• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TEORI TENTANG MEDIA POWER POINT DAN MOTIVASI BELAJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TEORI TENTANG MEDIA POWER POINT DAN MOTIVASI BELAJAR"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

DAN MOTIVASI BELAJAR

A. Media Power Point

1. Pengertian Media Power Point

Microsoft Office Power Point adalah sebuah program komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft, disamping Microsoft word dan excel yang telah dikenal banyak orang (Rusman dkk, 2013: 300).

Program power point merupakan salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relatif murah, karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk penyimpanan data (Rusman dkk, 2013: 301).

Microsoft Office Power Point menyediakan fasilitas slide untuk menampung pokok-pokok pembicaraan yang akan disampaikan pada peserta didik. Dengan fasilitas animasi, suatu slide dapat dimodifikasi dengan menarik. Begitu juga dengan adanya fasilitas : front picture, sound, dan effect dapat dipakai untuk membuat suatu slide yang bagus.

Sehingga, mengakomodasi sesuai dengan modalitas belajar siswa.

Program ini dapat mengakomodasi siswa yang memiliki tipe visual, auditif, maupun kinestetik (Rusman dkk, 2013: 297).

Hujair AH. Sanaky (2009: 127-128) mengemukakan bahwa media power point adalah program aplikasi presentasi yang merupakan salah satu program aplikasi dibawah Microsoft Office program komputer dan tampilan ke layar menggunakan bantuan LCD proyektor.

Menurut Mardi dkk (2007: 69) Microsoft Power Point adalah salah

satu program aplikasi dari Microsoft yang dapat digunakan untuk

melakukan presentasi, baik untuk melakukan sebuah rapat maupun

perencanaan kegiatan lain termasuk digunakan sebagai media

pembelajaran di sekolah.

(2)

Menurut Rusman dkk (2013: 295) Microsoft Power Point merupakan program aplikasi presentasi yang populer dan paling banyak digunakan saat ini untuk berbagai kepentingan presentasi, baik pembelajaran, presentasi produk, meeting, seminar, lokakarya dan sebagainya.

Menurut Sukiman (2011: 213) Microsoft Power Point merupakan salah satu produk unggulan Microsoft Corporation dalam program aplikasi presentasi yang paling banyak digunakan saat ini. Hal ini dikarenakan banyak kelebihan di dalamnya dengan kemudahan yang disediakan. Pemanfaatan media presentasi ini dapat digunakan oleh pendidik untuk mempresentasikan materi pembelajaran ataupun tugas- tugas yang akan diberikan.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa power point adalah program aplikasi presentasi yang merupakan salah satu program aplikasi dibawah Microsoft Office, yang mudah dan sering digunakan sebagai media pembelajaran di sekolah.

2. Sejarah Microsoft Power Point

Microsoft Power Point adalah sebuah program komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft. Microsoft Office, meliputi Microsoft Office Power Point, Microsoft Word, Excel, Access dan beberapa program lainnya (Rusman dkk, 2013: 300).

Microsoft Power Point berjalan di atas komputer PC berbasis sistem operasi Microsoft Windows dan juga Apple Macintosh yang menggunakan program operasi Apple Mac OS, meskipun pada awalnya aplikasi ini berjalan di atas sistem operasi Xenix. Aplikasi ini sangat banyak digunakan, apalagi dikalangan perkantoran, para guru, siswa, dan masyarakat umum (Rusman dkk, 2013: 301).

Aplikasi Microsoft Power Point ini pertama kali dikembangkan

oleh Bob Gaskins dan Dennis Austin sebagai presenter untuk perusahaan

bernama Forethought, Inc yang kemudian mereka mengubahnya menjadi

Power Point (Hendri Raharjo, 2017: 1).

(3)

Microsoft Power Point dimulai pada versi Microsoft Office System 2003, Microsoft mengganti nama dari sebelumnya Microsoft Power Point menjadi Microsoft Office Power Point. Versi terbaru dari Power Point adalah Microsoft Power Point 2013. Versi ini dirilis pada bulan Januari 2013, yang merupakan sebuah lompatan yang cukup jauh dari segi antarmuka pengguna dan kemampuan grafik yang ditingkatkan. Selain itu, dibandingkan format data sebelumnya yang merupakan data biner dengan ekstensi *.ppt, versi ini menawarkan format data XML dengan ekstensi

*.pptx (Hendri Raharjo, 2017: 2).

