• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINTAH KOTA PASURUAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

SALINAN

PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 04 TAHUN 2005

TENTANG

PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN,

Menimbang : a. bahwa Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Pasuruan Nomor 13 tahun 1997 tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk Dalam Kerangka Sistem Informasi Manajemen Kependudukan di Kotamadya Daerah Tingkat II Pasuruan dan Peraturan Daerah Kota Pasuruan Nomor 3 Tahun 2000 tentang Retribusi Penggantian Biaya cetak Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan Akta Catatan Sipil di Kota Pasuruan, dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk;

Mengingat : 1. Staatsblad Tahun 1849 Nomor 25 tentang Pencatatan Sipil Golongan Eropa;

2. Staatsblad Tahun 1917 Nomor 130 tentang Pencatatan Sipil Golongan Tionghoa yang telah diubah dengan Staatsblad Tahun 1919 nomor 81; 3. Staatsblad Tahun 1920 Nomor 751 tentang Pencatatan Sipil Bagi Orang

Indonesia yang telah diubah dengan Staatsblad Tahun 1927 nomor 564; 4. Staatsblad Tahun 1933 Nomor 75 tentang Pencatatan Sipil Bagi Bangsa

Indonesia Kristen, Jawa, Madura dan minahasa yang telah diubah dengan Staatsblad Tahun 1936 nomor 607;

5. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kota Kecil Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur ( Berita Negara Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 1950 ); 6. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 1958 tentang

Kewarganegaraan Republik Indonesia ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor I13, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1647 );

7. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor I, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3019 ); 8. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang

Hukum Acara pidana ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209 );

(2)

9. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ( Lembaran Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 3685 ) sebagaimana telah diubah dengan Undang - undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2000 ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048 ) ;

10. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389 );

11. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 ) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493 );

12. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438 ); 13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1975 tentang

Pelaksanaan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1975 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3050 );

14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 1982 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Pasuruan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3241 ); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1998 tentang Penyerahan Sebagai Urusan Pemerintahan di Bidang Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk Kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3742);

17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952 ) ;

18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 105 Tahun 2000

tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 202,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4022 );

19. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139 ) ;

20. Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M. 04 – PW 03 Tahun 1984 tentang Wewenang Penyidik Pegawai Negeri Sipil;

21. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk;

(3)

22. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 tahun 2003 tentang Pedoman Operasional Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah Dalam Penegakan Peraturan Daerah;

23. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 94 Tahun 2003 tentang Spesifikasi, Pengadaan dan Pengendalian Blangko Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk, Buku Register Akta dan Kutipan Akta Catatan Sipil;

24. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah tingkat II Pasuruan Nomor 2 Tahun 1988 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Pasuruan ( Lembaran Daerah Kotamadya Daerah tingkat II Pasuruan Tahun 1988, Nomor 4, Seri C );

25. Peraturan Daerah Kota Pasuruan Nomor 02 Tahun 2002 tentang Pedoman Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah ( Lembaran Daerah Kota Pasuruan Tahun 2002 Nomor 01 Seri C );

26. Peraturan Daerah Kota Pasuruan Nomor 26 Tahun 2002 tentang Pokok – pokok Pengelolaan Keuangan Daerah ( Lembaran Daerah Kota Pasuruan Tahun 2002 Nomor 11 Seri E ).

Dengan Persetujuan Bersama,

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PASURUAN dan

WALIKOTA PASURUAN MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN TENTANG

PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK. BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Pasuruan.

2. Pemerintah Kota Pasuruan adalah Walikota beserta perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

3. Penduduk adalah setiap Warga Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat WNI dan Warga Negara Asing yang selanjutnya disingkat WNA pemegang izin tinggal tetap di wilayah Negara Republik Indonesia.

4. Pendaftaran penduduk adalah kegiatan pendaftaran dan atau pencatatan data penduduk beserta perubahannya yang meliputi pendaftaran dan pencatatan kelahiran, perkawinan, perceraian, kematian dan mutasi penduduk, penerbitan nomor induk kepeendudukan, nomor induk kependudukan sementara, kartu keluarga, kartu tanda penduduk dan akta pencatatan penduduk serta pengelolaan data penduduk dan penyuluhan.

5. Mutasi penduduk adalah perubahan data penduduk sebagai akibat terjadinya pengakuan dan pengesahan anak, pengangkatan anak, perubahan nama, perubahan status kependudukan, perubahan kewarganegaraan, perubahan dan pembatalan akta, pindah atau datang dan peubahan data lainnya.

