• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROPOSAL TUGAS AKHIR"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN E-FAKTUR TERHADAP PENGUSAHA KENA PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BINJAI

O L E H

NAMA : MARKO LEOWALDY BERUTU

NIM : 142600006

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Tugas Akhir ini dibuat oleh penulis dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Dalam rangka memenuhi tujuan tersebut, maka penulis menyusun Tugas Akhir ini dengan judul: “Penerapan e-Faktur Terhadap Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini dapat diselesaikan hanya dengan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Muriyanto Amin, S.Sos. M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rasudyn Ginting, M.Si. selaku Ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara,

3. Bapak Drs. Kariono, M.Si. selaku Sekretaris Program Studi DIII Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Husni Thamrin, S.Sos, M.SP sebagai Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Serta Bapak/ Ibu Dosen dan seluruh Pegawai yang ada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

(3)

penulis dalam mengumpulkan data dari perusahaan.

6. Kepada orang tua saya tersayang Ibu, Bapak, Kakak dan adik, saya tersayang yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil serta kasih sayang yang berlimpah, semangat, doa dan segala-galanya kepada Penulis. Kepada Keluarga saya atas dukungan, motivasi dan doanya kepada penulis.

7. Sahabat – sahabat terbaik Penulis, Susilowati, Fajar Rizki, Robby Pratama Saragih, Boy Vicktor, David Hutapea, Andreas ,Apriyan, Otniel, Korint, Arief, Dicki, Jamilatun Nisa Rambe dan Monica Rizki Utami atas kebaikannya yang telah mengukir segala kebersamaan dan motivasi yang diberikan kepada Penulis.

Penulis juga menyadari bahwa Tugas Akhir ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan kekurangan yang terdapat di dalamnya dan semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya.

Medan, Agustus 2017 Penulis

Marko Leowaldy Berutu

(4)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan dan Manfaat ... 5

C. Uraian Teoritis ... 7

D. Ruang Lingkup ... 12

E. Metode Penulisan ... 13

F. Metode Pengumpulan Data ... 14

G. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II GAMBARAN UMUM KPP BINJAI A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai ... 17

B. Rencana Strategis dan Penetapan Perjanjian Kinerja ... 19

C. Lokasi Geografi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratam Binjai ... 23

D. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai ... 24

E. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai ... 29

BAB III GAMBARAN DATA A. Pengertian Faktur Pajak Manual dan Faktur Pajak System (E-Faktur) ... 31

B. Prosedur Menggunakan E-Faktur ... 31

C. Sanksi Keterlambatan E-Faktur ... 37

(5)

A. Perbedaaan Faktur Pajak kertas dengan e-Faktur ... 38 B. Implementasi Penerapan E-Faktur ... 39 C. Data PKP Yang Telah Melakukan E-Faktur Di KPP Pratama Binjai ... 49 BAB V SIMPULAN & SARAN

A. Simpulan ... 50 B. Saran ... 52 DAFTAR PUSTAKA... 53

(6)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak merupakan suatu pungutan yang dilakukan oleh pemerintah pusat, yang ditujukan kepada Wajib Pajak (WP) yang telah memenuhi kriteria tertentu.

Pajak tidak lain salah satu contoh dari sebuah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah yang tujuannya untuk kepentingan umum. Kepentingan umum dalam konteks yang menyangkut hajat hidup orang banyak tidak terkecuali lebih khususnya adalah keberlangsungan suatu negara. Hal ini disebabkan pajak merupakan salah satu penerimaan terbesar yang dapat diterima negara, dalam usahanya untuk membangun dan memajukan perekonomian negaranya. Oleh karena itu, pajak memegang peranan yang penting di dalam perkembangan perekonomian di suatu negara.

Tuntutan akan peningkatan penerimaan, peningkatan kepatuhan, dan kesadaran wajib pajak serta perbaikan-perbaikan dan perubahan mendasar dalam segala aspek perpajakan menjadi alasan dilakukannya reformasi perpajakan.

Reformasi perpajakan tersebut dapat berupa penyempurnaan terhadap kebijakan perpajakan dan sistem administrasi perpajakan sehingga bisa meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam mematuhi kewajiban perpajakannya, meningkatkan tanggung jawab aparatur pemerintah agar tidak melakukan kecurangan dan melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya dan dapat meningkatkan potensi penerimaan pajak yang tersedia dapat dipungut secara optimal.

(7)

Konsep modernisasi administrasi perpajakan pada prinsipnya adalah merupakan perubahan pada sistem administrasi perpajakan yang dapat mengubah pola pikir dan perilaku aparat serta tata nilai organisasi sehingga dapat menjadikan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menjadi suatu institusi yang profesional dengan citra yang baik di masyarakat. Program reformasi administrasi perpajakan diwujudkan dalam penerapan sistem administrasi perpajakan modern yang memiliki ciri khusus antara lain struktur organisasi yang dirancang berdasarkan fungsi, tidak lagi menurut seksi-seksi berdasarkan jenis pajak, perbaikan pelayanan bagi setiap wajib pajak melalui pembentukan account representative dan compliant center untuk menampung keberatan Wajib Pajak.

Sistem administrasi perpajakan modern juga mengikuti kemajuan teknologi dengan pelayanan yang berbasis e-system seperti e-SPT, e-Filing, e-Payment, e- Registration, dan e-Faktur yang diharapkan meningkatkan mekanisme kontrol yang lebih efektif yang ditunjang dengan penerapan Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pajak yang mengatur perilaku pegawai dalam melaksanakan tugas dan pelaksanaan good governance.

Faktur Pajak menempati posisi yang paling penting dalam Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Faktur Pajak merupakan bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang melakukan penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) yang dikenai pajak berdasarkan Undang-undang PPN. Melihat fungsiya sebagai pengurang jumlah PPN yang harus disetor oleh penjual BKP dan/atau JKP, Faktur Pajak banyak disalahgunakan, diantaranya: Penerbitan

(8)

masuk ke dalam kategori tindak pidana perpajaka karena banyak pihak yang dirugikan oleh penyalahgunaan Faktur Pajak tersebut. Oleh sebab itu, DJP meluncurkan elektronik Faktur Pajak atau yang disingkat e-Faktur.

e-Faktur Pajak adalah Faktur Pajak yang dibuat melalui aplikasi/sistem elektronik yang ditentukan oleh DJP. Manfaat dari e-Faktur yaitu mempermudah pelayanan karena akan mempercepat proses pemeriksaan, pelaporan, dan pemberian nomor seri faktur pajak. Selain itu juga sistem berbasis elektronik ini akan meminimalkan penyalahgunaan penggunaan faktur pajak oleh perusahaan fiktif atau pihak yang tidak bertanggung jawab sehingga potensi pajak yang hilang menjadi sangat kecil. Selain itu karena beban administrasi yang begitu besar bagi pihak DJP sehingga suatu sistem elektronik untuk Faktur Pajak dipandang sangat memberikan efisiensi bagi DJP maupun PKP itu sendiri. Jika berbicara mengenai manfaat, dalam dunia modern tentu semua aplikasi berbentuk elektronik sangat memberikan efisiensi bagi penggunanya. Penerbitan Faktur Pajak tidak lagi membutuhkan tanda tangan basah karena Faktur Pajak elektronik ini menggunakan tanda tangan digital (digital signature) berbentuk QR code, kemudian tidak ada kewajiban untuk mencetak faktur pajak, serta aplikasi ini merupakan satu kesatuan dengan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) yang selama ini dilaporkan melalui e-SPT.

Dalam penerapan e-Faktur sendiri banyak kendala-kendala yang dihadapi Pengusaha Kena Pajak dalam pembuatan akun PKP. Sosialisasi yang dierikan kepada Pengusaha Kena Pajak berupa materi yang sederhana sehingga banyak PKP yang belum mengerti tentang e-Faktur. Banyak juga PKP yang masih gagap teknologi.