3. Kelebihan dan Kekurangan Media Power Point

Hujair AH. Sanaky (2009: 135-136) mengemukakan bahwa aplikasi power point mempunyai keunggulan, diantaranya adalah :

a. Praktis, dapat digunakan untuk semua ukuran kelas.

b. Memberikan kemungkinan tatap muka dan mengamati respon dari penerima pesan.

c. Memberikan kemungkinan pada penerima pesan untuk mencatat.

d. Memiliki variasi teknik penyajian dengan berbagai kombinasi warna atau animasi.

e. Dapat digunakan berulang-ulang.

f. Dapat dihentikan pada setiap sekuens belajar karena kontrol sepenuhnya pada komunikator.

Menurut Hujair AH. Sanaky (2009: 136) mengatakan bahwa selain mempunyai kelebihan, power point juga memiliki kelemahan, diantaranya adalah :

a. Pengadaan alat mahal dan tidak semua sekolah memiliki.

b. Memerlukan perangkat keras (komputer) dan LCD untuk memproyeksikan pesan.

c. Memerlukan persiapan yang matang.

d. Diperlukan keterampilan khusus dan kerja yang sistematis untuk

menggunakannya.

(4)

e. Menuntut keterampilan khusus untuk menuangkan pesan atau ide yang baik pada desain program komputer power point sehingga mudah dicerna oleh penerima pesan.

f. Bagi pemberi pesan yang tidak memiliki keterampilan menggunakan, memerlukan operator atau pembantu khusus.

4. Langkah-Langkah Penggunaan Media Power Point

Adapun hal yang perlu dilakukan dan diperhatikan untuk membuat media presentasi dengan Microsoft Power Point yang efektif menurut Hamdan Husein (2012: 2) sebagai berikut.

a. Persiapan

1) Tentukan topik materi yang akan dipresentasikan.

2) Persempit topik materi menjadi beberapa pemikiran utama.

3) Buatlah kerangka utama materi yang akan dipresentasikan.

b. Langkah-langkah membuat media pembelajaran dengan Microsoft Power Point.

1) Bukalah program Microsoft Power Point di komputer.

2) Mulailah dengan New file.

3) Pilih slide design yang diinginkan.

4) Inputlah judul utama materi presentasi yang akan disampaikan pada slide pertama.

5) Inputlah sub judul materi di slide kedua (bila dipandang perlu cantumkan kembali judul utamanya

6) Selanjutnya, inputlah point-point pokok materi setiap sub secara berurut pada slide-slide berikutnya.

7) Anda dapat membuat atau memanfaatkan gambar sederhana dengan menggunakan fasilitas shapes dan clip art yang telah tersedia pada menu insert.

8) Melalui menu insert, anda dapat pula mengimput berbagai

macam ilustrasi (chart, picture, sound, movie). Untuk dapat

menginput picture, sound, movie anda harus lebih dahulu

menyiapkan file-nya di dalam komputer yang digunakan.

(5)

9) Tampilan template/background hendaknya sederhana, kontras dengan objek (teks, gambar, dll), dan konsisten.

10) Jenis huruf (font) yang digunakan hendaknya tidak berkaki (san serif) seperti Arial, Tahoma, Calibri, dan semacamnya.

Hindari menggunakan huruf berkaki (serif) seperti Times New Roman, Century, Courier, atau jenis huruf rumit seperti Forte, Algerian, Freestyle Script, dan semacamnya. Jenis huruf hendaknya konsisten.

11) Hindari menggunakan huruf terlalu kecil. Besar huruf yang disarankan minimal 18 pt (misalnya: 32 pt untuk judul, 28 pt untuk sub judul, 22 pt sub sub judul, dst).

12) Bila menggunakan Bullet hendaknya tidak lebih dari 6 bh dalam satu slide.

13) Warna yang digunakan hendaknya serasi dengan tetap memperhatikan asas kontras. Berikan penonjolan warna pada bagian yang dipentingkan. Hindari menggunakan lebih dari tiga macam warna.

14) Gunakan Visualisasi (gambar, animasi, audio, grafik, video, dll) untuk memperjelaskan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Visualisasi lebih dari sekedar kata-kata (Kalau bisa divisualisasikan kenapa harus dengan kata-kata). Namun, penggunaan visualisasi yang berlebihan akan menjadi distraktor.

