• Tidak ada hasil yang ditemukan

KODE MODUL: BUS-210C PENYUSUN: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KODE MODUL: BUS-210C PENYUSUN: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PENYUSUN:

TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

2004

(3)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada Tim penulis Modul untuk Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Keahlian Tata Busana dan Tata Kecantikan, sehingga dapat menyelesaikan berbagai modul tepat pada waktunya.

Tim penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa kerjasama yang baik antar anggota Tim penulis dan bantuan dari berbagai pihak, penulisan modul ini tidak dapat berjalan dengan lancar. Untuk itu, pada kesempatan ini, perkenankan tim Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada :

1. Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, yang telah memberikan berbagai dukungan demi kelancaran penulisan modul ini.

2. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang dan, sebagai penanggung jawab yang telah memberikan bantuan demi kelancaran penulisan modul ini

3. Ketua Jurusan Teknologi Industri Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang, yang telah memberikan motivasi dan arahan dalam menulis modul ini.

4. Ketua Team, Konsultan ahli, dan para validator yang telah memberikan bantuan, arahan, serta masukan demi kelancaran penulisan modul ini.

5. Bapak pidekso Adi, dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, yang telah membantu proses penyuntingan bahasa pada modul ini.

6. Kawan-kawan sejawat yang tidak mungkin disebutkan satu per satu, yang telah membantu memberikan kemudahan dalam rangka penulisan modul ini.

(4)

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan kekuatan, kasih, dan petunjuk atas bantuan Bapak, Ibu, dan Saudara semua.

Penulis menyadari bahwa dalam modul ini masih terdapat celah-celah atau ketidaksempurnaan, baik substansi maupun deskripsinya. Untuk itu, taggapan dan saran yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan. Harapan kami, semoga modul ini bermanfaat sebagaimana mestinya.

Penulis

(5)

PETA KEDUDUKAN MODUL TATA BUSANA

BUS 417B

BUS 417C

BUS 417D

BUS 417A 416CBUS

BUS 416B

BUS 416A

BUS 415A

BUS 414A

313ABUS

BUS 313B

313CBUS

312ABUS

312BBUS

BUS 312C

311ABUS BUS

311B

BUS 207A 207BBUS

207CBUS BUS

BUS 101A 101B

BUS 208A

208BBUS BUS 208C

BUS 209A

BUS 209B

BUS 209C

210ABUS BUS 210B BUS 210C BUS

415B

BUS 414B BUSR

418 M

BUS313

BUSE F 205

BUS206

BUSG

207 BUSA

101 BUSB

102

BUSC

103

BUSD

104

BUSH

208

BUSI

209 BUSJ

210 BUSL

312

BUSK

311 BUSQ

417

BUSP

416

IV JURU GAMBAR

I PEMBANTU

PENJAHIT BUSO

415

BUSN

414

III PENJAHIT

MODISTE

II PENJAHIT

INDUSTRI

(6)

KETERANGAN PETA KEDUDUKAN MODUL TATA BUSANA

Mata Diklat : A. Memelihara Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana

No Kode Modul Judul Modul

1 BUS – 101A Pemeliharaan piranti menjahit dan K3 bidang busana 2 BUS - 101B Piranti menjahit

Mata Diklat : B. Menjahit Bagian Busana Sesuai Dengan Prosedur Menjahit

No Kode Modul Judul Modul

3 BUS - 102 Teknik Jahit Bagian-bagian Busana

Mata Diklat : C. Memberi Tanda Untuk Jahit dan Setrika

No Kode Modul Judul Modul

4 BUS – 103 Tanda-tanda Jahit dan Penyeterikaan

Mata Diklat : D. Melaksanakan Pengepakan Pakaian Dalam Kemasan dan Siap Kirim

No Kode Modul Judul Modul

5 BUS – 104 Teknik Pengemasan dan Pelabelan

Mata Diklat : E. Melakukan Proses Dan Pelaksanaan Penyeterikaan Dan Pressing

No Kode Modul Judul Modul

6 BUS - 205 Teknik Setrika dan Pressing

Mata Diklat : F. Melaksanakan Pekerjaan Pengikatan Dan Penomoran Potongan Busana

No Kode Modul Judul Modul

7 BUS - 206 Teknik Pengikatan dan Penomoran Potongan Busana

(7)

Mata Diklat : G. Melaksanakan Pekerjaan Marker

No Kode Modul Judul Modul

8 BUS – 207A Teknik marker

9 BUS – 207B Teknik merancang bahan

10 BUS – 207C Petunjuk praktis pekerjaan marker Mata Diklat : H. Membuat Sampel Sesuai Desain

No Kode Modul Judul Modul

11 BUS – 208A Teknik pembuatan sampel (busana wanita) 12 BUS – 208B Teknik pembuatan sampel (busana pria) 13 BUS – 208C Teknik pembuatan sampel (busana anak)

Mata Diklat : I. Melaksanakan Pekerjaan Bagian Produksi

No Kode Modul Judul Modul

14 BUS – 209A Teknik Cutting, Sewing, dan Finishing (busana anak) 15 BUS – 209B Teknik Cutting, Sewing, dan Finishing (busana

wanita)

16 BUS – 209C Teknik Cutting, Sewing, dan Finishing (busana pria) Mata Diklat : J. Melakukan Pekerjaan Bordir

No Kode Modul Judul Modul

17 BUS – 210A Teknik bordir

18 BUS – 210B Teknik bordir lanjut pada busana 19 BUS – 210C Variasi bordir

Mata Diklat : K. Melakukan Pekerjaan Sablon/Printing

No Kode Modul Judul Modul

20 BUS – 311A Dasar-dasar printing

21 BUS – 311B Pengembangan printing design

(8)

Mata Diklat : L. Membuat Pola Busana Sesuai Konstruksi Dan Model

No Kode Modul Judul Modul

22 BUS – 312A Konstruksi pola busana pria 23 BUS – 312B Konstruksi pola busana wanita 24 BUS – 312C Konstruksi pola busana anak

Mata Diklat : M. Membuat Pakaian Dengan Teknik Madya

No Kode Modul Judul Modul

25 BUS – 313A Prinsip dasar pembuatan busana Madya 26 BUS – 313B Garniture

27 BUS – 313C Teknik penyelesaian busana madya

Mata Diklat : N. Berkomunikasi Dan Melaksanakan Pelayanan Prima

No Kode Modul Judul Modul

28 BUS – 414A Teknik komunikasi 29 BUS – 414B Prinsip pelayanan prima

Mata Diklat : O. Membuat Pakaian Dengan Teknik Tailoring

No Kode Modul Judul Modul

30 BUS – 415A Prinsip dasar pembuatan busana tailoring 31 BUS – 415B Teknik penyelesaian busana tailoring

Mata Diklat : P. Membuat Desain Busana Dan Desain Hiasan

No Kode Modul Judul Modul

32 BUS – 416A Menggambar proporsi tubuh manusia 33 BUS – 416B Dasar-dasar desain hiasan busana

34 BUS – 416C Dasar-dasar desain hiasan lenan rumah tangga

(9)

Mata Diklat : Q. Membuat Hiasan Dan Penerapannya Pada Busana Dan Lenan Rumah Tangga

No Kode Modul Judul Modul

35 BUS – 417A Pola hiasan lenan rumah tangga 36 BUS – 417B Pola hiasan busana

37 BUS – 417C Teknik menghias lenan rumah tangga 38 BUS – 417D Teknik menghias busana

Mata Diklat : R. Melakukan Draping Pakaian

No Kode Modul Judul Modul

39 BUS – 418 Prinsip dan teknik draping busana

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...

PETA KEDUDUKAN MODUL ...

KETERANGAN PETA KEDUDUKAN MODUL ...

DAFTAR ISI ...

PERISTILAHAN/GLOSSARY ...

BAB I PENDAHULUAN ...

A. Deskripsi ...

B. Prasyarat ...

C. Petunjuk Penggunaan Modul ...

D. Tujuan Akhir ...

E. Kompetensi ...

F. Cek Kemampuan ...

BAB II PEMELAJARAN

A. Rencana Belajar Peserta Diklat ...

B. Kegiatan Belajar ...

1. Kegiatan Belajar 1:Variasi Bordir Tusuk Loncat ...

a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran 1 ...

b. Uraian Materi ...

1) Tusuk Loncat Serong ...

2) Tusuk Loncat berimpitan ...

3) Tusuk Loncat Isi Benang ...

c. Rangkuman 1 ...

d. Tugas 1 ...

e. Tes formatif 1 ...

f. Kunci jawaban 1 ...

i iii iv viii 1 2 2 2 2 4 4 5

6 7 7 7 7 7 9 10 12 13 13 14

(11)

2. Kegiatan Belajar 2: Variasi Bordir Tusuk Sasak ...

a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran 2 ...

b. Uraian Materi ...

1) Teknik bordir sasak kombinasi ...

2) Teknik bordir sasak kombinasi dengan batas ...

3) Teknik bordir sasak tiga warna ...

4) Teknik bordir timbul ...

5) Teknik bordir sasak tumpuk ...

c. Rangkuman 2 ...

d. Tugas 2 ...

e. Tes formatif 2 ...

f. Kunci jawaban 2 ...

3. Kegiatan Belajar 3: Variasi Bordir Richellieu ...

a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran 3 ...

b. Uraian Materi ...

c. Rangkuman 3 ...

d. Tugas 3 ...

e. Tes formatif 3 ...

f. Kunci jawaban 3 ...

4. Kegiatan Belajar 4: Variasi Bordir Terawang ...

a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran 4 ...

b. Uraian Materi ...

1) Terawang Bata Pecah ...

