• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan KAJIAN STRATEGIS PENYUSUNAN PETA JALAN (ROADMAP) PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan KAJIAN STRATEGIS PENYUSUNAN PETA JALAN (ROADMAP) PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA INDONESIA"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

LA L AP PO OR RA AN N

K K a a j j i i a a n n S S t t r r a a t t e e g g i i s s P P e e n n y y u u s s u u n n a a n n

P P P E E E T T T A A A J J J A A A L L L A A A N N N ( ( ( R RO R O OA A AD D DM M M A A A P P P ) ) )

PE P E N N IN I N GK G K A A T T A A N N P PR RE ES ST T A A S S I I O O L L A A H H R R A A G G A A I I N N D D O O N N E E S S I I A A

Direktorat Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga Kedeputian Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2019

DRAFT

DESEMBER 2019

(2)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

ii

Laporan

KAJIAN STRATEGIS PENYUSUNAN PETA JALAN (ROADMAP) PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA INDONESIA

© 2019 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)

TIM PENYUSUN Penanggung Jawab

Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan, Kementerian PPN/Bappenas: Subandi Sardjoko

Ketua Tim Pelaksana

Direktur Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga, Kementerian PPN/Bappenas: Woro Srihastuti Sulistyaningrum

Anggota

Direktorat Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga, Kementerian PPN/Bappenas: Mahendra Arfan Azhar | Rati Handayani | Suradi

Konsultan Kajian Fritz E. Simandjuntak Email

kpapo@bappenas.go.id

(3)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

iii

(4)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

iv

(5)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

v

SAMBUTAN SESMEN PPN/SESTAMA BAPPENAS

Pembangunan olahraga merupakan agenda strategis mengingat kemajuan prestasi olahraga suatu negara umumnya berbanding lurus dengan kemajuan ekonomi.

Indonesia pun telah sukses dalam menyelenggarakan Asian Games 2018 yang merupakan pesta olahraga terbesar kedua di dunia setelah Olimpiade. Pengalaman ini tentunya menimbulkan optimisme akan kemampuan Indonesia sebagai tuan rumah kompetisi olahraga Internasional berskala besar lainnya. Terlebih Indonesia juga sedang mengajukan proposal untuk menjadi tuan rumah dari Olimpiade musim panas 2032. Akan tetapi, sebagai salah satu negara G20, sampai saat ini prestasi olahraga Indonesia di tingkat dunia maupun tingkat regional Asia Tenggara dan Asia. Kesuksesan tersebut tentunya harus dijadikan momentum untuk meningkatkan prestasi olahraga Indonesia ke depan sehingga Kementerian PPN/Bappenas berinisiatif untuk melakukan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia Tahun 2019.

Pada dasarnya, kajian ini dilaksanakan sejalan dengan tugas Kementerian PPN/Bappenas yaitu koordinasi, perumusan dan pengkajian kebijakan di bidang perencanaan pembangunan nasional, sesuai amanat Permen PPN 4/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian PPN/Bappenas, Perpres 65/2015 tentang

(6)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

vi

Bappenas, Peraturan Pemerintah 65/2015 tentang Kementerian PPN/Bappenas dan Undang-Undang 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, telah disusun arah kebijakan, strategi, dan sasaran pembangunan bidang olahraga dalam 5 tahun ke depan. Peningkatan prestasi olahraga di tingkat regional dan internasional menjadi strategi dari arah kebijakan peningkatan produktivitas dan daya saing dalam prioritas nasional pembangunan sumber daya manusia. Adapun salah satu cakupan strategi tersebut adalah penataan sistem pembinaan olahraga secara berjenjang dan berkesinambungan berbasis cabang olahraga Olimpiade didukung oleh penerapan sport science, statistik keolahragaan serta sistem remunerasi dan penghargaan.

Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan kajian ini. Hasil kajian ini nantinya akan dimanfaatkan sebagai masukan penyusunan rencana pembangunan bidang olahraga baik jangka pendek, menengah dan jangka panjang atau pengembangan kebijakan bidang olahraga lainnya di masa depan. Semoga kajian akademis ini dapat memperkuat sinergi lintas sektor di bidang olahraga untuk memajukan prestasi olahraga nasional di dunia internasional dalam rangka meningkatkan daya saing dan martabat bangsa.

Jakarta, Desember 2019 Sekretaris Kementerian PPN/

Sekretaris Utama Bappenas

Dr. Ir. Himawan Hariyoga Djojokusumo, MSc

(7)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

vii

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat melaksanakan Laporan Akhir Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia Tahun 2019. Koordinasi dan perumusan kebijakan didukung oleh pengkajian kebijakan pemerintah di bidang perencanaan pembangunan nasional merupakan salah satu tugas Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Dalam kerangka tersebut, Kedeputian Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan mendukung perencanaan pembangunan nasional, arah kebijakan pembangunan nasional, perencanaan dan penganggaran pembangunan nasional, pengendalian rencana pembangunan nasional, percepatan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan bidang olahraga sesuai dengan Peraturan Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas No. 4/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perencanaan pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia bertujuan untuk merumuskan dan merekomendasikan konsep peningkatan prestasi olahraga yang komprehensif dan terintegrasi dalam rangka mendukung penyusunan dan finalisasi RPJMN 2020-2024. Kegiatan ini dilaksanakan

(8)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

viii

untuk menghasilkan output berupa Dokumen Kebijakan Percepatan Pembangunan sekaligus merupakan laporan akhir pelaksanaan kegiatan kajian strategis yang dilaksanakan oleh Kedeputian Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan c.q Direktorat Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga Kementerian PPN/Bappenas Januari sampai dengan bulan Desember 2019.

Penyusunan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia Tahun 2019 ini didukung oleh Bapak Fritz E. Simandjuntak selaku konsultan. Proses konsultasi dan kesepakatan dengan beberapa kementerian, organisasi olahraga, praktisi dan akademisi telah dilakukan Kementerian PPN/Bappenas, di bawah koordinasi teknis Direktur Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda, dan Olahraga, Ibu Woro Srihastuti Sulistyaningrum.

Kami mengucapkan terima kasih dan menyampaikan penghargaan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam proses penyusunan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia Tahun 2019 ini, termasuk Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, termasuk Organisasi Induk Cabang Olahraga dan pemangku kepentingan terkait olahraga lainnya.

Temuan, interpretasi dan kesimpulan yang ditampilkan dalam dokumen ini dapat mencakup pandangan dan rekomendasi dari berbagai pihak, yang bukan merupakan pendapat pribadi dari para konsultan. Untuk itu, kritik dan saran diharapkan dalam rangka perbaikan publikasi di masa datang.

Jakarta, Desember 2019 Deputi Bidang Pembangunan Manusia,

Masyarakat dan Kebudayaan

Subandi Sardjoko

(9)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

ix

DAFTAR ISI

SAMBUTAN SESMEN PPN/SESTAMA BAPPENAS ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 11

1.1. Latar Belakang ... 11

1.2. Tujuan ... 13

1.3. Sasaran ... 14

1.4. Ruang Lingkup ... 15

1.5. Keluaran dan Manfaat ... 15

1.6. Pelaksana Kegiatan ... 17

1.7. Tahapan dan Jadwal Pelaksanaan ... 19

1.8. Pembiayaan ... 20

1.9. Sistematika Laporan ... 20

BAB II METODOLOGI DAN KERANGKA KAJIAN PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA ... 22

