• Tidak ada hasil yang ditemukan

STANDAR AKREDITASI BARU RUMAH SAKIT INDONESIA. KOMISI AKREDITASI RUMAH SAKIT JohanTSaleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STANDAR AKREDITASI BARU RUMAH SAKIT INDONESIA. KOMISI AKREDITASI RUMAH SAKIT JohanTSaleh"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

KOMISI AKREDITASI RUMAH SAKIT JohanTSaleh

STANDAR

AKREDITASI BARU

RUMAH SAKIT INDONESIA

1

(2)

PENDAHULUAN

Beberapa Model Evaluasi Eksternal Mutu YanKes:

1. Akreditasi

2. ISO

3. Malcolm Baldridge

4. EFQM (Europian Foundation For Quality Management)

5. Visitatie , dll

2

(3)

Rumah Sakit Standar

Instrumen Akreditasi

Konsep Dasar Akreditasi Rumah Sakit

3 Badan Akreditasi

Survei Akreditasi RS

Sertifikat

1 2

5

4

3

6

Memenuhi / Menerapkan / Comply

(Standard : a statement that defines the performance expectations,

sructures, or processes that must be in place for an organization to

provide safe and high-quality care, treatment, and service. JCI, 2008)

(4)

Akreditasi Internasional utk RS

Pelatihan Surveior

Standar Pelayanan RS

ISQua

J C I KARS

Rumah Sakit Indonesia

Akreditasi International Accreditation

Standards for HC External Evaluation Org

Akreditasi

Accred Std Hospital

J C I

International Principles For HC Standards

1

2

Diagram Akreditasi Internasional & Nasional

(Badan Akreditor)

Surveyor Training Standards

3

4

(5)

ISQua (International Society for Quality in Healthcare)

“Evaluasi Mutu Eksternal Untuk Rumah Sakit terbaik adalah AKREDITASI”

 Standar yang dipakai spesifik untuk pelayanan kesehatan

 Pengembangan standar dilakukan oleh pakar kesehatan/perumahsakitan

 Pengembangan standar dilakukan dalam dunia perumahsakitan

 Asesmen elemen-elemen akreditasi terlengkap: struktur- proses-hasil/outcome  lebih diarahkan pada output /outcome

 Surveior: pakar/praktisi kesehatan/rumah sakit

Keunggulan Akreditasi:

5

(6)

Definisi Akreditasi

ISQua (2001) :Accreditation is a public recognition by a national healthcare

accreditation body of the achievement of its

accreditation standards by a healthcare organisation,

demonstrated through an independent external peer assessment of that

organisation’s level of

performance in relation to the standards.

6

(7)

Powerpoint Templates

Page 7

Akreditasi Rumah Sakit adalah suatu pengakuan yang

diberikan

oleh pemerintah pada RS

karena telah memenuhi standar yang ditentukan

KEMENTERIAN KESEHATAN

(8)

Akreditasi Dalam UU no 44 tentang RS

PASAL 40

 1) Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala menimal 3 (tiga) tahun sekali

 2) Akreditasi Rumah Sakit sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh suatu lembaga independen baik dari dalam maupun dari luar negeri berdasarkan standar akreditasi yang berlaku.

 3) Lembaga independen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Menteri.

8

(9)

1. Akreditasi di indonesia bersifat wajib

2. Tujuan utama akreditasi adalah: meningkatkan mutu pelayanan (UURS no 44 thn 2011. Psl 40 ayat 1 )

3. Lembaga independen sebagaiu pelaksana

akreditasi di indonesia adalah : KARS (komisi akreditasi rumah sakit) dasar hukum

a.

Permenkes R.I. Nomor 417/menkes/PER/II/2011 tentang komisi akreditasi RS

b.

