• Tidak ada hasil yang ditemukan

1/12 Pengendalian Pemanfaatan Ruang Berbasis Masyarakat di Kabupaten Klaten

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "1/12 Pengendalian Pemanfaatan Ruang Berbasis Masyarakat di Kabupaten Klaten"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1/12

Pengendalian Pemanfaatan Ruang Berbasis Masyarakat di Kabupaten Klaten

Nama Diklat : Diklatpim Tingkat IV Angkatan XV

Tahun : 2018

Ruang lingkup inovasi : Kabupaten/Kota

Cluster inovasi : Pemberdayaan Masyarakat Desa

Inovator : JADIYANA, SST

Jabatan : Kasi Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang Dinas PUPR Kab. Klaten Instansi : Pemerintah Kabupaten Klaten

Latar Belakang

1. LATAR BELAKANG (BURNING PLATFORM)

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yang dimaksud dengan penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Pasal 65 ayat (1) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, menyebutkan bahwa penyelenggaraan penataan ruang dilakukan oleh pemerintah dengan melibatkan peran masyarakat. Peran masyarakat dalam penataan ruang dilakukan melalui:

partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang, partisipasi dalam pemanfaatan ruang, dan partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang.

Berdasarkan Pasal 14 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk Dan Tata Cara Peran Masyarakat Dalam Penataan Ruang, bahwa tata cara peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang dilaksanakan dengan cara:

a. menyampaikan masukan terkait arahan dan/atau peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi kepada pejabat yang berwenang;

b. memantau dan mengawasi pelaksanaan rencana tata ruang;

(2)

2/12

c. melaporkan kepada instansi dan/atau pejabat yang berwenang dalam hal menemukan dugaan penyimpangan atau pelanggaran kegiatan pemanfaatan ruang yang melanggar rencana tata ruang yang telah ditetapkan; dan

d. mengajukan keberatan terhadap keputusan pejabat yang berwenang terhadap pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.

Penataan ruang merupakan proses yang sangat dinamis, sehingga berpotensi terjadi/adanya ketidaksesuaian antara RTRW dengan kebutuhan pembangunan. Untuk mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan di daerah, perlu didukung tertib tata ruang. Dalam rangka terciptanya tertib tata ruang perlu dilakukan pengendalian pemanfaatan ruang daerah diseluruh kawasan dalam batas wilayah administrasi daerah.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klaten Tahun 2011-2031, menyatakan bahwa tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Klaten adalah “mewujudkan ruang wilayah Kabupaten yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan dengan pelaksanaan pembangunan yang berbasis pertanian, industri, dan pariwisata”.

Dalam Pasal 19 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 115 tahun 2017 tentang Mekanisme Pengendalian Pemanfaatan Ruang Daerah, bahwa pelanggaran pemanfaatan ruang dapat berupa salah satu atau gabungan diantara jenis penyimpangan yang meliputi:

a. memanfaatkan ruang dengan izin Pemanfaatan Ruang dilokasi yang tidak sesuai dengan peruntukkannya;

b. memanfaatkan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang dilokasi yang sesuai dengan peruntukkannya di wilayah lintas daerah kabupaten/kota;

c. memanfaatkan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang dilokasi yang tidak sesuai dengan peruntukkannya diwilayah lintas daerah kabupaten/kota;

d. melakukan perubahan sebagian atau keseluruhan fungsi lahan.

Dengan pengendalian pemanfaatan ruang berbasis masyarakat dapat ikut mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan di daerah, serta mempercepat terciptanya tertib tata ruang.

Berdasarkan gambaran umum kondisi Kabupaten Klaten dan dengan memperhatikan isu-isu strategis yang sedang berkembang serta paradigma Good Governace, maka Visi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Klaten adalah “Pembangunan dan Pelayanan Di Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yang cepat dan tanggap untuk mendukung terwujudnya Klaten yang maju, mandiri dan berdaya saing.

Untuk dapat mewujudkan Visi sebagaimana tersebut diatas maka ditetapkan 2 (dua) Misi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Klaten adalah

(3)

3/12

sebagai berikut :

1. Mewujudkan peningkatan pembangunan dan pemeliharaan di Bidang Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang , yang tanggap, tepat, dan manfaat, serta berwawasan lingkungan.

