• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user 50 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama di kota Madiun. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap tahun pelajaran 2013/2014.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Eksperimentasi model pembelajaran dilaksanakan dalam 8 pertemuan. Adapun rinciannya disajikan dalam Tabel 7 berikut:

Tabel 7. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan

Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni 1 Tahap Perencanaan

- Pengajuan judul - Penyusunan

proposal - Penyusunan

instrumen - Seminar

proposal

- Pengajuan ijin penelitian

2 Tahap Pelaksanaan - Penelitian 3 Tahap Penyelesaian

- Analisis data

- Penyusunan

(2)

commit to user B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu dan analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2013: 14). Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian quasi experimental. Metode ini digunakan karena peneliti tidak dapat mengontrol variabel-variabel luaran yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Maka dari itu pada penelitian ini, peneliti bermaksud memberikan perlakuan terhadap sampel berupa penggunaan model pembelajaran NHT dengan pendekatan CTL pada kelas eksperimen I, model pembelajaran NHT pada kelas eksperimen II dan model pembelajaran langsung pada kelas kontrol dan meneliti efek perlakuan tersebut.

Selain penggunaan model pembelajaran, penelitian ini juga akan membedakan tipe kecerdasan majemuk siswa. Tipe yang digunakan adalah kecerdasan bahasa, logis-matematis, interpersonal, dan spasial.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri di kota Madiun tahun pelajaran 2013/2014.

Adapun daftar nama sekolah terdapat pada Tabel 9.

2. Sampel

Pada penelitian ini, sampel yang digunakan adalah siswa kelas VIII yang diambil dari tiga sekolah yang kategorinya berbeda yaitu SMP Negeri 1 Madiun, SMP Negeri 13 Madiun, dan SMP Negeri 9 Madiun masing-masing tiga kelas, dua kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

stratisfied cluster random sampling. Prosedur pengambilan sampel dengan

menggunakan teknik ini adalah dengan menstrata populasi terlebih dahulu.

(3)

commit to user

Aturan yang digunakan untuk menstrata populasi tersebut adalah seperti pada Tabel 8 berikut:

Tabel 8. Kriteria Penstrataan Populasi

Kriteria Tingkat

 2

1

X

Tinggi

2

1 2

1

X

Sedang

2

1

X

Rendah

Keterangan: X : nilai rata-rata UN;  : rerata populasi;  ; deviasi standar populasi.

Dengan menggunakan data nilai rata-rata ujian nasional matematika tahun 2013, maka diperoleh Tabel 9 sebagai berikut:

Tabel 9. Daftar Nama dan Pengkategorian Sekolah

No Nama Sekolah Nilai (X) Rangking Tingkatan

1 SMP Negeri 1 Madiun 9,11 1 Tinggi

2 SMP Negeri 2 Madiun 8,82 2 Tinggi

3 SMP Negeri 3 Madiun 7,99 3 Tinggi

4 SMP Negeri 5 Madiun 7,86 4 Tinggi

5 SMP Negeri 4 Madiun 7,64 5 Sedang

6 SMP Negeri 6 Madiun 7,58 6 Sedang

7 SMP Negeri 12 Madiun 7,41 7 Sedang

8 SMP Negeri 13 Madiun 7,03 8 Sedang

9 SMP Negeri 7 Madiun 6,93 9 Sedang

10 SMP Negeri 8 Madiun 6,51 10 Rendah

11 SMP Negeri 9 Madiun 6,30 11 Rendah

12 SMP Negeri 11 Madiun 6,23 12 Rendah

13 SMP Negeri 10 Madiun 6,05 13 Rendah

14 SMP Negeri 14 Madiun 5,61 14 Rendah

Mean (µ)

7,22

Deviasi Standar (σ)

1,03

Kemudian dipilih secara acak satu sekolah dari masing-masing tingkatan.

Dari sekolah yang terpilih, diambil tiga kelas secara acak yang akan dijadikan

kelas eksperimen I, eksperimen II dan kelas kontrol.

