NEGARA DAN PEMBANGUNAN
KESEJAHTERAAN MELALUI JAMINAN SOSIAL
Disampaikan Dalam Diskusi : Negara Dan Kesejahteraan Sosial Pasca Omnibus Law Cipta Kerja – Ilmu Pemerintahan Fisipol UMY
Muttaqien, MPH, AAK
Anggota DJSN 2019 – 2024
OUTLINE PRESENTASI
1 •PENGANTAR
2 •PROGRAM JKN
3 •PROGRAM KETENAGAKERJAAN
•ARAH STRATEGIS JAMSOS
PENGANTAR
3
FOKUS UTAMA : Melindungi Kerentanan Sosial- Ekonomi Warga Negara
• Amanat Konstitusi: setiap warga negara dan seluruh masyarakat.
• Fokus utama adalah kerentanan.
• Termasuk di dalam fokus utama tersebut adalah kerentanan yang dialami oleh pekerja informal.
• Kondisi kerentanan pekerja informal tentu lebih serius dibanding pekerja formal.
4
“Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan
dirinya secara utuh
sebagai manusia yang
bermartabat” (Pasal
28H ayat (3) UUD
1945)
5
PERLINDUNGAN SOSIAL
Gotong royong (risk pooling) semua penduduk dengan berkontribusi secara proporsional dalam
rangka memenuhi kebutuhan dasar dan menanggulangi risiko sosial ekonomi akibat
hilang/berkurangnya penghasilan.
ASURANSI SOSIAL (Kontribusi)
Program yang ditujukan untuk warga miskin dan tidak mampu guna memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak melalui pendanaan APBN atau APBD (PKH, PIP, Bansos Ranstra, ASPD, ATENSI LU)
BANTUAN SOSIAL (Non Kontribusi)
01
02
03
Perlindungan bagi pekerja dalam layanan informasi pasar kerja yang ditujukan untuk para pencari kerja dan kegiatan penempatan kerja bagi
pekerja yang terPHK
KETENAGAKERJAAN
J AMINAN SOSIAL→ MENUJU KESEJAHTERAAN UNIVERSAL → No One Left Behind
AZAZ
1. Kemanusian 2. Manfaat
3. Keadilan Sosial
PROGRAM PRINSIP
1. Gotong Royong 2. Nirlaba
3. Keterbukaan 4. Kehati-hatian 5. Akuntabilitas 6. Portabilitas
7. Kepesertaan Bersifat wajib 8. Dana Amanah
9. Hasil pengelolaan DJS dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar besar kepentingan peserta
1. Jaminan Kesehatan (JKN)
2. Jaminan Kecelakaan Kerja(JKK) 3. Jaminan Hari Tua (JHT)
4. Jaminan Pensiun (JP) 5. Jaminan Kematian (JKm)
6. Unemployment Benefits (JKP) (Setelah 2 Nov, UU No 11 Tahun 2020
6
Melalui SJSN, setiap penduduk diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
dasar hidup yang layakapabila terjadi hal-hal yang dapat mengakibatkan
hilang/berkurangnya pendapatan karena menderita sakit, mengalami kecelakaan, dan memasuki usia lanjut
atau pensiun
Amanat Pasal 28-H & Pasal 34 UUD 1945:
Program Negara untuk memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Program Jaminan Sosial Jaminan Hari Tua
Jaminan Pensiun
Jaminan Kecelakaan Kerja Jaminan Kematian
Jaminan Kesehatan
Mandat UU SJSN
ILO Social Security Convention No. 102
Branches of social security Old-age benefit
Employment injury benefit Survivors’ benefit
Medical care
Sickness benefit Invalidity benefit
Unemployment benefit Family benefit
Maternity benefit
MANDAT UU SJSN VS ILO SOCIAL SECURITY CONVENTION
Hal.7/24 Jaminan Kehilangan Pekerjaan
Konvensi No. 102 menyepakati prinsip-prinsip penyelenggaraan jaminan sosial, yaitu:
• Manfaat yang diberikan pasti
• Penyelenggaraan melibatkan partisipasi tri-parti untuk menjamin terselenggaranya
dialog antara pemerintah, pekerja dan pemberi kerja
• Negara bertanggung jawab atas penyelenggaraan yang benar dan hak jaminan
• Pembiayaan program oleh pajak atau kontribusi
• Tinjauan aktuaria berkala untuk
menjamin kesahehan program.