Kepmenkes R.I no 418/MENKES/ SK/II/2011

tentang susunan keanggotaan komisi akreditasi rumah sakit (KARS) masa bakti tahun 2011-2014 TIGA HAL POKOK AKREDITASI RS DI INDONESIA

9

(10)

Tugas KARS

1. Merumuskan kebijakan dan tata laksana akreditasi RS 2. Menyusun Renstra Akreditasi RS

3. Menyusun Peraturan Internal KARS 4. Menyusun standar akreditasi

5. Menetapkan status akreditasi RS

6. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan pembimbingan serta pengembangan di bidang akreditasi dan mutu pelayanan RS

7. Mengangkat dan memberhentikan surveior

8. Membina kerjasama dg institusi di dlm maupun di luar negeriyang berkaitan dg bid akreditasi dan peningkatan mutu pelayanan RS 9. Melakukan sosialisasi dan promosi kegiatan akreditasi

10. Melakukan monitoring dan evaluasi dalam bidang akreditasiRS 11. Melakukan pencatatan dan pelaporan kegiatan akreditasi RS

10

(11)

Powerpoint Templates

Page 11

PELAKSANA AKREDITASI RS DI INDONESIA

KOMISI AKREDITASI RS (KARS)

Suatu Komisi yang dibentuk oleh Menteri Kesehatan untuk Membantu Kementerian

Kesehatan dlm pelaksanaan teknis akreditasi dan bekerja secara

Independent (surveior)

(12)

ORGANISASI KARS

Ketua Wk Ketua

Bidang Pendidikan dan pelatihan

Bidang Komunikasi Data dan Informasi

Bidang Penelitian dan

Pengembangan

Bidang Akreditasi

Sekretariat

Koordinator Surveior

Surveior

12

(13)

PENGURUS KARS

Kepmenkes R.I no 418/MENKES/ SK/II/2011 Tentang susunan Keanggotaan Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Masa bakti Tahun 2011-2014

Ketua Wk Ketua

Bidang Pendidikan dan pelatihan

Bidang Komunikasi Data dan Informasi

Bidang Penelitian

dan Pengembangan Bidang Akreditasi

Sekretariat

Koordinator Surveior

Surveior

Dr.dr.Sutoto,M.Kes

dr.Djoti atmodjo, SpA,MARS

Drs Amatyah,M.Kes

dr. Luwiharsih,MSc dr. Kusno M,SpA dr. Muki R SpOG(K) dr. Nico.A. L K Nefro.MM

Dr.Mgs.Johan T,Saleh

13

(14)

RENCANA PROGRAM KERJA KARS

1. Mempersiapkan KARS untuk terakreditasi intemasional oleh ISQUA 2. Menyusun peraturan internal KARS

 Kebijakan dan tata laksana akreditasi RS

 Pengangkatan dan Pemberhentian surveior

 Tata tertib dan kode etik surveior

 Diklat surveior

 Tata cara pencatatan dan pelaporan

3. Menyusun Renstra KARS

4. Mempersiapkan dan menjalankan model akreditasi baru

 Standar akreditasi

 Tracer metodologi

 Pedoman penyusunan dokumen akreditasi

 Standar pelatihan surveior

 Pembimbingan RS

5. Mengejar target akreditasi RS

14

(15)

Powerpoint Templates

Page 15

A. BIMBINGAN PRA AKREDITASI

B. PELAKSANAAN SURVEI AKREDITASI

 PENETAPAN STATUS AKREDITASI OLEH KARS C. PENDAMPINGAN PASCA AKREDITASI

(16)

Powerpoint Templates

Page 16

Langkah-langkah menuju akreditasi RS

1. Pemantapan komitmen seluruh stakeholder 2. Pengumpulan informasi

3. Sosialisasi kepada seluruh anggota organisasi 4. Pembentukan pokja

5. Self assessment awal 6. Identifikasi kekurangan

7. Upayakan perbaikan berdasarkan hasil identifikasi 8. Lakukan assessment ulang

9. Bimbingan (bila perlu)

10.Perbaikan-perbaikan sesuai hasil bimbingan 11.Lakukan self assessment ulang

12.Mengajukan survey akreditasi

(17)

Powerpoint Templates

Page 17

FAKTOR – FAKTOR YANG MENDUKUNG

KEBERHASILAN PROGRAM AKREDITASI RS

 Akreditasi diwajibkan dalam UU RS.

 Akreditasi diwajibkan dalam perizinan RS.

 Adanya komitmen stake holder (Kemenkes,

Pemda, Pemilik RS & seluruh jajaran di RS) untuk melaksanakan akreditasi.

 Adanya sikap proaktif dari Dinkes Propinsi untuk pembinaan ke RS dalam persiapan akreditasi.

 Pemberdayaan surveior yang ada di daerah untuk

efisiensi biaya.

