• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbandingan Nilai Kuat Tekan Beton antara Destructive Test dan Non-Destructive Test dalam Perawatan Basah dan Kering

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Analisis Perbandingan Nilai Kuat Tekan Beton antara Destructive Test dan Non-Destructive Test dalam Perawatan Basah dan Kering"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Perbandingan Nilai Kuat Tekan Beton antara Destructive Test dan Non-Destructive Test dalam Perawatan Basah dan Kering

Nasruddin(1), Victor Sampebulu(1), M. Yahya Siradjuddin(1), Sapto B. Sampurno(2)

(1)Laboratorium Material, Struktur, dan Konstruksi Bangunan/Kelompok Teknologi Bangunan, Program Studi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin.

(2)Program Studi Magister Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin.

Abstrak

Penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang dilakukan di laboratorium dimana perawatan beton dilakukan di dalamcuring roomyang bersuhu konstan 20ºc dan kelembaban udara sekitar 70%.

Tujuan utama dari penelitian ini untuk mendapatkan konstanta pengali nilai hasil pengujian Hammer Test, sehingga hasilnya bisa mendekati hasil pengujian dengan menggunakan UniversalTesting Machine (UTM). Adapun variabel penelitian adalah; metode pengujian (hammer test vs universal testing machine, umur selinder beton (14, 21, 28,dan 35 hari), metode perawatan ( perawatan basah dan perawatan kering). Jumlah sampel selinder beton (Ø 10 cm x 20 cm) untuk setiap umur beton adalah 4 selinder, sehingga total selinder uji untuk dua macam metode perawatan adalah 32 selinder beton. Untuk akurasi pengujian dengan hammer test dibuatkan benda uji berupa blok beton ukuran 60x60x60cm dimana tiga sisinya telah dibuatkan grid berdasarkan umurnya. Selinder beton dan blok beton berasal dari campuran beton yang sama.Pengujian awal untuk setiap kategori umur beton, baik perawatan basah maupun kering dilakukan dengan menggunakan hammer test untuk blok beton, setelah itu dilakukan pengujian kuat tekan beton dengan universal testing machineuntuk selinder beton. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pengujian dengan menggunakan hammer test nilainyalebih tinggi dibandingkan dengan pengujian universal testing machine, kematangan umur beton berkorelasi dengan peningkatan kuat tekan beton, metode perawatan basah memberikan signifikansi peningkatan kekuatan beton, dan didapatkannya konstanta pengali untuk nilai hasil pengujian dengan hammer test sehingga hasilnya lebih valid.

Kata-kunci :destructive test, non-destructive test, universal testing machine, hammer test, curing room, perawatan basah, perawatan kering

Pengantar

Beton adalah material komposit yang tersusun dari tiga penyusun utama yaitu: semen, agregat, dan air, dimana beton mempunyai kuat tekan yang besar, sementara kuat tariknya yang kecil.

Tetapi sebelum material beton mengeras, campuran beton merupakan campuran yang plastis, sehingga keadaan ini sering kita sebut kelecakan beton. Sehingga, kekuatan tekan merupakan salah satu kinerja utama beton.

Kekuatan tekan (f’c) adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan per-satuan luas.

Kuat tekan beton adalah salah satu parameter

yang digunakan untuk mengontrol mutu dari sebuah beton.

Metode pengujian kuat tekan beton yang dianggap tingkat keandalannya paling tinggi adalah pengujian merusak (destructive test) dengan menggunakan alat universal testing machine (UTM). Uji merusak ini dilakukan di laboratorium dengan menguji sejumlah sampel penelitian untuk melihat capaian nilai kuat tekannya. Pengujian ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi dan memerlukan waktu pengerjaan yang lebih lama. Namun, terkadang pengujian untuk mengetahui kuat tekan beton tidak selalu bisa dilakukan di laboratorium

(2)