Jaminan Kehilangan Pekerjaan (1)
8
9
10
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
11
Sebelum Program JKN : SADIKIN dan JAMILA
12
3 Opsi bagi masyarakat dengan kapabilitas finansial yang terbatas :
1. Memaksakan diri mengakses layanan Kesehatan yang dibutuhkan → menguras tabungan dan masuk ke jurang kemiskinan 2. Mengakses layanan Kesehatan yang tersedia
dan mampu dibayar saja → Memperburuk status Kesehatan, menurunkan kapasitas kerjanya, menurunkan penghasilannya
3. Tidak mengakses pelayanan Kesehatan sama sekali dan mengabaikan kondisi
kesehatannya
TREN KEPESERTAAN JKN : Kepesertaan Non Aktif Makin Meningkat
Cakupan Kepesertaan JKN Cakupan Kepesertaan JKN Cakupan Kepesertaan JKN
- 50 100 150 200 250
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Agst 2021
Juta
Kepesertaan JKN berdasarkan Status
Aktif Non Aktif
Target Kepesertaan Jaminan Kesehatan 2020-2024
PBI APBN, 96,208,448 ,
43%
PPU, 57,135,359 ,
25%
PBPU, 31,107,980 ,
14%
BP, 4,285,044 ,
2%
PBI APBD, 37,227,368 ,
16%
225.964.199 jiwa
Jumlah
83,4%
Cakupan
26.482.830 jiwa
Tidak Aktif
Sumber : SISMONEV DJSN, AGUSTUS 2021
Perlu Rencana Strategis yang sistematis dan terukur untuk :
• mencapai target 98% di tahun 2024
• Mengurangi peserta yang non aktif Bagaimana di
Bulan Oktober
2021 ?
Gotong Royong → “Yang Muda Membantu yang Tua”
“Perempuan terlihat Lebih banyak akses dibanding laki-laki”
6000 4000 2000 0 2000 4000 6000
0-5 11-15 21-25 31-35 41-45 51-55 61-65 71-75
Angka Akses RJTP Tahun 2018
Laki-Laki Perempuan
14
3000 2000 1000 0 1000 2000 3000
0-5 11-15 21-25 31-35 41-45 51-55 61-65 71-75
Angka Akses RITP Tahun 2018
Laki-Laki Perempuan
Sumber: Statistik JKN 2014-2018
Gotong Royong → “Yang Muda Membantu yang Tua”
“Perempuan terlihat Lebih banyak akses dibanding laki-laki” (2)
3000 2000 1000 0 1000 2000 3000
0-5 6-10 11-15 16-20 21-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 51-55 56-60 61-65 66-70 71-75 76+
Angka Akses RJTL Tahun 2018
Laki-Laki Perempuan
15
2000 1500 1000 500 0 500 1000 1500
0-5 6-10 11-15 16-20 21-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 51-55 56-60 61-65 66-70 71-75 76+
Angka Akses RITL Tahun 2018
Laki-Laki Perempuan
Sumber: Statistik JKN 2014-2018
Akses Yang Terus Meningkat
• Tujuan JKN-KIS untuk meningkatkan akses rakyat kepada pelayanan kesehatan menunjukkan hasil positif
• Seiring penambahan jumlah peserta, maka
pemanfaatan JKN terus meningkat. 92,3 juta jiwa (2014), menjadi 146,7 juta jiwa (2015), meningkat 192,9 juta jiwa (2016), 219,6 juta jiwa (2017), dan menjadi 233,75 juta jiwa (2018) dan meningkat
menjadi 433,4 juta kunjungan pada Desember 2019.
16
Tren Akses Layanan JKN Nasional
1,701
163
625
342 3,730
120
856
454
R J T P R I T P R J T L R I T L
ANGKA AKSES PER 10.000 PESERTA
2015 2016 2017 2018 2019
Tren Efektivitas Program JKN: Angka Konsumsi
6,529
241
2,763
440 15,003
131
4,182
561
R J T P R I T P R J T L R I T L
ANGKA KONSUMSI PER 10.000 PESERTA
2015 2016 2017 2018 2019
Turun 46%
Peningkatan efektivitas JKN juga terjadi merata pada seluruh wilayah Indonesia, dengan pertumbuhan paling tinggi di wilayah timur (untuk RJTP)
Naik 37% Naik 32%
Naik 119% Cenderung
stabil Naik 129% Naik 51% Naik 28%
Sumber: Statistik JKN 2015-2019 17
Akses adalah jumlah peserta yang mendapatkan pelayanan per 10.000.