(9)

Penerapan e-Faktur di Sumatera Utara sendiri berlaku mulai 1 Juli 2016 bahkan serantak secara nasional berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Pajak nomor KEP-08/PJ/2015 tentang penetapan PKP yang diwajibkan membuat Faktur Pajak berbentuk elektronik. KPP Pratama Binjai telah melakukan sosialisasi dan pelatihan terkait penggunaan e-faktur kepada PKP. PKP tersebut membutuhkan sertifikat elektronik yang dapat diperoleh dengan cara mengajukan permintaan sertifikat elektronik kepada Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Pajak dikukuhkan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dari Tugas Akhir yang merupakan syarat kelulusan dalam Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan dengan judul “Penerapan e-Faktur Terhadap Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai”.

(10)

B. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan

Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir adalah sebagai berikut:

1.1 Menjelaskan perbedaan faktur pajak manual dengan Faktur Pajak berbentuk elektronik (e-Faktur).

1.2 Menggambarkan implementasi tentang penerapan e-Faktur.

1.3 Untuk mengetahui data Pengusaha Kena Pajak yang telah melakukan Faktur Pajak berbentuk elektronik (e-Faktur) di KPP Pratama Binjai.

2. Manfaat

2.1 Bagi Mahasiswa

a. Memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

b. Melatih kemampuan diri tentang modernisasi administrasi perpajakan yang semakin berkembang.

c. Mengaplikasikan teori khususnya tentang perpajakan pada dunia kerja secara nyata.

d. Dapat mengetahui dan mengembangkan kemapuan pribadi dengan ilmu yang dimiliki.

(11)

2.2 Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

a. Sebagai sarana mempererat hubungan yang positif antara Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai dibidang pendidikan dengan Universitas Sumatera Utara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

b. Mengasah dan membentuk karakter-karakter yang handal dan terampil yang akan mengaplikasikan keahliannya di dunia kerja yang profesional dengan bidang ilmu yang ditekuni.

2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU

a. Sebagai langkah awal yang baik bagi mahasiswa guna melihat dunia kerja nyata yang sesungguhnya khususnya dibidang perpajakan.

b. Memperluas wawasan mahasiswa dan kreatifitas agar dapat mengaplikasikan dan menerapkan ilmu khususnya dibidang perpajakan.

Menciptakan sumber daya manusia yang handal dan siap pakai di dunia kerja dengan ilmu yang dimiliki.

(12)

C. Uraian Teoritis 1. Defenisi Pajak

Definisi pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 ayat 1 berbunyi “pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Menurut Prof.Dr. P.J.A Adriani yang dikutip dari buku Thomas Sumarsan (2013:3): Pajak adalah “Iuran kepada negara yang dipaksakan yang terutang yang oleh wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umumberhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”.

Menurut Prof.Dr.H.Rochmat Soemitro,SH. yang dikutip dari buku Mardiasmo (2011:1): Pajak adalah “iuran wajib kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) tanpa mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk pengeluaran umum”.

Dari beberapa defenisi pajak, dapat disimpulkan ciri-ciri yang melekat pada defenisi pajak di atas sebagai berikut:

1. Pajak dipungut berdasarkan dengan kekuatan Undang-undang serta aturan pelaksanaannya.

2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontra prestasi individual oleh pemerintah.

3. Pajak dipungut oleh Negara (baik oleh Pemerintah Pusat maupun Daerah).

(13)

4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran Pemerintah, yang bila dari pemasukkannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai public investment.

2. Pengertian Pengusaha Kena Pajak

Dalam pasal 1 angka 14 UU PPN 1984 Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa termasuk mengekspor jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean.

Dalam pasal 1 angka 15 UU PPN 1984 Pengusaha Kena Pajak adalah Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang kena pajak dan/atau penyerahan Jasa kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang.

3. Pengertian Faktur Pajak

Dalam pasal 1 angka 23 UU PPN 1984 Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh PKP yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) atau bukti pumungutan pajak karena impor BKP yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Dalam pasal 13 ayat (1) UU PPN 1984 menentukan bahwa PKP wajib membuat Faktur Pajak untuk setiap melakukan penyerahan BKP atau JKP. Berdasarkan pasal 4 Peraturan Menteri Keuangan Nomor

(14)

Keuangan Nomor 84/PMK.03/2012 yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 2014, ada dua macam bentuk Faktur Pajak, yaitu:

1. Kertas (hardcopy); dan 2. Elektronik

Faktur Pajak berbentuk kertas (hardcopy) adalah Faktur Pajak yang tidak dibuat secara elektronik untuk setiap penyerahan dan/atau ekspor BKP dan/atau ekspor JKP.

Faktur Pajak berbentuk elektronik, yang selanjutnya disebut e-Faktur, adalah Faktur Pajak yang dibuat melalui aplikasi atau sistem elektronik yang ditentukan dan/atau disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak .Sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-136/PJ/2014 tentang Penetapan Pengusaha Kena Pajak yang Diwajibkan Membuat Faktur Pajak Berbentuk Elektronik mulai tanggal 1 Juli 2016 secara serentak di seluruh Indonesia.

Yang mendasari DJP membuat aplikasi ini adalah karena masih terdapat penyalahgunaan Faktur Pajak, diantaranya:

1. wajib pajak non PKP yang menerbitkan faktur pajak padahal tidak berhak menerbitkan faktur pajak,

2. faktur pajak yang terlambat diterbitkan, 3. faktur pajak fiktif,

4. faktur pajak ganda,

5. beban administrasi yang begitu besar, baik bagi DJP maupun PKP

Perbedaaan Faktur Pajak kertas dengan e-Faktur:

(15)

Tabel 1.1

No Keterangan Faktur Pajak Kertas e-Faktur

1 Format/lay out

Bebas tidak ditentukan dan dapat mengikuti contoh di lampiran PER-24/PJ/2012

Ditentukan oleh aplikasi/sistem yang ditentukan dan disediakan oleh DJP 2 Tanda Tangan Tanda tangan basah di atas

Faktur Pajak kertas

Tanda tangan berbentuk elektronik berbentuk QR code

3 Bentuk dan

lembar

Diwajibkan berbentuk kertas dan jumlah lembar diatur

Tidak diwajibkan untuk dicetak dalam bentuk kertas

4 PKP yang

membuat Seluruh PKP Penyerahan

BKP/JKP saja

5 Prosedur Lapor -

e-Faktur dilaporkan ke DJP dengan cara

upload dan

mendapat persetujuan DJP 6 Mata Uang Rupiah dan Dolar

Rupiah (Selain Rupiah, dikonversi menggunakan kurs Menteri Keuangan) 7 Pelaporan SPT

PPN

Menggunakan aplikasi tersendiri

Menggunakan

aplikasiyang sama dengan aplikasi pembuatan e-Faktur

8 Jenis Transaksi Seluruh Penyerahan

BKP/JKP saja

(sumber:http://ekstensifikasi423.blogspot.co.id/2015/01/faktur-pajak-dan-efaktur- pajak.html?m=1)

(16)

Manfaat dari e-Faktur bagi PKP adalah:

1. tanda tangan basah digantikan dengan tanda tangan elektronik;

2. e-Faktur tidak harus dicetak sehingga mengurangi biaya kertas, biaya cetak, dan biaya penyimpanan;

3. aplikasi e-Faktur pajak satu kesatuan dengan aplikasi e-SPT,sehingga lebih mudah pelaporan SPT Masa PPN;

4. dapat meminta nomor seri faktur pajak melalui website DJP sehingga tidak perlu lagi datang ke KPP.

PKP yang telah diwajibakan membuat e-Faktur tetapi tidak membuat e- Faktur atau membuat e-Faktur yang tidak mengikuti tata cara yang telah ditentukan, dianggap tidak membuat e-Faktur Pajak dan dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 2% dari Dasar Pengenaan Pajak sesuai pasal 14 ayat(4) Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Dalam pembuatan e-Faktur yang perlu disiapkan adalah Sertifikat Elektronik yaitu sertifikat yang bersifat elektronik yang memuat tanda tangan elektronik dan identitas yang menunjukkan status subjek hukum para pihak dalam Transaksi Elektronik yang dikeluarkan oleh penyelenggara sertifikasi elektronik. Fungsi dari sertifikat elektronik sendiri Sebagai prasyarat untuk mendapatkan layanan perpajakan secara elektronik (melalui akun PKP) dalam melaksanakan ketentuan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai seperti penggunaan aplikasi e-Faktur, permintaan nomor seri Faktur Pajak secara online dan Iayanan lainnya.

