• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN MANAJEMEN KESEHATAN AYAM KAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN MANAJEMEN KESEHATAN AYAM KAMPUNG"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

www.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten

Oleh

Eko Kardiyanto

TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN

MANAJEMEN KESEHATAN

(2)

www.litbang.deptan.go.id

BEBERAPA PENGERTIAN

• Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan

barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan

kenyamanan (memudahkan) hidup manusia.

• Budidaya melibatkan usaha pembesaran bakalan atau bibit

pada suatu lahan tertentu selama beberapa waktu untuk

kemudian dijual, disembelih untuk dimanfaatkan daging, telur

dan atau susunya.

• Manajemen

adalah

sebuah

proses

perencanaan,

pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan

sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan

efesien.

(3)

www.litbang.deptan.go.id

Lanjutan….

• Kesehatan hewan merupakan suatu keadaan dimana hewan

mendapatkan kondisi sehat sehingga dapat berproduksi dan

bereproduksi dengan baik.

• Urusan kesehatan hewan dilakukan dengan pendekatan

pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan

penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan

pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara

menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

(4)

www.litbang.deptan.go.id

• Indonesia kaya akan sumber daya genetik termasuk berbagai jenis ayam lokal asli maupun lokal pendatang, yang tersebar di seluruh kepulauan.

• Berdasarkan hasil riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dengan mengidentifikasi berbagai ayam lokal yang ada di Indonesia dengan teknik molekuler menggunakan fragmen DNA D-loop

mitokondria, diketahui bahwa Indonesia merupakan salah satu

pusat domestikasi ayam di dunia setelah China dan India (Sulandari et al. 2007).

• Namun demikian, perhatian dan pemanfaatan ayam lokal yang ada belum dilakukan dengan optimal. Hal tersebut dikarenakan

produksi telur dan daging ayam lokal yang dipelihara masyarakat relatif rendah sebagai akibat rendahnya mutu bibit, di samping sistem pemeliharaan yang kurang baik.

(5)

www.litbang.deptan.go.id

• Sumbangan ayam lokal terhadap produksi daging nasional sebesar 8,50% atau sebesar 284,9 ribu ton, dan terhadap produksi daging unggas kontribusinya mencapai 12,86%. Begitu pula produksi telur ayam lokal pada tahun 2017 sebanyak 196,7 ribu ton atau 9,70% terhadap produksi telur secara keseluruhan (Dirjen PKH, 2017). • Pasca serangan flu burung pada tahun 2005, Industri ayam lokal

semakin berkembang sehingga merubah sistem pemeliharaan dari tradisional ke pemeliharaan secara intensif.

• Hal ini mendorong Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melalui Balai Penelitian Ternak (Balitnak) menciptakan bibit ayam lokal unggul KUB-1 sebagai petelur dan ayam lokal unggul SenSi-1 Agrinak sebagai pedaging.

(6)

www.litbang.deptan.go.id

BEBERAPA JENIS AYAM KAMPUNG

Ayam Nunukan Ayam Arab Ayam KUB

(7)

www.litbang.deptan.go.id

KUNCI BUDIDAYA AYAM KAMPUNG

• BIBIT DOC (15%) : Pilih dan atau beli bibit DOC yg sehat dan sdh divaksin.

• PAKAN (70%) : pakan

komersil + pakan lokal (dedak dll)

• MANAJEMEN (15%) : lakukan manajemen pemeliharaan yg baik.

(8)

www.litbang.deptan.go.id

KARAKTERISTIK AYAM KUB

• Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 274/Kpts/ SR.120/2/2014  Tentang Pelepasan Galur Ayam KUB-1.

• Warna bulu masih seperti ayam kampung pada umumnya yaitu beragam meskipun masih didominasi oleh warna hitam, campur coklat dan kehitaman, Jengger berbentuk tunggal (single comb) dan berbentuk pea, produksi telur henday 45-50%, Puncak produksi

65%, produksi telur/tahun 160-180 butir, konsumsi pakan 80-85 gram, sifat mengeram 10% dari total populasi, Umur pertama

bertelur 22-24 minggu, bobot telur 35-45 gram dan konversi pakan 3,8 (Sartika et al., 2010).