Akses masyarakat terhadap JKN meningkat secara signifikan pada pelayanan RJTP, RJTL, dan RITL. Sedangkan pada pelayanan RITP
cenderung stabil.
Angka konsumsi adalah jumlah kunjungan/admisi per 10.000 peserta.
Konsumsi layanan kesehatan meningkat pada seluruh tingkat layanan kecuali pada pelayanan rawat inap di FKTP
yang mengalami penurunan dalam 5 tahun.
1,701 3,730
ANGKA AKSES PELAYANAN RJTP 2015-2019 (PER 10.000 PESERTA)
2015 2019 NASIONAL 2015 NASIONAL 2019
18
163 120
ANGKA AKSES PELAYANAN RITP 2015-2019 (PER 10.000 PESERTA)
2015 2019 NASIONAL 2015 NASIONAL 2019
231%
286%
250%
44% 44% 34%
Sumber: Statistik JKN 2015-2019
119%
Pertumbuhan Nasional
-26%
Pertumbuhan Nasional
JKN SEMAKIN MENDEKAT DAN MENJANGKAU SELURUH PENDUDUK
INDONESIA (1)
625 856
ANGKA AKSES PELAYANAN RJTL 2015-2019 (PER 10.000 PESERTA)
2015 2019 NASIONAL 2015 NASIONAL 2019
19
342 454
ANGKA AKSES PELAYANAN RITL 2015-2019 (PER 10.000 PESERTA)
2015 2019 NASIONAL 2015 NASIONAL 2019
65%
82%
61%
55%
47%
74%
Sumber: Statistik JKN 2015-2019
37%
Pertumbuhan Nasional
33%
Pertumbuhan Nasional
JKN SEMAKIN MENDEKAT DAN MENJANGKAU SELURUH PENDUDUK
INDONESIA (2)
TREN KONSUMSI PELAYANAN FKTP DI INDONESIA
6,529 15,003
ANGKA KUNJUNGAN PELAYANAN RJTP 2015-2019 (PER 10.000 PESERTA)
2015 2019 NASIONAL 2015 NASIONAL 2019
20
241 131
ANGKA ADMISI PELAYANAN RITP 2015-2019 (PER 10.000 PESERTA)
2015 2019 NASIONAL 2015 NASIONAL 2019
46%
322%
367%
285%
33% 12%
Sumber: Statistik JKN 2015-2019
130%
Pertumbuhan Nasional
-36%
Pertumbuhan Nasional
TREN KONSUMSI PELAYANAN FKRTL DI INDONESIA
2,763 4,182
ANGKA KUNJUNGAN PELAYANAN RJTL 2015-2019 (PER 10.000 PESERTA)
2015 2019 NASIONAL 2015 NASIONAL 2019
21
440 561
ANGKA ADMISI PELAYANAN RITL 2015-2019 (PER 10.000 PESERTA)
2015 2019 NASIONAL 2015 NASIONAL 2019
109%
93%
129%
48%
42%
75%
Sumber: Statistik JKN 2015-2019
51%
Pertumbuhan Nasional
28%
Pertumbuhan Nasional
DISTRIBUSI PENYAKIT
• Penyakit Tidak Menular MENDOMINASI Akses, Konsumsi, & Biaya Pelayanan JKN
• Proporsi biaya pelayanan katastropik tahun 2019 mencapai >20% dari total biaya klaim (38 T RJTL & 58 T RITL)
Menunjukkan Peserta Terlindungi Dari Risiko Finansial Akibat Penyakit Kronis & Berbiaya Mahal (Katastropik)
Distribusi Penyakit Katastropik di RITL Tahun 2019
22
Sumber: Statistik JKN 2015-2019 No Penyakit
Katastropik
Jumlah Admisi
Jumlah Peserta
Total Biaya Klaim (Juta
Rp)
Rata-Rata Biaya per Admisi 1 Jantung 1.381.243 1.060.409 8.689.723 6.291.234
2 Stroke 360.616 329.892 2.584.212 7.166.106
3 Kanker 335.271 145.118 2.468.613 7.363.037
4 Gagal Ginjal 165.168 139.039 1.434.498 8.685.085
5 Leukaemia 34.274 10.332 356.213 10.393.105
6 Cirrhosis
Hepatitis 56.599 40.863 313.332 5.535.991
7 Thalassaemia 35.593 8.029 182.900 5.138.642
8 Haemophilia 14.836 5.688 144.976 9.771.895
Total 2.383.600 1.739.370 16.174.467 6.785.730
- 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali NTB NTT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
Kasus
Distribusi Kasus Katastropik pada RITL
Kasus katastropik didominasi pada Provinsi di pulau Jawa, dan relatif rendah pada Indonesia bagian timur