15) Hindari menggunakan lebih dari 25 kata dalam satu slide.

b. Teknik Presentasi

1) Buat suasana yang santai dan rileks untuk pendengarmu, misalnya dengan guyonan yang relevan, atau ambil perhatian mereka dengan bahasa tubuh atau peristiwa yang dramatik.

2) Gunakan kata ganti "personal" (misalnya kita) dalam memberikan presentasi.

3) Lakukan kontak mata dengan pendengar.

(6)

4) Presentasikan topik kamu dengan menggunakan suara yang ramah/akrab, tapi beri variasi sebagai penekanan pada beberapa kata.

5) Gunakan kata/kalimat transisi yang memberitahukan pendengar bahwa kamu akan menuju ke pemikiran yang lain.

6) Berilah pertanyaan-pertanyaan kepada pendengar untuk melibatkan mereka.

7) Ambil kesimpulan sesuai dengan pemikiran/argumentasi yang sudah dipresentasikan.

8) Sisakan waktu untuk pertanyaan, dan mintalah masukkan pada:

isi presentasi (ide-ide berhubungan yang mungkin belum disentuh).

B. MOTIVASI BELAJAR

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar terdiri dari dua kata yang mempunyai pengertian masing-masing. Dua kata tersebut adalah motivasi dan belajar. Dalam pembahasan ini dua kata yang berbeda tersebut saling berhubungan membentuk satu arti. Motivasi belajar merupakan dorongan individu agar belajar dengan baik. Motivasi belajar sangat penting untuk mencapai kesuksesan belajar. Lingkungan sekolah sangat perlu untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik di sekolah melalui program-program yang ditawarkan oleh sekolah (Muh. Fathurrohman & Sulistyorini , 2012 : 140).

Motivasi berasal dari kata “motif”. Menurut M. Ngalim Purwanto (2004 : 60) ialah “segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu”. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.

Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk

mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak.

(7)

Motivasi menurut Moh. Uzber Usman dalam Muh. Fathurrohman

& Sulistyorini (2012 : 140) adalah “suatu proses untuk menggiatkan motif- motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu. Dalam hal belajar motivasi diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa untuk melakukan serangkaian kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melakukan serangkaian kegiatan belajar.

Menurut Mc. Donald dalam Sardiman (2016: 73-74) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011: 148) mengemukakan bahwa Motivasi adalah sutau perubahan energi dari dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Menurut Dimyanti & Mudjiono (2006: 80) “Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar”.

Menurut Kompri (2015: 4) motivasi merupakan suatu dorongan dari dalam individu untuk melakukan suatu tindakan dengan cara tertentu sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Motivasi disini merupakan suatu alat kejiwaan untuk bertindak sebagai daya gerak atau daya dorong untuk melakukan pekerjaan.

Berdasarkan pendapat dari beberapa para ahli di atas maka dapat

penulis simpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan dari dalam

individu untuk melakukan suatu tindakan dengan cara tertentu sesuai

dengan tujuan yang direncanakan. Banyak para ahli yang sudah

mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang

mereka masing-masing namun intinya sama yakni sebagai pendorong yang

mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata

untuk mencapai tujuan tetentu.

(8)

Sedangkan belajar merupakan suatu bentuk perubahan tingkah laku yang terjadi pada seserorang. Berikut ini akan dijelaskan definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli .

a. Slameto (2010: 3), berpendapat bahwa : “Belajar ialah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

b. Menurut Evelin Siregar dkk (2015: 4) belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan individu, individu dengan lingkungan sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya.

c. Muhibbin Syah (2015: 92), mengemukakan bahwa “Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif”.

d. Muh. Fathurrohman & Sulistyorini (2012: 143) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut tidak hanya segi kognitif, tetapi juga afektif bahkan psikomotorik

e. Menurut Abdillah dalam Kompri (2015: 218) belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek- aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.

Berdasarkan pendapat dari beberapa para ahli di atas maka dapat

penulis simpulkan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh

individu untuk memperluas pengetahuan, sikap, kemampuan dan

keterampilan yang diinginkannya. Dengan demikian, pola kegiatan belajar

yang dilakukan siswa merupakan perubahan tingkah laku yang relatif

menetap pada diri seorang yang belajar yang dilalui melalui latihan dan

pengalaman.

(9)

Adapun yang dimaksud motivasi belajar adalah penggerak yang ada dalam diri individu (siswa) yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberi arah kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan yang dikehendaki oleh siswa yang bersangkutan sebagai subyek belajar (Muh.