(9)

www.litbang.deptan.go.id

KARAKTERISTIK AYAM SENSI-1

• Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 39/KpTs/PK.020/1/2017  tentang Pelepasan Galur Ayam SenSi-1.

• Warna bulu abu dan warna bulu pucak (putih bercak hitam) untuk jantan dan betinanya. Sifat lain sebagai kriteria seleksi adalah

jengger yang berbentuk kacang (pea) untuk ayam jantan. Bobot

hidup rata-rata umur satu hari untuk jantan dan betina sekitar 30,10 g/ekor. Pada umur 70 hari, bobot hidup jantan umur 70 hari

mencapai 1.066 g/ekor dan yang betina 745 g/ekor. Pada umur 20 minggu, bobot hidup ayam jantan dan betina masing-masing

mencapai 2.403 g/ekor 1.572 g/ekor.

(10)

www.litbang.deptan.go.id

JENIS KANDANG

(11)

www.litbang.deptan.go.id

• Kandang

– Ukuran lantai 1m x 1m :

• Umur 0-8 minggu, maksimum 40 ekor • Umur 8-12 minggu, maksimum 20 ekor – Penerangan yang cukup.

– Suhu kandang ; kenyamanan ditunjukkan dengan berkerumun dan menyebarnya ayam dalam kandang.

• 0-1 minggu  39oC; 1-2 minggu  37

o

C • 2-4 minggu  35oC; 4-8 minggu  30oC • Pakan

– Umur 0-12 minggu: protein 17,5%, energi 2850 kkalME/kg. • Air minum: Air bening tawar tersedia sepanjang hari.

(12)

www.litbang.deptan.go.id

• Kandang

– Ukuran lantai 1m x 1m : maksimum 16 ekor – Penerangan yang cukup

• Pakan

– Umur 12-16 minggu: protein 17,5%, energi 2850 kkalME/kg – Umur 16-18 minggu: protein 15%, energi 2600 kkal ME/kg (agar

ayam tidak terlalu gendut)

– Umur di atas 18 minggu: protein 17%, energi 2850 kkal ME/kg, kalsium 3,5% (untuk produksi telur)

• Air minum: Air bening tawar tersedia sepanjang hari

(13)

www.litbang.deptan.go.id

KEBUTUHAN PERALATAN

• Brooder/ pemanas

• Tempat minum

• Tempat pakan

• Litter/ sekam

(14)

www.litbang.deptan.go.id

KEBUTUHAN PAKAN

Umur (minggu) Konsumsi pakan lengkap harian (g/ekor/hari)

Konsumi pakan lengkap mingguan (g/ekor/minggu) Kumulatif pakan (g/ekor) 1 5*)-7**) 35-49 35-49 2 10-14 70-98 105-147 3 15-21 140-147 210-294 4 20-28 140-196 350-490 5 25-35 175-245 525-735 6 30-42 210-294 735-1029 7 35-49 245-343 980-1372 8 40-56 280-392 1295-1764 9 45-63 315-441 1610-2205 10 50-70 350-490 1960-2695 11 55-77 385-539 2345-3234 12 60-84 420-588 2765-3822 13 65-91 455-637 3220-4459 14 70-98 490-686 3710-5145 15 75-105 525-735 4235-5880 16 80-112 560-784 4795-6664 17 85-119 595-833 5390-7497 18 90-126 630-882 6020-8379 19 95-133 665-931 6685-9310 20 100-140 700-980 7395-10290 >20 100-140 700-980 7395-10290

(15)

www.litbang.deptan.go.id

CONTOH FORMULASI RANSUM

Umur Perbandingan pakan pabrik : Dedak

0 – 4 minggu 100% Broiler starter (BS) 5 – 8 minggu 2 BS : 1 dedak

9 – 12 minggu 2 BS : 2 dedak 13 – 16 minggu 2 BS : 3 dedak 17 – bertelur 5%

Masa bertelur

1 Pakan petelur : 1 dedak (3 Pakan petelur : 1 dedak) + mineral Ca (1%)

(16)

www.litbang.deptan.go.id

PRINSIP KESEHATAN

a. Apa itu sehat ???

b. Apa yg dimaksud dg sakit ???

