• Tidak ada hasil yang ditemukan

dengan rincian sebagai berikut : dengan rincian sebagai berikut:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "dengan rincian sebagai berikut : dengan rincian sebagai berikut:"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id Putusan

Pengadilan Pajak Nomor

: PUT. 44513/PP/M.XIV/15/2013

Jenis Pajak : PPh Badan Tahun Pajak : 2006

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap sebesar Rp 2.427.514.858,00, dengan pokok sengketa sebagai berikut:

1. Koreksi Positif atas Peredaran

Usaha Rp 4.384.945.220,00

2. Koreksi negatif atas Harga Pokok

Penjualan (Rp 1.975.201.000,00)

3. Koreksi atas BIaya Usaha

Lainnya Rp. 13.641.804,00

bahwa atas koreksi biaya usaha lainnya sebesar Rp. 13.641.804,00 dalam Surat Banding maupun Surat Bantahannya, Pemohon Banding tidak memberikan penjelasan atas keberatannya, sehingga Majelis berkesimpulan bahwa koreksi biaya usaha lainnya sebesar Rp. 13.641.804,00 tidak diajukan keberatan, dengan demikian koreksi yang masih menjadi sengketa adalah sebesar Rp. 2.409.744.220,00 (Rp.2.427.514.858,00 – Rp. 13.641.804,00) dengan rincian sebagai berikut:

1. Koreksi Positif atas Peredaran

Usaha Rp 4.384.945.220,00

2. Koreksi negatif atas Harga Pokok

Penjualan (Rp 1.975.201.000,00)

bahwa dalam perkara banding ini terdapat sengketa mengenai Kredit Pajak sebesar Rp.

11.886.336,00 yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding;

1 Koreksi atas peredaran usaha sebesar Rp. 4.384.945.220,00 Menurut

Terbanding

: bahwa berdasarkan penelitian atas tanggapan Pemeriksa dan Laporan Pemeriksaan Pajak Nomor: LAP-215/WPJ.07/KP.0205/2008 tanggal 27 Maret 2009 diketahui bahwa

Terbanding melakukan koreksi positif atas Peredaran Usaha sebesar Rp 4.384.945.220,00 berdasarkan penghitungan kembali pemakaian bahan baku sebesar Rp 1.975.201.000,00 dengan rincian sebagai berikut :

• Peredaran Usaha cfm Pemohon Banding Rp 32.322.361.411,00

• Peredaran Usaha cfm Pemeriksa Rp 36.707.306.631,00

• Koreksi Rp 4.384.945.220,00

bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, Terbanding (penelaah) mengusulkan untuk menolak permohonan Pemohon Banding dan mempertahankan koreksi Terbanding atas Harga Pokok Penjualan sebesar Rp. 1.975.201.000,00. Sehingga Terbanding

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

(2)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

mengusulkan untuk menolak permohonan Pemohon Banding dan mempertahankan koreksi atas Peredaran Usaha sebesar Rp. 4.384.945.220,00;

Menurut Pemohon Banding

: bahwa Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi positif peredaran usaha sebesar Rp.

4.384.945.220,00 karena Pemohon Banding telah melaporkan dalam SPT Pajak

Penghasilan Badan tahun pajak 2006 sudah benar dan sesuai dengan laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Independen dimana tidak ada peredaran usaha yang belum dilaporkan oleh Pemohon Banding. bahwa atas pengkreditan pajak masukan atas pembelian di tahun 2005 dengan Dasar Pengenaan Pajak sebesar Rp.1.975.201.000,00 oleh Terbanding dianggap sebagai pembelian yang tidak dibukukan di tahun 2006 dan Terbanding menganggap (berasumsi) telah terjadi penjualan dan secara sepihak tanpa dasar penghitungan yang jelas menetapkan margin laba yang sangat tinggi, menurut Pemohon Banding koreksi Terbanding tidak benar, sehingga atas koreksi peredaran usaha sebesar Rp.

4.384.945.220,00 harus digugurkan;

Menurut Majelis : bahwa Terbanding melakukan koreksi positif atas Peredaran Usaha sebesar Rp 4.384.945.220,00 berdasarkan penghitungan kembali pemakaian bahan baku sebesar Rp 1.975.201.000,00 dengan rincian sebagai berikut :

• Peredaran Usaha cfm Pemohon Banding Rp 32.322.361.411,00

• Peredaran Usaha cfm Pemeriksa Rp 36.707.306.631,00

• Koreksi Rp 4.384.945.220,00

bahwa Terbanding melakukan koreksi omset berdasarkan pembelian pohon dari PT.