Analisis Perbandingan Nilai Kuat Tekan Beton Antara Destructive Test Dan Non- Destructive Test Dalam Perawatan Basah Dan Kering dengan alat UTM, tapi harus dilakukan langsung

di lapangan. Untuk kondisi praktis seperti ini dan dalam rangka pengawasan mutu beton dilapangan dibutuhkan alat pengujian untuk mengukur atau mengetahui kuat tekan beton keras dengan cepat dan praktis serta tidak merusak. Pengujian ini dikenal dengan istilah uji tidak merusak (non-destructive test). Salah satu alat yang paling umum digunakan untuk metode tidak merusak ini adalah Hammer Test. Metode uji non-destructive dengan hammer test dilakukan dengan memberikan intact (tumbukan) pada permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang diaktifkan dengan menggunakan energi yang besarnya tertentu. Jarak pantulan yang timbul dari massa tersebut pada saat terjadi tumbukan dengan permukaan beton benda uji dapat memberikan indikasi kuat tekan beton. Namun metode dengan menggunakan hammer test ini memiliki beberapa kekurangan diantaranya; hasil pengujian dipengaruhi oleh kerataan permukaan, kelembaban beton, sifat-sifat dan jenis agregat kasar, derajad karbonisasi dan umur beton, oleh karena itu perlu diingat bahwa beton yang akan diuji haruslah dari jenis dan kondisi yang sama.

Selain itu sulit mengkalibrasi hasil pengujian,tingkat keandalannya rendah, hanya memberikan informasi mengenai karakteristik beton pada permukaan (Lubis M, 2003).

Penelitian lain yang dilakukan oleh Gani,2013, memberikan hasil yang menunjukkan nilai pengukuran kuat tekan beton dengan metode hammer test lebih tinggi dari hasil pengujian dengan menggunakan alat UTM

Sebagai upaya meningkat ketepatan nilai kuat tekan dari hammer test dalam penggunaan praktikal lapangan, diusulkanlah penelitian untuk menganalisis perbandingan nilai kuat tekan beton antara destructive test dan non- destructive test yang dirawat dengan cara perawatan kering (dry curing) dan perawatan basah (wet curing). Ouput utama yang diharapkan dari penelitian ini adalah didapat- vkannya “konstanta pengali” untuk hammer test, dimana nilai hasil pengukurannya nanti bisa mendekati nilai dari hasil pengujian dengan menggunakan UTM

Metode

Penelitian yang bersifat eksperimental ini dilakukan di Workshop dan Laboratorium Material, Struktur, dan Konstruksi Bangunan Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Kampus Baru Gowa. Adapun diagram alir dari penelitian ini terlihat pada Gambar 1 dibawah ini;

Metode Pengumpulan Data

Hasil pengujian untuk data properties beton dapat dilihat pada Tabel 1. Karena penelitian ini berdasarkan eksperimental dimana data-data yang akan kita dapatkan diuji dalam lab, dengan acuan prosedur SNI pelaksanaan sebagai berikut :

1.Berdasarkan SNI 03-4430-1997, tentang metode pengujian elemen struktur beton dengan alat palu beton (Hammer Test) tipe N dan NR, dimana pengujian elemen struktur dengan alat palu beton tipe N dan NR ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam melaksanakan uji kekerasan permukaan beton.

Gambar 1. Diagram Alir penelitian

MULAI PERMASALAHAN

SELESAI DRY CURING WET CURING

PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON

ANALISA HASIL PENGUJIAN ETON KESIMPULAN NON-DESTRUCTIVE TEST

(HAMMER TEST) DESTRUCTIVE TEST (UNIVERSAL TESTING

MACHINE) PERAWATAN PEMBUATAN BENDA UJI

VARIABEL UMUR BETON: 14, 21, 28, DAN 35 HARI

MIX DESAIN BETON NORMAL CEK KADAR AIR SEBELUM

PENGECORAN

PASIR SEMEN KERIKIL AIR

UJI KARAKTERISRIK UJI KARAKTERISRIK UJI KARAKTERISRIK UJI KARAKTERISRIK STUDI LITERATUR

ANALISA PROPERTIS

(3)

2.Berdasarkan SNI 03-6815-2002, tentang Tata cara mengevaluasi hasil uji kekuatan beton, dimana variabilitas karakteristik dan setiap bahan penyusun dalam beton dapat menyebabkan variasi kekuatan dalam beton.