(17)

www.litbang.deptan.go.id

KEADAAN SEHAT

L

(18)

www.litbang.deptan.go.id

T

P

L

L

T

P

=

KEADAAN SAKIT

(19)

www.litbang.deptan.go.id

Beda Yg Ternak Sehat dan Sakit

TERNAK SEHAT

TERNAK SEHAT

1. Ternak aktif, lincah, mata jernih,

bulu halus, bersih dll

2. Nafsu makan normal

3. Pertumbuhan baik

4. Dari lubang alami tidak keluar

cairan atau feses abnormal

5. Jalannya normal

6. Tidak ada luka di tubuh

1. Ternak kurang aktif/lincah, mata

sayu/pucat, bulu kusam dll

2. Kurang nafsu makan

3. Pertumbuhan kurang baik atau tidak

normal

4. Keluar leleran atau lendir yang tidak

normal dari lubang-lubang alami

(seperti hidung, telinga dll) misalnya

pilek, diare/mencret dll

5. Jalannya pincang

6. Ada luka, gatal dll

(20)

www.litbang.deptan.go.id

(21)

www.litbang.deptan.go.id

CONTOH PROGRAM VAKSINASI

No Umur Ayam Vaksinasi Aplikasi

1 1 hari (penetasan) Marek Injeksi subkutan

2 4 hari ND-IB Tetes mata

3 10 hari Gumboro Air minum/ tetes mulut 4 28 hari/ 4 minggu ND Lasota Air minum/ tetes mulut 5 14-21 hari AI Bivalen Injeksi

6 70 hari/ 10 minggu ND-IB Air minum/ tetes mulut 7 77 hari/ 11 minggu Snot/ Coryza Injeksi

8 84 hari/ 12 minggu AI bivalen Injeksi 9 112 hari/ 16 minggu ND-IB-EDS Injeksi 10 17 minggu AI bivalen Injeksi 11 40 minggu AI bivalen Injeksi 12 > 40 minggu AI bivalen Injeksi

(22)

www.litbang.deptan.go.id

PENGOBATAN

- Obat harus hati-hati terutama dengan

antibiotika (sulfa, tetracycline, dsb), yang

bisa terbawa ke dalam daging dan telur.

- Penggunaan jamu-jamu (formula bervariasi

tergantung pemakai, lebih aman pada

produk.

- Contoh formula jamu tepung : Jahe 20%,

sambiloto 60%, kunyit 10%, temulawak 5%,

temu ireng 5%)

(23)

www.litbang.deptan.go.id

23

(24)

www.litbang.deptan.go.id

(25)

www.litbang.deptan.go.id

DIAGNOSIS

GEJALA UMUM :

Aktivitas, Gerakan, Nafsu makan,

Mati mendadak

(26)

www.litbang.deptan.go.id

VIRUS :

ND / Tetelo

Gejala :

Lesu

Nafsu makan turun

Kotoran cair

hijau/kekuningan

Kaki lumpuh

Leher terpuntir

Mati mendadak

Penanganan :

Ayam sakit dipisah

Vaksinasi ND

Sanitasi/kebersihan

(27)

www.litbang.deptan.go.id

VIRUS :

GUMBORO

Gejala :

Lesu, lemah

Diare berlendir

Bulu kotor di sekitar

kloaka/anus

Ayam mematuk

sekitar kloaka

Penanganan :

Ayam sakit dipisah

Vaksinasi Gumboro

Sanitasi/kebersihan

kandang

Terapi suportif –

pemberian gula

jawa, vit c

(28)

www.litbang.deptan.go.id

VIRUS :

Batuk darah / ILT

Gejala :

Lesu, lemah

Bekas lendir bercampur

darah di tenggorokan

Batuk

Sulit bernapas

Penanganan :

Ayam sakit dipisah

Vaksinasi ILT

Sanitasi/kebersihan

(29)

www.litbang.deptan.go.id

BAKTERI : Pilek / Snot

Gejala :