(4)

6. Penduduk sementara adalah setiap WNA pemegang izin tinggal terbatas di wilayah Negara Republik Indonesia.

7. Nomor Induk Kependudukan yang selanjutnya disingkat NIK adalah nomor identitas yang diberikan kepada setiap penduduk di wilayah Negara Republik Indonesia.

8. Nomor Induk Kependudukan Sementara yang selanjutnya disingkat NIKS adalah nomor identitas yang diberikan kepada setiap penduduk sementara di wilayah Negara Republik Indonesia.

9. Kartu Keluarga yang selanjutnya disingkat KK adalah kartu identitas keluarga yang memuat data tentang susunan, hubungan dan jumlah anggota keluarga.

10. Kartu Tanda Penduduk, yang selanjutnya disingkat KTP adalah Kartu sebagai bukti diri ( legitimasi ) bagi setiap penduduk.

11. Keluarga adalah seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai hubungan darah dan orang lain, yang tinggal dalam satu rumah / bangunan dan terdaftar dalam kartu keluarga.

12. Kepala Keluarga adalah orang yang bertanggung jawab dalam keluarga. 13. Anggota Keluarga adalah mereka yang tercantum dalam KK dan secara

kemasyarakatan menjadi tanggung jawab Kepala Keluarga.

14. Pindah atau Datang adalah perubahan tempat tinggal dari tempat lama ke tempat baru untuk menetap.

15. Buku Induk Penduduk / Buku Induk Penduduk Sementara adalah buku yang memuat data awal setiap penduduk / penduduk sementara dalam wilayah suatu kelurahan.

16. Buku Mutasi Penduduk / Buku Mutasi Penduduk Sementara adalah buku yang memuat catatan peubahan data setiap penduduk / penduduk sementara dalam suatu kelurahan.

17. Surat Keterangan adalah surat yang dikeluarkan oleh Lurah mengenai data penduduk.

18. Akta catatan sipil adalah akta otentik yang diterbitkan oleh Pemerintah Kota Pasuruan mengenai peristiwa kelahiran, perkawinan dan perceraian bagi yang bukan beragama Islam, kematian serta pengakuan dan pengesahan anak.

19. Catatan pinggir adalah perubahan status berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku bagi warga yang telah memiliki akta.

20. Formulir permohonan pendaftaran / pelaporan adalah formulir berupa daftar isian yang digunakan oleh setiap pemohon dalam rangka pendaftaran penduduk.

21. Buku Register adalah kumpulan dari akta-akta catatan sipil, yang merupakan akta asli catatan sipil.

22. Kutipan akta catatan sipil adalah akta yang dibuat dan dikeluarkan oleh instansi yang menangani pencatatan sipil.

23. Kutipan Akta Kedua dan seterusnya, adalah kutipan akta pencatatan sipil karena kutipan yang asli ( pertama ) hilang, rusak atau musnah setelah dibuktikan dengan surat keterangan dari pihak yang berwajib. 24. Retribusi Jasa Umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau

diberikan oleh pemerintah Kota Pasuruan untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi.

25. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan Akta Pencatatan Penduduk yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pembayaran atas penggantian biaya cetak KTP, KK dan akta pencatatan sipil yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Kota Pasuruan untuk kepentingan orang pribadi . 26. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan

batas waktu bagi wajib retribusi untuk meemanfaatkan jasa penceetakan KTP, KK dan akta pencatatan pnduduk.

(5)

27. Penyidikan tindak pidana bidang Retribusi adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil untuk mencari dan mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang Retribusi yang terjadi dan menemukan tersangkanya. 28. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PPNS adalah

pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Kota Pasuruan yang diberi wewenang khusus oleh Undang – undang untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah.

BAB II

HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 2

Setiap penduduk dan penduduk sementara berhak mendapatkan pelayanan dalam penyelenggaraan pendaftaran penduduk.

Pasal 3

(1) Setiap penduduk dan penduduk sementara wajib mendaftarkan dan mencatatkan setiap peristiwa kelahiran, pekawinan, perceraian dan kematian kepada Pemerintah Kota.

(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk mendaftarkan dan mencatatkan setiap mutasi penduduk.

BAB III

NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN ( NIK ) DAN NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN SEMENTARA ( NIKS )

Pasal 4 (1) Setiap penduduk wajib memiliki NIK.

(2) NIK diberikan kepada seseorang sejak yang bersangkutan didaftar sebagai penduduk di wilayah Negara Republik Indonesia.