DISTRIBUSI PENYAKIT
433.05 526.57
631.26
736.31 807.86 69
84
101
118 130
0 20 40 60 80 100 120 140
0 200 400 600 800 1000
2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9 ANGKA ADMISIPER 10.000 PESERTA
KASUS (DALAM RIBU)
TREN ADMISI OPERASI PEMBEDAHAN CAESAR RINGAN TAHUN 2015 -2019
Kasus Angka Admisi
Operasi Caesar masih menduduki urutan pertama jumlah kasus dan biaya klaim RS selama 5 tahun berturut-turut (2015- 2019)
Perlu telaah lanjut & audit pelayanan kesehatan maternal
Sumber: Statistik JKN 2015-2019 23
- 20 40 60 80 100 120 140
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali NTB NTT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
KASUS (DALAM RIBU)
Sebaran Admisi Operasi Pembedahan Caesar Ringan di Indonesia Tahun 2019
Tren Operasi Caesar dalam urutan pertama dengan kunjungan tertinggi juga terjadi di lebih dari 50% provinsi di Indonesia
(ditunjukkan dengan bar berwarna merah)
JKN SANGAT MEMBANTU PASIEN DIALISIS → UTILISASI DIALISIS PADA PROGRAM JKN (2014-2018): NAIK
-
1,000,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 5,000,000 6,000,000 7,000,000
- 1,000,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 5,000,000 6,000,000 7,000,000 8,000,000
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Rupiah
PERTUMBUHAN AKSES DAN BIAYA DIALISIS PADA PROGRAM JKN
jumlah kunjungan jumlah orang biaya
REALISASI PREDIKSI
750,000 800,000 850,000 900,000 950,000 1,000,000 1,050,000
- 10 20 30 40 50 60 70
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Rupiah
Kunjungan
TREN RERATA KUNJUNGAN DAN UNIT COST DIALISIS PADA PROGRAM JKN
kunjungan/orang biaya/kunjungan
REALISASI PREDIKSI
MENINGKAT: Konsumsi Dialisis semakin banyak dan sering
• Jumlah pasien,
• Jumlah kunjungan,
• Rerata kunjungan setiap orang/tahun NAIKdari
44
kali(2014) menjadi
56
kali (2018),• biaya klaim untuk prosedur dialisis (N-3-15-0) MENURUN: Faskes dibayar semakin rendah
• Unit cost pelayanan dialisis menurun, dari Rp. 1.002.582 pada 2014 menjadiRp.869.407 pada 2018. Tahun 2016 terjadi perubahan kebijakan tarif.
• Rata-rata nilai klaim per satu pasien dalam setahun Rp.48.714.515 (2018)
24 24 Sumber: Statistik JKN 2014-2018
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
25
DUNIA SEDANG BERUBAH :
Kerentanan pola hubungan kerja: formal dan informal
26
INFORMALITY YANG AKAN JADI TREND → short-term
contract), independent workers, temporary workers,
on-demand workers KEMAJUAN TEKNOLOGI -
---> CARA MASYARAKAT BEKERJA
Perubahan Iklim, Bencana,
Pandemi
Angkatan Kerja Meningkat, Tetapi Belum Diikuti Kualitas Pekerjaan
27
Sumber : TNP2K, 2020
Jaminan Pensiun Hanya Dimiliki Kelas Menengah Atas
KEPESERTAAN ADALAH ISU SENTRAL
28
KEPEMILIKAN JAMINAN SOSIAL PADA KELOMPOK PRODUKTIF MASIH RENDAH
Terdapat 39,27% pekerja formal (PPU) dan, hanya 0,2% pekerja informal (PBPU) menjadi peserta Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
29
• Angka kepesertaan diawal transformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan sebesar 19.100.000 dan terus mengalami kenaikan setiap tahun.