2) Terawang Sarang Laba-laba ...

3) Terawang Isi ...

4) Terawang Bunga ...

5) Terawang Motif Rajut ...

c. Rangkuman 4 ...

d. Tugas 4 ...

e. Tes formatif 4 ...

f. Kunci jawaban 4 ...

15 15 15 15 17 17 19 19 21 21 22 22 24 24 24 25 26 26 28 29 29 29 29 31 33 34 35 37 37 38 38

(12)

5. Kegiatan Belajar 5: Variasi Bordir Aplikasi ...

a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran 5 ...

b. Uraian Materi...

c. Rangkuman 5 ...

d. Tugas 5 ...

e. Tes formatif 5 ...

f. Kunci jawaban 5 ...

6. Kegiatan Belajar 6 : Variasi Bordir dan Burci ...

a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran 6 ...

b. Uraian Materi ...

c. Rangkuman 6 ...

d. Tugas 6 ...

e. Tes formatif 6 ...

f. Kunci jawaban 6 ...

BAB III: EVALUASI ...

A. Soal evaluasi Sumatif...

B. Format Penilaian ...

DAFTAR RUJUKAN ... ...

39 39 39 41 41 42 42 43 43 43 45 46 46 46 48 48 51 58

(13)

PERISTILAHAN/GLOSSARY

1. Bordir : Adalah teknik sulaman menggunakan mesin jahit/mesin bordir

2. Variasi bordir : Merupakan pengembangan berbagai jenis tusuk dasar bordir dengan atau tanpa penambahan material

3. Pemidangan : Adalah alat bantu untuk membentangkan dan mengencangkan kain saat di bordir

4. Burci : Adalah sejenis material yang berupa manik-manik, payet, harlon, pasir, mutiara, dan sejenisnya yang dapat dipergunakan untuk menghias busana.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Deskripsi

Modul dengan judul variasi bordir ini merupakan salah satu modul dasar penunjang dalam mempelajari teknik bordir. Tujuan diajarkannya modul ini, agar peserta diklat memiliki wawasan dan keterampilan yang memadai untuk melakukan pekerjaan bordir dengan motif dan teknik yang lebih variatif. Agar tujuan pemelajaran ini dapat tercapai, maka ada beberapa materi yang harus dikuasai dengan baik oleh peserta diklat melalui modul ini, antara lain adalah berbagai variasi teknik bordir menggunakan tusuk loncat, variasi tusuk sasak, variasi Richellieu, variasi terawang, variasi aplikasi benang koord, dan variasi bordir dan burci.

B. Prasyarat

Untuk mempelajari modul ini prasyarat yang harus dimiliki oleh peserta diklat adalah telah selesai mempelajari dan menguasai modul Teknik Bordir BUS-210A, Teknik Bordir lanjut BUS-210B, Memelihara Piranti dan K3 bidang busana BUS 101A, Piranti Menjahit BUS 101B.

C. Petunjuk Penggunaan Modul 1. Petunjuk Peserta Diklat

a. Langkah-langkah belajar yang harus ditempuh dalam mempelajari modul ini adalah sebagai berikut:

1) Pelajari materi ini dengan membaca secara seksama hingga benar-benar memahami dan mengerti materi yang telah dibaca. Selanjutnya tAndai/catat bagian kata atau kalimat yang belum dimengerti atau dipahami.

(15)

2) jika ada yang kurang jelas atau mengalami kesulitan dalam mempelajari isi modul, silahkan menghubungi guru pengajar Anda.

3) lakukan kegiatan praktek secara sistematis menurut langkah-langkah belajar yang ditulis dalam modul ini. Agar benar-benar terampil dalam melakukan pekerjaan membordir, Anda perlu melakukan latihan secara berulang-ulang dengan mencoba membordir dengan berbagai variasi teknik bordir dan berbagai motif, sampai terampil.

b. Perlengkapan yang perlu dipersiapkan:

1) Bahan-bahan

a) bahan yang akan dibordir b) benang bordir

c) berbagai burci (payet, harlon, pasir,sisik, mutiara) 2) Peralatan praktek

a) alat tulis b) karbon jahit

c) mesin jahit/mesin bordir d) pemidangan

e) gunting bordir

2. Peran Guru/Instruktur

a) Menginformasikan langkah-langkah belajar yang harus dilakukan oleh peserta diklat untuk terampil dalam membuat rancangan bahan.

b) Memberikan penjelasan kepada peserta diklat bagian-bagian dari modul yang belum dapat dipahami oleh peserta diklat

c) Mendemonstrasikan langkah-langkah yang dipersyaratkan dalam kegiatan belajar.

d) Membimbing peserta diklat untuk melaksanakan praktikum membordir.

e) Melakukan evaluasi secara komprehensif melalui proses dan produk belajar yang dicapai peserta diklat, meliputi: ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

(16)

D. Tujuan Akhir

Setelah mempelajari modul ini diharapkan:

1. Peserta diklat dapat menjelaskan berbagai pengembangan teknik bordir.

2. Peserta diklat dapat membordir sesuai dengan teknik yang telah dipejari.

3. Peserta diklat terampil menentukan teknik bordir sesuai dengan motif.

4. Peserta diklat terampil membordir berbagai variasi teknik bordir.

Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan modul ini adalah 70 jam dengan rincian:

a. Teori 10 jam b. Praktik 60 jam.

E. Kompetensi

Kode dan Kompetensi : BUS-210C, Melaksanakan pekerjaan bordir Sub. Kompetensi:

1. Mengoperasikan mesin bordir 2. Menguasai tusuk dasar bordir

3. Membordir sesuai dengan motif dan tusuk yang telah ditentukan

Kriteria unjuk kerja:

1. Fungsi alat-alat bodir dapat dijelaskan sesuai dengan jenisnya 2. Mesin bordir dapat dioperasikan sesuai prinsip kerjanya 3. Tusuk dasar bordir dapat diterapkan sesuai dengan jenisnya

4. Pekerjaan membordir dapat dilaksanakan sesuai dengan motif dan tusuk yang telah ditentukan.

Ruang lingkup kompetensi:

1. Pengetahuan alat-alat bordir 2. Prinsip kerja mesin bordir

3. Tusuk dasar bordir dan penerapannya

4. Penerapan bordir pada berbagai material busana

(17)

F. Cek Kemampuan

No Aspek yang dinilai Belum Sudah

1.

2.

3.

Pengetahuan:

- berbagai variasi teknik bordir - prinsip membordir yang benar Sikap:

- Kecepatan dalam membordir

- Ketelatenan dalam menyelesaikan pekerjaan bordir sesuai dengan jenis teknik bordirnya - Kerapihan hasil bordir

- Kebersihan hasil bordir Psikomotor:

- Keterampilan menyiapkan alat dan bahan

Terampil membordir dengan variasi teknik bordir:

- variasi tusuk loncat - Variasi tusuk sasak - Variasi Richellieu - Variasi terawang - Variasi aplikasi

- Variasi bordir dan burci

Catatan pembimbing:

1. ... ...

2. ... ...

3. ... ...

Kesimpulan

...

...

(18)

BAB II PEMELAJARAN

A. Rencana Belajar Peserta Diklat

Kompetensi: Melaksanakan pekerjaan bordir Sub. Kompetensi:

1. Mengoperasikan mesin bordir 2. Menguasai tusuk dasar bordir

3. Membordir sesuai dengan motif dan tusuk yang telah ditentukan

Jenis kegiatan Tanggal Waktu Tempat belajar

Alasan Perubahan

Tanda tangan guru Variasi bordir tusuk

loncat

lab.Bordir/

lab. jahit Variasi bordir tusuk

sasak

lab.Bordir/

lab. Jahit Variasi bordir

Richellieu

lab.Bordir/

lab. jahit Variasi bordir

terawang

lab.Bordir/

lab. jahit Variasi bordir

aplikasi

lab.Bordir/

lab. jahit Variasi bordir dan

burci

lab.Bordir/

lab. jahit

(19)

B. Kegiatan Belajar

1. Kegiatan Belajar 1: Variasi Bordir Tusuk Loncat

a. Tujuan Kegiatan pemelajaran 1

Setelah menyelesaikan kegiatan pemelajaran tentang variasi tusuk loncat, diharapkan peserta diklat dapat:

1) menyebutkan minimal tiga jenis variasi tusuk loncat

2) menjelaskan perbedaan bordir dengan teknik loncat serong, loncat berimpit, loncat isi benang.

3) membordir dengan teknik loncat serong 4) membordir dengan teknik loncat berimpit 5) membordir dengan teknik loncat isi benang

b. Uraian Materi

Bordir dengan variasi tusuk loncat merupakan pengembangan dari tusuk dasar bordir. Pada modul Teknik bordir telah diuraikan bagaimana mengerjakan bordir dengan tusuk loncat. Untuk pembuatan variasi bordir ini tentunya tidak lepas dari tusuk dasarnya, sehingga sebelum mengerjakan variasi tusuk loncat ini Anda harus mengingat kembali mata ajaran dasarnya.

Pada kesempatan kali ini, variasi tusuk loncat yang akan diberikan adalah tusuk loncat serong, tusuk loncat berimpit, dan tusuk loncat isi benang.

Untuk lebih jelasnya, masing-masing variasi tusuk loncat akan dijelaskan pada bahasan berikut ini.

1) Tusuk Loncat Serong

Pada dasarnya tusuk loncat serong hampir sama dengan loncat panjang. Yang membedakan adalah arah loncatannya. Apabila pada tusuk loncat panjang arah loncatan harus tegak lurus dengan motif, maka pada tusuk loncat serong, arah loncatannya dibuat serong. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa tusuk loncat serong adalah tusuk yang meloncati dua buah setikan/garis motif dengan arah serong. Hasil dari lebar loncatan tidak boleh lebih dari 4 mm. kalau lebarnya terlalu besar akan

(20)

menyebabkan benang cepat putus, baik dalam mengerjakan maupun pada hasil bordirannya.