(17)

Dasar hukum pembuatan e-Faktur adalah sebagai berikut:

1. UU Nomor 42 TAHUN 2009 tentang perubahan ketiga atas UU Nomor 8 TAHUN 1983 tentang PPN Barang dan Jasa dan PPnBM.

2. PMK-151/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pembuatan dan Tata Cara Pembetulan atau Penggantian FP.

3. PER-17/PJ/2014 tentang Perubahan Kedua atas PER-24/PJ/2012 tentang Bentuk, Ukuran, Prosedur Pemberitahuan Dalam Rangka Pembuatan, Tata Cara Pengisian Keterangan, Pembetulan atau Penggantian, dan Pembatalan FP.

4. PER-16/PJ/2014 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pelaporan Faktur Pajak Berbentuk Eelektronik.

D. Ruang Lingkup

Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam laporan proposal Tugas Akhir ini adalah :

1. Penerapan dan pelaksanaan e-Faktur di KPP Pratama Binjai.

2. Data Pengusaha Kena Pajak yang sudah melakukan e-Faktur di KPP Pratama Binjai.

3. Kendala-kendala yang dihadapi PKP dalam melaksanakan e-Faktur.

(18)

E. Metode Penulisan 1. Tahap Persiapan

Yaitu kegiatan yang dilakukan mahasiswa sebelum melakukan penelitian ke objek lokasi yang meliputi kegiatan seperti pemilihan objek dan lokasi penelitian, penentuan tema, dan pembuatan judul, penyusunan proposal,penentuan dosen pembimbing, diskusi dan konsutasi dengan dosen pembimbing,dan pengajuan surat ijin ke lokasi penelitian dari pihak Fakultas atau Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

2. Studi Literatur

Merupakan kegiatan studi perpustakaan dalam mencari data dan informasi-informasi dengan membaca landasan teori, Peraturan Perundang- Undangan, Peraturan Pemerintah,internet dan catatan-catatan yang berhubungan berlangsung dengan kegiatan penulisan tugas akhir.

3. Observasi Lapangan

Melakukan pengamatan secara langsung sebagai suatu sistem tata kerja dan riset yang akan dilakukan oleh penulis pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai untuk mendapatkan gambaran mengenai masalah yang akan diteliti.

(19)

4. Analisis Data dan Evaluasi

Setelah data yang diperlukan telah terkumpul secara lengkap maka penulis sudah dapat melakukan analisis dengan cara menganalisa permasalahan dan kendala yang dihadapi dan mencari tahu solusi yang terbaik untuk memecahkan permasalahan secara objektif, jelas dan sistematis.

F. Metode Pengumpulan Data

Adapun pengumpulan data dilakukan dengan cara berikut :

1. Pengamatan atau observasi 2. Melakukan Wawancara 3. Dokumentasi

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis memberikan gambaran mengenai keseluruhan isi laporan. Bab ini terdiri dari latar belakang, tujuan dan manfaat, uraian teoritis, ruang lingkup, metode penulisan tugas akhir, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan laporan.

(20)

BAB II : GAMBARAN UMUM

Pada bab ini penulis menggambarkan tentang sejarah singkat berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai, Visi, Misi, dan motto KPP Pratama Binjai, Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi KPP Pratama Binjai serta gambaran lain yang dibutuhkan.

BAB III : GAMBARAN DATA

Pada bab ini penulis akan menguraikan pengertian secara teoritis tentang penerapan dan pelaksanaan e-Faktur bagi Pengusaha Kena Pajak mulai dari pengukuhan PKP, pembuatan e-Faktur, serta sanksi yang diberikan kepada PKP yang tidak membuat e-Faktur.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI DATA

Pada bab ini penulis menguraikan tentang pembahasan mengenai penerapan faktur pajak berbasis elektronik, jumlah PKP yang sudah menerapkannya di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai. Penulis akan menganalisa data yang diperoleh untuk mengevaluasi PKP dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya.

(21)

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini penulis mengajukan kesimpulan berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya serta mengajukan saran-saran yang diharapkan menjadi masukan yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

(22)

BAB II

GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BINJAI

F. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai didirikan pada tanggal 1 April 1994, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 94/KMK.01/1994 tanggal 29 Maret 1994 dengan wilayah kerja sebagai berikut:

1. Kotamadya Binjai 2. Kabupaten Langkat 3. Kabupaten Deli Serdang

a. Kec. Labuhan Deli b. Kec. Sunggal c. Kec. Pancur Batu d. Kec. Hamparan Perak e. Kec. Sibolangit f. Kec. Kotalimbu 4. Kabupaten Karo

Pada tanggal 27 Mei 2008, KPP Binjai berubah nama menjadi KPP Pratama Binjai yang artinya KPP Pratama Binjai telah menjadi KPP Modern dimana pelayananan perpajakan telah menjadi pelayanan satu atap. KPP Pratama Binjai memiliki wilayah kerja yang meliputi 28 kecamatan, antara lain sebagai berikut:

(23)

1) Kota Binjai

a. Kec. Binjai Timur b. Kec. Binjai Kota c. Kec. Binjai Utara d. Kec. Binjai Barat e. Kec. Binjai Selatan 2) Kabupaten Langkat

a. Kec. Pangkalan Susu b. Kec. Gebang

c. Kec. Hinai d. Kec. Secanggang e. Kec. Sawit seberang f. Kec. Babalan g. Kec. Sei Lepan h. Kec. Stabat i. Kec. Sirapit j. Kec. Binjai k. Kec. Besitang l. Kec. Tanjung Pura m. Kec. Wampu n. Kec. Pematang Jaya o. Kec. Brandan Barat p. Kec. Kuala

(24)

r. Kec. Bahorok s. Kec. Kutambaru t. Kec. Padang Tualang u. Kec. Sei Bingai v. Kec.

w. Batang Serangan x. Kec. Salapian

G. Rencana Strategis dan Penetapan Perjanjian Kinerja

Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan di Kantor Pelayanan Pajak, maka Direktorat Jenderal Pajak membuat suatu rencana strategis DJP tahun 2012 hingga tahun 2014 yang dituangkan dalam sebuah Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-334/PJ/2012 tanggal 23 November 2012 tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak yang merupakan dokumen perencanaan yang berisi visi, misi, nilai tujuan, sasaran, strategi, program dan dicator kinerja Direktorat Jenderal Pajak untuk periode 3 (tiga) tahun terhitung dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Secara umum sasaran utama yang ingin diraih Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai adalah mengumpulkan penerimaan negara secara optimal sesuai target yang dimandatkan kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai yaitu sebesar Rp.295.610.000.000 dan diusahakan pada tahun 2013 ini penerimaan pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai lebih tinggi dari target yang telah ditetapkan serta pertumbuhan realisasi penerimaan pajak meningkat. Selain itu diharapkan agar tingkat kepuasan atas pelayanan perpajakan dan kepatuhan perpajakan Wajib Pajak lebih tinggi serta terjadi peningkatan dalam efektivitas dan efisiensi SDM system

(25)

informasi,serta pengelolaan anggaran yang lebih optimal, sasaran-sasaran tersebut maka akan mendukung tercapainya visi dan misi Direktorat Jenderal Pajak.

1. Visi dan Misi DJP

Visi adalah gambaran keadaan organisasi yang ingin di capai di masa datang yang merupakan arahan yang bersifat menyeluruh bagi organisasi.

Visi Direktorat

Jenderal Pajak adalah “menjadi institusi pemerintah penghimpun pajak negara

yang terbaik di wilayah asia tenggara”.