(4)

commit to user

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Terikat

Pada penelitian ini, variabel terikat yang digunakan adalah prestasi belajar matematika.

a. Definisi operasional: prestasi belajar matematika adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika dan ditunjukkan dengan nilai dari tes yang diberikan oleh guru.

b. Skala pengukuran: skala interval.

c. Kategori: nilai tes prestasi belajar matematika pada materi bangun ruang sisi datar.

d. Simbol: X.

2. Variabel Bebas

a. Model dan pendekatan pembelajaran

1) Definisi operasional: model pembelajaran adalah cara yang digunakan sebagai suatu prosedur dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam penelitian ini model yang dimaksud adalah model pembelajaran NHT dengan pendekatan CTL, model pembelajaran NHT dan model pembelajaran langsung.

2) Skala pengukuran: skala nominal.

3) Kategori: perlakuan model pembelajaran NHT dengan pendekatan CTL dikenakan pada kelas eksperimen I, model pembelajaran NHT tanpa pendekatan CTL dikenakan pada kelas eksperimen II dan model pembelajaran langsung dikenakan pada kelas kontrol.

4) Simbol: α

i

untuk setiap i = 1, 2, 3.

b. Kecerdasan majemuk

1) Definisi operasional: kecerdasan majemuk adalah kemampuan komputasi, kemampuan untuk memproses jenis informasi tertentu yang berasal dari faktor biologis dan psikologis manusia meliputi kecerdasan bahasa, logis-matematis, interpersonal, dan spasial.

2) Skala pengukuran: skala interval yang kemudian diubah ke skala

nominal. Cara yang digunakan adalah dengan menghitung total skor

(5)

commit to user

dari masing-masing tipe dan menentukan tipe kecerdasan majemuk dari skor tertinggi.

3) Kategori: bahasa, logis-matematis, interpersonal, dan spasial.

4) Simbol: β

j

untuk setiap j = 1, 2, 3, 4.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data nilai awal dari siswa yang akan digunakan untuk uji keseimbangan. Data tersebut berupa nilai murni ujian akhir semester gasal siswa SMP Negeri kelas VIII.

2. Metode Tes

Metode tes digunakan untuk memperoleh data prestasi belajar matematika. data tersebut diperoleh dari nilai tes matematika pada materi bangun ruang sisi datar.

3. Metode Angket

Metode angket digunakan untuk mengetahui tipe kecerdasan dari siswa.

Metode yang dilakukan adalah dengan memberikan pernyataan-pernyataan dalam bentuk pilihan ganda untuk ditanggapi oleh siswa.

F. Instrumen Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Tes

Pada penelitian ini soal tes yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa adalah 25 butir soal pilihan ganda. Adapun prosedur yang digunakan untuk membuat instrumen tes adalah sebagai berikut:

a. Menentukan jumlah dan bentuk soal yang akan dibuat yaitu sebanyak 35 soal berbentuk pilihan ganda.

b. Mengidentifikasi bahan-bahan yang telah diberikan beserta indikator-

indikator dari kompetensi dasar yang diukur.

(6)

commit to user

c. Membuat kisi-kisi sesuai dengan materi yang digunakan yaitu bangun ruang sisi datar.

d. Membuat soal berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat beserta kunci jawabannya.

e. Menguji, menganalisis dan menentukan soal tes yang memenuhi kriteria.

f. Menetapkan instrumen tes yang memenuhi kriteria sebanyak 25 soal dan melakukan tes prestasi belajar.

2. Angket

Pada penelitian ini, jumlah pertanyaan yang dibuat pada angket adalah 80 butir. Pertanyaan-pertanyaan pada angket tersebut telah dibagi berdasarkan tipe kecerdasan majemuk sehingga pada setiap tipe terdapat 20 pertanyaan.

Sebelum dilakukan pengisian angket, angket tersebut diujicobakan terlebih dahulu. Setelah diuji coba dipilih 60 butir penyataan yang memenuhi kriteria dimana jumlah butir pernyataan pada masing-masing tipe kecerdasan majemuk sebanyak 15 butir pernyataan.

Setelah pengisian angket dilakukan, siswa akan mendapatkan skor dari tiap-tiap tipe kecerdasan majemuk. Tipe kecerdasan majemuk yang mendapatkan skor tertinggi merupakan ditentukan sebagai tipe kecerdasan majemuk dari siswa tersebut. Jika ada siswa yang memiliki skor sama pada dua atau lebih tipe kecerdasan majemuk, maka siswa tersebut dimasukkan dalam tipe kecerdasan majemuk yang memiliki jumlah subjek paling sedikit.

Hal ini bertujuan agar diperoleh proporsi yang sama dari masing-masing tipe kecerdasan majemuk. Di sisi lain, jika jumlah subjek dan proporsi dari masing-masing tipe kecerdasan majemuk sudah sama, maka dilakukan pengundian untuk menentukan tipe kecerdasan majemuk dari siswa tersebut.

G. Uji Coba Instrumen

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah tes dan angket.

Sebelum kedua instrumen digunakan, terlebih dahulu instrumen tersebut

diujicobakan untuk mengetahui kevalidan instrumen tersebut. Analisis yang

digunakan adalah sebagai berikut:

(7)

commit to user 1. Analisis Instrumen Tes

a. Uji validitas isi

Agar tes prestasi belajar mempunyai validitas isi, maka hal yang perlu diperhatikan adalah 1) tes harus merupakan sampel yang representatif untuk mengukur sampai seberapa jauh tujuan pembelajaran tercapai ditinjau dari materi yang diajarkan maupun proses belajar, 2) titik berat bahan yang harus diujikan harus seimbang dengan titik berat bahan yang telah diajarkan, 3) tidak diperlukan pengetahuan lain yang tidak atau belum diajarkan untuk menjawab soal-soal ujian dengan benar.

Pada penelitian ini, soal tes prestasi belajar matematika diuji validitasnya oleh seorang validator. Kriteria yang digunakan untuk menguji validitas isi tes prestasi belajar adalah 1) kesesuaian antara butir tes dengan kisi- kisi, 2) kesesuaian antara materi butir tes dengan indikator yang diukur, 3) siswa dapat memahami kalimat pada butir tes, 4) kalimat soal pada butir tes tidak memberikan intepretasi ganda, 5) butir tes bukan termasuk kategori mudah atau terlalu sukar.

b. Tingkat Kesukaran Soal

Analisis tingkat kesukaran soal digunakan untuk mengetahui seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Analisis tersebut menggunakan rumus sebagai berikut:

N P

n

i

(Saifuddin Azwar, 2012b: 134) Keterangan:

P : tingkat kesukaran

n

i

: banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar N : banyaknya siswa yang menjawab soal

Klasifikasi indeks tingkat keseukaran adalah sebagai berikut:

a)

0,00P0,30

(sukar)

(8)

commit to user b)

0,30P0,70

(sedang)

c)

0,70P1,00

(mudah)

Kriteria soal yang dipakai pada penelitian ini adalah soal dengan tingkat kesukaran sedang. Nilai P yang digunakan adalah

70 , 0 30

,

0 P

. c. Daya Pembeda

Analisis daya pembeda digunakan untuk mengetahui sejauh mana butir soal dapat membedakan siswa yang sudah menguasai materi dengan yang kurang menguasai materi. Analisis menggunakan rumus sebagai berikut:

R iR T iT

N n N d

n

(Saifuddin Azwar, 2012b: 138) Keterangan:

d : daya pembeda

n

iT

: banyaknya penjawab soal dengan benar dari kelompok atas N

T

: banyaknya penjawab soal dari kelompok atas

n

iR

: banyaknya penjawab soal dengan benar dari kelompok bawah N

R

: banyaknya penjawab soal dari kelompok bawah

Subjek yang digunakan untuk analisis daya pembeda adalah 27%

subjek dengan nilai tertinggi yang disebut kelompok atas dan 27% subjek dengan nilai terendah yang disebut kelompok bawah. Kriteria daya pembeda yang digunakan adalah ketika nilai d ≥ 0,3.

d. Reliabilitas

Analisis reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen. Analisis yang dilakukan menggunakan rumus KR-20. Hal ini dikarenakan soal yang dibuat berbentuk pilihan ganda. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:





 

 

 

 

11 2

) 1 1 (

1 s

p p k

r k

(9)

commit to user dengan,

 

1

2 2 2

   

n n

X X

s n

(Saifuddin Azwar, 2012a: 187) Keterangan:

r

11

: Koefisien reliabilitas k : banyak butir soal

p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah s : deviasi standar jumlah subjek yang menjawab benar

Instrumen dianggap reliabel jika nilai r

11

> 0,7.

2. Analisis Instrumen Angket a. Validitas isi

Analisis validitas isi digunakan untuk mengetahui apakah angket yang telah dibuat valid atau tidak. Analisis pada angket dilakukan oleh validator. Validator tersebut dipilih oleh peneliti.

Jika angket sudah valid, maka angket dapat digunakan. Jika angket tidak valid maka akan diperbaiki sesuai dengan saran dari validator.

b. Reliabilitas

Analisis reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen. Analisis yang dilakukan menggunakan rumus alpha sebagai berikut:





 



 

 

2 2

11

1

1

t

i

s s k

r k

(Saifuddin Azwar, 2012a: 187) Keterangan:

r

11

: Koefisien reliabilitas k : banyak butir angket

si

: deviasi standar butir ke-i, i = 1, 2, ..., k (k ≤ n)

s

t

: deviasi standar skor total yang diperoleh subjek

(10)

commit to user

Angket dianggap reliable jika nilai r

11

> 0,7.

c. Konsistensi Internal

Butir-butir dalam angket harus mengukur hal yang sama dan menunjukkan kecenderungan yang sama pula. Uji konsistensi internal dilakukan untuk mengetahui konsistensi internal dari masing-masing butir pada angket. Hal tersebut ditunjukkan dengan korelasi antar skor butir dengan skor total. Maka dari itu digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:

  

 

2

2

 

2

2

Y Y

N X X

N

Y X XY

rxy N

(Zaenal Arifin, 2011: 254) Dalam penelitian ini, butir angket dapat digunakan jika memiliki indeks konsistensi internal r

xy

≥ 0,30.

H. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi normal atau tidak. Karena data yang diperoleh merupakan data tunggal, maka uji normalitas yang digunakan menggunakan metode Lilliefors. Adapun prosedurnya adalah sebagai berikut:

1) Hipotesis

H

0

: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H

1

: sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal 2) Taraf signifikan a = 0,05

3) Statistik uji yang digunakan L = Maks |F(z

i

) – S(z

i

)| dengan

s X zi Xi

,

(11)

commit to user

F(z

i

) = P(Z ≤ z

i

), Z~ N(0,1), dan S(z

i

) = proporsi cacah z ≤ z

i

terhadap seluruh z

i

.

4) Komputasi

 

) 1 (

2 2

n n

X X

s n

5) Daerah Kritis DK = {L|L > L

(a,n)

} 6) Keputusan Uji

H

0

diterima jika L

obs

 DK H

0

ditolak jika L

obs

DK 7) Kesimpulan

H

0

diterima : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

H

0

ditolak : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

(Budiyono, 2013: 170) b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah variansi- variansi dari sejumlah populasi sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan menggunakan metode Bartlett. Adapun prosedurnya adalah sebagai berikut:

1) Hipotesis

2 2

2 2 1

0

: ....

k

H

 

1

:

H Tidak semua variansi sama 2) Tingkat signifikansi:

 0,05

3) Statistik Uji

2

2

2 , 303 log log

j

j

s

f RKG c f

4) Komputasi

(12)

commit to user

C =





 

k

f f

j

1 1 ) 1 ( 3

1 1 ; RKG =

 

j j

f SS ;

SS

j

=

2

   

2 j

1

2j j

j

j

n S

n

X

X

 

 

5) Daerah Kritis

DK = {

2

/

2

2;(k1)

}, dengan k adalah ukuran sampel dan nilai 

2;(k1 )

dapat dilihat pada tabel nilai kritik uji 

2

.

6) Keputusan Uji

H

0

diterima jika

2obs

 DK H

0

ditolak jika

2obs

DK 7) Kesimpulan

H

0

diterima, ini berarti variansi dari populasi sama.

H

0

ditolak, ini berarti variansi dari populasi tidak sama.

(Budiyono, 2013: 176) 2. Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang seimbang atau tidak. Prosedur ujinya adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis

3 2 1

0

:     

H

1

:

H Paling sedikit ada dua rerata yang tidak sama b. a = 0,05

c. Statistik uji

Komponen jumlah kuadrat (1)

N

G2

; (2)

j i

X

ij .

2

; (3)

j j

j

n T

2

Jumlah Kuadrat:

JKA = (3) – (1)

JKG = (2) – (3)

JKT = JKA + JKG

(13)

commit to user Derajat Kebebasan:

dkA = k - 1

dkG = N - k dkT = N - 1 Rataan Kuadrat:

RKA = dkA

JKA ; RKG = dkG JKG .

Statistik Uji:

F = RKG RKA .

d. Daerah Kritis

DK = {F | F > F

0,05;(k-1),(N-k)

} e. Rangkuman anava satu jalan

Tabel 10. Rangkuman Analisis Varian Satu Jalan

Sumber

JK Dk RK Fobs Fα

Kelas(A) JKA k-1 RKA F

obs

F

α

Galat JKG N-k RKG - -

Total JKT N-1 - - -

(Budiyono, 2013: 199-200) f. Keputusan Uji

H

0

diterima jika F

obs

 DK H

0

ditolak jika F

obs

DK g. Kesimpulan

H

0

diterima : Sampel berasal dari populasi yang seimbang.

H

0

ditolak : Sampel tidak berasal dari populasi yang seimbang.

3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Prosedur ujinya adalah sebagai berikut:

a. Model

X

ijk

=  + 

i

+ 

j

+ ()

ij

+ 

ijk

dengan:

X

ijk

: data (nilai) ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j.

(14)

commit to user

μ : rerata dari seluruh data (rerata besar, grand mean).

i

= μ

i.

– μ, efek baris ke-i pada variabel terikat.

j

= μ.

j

– μ, efek baris ke-j pada variabel terikat.

()

ij

= μ

ij

– (μ + 

i

+ 

j

)

ijk

: deviasi data X

ijk

terhadap rataan populasinya (μ

ij

) yang berdistribusi normal dengan rataan 0.

i = 1, 2, 3; dengan 1 adalah model pembelajaran NHT dengan pendekatan CTL, 2 adalah model pembelajaran NHT dan 3 adalah model pembelajaran langsung.

j = 1, 2, 3, 4; dengan: 1 adalah bahasa, 2 adalah logis-matematis, 3 adalah interpersonal, dan 4 adalah spasial.

k = 1, 2, 3,..., n

ij

: banyaknya data amatan pada sel ke-ij.

b. Hipotesis

H

oA

: α

i

= 0 untuk setiap i = 1, 2, 3

H

1A

: paling sedikit ada satu α

i

yang tidak nol H

oB

:

j

= 0 untuk setiap j = 1, 2, 3, 4

H

1B

: paling sedikit ada satu 

j

yang tidak nol H

oAB

: (α)

ij

= 0 untuk setiap i = 1, 2 dan j = 1, 2, 3, 4 H

1AB

: paling sedikit ada satu (α)

ij

yang tidak nol c. Tingkat signifikan : α = 5%

d. Komputasi

Komponen jumlah kuadrat.

(1) = Pq G

2

; (2) = 

j i,

SS

ij

; (3) = 

i 2 i

a A ;

(4) = 

j 2 j

p

B ; (5) = 

j i,

2

AB

ij

.

Jumlah kuadrat.

(15)

commit to user JKA = n

h

     3

1 

JKB = n

h

     4

1 

JKAB= n

h

         1

5

3

4 

JKG = (2)

JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG Derajat Kebebasan

dkA = p – 1 dkB = q – 1

dkAB = (p – 1) (q – 1) dkG = N – pq

dkT = N – 1 Rataan Kuadrat RKA =

dkA

JKA ; RKB = dkB

JKB ; RKAB = dkAB

JKAB ; RKG = dkG JKG .

e. Statistik Uji F

a

=

RKG

RKA ; F

b

= RKG

RKB ; F

ab

= RKG RKAB .

f. Daerah Kritis

Daerah Kritis untuk F

a

adalah DK = {F | F > F

; p-1, N-pq

} Daerah Kritis untuk F

b

adalah DK = {F | F > F

; q-1, N-pq

} Daerah Kritis untuk F

ab

adalah DK = {F | F > F

; (p-1) (q-1), N-pq

} g. Rangkuman analisis varian dua jalan

Tabel 11. Rangkuman Analisis Varian Dua Jalan

Sumber

JK Dk RK Fobs Fα

Baris (A) JKA p-1 RKA F

a

F*

Kolom (B) JKB q-1 RKB F

b

F*

Interaksi (AB) JKAB (p-1)(q-1) RKAB F

ab

F*

Galat JKG N-pq RKG - -

Total JKT N-1 - - -

Keterangan:

F

*

: Nilai F yang diperoleh dari tabel

(Budiyono, 2013: 228-231)

(16)

commit to user 4. Uji Lanjut Pasca Anava

Uji lanjut pasca anava dilakukan menggunakan metode Scheffe’.

Adapun uji yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Komparasi Rerata Antar Baris

Uji Shceffe’ untuk komparasi rerata antar kolom adalah:

 





 

 

j.

i.

2 . . j.

- i.

n 1 n RKG 1

X

F X

i j

Daerah kritisnya adalah DK = {F | F > (p – 1) F

α;p-1,N-pq

}.

b. Komparasi Rerata Antar Kolom

Uji Shceffe’ untuk komparasi rerata antar kolom adalah:

 





 

 

.j i.

. 2 . . j

. .i

n 1 n RKG 1

X

F X

i j

Daerah kritisnya adalah DK = {F | F > (q – 1) F

α;q-1,N-pq

}.

c. Komparasi Rerata Antar Sel Pada Kolom yang Sama

Uji Shceffe’ untuk komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama adalah:

 





 

 

kj ij

2

j ij

n 1 n RKG 1

X

F

k

X

ij kj

Daerah kritisnya adalah DK = {F | F > (pq-1) F

α;pq-1,N-pq

}.

d. Komparasi Rerata Antar Sel Pada Baris yang Sama

Uji Shceffe’ untuk komparasi rataan antar sel pada baris yang sama

adalah:

(17)

commit to user

 





 

 

ik ij

2

ik ij

n 1 n RKG 1

X

F X

ij ik

Daerah kritiknya adalah DK = {F | F > (pq – 1) F

α;pq-1,N-pq

}.

(Budiyono, 2013: 215-217)

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat beberapa faktor penyebab kejadian anemia yang dialami remaja yaitu kurangnya pengetahuan anemia dan asupan gizi sehingga mempengaruhi pemilihan dalam konsumsi makanan yang

Bahasa Inggris 21 ASTO WISANG GENI

Berbeda halnya ketika pembeli itu datang lebih dahulu dari pada pembeli, mengenai maksudnya yaitu membeli, maka ketika seorang makelar mempertemukan keduanya

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa identifikasi terhadap kemiringan (slope) kurva pengukuran sumber radiasi dapat digunakan untuk menetapkan ambang batas alarm

Melalui jenis penelitian ini, peneliti akan saling mengaitkan variabel- variabel sosial yang digali secara langsung di lapangan untuk dapat mengetahui bagaimana upaya yang

Metode kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti populasi suatu sampel tertentu, pengumpulan datanya menggunakan instrumen penelitian, analisis data

(9) Dalam hal surat izin Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, dan Kantor Kas hilang atau rusak, atau perubahan data sebagaimana dimaksud pada ayat (8)

Data sekunder yang digunakan adalah sustainability report dan laporan keuangan yang didapat dari website perusahaan atau website BEI (http://www.idx.co.id) terkait