Cara Membuat Tusuk loncat serong 1) Siapkan mesin jahit/mesin bordir

2) Siapkan bahan yang telah diberi motif yang sesuai untuk tusuk loncat serong pada pemidangan.

3) Masukkan pemidangan pada mesin dengan posisi pemidangan berada dibawah tempat jarum, dengan bagian baik kain yang akan dibordir menghadap ke atas.

4) Mulailah membordir dengan membuat suji cair pada sekeliling motif.

5) Di atas tusuk suji cair yang telah dibuat, buat setikan loncat pendek atau panjang sesuai dengan besar motif dengan arah serong.

Gambar2.1. langkah pembuatan tusuk loncat serong

Gambar 2.2. hasil jadi bordir loncat serong

(21)

2) Tusuk Loncat berimpitan

Sama halnya dengan tusuk loncat serong, pada dasarnya tusuk loncat berimpitan hampir sama dengan loncat panjang, hanya saja tusuk loncat yang dibuat saling berimpit. Untuk itu, sebelum tusuk loncat dibuat, motif dibagi dahulu dengan tusuk suji cair. Arah loncatannya sama dengan tusuk loncat panjang yaitu mengikuti bentuk motif. Perbedaannya adalah pada tusuk loncat berimpit, motifnya dibuat berimpit dua atau lebih. Warna benang untuk motif yang saling beimpit boleh menggunakan warna yang bergradasi dari yang tua ke muda atau dari muda ke yang tua. Dapat juga menggunakan kombinasi warna yang bervariasi dengan tetap memperhatikan keserasian warnanya. Hasil jadi lebar loncatan tidak boleh lebih dari 4 mm. Kalau lebarnya terlalu besar akan menyebabkan benang cepat putus, baik dalam mengerjakan maupun pada hasil jadi bordirannya.

Cara Membuat Tusuk loncat berimpit 1) Siapkan mesin jahit/mesin bordir

2) Siapkan bahan yang telah diberi motif yang sesuai untuk tusuk loncat serong pada pemidangan

3) Masukkan pemidangan pada mesin dengan posisi pemidangan ada di bawah tempat jarum, dengan bagian baik kain yang akan dibordir menghadap ke atas

4) Mulailah membordir dengan membuat suji cair pada sekeliling motif.

5) Di atas tusuk suji cair yang telah dibuat, buat setikan loncat panjang sesuai dengan besar motif, selesaikan sampai sekeliling motif terbordir.

6) Kerjakan pada motif lain yang menggunakan benang sewarna.

7) Ganti warna benang dengan warna yang sesuai urutan peringkat warnanya.

8) Kerjakan motif berikutnya, demikian seterusnya sampai seluruh motif terisi.

(22)

Gambar2.3. langkah pembuatan tusuk loncat berimpit

Gambar 2.4. gambar hasil jadi bordir loncat berimpit

3) Tusuk Loncat Isi Benang

Jika pada dasarnya tusuk loncat serong dan loncat berimpit menggunakan loncat panjang, maka tusuk loncat isi benang ini dapat menggunakan tusuk loncat pendek maupun tusuk loncat panjang.

Perbedaannya adalah pada saat akan meloncati, motif diisi dengan benang.

Apabila isinya hanya menggunakan satu benang, maka yang digunakan adalah tusuk loncat pendek. Apabila menggunakan beberapa helai benang sebagai isinya (misalnya untuk batang yang besar), maka penyelesaiannya dapat menggunakan tusuk loncat panjang. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa tusuk loncat isi benang adalah tusuk hias yang dibuat dengan dengan diisi benang dengan tusuk loncat di atasnya. Benang yang

(23)

digunakan untuk isi sesuai dengan yang dikehendaki, dapat benang siyet, benang kasur, atau benang kord sesuai dengan ketebalan yang dikehendaki.

Hasil jadinya akan kelihatan timbul dengan ketebalan sesuai dengan isi benangnya, makin tebal isi benang, hasilnya akan makin timbul. Warna benang pengisi hendaknya sama dengan warna benang bordirnya. Hal ini perlu dilakukan agar hasilnya lebih rapi, dan untuk menghindari agar warna benang isi tidak tampak apabila bordirnya kurang rapat.

Cara Membuat Tusuk loncat isi benang 1) Siapkan mesin jahit/mesin bordir.

2) Siapkan bahan yang telah diberi motif yang sesuai untuk tusuk loncat isi benang pada pemidangan.

3) Masukkan pe- midangan pada mesin dengan posisi pemidang- an ada di bawah tempat jarum, dengan bagian baik kain yang akan dibordir menghadap ke atas.

4) Mulailah membordir dengan membuat suji cair pada sekeliling motif.

5) Di atas tusuk suji cair yang telah dibuat, tempelkan atau isi dengan benang yang akan dipakai sebagai pengisi dengan cara dilekatkan menggunakan tusuk loncat kasar.

6) Buat setikan loncat pendek atau loncat panjang sesuai besarnya motif, di atas benang yang telah dilekatkan dengan arah sesuai motif.

7) Selesaikan sampai seluruh motif yang akan diisi benang selesai.

Gambar 2.5. langkah pembuatan tusuk loncat isi benang

(24)

c. Rangkuman 1

Variasi tusuk loncat merupakan pengembangan dari tusuk loncat pendek maupun tusuk loncat panjang. Tusuk loncat serong merupakan pengembangan loncat panjang dengan arah loncatan serong. Tusuk loncat berimpit merupakan pengembangan tusuk loncat panjang yang diterapkan pada motif yang berimpit dengan arah loncatan sesuai motif. Tusuk loncat isi benang merupakan variasi tusuk loncat dengan variasi pengisian benang, ketebalan timbulnya benang sesuai dengan ketebalan jenis benang yang dijadikan sebagai bahan pengisi.

Pelajari kegiatan belajar ini dengan baik. Banyaklah berlatih untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Apabila mengalami kesulitan, bertanyalah pada guru pembimbing Anda!

Gambar 2.6. hasil jadi bordir tusuk loncat isi benang

(25)

d. Tugas 1

1) Pelajari dan ulang kembali kegiatan belajar pada modul Teknik Bordir 2) BUS – 210A tentang materi tusuk loncat

3) Berlatihlah membuat ketiga variasi tusuk loncat, amati hasilnya

4) Diskusikanlan hasil pengamatan Anda dengan teman kelompok belajar Anda

5) Konsultasikanlah hasil pekerjaan Anda dengan guru pembimbing bordir Anda

e. Tes formatif 1

1) Sebutkan tiga macam variasi tusuk loncat

2) Jelaskan perbedaan ke tiga variasi tusuk loncat tersebut

3) Buatlah fragmen bordir dengan variasi tusuk loncat, yaitu tusuk loncat serong dan loncat loncat isi benang sesuai motif di bawah ini:

(26)

Kerjakan tes formatif tersebut dengan baik, usahakan jangan melihat kunci jawaban, kemudian cockkan jawaban Anda dengan kunci jawaban, apabila tingkat penguasaan dan hasil bordiran sudah bagus, Anda boleh mengerjakan kegiatan belajar selanjutnya, tetapi Andaikata belum Anda disarankan untuk mengulangi kegiatan belajar ini sampai menguasai.

f. Kunci jawaban 1

1) Ada tiga macam variasi tusuk loncat yaitu tusuk loncat serong, tusuk loncat berimpit, dan tusuk loncat isi benang.

2) Perbedaan anatara ke tiga variasi tusuk loncat tersebut adalah: Tusuk loncat serong merupakan pengembangan loncat panjang dengan arah loncatan serong. Tusuk loncat berimpit merupakan pengembangan tusuk loncat panjang yang diterapkan pada motif yang berimpit dengan arah loncatan sesuai motif. Tusuk loncat isi benang merupakan variasi tusuk loncat dengan variasi pengisian benang.

3) Hasil jadi bordiran harus sesuai antara motif dengan tusuk bordir yang digunakan. Warna harus serasi, hasil bordiran rapi dan bersih.

Konsultasikan hasil bordiran dengan guru pembimbing. Apabila hasilnya belum baik, Anda diwajibkan untuk mengulang pekerjaan ini sampai mendapatkan hasil yang baik.

(27)

2. Kegiatan Belajar 2: Variasi Bordir Tusuk Sasak

a. Tujuan Kegiatan pemelajaran 2

Setelah menyelesaikan kegiatan pemelajaran tentang variasi tusuk sasak, diharapkan peserta diklat mampu:

1) menyebutkan minimal lima jenis variasi tusuk sasak.

2) membordir dengan teknik bordir sasak kombinasi

3) membordir dengan teknik bordir sasak kombinasi dengan batas 4) membordir dengan teknik bordir sasak tiga warna

5) membordir dengan teknik bordir timbul (sasak isi kapas) 6) membordir dengan teknik bordir sasak tumpuk

b. Uraian Materi

Pembuatan bordir dengan menggunakan teknik sasak, tusuk yang dipergunakan adalah perpaduan antara tusuk loncat pendek dan loncat panjang yang dipakai secara berselang-seling (tusuk panjang pendek). Perbedaan pada variasi bordir sasak ini adalah penggunaan warna benangnya, penggunaan isi, dan penggunaan teknik sasak yang dibuat secara saling menumpu. Agar lebih jelas, berikut ini akan diuraikan masing-masing cara membuatnya.