Perkebunan Nusantara III sebesar Rp. 1.975.201.000,00 tahun 2005, tetapi Faktur Pajak Standar diterbitkan pada saat realisasi pembayaran atas pembelian pohon tersebut di tahun 2006, atas pembelian tersebut telah dibukukan dan dibebankan pada Harga Pokok Penjualan pada tahun 2005, karena transaksi tersebut dilakukan tahun 2005 sesuai dengan Berita Acara Penyerahan Pohon, Invoice, Memorandum dan Daftar Inventaris Pohon yang Ditumbang;

bahwa Pemohon Banding telah mengkreditkan pajak masukan atas pembelian pohon di tahun 2005 dengan nilai Dasar Pengenaaan Pajak Rp 1.975.201.000,00 di tahun 2006 karena faktur pajak diterbitkan oleh PT.Perkebunan Nusantara III di tahun 2006, maka Terbanding menganggap bahwa terdapat pembelian pohon yang tidak dibukukan pada Harga Pokok Penjualan di tahun 2006 dan oleh Terbanding dijadikan dasar untuk menetapkan koreksi positip atas Peredaran Usaha sebesar Rp 4.384.945.220,00 dengan rincian penghitungan sebagai berikut:

No Uraian Cfm SPT/WP Koreksi

a Sales Rp. 32,322,361,411,00

b Pemakaian Bahan Rp. 14,541,548,844,00

c Gross Profit Rp. 17,780,812,567,00

d Prosentase gross profit margin (b:c)

1.222759,00 e Pembelian yang tidak Rp. 1,975,201,000,00

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

(3)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

bahwa Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi Terbanding karena sesungguhnya peredaran usaha yang dilaporkan dalam SPT PPh Badan Tahun 2006 sudah benar dan sesuai dengan Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Independen dimana tidak ada peredaran usaha yang belum di laporkan;

bahwa Majelis menanyakan kebenaran dasar koreksi yang dilakukan oleh Terbanding, dan Terbanding membenarkan bahwa koreksi adalah terkait dengan adanya pembelian tahun 2006 yang belum dilaporkan Pemohon Banding didasarkan temuan adanya 2 (dua) Faktur Pajak pada tahun 2006 senilai Rp. 1.975.201.000,00, dan atas pembelian yang belum dilaporkan tersebut kemudian di gross up menjadi koreksi peredaran usaha sebesar Rp.

4.384.945.220,00;

bahwa menurut Pemohon Banding, pembelian tersebut adalah adalah pembelian tahun 2005 dan telah dilakukan pencatatan pada tahun 2005, namun pihak penjual yakni PT.

Perkebunan Nusantara III baru menerbitkan faktur pajak pada tahun 2006, sehingga apa yang dikoreksi oleh Terbanding tidak benar adanya penjualan yang belum dilaporkan;

bahwa menurut Pemohon Banding menjelaskan, sesuai Pasal 12 ayat (3) UU KUP seharusnya Terbanding melakukan koreksi yang didasarkan dengan bukti, Terbanding tidak dapat serta-merta langsung mengkoreksi peredaran usaha dengan menghitung kembali atas pembelian yang tidak diperhitungkan sebagai HPP dengan kata lain tidak boleh berasumsi namun harus ditunjukkan dengan bukti terhadap adanya peredaran yang tidak dilaporkan;

bahwa dalam persidangan Pemohon Banding memberikan bukti-bukti pendukung berupa :

• Faktur Pajak Asli (dua buah);

• General Ledger Pembelian Tahun 2005;

• Bukti Pengeluaran Kas a. No.PUM 028/02 2006;

a. No.PUM 033/03 2006;

• SPT Tahunan PPh Badan 2005 dan Laporan Keuangan 2005;

• Putusan PP atas sengketa Banding PPh Badan 2005;

• Invoice No.00004 tanggal 28/12 2005, No.00005 tanggal 30/12 2005;

• Berita Acara Inventaris Pohon Karet;

• Daftar Inventaris Pohon yang tumbang;