(3) setiap penduduk hanya diberikan 1 ( satu ) NIK yang berlaku seumur hidup.

(4) NIK seseorang dicantumkan dalam setiap dokumen kependudukan yaitu pada KK, KTP dan surat-surat keterangan penduduk.

(5) setiap penduduk sementara hanya diberikan 1 ( satu ) NIKS yang berlaku selama yang bersangkutan bertempat tinggal di wilayah Negara Republik Indonesia.

BAB IV

AKTA CATATAN SIPIL Pasal 5

(1) Setiap penduduk dan penduduk sementara wajib memiliki akta catatan sipil.

(2) Akta catatan sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : a. akta kelahiran;

b. akta pekawinan; c. akta perceraian; d. akta kematian; dan

e. akta pengakuan dan pengesahan anak

(6)

(3) Masing – masing akta sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan kepada yang bersangkutan berupa kutipan.

Pasal 6 Akta catatan sipil berlaku untuk selamanya

BAB V

KARTU KELUARGA DAN KARTU TANDA PENDUDUK Pasal 7

(1) Setiap kepala keluarga wajib memiliki KK.

(3) KK berlaku selamanya kecuali rusak, hilang dan atau terjadi perubahan data keluarga harus diganti dengan yang baru.

Pasal 8

KK ditanda tangani oleh Lurah diketahui Camat dalam rangkap 4 ( empat ) dan diberikan masing-masing untuk :

a. kepala keluarga (lembar pertama) ; b. camat (lembar kedua) ;

c. lurah (lembar ketiga) ; dan d. ketua RT (lembar keempat).

Pasal 9

(1) Setiap penduduk yang telah berusia 17 (tujuh belas) tahun atau telah / pernah kawin wajib memiliki KTP.

(2) Setiap penduduk hanya diberikan 1 ( satu ) KTP. Pasal 10

KTP berlaku selama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang dengan diterbitkan KTP baru.

Pasal 11

(1) Penduduk WNI yang telah berusia 60 (enam puluh) tahun diberikan KTP yang berlaku seumur hidup.

(2) KTP seumur hidup harus dilakukan penggantian, apabila penduduk yang bersangkutan pindah tempat tinggal.

Pasal 12

(1) KTP ditanda tangani oleh Camat atas nama Walikota. (2) untuk memperoleh KTP harus melampirkan :

a. surat pengantar dari RT dan RW; b. KK ;

c. pas foto terbaru ukuran 2 x 3 cm sebanyak 3 (tiga) lembar; d. KTP yang telah habis masa berlakunya bagi perpanjangan KTP; e. surat keterangan dari kepolisian apabila KTP hilang.

(3) Apabila KTP rusak perlu diganti dengan KTP yang baru dengan menunjukkan KTP yang rusak serta melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf a sampai dengan c.

(7)

BAB VI

PENDAFTARAN DAN PENCATATAN Bagian Pertama

Kelahiran Pasal 13

(1) Setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh orang tuanya atau keluarganya atau kuasanya kepada Walikota melalui Lurah setempat selambat-lambatnya :

a. 60 ( enam puluh ) hari kerja sejak tanggal kelahiran, bagi yang tunduk pada :

1. Staatsblad 1917 Nomor 130 tentang Pencatatan Sipil Golongan Tionghoa;

2. Staatsblad 1920 Nomor 751 tentang Pencatatan Sipil Bagi Orang Indonesia;

3. Staatsblad 1933 Nomor 75 tentang Pencatatan Sipil Bagi Bangsa Indonesia Kristen, Jawa, Madura dan Minahasa; dan

4. Non Staatsblad;

b. 10 ( sepuluh ) hari kerja sejak tanggal kelahiran, bagi yang tunduk pada Staatsblad 1849 Nomor 25 tentang Pencatatan Sipil Golongan Eropa;

(2) Pelaporan kelahiran yang melebihi jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat :

a. persetujuan Walikota melalui Lurah setempat bagi yang tunduk pada :

1. Staatsblad 1920 Nomor 751 tentang Pencatatan Sipil Bagi Orang Indonesia;

2. Staatsblad 1933 Nomor 75 tentang Pencatatan Sipil Bagi Bangsa Indonesia Kristen, Jawa, Madura dan Minahasa; dan

3. Non Staatsblad;

b. putusan pengadilan bagi yang tunduk pada :

1. Staatsblad 1917 Nomor 130 tentang Pencatatan Sipil Golongan Tionghoa; dan

2. Staatsblad 1849 Nomor 25 tentang Pencatatan Sipil Golongan Eropa;

(3) Pelaporan kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melampirkan data :

a. surat keterangan kelahiran dari dokter / bidan yang menolong kelahiran;

b. akta nikah / akta perkawinan orang tua; dan c. dokumen imigrasi orang tua bagi WNA.