1) Teknik bordir sasak kombinasi

Bordir sasak kombinasi adalah bordir dengan menggunakan tusuk sasak (panjang pendek) menggunakan benang dengan warna kombinasi dalam satu gulungnya (sembur). Mengingat namanya, maka pembuatannya diusahakan warna yang muda atau yang tua tidak terkumpul jadi satu.

Dengan demikian warna hasil bordirannya benar-benar serak atau tersebar.

Untuk menghasilkan warna yang demikian, maka dalam pembuatannya tidak boleh menyelesaikan pinggiran motif secara penuh mengelilingi pinggiran motif (seperti pada pembuatan tusuk sasak) tetapi harus dikerjakan secara acak, sehingga warnanya membaur. Meskipun demikian kaidah pembuatan tusuk sasaknya tidak boleh ditinggalkan. Untuk lebih jelasnya perhatikanlah cara mengerjakannya.

(28)

Cara Membuat variasi tusuk sasak kombinasi a) Siapkan mesin jahit/mesin bordir.

b) Siapkan bahan yang telah diberi motif yang sesuai untuk tusuk sasak kombinasi pada pemidangan.

c) Masukkan pemidangan pada mesin dengan posisi pemidangan ada di bawah tempat jarum, dengan bagian baik kain yang dibordir menghadap ke atas.

d) Mulailah membordir dengan membuat suji cair pada sekeliling motif.

e) Di atas tusuk suji cair yang telah dibuat, penuhi motif dengan tusuk panjang pendek dengan memperhatikan pembauran warnanya., selesaikan sampai seluruh motif terisi.

f) Untuk pembuatan tusuk kombinassi dengan batas, antara bidang yang satu dengan bidang yang lain diberi antara dengan menggunakan tusuk suji cair dengan warna benang dari warna benang sembur yang paling tua, atau warna hitam, dan dapat juga menggunakan benang bordir warna emas atau perak.

Gambar 2.7. cara membuat sasak kombinasi

Gambar2.8 hasil jadi sasak kombinasi dan kombinasi dengan batas

(29)

2) Teknik bordir sasak kombinasi dengan batas

Jika dilihat dari gambar 2.8., maka jelaslah perbedaan antara tusuk sasak kombinasi (pada motif daun) dan tusuk sasak kombinasi dengan batas (pada motif bunga). Perbedaan di antara keduanya adalah cara membordirnya. Pada bordir sasak kombinasi dengan batas, setelah pengerjaan tusuk kombinasinya selesai, kemudian pada tiap kuntum bunga atau tiap-tiap batas garis motif diberi batas dengan cara memberi tusuk suji cair (lihat pada gambar motif bunga) pada tiap-tiap garis motif. Warna benang yang digunakan sebagai pembatas dapat diambil dari salah satu warna benang sembur yang paling tua, dan dapat juga memakai benang bordir warna emas atau perak atau benang bordir warna hitam sebagai warna kombinasi untuk mengkontraskannya. Cara membuatnya sama dengan teknik bordir sasak kombinasi, hanya saja setelah selesai, tiap kuntumnya diselesaikan dengan memberi batas menggunakan tusuk suji cair.

3) Teknik bordir sasak tiga warna

Sesuai dengan namanya, maka bordir sasak tiga warna ini mempunyai tiga warna benang, yaitu pada motif terluar berwarna putih atau warna lainnya yang tingkatannya paling muda. Bagian dalam ke dua diberi warna yang lebih tua, dan bagian terdalam diberi warna yang paling tua. Dapat juga diberi warna yang sebaliknya sesuai dengan warna bunga aslinya, jika memang mengambil motif dari renggaan bunga yang sebenarnya. Meskipun menggunakan tiga warna benang, tetapi dalam pengerjaannya untuk tiap-tiap lapis warna benangnya harus membaur dengan lapis berikutnya, sehingga hasil warna antara yang satu dengan warna yang lain menyatu. Untuk tiap- tiap warna dapat terdiri dari beberapa lapis tusuk panjang pendek. Hal itu bergantung pada besar kecilnya motif. Untuk lebih jelasnya marilah kita ikuti petunjuk cara pengerjaannya.

Cara memgerjakan bordir sasak tiga warna a) Siapkan mesin jahit/mesin bordir.

b) Siapkan bahan yang telah diberi motif pada pemidangan.

(30)

c) Masukkan pemidangan pada mesin dengan posisi pemidangan ada di bawah tempat jarum, dengan bagian baik kain yang akan dibordir menghadap ke atas.

d) Mulailah membordir dengan membuat suji cair pada sekeliling motif.

e) Di atas tusuk suji cair yang telah dibuat, penuhi motif dengan tusuk loncat panjang pendek dimulai dari sekeliling motif terluar dengan warna benang termuda atau putih.

f) Gantilah warna benang peringkat kedua setelah warna ke dua, penuhi lapis kedua dengan tusuk panjang pendek. Antara lapis warna kesatu dan lapis warna kedua harus membaur.

g) Ganti benang dengan warna yang paling tua dari tiga warna yang telah disiapkan. Selesaikan lapis terdalam dengan tusuk panjang pendek dengan memperhatikan pembauran warnanya.

Gambar 2.9 langkah membuat bordir sasak tiga warna

Gambar 2.10 hasil jadi bordir sasak tiga warna

(31)

4) Teknik bordir timbul (sasak isi kapas)

Bordir timbul adalah bordir yang bentuknya timbul. Untuk membuat motif kelihatan timbul adalah dengan cara memberi isi motif dengan kapas, adapun penyelesaiannya menggunakan tusuk sasak. Dalam teknik menghias kain, bordir timbul biasa disebut dengan metalase/sulaman relief. Agar mendapatkan hasil yang bagus, hendaknya motifnya dibuat tidak terlalu lebar.

Pemilihan warna benangnya dapat menggunakan satu warna benang, dua tingkatan warna benang maupun tiga tingkatan warna benang yang dikerjakan dengan teknik bordir tusuk sasak. Berikut akan dijelaskan cara pengerjaan teknik bordir timbul.

Cara mengerjakan bordir timbul a) Siapkan mesin jahit/mesin bordir.

b) Siapkan bahan yang telah diberi motif yang sesuai untuk bordir timbul pada pemidangan.

c) Siapkan bahan lain yang telah diberi motif per bagian, atau per kelopak, seperti pada gambar motif pada langkah ke dua di atas. Selesaikan masing-masing motif dengan tusuk sasak.

d) Gunting masing-masing motif dengan diberi kelebihan 2 mm.

e) Tempelkan potongan-potongan motif tersebut di atas pada bahan bermotif yang telah dipersiapkan , dengan cara memberi setik biasa pada pangkal motif. Masukkan kapas sedikit demi sedikit sampai membentuk motif.

Batas motif selesaikan dengan setik biasa.

f) Selesaikan sekeliling motif dengan tusuk loncat pendek, demikian pula dengan tangkainya. Jika menggunakan benang sari atau sari bunga dapat diselesaikan dengan suji cair agar menyerupai benang sari.

5) Teknik bordir sasak tumpuk

Bordir sasak tumpuk ini dapat juga disebut dengan bordir fantasi.

Bordir sasak tumpuk ini sama halnya dengan tusuk sasak kombinasi, hanya hanya saja motifnya terdiri dari beberapa bagian yang ditumpuk. Misalnya

(32)

Gambar 2.12. Gambar hasil jadi bordir sasak tumpuk untuk motif bunga dapat terdiri dari beberapa kelopak bunga, demikian pula antara bunga dengan kelopak daunnya dapat dibuat secara timbul. Dengan demikian, akan timbul kesan lebih hidup karena ada bagian-bagian yang ditumpuk, tanpa dilekatkan keseluruhannya pada bahan utama. Agar menimbulkan kesan hidup, motif per kelopak bunganya dibuat tidak sama besar, sehingga hasil jadi bordirannya pun menyerupai bentuk aslinya.

Cara mengerjakan bordir sasak tumpuk a) Siapkan mesin jahit/mesin bordir.

b) Siapkan bahan yang telah diberi motif yang sesuai untuk bordir sasak tumpuk pada pemidangan.

c) Siapkan bahan lain yang telah diberi motif per kebagian, atau per kelopak seperti pada gambar motif pada langkah ke dua di atas. Selesaikan masing-masing motif dengan tusuk sasak tiga warna, selesaikan sekeliling motif bagian tepinya menggunakan tusuk loncat pendek (seperti diberi batas).

d) Gunting masing-masing motif pas pada batas bordiran.

e) Pada bahan utama, bordirlah bagian terdalam, dalam hal ini bunga, bordirlah kelopak yang terletak pada bagian terdalam menggunakan tusuk sasak pula.

f) Tempelkan guntingan motif yang telah dipersiapkan tadi (kelopak yang letaknya kedua dari dalam) pas pada letak motif tersebut, kemudian ditempelkan menggunakan suju cair pada pangkal motif, kira-kira sepertiga tinggi motif atau sesuai yang dikehendaki.

(33)

g) Kerjakan untuk motif selanjutnya dengan cara di atas sehingga sampai menemukan bentuk yang dikehendaki.

h) Untuk penyelesaian tangkainya dapat dikerjakan dengan tusuk loncat, sedangkan daunnya dapat dibuat dengan motif timbul pula, atau dapat juga dikerjakan hanya menggunakan tusuk sasak.

c. Rangkuman 2

Variasi tusuk sasak merupakan pengembangan dari tusuk sasak. Adapun jenis variasi tusuk sasak diantaranya adalah sasak kombinasi, sasak kombinasi dengan batas, sasak tiga warna, sasak timbul (isi kapas), sasak tumpuk (sasak fantasi). Perbedaan antara sasak kombinasi dan sasak tiga warna adalah penggunaan warna benang, teknik penyebarannya, dan pemberian batas pada tiap bidangnya. Sedangkan pada sasak timbul hasilnya akan lebih timbul sesuai dengan ketebalan kapas yang dijadikan sebagai bahan pengisi, dan pada sasak tumpuk hasil jadinya kelihatan lebih hidup, karena motifnya mempunyai efek tiga dimensi.