2. 1. Metodologi ... 22

2. 2. Kerangka Kajian ... 25

2.3. Kerangka Kebijakan Olahraga ... 32

(10)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

x

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN KAJIAN ... 41

3.1. Perumusan Awal Kajian ... 43

3.2. Forum dan Diskusi Tematik ... 48

3.3. Diskusi Strategis dengan Induk Cabang Olahraga Prioritas ... 65

3.4. Kunjungan Lapangan ... 91

BAB IV ANALISIS KONDISI PRESTASI OLAHRAGA INDONESIA ... 105

4.1. Capaian Prestasi Olahraga Indonesia ... 105

4.2. Kondisi Keolahragaan di Indonesia... 111

4.3. Sistem Pembinaan dan Kelembagaan ... 115

4.4. Hasil Pemetaan pada Cabang Olahraga Prioritas ... 122

4.5. Identifikasi Tenaga Keolahragaan dan Kebutuhan Pembiayaannya ... 124

4.4. Benchmarking dengan Negara Lain ... 127

BAB V HASIL DAN RUMUSAN PETA JALAN ... 131

5.1. Konsep Pembinaan Olahraga Prestasi Indonesia ... 131

5.2. Prioritas Strategi 1: Kampanye ... 133

5.3. Prioritas Strategi 2: Revitalisasi Sekolah Khusus Olahraga... 133

5.4. Prioritas Strategi 3: Pusat Latihan Atlet Nasional di Daerah ... 134

5.5. Prioritas Strategi 4: Pusat Latihan Atlet Olimpiade ... 135

5.6. Kerangka Konsep Manajemen Talenta Nasional Bidang Olahraga 2020-2024 ... 136

BAB VI PENUTUP... 141

6.1. Kesimpulan ... 141

6.2. Rekomendasi ... 143

DAFTAR ACUAN ... 146

LAMPIRAN ... 148

(11)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

11

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan agar Menteri PPN/Kepala Bappenas menyiapkan rancangan pembangunan nasional baik jangka panjang, menengah dan tahunan. Lebih lanjut, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara, Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2015 tentang Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2015 tentang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Peraturan Men.PPN/Kepala Bappenas Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Perencanaan, Pelaksanaan, Pelaporan, Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan dan Anggaran, Kementerian PPN/Bappenas mempunyai tugas membantu Presiden dalam melaksanakan tugas pemerintah di bidang perencanaan pembangunan nasional sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(12)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

12

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bappenas menyelenggarakan fungsi antara lain: (a) penyusunan rencana pembangunan nasional; (b) koordinasi dan perumusan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan nasional; (c) pengkajian kebijakan pemerintah di bidang perencanaan pembangunan nasional; (d) penyusunan program pembangunan sebagai bahan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dilaksanakan bersama-sama dengan instansi terkait; (e) koordinasi, fasilitasi, dan pelaksanaan pencarian sumber-sumber pembiayaan dalam dan luar negeri, serta pengalokasian dana untuk pembangunan bersama-sama instansi terkait; (f) koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; dan (g) fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang perencanan pembangunan nasional.

Sehubungan dengan tugas tersebut, pada tahun 2018 Bappenas telah melakukan kajian background study bidang keluarga, perempuan, anak, pemuda dan olahraga yang merupakan bagian dari proses teknokratik dalam penyiapan rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024. Background study ini akan menjadi landasan dalam penyusunan RPJMN 2020–2024 dengan mengevaluasi hasil-hasil yang telah didapat sekaligus mengevaluasi kesenjangan antara kebijakan dan pelaksanaan di lapangan serta rnengidentifikasi isu-isu di bidang keluarga, perempuan, anak, pemuda dan olahraga yang memerlukan penyempurnaan dan percepatan penanganannya.

Namun demikian, tujuan kegiatan kajian background study, khususnya bidang olahraga, belum tercapai secara optimal karena keterbatasan lingkup studi dan pembiayaan, sehingga kajian yang bersifat substantif dan komprehensif belum dapat dilaksanahan. Kajian tersebut, antara lain misalnya workshop pemetaan program/kegiatan olahraga di tingkat pusat yang melibatkan pemangku kepentingan (stakeholder) keolahragaan baik kementerian/lembaga, induk olahraga, masyarakat maupun dunia usaha; kunjungan ke daerah dan workshop dengan pemerintah daerah dan stakeholder olahraga lainnya di daerah mengenai pembinaan olahraga di daerah; dan salah satu hal yang paling urgen

(13)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

13

adalah penyusunan peta jalan (roadmap) peningkatan prestasi olahraga Indonesia.

Berdasarkan pertimbangan tersebut dan dalam rangka menjalankan fungsi penyusunan kajian kebijakan pemerintah di bidang pembangunan olahraga nasional, maka di tahun 2019 Kedeputian Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan c.q Direktorat Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga Kementerian PPN/Bappenas dibantu oleh konsultan berpengalaman dalam bidang pengembangan prestasi olahraga melakukan kegiatan penyusunan Kebijakan Pembangunan Nasional melalui Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional.

Kajian ini merupakan pendalaman dan lanjutan dari kajian background study RPJMN 2020–2024 bidang olahraga yang dilaksanakan tahun 2018.

Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (RoadMap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia diperlukan sebagai acuan bagi stakeholder bidang olahraga dalam melaksanakan pembangunan olahraga prestasi Indonesia ke depan, baik untuk menjawab tantangan prestasi olahraga di tingkat regional maupun internasional. Kemajuan ekonomi suatu negara umumnya berbanding lurus dengan kemajuan olahraganya. Sebagai salah satu negara G20, sampai saat ini prestasi olahraga Indonesia di tingkat dunia (Olympic Games dan Paralympic Games) masih jauh tertinggal pada event ini rutin dilaksanakan setiap 4 tahun sekali. Tak hanya itu, prestasi olahraga Indonesia di tingkat regional Asia Tenggara dan Asia pun masih belum optimal. Terlebih lagi, saat ini, Indonesia juga tengah mengajukan diri sebagai salah satu calon tuan rumah penyelenggaraan Olympic Games dan Paralympic Games Tahun 2032 yang memerlukan kesiapan tersendiri dalam hal prestasi, sehingga pembinaan dan peningkatan prestasi olahraga penting untuk dikaji lebih lanjut.

1.2. Tujuan

Secara umum, kegiatan kajian ini bertujuan untuk menghasilkan output berupa Dokumen Kebijakan Pembangunan Nasional berupa Peta Jalan (Road Map) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia. Kegiatan kajian tersebut

(14)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

14

dilaksanakan dalam rangka mendukung terwujudnya indikator kinerja seperti yang tertuang dalam Renstra Kementerian PPN/Bappenas, yaitu:

Indikator Kinerja Target

Kualitas kajian penyusunan RKP lingkup keluarga, perempuan, anak, pemuda dan olahraga bersifat holistik dan terintegrasi dalam prioritas pembangunan nasional

Baik

Adapun secara khusus, kegiatan kajian ini bertujuan untuk:

1. Mempertajam konsep peningkatan prestasi olahraga yang komprehensif dan terintegrasi;

2. Melakukan pengumpulan data dan informasi terkait pelaksanaan pembinaan olahraga di pusat dan daerah;

3. Menyusun rekomendasi kebijakan, strategi operasional, dan rencana aksi peningkatan prestasi olahraga nasional yang komprehensif dan terintegrasi di tingkat pusat dan daerah; dan

4. Menyusun rekomendasi program, kegiatan dan sasaran (indikator dan target) sebagai roadmap peningkatan prestasi olahraga nasional yang komprehensif dan terintegrasi di tingkat pusat dan daerah.

1.3. Sasaran

Sasaran kegiatan kajian ini adalah memberikan manfaat untuk penyusunan dokumen perencanaan pembangunan nasional baik jangka pendek (RKP 2020 s.d RKP 2024) maupun jangka menengah (RPJMN 2020-2024) terkait peningkatan prestasi olahraga. Selain itu, hasil kajian ini juga dapat menjadi pedoman bagi para pemangku kepentingan, para pengambil kebijakan baik di tingkat pusat dan daerah, dalam merumuskan kebijakan/program/kegiatan baru dan atau menyempurnakan kebijakan/program/kegiatan yang ada saat ini agar tercipta prestasi olahraga Indonesia yang lebih baik.