(18)

Standar Akreditasi Baru Rumah Sakit

18

(19)

Perubahan Paradigma

Standar Akreditasi Baru

1. Tujuan akreditasi adalah peningkatan mutu

pelayanan RS bukan semata-mata sertifikat kelulusan

2. Standar akreditasi harus memenuhi krieria – kriteria internasional dan bersifat dinamis 3. Pelayanan berfokus pada pasien

4. Keselamatan Pasien menjadi standar utama 5. Kesinambungan pelayanan harus dilakukan ,

baik saat merujuk keluar maupun serah terima pasien di dalam RS ( antar unit, antar shift,

antar petugas)

19

(20)

Lanjutan………..

6. Proses akreditasi : tidak semata mata meneliti secara cross sectional tetapi juga longitudinal 7. Proses akreditasi : dan mencari bukti –bukti

terhadap penerapan dan pengembangan standar mutu pelayanan dan keselamatan pasien tracer methodology

8. Hasil survey merupakan upaya pencapaian RS terhadap skoring yang ditentukan berupa level pencapaian  PRATAMA, MADYA, UTAMA, PARIPURNA

20

(21)

1. Surveior harus menjadi motivator upaya peningkatan mutu

2. Hasil penilaian berupa rekomendasi yang akan ditindak lanjuti oleh RS dengan membuat

Strategic Improvement Plan (S.I.P)

3. Laporan Surveior  berupa softcopy  di email setelah survei

4. Surveior menjadi teladan program (misal larangan merokok  surveior dilarang keras merokok)

PERUBAHAN PARADIGMA

AKREDITASI BARU: SURVEIOR

21

(22)

Lanjutan…………..

5. Sebagai evaluator penerapan standar

pelayanan  hasil evaluasi ditetapkan oleh KARS

6. Sebagai edukator mengenai program akreditasi rumah sakit  Mampu memberi penjelasan tentang semua hal yang berkaitan dengan pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit

7. Surveior dapat melakukan konsultasi langsung dengan komisioner  untuk menyamakan

persepsi 8.

22

(23)

Akreditasi Sebagai Tujuan

TERAKREDITRASI

Saat Penilaian

TERAKREDITRASI

3 6

TAHUN 23

(24)

Akreditasi Sebagai Upaya

Peningkatan Mutu Berkesinambungan

AKREDITASI

AKREDITASI

1 2 3 4 5 6

TAHUN 24

(25)

Akreditasi Sebagai Upaya

Peningkatan Mutu Berkesinambungan

AKREDITASI

AKREDITASI

1 2 3 4 5 6

TAHUN

Pendampingan

Pendampingan

Pendampingan

AKREDITASI

Pendampingan

25

(26)

Hasil Penilaian Survei

70-89 %

26

(27)

Standar Akreditasi Baru Merupakan Suatu Pedoman Yang Dapat Digunakan Untuk :

Memandu manajemen RS agar efektif dan efisien

Memandu RS dalam upaya memperbaiki mutu, keselamatan dan efisiensi pelayanan pasien

Meninjau ulang fungsi-fungsi penting RS

Mengetahui dan memahami standar akreditasi yang harus dipenuhi RS

Meninjau ulang pemenuhan harapan standar dan persyaratan tambahannya

Menjadi terbiasa dengan istilah yang digunakan di dalam standar.

27

(28)

1. International Principles for Healthcare Standards, A Framework of requirement for standards, 3rd Edition December 2007, International Society for Quality in Health Care / ISQua

2. Joint Commission International Accreditation Standards for Hospitals 4 rd Edition, 2011

3. Instrumen Akreditasi Rumah Sakit, edisi 2007, Komisi Akreditasi Rumah Sakit / KARS

4. Standar-standar spesifik lainnya.

28

SUMBER ACUAN AKREDITASI BARU

(29)

I. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS

PADA PASIEN

II. KELOMPOK STANDAR MANAJEMEN RS

IV. SASARAN PROGRAM MDG’S

III. SASARAN

KESELAMATAN PASIEN

STANDAR AKREDITASI

EDISI I

EDISI JCI

TH IV

2011

(30)

Standar Akreditasi Rumah Sakit

30

I. Kelompok Standar Pelayanan Berfokus pada Pasien

Bab 1. Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK) Bab 2. Hak Pasien dan Keluarga (HPK)

Bab 3. Asesmen Pasien (AP) Bab 4. Pelayanan Pasien (PP)

Bab 5. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB) Bab 6. Manajemen dan Penggunaan Obat (MPO) Bab 7. Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK) II. Kelompok Standar Manajemen Rumah Sakit