Variasi kekuatan ini dapat juga disebabkan oleh pelaksanaan dalam penentuan proporsi campuran, pelaksanaan pencampuran, pe- ngangkutan, penuanangan dan pemelihara-an beton, selain variasi-variasi yang terjadi dalam beton sendiri.

3.Berdasarkan SNI 03-6805-2002, tentang metode pengujian untuk mengukur nilai kuat tekan beton pada umur awal dan memproyeksikan kekuatan pada umur berikutnya, dimana metode ini menyediakan prosedur untuk memperkirakan kekuatan potensial benda uji didasarkan pada kekuatan yang diukur pada umur awal 24 jam atau lebih.

Data hasil penguijian pada umur awal menyediakan informasi keragaman proses produksi beton untuk digunakan dalam proses pengontrolan.

Metode Analisis Data

Pada penelitian ini ada 3 variabel yang dijadikan dasar analisis, yaitu;

a. Metode Pengujian

Metode pengujian dalam rangka mencari nilai kekuatan tekan beton pada penelitian ini terbagi dua, yaitu pengujian dengan cara merusak (destructive test) dengan menggunakan universal testing machine dan pengujian dengan cara tidak merusak (non-destructive test)

dengan menggunakan hammer Test, seperti yang terlihat pada Gambar 2

b. Umur beton

Ada 4 kategorisasi umur yang dijadikan dasar penelitian yaitu, umur, 14, 21,28, dan 35 hari.

Setiap kelompok umur terdiri dari 4 sampel benda uji selinder beton untuk setiap metode Tabel 1. Properties Benda Uji

Perawatan Basah

Perawatan

Kering Total Selinder Beton

(φ10x20cm) 16 16 32

Blok Beton

(60x60x60cm) 1 1 2

Jumlah

Benda Uji Kuat Tekan Rencana fc

(Mpa)

Nilai Slump (cm)

Kandungan Udara

(%)

35 14,5 1,4

(a) Destructive Test (UTM) (b)

Gambar 2. Metode Pengujian

(b)Non-Destructive Test (Hammer Test)

(4)

Analisis Perbandingan Nilai Kuat Tekan Beton Antara Destructive Test Dan Non- Destructive Test Dalam Perawatan Basah Dan Kering

14 35 21

A

B C D E 60 cm

60 cm

5 cm

5 cm

Umur Beton

Area Tumbukan

Grid

Blok Beton

Gambar 5. Grid Umur Beton dan Area Tumbukan perawatan ditambah 2 blok beton untuk masing-

masing metode perawatan.

c. Curing (perawatan beton).

Ada dua cara perawatan yang digunakan, yaitu;

perawatan kering (dry curing) dan perawatan basah (water curing). Khusus perawatan basah, dilakukan dalam curing room yang dilengkapi bak perendaman, bersuhu konstan 20oC, dan kelembaban yang terjaga disekitar 70%. Jika satu metode perawatan jumlah sampelnya 4 kelompok umur x 3benda uji, maka total jumlah sampel (4 x 4) x 2 = 32 sampel benda uji, ditambah 2blok beton dengan ukuran 60x60x60 cm. Khusus untuk blok beton perawatan basah dipersiapkan alat pengangkat yang terdiri dari alat berupa tripot dan chain blok yang masing- masing berkemampuan sampai 2 ton, keranjang pengangkat dan dudukan blok beton. Metode perawatan basah untuk blok dan selinder beton terlihat pada Gambar 3. Sedangkan untuk perawatan kering terlihat pada Gambar 4.

Analisis dan Interpretasi

Dalam penelitian ini, khusus pengujian non- destructive test (hammer test) baik perawatan basah maupun kering, benda ujinya masing-

(a) Perawatan Basah Blok Beton

(b) Perawatan Basah Selinder Beton Gambar 3. Metode Perawatan Basah

(a) Perawatan Kering Blok Beton

(b) Perawatan Kering Selinder Beton Gambar 4. Metode Perawatan Kering

(5)

0 5 10 15 20 25 30 35

7 14 21 28 35 42

Destructive Test (UTM)

Perawatan Basah Perawatan Kering

Umur (Hari)

Gambar 6. Pengujian Dengan Metode Destructive Test masing sebuah blok beton ukuran 60x60x60cm.

