopolio bisnis dan diversifikasi usaha.

i. Mengendalikan biaya bidang perencanaan dan pengembangan usaha pada tingkat yang efektif dan efisien.

j. Mengimplementasikan dan mereview pelaksanaan sistem penilaian kerjadari SDM bidang perencanaan dan pengembangan usaha.

(33)

5. Direktur SDM dan Umum

Direktur SDM dan Umum dalam kegiatannya mempunyai beberapa tugas serta wewenang yang harus dilaksanakan dalam perusahaan sebagai berikut :

a. Menerapkan upaya strategi dan kewajiban SDM dan Umum serta mengevaluasi pelaksanaannya.

b. Mengevaluasi dan menyempurnakan proses bisnis bidang umum untuk mewujudkan keamanan lingkungan kerja dan pemenuhan aspek legalitas.

c. Mengimplementasikan dan mereview pelaksanaan dan pelatihan yang didasarkan atas hasil mapping personil dan kompetensi profil jabatan serta mengevaluasi pelaksanannya.

d. Mengendalikan biaya pembinaan SDM dan Umum secara efektif dan efisien.

e. Mengimplementasikan dan mereview pelaksanaan sistem penilaian kerja (SPK) bagi SDM dan Umum.

f. Mengembangkan sistem mengevaluasi pelaksanaan pelayanan kesehatan serta sistem manajemen kesalamatan dan kesehatan kerja (SMK3).

D. Jaringan Usaha

PT Perkebunan Nusantara IV merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang Agroindustri pembudidayaan tanaman,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(34)

pengolahan dan penjualan dengan komoditas berupa Kelapa Sawit, Teh dan Kakao berikut turunannya, yang mencakup pengolahan areal dan tanaman, kebun bibit dan pemeliharaan tanaman menghasilkan, pengolahan komoditas menjadi bahan baku berbagai industri, pemasaran komoditas yang dihasilkan dan kegiatan pendukung lainnya.

E. Kinerja Usaha Terkini

Kinerja usaha pada dasarnya merupakan tolak ukur dalam menilai suatu perusahaan baik atau tidak. Kinerja usaha dapat dilihat dari banyak faktor dan tergantung dari sudut pandang pihak yang melakukan penilaian. Adapun kinerja usaha terkini yang akan maupun yang telah dicapai oleh PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan, antara lain :

1. PTPN IV Medan berusaha melampaui kinerja induk usaha BUMN (PTPN III Medan) karena produktivitas tandan buah segar (TBS)sudah di atas standar yang ditetapkan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan.

2. Sebanyak 60.000 tanaman kelapa sawit di Mandailing Natal (Madina) Sumut sudah menghasilkan.

3. Produktivitas perkebunan kelapa sawit PTPN IV mencapai 23,5 ton per tahun, sedangkan standar PPKS hanya 22 ton per ha. Pada areal tertentu seperti kebun Bah Jambi, produktivitas TBS PTPN IV sudah mencapai 35 ton per ha.

4. Melakukan Program Bina Lingkungan. Program Bina Lingkungan ini dilakukan perusahaan untuk meningkatkan dan mempercepat program

(35)

transmigrasi penduduk.

5. Program pengolahan limbah kelapa sawit atau by product. Produk ini adalah pengolahan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) menjadi pupuk kompos. Pemanfaatan tandan sawit kosong bagi kompos bermanfaat dalam mengatasi masalah sampah dan limbah di perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) serta menjadi sumber daya bagi pembuatan pupuk.

6. Dalam hal ini PTPN IV yang merupakan perusahaan penghasil kelapa sawit dan teh ini memiliki fasilitas produksi sebagai berikut :

Alat Produksi Pabrik Kelapa Sawit : 15 Unit Pabrik Pengolahan Inti Sawit : 1 Unit Pabrik Teh : 2 Unit Pabrik Perakitan Mesin : 1 Unit Kapasitas TerpasangPabrik Kelapa Sawit : 560 ton TBS/Jam Pabrik Pengolahan Inti Sawit : 400 ton IS/hari Pabrik Teh : 266 ton DTB/hari Kapasitas TerpakaiPabrik Kelapa Sawit : 474 ton TBS/Jam Pabrik Pengolahan Inti Sawit : 350 ton IS/hari Pabrik Teh : 254 ton DTB/hari.