Walaupun terjadinya penurunan Angka capaian 29.980.082 (2020) dibandingkan tahun 2019.
• Masih adanya kesenjangan yang serius jika dibandingkan jumlah angkatan kerja pekerja yang berjumlah 128.454.184. -→ Perlu upaya memperjuangkan konstitusi perlindungan jaminan sosial untuk semua warga negara
• Ada target dalam Renstra 2014-2018 dapat dilakukan peningkatan eksponensial mulai tahun 2017, bahkan dengan target 45.663.981 di tahun 2018, tetapi capaian hanya mencapai 30.460.072. Ada target 68,2 juta pekerja di tahun 2026 yang harus dicapai.
30
IMPLEMENTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN:
Kepesertaan masih minim, sebarannya belum merata, tren non-aktif meningkat
Sumber: olahan data BPJS Ketenagakerjaan
- 1 2 3 4 5 6 7
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D.I Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat Lain-Lain/Luar Negeri
Juta
Kepesertaan JKK/JKM, Desember 2020
JKK/JKM - Non-Aktif JKK/JKM - Aktif
1 - 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D.I Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat Lain-Lain/Luar Negeri
Juta
Kepesertaan Jaminan Hari Tua (JHT), Desember 2020
JHT - Non-Aktif JHT - Aktif
- 1 2 3 4 5 6
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D.I Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat Lain-Lain/Luar Negeri
Juta
Kepesertaan Jaminan Pensiun (JP), Desember 2020
JP - Non-Aktif JP - Aktif
Sumber: Executive Summary per 31 Mei 2021
29,980,082
28,152,441
27,750,095 27,792,896
28,156,851
28,534,697
2020 Januari Februari Maret April Mei
Tren TK Aktif Uraian
Penduduk Target Target TK Aktif Cakupan Peserta
Bekerja TK Aktif Cakupan
Peserta 31 Mei 2021 31 Mei 2021
Tenaga Kerja Aktif a b c : b / a d e : d / a
Total 131,024,132 33,673,202 25.7% 28,534,697 21.78%
• Kondisi pandemi dipahami menyebabkan terjadinya penurunan angka capaian kepesertaan, dari 34.166.257 di tahun 2019 ke 29.980.082 di tahun 2020, KEMBALI TURUN menjadi 28.534697 (Per mei 2021).
• Tetapi kondisi psikologis penurunan diharapkan tidak
mempengaruhi semangat dalam membangun upaya terget kepesertaan yang sudah ditetapkan
• Vaksinasi sebagai game changer yang semakin massif dan kemajuan pengobatan untuk mengakhiri masa pandemi
merupakan waktu yang tepat untuk menghidupkan semangat mengejar capaian yang lebih besar di bidang kepesertaan.
Peserta Semakin Turun Selama Pandemi
Ada target 5,138,505
Peserta yang harus
dicapai sampai akhir
2021
IMPLEMENTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN:
Pembayaran klaim mulai mengejar besaran iuran
Sumber: Laporan Bulanan BPJS Ketenagakerjaan
4.11 4.65 5.32 5.93
3.98
0.83 0.97 1.23 1.58 1.56
0 1 2 3 4 5 6 7
2016 2017 2018 2019 2020
Triliun Rupiah
Pendapatan Iuran dan Pembayaran Klaim Program JKK, 2016 - 2020
Pendapatan Iuran Pembayaran Klaim
1.83 2.12
2.50 2.81
1.82
0.59 0.61 0.71 0.86
1.35
0 1 1 2 2 3 3
2016 2017 2018 2019 2020
Triliun Rupiah
Pendapatan Iuran dan Pembayaran Klaim Program JKM, 2016 - 2020
Pendapatan Iuran Pembayaran Klaim
32.98 37.32 42.46 47.44 49.37
17.97 23.24 25.45 27.08
33.10
0.000001 0
10 20 30 40 50 60
2016 2017 2018 2019 2020
Triliun Rupiah
Pendapatan Iuran dan Pembayaran Klaim Program JHT, 2016 - 2020
Pendapatan Iuran Pembayaran Klaim
9.71
12.32
14.83
17.25 18.28
0.16 0.38 0.22 0.20 0.44
0 5 10 15 20
2016 2017 2018 2019 2020
Triliun Rupiah