(15)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

15

1.4. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup kegiatan Peta Jalan (Road Map) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia antara lain:

1. Perumusan dan penajaman konsep peta jalan (road map) peningkatan prestasi olahraga nasional yang komprehensif dan terintegrasi antara pusat dan daerah oleh para pakar;

2. Pengumpulan dan/atau pemutakhiran data-data terkait pembangunan prestasi olahraga nasional, mencakup data-data statistik olahraga baik kualitatif dan kuantitatif, regulasi, kebijakan, program dan kegiatan, serta benchmarking dengan negara lain;

3. Pengumpulan data dan informasi lapangan terkait pelaksanaan pembinaan olahraga di pusat dan daerah, baik yang dilakukan oleh pemerintah, inisiatif individu, masyarakat maupun dunia usaha.

4. Merumuskan rekomendasi kebijakan, strategi operasional program, kegiatan, sasaran (indikator target) peningkatan prestasi olahraga yang komprehensif dan terintegrasi di tingkat pusat dan daerah.

1.5. Keluaran dan Manfaat

Keluaran

Hasil (keluaran) yang diharapkan dalam kegiatan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Road Map) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia adalah :

1. Teridentifikasinya data dan fakta secara sistematis sebagai bahan perencanaan strategi dan kebijakan program/kegiatan pembangunan nasional yang berguna bagi penyusunan peta jalan (road map) peningkatan prestasi olahraga Indonesia.

2. Teridentifikasikannya upaya sinkronisasi dari stakeholder keolahragaan dalam rangka peningkatan prestasi olahraga Indonesia seperti Induk Cabang Olahraga (khususnya yang terpilih), Kementerian/Lembaga (antara lain Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Pendidikan dan

(16)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

16

Kebudayaan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi), Pemerintah Daerah yang dikunjungi (Bappeda, Dinas Pemuda dan Olahraga), Komite Nasional Olahraga Indonesia (KONI), Komite Olahraga Indonesia (KOI), unit pelaksana lainnya yang terkait di Kementerian PPN/Bappenas, serta lembaga keolahragaan lainnya.

3. Teridentifikasikannya permasalahan, tantangan dan kendala yang dihadapi dalam upaya sinergi peningkatan prestasi olahraga Indonesia.

4. Terumuskannya rekomendasi kebijakan, strategi operasional program, kegiatan, sasaran (indikator target) peningkatan prestasi olahraga Indonesia yang komprehensif dan terintegrasi baik di tingkat pusat maupun daerah, terutama dalam rangka meningkatkan kualitas dan kinerja perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan program/kegiatan kementerian/lembaga mitra untuk peningkatan prestasi olahraga Indonesia.

Manfaat

Manfaat yang didapatkan dari kegiatan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Road Map) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia antara lain adalah:

1. Tersedianya data dan fakta sebagai bahan penyusunan peta jalan (road map) peningkatan prestasi olahraga Indonesia, yang mendukung efisiensi dan efektivitas perencanaan dan pelaksanaan program/kegiatan perencanaan pembangunan nasional baik jangka pendek (RKP 2020 s.d RKP 2024) maupun jangka menengah (RPJMN 2020 – 2024) terkait peningkatan prestasi olahraga.

2. Tersedianya informasi tentang upaya sinergi peningkatan prestasi olahraga berikut permasalahan, tantangan dan kendalanya yang dapat dimanfaatkan dalam rangka penajaman perencanaan pembangunan pembangunan

(17)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

17

nasional baik jangka pendek (RKP 2020 s.d RKP 2024) maupun jangka menengah (RPJMN 2020 – 2024) bidang olahraga.

3. Meningkatnya kualitas kinerja perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan program/kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung peningkatan prestasi olahraga Indonesia, sebagai dasar untuk penyempurnaan dan penyusunan rencana pelaksanaan program pembangunan nasional baik jangka pendek (RKP 2020 s.d RKP 2024) maupun jangka menengah (RPJMN 2020 – 2024).

1.6. Pelaksana Kegiatan

Kegiatan kajian dilaksanakan oleh Kedeputian Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Direktorat Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga, namun pengelolaan kegiatannya dilakukan oleh Direktorat Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga Kementerian PPN/Bappenas.

Kajian juga melibatkan kementerian/Lembaga terkait antara lain Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Pariwisata, unit pelaksana lainnya yang terkait di Kementerian PPN/Bappenas, para pakar dan akademisi, tenaga ahli, pelaksana pembinaan olahraga serta pemerintah daerah. Adapun struktur tim kajian strategis terdiri dari:

• Tim Pengarah, yang bertugas memberikan arahan kebijakan, mengawasi, membimbing, dan memantau kemajuan dan memberi saran pemecahan atas permasalahan pelaksanaan kegiatan kajian;

• Penanggung jawab, yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan dan melaksanakan arahan dari Tim Pengarah;

• Tim Pelaksana, yang bertugas:

a. Menyusun jadwal dan rencana kerja kegiatan Tim Kajian Strategis;

(18)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

18

b. Menjabarkan arah kebijakan yang ditetapkan Tim Pengarah dan Penanggung Jawab terkait dengan pelaksanaan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia;

c. Mengidentifikasi kebutuhan, kegiatan, serta inisiatif yang diperlukan dalam pelaksanaan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia;

d. Mengumpulkan data dan informasi yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan, termasuk mengidentifikasi potensi dan sumber daya, tantangan dan kendala, serta peran kementerian/lembaga, pemerintah daerah dan pemangku kepentingan (stakeholder) dalam pelaksanaan kegiatan;

e. Mengkaji kebijakan dan program pembangunan serta merumuskan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia sebagai rekomendasi hasil kajian; dan

f. Menyusun dan menyampaikan laporan secara berkala mengenai pelaksanaan tugasnya kepada Tim Pengarah melalui Penanggung Jawab.

• Tenaga pendukung, yang bertugas:

a. Membantu pelaksanaan tugas Tim Pelaksana dalam menyiapkan dan mengolah bahan untuk penyusunan laporan kegiatan; dan b. Melakukan tugas kesekretariatan dan tugas lain yang diberikan

oleh Tim Pelaksana.

• Tenaga Konsultansi dan Tenaga Pengolah Data.

Pembentukan tim dan alokasi honorarium tim pelaksana kegiatan ini telah memenuhi ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan No.32/PMK.02/2018 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2019 dan perubahannya, yaitu:

1. Mempunyai keluaran (Output) jelas dan terukur;

(19)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

19

2. Bersifat koordinatif yang mengharuskan untuk mengikutsertakan Eselon I/Kementerian Negara/Lembaga lainnya;

3. Bersifat temporer, pelaksanaannya perlu diprioritaskan;

4. Merupakan perangkapan fungsi atau tugas tertentu kepada pejabat negara/pegawai Aparatur Sipil Negara di samping tugas pokoknya sehari- hari; dan

5. Dilakukan secara selektif, efektif, dan efisien.

1.7. Tahapan dan Jadwal Pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan selama 12 (dua belas) bulan terhitung bulan Januari sampai dengan Desember Tahun 2019. Dalam rangka pengumpulan data dan informasi lapangan, dilakukan kunjungan lapangan ke 6 (enam) daerah terpilih sesuai pertimbangan yang diuraikan pada bab selanjutnya.