F. Rencana Usaha

Secara umum rencana kerja Perseroan akan diarahkan pada bidang – bidang sebagai berikut :

1. Melakukan pengembangan industri hilir (Bio Diesel, Biomassa, Oleokimia dll).

2. Ekspansi pengembangan areal perkebunan kelapa sawit ke Kalimantan dan Sulawesi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(36)

3. Peningkatan kapasitas olah pabrik kelapa sawit.

4. Peningkatan produktivitas TBS dan efisiensi biaya.

5. Pengembangan perbengkelan PMT Dolok Ilir.

6. Spin off Rumah Sakit & Sekolah.

PTPN IV merupakan BUMN yang berkomitmen menerapkan GCG (Good Corporate Governance) secara konsisten dan berkelanjutan. Penerapan GCG sebagai budaya perusahaan mencakup kalangan internal dan kalangan eksternal perusahaan seperti mitra bisnis pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya. Penerapan GCG berlandaskan pada lima prinsip dasar yaitu :

1. Transparansi (transparency): yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dandalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan.

2. Akuntabilitas (accountability): yaitu kejelasan fungsi pelaksanaan dan pertanggung jawaban organik sehingga pengelolaan perusahaan terlaksanasecara efektif.

3. Pertanggungjawaban (responsibility): yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundangan dan prinsip prinsip korporasi yang sehat.

4. Kemandirian (independency): yaitu pengelolaan perusahaan yang dilakukan secara profesional tanpa benturan kepentingan pengaruh dan tekanan dari pihak manapun serta taat asas terhadap peraturan perundangan yang berlaku serta prinsip – prinsip korporasi yang sehat.

(37)

5. Kewajaran (fairness): yaitu keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak pemangku kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian dan ketentuan yang berlaku.

Untuk memastikan penerapan GCG di perusahaan, Direksi telah membentuk Bagian Manajemen Risiko dan GCG serta menunjuk Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha sebagai penanggung jawab dalam penerapan dan pemantauan GCG di PTPN IV. Perseroan menuangkan penerapan tata kelola inisebagai salah satu pilar dalam strategi bisnis yang ditetapkan oleh manajemen setiap tahunnya untuk meningkatkan komitmen dalam penerapan tata kelola.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(38)

BAB III

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR (TBS)PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN

A. Pengertian Harga Pokok Produksi

Secara umum pengertian harga pokok produksi adalah seluruh biaya yang dekeluarkan untuk menghasilkan barang dan jasa yang siap digunakan.

Pengertian harga pokok produksi menurutBustami dan Nurlela (2009:49) adalah"Kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik ditambah persediaan produk dalam proses awal dan dikurang persediaan produk dalam proses akhir."

MenurutHansen dan Mowen (2006:53) harga pokok produksi adalah“Total biaya barang yang diselesaikan selama periode berjalan. Biaya yang hanya dibebankan ke barang yang diselesaikan adalah biaya manufaktur bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead."

Sedangkan menurutMursyidi (2008 : 19) pengertian harga pokok produksiadalah "Pembebanan unsur biaya produksi terhadap produk yang dihasilkan dari suatu proses produksi".

Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi merupakan seluruh biaya yangdikeluarkan untuk menghasilkan produk hingga siap untuk dipergunakan dan sebagai suatu pedoman untuk menentukan harga jual.

(39)

B. Manfaat Penentuan Harga Pokok Produksi

Penentuan harga pokok produksi dalam suatu perusahaan sangat penting dilakukan karena perusahaan membutuhkannya untuk menentukan harga jual dari produknya maupun tujuan lainnya yang erat hubungannya dengan penentuan strategi dan efisiensi perusahaan dalam bersaing.