Pendapatan Iuran dan Pembayaran Klaim Program JP, 2016 - 2020
Pendapatan Iuran Pembayaran Klaim
*2020 = data unaudited
32
IMPLEMENTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN:
Tren klaim JHT meningkat, di angkatan kerja yang seharusnya produktif
Sumber: BPJS Ketenagakerjaan
33
Rasio Klaim Jamsos Ketenagakerjaan 2016 – 2020
- 34 -
20.27% 20.90% 23.05% 27.12%
39.15%
32.48%
28.86% 28.37% 30.14%
73.80%
54.50%
62.26% 59.94%
56.50%
67.05%
1.67% 3.05% 1.51% 0.68% 2.41%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
2016 2017 2018 2019 2020
JKK JKM JHT JP
Pertumbuhan 2016 – 2020 JKK
▲ 18,88%
JKM
▲ 41,32%
JHT
▲ 12,55%
JP
▲ 0,74%
Terjadi peningkatan rasio klaim di seluruh program jamsos
ketenagakerjaan pada tahun 2020
(Sumber: BPJS Ketenagakerjaan, 2020)
13 14 15 16 16
218 254 279 318 347
12 26 40 60 81
19 24 30 36 41
6 8 11 13 15
269
327 374
444
500
0 100 200 300 400 500 600
2016 2017 2018 2019 2020
TriliunRupiah
BPJS JHT JP JKK JKM Total
35
Tren Pertumbuhan Aset Jaminan Sosial Bidang Ketenagakerjaan, 2016 –2020
Sumber: BPJS Ketenagakerjaan Desember 2020
Rp499,9 triliun
(▲12,55% YtD)
Total Aset
269
327 374
444 500
2016 2017 2018 2019 2020
Rp487,1 Triliun
(▲12,8% YtD) 97,4% dari total Aset
Aset Investasi
261 317 365
432 487
2016 2017 2018 2019 2020
Deposito 12,7% 62,0
Saham 15,5% 75,3
Sukuk 16,2% 78,7
Obligasi 47,0% 229,0
Reksadan 8,1% 39,3
Lain-lain 0,6% 2,8 Triliun Rp
KO MPOSI SI
Posisi Desember 2020
IMPLEMENTASI SJSN:
Usaha Mikro dominan, tapi kepesertaan Skala Usaha Kecil dan Mikro masih rendah
• Pertumbuhan Badan Usaha berdasarkan Skala Usaha
• Pertumbuhan Pekerja pada Badan Usaha berdasarkan Skala Usaha
54 56 58 60 62 64 66
2015 2016 2017 2018
Millions
Besar Menengah Kecil Mikro
0 50 100 150
2015 2016 2017 2018
Millions
Besar Menengah Kecil Mikro
Sumber: Olahan Data dari Situs Resmi Kementerian Koperasi dan UKM
- 2 4 6 8
Jan 2020 Feb 2020 Mar 2020 Apr 2020 Mei 2020 Jun 2020 Jul 2020 Agus 2020
Millions
Besar Menengah Kecil Mikro
Cakupan Kepesertaan Program Jaminan Sosial Bidang Ketenagakerjaan Berdasarkan Skala Usaha
Sumber: olahan data BPJS Ketenagakerjaan
36
Perpindahan Pekerja Formal ke Informal saat Masa Pandemi Covid-19
Indonesia Juga Secara Perlahan Menuju Menjadi Negara yang Menua
▪ Pada 2050, 25% penduduk Indonesia diperkirakan akan memasuki usia lanjut (sekitar 74 juta individu) (UN 2017).
37
TANTANGAN:
Tren pekerja informal meningkat, sementara penduduk mulai menua
39
KEBIJAKAN JAMINAN SOSIAL DALAM RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN 2020-2024
1. Keberlanjutan pendanaan SJSN termasuk penyesuaian sistem iuran dan tarif, perluasan kepesertaan SJSN, termasuk pekerja bukan penerima upah dan pekerja penerima upah;
2. Penguatan kelembagaan SJSN, perbaikan tata kelola hubungan antarlembaga, dan harmonisasi peraturan perundangan yang terkait, integrasi implementasi operasional JKN dan Jaminan Sosial Bidang Ketenagakerjaan;
3. Pembangunan sistem monitoring dan evaluasi yang terintegrasi;
4. Sinergi data dasar kependudukan, basis data terpadu (BDT) dan data BPJS kesehatan serta ketenagakerjaan;
5. Potensi pengembangan program SJSN yang komprehensif dan terintegrasi, termasuk pengembangan Jaminan Pekerjaan (Unemployment Benefit), Perawatan Jangka Panjang Berbasis Kontribusi (Long Term Care), dan Program Rehabilitasi Kerja (Return to Work).