Pasal 14

Pelaporan kelahiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, diterbitkan akta kelahiran.

Pasal 15

Kelahiran penduduk yang terjadi di luar negeri, wajib dilaporkan oleh orang tuanya atau keluarganya atau kuasanya kepada Walikota melalui Lurah setempat setelah kembali ke Indonesia.

(8)

Bagian Kedua Perkawinan

Pasal 16

(1) Setiap perkawinan yang sah dan atau telah dilangsungkan menurut hukum agama yang bersangkutan, wajib dilaporkan kepada Walikota melalui Lurah setempat.

(2) Pelaporan perkawinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melampirkan data :

a. surat pemberkatan perkawinan;

b. akta perceraian bagi yang pernah cerai hidup;

c. akta kematian isteri / suami bagi duda / janda yang cerai mati; d. dokumen imigrasi bagi WNA; dan

e. izin rekomendasi dari kedutaan / perwakilan negara yang bersangkutan bagi WNA.

Pasal 17

Pelaporan perkawinan yang bukan beragama Islam diterbitkan akta perkawinan.

Pasal 18

Penduduk yang melaksanakan perkawinan di luar negeri, wajib melaporkan perkawinannya kepada Walikota melalui Lurah setempat setelah kembali ke Indonesia.

Bagian Ketiga Perceraian

Pasal 19

(1) Setiap perceraian yang sah atau telah mendapatkan penetapan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap, wajib dilaporkan kepada Walikota melalui Lurah setempat.

(2) Pelaporan perceraian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melampirkan data :

a. salinan putusan pengadilan tentang penetapan perceraian; b. akta perkawinan bagi yang bukan beragama Islam; dan c. dokumen imigrasi bagi WNA.

Pasal 20

Pelaporan perceraian bagi yang bukan beragama Islam diterbitkan akta perceraian dan memberikan catatan pinggir pada akta perkawinan yang bersangkutan.

Pasal 21

Penduduk yang melaksanakan perceraian di luar negeri, wajib melaporkan perceraiannya kepada Walikota melalui Lurah setempat setelah kembali ke Indonesia.

(9)

Bagian Keempat kematian

Pasal 22

(1) Setiap kematian wajib dilaporkan oleh orang tuanya atau keluarganya atau kuasanya kepada Walikota melalui Lurah setempat selambat – lambatnya :

a. 60 ( enam puluh ) hari kerja sejak tanggal kematian, bagi yang tunduk pada :

1. Staatsblad 1917 Nomor 130 tentang Pencatatan Sipil Golongan Tionghoa;

2. Staatsblad 1920 Nomor 751 tentang Pencatatan Sipil Bagi Orang Indonesia;

3. Staatsblad 1933 Nomor 75 tentang Pencatatan Sipil Bagi Bangsa Indonesia Kristen, Jawa, Madura dan Minahasa; dan

4. Non Staatsblad;

b. 10 ( sepuluh ) hari kerja sejak tanggal kematian, bagi yang tunduk pada Staatsblad 1849 Nomor 25 tentang Pencatatan Sipil Golongan Eropa;

(2) Pelaporan kematian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melampirkan data :

a. surat keterangan kematian; b. akta kelahiran; dan

c. dokumen imigrasi bagi WNA. Pasal 23

Setiap pelaporan kematian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 diterbitkan akta kematian dan memberikan catatan pinggir pada akta kelahiran yang bersangkutan.

Pasal 24

Setiap kematian penduduk yang terjadi di luar negeri, wajib dilaporkan oleh orang tuanya, atau keluarganya atau kuasanya kepada Walikota melalui Lurah setempat setelah kembali ke Indonesia.

Bagian Kelima

Pengakuan dan Pengesahan Anak Pasal 25

(1) Setiap pengakuan dan pengesahan anak, dilaporkan kepada Walikota melalui Lurah setempat.

(2) Pelaporan pengakuan dan pengesahan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melampirkan data :

a. akta kelahiran anak;

b. akta perkawinan orang tua; dan c. dokumen imigrasi bagi WNA.