Secara umum, tujuan penentuan harga pokok produksi adalah sebagai berikut:

1. Sebagai pengawasan dari biaya yaitu untuk menghidari pemborosan. Agar diperoleh harga pokok produksi yang teliti serta pengawasan yang baik, maka biaya digolongkan pada setiap proses atau departemen-departemen.

Biaya yang sebenarnya terjadi pada setiap proses dibandingkan dengan standar. Dengan demikian pemborosan dapat dihindari karena standar dibentuk berdasarkan biaya yang seharusnya terjadi.

2. Sebagai alat perencanaan, sebelum produksi dijalankan terlebih dahulu membuat rencana kegiatan yang akan dilaksanakan, misalnya apakah produksi ditingkatkan atau dikurangi dan juga dibuat ramalan atas unsur- unsur biaya yang diperlukan untuk setiap periodenya. Perencanaan ini penting agar seuruh keperluan dapat diketahui dan disediakan pada jumlah dan waktu yang diperlukan.

3. Sebagai pedoman menentukan harga jual. Biaya produksi bukanlah faktor utama menentukan harga jual, tetapi menjaga harga jual tetap berada di atar harga pokok produksi.

4. Harga pokok produksi perlu untuk menentukan nilai persediaan yang mana

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(40)

menjadi syarat mutlak dalam menetapkan harga pokok penjualan dengan teliti.

5. Menentukan efisiensi atau tidaknya suatu perusahaan, ini dilakukan dengan membandingkan harga pokok historis dengan harga pokok standar.

Hal ini berguna untuk pengawasan biaya maupun sebagai alat perencanaan.

Disamping tujuan-tujuan seperti yang telah diuraikan diatas, penentuan harga pokok produksi penting bagi manajemen untuk keperluan analisis dalam pengambilan keputusan atau memecahkan keputusan atau memecahkan masalah-masalah khusus seperti :

1. Apakah perlu dilakukan perubahan dalam komposisi dari biaya-biaya langsung di dalam melakukan produksi sehingga dapat dihasilkan barang jadi yang kualitasnya sama dengan barang jadi yang dihasilkan sebelum dilakukan perubahan komposisi. Dengan dilakukannya perubahan komposisi ini diharapkan juga harga pokok produksi ditekan serendah mungkin.

2. Apakah tenaga kerja langsung perlu ditambah atau dikurangi.

3. Apakah perusahaan sebaiknya membeli bahan atau produk tertentu dari pihak luar atau diproduksi sendiri.

C. Biaya

1. Pengertian Biaya

Pemahaman mengenai biaya penting sekali karena penerapan biaya

(41)

yang tepat dapat digunakan untuk membantu proses perencanaan, pengendalian, dan pembuatan keputusan ekonomi. Terdapat berbagai macam pengertian atau definisi biaya, yang masing masing berbeda.

Karena itu, tidak jarang terjadi perbedaan pengertian definisi dan menyadari sepenuhnya betapa penting arti biaya tersebut dalam menjalankan tujuan sehari-hari. Ketidaktepatan atau kesalahtafsiran biaya, bisa berakibat pembuatan keputusan yang kurang tepat. Para akuntan, ekonom dan teknisi, dari masing-masing bagiannya memiliki dan menggunakan konsep yang meskipun tidak bertentangan satu dengan yang lainnya namun tetap tampak adanya perbedaan. Maka dari itu tidak mudah untuk mendefinisikan atau menjelaskan istilah biaya tanpa menimbulkan kesangsian atau keragu-raguan akan akuntan yang mencoba merumuskan konsep atau pengertian biaya yang lazim digunakan dalam dunia akuntansi.

Adapun pengertian biaya ada beberapa pendapat yang mengemukakan sebagai berikut :

MenurutTresno (1998: 1-2) “biaya adalah harga pokok yang dimanfaatkan atau dikonsumsi untuk memperoleh pendapatan”. Contoh bila perusahaan mempunyai sejumlah bahan yang dibeli dengan harga tertentu, kemudian sebagian dipakai untuk membuat barang, maka nilai bahan yang dipakai disebut biaya bahan. Biaya bahan tersebut sebagian diambilkan dari harga pokok bahan.