2. Menjadikan etos kerja yang baik guna pelayanan di bidang pekerjaan umum dan penataan ruang yang cepat, dan merata.

Manfaat

1. MANFAAT

1) Bagi Project Leader:

a. Memenuhi persyaratan dalam Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan XV Tahun 2018;

b. Meminimalisir permasalahan pelanggaran tata ruang;

c. Sebagai Proyek Perubahan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya pengendalian pemanfaatan ruang bebasis masyarakat di Kabupaten Klaten.

2) Bagi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Klaten

Tercapainya tugas pokok fungsi Bidang Tata Ruang bagian dalam hal menyelenggarakan pengendalian pemanfaatan tata ruang.

3) Bagi Masyarakat

a. memberikan kepastian hukum pemanfatan ruang sesuai dengan peruntukannya;

b. menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya peraturan tata ruang; dan

(4)

4/12

c. Menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk berperan aktif dalam pengendalian pemanfaatan ruang.

4) Bagi Pemerintah Kabupaten

a. menjamin terwujudnya tata ruang sesuai dengan rencana tata ruang.

b. menjaga estetika kawasan daerah tetap indah, bersih dan lestari;

c. mendukung kehidupan sosial, budaya, politik, dan ekonomi serta pemerintahan;

d. menghindari pembangunan dan pemanfaatan ruang yang tidak terkendali;

e. kepastian memperuntukan dan efisiensi lahan;

f. keselarasan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

g. memudahkan pengawasan pengendalian;

mendorong investasi yang ramah lingkungan di Kabupaten Klaten

Milestone

1. PENTAHAPAN (MILESTONE)

Setelah diketahui permasalahan dan area perubahan maka perlu untuk menetapkan pentahapan kegiatan yaitu dengan metode milestone. Adapun milestone (tahapan utama) dalam proyek perubahan ini dapat dilihat pada tabel berikut:

(5)

5/12 Tabel 6.4

Rencana Tahapan Proyek Perubahan (Milestone)

NO TAHAP KEGIATAN OUTPUT WAKTU

A. JANGKA PENDEK

1.

Koordinasi dengan Stakeholder Materi Koordinasi dan dukungan stakeholder

Minggu III

Juli

2018

a. Menghadap mentor kesepakatan area perubahan Disetujui

b. Rapat stakolder internal

(6)

6/12

NO TAHAP KEGIATAN OUTPUT WAKTU

c. Koordinasi stakeholder eksternal

Menghadap ;

- Kepala Bapeda

- Sekda Bag. Hukum

- Plt DLH

- Kepala Dinas Pertanian

- Kantor Pertanahan

- Kepala Satpol PP

Mendukung Proyek Perubahan

2.

Membentukan Tim Efektif :

Terbentuknya tim efektif

Minggu IV

Juli

2018

(7)

7/12

NO TAHAP KEGIATAN OUTPUT WAKTU

a. Menyusun draf SK Tim Tersusunnya SK Draf

b. Pengesahan Tim Efektif Disahkannya Tim Efektif

c. Rapat penjelasan tim efektif Jelas dan Siap melaksanakan tugas

3. Menginventarisasi data ketidak sesuaian Tata Ruang di 5 Kecamatan (Karanganom, Jogonalan, Kebonarum, Wonosari, Jatinom) Terinventarisasinya data ketidaksesuaian ruang

Minggu I

Agustus 2018

a. Rapat persiapan pengumpulan data ketidak sesuaian ruang Terlaksananya pengumpulan data

b. Mengumpulkan data ketidak sesuaian ruang Terkumpulnya data

c. Mengiventarisasi data ketidaksesuaian ruang Terinventarisir data

4.

