• Tidak ada hasil yang ditemukan

panduan supervisi klinis revisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "panduan supervisi klinis revisi"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN SUPERVISI KLINIS

DAN EVALUASI PELAKSANAAN KTSP

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN

MENENGAH

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

2009

(2)

A. LATAR BELAKANG

Departemen Pendidikan Nasional melalui Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (Dit. PSMP) sudah menginisiasi program-program pembelajaran untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran di sekolah. Agar berbagai program yang diimplementasikan di sekolah dapat berkualitas sesuai dengan standar yang diharapkan, yaitu efektif, efisien, relevan, serta kontributif terhadap kehidupan lulusan di masa depan, maka monitoring dan evaluasi yang dilakukan juga bersifat supervisi klinis. Hal ini dilakukan tidak hanya untuk mengungkap keterlaksanaan program tersebut di sekolah, tetapi juga membantu sekolah untuk mencari jalan keluar terhadap masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program. Supervisi yang bersifat klinis, dilakukan dengan maksud untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di dalam kelas dan sekolah dan kemudian menyusun alternatif pemecahannya berdasarkan hasil supervisi klinis. Supervisi klinis merupakan layanan profesional dari pihak yang berkompeten dalam bidangnya (dalam hal ini supervisor), sehingga dapat membuat guru dan sekolah mampu memecahkan problem yang dihadapi.

Arti supervisi klinis merupakan bentuk bimbingan profesional yang diberikan kepada guru dan pihak sekolah berdasarkan kebutuhannya melalui siklus yang sistematis. Makna yang terkandung dalam istilah klinis merujuk pada unsur-unsur khusus, yaitu: a) adanya hubungan tatap muka antara supervisor dan guru di dalam kegiatan supervisi, b) terfokus pada tingkah laku yang sebenarnya di dalam proses supervisi, c) adanya observasi dan wawancara secara cermat, d) deskripsi data secara rinci, e) supervisor dan guru/sekolah bersama-sama menilai penampilan guru atau kinerja sekolah, f) fokus sesuai dengan kebutuhan guru atau sekolah.

Supervisi klinis memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Perbaikan dalam program sekolah mengharuskan unsur-unsur sekolah untuk mempelajari keterampilan intelektual dan bertingkah laku berdasarkan keterampilan tersebut,

2. Fungsi utama supervisor adalah mengajar keterampilan-keterampilan yang seharusnya dimiliki sebagai seorang guru, kepala sekolah serta unsur-unsur terkait di sekolah,

3. Siklus dalam merencanakan, melaksanakan dan menganalisis program sekolah merupakan suatu kontinuitas dan dibangun atas dasar pengalaman masa lampau,

4. Supervisi klinis merupakan proses memberi dan menerima informasi yang dinamis dimana supervisor, guru serta unsur-unsur terkait di sekolah, merupakan teman sejawat di dalam mencari pemahaman bersama mengenai proses pendidikan,

5. Proses supervisi klinis terutama berpusat pada interaksi verbal mengenai analisis jalannya program,

6. Setiap guru dan sekolah serta unsur terkait di sekolah mempunyai kebebasan maupun tanggung jawab untuk mengemukakan pokok-pokok persoalan, menganalisis cara mengajarnya sendiri dan mengembangkan gaya mengajarnya, dan

7. Supervisor mempunyai kebebasan maupun tanggung jawab untuk menganalisis dan mengevaluasi yang dilakukan dengan cara yang sama seperti ketika menganalisis dan mengevaluasi pelaksanaan program di sekolah.

Oleh karena itu, kegiatan supervisi klinis yang bersifat menyeluruh terhadap seluruh program yang dijalankan di sekolah terkait dengan upaya peningkatan mutu proses pembelajaran perlu dilakukan.

(3)

B. TUJUAN SUPERVISI

1. Melakukan pengamatan dan pembimbingan secara langsung keterlaksanaan program sekolah;

2. Mendeteksi hambatan-hambatan yang dihadapi sekolah dalam melaksanakan program dan membantu upaya pemecahan masalah;

3. Mengumpulkan dan menganalisis data yang ditemukan di lapangan untuk menyusun rekomendasi terkait dengan perbaikan pelaksanaan program ke depan.

C. HASIL YANG DIHARAPKAN

1. Terlaksananya pembimbingan terhadap keterlaksanaan program KTSP di sekolah; 2. Terdeteksinya hambatan/masalah dalam pelaksanaan program KTSP, sekaligus

terpecahkannya masalah yang dihadapi sekolah;

3. Tersusunnya rekomendasi terkait dengan pelaksanaan program KTSP di sekolah.

D. MANFAAT SUPERVISI

1. Pelaksanaan program di sekolah dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. 2. Lingkungan belajar di sekolah menjadi semakin baik yang pada gilirannya kualitas

sekolah menjadi semakin baik pula.