Bab 1. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) Bab 2. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

Bab 3. Tata Kelola, Kepemimpinan, dan Pengarahan (TKP) Bab 4. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)

Bab 5. Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS)

Bab 6. Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)

(31)

31

III. Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit Sasaran I : Ketepatan identifikasi pasien

Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif

Sasaran III : Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-alert)

Sasaran lV : Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi

Sasaran V : Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan Sasaran VI : Pengurangan risiko pasien jatuh

IV. Sasaran Milenium Development Goals

Sasaran I : Penurunan Angka Kematian Bayi dan Peningkatan Kesehatan Ibu

Sasaran II : Penurunan Angka Kesakitan HIV/AIDS Sasaran III : Penurunan Angka Kesakitan TB

(32)

32

Standar Akreditasi Rumah Sakit

Standar Elemen Penilaian

Kelompok I 161 436

Kelompok II 153 569 Kelompok III 6 24 Kelompok IV 3 19

Total : 323 1048

(33)

KELOMPOK I

KELOMPOK STANDAR PELAYANAN FOKUS PASIEN

BAB I

AKSES KE PELAYANAN DAN

KONTINUITAS PELAYANAN (APK)

23 STANDAR, 85 ELEMEN PENILAIAN

(34)

BAB 1. AKSES KE PELAYANAN DAN KONTINUITAS PELAYANAN (APK)

34

No

Standar

Elemen Penilaian

1 APK.1. 6

2 APK.1.1. 7 3 APK.1.1.1 4 4 APK.1.1.2 3 5 APK.1.1.3 4 6 APK.1.2. 5 7 APK.1.3 4 8 APK.1.4 6

9 APK.2 4

10 APK.2.1 5 11 APK.3. 5 12 APK.3.1 4

No

Standar

Elemen Penilaian 13 APK.3.2 6

14 APK.3.2.1 6 15 APK.3.3 5 16 APK.3.4 4 17 APK.3.5 3

18 APK.4 5

19 APK.4.1 2 20 APK.4.2 4 21 APK.4.3 2 22 APK.4.4 5

23 APK.5 6

23 Std 85 EP

(35)

GAMBARAN UMUM

Pelayanan kesehatan di RS merupakan Sub

Sistem Pelayanan Kesehatan yang terintegrasi dengan sistem pelayanan, para praktisi dan profesional pelayanan kesehatan dan tingkat pelayanan yang akan membangun suatu

kontinuitas pelayanan. Maksud dan tujuannya adalah menyelaraskan kebutuhan pasien

dibidang pelayanan kesehatan dengan

pelayanan yang tersedia di rumah sakit,

mengkoordinasikan pelayanan, kemudian

merencanakan pemulangan dan tindakan

selanjutnya..

(36)

GAMBARAN UMUM

Hasilnya adalah meningkatkan mutu

pelayanan pasien dan efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia di rumah sakit.

Informasi diperlukan untuk membuat keputusan yang benar tentang :

• Kebutuhan pasien yang mana yang dapat dilayani rumah sakit.

• Pemberian pelayanan yang efisien kepada pasien.

• Transfer dan pemulangan pasien yang

tepat ke rumah atau ke pelayanan lain.

(37)

1. AKSES PELAYANAN DAN

KONTINUITAS PELAYANAN (APK)

Admisi ke rumah sakit

Kontinuitas pelayanan

Pemulangan pasien, rujukan dan tindak lanjut

Transfer pasien

Transportasi

Standar, maksud dan tujuan

(38)

 ADMISI KE RUMAH SAKIT

• Standar APK 1.1.

Rumah sakit mempunyai standar

prosedur untuk penerimaan pasien rawat inap dan untuk pendaftaran rawat jalan.

• Maksud dan tujuan APK 1.1.

1. Admisi pasien rawat inap ke rumah sakit untuk pelayanan dan untuk pendaftaran pelayanan rawat jalan distandarisasi lewat kebijakan dan prosedur tertulis.

(39)

• Elemen penilaian APK 1.1.