Pelajari kegiatan belajar ini dengan baik. Banyaklah berlatih untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Apabila mengalami kesulitan, bertanyalah pada guru pembimbing Anda!

d. Tugas 2

1) Pelajari dan ulang kembali kegiatan belajar pada modul Teknik Bordir BUS – 210A tentang materi tusuk sasak

2) Berlatihlah membuat kelima variasi bordir tusuk sasak, amati hasilnya 3) Diskusikanlan hasil pengamatan Anda dengan teman kelompok belajar

Anda

4) Konsultasikanlah hasil pekerjaan Anda dengan guru pembimbing bordir Anda

(34)

e. Tes formatif 2

1) Sebutkan lima macam variasi bordir tusuk sasak

2) Jelaskan perbedaan ke lima variasi tusuk loncat tersebut

3) Buatlah motif di dibawah ini ini dengan menggunakan modifikasi antara 4) tusuk sasak tiga warna dan sasak tumpuk.

Kerjakan tes formatif tersebut dengan baik, usahakan jangan melihat kunci jawaban, kemudian cockkan jawaban Anda dengan kunci jawaban, apabila tingkat penguasaan dan hasil bordiran sudah bagus, Anda boleh mengerjakan kegiatan belajar selanjutnya, tetapi Andaikata belum Anda disarankan untuk mengulangi kegiatan belajar ini sampai menguasai.

f. Kunci jawaban 2

1) Ada lima macam variasi tusuk sasak yaitu tusuk adalah sasak kombinasi, sasak kombinasi dengan batas, sasak tiga warna, sasak timbul (isi kapas), sasak tumpuk (sasak fantasi).

2) Perbedaan antara sasak kombinasi dan sasak tiga warna adalah penggunaan warna benang, teknik penyebaran, dan pemberian batas pada

(35)

tiap bidang. Sedangkan pada sasak timbul hasilnya akan lebih timbul sesuai dengan ketebalan bahan pengisi, dan pada sasak tumpuk hasil jadinya kelihatan lebih hidup, karena motifnya mempunyai efek tiga dimensi.

3) Hasil jadi bordiran harus sesuai antara motif dengan tusuk bordir yang digunakan. Warna harus serasi, hasil bordiran rapi dan bersih

Konsultasikan hasil bordiran dengan guru pembimbing. Apabila hasilnya belum baik, Anda diwajibkan untuk mengulang pekerjaan!

(36)

3. Kegiatan Belajar 3: Variasi Bordir Richellieu

a. Tujuan Kegiatan pemelajaran 3

Setelah menyelesaikan kegiatan pemelajaran tentang variasi bordir terawang, diharapkan peserta diklat mampu:

1) menjelaskan perbedaan motif brides pada bordir richellieu dan variasi richellieu

2) membordir dengan teknik variasi richellieu.

b. Uraian Materi

Seperti telah kita ketahui bahwa richellieu disebut juga dengan sulaman terbuka, karena efeknya terbuka dan merupakan sulaman putih. Dalam mengerjakannya, warna benang harus sewarna atau berbeda satu tingkat dengan warna bahannya. Yang membedakan antara sulaman richellieu dan variasi richellieu adalah pada rentangan benangnya (brides). Pada richellieu rentangan benangnya dibuat satu jalur, maka pada variasi richellieu rentangan benangnya dibuat variasi lain dengan cara membuat cabang-cabang pada rentangan benangnya. Pada saat membuat rentangan-rentangan benang, usahakan tidak terlalu dekat, supaya dalam penyelesaiannya tidak tumpang tindih.

Cara Membuat Tusuk Bordir Variasi Richellieu 1) Siapkan mesin jahit/mesin bordir.

2) Siapkan bahan yang telah diberi motif yang sesuai untuk bordir variasi richellieu pada pemidangan.

3) Selesaikan sekeliling motif dengan menggunakan tusuk suji cair, kemudian di atas suji cair tersebut beri tusuk loncat kasar (tusuk zig-zag), gunting motif sedikit, beri rentangan-rentangan benang dengan cara membuat cabang pada rentangan-rentangannya, gunting bagian berikutnya, kemudian selesaikan dengan mengisi rentangan- rentangan benang tersebut dengan tusuk loncat pendek.

(37)

4) Selesaikan seluruh motif dengan cara yang sama, kemudian selesaikan sekeliling motif dengan menggunakan tusuk loncat pendek. Kerjakan dengan halus menggunakan warna benang yang sewarna dengan warna bahannya.

Gambar 2.13. Perbedaan langkah membuat bordir richellieu dan variasi richellieu

Gambar 2.14. Gambar perbedaan hasil jadi bordir richellieu dan variasi richellieu

c. Rangkuman 3

Bordir menggunakan variasi richellieu merupakan pengembangan tusuk richellieu. Yang membedakan hanyalah pada rentangan benangnya, jika pada richellieu rentangan benangnya dibuat satu jalur; pada variasi richellieu rentangan benangnya dibuat bercabang-cabang.

(38)

d. Tugas 3

1) Pelajari dan ulang kembali kegiatan belajar pada modul Teknik Bordir BUS – 210A tentang materi richellieu

2) Berlatihlah membuat variasi bordir richellieu, amati hasilnya

3) Diskusikanlan hasil pengamatan Anda dengan teman kelompok belajar Anda

4) Konsultasikanlah hasil pekerjaan Anda dengan guru pembimbing bordir Anda

e. Tes formatif 3

1) Sebutkan tusuk apa saja yang dipergunakan untuk membuat bordir dengan variasi richellieu

2) Jelaskan perbedaan antara bordir richellieu dan bordir variasi richellieu 3) Buatlah ke dua motif masing-masing di bawah ini dengan richellieu dan

variasi richellieu. Manakah yang lebih sulit saudara kerjakan?

(39)

Kerjakan tes formatif tersebut dengan baik, usahakan jangan melihat kunci jawaban, kemudian cockkan jawaban Anda dengan kunci jawaban, apabila tingkat penguasaan dan hasil bordiran sudah bagus, Anda boleh mengerjakan kegiatan belajar selanjutnya, tetapi Andaikata belum Anda disarankan untuk mengulangi kegiatan belajar ini sampai menguasai

(40)

f. Kunci jawaban 3

1) Tusuk yang dipergunakan untuk membuat variasi richellieu adalah suji cair, loncat kasar (zig-zag) dan loncat pendek

2) Yang membedakan antara richellieu dan varaiasi richellieu hanyalah pada rentangan benangnya, jika pada Richellieu rentangan benangnya dibuat satu jalur; pada variasi richellieu rentangan benangnya dibuat bercabang- cabang.

3) Hasil jadi bordiran harus sesuai antara motif dengan tusuk bordir yang digunakan. Warna harus serasi, hasil bordiran rapi dan bersih.

Konsultasikan hasil bordiran dengan guru pembimbing. Apabila hasilnya belum baik, Anda diwajibkan untuk mengulang pekerjaan ini sampai mendapatkan hasil yang baik!

(41)

4. Kegiatan Belajar 4: Variasi Bordir Terawang

a. Tujuan Kegiatan pemelajaran 4

Setelah menyelesaikan kegiatan pemelajaran tentang variasi bordir terawang, diharapkan peserta diklat mampu:

1) menyebutkan minimal lima jenis variasi bordir terawang

2) menjelaskan perbedaan bordir dengan variasi terawang bata pecah, terawang isi, terawang sarang laba-laba, dan terawang bunga, dan terawang motif rajut.

3) membordir dengan teknik terawang bata pecah 4) membordir dengan teknik terawang sarang laba-laba 5) membordir dengan teknik terawang isi

6) membordir dengan teknik terawang bunga 7) membordir dengan teknik terawang motif rajut

b. Uraian Materi

Bordir dengan variasi tusuk terawang sebenarnya tidak lain adalah pengembangan dari bordir dengan menggunakan tusuk dasar terawang. Pada modul Teknik bordir telah diuraikan bagaimana mengerjakan bordir dengan tusuk terawang. Untuk pembuatan variasi bordir ini tentunya tidak lepas dari tusuk dasarnya, sehingga sebelum mengerjakan variasi tusuk loncat ini Anda harus mengingat kembali mata ajaran dasarnya.

Pada kesempatan kali ini, variasi tusuk terawang yang akan diberikan adalah variasi terawang bata pecah, terawang isi, terawang sarang laba-laba, dan terawang bunga, dan terawang motif rajut, untuk masing-masing variasi tusuk terawang akan dijelaskan pada bahasan berikut ini.

1) Terawang Bata Pecah

Pada dasarnya tusuk terawang bata pecah hampir sama dengan dasar terawang biasa (terawang gunting biasa). Perbedaannya adalah apabila pada terawang biasa, lubang-lubangnya diselesaikan dengan digunting atau

(42)

disolder, sedangkan pada terawang bata pecah, lubang-lubangnya dikerjakan dengan cara dibordir menggunakan rentangan-rentangan benang yang diselesaikan dengan tusuk loncat pendek. Dapatlah dikatakan bahwa terawang bata pecah adalah bordir yang motif hiasannya terletak di bagian tengah, yang dikelilingi dengan rentangan-rentangan benang yang dibordir dengan tusuk lompat pendek. Untuk pembuatan motif hiasan di bagian tengan dapat menggunakan berbagai variasi tusuk loncat maupun berbagai variasi tusuk sasak. Tusuk terawang ini sangat baik jika diterapkan pada busana, seperti pada pinggiran kebaya atau mukena maupun pada lenan rumah tangga, seperti alas vas, dan taplak meja.