Pasal 26

Pelaporan pengakuan dan pengesahan anak diterbitkan akta pengakuan dan pengesahan anak dan memberikan catatan pinggir pada akta kelahiran anak yang bersangkutan.

(10)

Bagian Keenam Pengangkatan Anak

Pasal 27

(1) Setiap pengangkatan anak yang telah mendapatkan penetapan instansi yang berwenang berdasarkan Peraturan Perundang – undangan yang berlaku, wajib dilaporkan oleh orang tuanya atau kuasanya kepada Walikota atau pejabat yang ditunjuk dengan melampirkan data.

a. penetapan pengadilan negeri tentang pengangkatan anak;; b. akta kelahiran anak yang bersangkutan; dan

c. dokumen imigrasi bagi WNA;

(2) Pelaporan pengangkatan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat dengan memberikan catatan pinggir pada akta kelahiran anak yang bersangkutan.

Pasal 28

Pengangkatan anak oleh WNI yang dilaksanakan di luar negeri, wajib dilaporkan kepada Walikota melalui Lurah setempat setelah kembali ke Indonesia.

Bagian Ketujuh Perubahan Nama

Pasal 29

(1) Perubahan nama yang telah mendapatkan penetapan dari instansi yang berwenang berdasarkan Peraturan Perundang – undangan yang berlaku wajib dilaporkan kepada Walikota melalui pejabat yang ditunjuk dengan melampirkan data :

a. surat penetapan perubahan nama dari pengadilan negeri atau pejabat yang berwenang;

b. akta kelahiran ;

c. akta perkawinan ( bagi yang telah menikah ); dan d. dokumen imigrasi bagi WNA;

(2) Pelaporan perubahan nama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat dengan memberikan catatan pinggir pada akta catatan sipil.

Bagian Kedelapan

Perubahan Status Kependudukan Pasal 30

(1) Penduduk sementara yang telah memperoleh izin tinggal tetap dari instansi yang berwenang wajib dilaporkan kepada Walikota melalui Lurah setempat dengan melampirkan data :

a. kartu izin tinggal menetap dari direktorat jenderal imigrasi ; dan b. paspor;

(2) Pelaporan memperoleh izin tinggal tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat dan diterbitkan KK dan KTP.

(11)

Bagian Kesembilan Perubahan Kewarganegaraan

Pasal 31

(1) Perubahan kewarganegaraan yang telah mendapatkan penetapan / putusan dari instansi yang berwenang wajib dilaporkan kepada Walikota melalui Lurah setempat dengan melampirkan data :

a. surat bukti perubahan status kewarganegaraan; b. KK; dan

c. KTP;

(2) Pelaporan perubahan kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat dan dilakukan perubahan pada data kependudukan yang bersangkutan.

Bagian Kesepuluh

Perubahan dan atau Pembatalan Akta Pasal 32

(1) Setiap terjadi perubahan dan atau pembatalan akta catatan sipil dilaporkan kepada Walikota melalui Kepala Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil.

(2) Terhadap pelaporan perubahan dan atau pembatalan akta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan catatan pinggir pada akta catatan sipil yang bersangkutan.

Bagian Kesebelas Pindah atau Datang

Pasal 33

Setiap penduduk dan penduduk sementara yang pindah atau datang, wajib dilaporkan kepada Walikota melalui Lurah setempat.

Pasal 34

(1) Pelaporan kedatangan penduduk diterbitkan KK dan KTP.

(2) Pelaporan kedatangan WNA dari luar negeri diterbitkan surat keterangan pendaftaran penduduk sementara yang dikeluarkan oleh Walikota melalui Camat setempat.

BAB VII

PENGELOLAAN DAN PELAPORAN Pasal 35

Pengelolaan data kependudukan untuk kegiatan penyelenggaraan pendaftaran penduduk dilaksanakan oleh aparat kependudukan daerah.

Pasal 36

Data kependudukan yang diperoleh dari hasil penyelenggaraan pendaftaran penduduk secara fisik disimpan pada instansi yang menangani kependudukan daerah.

(12)

Pasal 37

(1) Lurah melaporkan data hasil pendaftaran penduduk kepada Camat setiap bulan dan tribulan sekali.

(2) Camat melaporkan data hasil pendaftaran penduduk di wilayahnya kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah setiap bulan dan tribulan sekali.

(3) Walikota melaporkan data hasil pendaftaran penduduk di wilayahnya kepada Gubernur Jawa Timur setiap bulan dan tribulan sekali.