Menurut Supriyono (1987: 185) biaya didefinisikan sebagai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(42)

pengorbanan ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang atau jasa”.

Menurut Mulyadi (2007: 24) definisi biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi dan kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya sebagai suatu pengorbanan atas sumber-sumber ekonomi untuk mendapatkan sesuatu atau mencapai tujuan tertentu yang bermanfaat pada saat ini atau pada masa yang akan datang (pendapatan). Istilah biaya, kadang-kadang dianggarkan sinonim dengan (1) harga pokok dan (2) beban dari sesuatu atau tujuan tertentu tersebut.

Sebagai harga pokok, biaya dapat diukur atau merupakan harga pertukaran atas sumber ekonomis yang dikorbankan atau diserahkan untuk mendapatkan suatu barang, jasa atau aktiva. Tetapi kadang-kadang juga diukur berdasar harga pasar dan aktiva yang didapat. Sedangkan biaya sebagai beban adalah apabila pengorbanan yang diperlukan itu terjadi dalam rangka merealisasikan pendapatan.

Dengan demikian, jika dari cara bagaimana perusahaan pada umumnya berupaya untuk menghasilkan laba, maka perbedaan antara harga pokok dan beban semata-mata terletak pada faktor waktu. Harga pokok pada hakekatnya adalah biaya yang melekat pada suatu aktiva yang belum dikonsumsikan atau digunakan dalam upaya merealisasikan pendapatan dalam suatu periode dan akan dikonsumsikan di kemudian hari. Sedangkan beban adalah biaya (dalam bentuknya bisa berupa aktiva)

(43)

yang dikonsumsikan atau digunakan untuk merealisasikan pendapat dalam suatu periode akuntansi.

a. Biaya Produk Bersama (Joint Product cost)

Jika beberapa jenis produk gabungan atau produk sampingan yang berbeda dihasilkan dari faktor biaya yang sama, maka akan timbul biaya gabungan. Biaya gabungan terjadi sebelum titik pemisahan. Yang termasuk joint cost tidak hanya biaya bahan, akan tetapi semua biaya yang terjadi dalam proses produksi sampai produk dapat dipisahkan (Split-off point).

b. Common Cost

Common Cost berkaitan dengan pemakaian fasilitas secara bersama oleh dua pemakai atau lebih. Yang termasuk dalam Common Cost adalah biaya yang terjadi di departemen Jasa yang kemudian dialokasikan ke departemen produksi.

2. Penggolongan Biaya

Penggolongan biaya menurut Supriyono (1999: 35) adalah proses pengelompokan secara sistematis atau keseluruhan elemen-elemen yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih mempunyai arti atau lebih penting.

Dalam akuntansi biaya umumnya penggolongan biaya ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal konsep “different costs for different purposes”. Dalam penggolongan biaya harus disesuaikan dengan tujuan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(44)

dari biaya yang disajikan. Menurut Mulyadi (2007:14) ada beberapa cara penggolongan biaya yang sering dilakukan, antara lain:

1) Penggolongan biaya menurut hubungan sesuatu yang dibiayai.

Biaya dapat dapat dihubungkan dengan sesuatu yang dibiayai atau obyek pembiayaan. Jika perusahaan mengolah bahan baku menjadi produk jadi, maka sesuatu yang dibiayai tersebut adalah produk. Sedangkan jika perusahaan menghasilkan jasa maka sesuatu yang dibiayai tersebut adalah jasa. Dalam hubungan dengan sesuatu yang dibiayai tersebut,biaya dibagi menjadi dua golongan yaitu:

a. Biaya langsung (Direct cost).