Arah strategis untuk perbaikan pelaksanaan jaminan sosial untuk mendukung Visi Misi Presiden 2020-2024
Visi
“Terwujudnya Indonesia Maju yang
Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong
Royong”
40 40
•Psl.34( 2)
•Psl 28 H( 3)
•Negara
Kesejahteraan
Amanat Konstitusi
•Visi Pemerintah 2020- 2024
•Misi Pem. 2020-2024 melalui RPJMN
Peningkatan
SDM •Jaminan Kesehatan
•Jaminan Hari Tua
•Jaminan Pensiun
•Jaminan Kecelakaan Kerja
•Jaminan Kematian
•Jaminan Kehilangan Pekerjaan
Sistem Jaminan Sosial Nasional
Jaminan Sosial dalam RPJM 2020-2024 Indikator
Target
2020 2021 2022 2023 2024 Rekomendasi kebijakan terkait dampak dan kontribusi SJSN
terhadap pendalaman pasar keuangan
1,0
Proporsi penduduk yang tercakup dalam program jamsos 78,9 98 Jumlah penduduk yang menjadi peserta PBI melalui JKN-KIS 107 109 110 111 113 Jumlah perusahaan di kawasan industri yang menerapkan
norma kerja dan jamsos tenaga kerja
8000 8400 8820 9261 9724,05
Penguatan Lembaga Penyelenggaran SJSN
Rekomendasi kebijakan yang diterapkan oleh pemangku kepentingan
10 7 5 3 3
Cakupan JKN
82,44%,
Cakupan Jamsonaker
45,4%,
Target 20 Juta
Peserta PBI
Jamsosnaker
(Tahun 2024)
41
REKOMENDASI DJSN
1. Menjaga konsistensi UU SJSN terhadap mandat konstitusi (UUD 1945) dan prinsip-prinsip sistem jaminan sosial yang bersifat universal :
• Melakukan revisi terhadap Pasal-Pasal UU SJSN yang dinyatakan
bertentangan dengan konstitusi oleh Mahkamah Konstitusi untuk menjaga konsistensi UU SJSN terhadap mandat konstitusi.
• Perubahan UU SJSN melalui penormaan prinsip – prinsip sistem jaminan sosial yang bersifat universal.
• Harmonisasi vertikal dan horisontal peraturan pelaksanaan UU SJSN.
2. Penguatan lembaga pengawas eksternal melalui tata kelola sistem dan koordinasi
yang baik agar pengawasan efektif dan tidak berpotensi terjadi tumpang tindih
pengawasan (over-laping), bahkan konflik kepentingan.
42
REKOMENDASI DJSN: PENGUATAN
EKOSISTEM PENYELENGGARAAN SJSN
Ekosistem terintegrasi untuk keberlanjutan SJSN
Regulasi
Institusional
Operasional Teknis
Sumber Daya
Data dan sistem terpadu
SDM dan Keuangan
Harmonisasi regulasi terkait bantuan sosial, jaminan sosial dan ketenagakerjaan
.Sinkronisasi implementasi bantuan sosial, jaminan sosial dan ketenagakerjaan
..Kajian kebijakan terintegrasi
perlindungan
sosial
43 43
REKOMENDASI DJSN: ARAH KEBIJAKAN JKN
Jangka Pendek (2020-2021) Jangka Menengah (2020-2024) Jangka Panjang (2025-2045)
Meningkatkan kepatuhan pembayaran iuran
Membangan tata kelola SJSN Integrasi data dan proses bisnis Penyesuaian Implementasi JKN berdasarkan Perpres 64/2020 a. Pentahapan subsidi iuran
PBPU Kelas 3
b. Kebijakan KRI JKN dan KDK
1
2 3
4
1
2 3
4
Membangun tata kelola perlindungan sosial secara komprensif
Pengembangan sistem JKN yang adaptif
Membangun sistem pelayanan yang konsisten, terukur dan memenuhi standar
Memastikan mekanisme
pendanaan yang berkelanjutan
5
Mengoptimalkan penggunan sistem berbasis TIKMeningkatkan peran Pemda dalam implementasi JKN
6
Mempertimbangkan perluasan cakupan kepesertaan dan kepatuhan sebagai indikator kinerja Pemda
7
Membangun mekanisme pembiayaan dan pendanaan JKN yang memadai dan berkelanjutan
a. Evaluasi aktuaria secara berkala (min 2 tahun sekali).