• Surat Keterangan dari PT Perkebunan Nusantara III (Persero) tanggal 5 Agustus 2008;

• Matriks Transaksi Pembelian Pohon 2005 dengan Ledger;

bahwa berdasarkan penelitian atas bukti yang diserahkan Pemohon Banding tersebut, Terbanding memberikan penjelasan sebagai berikut:

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

(4)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

• bahwa dari Invoice dan Faktur Pajak yang disampaikan Pemohon Banding tidak dapat ditelusuri ke dalam pencatatan didalam General Ledger Tahun 2005;

• bahwa dalam koreksi HPP didalam PPh Badan Tahun 2005 sebesar Rp.5.924.429.856,00 tersebut belum dapat ditrasir apakah koreksi Pembelian Tahun 2005 tersebut termasuk dalam bagian koreksi tahun 2005;

• bahwa Pemohon Banding belum dapat menunjukkan mengenai Faktur Pajak Tahun 2006 tersebut disertai Invoice, Berita Acara, bukti pembayarannya tersebut dicatat didalam Pembukuan Pemohon Banding dalam bulan apa dan berapa nilainya;

• bahwa Pemohon Banding tidak dapat membuat trasir nilai yang dicatat dalam General Ledger tersebut ke dalam Invoice atau Berita Acara;

bahwa dengan uraian penjelasan tersebut, Terbanding menyatakan tetap mempertahankan koreksi;

bahwa Pemohon Banding memberikan penjelasan sebagai berikut:

bahwa koreksi Terbanding atas Peredaran Usaha sebesar Rp.4.384.945.220,00, melanggar Pasal 12 ayat 3 UU KUP karena tidak berdasarkan bukti dan hanya berdasarkan taksiran/

asumsi Terbanding. pasal 4 ayat (1) UU Pajak Penghasilan, menyebutkan yang menjadi objek Pajak Penghasilan adalah tambahan kemampuan ekonomi yang dapat dikonsumsi dan menambah harta. Sampai dengan saat Uji Bukti, Terbanding tidak dapat menunjukkan bukti kuat adanya penerimaan harta dalam bentuk apapun sebesar Rp.4.384.945.220,00, koreksi berdasarkan asumsi dan taksiran tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan Terbanding;

bahwa pada saat pemeriksaan pajak, Pemohon Banding telah menyerahkan Rekening Koran, tidak ada penerimaan harta (uang) Penjualan sebesar Rp.4.384.945.220,00 yang belum dilaporkan;

bahwa bukti eksternal berupa Surat Keterangan bermeterai dari PT Perkebunan Nusantara III (Persero) tertanggal 5 Agustus 2008 dan Faktur Pajak serta Invoice. Bunyi/Keterangan dari Invoice/Faktur Pajak/Surat Keterangan menyebutkan bahwa Faktur Pajak 3451 dan 3580 merupakan dokumen sehubungan transaksi serah terima kayu karet di Tahun 2005, yaitu Berita Acara :

• KLAJI/BA/133.B/2005, tanggal 14 April 2005;

• KLAJI/BA/133.A/2005, tanggal 14 April 2005;

• KSDDP/BA/21/2005, tanggal 19 Agustus 2005;

• KSMUI/BA/334./2005, tanggal 22 September 2005;

• KPMPI/BA/14/2005, tanggal 26 Mei 2005;

• KPMPI/BA/15/2005, tanggal 1 Agustus 2005;

• KBDSL/BA/265/2005, tanggal 12 Oktober 2005;

• KBDBY/BA/233.A/2005, tanggal 22 September 2005;

bahwa sebagaimana diketahui Terbanding seharusnya, pembelian Pemohon Banding berdasarkan sistem akrual. Pencatatan Pembelian Pohon dilakukan berdasarkan akrual dan bukan berdasarkan adanya Faktur Pajak. Metode ini konsisten dijalankan taat asas baik