Adapun pelaksanaan kegiatan dimulai pada pertengahan tahun sesuai kepastian penganggaran untuk kegiatan ini dengan jadwal sebagai berikut:

Gambar 1.1 : Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

No Kegiatan Bulan

5 6 7 8 9 10 11 12

1. Persiapan x

2. Perekrutan konsultan dan jasa lainnya x x

3. Penyusunan SK Tim Kajian Strategis x

4. Penyempurnaan TOR, RAB dan konsep kajian x

5. Pengumpulan data x

• Studi pustaka x

• Sesi Strategis dengan Induk Cabang Olahraga Pilihan x x x

• FGD Pusat x x x

• FGD Daerah x x x

6. Pengolahan Data x x x

7. Analisis Hasil Kajian x x

8. Sinkronisasi hasil kajian dengan Dokumen Perencanaan x

9. Penyusunan laporan dan rekomendasi X

10. Seminar Akhir X

(20)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

20

1.8. Pembiayaan

Kegiatan ini dilaksanakan secara swakelola oleh Direktorat Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga. Pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan adalah sebesar Rp 1.500.000.000,00 (satu setengah miliar rupiah) yang dibiayai dari DIPA Kementerian PPN/Bappenas T.A. 2019 yang penetapan alokasi kegiatannya untuk kajian ini direvisi menjelang pertengahan tahun berjalan. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menghasilkan output berupa Dokumen Kebijakan Percepatan Pembangunan.

1.9. Sistematika Laporan

Laporan ini berisikan pelaksanaan kegiatan koordinasi yang dilakukan dari bulan Januari sampai dengan Desember 2018 dengan uraian sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan

Bagian ini akan menjelaskan mengenai latar belakang, tujuan, ruang lingkup, keluaran dan manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia, serta pelaksana, jadwal kegiatan, pembiayaan, dan sistematika penulisan laporan.

Bab II Metodologi dan Kerangka Kajian

Bagian ini akan menjelaskan metodologi dan kerangka konsep yang melandasi pelaksanaan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia.

Bab III Pelaksanaan Kegiatan Kajian

Hasil-hasil pelaksanaan kegiatan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia akan diuraikan pada bagian ini, diantaranya meliputi sesi diskusi strategis dengan induk cabang olahraga terpilih, hasil kunjungan lapangan, permasalahan yang dihadapi dan usulan tindak lanjut yang diperlukan.

(21)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

21

Bab IV Analisis Kondisi Prestasi Olahraga Indonesia

Kondisi olahraga Indonesia pada bagian ini dianalisis berdasarkan capaian prestasi, sistem pembinaan dan kelembagaan. Bagian ini akan dilengkapi pula dengan benchmarking dengan negara lain.

Bab V Hasil dan Rumusan Peta Jalan

Bagian ini akan menjelaskan tentang konsep besar piramida peningkatan prestasi olahraga Indonesia yang diturunkan menjadi 4 (empat) strategi prioritas dan kaitannya dengan konsep manajemen talenta nasional olahraga yang sedang dibangun dan kaitannya dengan visi Indonesia pada tahun 2045.

Bab VI Penutup

Rumusan kesimpulan dan rekomendasi akan disajikan pada bagian ini atas pelaksanaan kegiatan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia.

(22)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

22

BAB II METODOLOGI DAN KERANGKA KAJIAN

PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA

2. 1. Metodologi

Salah satu alternatif untuk meningkatkan daya saing Indonesia di wilayah global adalah dengan meningkatkan capaian prestasi olahraga. Kajian penyusunan peta jalan (road map) peningkatan prestasi olahraga Indonesia ini dilaksanakan melalui penelitian kualitatif deskriptif dengan instrumen utama adalah pemangku kepentingan (stakeholder) olahraga. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dengan pertemuan diskusi pleno maupun Forum Grup Discussion (FGD) dengan pemangku kepentingan olahraga; analisis dan studi pustaka atas kebijakan pembangunan prestasi olahraga nasional;

benchmarking pembinaan prestasi olahraga yang dilakukan oleh negara lain;

serta kunjungan lapangan ke beberapa daerah dalam rangka memetakan potensi dan upaya pembinaan olahraga secara berjenjang yang telah dilakukan.

Data yang dikumpulkan adalah berupa data primer dan data sekunder.

Pengumpulan data primer dilakukan melalui pertemuan konsultatif maupun FGD dengan pemangku kepentingan olahraga terutama para pakar (akademisi,

(23)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

23

praktisi, dan olympian); induk cabang olahraga (KONI, KOI, perwakilan induk cabang olahraga terpilih); dan Kementerian/Lembaga (Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian/Lembaga lainnya); serta Pemerintah Daerah yang dikunjungi. Pertemuan konsultatif dilakukan secara internal di Kementerian PPN/Bappenas untuk membahas hasil rancangan isu strategis, arah kebijakan, sasaran, indikator dan target bidang keolahragaan sedangkan pertemuan konsultatif eksternal dilakukan dengan mengundang stakeholder olahraga dalam rangka menajamkan hasil analisis dan usulan kebijakan rancangan RPJMN 2020-2024 bidang olahraga. Hasil diskusi dengan pemangku kepentingan olahraga, antara lain adalah tercapainya kesepakatan defining victory olahraga pada jenjang Olimpik berikut targetnya, dan direkomendasikannya 10 (sepuluh) cabang olahraga prioritas yang akan dikaji lebih mendalam sebagai fokus pembinaan dan peningkatan olahraga prestasi.

Sesi diskusi strategis dilakukan dengan teknik meta plan dan pendalaman substansi kepada 10 induk cabang prioritas meliputi pengurus, atlet, pelatih, dan tenaga olahraga lain yang terkait.

Selain itu, pengumpulan data dilakukan melalui survey di berbagai daerah untuk mengetahui pusat pelatihan olahraga terkait dengan pusat sarana dan prasarana olahraga, SKO dan proses pembinaan untuk atlet di daerah. Terdapat 6 (enam) provinsi yang dipilih dikunjungi, yaitu Kalimantan Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Sumatera Selatan, dengan alasan pemilihan antara lain sebagai berikut:

1. Kalimantan Timur, sebagai tuan rumah penyelenggara PON 2008 memiliki ketersediaan prasarana sarana olahraga yang perlu dievaluasi dan Sekolah Khusus Olahraga Internasional;

2. Jawa Barat, merupakan tuan rumah penyelenggara PON 2016 dengan prasarana dan sarana yang relatif baru, sekaligus dapat melakukan diskusi dengan akademisi di Institut Teknologi Bandung yang memiliki pusat laboratorium anti doping dan Universitas Pendidikan Indonesia yang memiliki Fakultas Olahraga.

(24)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

24

3. Jawa Tengah, terutama di Solo, merupakan tempat pelaksanaan Kejuaraan Nasional untuk beberapa cabang olahraga bagi atlet difabel sekaligus lokasi kantor pusat National Paralympic Committee (NPC).

4. Jawa Timur, merupakan provinsi yang memiliki inisiatif membangun sendiri SMAN Olahraga dan memiliki dukungan kepala daerah yang berkomitmen kuat untuk pembangunan olahraga.

5. Sulawesi Selatan, memiliki Sekolah Keberbakatan Olahraga tapi belum dilengkapi dengan asrama, meskipun didukung oleh ketersediaan prasarana dan sarana olahraga yang relatif memadai.

6. Sumatera Selatan, merupakan tuan rumah Asian Games 2018 dengan pengeloaan prasarana dan sarana olahraga yang bekerjasama dengan pihak ketiga.

Sebagai bahan untuk analisis triangulasi, dipergunakan data sekunder melalui desk review dan studi kepustakaan dengan sumber-sumber rujukan terkait. Desk review antara lain dilakukan untuk mengumpulkan data pembudayaan olahraga dan prestasi olahraga Indonesia di tingkat regional dan internasional, dan melakukan menganalisis peraturan perundang-undangan yang berlaku dan pencapaian sasaran RPJMN tahun 2015-2019 bidang olahraga.