Cara Membuat Tusuk Terawang Bata Pecah 1) Siapkan mesin jahit/mesin bordir.

2) Siapkan bahan yang telah diberi motif yang sesuai untuk bordir terawang bata pecah pada pemidangan.

3) Selesaikan motif tengah terlebih dahulu dengan teknik bordir dan warna yang dikehendaki. selesaikan sekeliling motif bagian tepinya menggunakan tusuk loncat pendek (seperti diberi batas).

4) Untuk membuat rentangan benang pada sekeliling motif, gunting sebagian demi sebagian, karena kalau menggunting terlalu lebar hasilnya akan kurang bagus.

5) Selesaikan bagian guntingan tersebut dengan cara memberi rentangan- rentangan benang, dengan menggunakan warna benang yang sewarna dengan warna bahannya.

6) Setelah sekeliling motif terisi dengan rentangan benang, selesaikan pula motif terluar dengan menggunakan loncat pendek. Kerjakan secara halus untuk mendapatkan hasil yang baik.

(43)

Gambar 2.16. hasil jadi bordir terawang bata pecah

2) Terawang Sarang Laba-laba

Terawang sarang laba-laba adalah terawang yang dibuat dengan cara melingkar-lingkar sehingga menyerupai sarang laba-laba. Terawang ini biasanya digunakan untuk menghiasi lenan rumah tangga. Bahan yang

Gambar 2.15. langkah membuat bordir terawang bata pecah

Dipotong/

dilubangi Dipotong/diluban

gi

1 2 3

5

4 6

(44)

digunakan adalah bahan yang tidak terlalu tebal dan polos (tidak bermotif), misalnya tetoron, hero, dan lain sebagainya.

Penggunaan warna benang bordirnya biasanya dipilih dari warna benang yang sewarna atau berbeda satu tingkat dari warna bahan yang akan dibordir. Apabila terawang ini akan digunakan untuk membuat taplak meja, maka pinggirannya dapat pula dihiasi dengan menggunakan tusuk hias lainnya atau diberi kuncir.

Cara Membuat Tusuk Terawang Sarang Laba-laba 1) Siapkan mesin jahit/mesin bordir.

2) Siapkan bahan yang telah diberi motif yang sesuai untuk bordir terawang sarang laba-laba pada pemidangan.

3) Selesaikan sekeliling motif terlebih dahulu dengan menggunakan tusuk suji cair, kemudian pada beri tusuk kasar (tusuk zig-zag) di atasnya.

4) Sambil membuat lubang yang digunting sedikit demi sedikit, buatlah rentangan benang 3 kali pulang balik. Setelah satu kotak selesai dibuat rentangan benangnya, isi dengan sarang laba-laba dengan langkah

membuat setikan yang memutar melewati rentangan-rentangan benang yang telah dibuat. Setikan untuk sarang laba-laba ini dibuat agak jarang (tidak rapat), sehingga akan membentuk seperti sarang laba-laba.

Demikian pula apabila menghendaki motif bulat, dapat dikerjakan dengan langkah yang sama.

5) Setelah seluruh kotak terisi, selesaikan sekeliling motif yang telah diberi tusuk zig-zag dengan tusuk loncat pendek yang rapat dan halus

Gambar 2.17 Langkah membuat bordir sarang laba-laba

(45)

Gambar 2.18 Contoh motif terawang sarang laba-laba

3) Terawang Isi

Pada dasarnya pembuatan terawang isi hampir sama dengan pembuatan terawang sarang laba-laba. Perbedaannya terletak pada banyaknya rentangan benang dan setikan yang memutar secara rapat.

Cara Membuat Bordir Terawang Isi 1) Siapkan mesin jahit/mesin bordir.

2) Siapkan bahan yang telah diberi motif yang sesuai untuk bordir terawang isi pada pemidangan.

3) Selesaikan sekeliling motif terlebih dahulu dengan menggunakan tusuk suji cair, kemudian pada beri tusuk kasar (tusuk zig-zag) di atasnya.

4) Sambil membuat lubang yang digunting sedikit demi sedikit, buat rentangan benang 3 kali pulang balik. Setelah satu kotak selesai dibuat rentangan benangnya, lalu isi dengan cara membuat setikan yang memutar melewati rentangan-rentangan. Benang yang telah dibuat setikan untuk isi ini dibuat rapat, sehingga tampak padat.

5) Setelah seluruh kotak terisi, selesaikan sekeliling motif yang telah diberi tusuk zig-zag dengan tusuk loncat pendek yang rapat dan halus

(46)

Gambar 2.19. langkah membuat terawang isi

Gambar 2.20 Contoh motif bordir terawang isi

4) Terawang Bunga

Terawang bunga adalah terawang yang motif hiasan isinya berbentuk bunga. Terawang ini biasanya digunakan untuk menghiasi lenan rumah tangga. Bahan yang digunakan adalah bahan yang tidak terlalu tebal dan polos (tidak bermotif), misalnya tetoron, hero, dan lain sebagainya.

Penggunaan warna benang bordirnya biasanya dipilih dari warna benang yang sewarna atau berbeda satu tingkat dari warna bahan yang akan dibordir.

(47)

Gambar 2.21. Contoh motif bordir terawang bunga Cara Membuat Bordir Terawang Bunga

1) Siapkan mesin jahit/mesin bordir.

2) Siapkan bahan yang telah diberi motif yang sesuai untuk bordir terawang isi pada pemidangan.

3) Selesaikan sekeliling motif terlebih dahulu dengan menggunakan tusuk suji cair, kemudian pada beri tusuk kasar (tusuk zig-zag) di atasnya.

4) Sambil membuat lubang yang digunting sedikit demi sedikit

buat rentangan benang 3 kali pulang balik. Selesaikan satu kotak demi satu kotak. Setelah rentangan benang dalam kotak selesai, buat motif bunga dengan tusuk loncat dengan cara melompati rentangan-rentangan benang yang sudah dibuat. Isi seluruh kotak dengan motif bunga.

5) Setelah seluruh kotak terisi, selesaikan sekeliling motif yang telah diberi tusuk zig-zag dengan tusuk loncat pendek yang rapat dan halus

5) Terawang Motif Rajut

Terawang motif rajut ialah terawang yang dibuat menyerupai rajut.

Pada prinsipnya pembuatan terawang rajut ini sama dengan terawang- terawang yang lain. Akan tetapi, mengerjakannya lebih rumit dan membutuhkan tetelatenan dan kesabaran. Terawang ini pada umumnya dipakai untuk menghiasi barang-barang lenan rumah tangga, seperti: alas vas bunga, taplak meja sudut, dan lain sebagainya. Pemilihan bahannnya adalah bahan yang polos, dengan warna benang yang sewarna atau berbeda satu tingkatan warna dengan warna bahannya.

(48)

Cara Membuat Bordir Terawang Motif Rajut 1) Siapkan mesin jahit/mesin bordir.

2) Siapkan bahan yang telah diberi motif yang sesuai untuk bordir terawang isi pada pemidangan.

3) Selesaikan sekeliling motif terlebih dahulu dengan menggunakan tusuk suji cair, kemudian pada beri tusuk kasar (tusuk zig-zag) di atasnya.

4) Sambil membuat lubang yang digunting sedikit demi sedikit buat rentangan benang 3 kali pulang balik. Selesaikan dengan tusuk loncat pendek yang halus. Satu kotak terdiri dari beberapa rentangan benang.

Bagian pusat kotak dihiasi dengan terawang isi. Kemudian di antara dua rentangan benang dibuat setikan rapat yang dibuat tidak penuh (berjarak).

Untuk lebih jelasnya lihat gambar motif terawang motif rajutnya.

5) Setelah seluruh kotak terisi, selesaikan sekeliling motif yang telah diberi tusuk zig-zag dengan tusuk loncat pendek yang rapat dan halus

Gambar 2.22. Contoh motif bordir terawang motif rajut

(49)

c. Rangkuman 4

Bordir menggunakan variasi terawang merupakan pengembangan tusuk terawang. Beberapa variasi tusuk terawang diantaranya adalah variasi terawang bata pecah, terawang isi, terawang sarang laba-laba, dan terawang bunga, dan terawang motif rajut. Pada terawang bata pecah, lubang-lubangnya dikerjakan dengan cara dibordir menggunakan rentangan-rentangan benang yang diselesaikan dengan tusuk loncat pendek. Terawang sarang laba-laba adalah terawang yang dibuat dengan cara melingkar-lingkar sehingga menyerupai sarang laba-laba. Hampir sama dengan terawang sarang laba-laba, perbedaan dengan terawang isi terletak pada banyaknya rentangan benang dan setikan yang memutar secara rapat. Terawang bunga adalah terawang yang motif hiasan isinya berbentuk bunga, sedangkan terawang motif rajut ialah terawang yang dibuat menyerupai rajut. Di dalam mengerjakan bordir menggunakan motif-motif terawang ini sangat memerlukan ketelitian dan ketelatenan yang tinggi untuk mendapatkan hasil yang maksimal, karena dalam mengerjakannya mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi.