Fathurrohman & Sulistyorini, 2012 : 143).

Menurut Sardiman A.M. (2016: 75), dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar dapat tercapai”.

Menurut Hamzah B. Uno (2008: 26) motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada pelajar yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.

Sedangkan motivasi belajar menurut Amir Daien dalam Muh.

Fathurrohman & Sulistyorini (2012: 143) adalah “kekuatan-kekuatan atau tenaga-tenaga yang dapat memberikan dorongan kepada kegiatan belajar murid”. Tanpa motivasi siswa tidak akan tertarik dan serius dalam melakukan kegiatan belajar.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah segala sesuatu yang mendorong siswa tidak hanya akan belajar dengan giat tetapi juga menikmatinya. Motivasi adalah syarat mutlak untuk belajar. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat.

2. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Motivasi akan mempengaruhi kegiatan individu untuk mencapai segala sesuatu yang diinginkan dalam segala tindakan. Menurut Dimyati dan Mudjino (2006: 151), menyatakan bahwa dalam belajar motivasi memiliki beberapa fungsi, yaitu :

a. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir.

b. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar c. Mengarahkan kegiatan belajar

d. Membesarkan semangat belajar

(10)

e. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja

Sedangkan menurut Oemar Hamalik dalam bukunya Proses Belajar Mengajar (2013: 161) mengemukakan bahwa fungsi motivasi itu meliputi berikut ini :

a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.

b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan.

c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

Hal tersebut dipertegas oleh Sardiman A.M. dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (2016: 85) yang menyebutkan bahwa motivasi memiliki tiga fungsi, yaitu :

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c. Menyelesaikan perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.

Menurut Winansih dalam Kompri (2015: 237) ada tiga fungsi motivasi dalam belajar diantaranya:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak

dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan

kegiatan yang harus kerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

(11)

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisih perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Menurut Mardianto dalam Kompri (2015: 237 ) Motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi, adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik. Demikian pula apabila seorang anak mengetahui bahwa rangkaian dari niat belajar yang baik, dilakukan dengan baik pula maka ia akan mencapai prestasi yang gemilang. Motivasi memberi alternatif yang tepat bahwa prestasi adalah motivasi belajar bagi anak. Disamping itu, ada juga fungsi-fungsi lain.

Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi.

Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

3. Macam-Macam Motivasi

Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Akan tetapi khusus untuk motivasi belajar, para ahli membedakan motivasi belajar ke dalam dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

a. Motivasi Intrinsik

Menurut Sardiman (2016: 89-91) motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

Menurut Sumadi Suryabata dalam Kompri (2015: 6)

motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang berfungsinya tidak perlu

dirangsang dari luar. Memang dalam diri individu sendiri telah ada

dorongan itu. Misalnya orang yang gemar membaca tidak usah ada

(12)

yang mendorongnya telah mencari sendiri buku-buku untuk dibacanya, orang yang rajin dan bertanggungjawab tidak usah menanti komando sudah belajar secara sebaik-baiknya.

Menurut Dalyono dalam Muh. Fathurrohman & Sulistyorini, 2012: 144) motivasi intrinsik adalah suatu kegiatan/aktivitas yang dimulai dan diteruskan berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

Dorongan ini datang dari “hati sanubari”, umumnya karena kesadaran akan pentingnya sesuatu. Atau dapat juga karena dorongan bakat apabila ada kesesuaian dengan bidang yang dipelajari.

Motivasi itu intrinsik bila tujuannya inheren dengan situasi belajar dan bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung di dalam pelajaran itu. Anak didik tidak akan termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat pujian, nilai yang tinggi, atau hadiah dan lain sebagainya (Syaiful Bahri Djamarah, 2011 : 150).

Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka ia secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Dalam aktivitas belajar, motivasi intrinsik sangat diperlukan, terutama belajar sendiri.

Seseorang yang tidak memiliki motivasi intrinsik sulit sekali melakukan aktivias belajar terus menerus. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu dilatarbelakangi oleh pemikiran yang positif, bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang dibutuhkan dan sangat berguna kini dan masa yang akan datang (Syaiful Bahri Djamarah, 2011: 150).

Adapun hal-hal yang dapat meningkatkan motivasi intrinsik

menurut Indrakusuma dalam Muh. Fathurrohman & Sulistyorini (2012

: 149) antara lain adalah :

(13)

1) Adanya kebutuhan, karena dengan adanya kebutuhan dalam diri individu akan membuat individu yang bersangkutan untuk berbuat dan berusaha.