(25)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

25

2. 2. Kerangka Kajian

2.2.1. Teori Talent Code

Daniel Coyle (2009) dalam bukunya The Talent Code mencoba menjelaskan tentang rahasia bakat yang ada dalam setiap individu. Kehebatan seseorang, dalam konteks olahraga adalah atlet, tidak sedekar dilahirkan, tetapi ditumbuhkan melalui proses. Coyle menyebutkan bahwa rahasia bakat tersebut melalui 3 proses utama, yaitu: (1) Latihan Mendalam (deep practice) yang merupakan bahan kunci utama. Untuk seorang profesional, dibutuhkan 10.000 jam pengalaman dan rutinitas latihan sehari-hari yang mengarah pada kehebatan; (2) Pengapian (ignition), yaitu motivasi untuk memulai, dimana percikannya menyulut seseorang ke kehidupan bakat dan kreativitas yang tidak biasa; dan (3) Master Coaching, yaitu adanya pelatih yang disiplin dan berkomitmen memberikan bantuan, umpan balik, dan bimbingan untuk menciptakan bakat kelas dunia. Kombinasi antara latihan yang mendalam didasarkan oleh motivasi dengan didukung oleh pelatih yang baik dan berhati- hati, maka bakat tentu dapat diciptakan dengan formula yang kuat ini.

Seorang atlet yang hebat tidak lahir secara tiba-tiba, akan tetapi melalui proses latihan yang rajin, komitmen, dan mempunyai hasrat serta motivasi yang tinggi dan dibimbing oleh seorang pelatih berdedikasi. Sejumlah atlet kelas dunia, seperti Tiger Woods (golf), Maria Sharapova (tenis), dan Ladies Golfers (pegolf dari Korea), memulai latihan yang mendalam pada usia yang sangat muda. Pemain sepakbola Brasil, misalnya, wajib bermain futsal di usia dini.

2.2.2. Pembinaan Jangka Panjang

M. F. Siregar (dalam Isworo dan Handayani, 2008) menginginkan olahraga Indonesia menjadi lebih baik, dengan memiliki ambisi yang cukup besar untuk kemajuan olahraga nasional sehingga “Matahari Olahraga Indonesia”

dilekatkan dengan namanya.

(26)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

26

Sejak sepuluh tahun yang lalu, Siregar telah mengingatkan tentang penurunan prestasi olahraga Indonesia pada ajang kompetisi olahraga dunia.

Sistem olahraga Indonesia, menurut Siregar, sudah melenceng dikarenakan pemimpin dan pengurus olahraga tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Kondisi kemunduran capaian prestasi olahraga Indonesia ini tentunya menjadi paradoks apabila dihadapkan pada kondisi Indonesia yang memiliki potensi-potensi besar, diantaranya jumlah penduduk terbesar nomor empat di dunia (250 juta jiwa) dengan pertumbuhan ekonomi yang menempatkan Indonesia termasuk dalam kelompok G-20.

Gambar Konsep Pembinaan Olahraga menurut M.F. Siregar

Sumber: M.F. Siregar Matahari Olahraga (dalam Isworo dan Handayani, 2008)

Untuk itu, Siregar menyampaikan perlu adanya penyusunan peta jalan (road map) untuk mengembalikan kejayaaan Indonesia melalui konsep piramida di atas. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perlu ada latihan yang terus- menerus, sarana dan prasarana juga harus menjadi yang wajib. M.F Siregar mulai merintis mimpi dan tujuan tersebut dengan memberikan dasar dalam konsep kepelatihan modern bagi pelatnas Olimpiade 1988, serta pada saat menjabat

(27)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

27

sebagai ketua bidang pembinaan PBSI dengan misinya Emas Olimpiade 1992 di Barcelona. Jadwal latihan yang rutin bagi atlet untuk persiapan event, baik itu nasional maupun internasional, ditekankan dengan nilai-nilai rasa bangga untuk bangsa Indonesia dan pencapaian titik prestasi yang membutuhkan pengorbanan.

Gambar Konsep Dasar LTAD

Keterangan: diolah dari berbagai sumber

Dalam perkembangan selanjutnya, model Long Term Athlete Development (LTAD) memberikan pemahaman bahwa anak-anak dan orang dewasa akan aktif, tetap aktif, dan bahkan mencapai prestasi olahraga tertinggi jika mereka melakukan hal yang benar dan pada waktu yang tepat. Dalam model LTAD ini terdapat 7 (tujuh) tahapan pembinaan program latihan atlet yang dimulai sejak usia dini yaitu: (1) Mulai aktif (active start) untuk usia 0-6 tahun; (2) FUNdamental untuk perempuan usia 6-8 tahun dan laki-laki usia 6-9 tahun; (3) Belajar untuk berlatih (learning to train) untukperempuan usia 8-11 tahun dan laki-laki usia 9-12 tahun; (4) Latihan untuk berlatih (training to train) untuk perempuan usia 11-15 tahun dan laki-laki usia 12-16 tahun; (5) Latihan untuk bersaing (training to compete) untukperempuan usia 15-21 tahun dan laki-laki

(28)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

28

usia 16-23 tahun; (6) Latihan untuk menang (training to win) untuk perempuan usia 18 tahun keatas dan laki-laki usia 19 tahun ke atas; serta (7) Aktif sepanjang hidup (Active for life) untuk semua usia.

Tahap 1, 2 dan 3 adalah tahap pengembangan sehingga anak-anak memiliki keterampilan dasar untuk aktif. Tahap ini juga memberikan landasan bagi mereka yang memilih untuk mengikuti pelatihan elit dalam satu olahraga atau aktivitas setelah usia 12 tahun. Tahap 4, 5 dan 6 memberikan pelatihan elite bagi mereka yang ingin mengkhususkan diri dalam satu olahraga dan bersaing di tingkat tertinggi, memaksimalkan perkembangan fisik, mental dan emosional dari masing-masing atlet. Tahap 7 merupakan tahap tetap aktif untuk kehidupan melalui partisipasi seumur hidup dalam olahraga kompetitif atau rekreasi/

aktivitas fisik.

Pendidikan fisik harus dapat menyiapkan landasan yang benar, dikenal dengan istilah physical literacy, berkaitan dengan ketrampilan gerakan secara umum dan ketrampilan teknis dan taktis untuk suatu gaya hidup yang aktif.

Kalau phisycal literacy disiapkan sejak awal maka anak-anak dapat memilih apakah mereka akan menjalani olahraga untuk kompetisi atau rekreasi atau bahkan keduanya. Dengan menyiapkan suatu landasan yang benar dan pengalaman-pengalaman positif maka sistem olahraga dapat memberikan sumbangan berarti agar masyarakat bisa mendapatkan kesehatan fisik, mental, emosional, dan dapat melakukan aktivitas fisik yang memadai sepanjang hidupnya. Secara ekonomis, hal ini juga menguntungkan karena berarti mendukung proses peningkatan kebugaran masyarakat dan membantu pencegahan terhadap resiko penyakit.

Mengubah sistem olahraga dengan memasukkan konsep LTAD adalah langkah yang ambisius tetapi memungkinkan untuk dicapai dengan penyesuaian tertentu sesuai konteks kebutuhan Indonesia. Inggris dan Irlandia sudah menjalankan hal ini, terutama dengan memprioritaskan pembinaan dan pelatihan pada tiap tahap pertama dari LTAD. Di Inggris, beberapa cabang olahraga utama seperti rugby, criket, renang, dan kano sudah memakai LTAD secara lengkap berdasarkan pada model yang ada dari British Columbia.

(29)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

29

2.2.3. Konsep Planning by Objective (Perencanaan Berbasis Hasil)

Ide pokok dari konsep perencanaan berbasis hasil atau planning by objective (PBO) adalah bagaimana membuat perencanaan keolahragaan dengan cara memformulasikan concern dari stakeholder keolahragaan menjadi hasil yang positif dan diinginkan. Konsep PBO ini sejalan dengan konsep management by objective (MBO) atau manajemen berdasarkan tujuan/sasaran. Menurut Humble (1977), MBO atau manajemen berdasarkan sasaran adalah suatu sistem dinamis yang berusaha mengintegrasikan kebutuhan perusahaan untuk menjelaskan dan mencapai tujuan keuntungan dan pertumbuhannya dengan kebutuhan manajer untuk membaktikan dan mengembangkan dirinya sendiri.