BAB VIII

PROSEDUR DAN TATA CARA PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK

Pasal 38

Prosedur dan tata cara penyelenggaraan pendaftaran penduduk, pemberian surat keterangan, pelayanan akta catatan sipil termasuk ketentuan mengenai bentuk dan komposisi NIK , bentuk dan isi buku / formulir serta bentuk dan isi laporan kependudukan dan akta catatan sipil diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

BAB IX

NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI Pasal 39

Nama retribusi ini adalah Retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk, kartu keluarga dan akta catatan sipil.

Pasal 40 Objek Retribusi meliputi pencetakan :

a. KTP ; b. KK ;

c. akta kelahiran ; d. akta perkawinan ; e. akta perceraian ;

f. akta pengesahan dan pengakuan anak ; dan g. akta kematian.

Pasal 41

Subjek Retribusi adalah orang pribadi yang memperoleh jasa pencetakan KTP, KK dan akta catatan sipil.

BAB X

GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 42

Retribusi penggantian biaya cetak KTP, KK dan akta catatan sipil digolongkan sebagai retribusi jasa umum.

(13)

BAB XI

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 43

Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jumlah KTP, KK dan akta catatan sipil yang dicetak.

BAB XII

PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIP RETRIBUSI

Pasal 44

(1) Prinsip dan sasaran penetapan retribusi adalah untuk mengganti biaya cetak KTP, KK dan akta catatan sipil.

(2) Biaya cetak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah biaya cetak per satuan KTP, KK dan akta catatan sipil.

BAB XIII

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIP RETRIBUSI Pasal 45

(1) Bagi setiap orang pribadi yang telah mendapatkan pelayanan KTP, KK dan akta catatan sipil diwajibkan membayar retribusi.

(2) Dikecualikan dari kewajiban membayar retribusi pelayanan KTP adalah setiap orang pribadi yang telah berusia 60 tahun ke atas.

Pasal 46

(1) Struktur tarip retribusi digolongkan berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan.

(2) Struktur dan besarnya tarip retribusi ditetapkan sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Daerah ini.

BAB XIV

WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 47

Retribusi yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat pelayanan cetak KTP, KK dan akta catatan sipil diberikan.

BAB XV

TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 48

(1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan.

(2) Tata cara pemungutan Retribusi Daerah ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah Kota Pasuruan Nomor 02 Tahun 2002 tentang Pedoman Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah.

(14)

Pasal 49

(1) Walikota menetapkan jasa pungut bagi petugas yang ditunjuk sebesar 5 % ( lima persen ) untuk kelurahan, kecamatan dan kantor kependudukan dan catatan sipil.

(2) Rincian jasa pungut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lebih lanjut diatur dengan Peraturan Walikota.

BAB XVI

SANKSI ADMINISTRASI Pasal 50

Aparat kependudukan daerah yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan daerah ini dikenakan sanksi sebagaimana peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XVII PENYIDIKAN

Pasal 51

(1) Pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Kota Pasuruan diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Hukum Acara Pidana yang berlaku.

(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : a. menerima, mencari mengumpulkan dan meneliti keterangan atau

laporan berkenaan dengan tindak pidana agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas ;

b. meneliti, mencari mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak idana ;

c. meminta keterangan dan atau barang bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana ;

d. memeriksa buku – buku, catatan – catatan dan dokumen – dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana ;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen – dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut ;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana ;

g. menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa Identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e ;

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana ;

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi ;

j. menghentikan penyidikan ;

k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana menurut Hukum yang dapat dipertanggungjawabkan; (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan di

mulainya penyidikan dan penyampaian hasil penyidikannya kepada penuntut umum melalui penyidik pejabat kepolisian Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Hukum Acara Pidana yang berlaku.

(15)

BAB XVIII KETENTUAN PIDANA

Pasal 52

(1) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan daerah dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah);

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. BAB XIX

KETENTUAN PENUTUP Pasal 53

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka :

a. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Pasuruan Nomor 13 tahun 1997 tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk Dalam Kerangka Sistem Informasi Manajemen Kependudukan di Kotamadya Daerah Tingkat II Pasuruan ( Lembaran Daerah kotamadya Daerah Tingkat II Pasuruan Tahun 1997, Tanggal 6 Oktober, Seri B, Nomor 7 ); dan

b. Peraturan Daerah Kota Pasuruan Nomor 3 Tahun 2000 tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga, dan Akta Catatan Sipil (Lembaran Daerah Kota Pasuruan Tahun 2000, tanggal 29 Februari, Nomor 3 ),

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 54

Teknis pelaksanaan Peraturan Daerah ini lebih lanjut diatur dengan Peraturan Walikota.