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

(5)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id 2005 maupun 2006;

bahwa selama tahun 2005 terdapat 18 Berita Acara Serah Terima Pohon Karet dengan total nilai Pembelian sebesar Rp.4.654.369.290,00. di Ledger Pembelian Pohon juga dibukukan denda keterlambatan pembayaran sebesar Rp.19.360.080,00;

bahwa jadi, total Pembelian Pohon (Purchas-Tree Acc.70007121) selama tahun 2005 adalah sebesar Rp.4.673.729.370,00;

bahwa jumlah sebesar Rp.4.673.729.370,00 tersebut tepat sesuai dengan statements of cost of sales yang dilampirkan dalam SPT PPh Badan Tahun Pajak 2005;

bahwa selain Pembelian Pohon di 2005, juga terdapat Pembelian Sewa Timber sebesar Rp.886.006.184,00 dan Return Outwards (Potongan Pembelian) (Rp.252.315.000,00), sehingga Pembelian bersih 2005 adalah Rp.5.307.420.554,00. Jumlah ini tepat sesuai dengan Formulir 177-II SPT PPh Badan Tahun Pajak 2005, sesuai dengan Putusan Banding PUT-26815/PP/M.XII/15/2010 tanggal 29 Oktober 2010, Terbanding tidak melakukan koreksi Pembelian Pohon;

bahwa oleh karena itu, sudah sepatasnya juga apabila selain dibatalkan koreksi Peredaran Usaha, juga dibatalkan koreksi Harga Pokok Penjualan, karena koreksi Terbanding tidak didukung bukti dan hanya berdasarkan asumsi dan taksiran;

bahwa berdasarkan pembuktian dan pengungkapan fakta dalam persidangan, Majelis berkesimpulan terdapat cukup bukti bahwa terdapat pembelian pohon dari PT. Perkebunan Nusantara III sebesar Rp.1.975.201.000,00 pada tahun 2005 yang telah dibukukan dan dibebankan sebagai harga pokok penjualan di tahun 2005;

bahwa atas pembelian dari PT. Perkebunan Nusantara III tersebut, PT. Perkebunan Nusantara III baru menerbitkan faktur pajak dalam tahun 2006 dan Pemohon Banding baru dapat mengkreditkan di tahun 2006 setelah menerima Faktur Pajak dari penjual yakni PT.

Perkebunan Nusantara III;

bahwa atas keterlambatan dari pihak penjual untuk menerbitkan Faktur Pajak, tidak dapat dijadikan dasar koreksi dalam menghitung harga pokok penjualan di tahun 2006 (koreksi negatif Rp. 1.975.201.000,00), karena Pemohon Banding telah melakukan pencatatan pembelian tersebut dalam tahun 2005, dengan kata lain bahwa atas harga pokok penjualan yang telah diperhitungkan dalam tahun 2005, tidak dapat dihitung kembali sebagai harga pokok penjualan dalam tahun 2006;

bahwa sesuai amanat Pasal 12 ayat (3) UU Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana diubah dengan Undang Undnag Nomor 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, bahwa :

‘Apabila Direktur Jenderal Pajak mendapatkan bukti bahwa jumlah pajak yang terutang menurut Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak benar, maka Direktur Jenderal Pajak menetapkan jumlah pajak terutang yang semestinya";

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

(6)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.idbahwa Pasal 12 ayat (3) UU KUP menyebutkan bahwa apabila Direktur Jenderal Pajak mendapatkan bukti bahwa jumlah pajak yang terutang menurut Surat Pemberitahuan tidak benar, maka Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan jumlah pajak yang terutang. Pasal ini memerintahkan kepada Direktur Jenderal Pajak untuk menunjukkan bukti penghasilan penjualan kepada siapa yang belum dilaporkan oleh Pemohon Banding, sehingga Terbanding tidak dapat serta-merta langsung mengkoreksi peredaran usaha dengan menghitung kembali atas pembelian yang tidak diperhitungkan sebagai HPP;

bahwa dengan demikian Majelis berkesimpulan bahwa koreksi peredaran usaha sebesar Rp. 4.384.946.220,00 yang didasarkan pada penghitungan kembali atas pembelian pohon dari PT Perkebunan Nusantara sebesar Rp. 1.975.201.000,00 dengan gross up sebesar 222%

tidak dapat dijadikan alasan untuk melakukan perhitungan terhadap jumlah peredaran usaha karena tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, oleh karenanya Majelis berpendapat bahwa koreksi peredaran usaha sebesar Rp. 4.384.946.220,00 tidak dapat dipertahankan;

2.Koreksi Ngatif atas Harga Pokok Penjualan sebesar (Rp.

1.975.201.000,00) Menurut

Terbanding : bahwa Terbanding melakukan koreksi negatif atas harga pokok penjualan sebesar Rp.