Biaya langsung adalah biaya yang terjadi yang penyebab satu- satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Sesuatu yang dibiayai dalam hal ini dapat berupa biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung untuk membuat sesuatu produk. Sedangkan dalam hubungannya dengan departemen, dibagi menjadi biaya langsung departemen dan biaya tidak langsung departemen.

b. Biaya Tidak Langsung (Indirect cost).

Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh adanya sesuatu yang dibiayai. Dalam hubungannya dengan produk, biaya tidak langsung, tidak mudah diidentifikasikan dengan produk. Gaji mandor yang diawasi pembuatan produk, A, B, dan C merupakan biaya yang tidak langsung bagi produk A, B, C karena gaji mandor tersebut terjadi bukan karena perusahaan

(45)

memproduksi satu macam produk. Jika perusahaan memproduksi satu macam produk, maka semua biaya merupakan biaya langsung dalam hubungannya dengan produk. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk sering disebut dengan istilah biaya overhead pabrik (factory overhead costing).

2) Pengolongan biaya atas dasar fungsi pokok dalam perusahaan.

Pada perusahaan manufaktur ada tiga fungsi pokok yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu di dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok, yaitu:

a. Biaya Produksi

Biaya Produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual. Biaya ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhaed pabrik. Biaya bahan baku tersebut yang diolah dalam proses produksi.

Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat diidentifikasikan secara langsung terhadap produk tertentu. Sedangkan biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya produksi yang masuk dalam kelompok biaya overhead pabrik adalah:

1) Biaya bahan penolong.

2) Biaya reparasi.

3) Biaya tenaga kerja tidak langsung yaitu biaya tenaga kerja yang tidak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(46)

secara langsung diperhitungkan dalam memproduksi produk tertentu.

Biaya penyusutan, yaitu beban biaya yang timbul akibat penilaian terhadap aktiva tetap.

4) Biaya asuransi, yaitu biaya yang timbul sebagai akibat dari berlalunya waktu.

5) Biaya listrik.

6) Biaya Pemasaran

Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk, contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi, biaya pendalaman dinas, biaya gaji manajer pemasaran dan lain-lain.

b. Biaya Administrasi dan Umum

Merupakan biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi dan kegiatan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya telepon, biaya peralatan kantor, dan lain -lainnya.

3) Penggolongan biaya menurut perilaku dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.

Penggolongan biaya sesuai dengan aktivitas perusahaan terutama untuk tujuan perencanan, pengendalian serta pengembangan keputusan.

Berdasarkan perilakunya terhadap kegiatan perusahaan biaya dapat dikelompokkan menjadi:

a. Biaya Tetap (Fixed cost).

Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran

(47)

perubahan volume kegiatan tertentu. Karakteristik biaya tetap adalah:

1) Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak terpengaruh oleh perubahan volume kegiatan sampai dengan tingkat tertentu.

2) Pada biaya tetap, biaya persatuan akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan. Semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya per satuan.

b. Biaya Variabel (Variable cost).

Biaya variabel merupakan biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Semakin tinggi volume kegiatan maka semakin tinggi pula total biaya variabel. Elemen biaya variabel ini terdiri atas: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung yang dibayar per buah produk atau per jam, biaya overhead pabrik variabel, biaya pemasaran variabel. Karakteristik biaya variabel adalah biaya persatuan dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan.

c. Biaya Semi Variabel

Biaya semi variabel adalah biaya yang mempunyai unsur tetap dan variabel di dalamnya. Unsur biaya yang tetap merupakan jumlah minimal untuk menyediakan produk dan jasa. Sedangkan unsur variabel merupakan bagian dari biaya semi variabel yang dipengaruhi oleh kegiatan. Karakteristik biaya semi variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan. Akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding, biaya akan berbanding terbalik dihubungkan dengan perubahan volume kegiatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(48)

D. Unsur-unsur Harga Pokok Produksi

Sesuai dengan masalah yang dibahas dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penentuan harga pokok produksi adalaha hal yang penting bagi perusahaan yang bergerak di bidang industri, begitu juga dengan PT. Perkebunan Nusantara IV Medan. Unsur-unsur yang menjadi biaya produksi haruslah dialokasikan dengan tepat dan benar agar hasil yang diperoleh juga tepat dan benar sehingga tidak merugikan perusahaan baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Adapun unsur-unsur harga pokok produksi yang ditentukan oleh PT.