2) Adanya pengetahuan tentang kemajuannya sendiri, dengan mengetahui hasil prestasinya sendiri, apakah ada kemajuan atau tidak, maka akan mendorong individu yang bersangkutan untuk belajar lebih giat dan tekun lagi.

3) Adanya aspirasi atau cita-cita, dengan adanya cita-cita, maka akan mendorong seseorang untuk belajar terus demi mewujudkan cita-citanya.

b. Motivasi Ekstrinsik

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011: 151) motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.

Muh. Fathurrohman & Sulistyorini (2012 : 149) mengemukakan bahwa motivasi ektrinsik sebagai motivasi yang dihasilkan diluar perbuatan itu sendiri misalnya dorongan yang datang dari orang tua, guru, teman-teman dan anggota masyarakat yang berupa hadiah, pujian, penghargaan maupun hukuman.

Menurut Sumadi Suryabata dalam Kompri (2015: 6) motivasi ekstrinsik, yaitu motif-motif yang berfungsinya karena adanya perangasangan dari luar, misalnya orang belajar giat karena diberi tahu bahwa sebentar lagi akan ada ujian, orang membaca sesuatu karena diberi tahu bahwa hal itu harus dilakukannya sebelum ia dapat melamar pekerjaan dan lain sebagainya.

Menurut Sardiman A.M. (2016: 90-91) motivasi ekstrinsik

adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang

dari luar. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik dapat dikatakan sebagai

bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan

diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak

berkaitan dengan aktivitas belajar. Motivasi ekstrinsik bukan berarti

(14)

motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan.

Motivasi ekstrinsik diperlukan agar anak didik mau belajar.

Berikut ini adalah hal-hal yang dapat meningkatkan motivasi ekstrinsik menurut Indrakusuma dalam Muh. Fathurrohman &

Sulistyorini (2012 : 150) :

1) Ganjaran, Ganjaran dapat menjadikan pendorong bagi siswa untuk belajar lebih baik.

2) Hukuman, Hukuman biarpun merupakan alat pendidikan yang tidak menyenangkan, namun demikian dapat juga menjadi alat motivasi, alat pendorong untuk membuat siswa lebih giat belajar, agar siswa tersebut tidak lagi memperoleh hukuman.

3) Persaingan atau kompetensi, dengan adanya kompetensi maka dengan sendirinya akan menjadi pendorong bagi siswa untuk lebih giat belajar agar tidak kalah bersaing dengan teman- temannya.

Dari uraian di atas, baik motivasi intrinsik maupun motivasi eksrtinsik perlu digunakan dalam proses belajar mengajar. Motivasi sangat diperlukan guna menumbuhkan semangat dalam belajar. Dengan motivasi, siswa dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Karena itu motivasi terhadap pelajaran itu perlu dibangkitkan oleh guru sehingga para siswa mau dan ingin belajar. Guru dapat melakukan hal tersebut dengan mencari perhatian siswa ketika memulai pelajaran.

4. Faktor Penyebab Motivasi

Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa.

Dimyanti dan Mudjiono dalam Kompri (2015: 231-232)

mengemukakan beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi dalam

belajar, yakni :

(15)

a. Cita-cita dan aspirasi siswa. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar siswa baik intrisik maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.

b. Kemampuan siswa. Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan dalam pencapaiannya.

Kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.

c. Kondisi siswa. Kondisi siswa yag meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit akan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya, seorang siswa yang sehat akan mudah memusatkan perhatian dalam belajar.

d. Kondisi lingkungan siswa. Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan bermasyarakat. Kondisi lingkungan sekolah yang sehat, lingkungan yang aman, tenteram, tertib, dan indah, akan meningkatkan semangat motivasi belajar yang lebih kuat bagi para siswa.

Menurut Sardiman (2016: 152) motivasi bisa ditumbuhkan sejak awal mungkin, karena itu motivasi tidak lahir dengan sendirinya. Untuk mendapatkan hasil belajar yang tinggi diperlukan adanya motivasi belajar yang tinggi dari diri sendiri, sehingga belajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait satu dengan yang lainnya. Faktor tersebut adalah faktor yang ada pada diri individu dan faktor yang ada di luar individu atau dikenal dengan faktor sosial.