Visi tersebut merefleksikan citacita Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai menjadi suatu institusi yang menyelenggarakan sistem administrasi modern yang

efektif dan efisien. Sehingga mendapat pengakuan dari masyarakat bahwa segala eksistensi dan kinerjanya memang benar-benar berkualitas tinggi dan mampu memenuhi harapan masyarakat serta dalam menjalankan tugas dan pekerjaan selalu memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral yang diterjemahkan dengan bertindak jujur, konsisten dan menepati janji. Selain itumemiliki kompetensi di bidang profesi dan menjalankan tugas dan pekerjaan sesuai dengan kompetensi, kewenangan serta norma-norma profesi, etika dan sosial. Sedangkan misi adalah pernyataan fundamental tentang alasan atas tujuan keberadaan organisasi, menerangkan mengapa organisasi itu ada, cara yang digunakan atau aktivitas utama yang di jalankan organisasi untuk

(26)

Misi Direktorat Jenderal

pajak adalah “menyelenggarakan fungsi administrasi perpajakan dengan menerapkan Undang-undang Perpajakan secara adil dalam rangka membiayai penyelenggaraan negara demi kemakmuran rakyat”.

Misi tersebut merupakan suatu pernyataan tujuan keberadaan, tugas, fungsi, peranan dan tanggung jawab Direktorat Jenderal Pajak sebagai penghimpun penerimaan negara di bidang perpajakan.

2. Tujuan

Tujuan adalah pernyataan tentang hasil yang ingin dicapai organisasi dalam jangka panjang atau menengah dan merupakan penjabaran dari visi dan harus konsisten dengan misi organisasi. Adapun tujuan dari kantor pelayanan Pajak Pratama Binjai adalah :

a. Peningkatan pelayanan perpajakan.

b. Peningkatan kepatuhan Wajib Pajak melalui pengawasan dan penegakan hukum.

c. Peningkatan efektifitas dan efesiensi organisasi melalui reformasi dan modernisasi.

d. Penigkatan profesionalisme dan integritas Sumber Daya Manusia.

(27)

Keempat tujuan tersebut mengarah pada pencapaian tujuan eksternal dan internal.Tujuan eksternal mengarahkan segenap perhatian kepada wajib pajak meliputi peningkatan pelayanan perpajakan dan peningkatan kepatuhan wajib pajak melalui pengawasan dan penegak hukum. Sedangkan tujuan internal mengarahkan kepada pengembangan sumber daya internal DJP meliputi peningkatan profesionalisme dan integritas sumber daya manusia Pengembangan sumber daya internal meliputi pengembangan organisasi, proses bisnis,teknologi informasi, anggaran, dan sumber daya manusia.

1. Sasaran Sasaran adalah penjabaran dari tujuan dan merupakan pernyataan tentang hasil yang ingin dicapai organisasi dalam jangka waktu relatif pendek dan merupakan tujuan yang bersifat operasional. Sasaran merupakan bagian integrasi dalam proses perencanaan strategis. Sasaran harus bersifat spesifik, dapat dinilai dalam periode 1 (satu) tahun.

Dalam rangka mencapai tujuan DJP yang telah ditetapkan, diperlukan penentuan sasaran yang mencerminkan hal yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu. Sasaran merupakan tujuan yang bersifat operasional yang memenuhi kriteria SMART, yaitu :specific (spesifik), measurable (terukur), achievable (dapat dicapai), relevan (berkaitan), dan time phase (berdasarkan jangka waktu).

(28)

Berdasarkan hal tersebut diatas sasaran strategis beserta inisiatif strategis Direktorat Jenderal Pajak adalah sebagai berikut :

a. Sasaran Strategis 1 yaitu Penataan Struktur Organisasi yang Efektif.

b. Sasaran Strategis 2 yaitu Sistem Manajemen yang Handal.

c. Sasaran Strategis 3 yaitu Peningkatan Kapasitas Lembaga.

2. Kebijakan

Kebijakan merupakan ketentuan yang telah ditetapkan untuk dijadikan pedoman dari petunjuk dalam pelaksanaan program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran,tujuan,visi,dan misi.

Demi tercapainya tujuan dan sasaran berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai telah mengambil langkah- langkah sebagaimana tertuang dalam kebijakan yang dijadikan pedoman,petunjuk dan pegangan bagi setiap kegiatan yang dilaksanakan yaitu :

a. Meningkatkan kualitas pelayanan

b. Mengamankan pencapaian rencana penerimaan pajak c. Terciptanya masyarakat sadar dan peduli pajak

H. Lokasi Geografi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratam Binjai

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai terletak di jalan Jambi Nomor 1 Rambung Barat, Binjai Selatan.Kantor pemerintah ini mempunyai kewajiban untuk memudahkan pengawasan dan memberikan pelayanan terhadap masyarakat dalam membayar pajak. KPP Pratam Binjai dikepalai oleh seseorang

(29)

Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang terdiri atas Kepala Kantor, Sub Bagian Umum, dan beberapa seksi yang dipimpin oleh masing-masing seorang kepala seksi agar dapat lebih jelas dan transparan tentang keadaan dari KPP Pratama Binjai. Maka disini, penulis akan menggambarkan tentang struktur organisasi.

I. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai Struktur organisasi adalah wadah bagi sekelompok orang yang bekerjasama dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Struktur organisasi sangat penting untuk terlaksana fungsi pengorganisasi dengan baik sebab dengan adanya srtruktur organisasi akan terlihat jelas tugas dan wewenang dari setiap bagian yang terdapat dalam hierarki organisasi dan akan memudahkan setiap karyawan untuk menjalankan untuk dan fungsinya. Struktur organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai adalah sebagai berikut :

1. Kepala Kantor

Tugasnya adalah mengkoordinasikan pelaksanaan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak tidak langsung lainnya dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) berdasarkan Undang-Undang yang berlaku.

2. Sub Bagian Umum Tugas :

a. Penerimaan dan penyampaian dokumen di KPP.

b. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di Sub bagian umum.

c. Pelaksanaan pelantikan, sumpah dan serah terima

(30)

d. Permintaan pengujian kesehatan pegawai.

e. Pembuatan kartu tanda pengenal pemeriksa.

f. Pelaksanaan pembayaran tagihan melalui mekanisme langsung kepada rekanan.

g. Pemusnahan dukumen, pemyusun laporan berkala KPP dan pembuatan laporan tahunan

h. Penyusunan laporan/daftar relisasi anggaran belanja.

3. Seksi Pelayanan

Tugas:

a. Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

b. Penatausahaan surat, dokumen dan laporan Wajib Pajak pada Tempat Pelayanan Terpadu (TPT).

c. Perubahan identitas Wajib Pajak.

d. Penyelesaian permohonan pengukuhan pengusaha kena pajak.

e. Penerbitan surat teguran penyampaian SPT Masa dan SPT tahunan PPh.

f. Pelaksanaan pemenuhan permintaan kofirmasi dan klarifikasi.

g. Penyelesaian pemindahan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama lama.

(31)

4. Seksi Pengolahan Data dan informasi (PDI) Tugas:

a. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi PDI.

b. Penatausahaan alat keterangan.

c. Pembentukan bank data.

d. Pembuatan dan penyampaian Surat Perhitungan (SPH) kirim ke Kantor Pelayanan Pajak lainnya.

e. Penyusunan rencana penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak, perkembangan ekonomi dan keuangan.

f. Penerbitan SPT Bunga Penagihan, Surat Teguran Penagihan, Surat Paksa dan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP) serta Surat Keputusan Pencabutan Sita.

g. Pembuatan Usulan Pencegahan dan Penyanderaan terhadap wajib pajak tertentu.