Perkebunan Nusantara IV Medan untuk Pengolahan Tandan Buah Segar adalah sebagai berikut :

1. Biaya Produksi

Yang dimaksud dengan biaya produksi yag diterapkan oleh PT. Perkebunan Nusantara IV Medan adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk mengelola Tanaman Menghasilkan sampai Tanaman Tersebut dapat dipanen.

Biaya produksi yang diterapkan oleh PT. Perkebunan Nusantara IV Medan adalah :

a. Biaya Umum

Biaya biaya yang dikeluarkan yang bersifat umum untuk pengelolaan Tanaman Menghasilkan (TM).

b. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Yang dimaksud biaya pemeliharaan adalah biaya biaya yang dikeluarkan

(49)

sehubungan dengan kegiatan pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM).

c. Panen & pengangkutan

Biaya panen & pengangkutan adalah merupaka biaya- biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan pemanenan sampai pengangkutan ke pabrik.

d. Biaya Pabrik

Yang dimaksud dengan biaya pabrik adalah biaya yang dikeluarkan untuk proses pengolahan di pabrik.

e. Penyusutan

Yang dimaksud dengan biaya penyusutan disini adalah biaya penyusutan atas tanaman sawit, bangunan pabrik, kendaraan, perlengkapan, dan peralatan.

2. Biaya Usaha 3. Biaya Bunga

4. Biaya (Pendapatan) lain-lain

E. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi

Dalam menghitung unsur-unsur biaya pada harga pokok produksi terdapatbeberapa pendekatan yaitu metode full costing dan variable costing.

1. Metode Full costing

Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang menghitung semua unsur biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead baik yang berperilaku variabel maupun tetap.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(50)

Harga pokok produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur-unsur biaya produksi sebagai berikut:

Persediaan awal xxx

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx

Biaya overhead pabrik variabel xxx

Biaya overhead pabrik tetap xxx +

Total biaya produksi xxx

Persediaan akhir (xxx)

Harga pokok produksi xxx

Dengan demikian harga pokok produksi yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur biaya produksi (biaya bahan baku,biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum).

2. Metode Variabel costing

Variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya menghitung biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Metode variabelcosting terdiri dari unsur-unsur biaya produksi sebagai berikut:

(51)

Persediaan awal xxx

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx Biaya overhead pabrik variabel xxx +

Total biaya produksi xxx

Persediaan akhir (xxx)

Harga pokok produksi xxx

Dengan demikian harga pokok produksi yang dihitung dengan pendekatan variabel costing terdiri dari unsur harga pokok produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya non produksi variabel (biaya pemasaran variabel, dan biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap).

Metode full costing maupun variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi. Perbedaan metode tersebut adalah terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang berperilaku tetap. Dalam full costing biaya overhead pabrik baik yang berperilaku tetap maupun variabel dibebankan kepada produk atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya.

Sedangkan dalam metode variabelcosting, biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk hanya biaya yang berperilaku saja.

Menurut metode harga pokok penuh selisih antara tarif yang ditentukan di muka dengan Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya dapat diperlakukan sebagai penambah atau pengurang harga pokok produk yang belum laku

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(52)

dijual (harga pokok persediaan).

Terdapat perbedaan dalam penyajian laporan rugi laba antara metode harga pokok penuh dan metode harga pokok variabel, terutama dasar yang digunakan dalam klasifikasi biaya.

F. Perhitungan Harga Pokok Produksi

Dalam melakukan perhitungan terhadap harga pokok produksi tandan buah segar (tbs), perusahaan tidak mengenal dengan adanya persediaan awal maupun persediaan akhir, dikarenakan tbs langsung di panen dan di produksi.