Dalam hal ini Amir Daien dalam Sardiman (2016: 153) mengemukakan tiga hal yang mempengaruhi motivasi intrinsik, yaitu:

a. Adanya kebutuhan

Pada hakikatnya semua tindakan yang dilakukan manusia adalah untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh sebab itu, kebutuhan dapat dijadikan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa.

b. Adanya pengetahuan tentang kemajuannya sendiri

(16)

Dengan mengetahui kemajuan yang telah diperoleh, berupa prestasi dirinya apakah sudah mengalami kemajuan atau sebaliknya mengalami kemunduran, maka hal ini dapat dijadikan faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Siswa akan terus berusaha meningkatkan intensitas belajarnya agar prestasinya juga terus meningkat.

c. Adanya aspirasi atau cita-cita

Aspirasi atau cita-cita dalam belajar merupakan tujuan hidup siswa, hal ini merupakan pendorong bagi seluruh kegiatan dan pendorong bagi belajarnya.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik menurut Amir Daien Indrakusuma dalam Sardiman (2016: 153) yaitu:

a. Ganjaran

Ganjaran adalah alat pendidikan represif yang bersifat positif.

Ganjaran diberikan kepada siswa yang telah menunjukan hasil- hasil, baik dalam pendidikannya, kerajinannya, tingkah lakunya maupun prestasi belajarnya.

b. Hukuman

Hukuman adalah alat pendidikan yang tidak menyenangkan dan alat pendidikan yang bersifat negatif. Namun dapat juga menjadi alat untuk mendorong siswa agar giat belajar.

c. Persaingan atau kompetisi

Persaingan atau kompetisi digunakan sebagai alat mendorong kegiatan belajar siswa. Persaingan baik individu aupun kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar. Dengan adanya persaingan, maka secara otomatis seorang siswa atau sekelompok siswa akan lebih giat dalam belajar.

5. Indikator Motivasi Belajar

Menurut Sardiman A.M (2016: 83) ciri-ciri seseorang yang memiliki motivasi adalah sebagai berikut :

a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam

waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

(17)

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (misalnya masalah pembangunan, agama, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindakan kriminal, amoral, dan sebagainya)

d. Lebih senang belajar mandiri, misalnya siswa tidak pernah mencontek.

e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). Jadi dalam hal ini siswa suka hal-hal kreatif.

f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).

g. Tidak mudah melepas hal yang diyakini

h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal soal

Adapun Hamzah B. Uno (2008: 23) mengklasifikasikan indikator motivasi belajar sebagai berikut:

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan.

d. Adanya penghargaan dalam belajar.

e. Adanya kegiataan yang menarik dalam belajar.

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik.

Berdasarkan pendapat dari beberapa di atas, maka dapat diambil kesimpulan secara umum mengenai indikator motivasi belajar yaitu:

a. adanya ketekunan dalam belajar;

b. ulet dalam menghadapi kesulitan;

c. adanya harapan dan cita-cita

d. menunjukkan minat dan ketajaman perhatian dalam belajar;

(18)

e. berprestasi dalam belajar,

f. lingkungan belajar yang kondusif, dan g. mandiri dalam belajar.

6. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar

Menurut Gage & Berliner (dalam Kompri, 2015: 235) menyarankan sejumlah cara untuk meningkatkan motivasi siswa tanpa harus melakukan reorganisasi kelas secara besar-besaran, yaitu:

a. Pergunakan pujian verbal;

b. Pergunakan tes dan nilai secara bijaksana;

c. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa dan keinginannya untuk mengadakan eksplorasi;

d. Merangsang hasrat siswa untuk belajar;

e. Menggunakan materi-materi yang sudah dikenal sebagai contoh agar siswa lebih mudah dalam memahaminya;

f. Terapkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam konteks yang unik dan luar biasa, agar siswa lebih terlibat dalam pembelajaran;

g. Meminta pada siswa untuk mempergunakan hal-hal yang sudah dipelajari sebelumnya;

h. Pergunakan simulasi dan permainan;

Sedangkan menurut Sardiman (2016: 92) ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu:

a. Memberi angka, angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya yang baik.

b. Hadiah, hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi. Dengan memberi hadiah kepada siswa yang dapat melakukan kegiatan belajar dengan baik akan membuat siswa tersebut merasa senang dan akan termotivasi lagi untuk belajar yang lebih baik lagi.