Pelajari kegiatan belajar ini dengan baik. Banyaklah berlatih untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Apabila mengalami kesulitan, bertanyalah pada guru pembimbing Anda!

d. Tugas 4

1) Pelajari dan ulang kembali kegiatan belajar pada modul Teknik Bordir BUS – 210A tentang materi bordir terawang

2) Berlatihlah membuat berbagai variasi bordir terawang, amati hasilnya 3) Diskusikanlan hasil pengamatan Anda dengan teman kelompok belajar

Anda

4) Konsultasikanlah hasil pekerjaan Anda dengan guru pembimbing bordir Anda

(50)

e. Tes formatif 4

1) Sebutkan minimal lima jenis variasi terawang

2) Jelaskan perbedaan antara bordir terawang sarang laba-laba dan terawang isi

3) Termasuk ke dalam jenis sulaman apakah bordir terawang ini?

4) Buatlah bordir dengan menggunakan variasi terawang motif rajut sesuai kreasi Anda!

Kerjakan tes formatif tersebut dengan baik, usahakan jangan melihat kunci jawaban, kemudian cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban, apabila tingkat penguasaan dan hasil bordiran sudah bagus, Anda boleh mengerjakan kegiatan belajar selanjutnya, tetapi Andaikata belum Anda disarankan untuk mengulangi kegiatan belajar ini sampai menguasai.

f. Kunci jawaban 4

1) Lima jenis variasi terawang, diantaranya adalah: variasi terawang bata pecah, terawang isi, terawang sarang laba-laba, terawang bunga, dan terawang motif rajut.

2) Perbedaan antara terawang sarang laba-laba dan terawang isi adalah pada kepadatan dalam membuat putaran, kalau pada sarang laba-laba dibuat tidak padat sehingga menyerupai sarang laba-laba, maka pada terawang isi dibuat padat

3) Bordir terawang sebenarnya adalah merupakan sulaman putih, yang mana dalam pengerjaan terawangnya, warna benang sama atau berbeda satu tingkat dengan warna bahan

4) Hasil jadi bordiran harus sesuai antara motif dengan tusuk bordir yang digunakan. Warna harus serasi, hasil bordiran rapi dan bersih.

Konsultasikan hasil bordiran dengan guru pembimbing. Apabila hasilnya belum baik, Anda diwajibkan untuk mengulang pekerjaan ini sampai mendapatkan hasil yang baik.

(51)

5. Kegiatan Belajar 5: Variasi Bordir Aplikasi

a. Tujuan Kegiatan pemelajaran 5

Setelah menyelesaikan kegiatan pemelajaran tentang variasi bordir aplikasi, diharapkan peserta diklat mampu:

1) menjelaskan tentang variasi bordir aplikasi 2) membordir dengan teknik variasi aplikasi

b. Uraian Materi

Pada modul teknik bordir, telah dijelaskan bahwa bordir aplikasi adalah melekatkan secamping kain (potongan-potongan kain) pada kain lain di bagian baik kainnya. Dengan itu akan membentuk motif tertentu dengan menggunakan tusuk hias. Tusuk hiasnya, akan dikerjakan dengan bordir. Apabila tidak diselesaikan dengan bordir, dapat dikerjakan menggunakan sulaman tangan dengan tusuk feston.

Pemilihan motif bahan yang akan digunakan untuk membuat aplikasi ini, baik bahan utamanya ataupun potongan-potongan, kainnya dapat terdiri dari kain yang polos, motif berkotak, motif berbintik (polkadot) ataupun motif- motif lain. Pada penerapannya dapat dikombinasikan satu dengan yang lain.

Misalnya, bahan utamanya polos maka dapat diberi aplikasi dari bahan polos dengan warna yang berbeda, atau bahan berkotak, dan sebagainya. Bahan yang dipakai sebagai aplikasinya dapat menggunakan bahan yang sudah bermotif, seperti: bunga, binatang, orang dan motif-motif lain yang mempunyai kesatuan bentuk, motif-motif tersebut tinggal dipotong untuk kemudian ditempelkan pada bahan lain, sehingga motif tidak perlu digambar terlebih dahulu.

Pada aplikasi pengerjaannya dikerjakan menggunakan tusuk loncat pendek yang rapat, sedangkan pada variasi aplikasi ini, pinggiran motifnya diisi dengan benang. Benang yang digunakan dapat benang wool, benang koord, atau benang lain sesuai dengan ketebalan yang diinginkan. Benang tersebut kemudian ditutup dengan cara memberi tusuk loncat pendek yang rapat sehingga benang pengisi tidak kelihatan. Untuk mendapatkan hasil yang

(52)

baik, hendaknya warna benang pengisi dan benang bordirnya sewarna. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari agar isian benangnya tidak kelihatan.

Dalam pengerjaannya selesaikan dahulu motif terdalam, baru kemudian motif- motif berikutnya sampai pada motif terluar.

Cara Membuat Bordir Variasi Aplikasi 1) Siapkan mesin jahit/mesin bordir

2) Siapkan bahan yang telah ditempeli campingan kain sebagai hiasan aplikasinya, dengan memberi loncat kasar disekeliling motif

3) Mulailah membordir. Langkah awal yang harus dikerjakan adalah memberi/mengisi pinggiran setiap motif aplikasi dengan loncat kasar.

4) Selesaikan pekerjaan aplikasi dengan cara memberi tusuk loncat pendek di atas loncat kasar tersebut. Selesaikan dengan rapi, warna benang yang dipergunakan dapat menggunakan warna sesuai warna campingan kain, atau warna yang paling dominan, atau dapat pula menggunakan warna lain sebagai warna kombinasinya.

Gambar 2.23. cara membuat bordir variasi aplikasi

Benang pengisi

(53)

Gambar 2.24. Contoh motif bordir variasi aplikasi

c. Rangkuman 5

Bordir menggunakan variasi aplikasi merupakan pengembangan bordir aplikasi. Pada variasi aplikasi ini, sebelum menyelesaikan pinggiran motif dengan loncat pendek, maka terlebih dahulu harus diberi benang pengisi.

Benang yang dapat dipakai sebagai pengisi di antaranya adalah benang siyet/wool, benang kasur, benang koord, dan sebagainya. Makin tebal isi, hasilnya akan makin timbul.

Pelajari kegiatan belajar ini dengan baik. Banyaklah berlatih untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Apabila mengalami kesulitan, bertanyalah pada guru pembimbing Anda!

d. Tugas 5

1) Pelajari dan ulang kembali kegiatan belajar pada modul Teknik Bordir BUS – 210A tentang materi bordir aplikasi

2) Berlatihlah membuat bordir variasi aplikasi , amati hasilnya

(54)

3) Diskusikanlan hasil pengamatan Anda dengan teman kelompok belajar Anda

4) Konsultasikanlah hasil pekerjaan Anda dengan guru pembimbing bordir Anda

e. Tes formatif 5

1) Jelaskan perbedaan antara bordir aplikasi dan variasi aplikasi

2) Dimulai dari bagian manakah dalam mengerjakan bordir variasi aplikasi 3) Carilah motif yang sesuai untuk aplikasi, kemudian selesaikan motif

tersebut menggunakan teknik bordir variasi aplikasi

Kerjakan tes formatif tersebut dengan baik, usahakan jangan melihat kunci jawaban, kemudian cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban, apabila tingkat penguasaan dan hasil bordiran sudah bagus, Anda boleh mengerjakan kegiatan belajar selanjutnya, tetapi Andaikata belum Anda disarankan untuk mengulangi kegiatan belajar ini sampai menguasai.

f. Kunci jawaban 5

1) Perbedaan antara bordir aplikasi dan variasi aplikasi terletak pada isian benangnya, kalau pada bordir aplikasi tidak menggunakan isi, maka pada variasi aplikasi penyelesaian pinggiran motifnya menggunakan isian benang.

2) Proses pengerjaan bordir variasi aplikasi ini dimulai dari motif terdalam, baru kemudian moteif berikutnya sampai akhirnya pada motif yang terluar 3) Hasil jadi bordiran harus sesuai antara motif dengan tusuk bordir yang

digunakan. Warna harus serasi, hasil bordiran rapi dan bersih.

Konsultasikan hasil bordiran dengan guru pembimbing. Apabila hasilnya belum baik, Anda diwajibkan untuk mengulang pekerjaan ini sampai mendapatkan hasil yang baik.

(55)

6. Kegiatan Belajar 6: Variasi Bordir dan Burci

a. Tujuan Kegiatan pemelajaran 6

Setelah menyelesaikan kegiatan pemelajaran tentang variasi bordir dan burci, diharapkan peserta diklat mampu:

1) menjelaskan pengertian tentang variasi bordir dan burci

2) menyebutkan tusuk bordir yang dapat digunakan untuk membuat variasi bordir dan burci

3) menjelaskan tujuan pembuatan variasi bordir dan burci

4) menerapkan pembuatan variasi bordir dan burci pada busana atau lenan rumah tangga

b. Uraian Materi

Pada perkembangan motif busana akhir-akhir ini, banyak bermunculan variasi pemberian motif, baik menggunakan sulaman tangan maupun dengan menggunakan bordir. Untuk mendapatkan kesan keindahan dan kemewahan, orang banyak melakukan berbagai inovasi dengan cara memasang berbagai payet, burci ataupun manik-manik untuk lebih memperindah busananya.

Pemasangan berbagai payet, burci dan manik-manik ini dapat dikombinasikan pada bordir. Ambil contoh saja, untuk busana pesta atau busana daerah seperti kebaya, saat ini banyak yang menggunakan modifikasi antara bordir dan burci.