MBO adalah gaya manajemen perusahaan yang memberikan tantangan dan hasil.

Sesuai defenisi ini, maka PBO dapat didefenisikan sebagai suatu sistem perencanaan keolahragaan yang dinamis, yang mengintegrasikan keinginan atau kepedulian para stakeholders keolahragaan, melalui perumusan, penentuan dan implementasi tujuan-tujuan perencanaan keolahragaan, sehingga terjadi pembelajaran yang berkelanjutan dan dinamis antar stakeholders dalam proses perencanaan keolahragaan yang bertujuan untuk meningkatkan capaian prestasi olahraga dan mengharumkan nama bangsa.

Konsep PBO ini akan memberikan paradigma fundamental yang berbeda dengan konsep-konsep perencanaan lainnya. Konsep PBO ini akan mengutamakan fakta (bukti) hasil penelitian atau analisis kondisi permasalahan keolahragaan, yang kemudian diwujudkan dengan indicator-indikator berbasis hasil. Kondisi permasalahan, fakta atau bukti dalam konteks PBO ini akan akurat karena melibatkan stakeholders perencanaan keolahragaan, Keterlibatan stakeholder dalam perencanaan keolahragaan bukan hanya terbatas pada informasi yang diberikan namun lebih luas dari itu, bahwa PBO dijadikan wadah bagi para stakeholders keolahragaaan sebagai media pengembangan diri dan pembelajaran yang berkelanjutan, khususnya tentang bagaimana merumuskan dan mengimplementasikan rencana pembangunan keolahragaan yang berfokus pada peningkatan capaian prestasi olahraga.

(30)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

30

Mengembangkan PBO

Untuk mengembangkan PBO maka terlebih dahulu kita mengembangkan kerangka hasil. Ada 4 (empat) langkah pengembangan kerangka hasil yang utama yaitu: (1) Kesepakatan tentang hasil yang akan dipantau dan dievaluasi;

(2) Pemilihan indikator kunci untuk memantau hasil; (3) Baseline data pada indikator – ada dimana kita sekarang? (4) Perencanaan untuk perbaikan – pemilihan target hasil.

Pertama, kesepakatan tentang hasil (outcomes) yang akan dipantau dan dievaluasi. Hal ini menyangkut kesepakatan dari stakeholder keolahragaan tentang hasil apa yang diinginkan dan yang akan dievaluasi. Dalam proses perencanaan kesepakatan ini dapat dirembukkan dalam forum diskusi strategis dengan induk organisasi cabang olahraga, pemerintah, dan dunia usaha, baik di tingkat daerah maupun di tingkat nasional. Dalam konteks keolahragaan, penting sekali untuk dapat menentukan defining victory yang menjadi acuan bersama seluruh pemangku kepentingan keolahragaan.

Kedua, pemilihan indikator kunci untuk memantau hasil (outcomes).

Setelah hasil yang akan dicapai disepakati maka langkah selanjutnya adalah menentukan atau memilih indikator kunci apa yang digunakan untuk memantau hasil yang telah disepakati. Dalam konteks keolahragaan ini, persentase penduduk berolahraga, ketersediaan prasarana olahraga, atau jumlah medali pada even olahraga bergengsi bisa menjadi salah satu ukuran keberhasilan capaian prestasi olahraga.

Ketiga, baseline data pada indikator yang menunjukkan posisi saat ini. Hal ini menyangkut penggunaan tahun atau angka dasar pada setiap indikator.

Baseline menjadi dasar standar penilaian yang akan digunakan sebagai media pembanding, untuk menentukan posisi capaian saat ini. Dengan mengetahui posisi saat ini berada maka dapat dibuat rencana yang lebih akurat untuk peningkatan kualitas hasil di masa yang akan datang.

Keempat, perencanaan untuk perbaikan melalui pemilihan target hasil (outcomes). Hal ini menyangkut langkah langkah yang harus diambil (feedback)

(31)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

31

untuk dilakukan perbaikan. Biasanya jika hasil yang diperoleh setelah dievakuasi tidak mencapai target.

Lebih lanjut, memilih indikator hasil (output) tidaklah sama dengan hasil.

Hasil (outcomes) biasanya masih sulit diukur secara langsung karena masih bersifat kualitatif dan umum, sedangkan sebuah indikator hasil mengidentifikasi pengukuran numerik yang dapat memberikan informasi untuk mendeteksi kemajuan (atau tiada kemajuan) ke arah pencapaian hasil yang diinginkan. Ini bertujuan agar hasil yang telah ditetapkan dapat diukur apakah masih perlu diturunkan atau diwujudkan dengan bentuk bentuk indikator/satuan pengukuran yang lebih tepat. Setiap hasil perlu untuk diterjemahkan dalam satu atau beberapa indikator.

2.2.4. Kebijakan Olahraga

Sports Policy Factors Leading to International Sporting Success (SPLISS) merupakan teori tentang pengaruh kebijakan terhadap pencapaian prestasi olahraga dengan 9 pilar, yaitu: (1) dukungan keuangan; (2) kebijakan struktur dan organisasi olahraga; (3) partisipasi pemangku kepentingan; (4) identifikasi dan pengembangan bakat; (5) karir atlet; (6) sarana prasarana; (7) sistem kepelatihan; (8) frekuensi pertandingan, dan (9) penelitian ilmiah. Teori SPLISS digambarkan dalam skema di bawah ini :

Gambar Sports Policy Factors Leading to International Sporting Success (SPLISS)

(32)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

32

Sumber: De Bosscher et al. (2006)

2.3. Kerangka Kebijakan Olahraga

2.3.1 Kebijakan Perencanaan Olahraga

Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan agar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyiapkan rancangan pembangunan nasional baik jangka panjang, menengah dan tahunan.

Selanjutnya, di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, perencanaan jangka panjang tersebut dibagi dalam 4 tahap, yaitu: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) I Tahun 2005-2009, RPJMN II Tahun 2010-2014, RPJMN III Tahun 2015-2019 dan RPJMN IV Tahun 2020-2024.

Salah satu substansi yang tercantum dalam rancangan RPJMN 2020-2024 adalah memuat arah kebijakan, strategi dan target bidang Olahraga sebagai bagian dari Prioritas Nasional. Arah kebijakan dan strategi bidang olahraga meliputi: (1) Penguatan dan penataan regulasi keolahragaan; (2) Pengembangan budaya olahraga melalui

(33)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

33

keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat, baik mencakup olahraga rekreasi, olahraga tradisional dan layanan khusus maupun olahraga pendidikan; (3) Penataan sistem pembinaan olahraga secara berjenjang dan berkesinambungan berbasis cabang olahraga Olimpiade dan potensi daerah, khususnya melalui sinergi pembinaan olahraga di satuan pendidikan dengan olahraga prestasi, didukung penerapan sport science, statistik keolahragaan serta sistem remunerasi dan penghargaan; (4) Penataan kelembagaan olahraga untuk meningkatkan prestasi keolahragaan; (5) Peningkatan ketersediaan tenaga keolahragaan berstandar internasional; (6) Peningkatan sarana dan prasarana olahraga berstandar internasional yang ramah difabel; dan (7) Pengembangan peran dunia usaha dalam pendampingan, pembiayaan, dan industri olahraga.