Juknis Fasilitasi Penyelesaian permasalahan pelanggaran tata ruang Terbentuknya tim fasilitasi penyelesaian pelanggaran tata ruang

Minggu II

Agustus

2018

(8)

8/12

NO TAHAP KEGIATAN OUTPUT WAKTU

a. Membuat Draf juknis

Terbuatnya draf

b. Diskusi penyusunan juknis

Terlaksananya diskusi

c. Pengesahan Draf

Terselesainya draf

5. Membentuk Tim Fasilitasi Penyelesaian Permasalahan Pelanggaran tata ruang

Terbentuknya tim fasilitasi penyelesaian pelanggaran tata ruang

Minggu III

Agustus

2018

a. Pembuatan draf Sk Terbuatnya draf SK

b. Penandatanganan SK tim Tertandatanganinya SK

c. Distribusi SK Tim Terdidtribusinya SK

(9)

9/12

NO TAHAP KEGIATAN OUTPUT WAKTU

6. Sosialisasi ke kelompok masyarakat Tersosialisasinya Penegndalian Pemanfaatan Ruang kepada Masyarakat

Minggu IV Agustus 2018

a. Persiapan materi sosialisasi Tersedianya materi sosialisasi

b. Pembuatan Undangan Tersedianya undangan sosialisasi

c. Pelaksanaan sosialisasi Terlaksananya sosialisasi

7. Pelaksanaan Fasilitasi Penyelesaian Permasalahan Pelanggaran Tata Ruang Terfasilitasinya penyelesaian pelanggaran tata ruang Minggu I September 2018

a. Persiapan materi rapat Terbuatnya materi Sosialisasi

b. Rapat koordinasi pembentukan Pokmas sadar tata ruang dengan OPD terkait Terbuatnya undangan

c. Mediasi dengan pihak terkait Terlaksananya Sosialisasi

8. Monitoring dan Evaluasi Hasil pelaksanaan dapat dipantau dengan baik

Minggu II

September

2018

a. Monitoring dan Evaluasi Terlaksananya persiapan monev

b. Penyusunan hasil kegiatan pelaksanaan Monev Terlaksanaya Monev

c. Rapat hasil monev Terlaksananya rapat monev

B.

(10)

10/12

JANGKA MENENGAH ( 2 – 5 Bulan)

(11)

11/12

(12)

12/12

NO TAHAP KEGIATAN OUTPUT WAKTU

Penetapan Peraturan Bupati tentang pelanggaran tata ruang Kabupaten Klaten

a. Ditetapkannya Perbub tentang sanksi Pelanggaran Tata Ruang Pemerintah Kabupaten Klaten

b. Pembuatan papan Peringatan

Bulan September s.d Januari 2018

C.

JANGKA PANJANG

( 1-2 Tahun )

Monitoring dan Evaluasi Terlaksananya tertib tata ruang sesuai dengan Peraturan Daerah RTRW no 11 Th 2011 Tahun 2019

Dicetak melalui website E-Proper BPSDMD Provinsi Jawa Tengah (https://bpsdmd.jatengprov.go.id/eproper) pada 11 Feb 2022 03:25:43

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Referensi

Dokumen terkait

BERMINAT UNTUK MENJADI PNS// SEDANGKAN PENGANGGUR YANG LAIN MUNGKIN TIDAK TERTARIK UNTUK MASUK DI JAJARAN.. PEGAWAI

Dalam penentuan nilai ambang pada Penelitian ini, digunakan penjumlahan dua parameter statistik, yaitu rerata dan simpangan baku dari hasil pengujian sebelumnya

Sebelumnya telah ditulis bahwa pada saat terjadi tumbukan yang mengakibatkan patahan selalu menghasilkan tiga jenis gelombang dengan spesifikasinya masing-masing dan gelombang primer

Brecklin dan Chambers [2], memperkenalkan analisis Regresi M-kuantil yang merupakan suatu analisis regresi yang mempelajari cara mengetahui hubungan antara variabel bebas

Pengujian selanjutnya yaitu melakukan komputasi perkalian matriks dengan menjalankan program matrixMul serta matrix.c pada GPU server untuk mendapatkan tolak ukur performa kompu-

Dari fenomena tersebut, penelitian ini diajukan untuk meneliti tentang Aplikasi Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System (ANFIS) sebagai Model Diagnosis Konsentrasi

Apabila pedoman ini merujuk lebih kepada sistem informasi AGRIS dan CARIS, tak lain karena pedoman ini memang utamanya untuk membantu indekser dalam menganalisis

Apabila ada sanggahan, maka dapat disampaikan secara tertulis kepada Pokja Pengadaan Konstruksi Pokja Pengadaan Konstruksi ULP MIN Mila / Ilot Kantor