1.975.201.000,00 terkait adanya pembelian kayu karet dari PTPN III sebesar Rp.

1.975.201.000,00 yang belum dilaporkan sebagai pembelian Tree;

Menurut Pemohon Banding

: bahwa Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi negatif harga pokok penjualan sebesar Rp. 1.975.201.000,00 karena pembelian pohon dari PTPN III telah dibukukan dan dibebankan pada harga pokok penjualan tahun 2005;

Menurut Majelis : bahwa telah dilakukan koreksi negatif atas harga pokok penjualan sebesar Rp.

1.975.201.000,00 terkait adanya pembelian kayu karet dari PTPN III sebesar Rp.

1.975.201.000,00 yang belum dilaporkan sebagai pembelian Tree yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding karena menurut Pemohon Banding pembelian tersebut telah dibukukan dan dibebankan pada harga pokok penjualan tahun 2005;

bahwa dalam persidangan Pemohon Banding telah membuktikan pembelian pohon yang dibukukan pada tahun 2005, sebagai berikut:

No Berita Acara Kebun Jumlah

Pohon Harga

@ Total Faktur Pajak Ledger

1 KPMDI/BA/14/2005 P. Mandi 11,946 8,000 95,568,000 CIJSP-051-000358 0

Mei 2 KPMDI/BA/15/2005 P. Mandi 9,205 8,000 73,640,000 CIJSP-051-000358

0

Mei 3 KBDSL/BA/265/2005 B. Selamat 16,651 8,000 133,208,000 CUSP-051-000358

0 November

4 KBDBY/

BA/233A/2005 B. Betsy 22,012 15,000 330,180,000 CIJSP-051-000358

0 Aug & Sept

5 KLAJI/

BA/133.B/2005 L Haji 8,228 8,000 65,824,000 CUSP-051-000345

1 Mei, Oct & Des

6 KLAJI/

BA/133.A/2005

L Haji 5,372 8,000 42,976,000 CIJSP-051-000345 1

Mei, Oct & Des 7 KSDDP/BA/21/2005 S. Dariap 38,540 8,000 308,320,000 CIJSP-051-000345 Juni, Juli, Aug,

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

(7)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

16 KGPAR/BA/02/2005 G. Para 7,081 18,000 127,458,000 17 KGPMA/BA/02/2005 G. Pamela 40,221 18,000 723,978,000 18 KGPAR/BA/03/2005 G. Para 9,927 18,000 178,680,250

Adjust biaya pembelian pohon 29,040,120

Jumlah 4,673,729,3

70

pembelian pohon sesuai dengan Berita Acara Nomor:

• KLAJI/BA/133.B/2005 14-Apr-05 65,824,000,00

• KLAJI/BA/133.A/2005 14-Apr-05 42,976,000,00

• KSDDP/BA/21/2005 9-Aug-05 308,320,000,00

• KSMKI/BA/334/2005 22-Sep-05 925,485,000,00 1,342,605,000,00

bahwa telah dilakukan pembayaran dengan cek Bank Mandiri pada tanggal 20 Februari 2006, dibukukan pada bukti Pengeluaran Bank Nomor: PVM 28/02-06, setelah dilakukan pembayaran maka Pengusaha Kena Pajak Penjual PT Perkebunan Nusantara III menerbitkan Faktur Pajak Standar Nomor: CIJSP-051-0003451;

- Pembelian pohon sesuai dengan Berita Acara Nomor:

• KPMDI/BA/14/2005 26-May-05 Rp. 95,568,000,00

• KPMDI/BA/15/2005 1-Aug-05 Rp. 73,640,000,00

• KBDSL/BA/265/2005 12-Oct-05 Rp. 133,208,000,00

• KBDBY/BA/233.A/2005 22-Sep-05 Rp. 330,180,000,00 Rp. 632,596,000,00

bahwa telah dilakukan pembayaran dengan cek Bank Mandiri pada tanggal 15 Maret 2006, dibukukan pada bukti Pengeluaran Bank Nomor: PVM 033/03-06, setelah dilakukan pembayaran maka Pengusaha Kena Pajak Penjual PT Perkebunan Nusantara III menerbitkan Faktur Pajak Standar Nomor: CIJSP-051-0003580;