Perencanaan jangka menengah pada RPJMN ini diturunkan pada perencanaan tahunan dalam bentuk dokumen Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Sebagai hasil kebijakan pemerintah yang memiliki kekuatan hukum, maka RPJMN dan RKP disahkan melalui Peraturan Presiden (Perpres). Sesuai dengan tata urut peraturan perundangan setelah Perpres RPJMN diterbitkan, selanjutnya Rencana Strategis (Renstra) Kementerian/Lembaga yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri, termasuk Kementerian Pemuda dan Olahraga, harus disahkan tiga bulan setelah Perpres RPJMN terbit. Sedangkan turunan dari RKP diterjemahkan menjadi Rencana Kerja (Renja) Kementerian/Lembaga, yang selanjutnya menjadi dasar penetapan penganggaran pembangunan.

Perencanaan dan penganggaran tentunya perlu disusun agar sinkron satu dengan yang lainnya. Hal ini diatur dalam pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Sistem Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional, menyatakan bahwa sinkronisasi proses perencanaan dan penganggaran pembangunan nasional adalah suatu proses memadukan dan memperkuat penyusunan rencana dan anggaran pembangunan nasional serta pengendalian pencapaian sasaran pembangunan. Penyusunan perencanaan dan penganggaran pembangunan nasional dilakukan dengan pendekatan money follow program melalui penganggaran berbasis kinerja dan pendekatan holistik, integratif, tematik dan spasial (HITS). Dalam rangka persiapan penyusunan perencanaan dan penganggaran pembangunan nasional dilaksanakan evaluasi kinerja pembangunan dan anggaran tahun sebelumnya serta

(34)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

34

kebijakan tahun berjalan. Perencanaan pembangunan nasional ditujukan untuk: (1) mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan; 2) menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar daerah, antar ruang, antar waktu, dan antar fungsi pemerintah, serta antara pusat dan daerah; 3) menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan; 4) mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan 5) menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.

2.3.2. Kebijakan (Existing Policies) Bidang Olahraga

Negara Indonesia telah memiliki payung hukum di bidang keolahragaan, yaitu Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (SKN).

Undang-undang ini mengamanatkan bahwa keolahragaan nasional diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 dan berfungsi mengembangkan kemampuan jasmani, rohani dan sosial serta membentuk watak dan kepribadian bangsa yang bermartabat. Dalam pasal 4 undang-undang ini dijelaskan bahwa keolahragaan nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkokoh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat dan kehormatan bangsa.

Undang-undang ini juga menyatakan bahwa ruang lingkup olahraga meliputi:

(a) Olahraga Pendidikan, yaitu pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani;

(b) Olahraga Rekreasi, yaitu olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran, dan kegembiraan; dan

(c) Olahraga Prestasi, yaitu olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi

(35)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

35

untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan.

Undang-Undang SKN ini juga mengatur tentang tenaga keolahragan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan, sarana dan prasarana, serta akreditasi dan sertifikasi. Beberapa pasal yang menjadi kajian antara lain adalah:

• Pasal 12, yang menyatakan bahwa: (a) Pemerintah mempunyai tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan serta standardisasi bidang keolahragaan secara nasional; (b) Pemerintah daerah mempunyai tugas untuk melaksanakan kebijakan dan mengoordinasikan pembinaan dan pengembangan keolahragaan serta melaksanakan standardisasi bidang keolahragaan di daerah.

• Pasal 13, yang menyatakan bahwa: (a) Pemerintah mempunyai kewenangan untuk mengatur, membina, mengembangkan, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan keolahragaan secara nasional; (b) Pemerintah daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur, membina, mengembangkan, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan keolahragaan di daerah.

• Pasal 14, yang menyatakan bahwa: (a) Pelaksanaaan tugas penyelenggaraan keolahraga an sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 pada tingkat nasional dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan yang dikoordinasikan oleh Menteri. (b) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah dapat melimpahkan sebagian kewenangannya kepada pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

• Pasal 18, yang menyatakan bahwa: setiap satuan pendidikan dapat melakukan kejuaraan olahraga sesuai dengan taraf pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara berkala antarsatuan pendidikan yang setingkat; dan kejuaraan olahraga antar satuan pendidikan tersebut dapat dilanjutkan pada tingkat daerah, wilayah, nasional, dan internasional.

• Pasal 20 ayat 4, yang menyatakan bahwa pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat berkewajiban menyelenggarakan, mengawasi, dan mengendali kan kegiatan olahraga prestasi.

• Ayat 6 pasal 25, yang menyatakan bahwa untuk menumbuhkembangkan prestasi olahraga di lembaga pendidikan, pada setiap jalur pendidikan dapat dibentuk

(36)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

36

unit kegiatan olahraga, kelas olahraga, pusat pembinaan dan pelatihan, sekolah olahraga, serta diselenggarakannya kompetisi olahraga yang berjenjang dan berkelanjutan. Ayat 7) menyebutkan bahwa unit kegiatan olahraga, kelas olahraga, pusat pembinaan dan pelatihan, atau sekolah olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (6) disertai pelatih atau pembimbing olahraga yang memiliki sertifikat kompetensi dari induk organisasi cabang olahraga yang bersangkutan dan/atau instansi pemerintah.

• Pasal 26, yang menyatakan bahwa: (a) pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi dilaksanakan dan diarahkan untuk memassalkan olahraga sebagai upaya mengembangkan kesadaran masyarakat dalam meningkatkan kesehatan, kebugaran, kegembiraan, dan hubungan sosial; (b) Pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat dengan membangun dan memanfaatkan potensi sumber daya, prasarana dan sarana olahraga rekreasi.

• Pasal 29 tentang pembinaan dan pengembangan olahraga professional yang dilaksanakan dan diarahkan untuk terciptanya prestasi olahraga, lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan.

• Pasal 36 ayat 4 tentang tugas Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) sebagai organisasi yang beranggotakan induk organisasi cabang olahraga.

• Pasal 70 ayat 2 mengamanatkan bahwa sumber pendanaan keolahragaan salah satunya dapat bersumber dari hasil usaha industri olahraga.

• Pasal 79 tentang industri olahraga, yang menyatakan bahwa: (a) industri olahraga dapat berbentuk prasarana dan sarana yang diproduksi, diperjualbelikan, dan/atau disewakan untuk masyarakat; (b) Industri olahraga dapat berbentuk jasa penjualan kegiatan cabang olahraga sebagai produk utama yang dikemas secara profesional yang meliputi kejuaraan nasional dan internasional, pekan olahraga daerah, wilayah, nasional, dan internasional, promosi, eksibisi, dan festival olahraga; atau keagenan, layanan informasi, dan konsultansi keolahragaan.

• Pasal 80, yang mengatur bahwa pembinaan dan pengembangan industri olahraga dilaksanakan melalui kemitraan yang saling menguntungkan agar terwujud kegiatan olahraga yang mandiri dan professional.

(37)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

37

Pada pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan, diatur pembagian tugas Pemerintah (Pusat) dan pemerintah daerah. Pemerintah menentukan kebijakan nasional keolahragaan, standar nasional keolahragaan, serta koordinasi dan pengawasan terhadap penyelenggaraan keolahragaan nasional. Selain itu juga disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan menjadi tanggung jawab menteri dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan nasional. Adapun substansi yang menjadi perhatian dalam kajian ini, diantaranya adalah:

• Pasal 26 ayat 2 yang menyatakan bahwa tanggung jawab menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang pendidikan nasional dalam pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan meliputi: (a) pembinaan dan pengembangan pelatih olahraga untuk ditempatkan pada satuan pendidikan,

pusat pembinaan dan pelatihan olahraga, dan

klub/perkumpulan/sasana/sanggar olahraga; (b) penyediaan sarana pelatihan olahraga; (c) penyelenggaraan proses pembinaan dan pelatihan olahraga; (d) pembinaan dan pengembangan pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar;

(e) pembinaan dan pengembangan pusat pembinaan dan latihan olahraga mahasiswa; (f) pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga pendidikan; dan (g) penyelenggaraan kejuaraan olahraga bagi peserta didik secara nasional maupun internasional.