Contoh perhitungan harga pokok produksi Tandan Buah Segar yang diperoleh dari kebun sendiri maupun hasil pembelian dari pihak ke tiga PT.

Perkebunan Nusantara IV Medan 2015.

Tabel 3.1

Penentuan Harga Pokok Produksi Tandan Buah Segar (TBS) PT. Perkebunan Nusantara IV Medan

URAIAN REALISASI (Rp/Kg)

Biaya Produksi - Biaya Umum - Pemel. Tan. Menghasilkan

- Pemupukan - Panen & Pengangkutan

- Biaya Pabrik - Penyusutan

167,33 131,54 280,33 221,34 121,21 185,47

(53)

URAIAN REALISASI (Rp/Kg) HP. Af. Kebun

- Pembelian TBS (Rp/Kg TBS) - Biaya olah TBS Pembelian HP. Af. Pabrik

1.107,22 1.403,58

84,88 1.488,46 Biaya Usaha

- Biaya penjualan - Biaya Administrasi Jumlah Biaya Usaha Biaya Bunga

Biaya (Pendapatan) lain-lain - Pendapatan Lain-lain - Biaya lain-lain

Jumlah biaya(pendapatan) lain-lain Rata – rata HP FOB

45,70 316,74 362,44 94,49

(79,87) 50,57 ( 29,30) 1.511,65 HP FOB Kebun Sendiri

HP FOB Pihak III

1.534,85 1.916,1

G. Penentuan Harga Pokok Produksi

PT. Perkebunan Nusantara IV Medan dalam megolah Tandan Buah Segar ( TBS) dilakukan secara terus menerus. Biaya produksi selama periode tertentu dikumpulkan dengan menggunakan metode harga pokok proses.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(54)

Harga produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dala periode yang bersangkutan. Perusahaan dalam menghitung harga pokok produksi dilakukan setiap bulan yaitu pada akhir bulan.PT. Perkebunan Nusantara IV Medan menggunakan Variable costing dalam penentuan harga produknya.

H. Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi

Pada dasarnya tujuan penentuan harga pokok produksi adalah untuk menentukan secara tepat jumlah biaya perunit produk jadi, sehingga dapat diketahui laba atau rugi suatu perusahaan per periode. Menurut Mulyadi (2007:41) manfaat dari penentuan harga pokok produksi secara garis besar adalah sebagai berikut:

1. Menentukan Harga Jual Produk

Perusahaan yang berproduksi massal memproses produknya untuk memenuhi persediaan di gudang dengan demikian biaya produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu untuk menghasilkan informasi biaya produksi per satuan produk. Penentuan harga jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu data yang dipertimbangkan disamping data biaya lain serta data non biaya.

2. Memantau Realisasi Biaya Produksi

Manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan dibandingkan dengan rencana produksi yang telah ditetapkan, oleh sebab itu akuntansi biaya digunakan dalam jangka waktu tertentu

(55)

untuk memantau apakah produksi mengkonsumsi total biaya produksi sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya.

3. Menghitung Laba Rugi Periodik

Guna mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan dalam periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto. Manajemen memerlukan ketepatan penentuan laba periodik, sedangkan laba periodik yang tepat harus berdasarkan informasi biaya dan penentuan biaya yang tepat pula.

4. Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk Jadi dan Produk Dalam Proses yang Disajikan dalam Neraca.

Saat manajemen dituntut untuk membuat

pertanggungjawabanperperiode, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi yang menyajikan harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok yang pada tanggal neraca masih dalam proses. Berdasarkan catatan biaya produksi yang masih melekat pada produk jadi yang belum di jual pada tanggal neraca serta dapat diketahui biaya produksinya. Biaya yang melekat pada produk jadi pada tanggal neraca disajikan dalam harga pokok persediaan produk jadi. Biaya produksi yang melekat pada produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk dalam proses.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(56)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Perusahaan ini adalah suatu perusahaan perkebunan kelapa sawit dimana hasil perkebunan berupa Tandan Buah Sawit.