1. Kebijakan dan prosedur digunakan untuk standarisasi cara pendaftaran pasien rawat jalan.

2. Kebijakan dan prosedur digunakan untuk standarisasi cara pendaftaran pasien rawat inap.

3. Kebijakan dan prosedur mencakup penerimaan pasien emergensi ke unit rawat inap.

4. Kebijakan dan prosedur mencakup menahan pasien untuk observasi.

5. Kebijakan dan prosedur mencakup penanganan pasien apabila tidak tersedia tempat tidur pada pelayanan yang dituju.

6. Kebijakan dan prosedur tertulis mendukung proses penerimaan pasien rawat inap dan pendaftaran pasien rawat jalan.

7. Petugas mengenal kebijakan dan prosedur dan melaksanakannya.

 ADMISI KE RUMAH SAKIT

(40)

KELOMPOK II

STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT BAB 1

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMTAN PASIEN (PMKP)

23 Standar , 88 Elemen Penilaian

40

(41)

PMKP

No Standar Elemen Penilaian

1) PMKP

1 PMKP.1 4

2 PMKP.1.1 5 3 PMKP.1.2 3 4 PMKP.1.3 2 5 PMKP.1.4 3 6 PMKP.1.5 3

7 PMKP.2 4

8 PMKP.2.1 4

9 PMKP.3 3

10 PMKP.3.1 6 11 PMKP.3.2 5 12 PMKP.3.3 3

13 PMKP.4 4

14 PMKP.4.1 2 15 PMKP.4.2 4

16 PMKP.5 3

17 PMKP.5.1 2

18 PMKP.6 4

19 PMKP.7 7

20 PMKP.8 4

21 PMKP.9 3

22 PMKP.10 7 23 PMKP.11 3

23 88

41

(42)

GAMBARAN UMUM

Bab ini menjelaskan sebuah pendekatan komprehensif dari peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Peningkatan mutu secara menyeluruh adalah memperkecil (reduction) risiko pada pasien dan staf secara berkesinambungan. Risiko ini dapat diketemukan baik diproses klinik maupun di lingkungan fisik.

Pendekatan ini meliputi :

• Mengelola program peningkatan mutu dan keselamatan pasien

• Merancang proses klinik baru dan manajemen dengan benar

• Monitor apakah proses berjalan benar melalui pengumpulan data

• Analisis data

• Melakukan dan memastikan adanya perubahan yang dapat menghasilkan perbaikan

42

(43)

GAMBARAN UMUM

PMKP menekankan bahwa :

• perencanaan, perancangan, monitor, analisis dan perbaikan proses klinik serta manajemen harus di kelola dengan baik dengan kepemimpinan yang efektif agar tercapai hasil maksimal.

• sebagian besar proses pelayanan klinik terkait dng satu atau lebih unit pelayanan lainnya maupun dengan kegiatan dari individual lainnya.

• Ada keterikatan antara mutu klinik dan manajemen

upaya untuk memperbaiki proses harus merujuk pada pengelolaan manajemen mutu dari organisasi dengan kendali dari komite peningkatan mutu dan keselamatan pasien.

43

(44)

BAB 1 PMKP

 Kepemimpinan dan Perencanaan

 Rancangan proses klinik dan manajemen

 Pemilihan indikator dan pengumpulan data

 Validasi dan analisis dari indikator penilaian

 Mencapai dan mempertahankan peningkatan

44

(45)

Kepemimpinan dan Perencanaan

6 Standar , 20 EP

Standar PMKP 1 (4 EP)

Mereka yang bertanggung jawab memimpin dan menjalankan rumah sakit berpartisipasi dalam perencanaan dan evaluasi keberhasilan program

peningkatan mutu dan keselamatan pasien.

45

(46)

Maksud dan Tujuan PMKP 1

Kepemimpinan dan perencanaan adalah esensial, jika sebuah rumah sakit memulai dan melaksanakan peningkatan mutu dan mengurangi

risiko terhadap pasien dan staf. Kepemimpinan dan perencanaan datang dari pemilik rumah sakit (governing body) bersama-sama

dengan pengelola sehari-hari kegiatan klinik dan manajemen.

Bersama-sama mereka adalah representasi dari kepemimpinan rumah sakit. Pimpinan bertanggung jawab menjamin komitmen,

pendekatan kearah peningkatan mutu dan keselamatan pasien.

Pimpinan menghadirkan rencana peningkatan mutu dan keselamatan pasien melalui visi dan dukungannya yang akan berwujud menjadi

budaya organisasi rumah sakit.

Pimpinan bertanggung jawab penuh terhadap peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Jadi, pimpinan menyetujui rencana peningkatan mutu dan keselamatan pasien dan secara reguler menerima laporan

tentang pelaksanaan program perbaikan mutu dan keselamatan pasien.