Untuk memasang berbagai payet, burci, dan manik-manik pada bordir, tidak terbatas hanya pada beberapa tusuk bordir saja, melainkan pada semua tusuk bordir dapat dipermanis dengan pemberian ornamen-ornamen tersebut. Yang paling penting adalah keserasian antara bentuk bordir dan warna antara bordir

mutiara

pasir

payet

harlon

tetes

Gambar 2.25. jenis-jenis burci

(56)

dan ornamen yang akan dipasang pada bahan/pakaian yang telah dibordir . Jenis burci yang sering dan banyak dipergunakan sebagai variasi bordir adalah jenis sisik/payet, pasir, dan bulat mutiara. Namun, pemilihan jenis burci harus disesuaikan dengan jenis motif bordir yang akan dihiasi agar keserasian dan keindahan dapat terjaga. Jangan sampai burci malah merusak hiasan bordir yang sudah bagus. Contoh jenis-jenis burci dapat dilihat pada gambar berikut.

Cara Memasang payet, burci, manik-manik pada bordir 1) Siapkan bahan/pakaian yang sudah dibordir

2) Siapkan burci, payet ataupun manik-manik yang akan dipasang 3) Siapkan benang dan jarum untuk memasang burci

4) Siapkan motif untuk pemasangan burci.

5) Mulailah memasang payet atau burci dengan cara sebagai berikut:

a) Pasang benang pada jarum burci (pilih kuran (nomor) jarum sesuai dengan ukuran lubang burci).

b) Tusukkan benang pada bidang yang akan dihiasi, matikan dari bagian buruk kain, keluarkan benang pada bagian baik kain, masukan burci yang akan ditempelkan.

c) Masukan kembali benang ke bagian buruk, untuk jenis burci bulat dan ukurannya kecil, benang kembali pada tengah burci kemudian benang dimatikan.

d) Lakukan secara berulang-ulang sampai bidang yang akan dihiasi burci selesai.

e) Perlu diperhatikan bahwa setiap langkah melekatkan burci, benang selalu dimatikan. Hal ini berfungsi sebagai pengunci, agar jika salah satu burci lepas maka burci yang lain tidak ikut lepas.

(57)

Gambar 2.25. Contoh variasi bordir dan burci

c. Rangkuman 6

Bordir menggunakan variasi pemasangan burci merupakan pengembangan bordir yang bertujuan untuk lebih memperindah dan memberi kesan istimewa pada busana. Berbagai tusuk bordir dapat diberi variasi pemasangan burci, dengan berbagai teknik pemasangan burci pula. Yang harus diperhatikan dalam pemasangan bordir pada burci ini adalah keserasian kombinasi warna dan bentuk motif antara warna dan bentuk motif bordir dan warna dan bentuk motif burcinya.

Pelajari kegiatan belajar ini dengan baik. Banyaklah berlatih untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Apabila mengalami kesulitan, bertanyalah pada guru pembimbing Anda!

(58)

d. Tugas 6

1) Pelajari dan ulang kembali kegiatan belajar pada modul Teknik Bordir BUS – 210A tentang berbagai materi bordir

2) Berlatihlah membuat berbagai variasi bordir dan burci, amati hasilnya 3) Diskusikanlan hasil pengamatan Anda dengan teman kelompok belajar

Anda

4) Konsultasikanlah hasil pekerjaan Anda dengan guru pembimbing bordir Anda

e. Tes formatif 6

1) Apakah tujuan pemasangan burci pada bordir?

2) Bagaimanakah cara memasang burci?

3) Buatlah kombinasi pemasangan burci pada bordir sesuai dengan kreasi Anda.

Kerjakanlah pemasangan burci ini pada pakaian atau lenan rumah tangga yang telah dibordir.

Kerjakan tes formatif tersebut dengan baik, usahakan jangan melihat kunci jawaban, kemudian cockkan jawaban Anda dengan kunci jawaban, apabila tingkat penguasaan dan hasil bordiran sudah bagus, Anda boleh mengerjakan kegiatan belajar selanjutnya, tetapi Andaikata belum Anda disarankan untuk mengulangi kegiatan belajar ini sampai menguasai.

f. Kunci jawaban 6

1) Tujuan memasang burci pada bordir adalah untuk memberi keindahan atau kesan mewah pada busana.

2) Urutan cara memasang burci adalah sebagai berikut:

a) Pasang benang pada jarum burci (pilih jarum sesuai dengan ukuran lubang burci)

(59)

b) Tusukkan benang pada bidang yang akan dihiasi, matikan dari bagian buruk kain, keluarkan benang pada bagian baik kain, masukan burci yang akan ditempelkan.

c) Masukan kembali benang ke bagian buruk, untuk jenis burci bulat dan ukurannya kecil, benang kembali pada tengah burci kemudian benang dimatikan

d) Lakukan secara berulang-ulang sampai bidang yang akan dihiasi burci selesai.

e) Perlu diperhatikan bahwa setiap langkah melekatkan burci, benang selalu dimatikan. Hal ini berfungsi sebagai pengunci, agar jika satu burci lepas maka burci yang lain tidak ikut lepas.

3) Hasil jadi pemasangan bordir pada burci harus sesuai antara motif danwarna bordir dan motif dan warna burcinya.dengan pemasanga burci rapi dan kuat.

4) Konsultasikan hasil pemasangan burci pada bordir dengan guru pembimbing. Apabila hasilnya belum baik, Anda diwajibkan untuk mengulang pekerjaan ini sampai mendapatkan hasil yang baik.

(60)

BAB III EVALUASI

A. Soal Evaluasi Sumatif.

I. Pernyataan benar salah

Lingkari huruf B jika pernyataan di bawah ini benar, dan huruf S jika pernyataan salah!

1. B – S Dasar pembuatan bordir sasak tiga warna adalah kombinasi antara tusuk loncat pendek dan tusuk loncat panjang

2. B – S Pengerjaan bordir variasi Richellieu memerlukan bahan tambahan berupa benang pengisi

3. B – S Pengerjaan bordir variasi Richellieu harus menggunakan warna benang yang sewarna dengan warna bahannya atau setingkat lebih tua

4. B – S Bordir terawang merupakan jenis sulaman putih

5. B – S Pengerjaan bordir sasak kombinasi memerlukan tiga buah warna benang yang berbeda sebagai kombinasi warnanya

6. B – S Pada pembuatan bordir sasak tiga warna dengan batas, warna benang yang digunakan sebagai pembatas boleh berwarna hitam 7. B – S Proses pembuatan terawang isi dan terawang sarang laba-laba

sangat jauh berbeda

8. B – S Variasi aplikasi adalah sulaman aplikasi yang dibuat dengan bordir dengan benang pengisi sebagai variasinya

9. B – S Salah satu tujuan pemasangan burci pada bordir adalah untuk memberi kesan keindahan dan kemewahan

10. B – S Semua jenis teknik bordir tidak dapat diterapkan pada berbagai jenis busana dan lenan rumah tangga

(61)

II. Pilihan berganda

Pilihlah salah satu pilihan jawaban pada setiap pertanyaan dibawah ini, Yang Anda anggap paling benar.

1. Berikut ini adalah alat-alat ayng dipergunakan untuk membordir, kecuali:

a. pemidangan c. Pelat bordir b. bidal cincin d. Pendedel

2. Dibawah ini adalah teknik bordir yang tidak menggunakan tusuk loncat:

a. sasak c. Richellieu

b. imitasi permadani d. Granit 3. Teknik bordir yang hasil motifnya timbul adalah:

a. sasak isi kapas b. Sasak tiga warna b. sasak kombinasi d. Bordir fantasi 4. Bordir fantasi adalah sebutan lain dari bordir:

a. sasak isi kapas b. Sasak tiga warna b. sasak kombinasi d. Sasak tumpuk

5. Teknik bordir yang menghasilkan motif berlubang adalah sebagai berikut, kecuali:

a. Richellieu c. Bordir Inggris b. imitasi permadani d. Terawang 6. Bordir yang bukan digolongkan sebagai sulaman putih adalah

a. Richellieu c. Variasi Richellieu b. bordir Inggris d. Terawang

7. Teknik bordir yang pengerjaannya memerlukan bantuan benang pengisi adalah:

a. Tusuk loncat berimpit c. Variasi aplikasi b. sasak tiga warna d. Variasi Richellieu 8. Berikut ini adalah teknik bordir yang tidak memerlukan benang pengisi:

a. bordir loncat isi benang c. Variasi aplikasi b. variasi terawang d. Jawaban b dan c salah

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Kondisi yang dipaparkan pada uraian diatas memunculkan kebutuhan akan adanya sistem penguji perangkat lunak otomatis yang mampu melakukan berbagai pengujian

Dalam hal ini teori persepsi erat hubungannya dengan masalah yang dialami Israel pasca serangan terhadap kapal Mavi Marmara karena setelah insiden tersebut persepsi negara – negara

Muhammad Said al-Asymawi berargumen bahwa illat hukum atau maksud perintah memanjangkan pakaian dalam ayat tentang jilbab adalah untuk membedakan perempuan merdeka dengan budak

Di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Stella Maris merupakan rumah sakit yang mempunyai kebijakan bahwa semua bayi baru lahir wajib dilakukan skrining bilirubin

Siswa dapat mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi gerak benda, misalnya jatuh bebas akibat gravitasi, gerak di lantai yang datar karena dorongan.. Siswa dapat

Responden yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi madu 4 sendok terdapat 6,7% dengan pH saliva yang bersifat asam dan bersifat netral hal ini bisa terjadi karena karbohidrat

Mengidentifikasi perbedaan peningkatan ibu tentang ISPA sebelum dan sesudah melalui audio visual dan leaflet di posyandu Mawar RT 06 kelurahan tlogomas kecamatan

Beban kerja 10 7 Mampu menjelaskan gaya kepemimpian dalam organisasi Ketepatan menjelaskan gaya kepemimpian dalam organisasi ( Kriteria: Rubrik Deskriptif Bentuk non-test: