• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

67

BAB III

GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

3.1 Letak dan Keadaan Wilayah Studi Kecamatan Pangarengan

Kecamatan Pangarengan merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Sampang, Provinsi Jawa Timur. Kecamatan Pangarengan memiliki luas wilayah terkecil dari 6 kecamatan lain yang ada di Kabupaten Sampang yaitu 42,69 Km

2

. Secara geografis lokasi wilayah yaitu Kecamatan Pangarengan terdiri atas tiga desa dari total enam desa yang memiliki lahan tambak garam rakyat yang potensial.

Secara administratif wilayah studi memiliki batas-batas sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Kecamatan Torjun dan Kecamatan Jrengik 2. Sebelah Timur : Kecamatan Sampang

3. Sebelah Selatan : Selat Madura

4. Sebelah Barat : Kecamatan Sreseh dan Kecamatan Jrengik Dari tiga desa yang memiliki lahan tambak garam, Desa Pangarengan merupakan satu-satunya desa yang tergabung dalam Program PUGAR. Sehingga desa ini yang menjadi wilayah studi penelitian, dengan luasan masing-masing desa adalah sebagai berikut :

Tabel III. 1 Luasan Lahan Wilayah Studi

Sumber : BPS Kecamatan Pangarengan dalam angka 2018

No. Desa Luasan (Km2)

1. Pangarengan 4.58

2. Apaan 6.94

3. Ragung 13.12

(2)

68

Sumber : BPS Kabupaten Sampang Dalam Angka 2018

Gambar 3. 1 Diagram Rata-Rata Hari Hujan Menurut Kecamatan di Kabupaten Sampang

No Kecamatan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah

1 Camplong 12 7 14 22 14 17 5 3 16 51

2 Jrengek 20 12 17 20 16 22 8 1 1 8 9 70

3 Pangarengan 17 26 25 18 16 21 1 8 10 85

4 Sampang 16 11 14 5 7 5 2 7 9 78

5 Sreseh 17 11 16 22 18 21 7 1 6 9 61

6 Torjun 12 11 12 10 19 12 3 2 8 10 86

Tabel III. 2 Rata Rata Hari Hujan Menurut Kecamatan di Kabupaten Sampang 2018 (hari)

(3)

69

Sumber : BPS Kabupaten Sampang Dalam Angka 2018

Gambar 3. 2 Diagram Rata-Rata Curah Hujan (mm) Menurut Kecamatan di Kabupaten Sampang

No Kecamatan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Rata-rata

1 Camplong 62 234 33 95 73 23 170 57,5

2 Jrengek 114 76 137 164 42 21 47 4 3 126 114 70,7

3 Pangarengan 84 152 104 162 58 3 45 3 117 82 67,5

4 Sampang 93 245 159 228 63 60 176 125 95,8

5 Sreseh 136 97 136 121 22 7 37 5 27 77 55,4

6 Torjun 74 59 48 95 52 6 29 5 57 39 38,7

Tabel III. 3 Rata-rata Curah Hujan (mm) Menurut Kecamatan di Kabupaten Sampang

(4)

Kecamatan Pangarengan memiliki intensitas hujan tertinggi dibandingkan dengan 6 kecamatan lain yang memiliki tambak garam di Kabupaten Sampang. Intensitas hujan tinggi terjadi pada bulan Januari hingga Juni dan untuk bulan Juli hingga Desember memasuki intensitas hujan yang lebih rendah dari bulan-bulan sebelumnya. (BPS Kabupaten Sampang Dalam Angka 2018

3.2 Peruntukan Lahan Kecamatan Pangarengan

Potensi tambak garam di Kabupaten Sampang sangat besar, luasan lahan terbesar di Jawa Timur dimiliki oleh Kabupaten Sampang yang tersebar di beberapa kecamatan. Kecamatan Pangarengan memiliki luasan tambak garam terluas dibandingkan dengan 6 kecamatan lain yang memiliki tambak garam di Kabupaten Sampang.

Tabel III. 4 Luas Lahan Garam Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Sampang

No. Kecamatan Luas Lahan Garam (Ha) Jumlah Pekerja

1. Pangarengan 1.866,5 420

2. Sreseh 1.554,2 1.270

3. Sampang 573,4 680

4. Jrengek 319,1 250

5. Camplong 51,5 90

6. Torjun 18,0 20

Jumlah 4.382,7 2.730

Sumber : BPS Kabupaten Sampang Dalam Angka 2019

(5)
(6)

Menurut data BPS Kecamatan Pangarengan Dalam Angka Tahun 2019, penggunaan lahan Kecamatan Pangarengan dominan dengan peruntukan sebagai tambak khususnya di ketiga desa dari 6 desa di wilayah studi yaitu Desa Pangarengan, Desa Apaan, dan Desa Ragung.

Tabel III. 5 Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan Menurut Desa

No. Desa Jenis Penggunaan Lahan (Ha)

Bangunan Ladang Ternak Tambak Sawah Kebun

1. Pangarengan 22,00 17,18 - 458,00 39,43 -

2. Apaan 96,80 186,19 - 429,00 61,27 -

3. Gulbung 128,00 629,63 - - 32,22 -

4. Panyerangan 78,00 178,61 - - 261,01 -

5. Pacanggaan 27,50 186,80 - - 104,45 -

6. Ragung 44,00 103,00 - 435,00 306,00 -

Sumber : BPS Kecamatan Pangarengan dalam angka 2019

3.3 Kependudukan Kecamatan Pangarengan.

Berdasarkan perhitungan penduduk akhir tahun 2019, Kecamatan Pangarengan memiliki total jumlah penduduk 21.345 jiwa. Sedangkan total jumlah penduduk untuk wilayah studi sebanyak 12.573 jiwa dan perhitungan penduduk berdasarkan jenis kelamin 5.769 jiwa untuk jenis kelamin laki-laki dan 6.777 jiwa untuk jenis kelamin perempuan.

Tabel III. 6 Banyaknya Penduduk Wilayah Studi Menurut Jenis Kelamin

No Desa Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Pangarengan 1.989 2.186 4.175

2. Apaan 1.516 2.204 3.720

3. Ragung 2.291 2.387 4.678

Jumlah 5.769 6.777 12.573

Sumber : BPS Kecamatan Pangarengan Dalam Angka 2019

(7)

72

Tabel III. 7 Kepadatan Penduduk Menurut Luas Wilayah

No Desa Penduduk Luas (Km2) Kepadatan Penduduk

1. Pangarengan 4.175 4,58 912

2. Apaan 3.720 6,94 537

3. Ragung 4.678 13,59 345

Jumlah 4.678 25,11 1.794

Sumber : BPS Kecamatan Pangarengan Dalam Angka 2019

Tabel III.7 menjelaskan bahwa Kecamatan Pangarengan memiliki luas wilayah 25,11 Km

2

dan memiliki jumlah kepadatan penduduk 1.794. Dari ketiga desa yang menjadi wilayah studi Desa Pangarengan memiliki luasan wilayah terkecil dengan kepadatan penduduk yang tinggi yakni 912 jiwa.

Tabel III. 8 Banyaknya Rumah Tangga Pertanian Menurut Desa Di Kecamatan Pangarengan

No. Desa Perdagangan Angkutan Industri Penggalian Pertukangan Jasa

1. Pangarengan 376 60 68 382 55 145

2. Apaan 231 36 31 173 70 78

3. Ragung 163 45 25 364 58 98

Jumlah 770 141 124 919 183 321

Sumber : BPS Kecamatan Pangarengan Dalam Angka 2019

Tabel III. 9 Banyaknya Rumah Tangga Non Pertanian Menurut Desa Di Kecamatan Pangarengan

No Desa Tanaman Pangan Perkebunan Peternakan Perikanan

1. Pangarengan 188 - 12 189

2. Apaan 314 96 97 119

3. Ragung 399 37 49 207

Jumlah 901 133 158 515

Sumber : BPS Kecamatan Pangarengan Dalam Angka 2019

(8)

Sumber : BPS Kecamatan Pangarengan Dalam Angka 2019

Gambar 3. 3 Banyaknya Rumah Tangga Non Pertanian Menurut Desa di Kecamatan Pangarengan

Penduduk pada wilayah studi terdiri dari rumah tangga dengan mata pencaharian yang beragam mulai dari mata pencaharian pertanian hingga non pertanian. Penduduk dengan mata pencaharian dibidang pertanian didominasi oleh pertanian jenis tanaman pangan yakni sebanyak 901 rumah tangga. Sedangkan rumah tangga yang memiliki mata pencaharian dibidang non pertanian didominasi oleh rumah tangga yang bergerak dibidang perdagangan yakni sebanyak 770 rumah tangga. Untuk penduduk dengan mata pencaharian dibidang pegaraman rakyat, Kecamatan Pangarengan memiliki 420 petani garam rakyat dengan luas lahan produksi 686 Ha.

Sedangkan Kecamatan Pangarengan memiliki 1.866,5 Ha lahan tambak garam,

sehingga diperkirakan terdapat kurang lebih hampir 900 penduduk yang bekerja

dibidang garam (Suhelmi I. R., et al., 2013).

(9)

74

3.4 Karakteristik Desa Pangarengan

Desa Pangarengan merupakan salah satu dari tiga desa di Kecamatan Pangarengan yang memiliki potensi sebagai daerah penghasil garam karena secara geografis, Desa Pangarengan berada di daerah pesisir pantai. Desa Pangarengan memiliki luasan wilayah 4,58 Km

2

dengan 4.175 penduduk atau dengan kepadatan penduduk 912 jiwa/Km

2

. Dilihat dari data penggunaan lahan yang mendominasi di Desa Pangarengan adalah berupa tambak, maka desa ini didominasi oleh penduduk berprofesi sebagai petani garam.

Desa Pangarengan menjadi salah satu desa yang tergabung dengan Program

PUGAR sejak diberlakukannya Program PUGAR pada tahun 2011 karena hamparan

lahan tambak garam yang lebih luas dibandingkan dengan tiga desa lain yang diindikasi

memiliki potensi yang sama yaitu 458 Ha lahan tambak garam dengan jumlah pekerja

yang tergabung dengan Program PUGAR sebanyak 67 petani garam.

(10)

7 5

Sumber : Peneliti, 2020

Gambar 3. 4 Peta Persebaran Tambak Garam Desa Pangarengan

(11)

76

3.5 Karakteristik Petani Garam Rakyat

Kehidupan petani garam rakyat di Kecamatan Pangarengan tidak terlepas dari kegiatan pegaraman di wilayah tersebut. Mengingat garam termasuk ke dalam kebutuhan pokok atau kebutuhan primer masyarakat, keberadaannya menjadi sangat strategis, karena selain merupakan kebutuhan pokok yang dikonsumsi manusia kurang lebih 4Kg pertahun, garam digunakan sebagai bahan baku industri (Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), 2011). Kabupaten Sampang yang merupakan salah sentra penghasil garam nasional dengan Kecamatan Pangarengan sebagai salah satu dari lima Kecamatan yang berkontribusi dalam pemenuhan produksi garam masih memiliki kendala terhadap kemampuan produksi. Hal tersebut diakibatkan oleh petambak garam yang masih memiliki berbagai kendala. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (2010) dalam (Suherman, Fauziyah, & Hasan, 2011) menyatakan bahwa kendala yang dihadapi oleh petambak (1) masih lemahnya kelembagaan garam, (2) terbatasnya infrastruktur dan fasilitas produksi, (3) kecilnya permodalan yang dimiliki oleh petambak garam rakyat, (4) regulasi yang tidak berpihak kepada petani garam, (5) sistem tata niaga yang kurang menguntungkan petani garam, (6) mutu/kualitas yang tidak sesuai dengan permintaan, dan (7) ketidakpastian cuaca.

Sumber : Peneliti, 2020

.

Gambar 3. 5 Kondisi lahan tambak garam dan salah satu penggarap di Desa Pangarengan

(12)

Permasalahan yang dialami oleh petani garam secara nasional juga dihadapi oleh petani garam yang ada di Kecamatan Pangarengan seperti kecilnya permodalan yang dimiliki oleh petani garam. Hal ini akan membuat petani garam mencari bantuan modal untuk menjalankan usahatani garamnya dengan cara meminjam modal kepada tengkulak garam. Selain permasalahan modal, juga terdapat permasalahan lain seperti sistem tata niaga yang kurang menguntungkan petani garam. Contohnya harga garam halus beryodium yang siap konsumsi sekitar Rp. 800,- sampai Rp. 1000,- per garam namun pada tingkat produsen di Kecamatan Pangarengan hanya sekitar Rp. 300,- sampai Rp. 400,- per Kg (Widiyastutik, Hapsari, & Kuntadi). Sebelum adanya program PUGAR, petani garam di Kecamatan Pangarengan mengolah garam rayat degan cara tradisional yang banyak menggunakan tenaga manusia untuk menaikkan air laut ke tambak garam sehingga biaya yang harus dikeluarkan sangat tidak ekonomis dan cenderung mahal selain itu petani garam dalam membuat dan mengolah garam rakyat dilakukan secara individu sebab adanya pola pikir dari petani garam bahwa dengan adanya pengolahan secara individu maka keuntungan yang didapatkan lebih besar namun kenyataannya hasil produksi menjadi tidak optimal.

Kendala-kendala yang dihadapi oleh petani garam seperti penurunan produksi

yang diakibatkan oleh faktor cuaca yang tidak menentu, status kepemilikan lahan, dan

struktur pemasaran serta proses produksi garam rakyat dengan teknologi yang masih

sangat sederhana (tradisional) sehingga menyebabkan kualitas garam yang rendah

(Wahyudi, 2013). Faktor cuaca menjadi salah satu kendala yang menyebabkan

rendahnya pendapatan petani dikarenakan petani garam hanya mampu menghasilkan

garam dibulan bulan tertenu yang tidak turun hujan. Selain itu rendahnya pendapatan

petani juga disebabkan oleh rendahnya nilai jual garam lokal jika dibandingkan dengan

harga jual garam impor.

Referensi

Dokumen terkait

Dari permasalahan tersebut diatas, metode pembelajaran menulis teks bahasa Inggris berbasis genre yang didukung dengan metode Reading to Learn sangat dibutuhkan

Sidang Majelis Jemaat Khusus dengan agenda yaitu pembahasan Peraturan Pelaksana Majelis Jemaat (PPMJ) akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 22 November 2014 pukul 10.00, bertempat

Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: “Inilah

Studi stabilitas peralihan (transient stability) ini menyangkut kemampuan sistem untuk tetap dalam keadaan sinkron (stabil) setelah terjadi gangguan yang besar secara

Diduga ekstrak rosella mampu menghambat kerja enzim α-amilase dari pankreas babi pada berbagai kondisi ekstraksi, disebabkan ekstrak rosella memiliki kemampuan

MNC Bank Internasional (BABP)) pada tahun 2016 menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 70 miliar, atau meningkat jika dibandingkan dengan capex

Pada tingkat marga, vegetasi anakan di hutan juga masih tetap dicirikan oleh jenis- jenis dari marga yang umumnya memiliki batang yang berukuran besar seperti meranti

Pada permukaan di bagian baratlaut ditempati oleh endapan aluvium, di bagian tengah hingga ke tenggara ditempati oleh batuan granit,andesit dan granit Berdasarkan