• Pasal 26 ayat 3 yang menyatakan bahwa tanggung jawab menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan nasional meliputi: (a) pengembangan kurikulum; (b) penyediaan prasarana dan sarana olahraga; (c) pembinaan guru, tutor, dan dosen olahraga; (d) penyelenggaraan proses belajar mengajar; (e) pengembangan unit kegiatan olahraga dan kelas olahraga; (f) pengembangan sekolah khusus olahragawan; (g) pengembangan sekolah menengah kejuruan olahraga; dan (h) penyelenggaraan perlombaan/pertandingan dan festival olahraga antar satuan pendidikan.

• Pasal 27 yang menyatakan bahwa pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan pada satuan pendidikan dilakukan oleh guru, tutor atau dosen olahraga yang berkualifikasi dan berkompetensi dan melibatkan pelatih atau

(38)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

38

pembimbing olahraga yang memiliki sertifikat kompetensi dari induk organisasi cabang olahraga bersangkutan atau instansi pemerintah.

• Pasal 43 yang menyatakan bahwa dalam kedudukannya sebagai penanggung jawab pengelolaan sistem keolahragaan nasional, Menteri melakukan pengelolaan: (a) perencanaan keolahragaan; (b) organisasi keolahragaan; (c) pembiayaan; dan (d) pengawasan.

Lebih lanjut, pada Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pekan dan Kejuaraan Olahraga, disebutkan bahwa penyelenggaraan kejuaraan olahraga meliputi pekan olahraga internasional; pekan olahraga nasional;

pekan olahraga wilayah; dan pekan olahraga daerah sedangkan kejuaraan olahraga meliputi kejuaraan olahraga tingkat internasional; kejuaraan olahraga tingkat nasional;

kejuaraan olahraga tingkat wilayah; kejuaraan olahraga tingkat provinsi; dan kejuaraan olahraga tingkat kabupaten/kota. Pada pasal 4 dan pasal 5 peraturan ini juga dinyatakan bahwa pekan olahraga internasional yang meliputi olimpiade (Olympic Games); pekan olahraga internasional tingkat Asia (Asian Games); pekan olahraga internasional tingkat Asia Tenggara (South East Asian Games); dan pekan olahraga internasional lainnya bertujuan untuk mewujudkan persahabatan dan perdamaian antarbangsa serta meningkatkan harkat dan martabat bangsa melalui pencapaian prestasi olahraga. Keikutsertaan Indonesia dalam pekan olahraga internasional dilaksanakan oleh Komite Olahraga Indonesia (KOI sebagai National Olympic Committee of Indonesia). Beberapa pasal dalam peraturan ini yang menjadi kajian adalah:

• Ayat 2 dan 3 pasal 6 peraturan ini menyebutkan bahwa Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KOI disahkan dalam musyawarah nasional KOI yang pesertanya adalah induk organisasi cabang olahraga dan peserta lain sesuai ketentuan yang diatur dalam Olympic Charter atau Olympic Council of Asia Constitution and Rules, South East Asian Games Federation Statute and Rules, serta Peraturan Perundang-undangan.

• Pasal 10 menyatakan bahwa pekan olahraga nasional diselenggarakan dengan tujuan memelihara persatuan dan kesatuan bangsa; menjaring bibit atlet potensial; dan meningkatkan prestasi olahraga. Pemerintah bertanggung jawab

(39)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

39

terhadap penyelenggaraan pekan olahraga nasional yang dilaksanakan oleh menteri yang menugaskan Komite Olahraga Nasional selaku penyelenggara.

• Pasal 11 mengatur bahwa menteri menetapkan tugas Komite Olahraga Nasional sebagai penyelenggara pekan olahraga nasional dalam hal a). perencanaan; b) pengorganisasian; c) pelaksanaan; dan d) pengawasan.

• Pasal 12 diatur menyatakan bahwa Komite Olahraga Nasional melalui musyawarah olahraga nasional menetapkan paling banyak 3 (tiga) pemerintah provinsi sebagai calon tuan rumah pelaksanaan pekan olahraga nasional, dengan memperhatikan a) kemampuan calon provinsi penyelenggara; b) ketersediaan prasarana dan sarana; c) dukungan masyarakat setempat; dan d) pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga di masing-masing provinsi. Selanjutnya Komite Olahraga Nasional mengajukan 3 (tiga) pemerintah provinsi yang telah ditetapkan sebagai calon tuan rumah pelaksana pekan olahraga nasional kepada menteri. Menteri menetapkan 1 (satu) pemerintah provinsi sebagai tuan rumah pelaksana pekan olahraga nasional dengan memperhatikan hasil penilaian musyawarah olahraga nasional.

Di penghujung tahun 2017, terbit Peraturan Presiden Nomor 95 tahun 2017 tentang Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional yang menjadi dasar pembubaran Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak PRIMA) sebagai pengelola pemusatan pelatihan nasional (pelatnas) olahraga, dan selanjutnya diserahkan kepada induk cabang olahraga. Hal ini dinyatakan pada pasal 4 bahwa pengembangan bakat calon atlet berprestasi ditujukan kepada olahragawan potensial yang memiliki prospek mencapai prestasi puncak melalui pembinaan berjenjang, yang didasarkan pada prinsip pembinaan olahragawan jangka panjang. Hal yang menjadi kajian dalam peraturan adalah ketentuan yang diatur pada pasal 5 yaitu: (a) pengembangan bakat calon atlet berprestasi dilakukan oleh induk organisasi cabang olahraga dan National Paralympic Comitte; (b) KONI membantu menteri untuk melakukan pengawasan dan pendampingan dalam pelaksanaan pengembangan bakat calon atlet berprestasi yang dilakukan oleh induk organisasi cabang olahraga; (c) pengembangan bakat calon atlet berprestasi dilakukan melalui satuan pendidikan jalur formal; sekolah khusus olahragawan; klub olahraga; dan kompetisi olahraga.

(40)

Laporan Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Tahun 2019

40

Gambar

Gambar 1.1 : Kajian Strategis Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Peningkatan  Prestasi Olahraga Indonesia
Gambar Konsep Pembinaan Olahraga menurut M.F. Siregar
Gambar Konsep Dasar LTAD
Gambar Jumlah Cabang Olahraga yang dibina di PPLP per Provinsi   (sesuai Penugasan Kemenpora melalui mekanisme Dekonsentrasi)
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Dukungan jalan terhadap pelabuhan penyeberangan di 60 lokasi Konstruksi jalan bebas hambatan (1.000 km) Pembangunan jalan nasional (2.650 km) Pemeliharaan jalan nasional

Deputi Bidang Kemiskinan, Ketenagakerjaan, dan Usaha Kecil Menengah mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan dan pelaksanaan penyusunan rencana pembangunan nasional di

kendala – kendala yang dihadapi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dalam upaya peningkatan prestasi bidang olahraga tingkat pelajar di Kota Kupang dan

Dalam rangka menjalankan amanat penyelenggaraan otonomi, Pemerintah Daerah dibekali dengan pedoman perencanaan pembangunan nasional melalui Undang-Undang Republik

Rencana strategis Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Pariaman ini memuat tugas dan fungsi, kondisi daerah di bidang pendidikan visi misi tujuan strategi

perumusan kebijakan dan pelaksanaan penyusunan rencana pembangunan nasional di bidang ekonomi. (1t Deputi Bidang Sumber Da1'a Alam

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai fungsi perumusan kebijakan teknis, pengoordinasian, penyusunan perencanaan pembangunan dan pembinaan di bidang perencanaan

pengkajian, pengoordinasian, dan perumusan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan nasional, strategi pembangunan nasional, arah kebijakan sektoral, lintas sektor, dan