1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap tahun hari raya seperti lebaran atau natal merupakan hari dimana orang-orang menyempatkan untuk bisa kumpul bersama. Tradisi yang sering dilakukan yaitu pulang ke kampung halaman masing-masing untuk bisa merayakan hari raya tersebut bersama keluarga sehingga sebagian memaksakan mereka untuk meninggalkan rumah dengan jangka waktu yang lama dan menyebabkan rumah kosong.
Rumah kosong akan menjadi sasaran para pencuri, terutama rumah tanpa sistem keamanan yang memadai. Banyak modus yang dilakukan para pencuri untuk melaksanakan aksi contohnya seperti mengetuk pintu rumah, pura-pura tanya alamat [1]. Berdasarkan laporan Statistik Kriminal 2017 di DKI Jakarta, pada tahun 2016 terjadi 43.842 kasus kejahatan [2]. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa kasus pencurian pernah terjadi di 229 kelurahan di DKI Jakarta, dari semua kasus kejahatan, hal tersebut merupakan salah satu kasus kriminalitas terbesar [2]. Sepanjang tahun 2018, Canalys mencatat pertumbuhan
smartphone di Indonesia mencapai 17,1% dibanding tahun 2017 dimana
pengiriman smartphone ke Indonesia mencapai 38 juta unit [2]. Hingga hari ini penetrasi smartphone terhadap jumlah penduduk Indonesia tergolong cukup besar, sekitar seperempat dari total populasi [3].
Berdasarkan data Statista, pengguna smartphone diproyeksikan baru mencapai 28 % dari total penduduk Indonesia pada 2019, naik 2 % dari tahun sebelumnya. Angka ini akan merayap pelan hingga empat tahun ke depan yang diramal sekitar 33 % dari total penduduk Indonesia [3]. Smartphone membantu orang untuk melakukan banyak hal seperti mengirimkan pesan yang berbentuk suara, gambar dan video dengan waktu yang real time. Kegunaan tersebut tentunya membuat smartphone menjadi kebutuhan primer di masa sekarang pada kalangan
2
usia dan sosial. Selain itu, smartphone memiliki fungsi lain seperti mengontrol pintu rumah dan memantau keadaan rumah yang dibantu oleh jaringan internet.
Selain itu, ada banyak jenis sistem keamanan yang tersedia untuk mengamankan rumah. Beberapa contohnya adalah, Sistem Keamanan berbasis RFID, Digital Lock System, sistem biometrik, Kunci Kode Elektronik. Saat ini sistem biometrik menjadi pilihan untuk sistem otentikasi. Otentikasi biometrik berasal dari bahasa Yunani yaitu bios yang artinya hidup dan metron yang artinya mengukur, maka dapat diartikan sebagai studi tentang metode otomatis untuk mengenali manusia berdasarkan satu atau lebih bagian tubuh manusia atau kelakuan dari manusia itu sendiri yang memiliki keunikan [4]. Dalam dunia teknologi informasi, biometrik relevan dengan teknologi yang digunakan untuk menganalisa fisik dan kelakuan manusia untuk autentikasi. Contohnya dalam pengenalan fisik manusia yaitu dengan pengenalan sidik jari, retina, iris, pola dari wajah (facial
patterns), tanda tangan (signature) dan cara mengetik (keystroke) [4]. Di antara
bagian tubuh manusia unik yang terdaftar, garis pada telapak tangan atau palmprint adalah biometrik yang susah untuk diduplikasi karena setiap manusia memiliki pola garis tangan yang berbeda.
Palmprint merupakan fitur biometrik yang relatif baru dan memiliki
beberapa keunggulan dibanding dengan fitur biometrik yang tersedia saat ini [5].
Palmprint memiliki karakteristik yang unik, kaya akan informasi dan cukup efektif
untuk dijadikan sistem autentikasi [6]. Sistem verifikasi palmprint telah lama digunakan dan ditemukan dan banyak kegiatan penelitian dilakukan [6].
Dengan adanya sistem pengamanan berbasis Internet of Things (IoT), pintu secara otomatis dapat dibuka dan di monitoring dari mana saja dengan menggunakan data internet sebagai koneksi jaringan nya. IoT merupakan sebuah konsep dalam pemanfaatan konektivitas internet yang selalu terhubung setiap saat [7].
Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan diatas, sistem kemanan pada rumah salah satunya pada pintu bisa ditingkatkan dengan memberi keamanan berbasis Palmprint dan pemanfaatan IoT.
3 1.1 Penelitian Terkait
Pada hasil penelitian oleh Adeolu Afolabi, Oke Alice, 2014 telah memanfaatkan pemindai sidik jari untuk mendaftarkan pengguna terlebih dahulu lalu memungkinkan sidik jari yang dimasukkan kemudian dibandingkan dengan sidik jari yang sudah didaftarkan sebelumnya. Sidik jari yang sudah terdaftar sebelumnya disimpan pada register IC pada mikrokontroller. Sebuah peringatan dibunyikan setiap kali sidik jari yang tidak ditemukan dalam memori Mikrokontroler ditempatkan pada pemindai sebagai penyusup [7].
Pada penelitian oleh Ade Mubarok, Ivan Sofyan, Ali Akbar Rismayadi dan Ina Najiyah, 2018 dengan judul Sistem Keamanan Rumah Menggunakan RFID, Sensor PIR dan Modul GSM Berbasis Mikrokontroler telah merancang sebuah sistem keamanan rumah dengan memanfaatkan teknologi RFID yang di lengkapi dengan sensor PIR dan modul GSM sebagai sistem informasi peringatan SMS, dimana semua sistemnya diolah dalam sebuah mikrokontroler ATmega328 [8].