5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (I.II.III)

Seksi Pengawasan dan Konsultasi atau yang bisa disebut seksi Waskon, terbentuk setelah kantor pelayanan pajak melakukan modernisasi, dimana pembagian seksi berorientasi pada fungsi seksi. Fungsi umum dari seksi waskon adalah melakukan pengawasan dan konsultasi terhadap wajib pajak dalam menjalankan kewajiban perpajakannya.Pada KPP Pratama Binjai seksi ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu Seksi Waskon I, Waskon II, dan Waskon III. Tugas dari ketiga seksi tersebut dasarnya sama, yang membedakan hanyalah pembagian wilayah kerjanya. Hal bertujuan

(32)

Tugas :

a. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi pengawasan dan konsultasi.

b. Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP).

c. Penerbitan Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga (SMPIB).

d. Penyelesaian permohonan perubahan metode pembukuan.

e. Penetapan wajib pajak patuh.

f. Penyelesaian pemohonan pembetulan ketetapan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah di KPP.

g. Penyesaian permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi PBB di KPP.

6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan Tugas :

a. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi Ekstensifikasi Perpajakan.

b. Pendaftaran objek pajak baru dengan penelitian kantor.

c. Penerbitan surat himbauan untuk ber-NPWP.

d. Pendaftaran objek pajak baru dengan penelitian lapangan.

e. Penyelesaian permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) pemotongan PPh atas bunga deposito dan tabungan serta diskonton SBI yang diterima atau diperoleh dana pension yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.

f. Penyelesaian permohonan penundaan pengambilan Surat

(33)

Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) dan mutasi sebagian atau seluruhnya objek dan subjek pajak PBB.

g. Penerbitan daftar nominatif untuk usulan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak (SP3) PSL, Ekstensifikasi dan lain-lain.

7. Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal Tugas :

a. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi pemeriksaan. Penyelesaian usulan pemeriksaan.

b. Penyelesaian usulan pemeriksaan bukti permulaan.

c. Penatausahaan laporan pemeriksa pajak dan nota perhitungan.

d. Pengamatan KPP, pemeriksaan kantor, pemeriksaan lapangan dan penyelesaian usulan pemeriksaan dan lain-lain.

8. Seksi Penagihan Tugas :

a. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi penagihan.

b. Menjawab konfirmasi data tunggakan Wajib Pajak c. Penyelesaian permohonan penundaan pembayaran pajak.

d. Penagihan pajak seketika dan sekaligus.

e. Penerbitan dan penyampaian surat teguran penagihan f. Penghapusan piutang Pajak.

g. Penerbitan STP bunga penagihan, Surat Teguran Penagihan, Surat Paksa dan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan

(34)

kantor.

h. Penyelesaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Lebih Bayar.

9. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

J. Jumlah Pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai a. Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 2.1

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki 51

Perempuan 26

Sumber : KPP Binjai, 2017 b. Berdasarkan Jabatan

Tabel 2.2

Jabatan Jumlah

Kepala Kantor 1

Kasi/Kasubag 1

Fungsional 1

Account Representative 23

Pelaksana 36

Sumber : KPP Binjai 2017

(35)

c. Bedasarkan Seksi

Tabel 2.3

Seksi Jumlah

Subbag Umum 8

Seksi Pelayanan 11

Seksi PDI 9

Seksi Waskon I 6

Seksi Waskon II 10

Seksi Waskon III 10

Seksi Penagihan 5

Seksi Ekstensifikasi 6

Seksi Pemeriksaan 8

Seksi Fungsional 1

Sumber : KPP Binjai 2017

Total seluruh karyawan yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai saat ini adalah 77 orang pegawai.

d. Berdasarkan golongan

Tabel 2.4

Golongan Jumlah

IV 4

III 38

II 35

(36)

BAB III

GAMBARAN DATA

D. Pengertian Faktur Pajak Manual dan Faktur Pajak System (E-Faktur) Dalam pasal 1 angka 23 UU PPN 1984 Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh PKP yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) atau bukti pumungutan pajak karena impor BKP yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Dalam pasal 13 ayat (1) UU PPN 1984 menentukan bahwa PKP wajib membuat Faktur Pajak untuk setiap melakukan penyerahan BKP atau JKP. Sedangkan menurut peraturan Direktur Jenderal PajakNomor PER-16/PJ/2014 Pasal 1 Tentang Tata Cara Pembuatan Dan Pelaporan Faktur Pajak Berbentuk Elektronik pengertian e-faktur adalah dalah Faktur Pajak yang dibuat melalui aplikasi atau sistem elektronik yang ditentukan dan/atau disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

E. Prosedur Menggunakan E-Faktur

Untuk dapat menggunakan aplikasi e-faktur seorang pengusaha haruslah sudah dikukuhkan terlebih dahulu sebagai Pengusaha Kena Pajak. Untuk dikukuhkan sebagai PKP seorang pengusaha haruslah melengkapi dokumen, adapun dokumen yang disyaratkan sebagai kelengkapan permohonan pengukuhan PKP sebagaimana dimaksud yaitu:

a. Untuk Wajib Pajak orang pribadi, yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas sebagaimana dimaksud berupa:

(37)

1) dokumen yang menunjukkan identitas diri Wajib Pajak untuk Warga Negara Indonesia maupun Warga Negara Asing;

2) dokumen yang menunjukkan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas; dan

3) dokumen yang menunjukkan adanya pemberian izin usaha atau pekerjaan bebas dari pejabat atau instansi berwenang.

b. Untuk Wajib Pajak badan, sebagaimana dimaksud berupa:

1) dokumen yang menunjukkan pendirian atau pembentukan badan dan perubahannya;

2) dokumen yang menunjukkan identitas diri pengurus badan;

3) dokumen yang menunjukkan tempat kegiatan usaha; dan

4) dokumen yang menunjukkan adanya pemberian izin usaha dari pejabat atau instansi berwenang.

c. Untuk Wajib Pajak badan sebagaimana dimaksud berupa:

1) dokumen yang menunjukkan pendirian atau pembentukan badan dan perubahannya;

2) dokumen yang menunjukkan identitas diri pengurus badan;

3) dokumen yang menunjukkan tempat kegiatan usaha; dan

4) dokumen yang menunjukkan adanya pemberian izin usaha dari pejabat atau instansi berwenang.

Berdasarkan permohonan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud Kepala KPP atau Kepala KP2KP melakukan pengukuhan PKP paling lama 10 (sepuluh)

(38)

Untuk dapat menggunakan aplikasi e-faktur seorang pengusaha haruslah memenuhi beberapa langkah seperti memiliki kode aktivasi, password dan passphrase untuk mendapatkan sertifikat elektronik dan mengajukan permintaan nomor seri faktur pajak elektronik (e-Nofa).

Gambar 3.1

Sumber: https://www.online-pajak.com/id/langkah-awal-sebelum- memulai-faktur-pajak-pertama-anda

Adapun langkah tersebut memiliki syarat yang juga harus dipenuhi sebagai berikut:

1 . La n g k a h 1 Le n g k a p i F o r m u l i r d a n D o k u m e n y a n g d i s y a r a t k a n

a. Menyiapkan Surat Permintaan Sertifikat Elektronik

Surat Permintaan Sertifikat Elektronik dan Surat Pernyataan Persetujuan Penggunaan Sertifikat Elektronik harus diisi lengkap dan

(39)

ditandatangani oleh pengurus PKP yang nama tercantum pada SPT Tahunan PPh Badan Tahun Pajak Terakhir.

Selain itu, Pengurus PKP juga perlu menyiapkan:

a) WNI: KTP Elektronik asli, Kartu Keluarga (KK) asli, beserta fotokopi kedua dokumen tersebut.

b) WNA: Paspor asli, KITAS/KITAP asli, beserta fotokopi kedua dokumen tersebut.

c) Softcopy pas foto WNI/WNA terbaru yang disimpan ke dalam CD (compact disc) atau media lain. File foto diberi nama: NPWP-nama pengurus-nomor KTP.

d) Asli SPT Tahunan Badan & Bukti Penerimaan Surat atau Tanda Terima Pelaporan SPT.

b. Menyiapkan Surat Permohonan Kode Aktivasi dan Password

a) Surat Permohonan Kode Aktivasi dan Password harus diisi dengan lengkap dan ditandatangani oleh pengurus PKP.

b) PKP dengan pendapatan kurang dari Rp 4,8 miliar setahun jika ingin tetap menjadi PKP harus melakukan Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak oleh KPP tempat PKP terdaftar (berdasarkan Peraturan DJP 120 PER-05/PJ/2012 beserta perubahannya) dan laporan hasil registrasi ulang tersebut menyatakan bahwa PKP tetap dikukuhkan atau telah diverifikasi berdasarkan peraturan Menteri Keuangan No. PMK-

(40)

c. Menyiapkan Surat Permohonan Aktivasi Akun PKP Isi dan tanda tangani Surat Permohonan Aktivasi Akun PKP.