46

(47)

Elemen Penilaian PMPK 1

1. Pimpinan rumah sakit berpartisipasi dalam perencanaan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien

2. Pimpinan rumah sakit berpartisipasi dalam

pelaksanaan monitoring program peningkatan mutu dan keselamatan pasien

3. Pimpinan rumah sakit menetapkan proses atau

mekanisme pengawasan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien

4. Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien dilaporkan oleh pimpinan rumah sakit kepada pemilik (governance)

47

(48)

SASARAN KESELAMATAN PASIEN

GAMBARAN UMUM

• Sasaran Keselamatan Pasien  sebagai syarat untuk diterapkan di semua rumah sakit yang diakreditasi oleh KARS

• Penyusunan sasaran ini mengacu kepada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari WHO Patient Safety (2007) yang digunakan juga oleh Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS PERSI), dan dari Joint Commission International (JCI)

• Maksud dari Sasaran Keselamatan Pasien adalah mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien

• Sasaran ini menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus para ahli atas permasalahan ini

• Desain sistem yang baik secara intrinsik adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu tinggi, sedapat mungkin sasaran secara umum, difokuskan pada solusi-solusi sistem yang menyeluruh.

(49)

ENAM SASARAN KESELAMATAN PASIEN

• Sasaran I : Ketepatan identifikasi pasien

• Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif

• Sasaran III: Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-alert)

• Sasaran lV: Kepastian tepat-lokasi, tepat- prosedur, tepat-pasien operasi

• Sasaran V: Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

• Sasaran VI: Pengurangan risiko pasien jatuh

(50)

SASARAN I : KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN

Standar SKP.I.

• Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki / meningkatkan ketelitian identifikasi

pasien.

(51)

Maksud dan Tujuan SKP.I.

• Kesalahan karena keliru pasien terjadi di hampir semua aspek / tahapan diagnosis dan pengobatan. Kesalahan identifikasi pasien bisa terjadi pada:

– pasien yang dalam keadaan terbius / tersedasi, – mengalami disorientasi,

– tidak sadar;

– bertukar tempat tidur / kamar / lokasi di rumah sakit, – adanya kelainan sensori

– atau akibat situasi lain

• Maksud sasaran ini adalah untuk melakukan dua kali pengecekan :

– 1. Identifikasi pasien sebagai individu yang akan menerima pelayanan atau pengobatan

– 2. Kesesuaian pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut

(52)

Lanjutan……..

• Kebijakan dan/atau prosedur yang secara kolaboratif dikembangkan untuk memperbaiki proses identifikasi, khususnya pada saat proses untuk

mengidentifikasi pasien ketika :

– pemberian obat, darah / produk darah

– pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis – memberikan pengobatan atau tindakan lain.

• Kebijakan dan/atau prosedur: dua cara untuk mengidentifikasi pasien:

– nama pasien

– nomor rekam medis – tanggal lahir

– gelang identitas pasien dengan bar-code, dll

• Dilarang identifikasi dg nomor kamar pasien atau lokasi

• Ada Kebijakan dan/atau prosedur juga menjelaskan penggunaan dua identitas yang berbeda pada lokasi yang berbeda di rumah sakit, seperti di pelayanan rawat jalan, unit gawat darurat, atau kamar operasi, termasuk identifikasi pada pasien koma tanpa identitas.

• Suatu proses kolaboratif digunakan untuk mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur agar dapat memastikan semua kemungkinan situasi dapat

diidentifikasi.

(53)

Elemen Penilaian SKP.I.

1. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien 2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau

produk darah.

3. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis

4. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan / prosedur

5. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan

identifikasi yang konsisten pada semua situasi dan lokasi

(54)

54

3 Sasaran MDGs di Bidang Kesehatan

Sasaran I :

Penurunan angka kematian bayi dan Peningkatan kesehatan ibu

Sasaran II:

Penurunan angka kesakitan HIV/AIDS Sasaran III:

Penurunan angka kesakitan TB

(55)

55

Penurunan angka kematian bayi dan peningkatan kesehatan ibu

Standar SMDGs .1.