Hasil penelitan oleh Muhammad Farhan Nugroho, 2019 dengan judul
prototype sistem smart door dengan control berbasis Quick Respond Code( QR Code) dan Internet of Things(IoT) telah merancang sistem keamanan akses pintu
ini berbasis QR Code yang digunakan sebagai akses masuk rumah untuk membuka pintu yang didukung pula menggunakan sisitem Internet Of Things sehingga memudahkan penghuni membuka kunci secara remote. Penggunaan QR Code nantinya akan menggantikan kunci konvensional, sehingga pintu hanya akan dapat dibuka apabila QR Code dapat dikenali. Apabila ada pembobolan atau membuka kunci secara paksa nantinya sistem akan memberikan notifikasi kepada penghuni rumah melalui aplikasi [9].
Lalu pada penelitian oleh M. Rubini, M. Kasivarathi, R. Kaviya dan kawan-kawan, 2019 dengan judul Arduino microcontroller based Cashline Security System
based on vein recognition Using Dactylography Technology yang berhasil
melakukan pemindaian pada vena jari seseorang untuk sistem ATM atau cashline yang menjadi otentikasi para pengguna [10].
4
Tetapi dari semua penelitian yang telah disebutkan, ada beberapa kelemahan seperti contohnya untuk fingerprint yang bisa diduplikasi secara mudah dengan cara menempelkan sellotape pada permukaan sidik jari dan menempelkannya pada pemindai sidik jari agar bisa dikenali oleh sistem begitu pula dengan sistem QR Code yang bisa kita dapatkan gambar QR Code nya dengan mudah dan menampilkannya pada kamera pemindai QR Code tersebut agar bisa dikenal. [11].
Palmprint adalah suatu sistem autentikasi berbasis gambar pada garis
telapak tangan. Sistem ini membandingkan gambar garis tertentu pada telapak tangan untuk setiap orang. Berbeda dengan sistem fingerprint, Palmprint tingkat keamananya lebih tinggi karena sulit untuk dimanipulasi.
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, pada penilitian ini akan mengembangkan sistem keamanan berbasis kontrol Palmprint dan IoT yang terintegrasi dengan alat. Dengan adanya pengembangan dari sistem pada pintu rumah diharapkan bisa meningkatkan fleksibilitas dan keamanan yang lebih baik dari sistem sebelumnya.
5 1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan Manfaat pada penelitian Tugas Akhir ini adalah merancang suatu purwarupa sistem keamanan pada pintu rumah dengan kontrol berbasis Palm
print dan Internet of Things (IoT). Pada purwarupa ini akan memanfaatkan sistem Palmprint untuk menggantikkan kunci pintu rumah konvensional sehingga
memberikan akses yang lebih aman. Selain itu, pada purwarupa sistem keamanan pintu ini terintegrasi dengan IoT sebagai pelengkap untuk memberikan akses pintu lebih terkontrol dan fleksibel.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, berikut rumusan masalah yang dirumuskan pada penelitian ini:
1. Bagaimana merancang sistem akses keamanan pintu menggunakkan raspberry pi yang terintegrasi dengan Palmprint.
2. Bagaimana merancang sistem akses keamanan dan memantau pintu menjadi fleksibel dengan konsep IoT.
3. Bagaimana mengintegrasikan gambar yang dihasilkan dari Palmprint sebagai autentikasi akses pintu rumah.
1.4 Batasan Masalah dan Asumsi
Adapun batasan masalah yang dilakukan pada penelitian adalah sebagai berikut:
1. Perangkat keras yang digunakkan adalah Raspberry Pi 3+ model B. 2. Bahasa pemograman yang digunakan pada perangkat adalah Bahasa
pemograman Python.
3. Perangkat keras berfungsi sebagai autentikasi dan pembaca dari hasil gambar telapak tangan untuk akses pintu.
4. Aplikasi pada smartphone berfungsi sebagai memantau dan akses pintu secara remote.
5. Menentukan QoS (Quality of Service) network dari sistem otentikasi pintu rumah berdasarkan parameter delay dan throughput.
6. Diasumsikan alat tidak terputus dari koneksi internet dan aliran listrik. 7. Tidak akan membahas keamanan jaringannya.
6 1.5 Metodologi Penelitian
Metodologi penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. BAB I Pendahuluan
Melakukan studi terhadap literatur-literatur sebagai referensi dan materi dari buku, artikel, jurnal, halaman website, forum, mengenai Biometrik khususnya pada telapak tangan, IoT, Raspberry Pi, pemograman untuk Raspberry Pi, dan mengintegrasikan antar perangkat.
2. BAB II Tinjauan Pustaka
Menganalisi permasalah-permasalahan berdasarkan sumber-sumber dan juga hasil dari pengamatan yang ada di dalam batasan masalah.
3. BAB III Perancangan Sistem
Simulasi serta perancangan sistem merupakan tahap di mana penelitian menghasilkan sebuah rancangan serta hipotesa sesuai dengan dasar teori yang telah dipelajari dan nantinya akan diterapkan pada sistem maupun simulasi yang dibangun. Akan dilakukan juga penentuan terhadap perangkat keras yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan.
4. BAB IV Pengujian Sistem dan Analisis
Tahap ini dilakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibangun. Hal yang diujikan adalah success rate untuk fungsi-fungsi yang ada (baik ketika akses terotentikasi benar ataupun akses terotentikasi salah). Kemudian dilakukan analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem.
5. BAB V Kesimpulan dan Saran
Pada tahap ini penulis mendapatkan hasil kesimpulan dari tugas akhir ini yang diujikan berdasarkan parameter-parameter yang telah ditentukan dan beberapa saran berdasarkan kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam tugas akhir ini.