2. La n g k a h 2 D a t a n g k e K P P S e s u a i T e m p a t P K P T e r d a f t a r

a) Pengurus PKP harus secara langsung menyampaikan Surat Permintaan Sertifikat Elektronik ke Kantor Pelayanan Pajak tempat PKP dikukuhkan.

b) Petugas KPP menerima perwakilan untuk pengajuan surat Permohonan Kode Aktivasi dan Password jika ditandatangani oleh selain pengurus PKP dengan melampirkan surat kuasa.

c) Penerbitan surat penyetujuan atau penolakan Kode Aktivasi dan Password paling lama 3 (tiga) hari kerja. Kode Aktivasi dikirim melalui pos ke alamat PKP, sedangkan password dikirim melalui email ke alamat email PKP yang dicantumkan dalam surat permohonan Kode Aktivasi dan Password.

3. La n g k a h 3 : A k t i v a s i A k u n P K P

Untuk mengaktivasi akun PKP, pengurus PKP wajib datang ke KPP dengan membawa:

a) Surat Penyetujuan Aktivasi dan Password yang dikirim oleh DJP

b) Surat Permintaan Aktivasi Akun PKP yang sudah dilengkapi.

Aktivasi akun akan selesai pada hari itu juga.

4. La n g k a h 4 M e l a k u k a n P e r m i n t a a n N o m o r S e r i F a k t u r P a j a k p a d a W e b s i t e e - N o f a P a j a k

(41)

a) PKP dapat mengakses website e-Nofa pajak dengan memasukkan username dan password yang sudah diberikan oleh DJP.

b) e-Nofa pajak adalah sebuah aplikasi untuk mendapatkan elektronik nomor seri faktur pajak yang akan digunakan pada e-Faktur.

c) Jumlah permintaan nomor seri faktur pajak elektronik yang dapat diajukan berdasarkan jumlah invoice atau faktur komersial yang diterbitkan dalam tiga bulan terakhir

d) Bila nomor seri faktur pajak elektronik sudah habis, PKP dapat mengajukan permintaan kembali melalui e-Nofa pajak.

5. La n g k a h 5 : B u a t e - F a k t u r M e l a l u i O n l i n e P a j a k

a) Daftarkan akun perusahaan di OnlinePajak dan isi profil perusahaan.

b) Masukkan data e-faktur yaitu password, passphrase dan kode aktivasi di halaman pengaturan OnlinePajak.

c) Buat faktur penjualan di OnlinePajak atau impor data faktur dari software yang Anda gunakan ke OnlinePajak.

d) Pilih sejumlah invoice penjualan yang ingin Anda buat e-faktur-nya, lalu buat e-Faktur hanya dengan satu klik icon "e-Faktur".

e) e-Faktur akan dikirimkan ke alamat email yang didaftarkan di OnlinePajak.

(42)

Gambar 3.2

Sumber: https://www.online-pajak.com/id/langkah-awal-sebelum- memulai-faktur-pajak-pertama-anda

F. Sanksi Keterlambatan E-Faktur

Adapun sanksi bagi PKP yang tidak menggunakan e-Faktur atas transaksi perusahaan. Sanksinya berupa denda sebesar 2% dari transaksi PKP. Kemudian, apabila PKP tidak menggunakan e-faktur dalam transaksinya, maka kelebihan pembayaran pajak PKP, tidak bisa direstitusikan.

(43)

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI DATA

D. Perbedaaan Faktur Pajak kertas dengan e-Faktur Tabel 4.1

No Keterangan Faktur Pajak Kertas e-Faktur

1 Format/lay out

Bebas tidak ditentukan dan dapat mengikuti contoh di lampiran PER-24/PJ/2012

Ditentukan oleh aplikasi/sistem yang ditentukan dan disediakan oleh DJP 2 Tanda Tangan Tanda tangan basah di atas

Faktur Pajak kertas

Tanda tangan berbentuk elektronik berbentuk QR code

3 Bentuk dan

lembar

Diwajibkan berbentuk kertas dan jumlah lembar diatur

Tidak diwajibkan untuk dicetak dalam bentuk kertas

4 PKP yang

membuat Seluruh PKP Penyerahan

BKP/JKP saja

5 Prosedur Lapor -

e-Faktur dilaporkan ke DJP dengan cara

upload dan

mendapat persetujuan DJP 6 Mata Uang Rupiah dan Dolar

Rupiah (Selain Rupiah, dikonversi menggunakan kurs Menteri Keuangan) 7 Pelaporan SPT

PPN

Menggunakan aplikasi tersendiri

Menggunakan

aplikasiyang sama dengan aplikasi pembuatan e-Faktur

8 Jenis Transaksi Seluruh Penyerahan

BKP/JKP saja

sumber:http://ekstensifikasi423.blogspot.co.id/2015/01/faktur-pajak-dan-efaktur- pajak.html?m=1

(44)

E. Implementasi Penerapan E-Faktur

Langkah-langkah mempergunakan E-faktur yaitu sebagai berikut:

1. Langkah pertama buka aplikasi e-faktur tersebut dengan mengklik dua kali aplikasi e-faktur yang sudah anda miliki dengan mengklik aplikasi dengan nama ETaxInvoice sebagai berikut:

Gambar 4.1

Sumber:http://www.nbcdns.com/2015/07/cara-menggunakan-aplikasi-e- faktur.html

Setelah anda klik 2 kali aplikasi dengan nama tersebut, anda akan dibawa ke halaman dimana Anda diharuskan untuk menkoneksi kan database ke pc atau laptop yang anda miliki, sebelumnya aplikasi ini merupakan aplikasi yang mewajibkan penggunanya untuk melakukan koneksi ke internet, anda dapat mempergunakan koneksi dari modem usb untuk melakukan koneksi ke aplikasi ini. Pada tahap ini anda dapat memilih Connect dan masukkan password dan username anda yang telah anda buat sebelumnya.

(45)

Gambar 4.2

Sumber:http://www.nbcdns.com/2015/07/cara-menggunakan-aplikasi-e- faktur.html

Pada tahap ini kebetulan saya menggunakan nama Admin dan username 123 untuk mempergunakan aplikasi ini, namun jika anda mempergunakan username dan password yang berbeda maka masukkan nama dan password yang anda telah masukkan sewaktu pertama kali anda membuat password dan username anda.

2. Menambah lawan transaksi

Untuk sebelumnya kita perlu untuk menambah lawan transaksi kita, kita dapat memasukkan lawan transaksi kita dengan cara kita masuk ke Referensi - lawan transaksi - Administrasi lawan transaksi

Gambar 4.3

(46)

Untuk menambahkan silahkan klik tombol "tambah" dan pada form berikutnya kita akan diminta memasukkan data-data dari lawan transaksi kita.

Dalam menambahkan data-data lawan transaksi kita, kita diharapkan untuk memasukkan data-data tersebut dengan lengkap, hal ini dikarenakan data tersebut akan disamakan oleh kantor pajak. untuk gambar dari langkah ini dapat kita lihat pada gambar berikut ini:

Gambar 4.4

Sumber:http://www.nbcdns.com/2015/07/cara-menggunakan-aplikasi-e- faktur.html

Jika anda berhasil memasukkan data dari lawan transaksi anda, maka data tersebut akan muncul pada form lawan transaksi, untuk menampilkan nya anda dapat menekan tombol "Perbaharui" yang ada pada halaman tersebut.

anda dapat juga merubah atau menghapus data tersebut dengan menekan tombol "ubah" atau "hapus".