Keluar lendir encer dari

hidung

Nafsu makan turun

Muka bengkak, sukar

bernapas

Penanganan :

Ayam sakit dipisah

(30)

www.litbang.deptan.go.id

BAKTERI : Kolera

Gejala :

Mati mendadak

Bulu bediri, sesak napas

Kotoran berbau busuk dan

berlendir

Jengger , pial, dan persendian

bengkak

Penanganan :

Pemberian antibiotik

Kandang jangan sesak

Ganti air minum

(31)

www.litbang.deptan.go.id

BAKTERI : Berak kapur

Gejala :

Lesu, nafsu makan turun

Suhu badan naik

Mengantuk, lemas

Mencret berwarna putih

Penanganan :

Pemberian antibiotik

Ayam sakit dipisah

Kebersihan/sanitasi kandang

(32)

www.litbang.deptan.go.id

BAKTERI : Ngorok / CRD

Gejala :

Lesu, nafsu makan turun

Ngorok

Keluar cairan dari hidung

Gangguan pernafasan

Penanganan :

Pemberian antibiotik

Ayam sakit dipisah

(33)

www.litbang.deptan.go.id

PARASIT : Cacingan

Gejala : Pertumbuhan terhambat Kurus Lesu

Keluar cacing di kotoran

Penanganan :

Pemberian obat cacing

(34)

www.litbang.deptan.go.id

PROTOZOA : Berak darah

Gejala :

Lesu, lemah

Terdapat darah di kotoran

Ayam bergerombol di sudut

Penanganan :

Pemberian preparat sulfa

Kebersihan/sanitasi kandang

(35)

www.litbang.deptan.go.id

PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN

PERBAIKAN MANAJEMEN :

Manajemen kandang & pakan Kebersihan kandang

PENGOBATAN :

Vaksinasi

(36)

www.litbang.deptan.go.id

(37)

www.litbang.deptan.go.id

(38)

www.litbang.deptan.go.id

“PEMBERSIH” YANG MAMPU

MEMBUNUH VIRUS

MUDAH DIDAPAT

MURAH

MUDAH

DIAPLIKASIKAN

SEDERHANA

MANDIRI

(39)

www.litbang.deptan.go.id

KESIMPULAN

Ruang lingkup dalam manajemen kesehatan

hewan meliputi semua kegiatan teknis budidaya

yang dilakukan mulai dari perencanaan sampai

dengan produk.

Gambar

Gambar Ayam KUB-1 (Koleksi D Sudarman)
Gambar Ayam SenSi-1 Agrinak (Koleksi S Iskandar)

Referensi

Dokumen terkait

Pemberitaan yang ada di media NU online juga tidak lepas dari framing untuk membingkai berita yang akan di muat,dimana fakta adalah hasil kontruksi kaerena

Kategori prestasi belajar yang paling banyak yaitu prestasi belajar baik yang berjumlah 39 responden (66,1%) (Tabel 4). Sebagian besar mahasiswa Jurusan Keperawatan

Videografi memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi banyak pelajaran dikurikulum melalui proses aktif membuat video. Sebagai tambahan dalam keterampilan

Berdasarkan uraian di atas maka tujuan yang akan di capai pada penelitian ini adalah menentukan metode Statistical Quality Control (SQC) dengan tekhnik control

Pernyataan yang sama juga dikemukakan oleh Schermerhorn Jr et al (2010), cara yang lain selain diferensiasi kontekstual adalah mengandalkan manajer menengah untuk

(3) Pada model pembelajaran MMP disertai AfL melalui teman sejawat, STAD disertai AfL melalui teman sejawat maupun model pembelajaran langsung, prestasi belajar

Slav in (dala m Ike Agustinus) menyatakan bahwa terdapat empat indikator dala m menentukan keefe ktifan pe mbela jaran, ya itu 31 : (a ) Kualitas Pembela jaran,

Penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningtyas (2012), dimana di dapat hasil rata-rata tekanan darah sistolik penderita hipertensi adalah