bahwa berhubung Pengusaha Kena Pajak PTPN III baru menerbitkan Faktur Pajak Standar setelah terjadi realisasi pembayaran maka Pemohon Banding harus mengkreditkan pajak masukan pada SPT Masa PPN Tahun Pajak 2006 sedangkan Dasar Pengenaan Pajak atas pembelian pohon telah dibukukan pada tahun 2005;

bahwa berdasarkan pemeriksaan terhadap LHP, KKP serta data dan keterangan yang

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

(8)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

diberikan dalam persidangan, koreksi negatif HPP (Rp 1.975.201.000,00) terkait dengan koreksi positif peredaran usaha sebesar Rp. 4.384.945.220,00, karena dengan adanya pengkreditan pajak masukan atas pembelian tahun 2005 dengan nilai Dasar Pengenaan Pajak-nya sebesar Rp 1.975.201.000,00 yang oleh Terbanding dianggap sebagai pembelian pohon yang tidak dibukukan pada tahun 2006, maka Terbanding menganggap telah terjadi penjualan dan menetapkan margin laba yang sangat tinggi akhirnya Peredaran Usaha dikoreksi positif menjadi Rp. 4.384.945.220,00;

bahwa koreksi atas negatif HPP sebesar Rp 1.975.201.000,00 dengan rincian sebagai berikut:

• Harga Pokok Penjualan cfm SPT/WP Rp 29.812.531.098,00

• Harga Pokok Penjualan cfm Pemeriksa Rp 31.787.732.098,00

• Koreksi Rp 1.975.201.000,00

bahwa terhadap barang yang diterima tahun 2005 tersebut yang faktur pajaknya baru diterbitkan tahun 2006 oleh pihak Penjual yakni PT. Perkebunan Nusantara III yang kemudian oleh Pemohon Banding baru dilakukan pengkreditan pajak masukannya pada tahun 2006, Terbanding melakukan koreksi DPP Pajak Pertambahan Nilai dengan pembelian dan biaya, maka dapat dipahami bahwa Terbanding melakukan koreksi karena terdapat pembelian dan/atau biaya yang tidak dapat dibebankan di tahun 2005 yang salah satunya karena adanya beda waktu antara pembebanan dengan pembuatan dan/atau pelaporan faktur Pajak Masukan terkait;

bahwa oleh karenanya dalam tahun 2006 oleh Terbanding dianggap terdapat pembelian yang belum dilaporkan sebesar Rp. 1.975.201.000,00, sehingga HPP dikoreksi negatif sebesar Rp.1.975.201.000,00;

bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap bukti yang ada dan fakta yang terungkap dalam persidangan berupa Berita Acara Penyerahan Barang, Majelis berkesimpulan bahwa terdapat bukti yang cukup bahwa Pemohon Banding telah melakukan pencatatan dan pembebanan atas penyerahan pohon dalam tahun 2005, dengan demikian tidak perlu dilakukan koreksi negatif sebagai pembelian yang belum dilaporkan di tahun 2006, dengan demikian Majelis berpendapat bahwa koreksi negatif Harga Pokok Penjualan berupa pembelian yang belum dilaporkan dalam tahun 2006 sebesar Rp.

1.975.201.000,00 tidak dapat dipertahankan;

bahwa dalam perkara banding ini terdapat sengketa mengenai Kredit Pajak sebesar Rp.

11.886.336,00 yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding;

Menurut

Terbanding : bahwa Terbanding melakukan koreksi kredit pajak berupa Pajak Penghasilan Pasal 22 sebesar Rp. 11.886.336,00 dengan perhitungan sebagai berikut:

Kredit pajak Pajak Penghasilan Pasal 22 menurut Pemohon Banding Rp. 42.594.371,00 Kredit pajak Pajak Penghasilan Pasal 22 menurut Terbanding Rp. 30.708.035,00 Rp. 11.886.336,00 bahwa berdasarkan fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa atas kredit pajak sebesar Rp

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

(9)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

11.886.336,00 memang belum disetor oleh Pemohon Banding;

Menurut Pemohon Banding

: bahwa Pemohon Banding keberatan dengan koreksi Terbanding atas kredit pajak PPh Pasal 22 sebesar Rp 11.886.336,00, kredit pajak berupa SSPCP PPh Pasal 22 atas import barang modal dari KPBC Belawan telah disetor ke Bank BCA Cabang Medan dengan perincian sebagai berikut:

No Nomor Tanggal PPh Psl. 22

yang disetor (Rp) 1 014/012/002190 17-Apr-06 5,932,153

2 014/012/002191 17-Apr-06 5,932,153 11,864,306

Menurut

Majelis : bahwa Terbanding melakukan koreksi kredit pajak berupa Pajak Penghasilan Pasal 22 sebesar Rp.11.886.336,00 disebabkan terdapat penelitian ke-2 SSP Pajak Penghasilan Pasal 22 Impor yang ada pada master file Kantor Pelayanan Pajak dan MP3/MPN bahwa SSP sejumlah Rp. 11.886.336,00 tidak ada/belum disetor, dengan perhitungan sebagai berikut:

Kredit pajak Pajak Penghasilan Pasal 22 menurut Pemohon Banding Rp. 42.594.371,00 Kredit pajak Pajak Penghasilan Pasal 22 menurut Terbanding Rp.30.708.035,00 Rp.11.886.336,00 bahwa Pemohon Banding keberatan dengan koreksi Terbanding atas kredit pajak PPh Pasal 22 sebesar Rp 11.886.336,00, kredit pajak berupa SSPCP PPh Pasal 22 atas import barang modal dari KPBC Belawan telah disetor ke Bank BCA Cabang Medan dengan perincian sebagai berikut:

No Nomor Tanggal PPh Psl. 22

yang disetor (Rp) 1 014/012/002190 17-Apr-06 5,932,153

2 014/012/002191 17-Apr-06 5,932,153 11,864,306

bahwa dalam persidangan telah dilakukan uji kebenaran materiil untuk meneliti kebenaran bukti yang ada, dan Terbanding tetap berpendapat untuk tidak mengakui kredit pajak sebesar Rp. 11.886.336,00 dengan alasan karena data yang diberikan Pemohon Banding tidak dapat membuktikan bahwa SSPCP tersebut merupakan SSPCP yang dikreditkan oleh Pemohon Banding dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Badan 2006 karena jumlah lembar , nilai SSPCP dan tanggal berbeda;

bahwa menurut Terbanding dalam Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan Badan (lampiran 1771-III) Pemohon Banding mengkreditkan kredit pajak berupa SSPCP sebanyak 1 senilai Rp. 11.886.336,00 dengan keterangan SSCPC tertanggal 31 Maret 2006;

bahwa berdasarkan data Pemohon Banding berupa SSPCP yang disampaikan bahwa jumlah SSPCP ada 2 (dua) lembar @ Rp. 5.932.153,00 tertanggal 17 April 2006 sehingga nilainya

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

(10)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

sebesar Rp. 11.864.306,00, dengan demikian data Pemohon Banding belum dapat membuktikan bahwa SSPCP tersebut merupakan SSPCP yang dikreditkan Pemohon Banding dalam Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan Badan 2006 karena jumlah lembar, nilai dan tanggal berbeda, sehingga koreksi tetap dipertahankan;

bawa berdasarkan penjelasan Terbanding tersebut, Pemohon Banding menyatakan bahwa perbedaan antara juml;ah yang dilaporkan sebesar Rp. 11.886.336,00 dengan jumlah sebesar Rp. 11.864.306,00 adalah karena perbedaan kurs pada saat pencatatan/pembukuan (Rp. 11.864.306,00) dengan jumlah yang disetor dalam SSPCP (Rp. 11.886.336,00), hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

bahwa Terbanding tidak melihat bahwa kredit pajak sebesar Rp. 11.886.336,00 yang dikoreksi adalah merupakan kredit pajak atas 2 (dua) lembar SSPCP sebesar Rp.

11.864.306,00 selisih perbedaan terjadi karena:

1. kurs yang digunakan berbeda atas pembayaran Pajak Penghasilan Impor Pasal 22 dengan realisasi pembayaran Bank BCA, PIB disiapkan oleh PPJK dimana nilai Pajak Penghasilan Pasal 22 adalah sebagai berikut:

Perhitungan PPJK: Pajak Penghasilan Pasal 22 Harga Impor Mesin:

2 Unit Shovel @ USD 25,000.00 USD 50.000.00

CIF USD 250.00

Jumlah USD 50,250.00

Insurance (5%) USD 2,512.50

Nilai Impor USD 52,762.50

Kurs : 1 USD = Rp. 9.011,20

PPh Pasal 22 = 2,5% x USD 52,762.50 x Rp. 9.011,20 = IDR 11.886.336,00.