3. Menambah Barang atau jasa

Pada menu berikut ini kita di minta untuk menambahkan barang atau jasa yang kita miliki. kegunaan dari menu ini adalah agar kita dapat memasukkan barang atau jasa yang kita pergunakan pada transaksi yang kena pajak. cara menambahkannya sama dengan cara kita menambahkan lawan

(47)

transaksi anda cukup masuk ke menu Referensi - lawan transaksi - Administrasi barang / jasa.

Gambar 4.5

Sumber:http://www.nbcdns.com/2015/07/cara-menggunakan-aplikasi-e- faktur.html

Jika anda menekan menu tersebut maka akan muncul menu baru dan kita di sini diminta untuk memasukkan barang dan jasa yang kita miliki, pada halaman berikutnya silahkan anda klik tombol "tambah" untuk menambah barang atau jasa yang anda miliki.

Gambar 4.6

Sumber:http://www.nbcdns.com/2015/07/cara-menggunakan-aplikasi-e- faktur.html

Pada kode barang kita dapat membiarkannya kosong hal ini jika barang yang

(48)

menekan tombol "perbaharui" untuk melihat data yang telah kita masukkan ke form tersebut, untuk menambah dan menghapus anda dapat menekan tombol

"Ubah" dan "Hapus".

4. Menambahkan Nomor Faktur

Dalam pembuatan faktur pasti kita akan diminta untuk memasukkan nomor faktur yang kita miliki, pada aplikasi ini, untuk menambahkan nomor faktur kita dapat menekan tombol referensi-referensi nomor faktur, atau anda dapat melihat gambar dibawah ini untuk dapat memasukkan nomor faktur yang kita miliki.

Gambar 4.7

Sumber:http://www.nbcdns.com/2015/07/cara-menggunakan-aplikasi-e- faktur.html

Setelah anda menekan menu tersebut maka halaman untuk memasukkan nomor faktur akan tampil, untuk menambahkan nomor faktur kita dapat menekan tombol rekan range nomor faktur dan halaman untuk mengisi nomor faktur yang kita miliki akan tampil.

(49)

Gambar 4.8

Sumber:http://www.nbcdns.com/2015/07/cara-menggunakan-aplikasi-e- faktur.html

Pada halaman berikut ini anda dapat mengisi nomor faktur sisa yang masih anda miliki saat ini lalu save, anda juga dapat menambahkan nomor faktur baru yang anda sudah dapatkan dari kantor pajak ke aplikasi ini dan jika nomor faktur yang lama anda sudah habis maka secara otomatis aplikasi ini akan menggunakan nomor faktur baru yang sudah anda masukkan.

5. Membuat E-Faktur Pajak Keluaran

Setelah kita melakukan pengisian-pengisian sebelumnya, kita selanjutnya dapat membuat E-faktur itu sendiri, untuk membuat e-faktur tersebut kita dapat masuk ke menu Faktur-Pajak keluaran-administrasi faktur.

atau kita dapat mengikuti gambar berikut ini.

(50)

tombol "Rekam Faktur" maka akan muncul halaman pembuatan faktur seperti gambar berikut ini.

Gambar 4.9

Sumber:http://www.nbcdns.com/2015/07/cara-menggunakan-aplikasi-e- faktur.html

Pada form Referensi faktur kita isi jika transaksi yang kita pergunakan menggunakan mata uang asing, jadi pada referensi faktur tersebut kita isi dengan nilai Valuta asing yang kita pergunakan, jika kita tidak mempergunakan mata uang asing untuk transaksi maka kita tidak perlu mengisi form tersebut. jika sudah kita dapat menekan tombol "Lanjutkan"

untuk memproses tahap selanjutnya.

Pada tahap ini kita akan diminta untuk memasukkan data dari lawan transaksi kita, kebetulan lawan transaksi kita telah kita masukkan pada tahap awal tadi jadi kita dapat mencari lawan transaksi kita dengan menekan tombol

"Cari NPWP", pada halaman berikutnya kita dapat memilih cara kita menemukan lawan transaksi kita, kita dapat menekan tanda kebawah pada

"NPWP" dan memilih untuk mencari nama atau nomor NPWP dari lawan transaksi kita, selanjutnya masukkan nomor Nomor "npwp" sebagai kata kunci atau "nama" lawan transaksi kita untuk menemukan lawan transaksi

(51)

kita, jika sudah mengetik kan nomor "NPWP" atau "Nama" dari lawan transaksi kita kita dapat menekan tombol "Cari" Untuk menemukan lawan transaksi kita.

Gambar 4.10

Sumber:http://www.nbcdns.com/2015/07/cara-menggunakan-aplikasi-e- faktur.html

Klik pada nomor NPWP dari lawan transaksi kita maka data dari lawan transaksi kita akan muncuk pada halaman sebelumnya, Jika data dari lawan transaksi kita sudah benar maka kita dapat menekan tombol

"Lanjutkan" untuk melanjut untuk memproses e-faktur kita.

Pada tahap selanjutnya kita akan diminta untuk memasukkan barang yang kita transaksi kan atau kita jual kepada lawan transaksi kita, untuk mencari barang, kita dapat menekan tombol

(52)

Gambar 4.11

Sumber:http://www.nbcdns.com/2015/07/cara-menggunakan-aplikasi-e- faktur.html

Kita dapat menekan tombol "Rekan Transaksi" untuk memulai memasukkan data barang yang kita transaksikan kepada lawan transaksi kita, tahap selanjutnya anda akan diminta untuk memasukkan barang dan jumlah yang ditransaksikan, untuk mengambul nama barang yang kita transaksi kan kita dapat menekan tombol "Cari Barang/Jasa" dan barang atau jasa tersebut dapat kita cari berdasarkan nama atau kode barang seperti halnya pada nama lawan transaksi kita tadi. jika sudah menemukan barang/jasa yang kita transaksi kan kita dapat menekan pada nama barang tersebut lalu memasukkan jumlah transaksi kita dan menekan tombol "simpan" jika kita sudah yakin bahwa jumlah barang tersebut benar, jika anda ingin menambahkan barang baru lagi silahkan gunakan cara yang sama dengan cara memasukkan barang dan jasa tadi.

(53)

Jika barang dan jasa yang kita masukkan sudah benar, maka kita dapat menekan tombol "simpan" untuk menyimpan transaksi tersebut.

Gambar 4.12

Sumber:http://www.nbcdns.com/2015/07/cara-menggunakan-aplikasi-e- faktur.html

selanjutnya kita akan melakukan proses upload faktur pajak tersebut, jika anda belum yakin dengan data yang anda masukkan ini telah benar maka saya sarankan anda untuk melakukan pengecekan kembali, karena jika kita sudah melakukan proses upload maka data yang sudah kita masukkan tidak dapat kita rubah kembali, dan untuk melakukan perubahan kita diharuskan untuk melakukan penggantian faktur dengan menekan tombol "Pengganti".

untuk mengupload faktur yang sudah kita buat tadi, kita harus memilih faktur yang kita ingin upload dengan menekan pada faktur yang tadi kita buat.

(54)

Gambar 4.13

Sumber:http://www.nbcdns.com/2015/07/cara-menggunakan-aplikasi-e- faktur.html

untuk melihat faktur yang kita buat kita dapat melihatnya dengan menekan tombol "Preview" dan jika kita telah yakin bahwa faktur yang kita buat telah benar maka selanjutnya anda dapat menekan tombol "Upload"

untuk mengupload faktur yang kita telah buat tadi. jika status aproval telah sukses maka kita dapat menekan tombol "PDF" untuk melakukan pencetakan e-faktur yang kita miliki tersebut.

F. Data PKP Yang Telah Melakukan E-Faktur Di KPP Pratama Binjai Adapun Jumlah PKP yang terdaftar pada KPP Pratama Binjai yaitu sebanyak 1053, jumlah PKP yang menggunakan e-faktur sejak diberlakukannya pada 1 juli 2016 sebesar 1053, jumlah PKP yang telah memenuhi pelaporan pajaknya setelah diterapkannya e-faktur di KPP Pratama Binjai sebesar 98% lalu 2% lagi tidak aktif dan tidak ada PKP yang melaporkan faktur pajaknya secara manual.