b. Kajian dampak penyesusaian iuran berdasarkan harga keekonomian dan keinginan membayar peserta JKN.
Membangun tata kelola SJSN
1 2
Optimalisasi tenaga
pendamping bantuan sosial untuk sosialisasi dan edukasi
5
44 44
REKOMENDASI DJSN:
ARAH KEBIJAKAN JAMSOSNAKER (1)
Jangka Pendek (2020-2021) Jangka Menengah (2020-2024)
Program JKK yang ditetapkan dalam UU SJSN perlu
dipertahankan
Membangun tata kelola SJSN Integrasi data dan proses bisnis Relaksasi Iuran JKK dan JKM
1 2
3
4
5
Mengoptimalkan penggunan sistem berbasis TIKMeningkatkan peran Pemda dalam implementasi Jamsosnaker
6
Mempertimbangkan perluasan cakupan kepesertaan dan kepatuhan sebagai indikator kinerja Pemda
7
Membangun sinergi kebijakan dan konsolidasi implementasi jaminan sosial dan ketenagakerjaan
Membangun tata kelola SJSN
1 2
3
Perluasan Jamsosnaker:a. Harmonisasi program yang sesuai dengan SJSN bagi kepesertaan b. Kepesertaan PBPU dalam JPASN.
c. Sinkronisasi Kebijakan asuransi Nelayan dengan SJSN
d. Sinkronisasi Kebijakan asuransi untuk perlindungan pelaut/ABK e. Perluasan kepesertaan PPNPN
f. Perluasan kepesertaan dan manfaat bagi PMI
g. Perluasan kepesertaan bagi kelompok yang akan memasuki usia nonproduktif dan kelompok segmen perempuan
h. Sosialisasi secara masif kepada kelompok mahasiswa untuk meningkatkan kesedaran akan perlunya jamsos
Harmonisasi regulasi dan sinergi implementasi kebijakan JKP
8
Sumber Data Jaminan Sosial (GRATIS)
45
email: contact@djsn.go.id | SMS: 0822-21-500500 | P.O Box: DJSN500500 Jakarta 10000
46
Terima kasih
Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
- 48 -
Program Peserta Iuran Manfaat
Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
PPU R.1 0,24%; R.2 0,54%; R.3 0,89%; R.4 1,27%; R.5 1,74% dibayar Pemberi Kerja. Khusus Jakons berdasarkan nilai proyek
Layanan kesehatan sesuai kebutuhan medis,
santunan tunai, beasiswa, homecare & kembali
kerja PBPU 1% dari rata-rata penghasilan berdasarkan pengelompokan upah
(terkecil Rp.10rb) Jaminan Kematian
(JKM)
PPU 0,3% dibayar Pemberi Kerja. Khusus Jakons berdasarkan nilai
proyek Santunan tunai, biaya
pemakaman & beasiswa
PBPU Rp.6.800,-
Jaminan Hari Tua (JHT)
PPU 3,7% dibayar Pemberi Kerja & 2% dibayar Pekerja Akumulasi iuran beserta hasil pengembangannya
& kredit perumahan PBPU 2% dari rata-rata penghasilan berdasarkan pengelompokan upah
(terkecil Rp.20rb)
Jaminan Pensiun (JP) PPU 2% dibayar Pemberi Kerja & 1% dibayar Pekerja Pensiun bulanan sampai ke pihak ahli waris
Jaminan Kehilangan
Pekerjaan (JKP) PPU 0,46% = 0,22% Pemerintah Pusat + 0,14% rekomposisi iuran JKK + 0,10 rekomposisi iuran JKM; ditambah lagi modal awal + aset BPJS
Tunai, pelatihan & sistem informasi pasar kerja