PPh Pasal 22 untuk 1 unit shovel (Rp. 11.886.336,00/2 unit) = Rp. 5.943.168,00 2. Kurs yang digunakan dalam SSPCP adalah 1 USD = Rp. 8.994,50

PPh Pasal 22 = 2,5% x USD 52,762.50 x Rp. 8.994,50 = IDR 11.864.306,00.

PPh Pasal 22 untuk 1 unit shovel (Rp. 11.864.306,00/2 unit) = Rp. 5.932.153,00 bahwa berdasarkan penelitian terhadap bukti tersebut di atas, Majelis berkesimpulan bahwa terdapat cukup bukti pendukung yang meyakinkan Majelis bahwa perbedaan jumlah yang disetor menurut SSPCP (Rp. 11.864.306,00) dengan yang dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh Badan tahun pajak 2006 (Rp. 11.886.336,00) adalah karena adanya perbedaan kurs pada saat pencatatan/pembukaan bank voucher yang merupakan pembayaran atas SSPCP impor barang berupa shovel (2 unit) dapat diperhitungkan sebagai kredit pajak dalam tahun 2006, dengan demikian Majelis berpendapat bahwa koreksi atas kredit pajak sebesar Rp, 11.886.336,00 tidak dapat dipertahankan;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

(11)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

bahwa berdasarkan hasil penelitian tersbut di atas, maka jumlah kredit pajak PPh Pasal 22 Impor yang dapat diperhitungkan adalah sebagai berikut:

Kredit pajak Menurut Terbanding Rp. 30.708.035,00 Koreksi yang tidak dapat dipertahankan Rp. 11.886.336,00 Kredit pajak menurut Majelis Rp. 42.594.371,00

Menimbang : bahwa dalam perkara banding ini tidak terdapat sengketa mengenai Sanksi Administrasi, kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung pada penyelesaian sengketa lainnya;

Mengingat : Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentnag Pengadilan Pajak, dan ketentuan perundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini;

Memutuskan : Menyatakan mengabulkan seluruh permohonan banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor: KEP-352/WPJ.07/BD.05/2009 tanggal 27 Maret 2009 mengenai keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar PPh Badan Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak 2006 Nomor: 00128/406/06/052/08 tanggal 1 April 2008, atas nama: PT XXX, sehingga pajak yang lebih bayar dihitung kembali menjadi sebagai berikut:

Penghasilan Neto (Rp. 7.402.295.716,00

Penghasilan Kena Pajak (Rp. 7.402.295.716,00)

PPh terutang Rp. 0,00

Kredit pajak Rp. 42.594.371,00

PPh yang kurang/(lebih) dibayar (Rp. 42.594.371,00) Sanksi administrasi Rp. 0,00 Jumlah PPh yang masih harus/(lebih) dibayar (Rp. 42.594.371,00)

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Referensi

Dokumen terkait

menggunakan Teorema Tonelli. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah studi literatur dengan langkah - langkah sebagai berikut: 1)

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang pelaksanaan kegiatan dakwah Majelis Dzikir Al-Mustajab terhadap jamaahnya, diantaranya untuk mengetahui

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan metode inquiry dan metode ceramah dalam meningkatkan hasil belajar IPS pada pembelajaran IPS kelas VIII

Oleh karena itu, penelitian iniberupaya untuk menerapkan tindakan yang dilakukan yakni menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan media audio visual dalam

Pengembangan Program Resource Center Menilai tentang variabel pengem bangan program RC yang sesuai dengan kebutuhan ABK, orangtua, guru dalam membantu peningkatan layanan pendidikan

Disajikan beberapa pernyataan tentang sikap anak dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik dapat menentukan perilaku yang sesuai dengan semangat perjuangan Nabi

Bila anda sendiri dan bisa segera menelepon (Aktifkan SPGDT), , lakukan sebelum mulai RJP, kecuali anda berpendapat bahwa pasien menjadi tidak sadar karena tidak

Bila ookista tertelan oleh mamalia lain atau burung (hospes perantara) maka pada berbagai jaringan hospes perantara ini dibentuk kelompok trofozoit yang membelah