Maksud dan Tujuan

Rumah sakit melaksanakan PONEK

Proses persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem terpadu dalam

bentuk pelayanan obstetrik & neonatus

komprehensif ( PONEK) di rumah sakit dan

pelayanan obstetrik dan neonatus dasar

( PONED) di Puskesmas

(56)

56

Elemen Penilaian SMDG.I.

1.

Pimpinan RS berpartisipasi dalam menyusun rencana PONEK

2.

Pimpinan RS berpartisipasi dalam menetapkan keseluruhan proses dalam program PONEK termasuk pelaporan

3.

Adanya kebijakan RS & dukungan penuh manajemen dalam pelayanan PONEK

4.

Terbentuk dan berfungsinya Tim PONEK RS

5.

Terlaksananya pelatihan untuk meningkatkan

kemampuan teknis Tim PONEK sesuai standar

6.

Terlaksananya fungsi rujukan PONEK pada RS

sesuai dgn kebijakan yang berlaku.

(57)

Manfaat Akreditasi Baru

1. Mendengarkan Pasien Dan Keluarganya, Menghormati Hak- hak Pasien, Dan Melibatkan Pasien Dalam Proses

Perawatan Sebagai Mitra

2. Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap RS Bahwa RS Telah Melakukan Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Dan Keselamatan Pasien

3. Menyediakan Lingkungan Kerja Yang Aman Dan Efisien Yang Memberikan Kontribusi Terhadap Kepuasan Karyawan

4. Modal Negosiasi Dengan Asuransi Kesehatan Dan Sumber Pembayar Lainnya Dengan Data Tentang Mutu Pelayanan Menciptakan Budaya Yang Terbuka Untuk Belajar Dari

Pelaporan Yang Tepat Dari Kejadian Yang Tidak Diharapkan 5. Membangun Kepemimpinan Kolaboratif Yang Menetapkan

Prioritas Pada Kualitas Dan Keselamatan Pasien Di Semua

Tingkat.

57

(58)

Powerpoint Templates

Page 58

DATA RS TERAKREDITASI DI INDONESIA BERDASARKAN KEPEMILIKAN SAMPAI

MEI TAHUN 2011

RS PEM

RS TNI

RS POLRI

RS BUMN

RS SWASTA

295 RS

43 RS

35 RS

24 RS

282 RS PERSENTASE RS TERAKREDITASI DI INDONESIA

44.58 % (679 RS dari 1523 RS)

(59)

KESIMPULAN

1. Akreditasi di Indonesia bersifat wajib bagi RS dengan tujuan untuk meningkatkan mutu

pelayanan

2. Akreditasi dilaksanakan oleh badan akreditasi independen yaitu KARS setiap tiga tahun sekali dan setiap tahun diadakan pendampingan

3. KARS dipersiapkan untuk memperoleh

akreditasi internasional oleh badan akreditasi internasional ISQUA

4. Akreditasi Rumah Sakit yang baru mengacu pada kaidah- kaidah akreditasi internasional

59

(60)

SEKIAN

60

Gambar

Diagram Akreditasi  Internasional & Nasional

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menganalisa sikap konsumen atas kreatifitas iklan, daya tarik iklan, kualitas pesan iklan pada produk handphone merek Iphone 5 di kota Pekanbaru..

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ PENGARUH

4.3.2: Perkaitan antara tahap pengetahuan pelajar KMR dengan amalan gaya 4.3.2: Perkaitan antara tahap pengetahuan pelajar KMR dengan amalan gaya hidup sihat mereka. hidup

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa prosedur pembayaran pajak kendaraan bermotor melalui Samsat J’bret pada kantor Cabang Pelayanan Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah

Selain bekisting,, hal lain yang harus diperhatikan dengan baik dan harus sesuai dengan hal lain yang harus diperhatikan dengan baik dan harus sesuai dengan

McLeod, Jr., (2001: 15) menyatakan bahwa data terdiri dari fakta- fakta dan angka-angka yang relatif tidak berarti bagi pemakai. Sebagai contoh, jumlah jam kerja pegawai,

akan tetapi jika yang digadaikan surat-surat berharga barang yang disandarkan kepada surat tersebut masih bisa dimanfaatkan, seperti seseorang menggadaikan sertifikat rumah, maka

Gördüğünüz gibi hikayeler yine noktasına,virgülüne kadar aynı,sadece Tevrat'ta daha detaylı anlatılmış.Bir de Kur'an'a göre Nuh'un oğlu ve karısı Nuh'a inanmayıp