Pasal 55

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Pasuruan.

Ditetpkan di : Pasuruan pada tanggal : 28 Juli 2005 WALIKOTA PASURUAN,

Ttd,

AMINUROKHMAN

(16)

Diundangkan di : Pasuruan pada tanggal : 28 Juli 2005

SEKRETARIS DAERAH KOTA PASURUAN

Ttd,

Drs. H. SETIYONO,M.Si Pembina Tk. I

NIP. 510 062 686

LEMBARAN DAERAH KOTA PASURUAN TAHUN 2005, TANGGAL 28 JULI NOMOR 01, SERI C

Sesuai dengan aslinya, Sekretaris Daerah Kota Pasuruan

Asisten Tata Praja Ub.

Kepala Bagian Hukum

Ttd,

DIDIK KUSWAHJUDI, SH, M.Si Pembina Tk. I

NIP. 510 095 391

(17)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 04 TAHUN 2005

T E N T A N G

PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK I. UMUM

Bahwa dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 94 Tahun 2003 tentang Spesifikasi, Pengadaan dan Pengendalian Blangko Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk, Buku Register Akta dan Kutipan Akta Catatan Sipil, maka perlu merubah Peraturan Daerah Kota Pasuruan Nomor 3 Tahun 2000 tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga, dan Akta Catatan Sipil (Lembaran Daerah Kota Pasuruan Tahun 2000 Nomor 3 )

Bahwa dalam rangka kemudahan administrasi kependudukan dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat di bidang pendaftaran penduduk maka perlu adanya pengaturan tentang penyelenggaraan pendaftaran penduduk dalam kerangka sistem informasi manajemen kependudukan di Kota Pasuruan dengan menuangkan beberapa kewenangan yang diberikan oleh Pemerintah.

II. PASAL DEMI PASAL.

Pasal 1 : Adanya pengertian tentang istilah dalam pasal ini dimaksudkan untuk mencegah timbulnya salah tafsir dan salah pengertian dalam memahami dan melaksanakan pasal-pasal yang bersangkutan .

Pasal 2 s / d Pasal 12 : Cukup jelas

Pasal 13 : Bagi anak yang lahir di luar perkawinan atau dari perkawinan yang tidak dicatatkan, dalam akta kelahiran ditulis sebagai anak dari ibunya.

Pasal 14 : Cukup jelas.

Pasal 15 : Yang dimaksud hukum Agama pada ayat (1) adalah hukum agama di luar hukum Agama Islam.

Pasal 16 s/d pasal 47 : Cukup jelas

Pasal 48 ayat (1) : Yang dimaksud tidak dapat diborongkan adalah bahwa seluruh proses kegiatan pemungutan retribusi tidak dapat diserahkan pada pihak ketiga . Namun , dalam pengertian ini bukan berarti bahwa Pemerintah Daerah tidak boleh bekerja sama dengan pihak ketiga . Dengan sangat selektif dalam proses pemungutan , Pemerintah Daerah dapat mengajak bekerja sama dengan badan-badan tertentu yang karena profesionalismenya layak dipercaya untuk melaksanakan sebagian tugas pemungutan retribusi . Kegiatan pemungutan retribusi yang tidak dapat dilaksanakan dengan pihak ketiga adalah kegiatan penghitungan besarnya retribusi yang terutang , pengawasan penyetoran retribusi dan penagihan retribusi

ayat (2) : Cukup jelas. Pasal 49 s / d Pasal 55 : Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 02 D:\Perda 2005\ Perda Capil.Doc

(18)

LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR : 04 TAHUN 2005

TANGGAL : 28 JULI 2005

BESARNYA TARIP RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KTP , KK DAN AKTA CATATAN SIPIL

NO. JENIS – JENIS RETRIBUSI BESARNYA TARIP KETERANGAN

WNI WNA

1 2 3 4 5

I Penggantian biaya cetak KTP Rp. 3.000,- Rp. 20.000,- Tidak termasuk biaya foto.