F. INSTRUMEN YANG DIGUNAKAN

Dalam kegiatan ini instrumen yang akan digunakan terdiri atas: 1. Instrumen supervisi klinis pelaksanaan KTSP Dokumen I 2. Instrumen supervisi klinis pelaksanaan KTSP Dokumen II;

G. KRITERIA SUPERVISOR

1. Memahami konsep dan penerapan supervisi klinis.

2. Memahami konsep dan penerapan substansi supervisi (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).

3. Dapat membantu menemukan dan memecahkan masalah pelaksanaan program di sekolah.

4. Dapat memberikan arahan dan bimbingan kepada yang disupervisi.

5. Untuk program KTSP , supervisor terdiri atas unsur pusat dan daerah. Unsur dari daerah lebih diutamakan untuk memberdayakan Tim Pengembang Kurikulum Propinsi, dan Instruktur

G. PELAKSANAAN SUPERVISI

Prosedur supervisi klinis berlangsung dalam suatu proses berbentuk siklus terdiri dari tiga tahap yaitu: tahap pendahuluan, tahap pengamatan dan tahap pertemuan balikan. Pada tahap pendahuluan, supervisor dan guru bersama-sama membicarakan rencana tentang materi observasi yang akan dilaksanakan. Pada tahap berikutnya guru melatih kemampuan mengajar berdasarkan komponen keterampilan yang telah disepakati dalam pertemuan pendahuluan. Supervisor mengamati dan mencatat atau merekam tingkah laku guru ketika mengajar berdasarkan komponen keterampilan yang diminta oleh guru untuk direkam. Supervisor dapat

(4)

juga mengadakan observasi dan mencatat tingkah laku siswa di kelas serta interaksi antara guru dan siswa. Sebelum tahap pertemuan balikan dilaksanakan, supervisor mengadakan analisis pendahuluan terhadap rekaman observasi yang dibuat. Supervisor harus mengusahakan data yang obyektif, menganalisis dan menginterpretasikan secara kooperatif dengan guru tentang apa yang telah berlangsung dalam mengajar. Hal ini perlu sebagai rujukan dan pedoman terhadap proses pembinaan dan peningkatan kemampuan profesionalisme guru selanjutnya dalam bidang tersebut.

Dalam proses pengkajian terhadap berbagai cara pemecahan yang mungkin dilakukan, setiap alternatif pemecahan dipelajari kemungkinan keterlaksanaannya dengan cara mempertimbangkan faktor-faktor peluang yang dimiliki seperti fasilitas dan kendala yang mungkin dihadapi. Alternatif pemecahan masalah yang terbaik adalah alternatif yang paling mungkin dilakukan, dalam arti lebih banyak faktor-faktor pendukungnya dibandingkan dengan kendala yang dihadapi selain memiliki nilai tambah yang paling besar bagi pengingkatan mutu proses dan hasil belajar siswa.

Tim supervisor terdiri dari supervisor pusat dan supervisor daerah yang terdiri atas tim pengembang kurikulum provinsi atau instruktur provinsi, yang akan mensupervisi sesuai dengan sekolah sasaran.

H. SASARAN

Sekolah yang menjadi sasaran dalam kegiatan ini adalah:

1. sekolah yang telah menerima sosialisasi KTSP yang dilakukan Tim Pengembang Kurikulum(TPK).

2. Sekolah Standar Nasional (SSN) 3. Sekolah Bertarap Internasional(SBI). 4. Sekolah Katagori Mandiri(SKM). 5.Sekola Katagori Standar.

J. PELAPORAN

Data yang diperoleh dari setiap instrumen dianalisis dan disimpulkan sesuai dengan keperluan informasi yang diinginkan dari tujuan, ruang lingkup, dan fokus serta manfaat. Laporan dalam bentuk lisan dan tertulis. Untuk laporan lisan akan dilakukan dalam forum ketika proses analisis hasil dan pelaporan. Dalam laporan seharusnya memuat butir-butir penting sesuai dengan aspek yang ada pada instrumen, diantaranya tentang:

1. Masalah/kendala yang dihadapi untuk setiap aspek sesuai dengan program;

2. Pemecahan atau solusi terhadap masalah yang dihadapi di sekolah. Termasuk rekomendasi yang disepakati antara supervisor dan guru atau sekolah.

3. Instrumen asli yang sudah diisi petugas dan distempel oleh sekolah/Dinas Pendidikan setempat.

4. SPPD yang sudah ditandatangani dan distempel oleh pejabat Dinas Pendidikan setempat.

Referensi

Dokumen terkait

29 Dengan mengusung nilai budaya dalam sebuah teknologi canggih seperti robot yang memiliki kemampuan untuk meringankan pekerjaan manusia Jepang mampu membuat robot

Jumlah tunas terbentuk pada penambahan BAP secara tunggal ke dalam media, jumlah tunas tertinggi terdapat pada perlakuan B3 yaitu penambahan 1 mg/l BAP

Jika individu sering tidak mampu mengendalikan emosi negatifnya, maka individu tersebut akan cenderung merasa terancam dalam menyikapi tuntutan dari lingkungannya, baik lingkungan

Pengujian kelayakan butir instrumen ke- percayaan pada organisasi yang kelima dil- akukan pada dimensi keterbukaan organisasi dengan menguji 4 butir pernyataan, yaitu: (o1)

Dapat dinyatakan bahwa model konseptual merupakan sebuah kerangka kerja yang dibangun melalui kerangka teori atau tinjauan teoritis yang menggambarkan model hubungan

pengembangan objek pariwisata unggulan belanja makanan dan minuman JB: Barang/jasa JP: Jasa Lainnya.. 5

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul

Menganalisis karakeristik perilaku menyiap kendaraan ringan yang meliputi kecepatan menyiap (passing speed) dan kecepatan disiap (passed speed), jarak lateral, jarak