2. Struktur organisasi perusahaan adalah struktur fungsional.

3. Perusahaan mengklasifikasikan biaya dalam menghitung harga pokok produksi terdiri dari :

a. biaya produksi yang termasuk didalamnya biaya umum, pemeliharaantanaman menghasilkan, pemupukan panen dan pengangkutan, biaya pabrik dan biaya penyusutan.

b. Biaya usaha yang termasuk didalmnya biaya penjualan dan biaya administrasi.

c. Biaya bunga.

d. Biaya (Pendapatan) lain-lain.

4. Dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi tandan buah segar perusahaan tidak mengenal dengan adanya persediaan awal dan persediaan akhir, karena tandan buah segas langsung dipanen dan di produksi.

B. Saran

1. Perusahaan sebaiknya mengutamakan hasil tandan buah segar dari kebun

(57)

sendiri, supaya dapat diketahui kinerja sebenarnya dari kebun maupun pabrik.

2. Perusahaan lebih meningkatkan perawatan tanaman menghasilkan supaya menghasilkan tandan buah segar yang lebih berkualitas, sehingga hasil produksi dapat ditingkatkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Bustami, Bastian dan Nurlela, 2009, Akuntansi Biaya Edisi Pertama, Jakarta:Mitra Wacana Media.

Hansen, Don R, dan Maryanne, M. Mowen, 2001.Manajemen Biaya, Edisi 1, Terjemahan Benyamin Molan, Saleba Empat, Buku II, Jakarta.

Hansen, D. R. dan Mowen, M. M. Alih bahasa oleh Fitriasari, D. 2006.

AkuntansiManajerial jilid 1. Jakarta: Penerbit Salemba Empat Mulyadi, 2001. Akuntansi Manajemen Konsep, Manfaat&Rekayasa, Edisi

3,Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi. (2007). Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Mursyidi, 2008, Akuntansi Biaya – Conventional Costing,Justin Time dan Activity Based Costing, Bandung: PT. Refika Aditama.

Raybun, Gayle L, 1999. Akuntansi Biaya: Dengan Menggunakan Pendekatan Manajemen Biaya,Terjemahan: Alfonsus Sirait, Jilid I dan II, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Supriyono. 1987. Akuntansi Biaya: Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok Produk. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE Universitas Gajah Mada.

Supriyono, R.A. (1999). Akuntansi Biaya: Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok. (jilid 1, edisi 2, cet. ke- 12). Yogyakarta: BPFE.

Tresno, Lesmono, 1998, Akuntansi Biaya, Yogyakarta: Akademia Akuntansi YKPN

(59)

49

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(60)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian pelayanan bukan dimulai dari kegiatan dalam lingkungan gereja, Sekolah Tinggi Teologi, tidak dimulai dari kursus-kursus pelayanan, tetapi dari sikap hati dan

13 Pada penelitian Rahayu dkk., pada tahun 2018 telah dilakukan variasi komposisi untuk kedua bahan magnet tersebut, diperoleh bahwa semakin banyak neodimium

Jadi yang dimaksud dengan penentuan harga pokok produk adalah penentuan harga jual suatu barang dilihat dari biaya-biaya produksi (biaya bahan baku dan bahan

Merencanakan dan melakukan administrasi perkara, mempersiapkan persidangan perkara, menyimpan berkas perkara yang masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan

(1) Paban III/Latga dijabat oleh seorang Perwira Menengah TNI berpangkat Kolonel (M), sebagai pembantu utama Asops Panglima TNI di bidang latihan gabungan

Likuiditas adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang harus segra dibayar dengan harta lancarnya. Bank disebut likuid, apabila bank

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan tahapan pelaksanaan yang meliputi: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dalam penelitian

Interpretasi dari kedua konsep tersebut, melahirkan pendekatan internalisasi nalar spiritual di mana tiap kerja manusia berpijak pada tujuan nilai dan implikasi pada orientasi