II Penggantian biaya cetak KK Rp. 3.000,- Rp. 20.000,-

III Surat keterangan Kependudukan lainnya (Formulir / Blanko)

Rp. 1.000,- Rp. 5.000,-

IV Kelahiran :

1.a. baru lahir anak ke 1 dan ke 2 Rp. 8.000,- Rp. 25.000,- b. baru lahir anak ke 3 dan

seterusnya

Rp. 10.000,- Rp. 35.000,- 2. Dispensasi anak terlambat :

a. anak ke 1 dan ke 2 b. anak ke 3 dan seterusnya

Rp. 16.000,- Rp. 20.000,-

Rp. 50.000,- Rp. 70.000,- 3. Kutipan ke 2 Akta Kelahiran

Anak

Rp. 15.000,- Rp. 50.000,-

V Perkawinan :

 Kutipan Akta Perkawinan :

1. di dalam Kantor Rp. 40.000,- Rp. 75.000,-

2. di luar kantor Rp. 70.000,- Rp. 150.000,-

3. lebih dari 1 ( satu ) bulan di dalam Kantor

Rp. 50.000,- Rp. 125.000,- 4. lebih dari 1 ( satu ) bulan di

luar kantor

Rp. 100.000,- Rp. 175.000,- 5. Kutipan Akta Perkawinan ke

2 dan seterusnya ( satu set suami isteri )

Rp. 30.000,- Rp. 50.000,-

VI Perceraian :

1. Kutipan Akta Perceraian ( 1 set ) Rp. 50.000,- Rp. 75.000,- 2. Kutipan Akta Perceraian lebih

dari 1 ( satu ) bulan

Rp. 80.000,- Rp. 150.000,- 3. Kutipan ke 2 Akta Perceraian Rp. 75.000,- Rp. 100.000,-

(19)

1 2 3 4 5

VII Kematian :

1. Kutipan Akta Kematian Rp. 20.000,- Rp. 50.000,-

2. Kutipan ke 2 Akta Kematian Rp. 10.000,- Rp. 30.000,- VIII Pengakuan / Pengesahan Anak :

1. Kutipan Akta Pengakuan Anak Rp. 40.000,- Rp. 100.000,- 2. Kutipan Akta Pengesahan Anak Rp. 40.000,- Rp. 100.000,- 3. Kutipan Akta Pengangkatan

Anak

Rp. 40.000,- Rp. 100.000,- 4. Kutipan Akta Pengakuan Anak

lebih dari 1 ( satu ) bulan

Rp. 70.000,- Rp. 150.000,- 5. Kutipan Akta Pengesahan Anak

lebih dari 1 ( satu ) bulan

Rp. 70.000,- Rp. 150.000,- 6. Kutipan Akta Pengangkatan

Anak lebih dari 1 ( satu ) bulan

Rp. 70.000,- Rp. 150.000,-

IX Pelaporan mengenai kelahiran :

Perkawinan, perceraian yang terjadi di luar negeri :

1. Kurang dari 1 ( satu ) bulan Rp. 100.000,- -

2. lebih dari 1 ( satu ) bulan Rp. 150.000,- -

WALIKOTA PASURUAN,

Ttd,

AMINUROKHMAN

Sesuai dengan aslinya, Sekretaris Daerah Kota Pasuruan

Asisten Tata Praja Ub.

Kepala Bagian Hukum

Ttd,

DIDIK KUSWAHJUDI, SH, M.Si Pembina Tk. I

Referensi

Dokumen terkait

DIAGRAM ALUR DATA AERONAUTIKA Alur lingkup kebutuhan data dalam pemberian informasi Aeronautika disesuaikan dengan fungsi AIS yang beracuan pada ICAO Doc.

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil uji t diperoleh nilai t-hitung (6,735) > t-tabel (2,405), hasil tersebut diartikan Ha: diterima dan Ho: di tolak, sehingga

Pengendalian risiko dilakukan berdasarkan Hirarki pengendalian (Hyerarchy of control), berikut pengendalian yang direkomendasikan oleh peneliti pada Stasiun

karya sastra Makassar yang di dalamnya memuat empat contoh mantra. Penelitian yang lain ialah Puisi-Puisi Makassar. Penelitian ini membuat ragam puisi Makassar, yaitu

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Tim Penelitian Uji

Sedangkan untuk pembubaran Perseroan Terbatas yang sudah didirikan dengan akta pendirian yang dibuat dihadapan notaris namun belum berstatus Badan Hukum karena belum

Berdasarkan model dari regresi logistik ordinal, maka dapat disimpulkan bahwa variabel prediktor yang berpengeruh signifikan terhadap status gizi anak laki-laki

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana kekuatan beton SCC dengan memanfaatkan limbah kaca dan abu sekam berbentuk powder sebagai bahan pengganti