Pada blok beton ini dibuatkan grid untuk menentukan area umur dan area tumbukan hammer test. Untuk setiap umur beton (14, 21, 28, dan 35) dibagi atas 5 area tumbukan yaitu areaA, B, C, D, dan E dengan urutan dari atas ke bawah seperti yang terlihat pada Gambar 5.

Khusus untuk perawatan basah, sebelum di diuji, blok beton dinaikkan dulu dari bak perendaman dengan menggunakan perangkat pengangkat, kemudian dibersihkan permukaan yang akan dihammer test sesuai umurnya, selanjutnya setelah diuji blok beton ini diturunkan kembali untuk direndam. Secara keseluruhan hasil pengujian terhadap benda uji, baik blok beton maupun selinder beton untuk semua variabel pengujian dapat dilihat pada Tabel 2.

a.Destructive TestvsNon-Destructive Test Seperti yang terlihat pada Gambar 6 dan

Gambar 7, hasil pengujian dengan metode Non- destructive (hammer test) lebih tinggi bila dibandingkan pengujian dengan menggunakan metode destructive test (UTM), baik untuk perawatan basah maupun perawatan kering.Nilai kuat tekan beton pada umur 35 hari untuk UTM dan Hammer Test berturut-turut 31,9 MPa dan 33,4 MPa untuk perawatan basah, 22,9 MPa dan 30,2 MPa untuk perawatan kering.

b. Perawatan Basah vs Perawatan Kering Dalam hal metode perawatan, perawatan basah m e m b e r i k a n h a s i l y a n g l e b i h t i n g g i dibandingkan dengan perawatan kering, baik untuk pengujian dengan UTM maupun dengan hammer test seperti yang terlihat pada Gambar 8 dan 9. Pada metode pengujian dengan h amm er t est sel isi h p erb eda an an tar a perawatan basah dan kering tidak terlalu jauh dibandingkan dengan pada metode pengujian dengan menggunakan UTM. Hasil tinggi yang

Perawatan Basah Perawatan Kering Perawatan Basah Perawatan Kering Nilai Rata-Rata Nilai Rata-Rata

14 22,7 18,6 25,2 25,1 0,90 0,74

21 26,7 19,3 29,1 28,0 0,92 0,69

28 27,5 24,1 33,3 31,3 0,83 0,77

35 31,9 22,9 33,4 30,2 0,96 0,76

0,90 Rasio

Perawatan Kering

0,74 Perawatan Basah

Destructive Test

(Universal Testing Machine) Non-Destructive Test (Hammer Test) Umur

Beton (Hari)

Kuat Tekan Beton (MPa) Tabel 2. Hasil Pengujian

0 5 10 15 20 25 30 35

7 14 21 28 35 42

Non-Destructive Test (Hammer Test)

Perawatan Basah Perawatan Kering

Umur (Hari)

Gambar 7. Pengujian Dengan Metode Non-Destructive Test

(6)

Analisis Perbandingan Nilai Kuat Tekan Beton Antara Destructive Test Dan Non- Destructive Test Dalam Perawatan Basah Dan Kering

ditunjukkan oleh perawatan basah tadi disebabkan oleh hampir semua butiran semen bereaksi sempurna karena terendam terus dalam air dan juga dimungkin oleh adanya butiran air yang mengisi pori-pori beton sehi- ngga menyebabkan kepadatan beton menjadi tinggi.

c. Umur vs Kuat Tekan Beton

Kecenderungan peningkatan kekuatan beton seiring pertambahan umur terlihat jelas pada benda uji yang mengalami perawatan basah seperti yang terlihat pada Gambar 8. Pertam- bahan ini terlihat jelas bahkan pada beton yang telah mencapai usia matang (28 hari).