c. Saingan/kompetisi, dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk

mendorong siswa. Hal ini berarti, dengan adanya kompetisi baik

(19)

individual maupun kelompok dapat mendorong siswa untuk belajar lebih baik dari pada yang lain agar mendapat hasil belajar yang maksimal.

d. Ego-involement, menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga ia bekerja keras mengerjakannya, merupakan salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan bagi siswa, untuk itu siswa akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai hasil yang maksimal.

e. Memberi ulangan, para siswa akan menjadi giat belajar jika mengetahui akan diadakan ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan juga merupakan sarana motivasi belajar siswa.

f. Mengetahui hasil, saat siswa mengetahui hasil belajarnya meningkat, maka ada motivasi dalam diri siswa untuk terus belajar, dengan harapan hasilnya akan terus meningkat.

g. Pujian, adalah bentuk reinforcement yang positif sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, pemberian pujiannya harus tepat. Pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah siswa dalam belajar.

h. Hukuman, sebagai reinforcement yang negatif. Tetapi apabila diberikan secara tepat dan bijaksana biasa menjadi alat motivasi bagi siswa.

i. Hasrat untuk belajar, berarti pada diri siswa itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga tentu hasil yang diperoleh juga akan lebih maksimal dibandingkan dengan siswa yang tidak mempunyai hasrat untuk belajar.

j. Minat, motivasi erat hubungannya dengan minat. Motivasi muncul

karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau

minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar akan

berjalan lancar jika disertai dengan minat.

(20)

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa cara untuk menumbuhkan atau membangkitkan motivasi belajar siswa.

Cara-cara tersebut dapat dikembangkan dan diarahkan sesuai dengan keadaan siswa sehingga mendapatkan hasil belajar yang lebih maksimal.

C. Urgensi Penggunaan Media Power Point dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

1. Pemanfaatan Media Power Point dalam Pembelajaran

Kemajuan teknologi modern adalah salah satu faktor yang turut mempengaruhi pembaharuan yang pesat berlaku dalam dunia pendidikan.

Peranan teknologi semakin dirasakan oleh berbagai bidang termasuk pendidikan. Dalam bidang pendidikan, pemerintah dan masyarakat umum telah memberikan perhatian yang mendalam tentang kemajuan teknologi modern, karena sangat disadari, peranan dan fungsi kemajuan teknologi dalam memajukan dunia pendidikan. Teknologi dapat membantu tercapainya tujuan pendidikan, sehingga proses pembelajaran akan lebih menarik dan bermakna (Munir, 2012: 139).

Teknologi multimedia telah hadir dihadapan kita, tinggal bagaimana memanfaatkannya secara optimal untuk memajukan dunia pendidikan. Ada beberapa manfaat multimedia dalam proses belajar mengajar. Multimedia dapat digunakan untuk membantu pendidik dalam menjelaskan suatu konsep yang sulit dijelaskan tanpa bantuan muultimedia. Pemanfaatan teknologi multimedia dapat membangkitkan motivasi belajar peserta didik, karena adanya multimedia membuat presentasi pembelajaran menjadi lebih menarik (Munir, 2012: 141).

Proses pembelajaran pada awalnya adalah dengan ceramah dari pendidik dengan bantuan peralatan papan tulis, kapur, gambar, atau model.

Kemudian teknologi berkembang menjadikan pendidik bisa memberikan

materi pembelajaran dengan memanfaatkan multimedia, salah satunya

yaitu media presentasi atau dikenal dengan program Microsoft office

powerpoint (Munir, 2012: 162).

(21)

Microsoft office powerpoint merupakan program aplikasi prsentasi yang populer dan paling banyak digunakan saat ini untuk berbagai kepentingan presentasi, baik pembelajaran, presentasi produk, meeting, seminar, lokakarya dan sebagainya (Ruman dkk, 2013: 295).

Microsoft office powerpoint merupakan pengembangan dari versi sebelumnya. Program ini menjadi lebih mudah untuk membuat dan menggunakannya dengan fasilitas integrasi ke internet menjadi lebih mudah dan cepat. Selain itu program Microsoft office powerpoint dapat diintegrasikan dengan Microsoft office lainnya seperti Word, Excel, Access dan sebagainya (Ruman dkk, 2013: 295).

Menurut Hendri (2017: 1) aplikasi Microsoft office powerpoint ini pertama kali dikembangkan oleh Bob Gaskins dan Dennis Austin sebagai presenter untuk perusahaan bernama Forethougt,Inc yang kemudian mereka ubah namanya menjadi powerpoint. Pada tahun 1987, powerpoint versi 1.0 dirilis, dan komputer yang didukungnya adalah Apple Macintosh.