(55)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari analisis dan evaluasi data mak penulis dapat menyimpulkan bahwa : 1. Perbedaaan Faktur Pajak kertas dengan e-Faktur

Tabel 4.1

No Keterangan Faktur Pajak Kertas e-Faktur

1 Format/lay out

Bebas tidak ditentukan dan dapat mengikuti contoh di lampiran PER-24/PJ/2012

Ditentukan oleh aplikasi/sistem yang ditentukan dan disediakan oleh DJP 2 Tanda Tangan Tanda tangan basah di atas

Faktur Pajak kertas

Tanda tangan berbentuk elektronik berbentuk QR code

3 Bentuk dan

lembar

Diwajibkan berbentuk kertas dan jumlah lembar diatur

Tidak diwajibkan untuk dicetak dalam bentuk kertas

4 PKP yang

membuat Seluruh PKP Penyerahan

BKP/JKP saja

5 Prosedur Lapor -

e-Faktur dilaporkan ke DJP dengan cara

upload dan

mendapat persetujuan DJP 6 Mata Uang Rupiah dan Dolar

Rupiah (Selain Rupiah, dikonversi menggunakan kurs Menteri Keuangan) 7 Pelaporan SPT

PPN

Menggunakan aplikasi tersendiri

Menggunakan

aplikasiyang sama dengan aplikasi pembuatan e-Faktur Penyerahan

(56)

2. Langkah-langkah mempergunakan E-faktur yaitu sebagai berikut:

1) Langkah pertama buka aplikasi e-faktur tersebut dengan mengklik dua kali aplikasi e-faktur yang sudah anda miliki dengan mengklik aplikasi dengan nama ETaxInvoice sebagai berikut:

2) Menambah lawan transaksi untuk sebelumnya kita perlu untuk menambah lawan transaksi kita, kita dapat memasukkan lawan transaksi kita dengan cara kita masuk ke Referensi - lawan transaksi - Administrasi lawan transaksi

3) Menambah Barang atau jasa pada menu berikut ini kita di minta untuk menambahkan barang atau jasa yang kita miliki. kegunaan dari menu ini adalah agar kita dapat memasukkan barang atau jasa yang kita pergunakan pada transaksi yang kena pajak. cara menambahkannya sama dengan cara kita menambahkan lawan transaksi anda cukup masuk ke menu Referensi - lawan transaksi - Administrasi barang / jasa.

4) Menambahkan Nomor Faktur dalam pembuatan faktur pasti kita akan diminta untuk memasukkan nomor faktur yang kita miliki, pada aplikasi ini, untuk menambahkan nomor faktur kita dapat menekan tombol referensi-referensi nomor faktur, atau anda dapat melihat gambar dibawah ini untuk dapat memasukkan nomor faktur yang kita miliki.

5) Membuat E-Faktur Pajak Keluaran setelah kita melakukan pengisian- pengisian sebelumnya, kita selanjutnya dapat membuat E-faktur itu

(57)

sendiri, untuk membuat e-faktur tersebut kita dapat masuk ke menu Faktur-Pajak keluaran-administrasi faktur. atau kita dapat mengikuti gambar berikut ini.

3. Data PKP Yang Telah Melakukan E-Faktur Di KPP Pratama Binjai

Adapun Jumlah PKP yang terdaftar pada KPP Pratama Binjai yaitu sebanyak 1053, jumlah PKP yang menggunakan e-faktur sejak diberlakukannya pada 1 juli 2016 sebesar 1053, jumlah PKP yang telah memenuhi pelaporan pajaknya setelah diterapkannya e-faktur di KPP Pratama Binjai sebesar 98% lalu 2% lagi tidak aktif dan tidak ada PKP yang melaporkan faktur pajaknya secara manual.

B. Saran

adapun saran dari penulis setelah melakukan riset yaitu:

1. Untuk KPP Pratama Binjai menggali lagi potensi pengusaha untuk menggunakan e-faktur

2. Untuk KPP Pratama tidak puas karena jumlah PKP yang relative stabil, untuk itu harus terus melakukan sosialisasi mengenai e-faktur.

(58)

DATAR PUSTAKA

Mardiasmo. 2011. Perpajakan, Edisi Revisi, Yogyakarta: Andi.

Sumarsan, Thomas. 2013. Perpajakan Indonesia Jakarta: PT. Indeks.

Sukardji, Untung. 2014. Pokok-Pokok Pajak Pertambahan Nilai Indonesia Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Undang-Undang PPN tahun 1984 Pasal 1 angka 14 tentang Defenisi Pengusaha.

Undang-Undang PPN tahun 1984 Pasal 1 angka 14 tentang Defenisi Pengusaha Kena Pajak.

Undang-undang PPN tahun 1984 pasal 1 angka 23 tentang Defenisi Faktur Pajak.

Undang-Undang PPN tahun 1984 pasal 13 ayat 1 bahwa PKP wajib membuat Faktur Pajak untuk setiap melakukan penyerahan BKP atau JKP

Direktorat Jendral Pajak. 2015. Keputusan Direktur Jendral Pajak nomor KEP- 08/PJ/2015 tentang penetapan Pengusaha Kena Pajak.

Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-136/PJ/2014 tentang Penetapan Pengusaha Kena Pajak yang Diwajibkan Membuat Faktur Pajak Berbentuk Elektronik.

Peraturan Direktur Jenderal PajakNomor PER-16/PJ/2014 Tentang Tata Cara Pembuatan Dan Pelaporan Faktur Pajak Berbentuk Elektronik

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 182/PMK.03/2015 Tentang Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak, Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, Dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER - 28/PJ/2015 Tentang Tata Cara Pemberian Dan Pencabutan Sertifikat Elektronik

(59)

http://www.pajak.go.id/content/kewajiban-penggunaan-faktur-pajak-berbentuk-

elektronik-e-faktur-bagi-pkp-di-kpp-madya-medan (diakses pada 11/04/2017;

13.00)

http://www.pajak.go.id/e-faktur (diakses pada 11/04/2017;15.00)

http://ekstensifikasi423.blogspot.co.id/2015/01/faktur-pajak-dan-e-faktur pajak.

html?m=1 (diakses pada 01/05/2017; 17.00)

http://nasional.kontan.co.id/news/awas-ada-sanksi-pajak-e-faktur (diakses pada 01/07/2017; 17.00)

http://forumpajak.org/sanksi-keterlambatan-penerbitan-faktur-pajak/(diakses pada 01/07/2017; 17.00)

https://www.online-pajak.com/id/langkah-awal-sebelum-memulai-faktur-pajak- pertama-anda(diakses pada 01/07/2017; 17.00)

http://www.nbcdns.com/2015/07/cara-menggunakan-aplikasi-e faktur.html(diakses pada 01/07/2017; 17.00)

Referensi

Dokumen terkait

Penentuan metode maupun model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran sangat menentukan terjadinya proses interaksi yang baik antara pendidik dan peserta

melakukan aktifitasnya selalu dilakukan dilakukan dalam kawasannya hal ini terlihat pada aktifitas ekonomi seperti pasar sekarang dikenal dengan sebutan pasar kaget yaitu pasar yang

Sahabat dalam menentukan harga pokok produksi dengan menggunakan metode harga pokok pesanan, pembebanan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung didasarkan pada

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori

tidak terpisah antara rawat jalan dan rawat inap digabungkan, jadikan memang sementara bentuk rekam medik kita dirumah sakit haji inikan belum instalasi kalau kita

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku kerja, lingkungan kerja, dan interaksi sosial terhadap kepuasan kerja karyawan RSUD Pandan Arang Boyolali dengan motivasi

Kanker Penis adalah kanker yang sangat ganas pada alat reproduksi pria, dan kalau tidak segera ditangani bisa memicu kanker pada organ tubuh yang lain dan dapat menyebabkan

Hasil penelitian yang didapatkan dari 54 responden, secara umum kelompok lanjut usia di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon paling banyak memiliki