Sebaliknya, pada beton yang mengalami pera- watan kering pertambahan kekuatan juga terjadi, akan tetapi setelah mencapai usia matang (28 hari) terjadi degradasi kekuatan tekan seperti yang terlihat pada Gambar 9.

d. Konstanta/Rasio Pengali

Seperti yang terlihat pada Tabel 2, hasil pengujian menunjukkan bahwa untuk menda- patkan kepresisian pengukuran kuat tekan beton dengan menggunakan Hammer Test, hasilnya harus dikalikan 0,90 untuk beton yang mengalami perawatan basah dan 0,74 untuk beton yang mengalami perawatan kering.

Kesimpulan

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa

pengujian dengan menggunakan hammer test nilainya lebih tinggi dibandingkan dengan pengujianuniversal testing machine, metode perawatan basah memberikan signifikansi pe- ningkatan kekuatan tekan beton,kematangan umur beton berkorelasi dengan peningkatan kuat tekan beton khususnya bagi beton yang mengalami perawatan basah, dan konstanta pengali 0,90 dan 0,74 berturut turut untuk perawatan basah dan kering.

Daftar Pustaka

Neville, A.n. (1982), Properties of Concret, Pitman Massachusets Publishing Inc, Third Edition.

Mehta, P.K. & Monteiro, P.J.M (2006), Concrete:

Microstructure, Propoerties, and Materials, Mc Graw-Hill Companies, Third Edition.

Lubis M, (2003), Pengujian Struktur Beton Dengan Metode Hammer Test Dan Metode Uji Pembebanan (Load Test) ,Digitized by USU digital library.

Gani, et. al, (2008), Studi perbandingan Nilai Kuat Tekan Beton antara Hammer Test dan Compression Test pada Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) Ruas Jalan BTN Antara, Makassar, Jurnal Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

SNI, tentang Metode pengujian elemen struktur beton dengan alat palu beton tipe N dan NR. 03-4430- 1997

SNI, Tata cara mengevaluasi hasil uji kekuatan beton.

03-6815-2002

SNI, Metode Pengujian untuk mengukur nilai kuat tekan Beton pada umur awal dan memproyeksikan kekuatan pada umur berikutnya. 03-6805-2002

0 5 10 15 20 25 30 35

7 14 21 28 35 42

Perawatan Kering

Hammer Test Universal Testing Machine

Umur (Hari) Gambar 9. Perawatan Kering

0 5 10 15 20 25 30 35

7 14 21 28 35 42

Perawatan Basah

Hammer Test Universal Testing Machine

Umur (Hari) Gambar 8. Perawatan Basah

Gambar

Gambar 1. Diagram Alir penelitian
Gambar 2. Metode Pengujian
Gambar 5. Grid Umur Beton dan Area Tumbukan  perawatan ditambah 2 blok beton untuk
Gambar 6. Pengujian Dengan Metode  Destructive Test  masing sebuah blok beton ukuran 60x60x60cm

Referensi

Dokumen terkait

pendidikan pada tingkat mikro pendekatannya berupa pelaksanaan pendidikan karakter siswa yang dilakukan secara individu baik itu melalui kepala madrasah, wakil kepala

STIGMIA izan duten gaixoak zaharragoak dira, eta HTA, diabetes eta aurreti- kako MIA gehiago dituzte STIMIA izan dutenak baino.STIMIA izan duten gaixoen artean berriz,

Samo tri kolektivne pogodbe dejavnosti – Kolektivna pogodba za papirno in papirnopredelovalno dejavnost, Kolektivna pogodba grafične dejavnosti in Kolektivna pogodba

Nama Lengkap : PAUNAL AKHYAR. Tempat Tanggal Lahir

menunjukkan bahwa semakin meningkatnya substitusi tepung kulit manggis dan menurunnya penambahan gluten maka akan menigkatkan aktifitas antioksidan

Polusi asap rokok merupakan faktor risiko kejadian pneumonia pada balita dibuktikan juga dengan hasil penelitian Heriyana dan kawan-kawan bahwa bayi yang tinggal di

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Unit Kampus Cabang Jember yang telah memberikan tempat dan bimbingannya untuk terlaksananya Praktek Kerja Nyata (PKN);. Bank Rakyat

Sehingga Pelatihan, Kemampuan, dan Pengalaman memiliki pengaruh yang kuat terhadap Kinerja auditor sebesar 85,07 % dikarenakan seorang auditor internal di PT