Power Point kala itu masih menggunakan warna hitam/putih, yang membuat teks dan grafik untuk transfaransi Over Head Proyektor (OHP).

Pada umumnya, Microsoft office powerpoint digunakan untuk presentasi dalam clasiccal learning, karena Microsoft office powerpoint merupakan program aplikasi yang digunakan untuk kepentingan presentasi. Berdasarkan pola penyajian yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa Microsoft office powerpoint digunakan untuk presentasi dalam classical learning disebut personal presentation.

Microsoft office powerpoint pada pola penyajian ini digunakan sebagai alat bantu bagi guru menyanmpaikan materi dan kontrol pembelajaran terletak pada guru (Rusman dkk, 2013: 301).

Penggunaan perangkat lunak perancang presentasi seperti Microsoft office powerpoint yang dikembangkan oleh Microsoft inc”

Corel Presentation memungkinkan presentasi dikemas dalam bentuk

multimedia yang dinamis dan menarik. Perkembangan perangkat lunak

tersebut didukung oleh sejumlah perangkat keras penunjangnya. Salah satu

produk yang paling berpengaruh dalam penyajian presentasi digital saat ini

(22)

adalah perkembangan monitor, serta perkembangan proyektor digital yang memungkinkan bahan presentasi dapat disajikan secara digital untuk berbagai macam-macam kepentingan dalam berbagai situasi dan kondisi serta ukuran ruang dan berbagai karakteristik audience (Rusman dkk, 2013: 297).

2. Peran Media Power Point dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Azhar Arsyad (2016: 29) menjelaskan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya.

Dewasa ini peranan multimedia dalam proses pembelajaran telah membawa dampak yang positif terhadap pemahaman siswa yang cepat dalam memahami materi pelajaran. Selain itu, teknologi multimedia membantu menyediakan cara yang unik untuk peserta didik agar lebih aktif dalam pembelajaran, dan menjelaskan konten rekayasa dengan cara yang berbeda dari metode tradisional (Munir, 2012 : 109).

Salah satu tekonogi multimedia yang banyak digunakan dalam proses pembelajaran saat ini adalah Microsoft power point. Menurut Mardi dkk (2007: 69) Microsoft Power Point adalah salah satu program aplikasi dari Microsoft yang dapat digunakan untuk melakukan presentasi, baik untuk melakukan sebuah rapat maupun perencanaan kegiatan lain termasuk digunakan sebagai media pembelajaran di sekolah.

Beberapa hal yang menjadikan media ini menarik digunakan sebagai alat presentasi adalah menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik, dan sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi sesuai dengan modalitas belajar siswa. Program ini dapat mengakomodasi siswa yang memiliki tipe visual, auditif, maupun kinestetik (Rusman dkk, 2013: 297).

Pada penyajian ini Microsoft power point dapat dirancang khusus

untuk pembelajaran individual yang bersifat interaktif meskipun kadar

interaktifnya tidak terlalu tinggi, namun Microsoft power point mampu

menampilkan feedback yang sudah diprogram (Rusman dkk, 2013: 302).

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan terhadap dimensi meja dan kursi sekolah pada SD ABC, terdapat beberapa ketidaksesuaian dimensi dari kedua jenis meja

Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan kondisi penandaan yang optimal sehingga diperoleh efisiensi penandaan yang tinggi sehingga 99m Tc-CTMP yang dihasilkan

İqtisadi informatika fənnindən seminarda həll olunmuş misallar və onların..

Dalam keadaan yang rumit mengenai tata nama tumbuhan itu akhirnya pada tahun 1867 terciptalah aturan mengenai pemberian nama kepada tumbuhan yang merupakan

Yang paling sering ditemukan adalah masyarakat yang tinggal di paling atas membuang sampah mereka begitu saja ke saluran air atau membakar sampah mereka begitu saja ke saluran

Pejabat/dosen/tenaga kependidikan yang membina kegiatan kemahasiswaan berhak melakukan pendampingan di organisasi mahasiswa berdasarkan surat keputusan Rektor; (10)

a) Laju pembakaran biobriket paling cepat adalah pada komposisi biomassa yang memiliki banyak kandungan volatile matter (zat-zat yang mudah menguap). Semakin banyak

[r]