• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PASIEN RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PASIEN RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1431

EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PASIEN RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT UMUM HAJI

SURABAYA

Agus Basuki

1

, R. Bambang Dwi Waryanto

2

, Rina Fariana

3

Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

1

Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

2, 3

agusbass07@gmail.com ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi sistem akuntansi penerimaan kas dan memperoleh informasi tentang kekurangan dna kelemahan Sistem Informasi Akuntansi penerimaan kas yang telah diterapkan Rumah Sakit Umum Haji Surabaya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kualitatif dengan analisis tema kultural. Berdasarkan hasil penelitian, (1) Sistem, fungsi dan prosedur Penerimaan Kas Rawat Jalan dan Rawat Inap pada RSU Haji Surabaya sudah berjalan dengan baik. (2) Dokumen-dokumen yang digunakan dalam Sistem Penerimaan Kas Rawat Jalan dan Rawat Inap sudah baik dan lengkap. Dan (3) Kelemahan yaitu masih adanya kesalahan dari pegawai yang kurang teliti atau mengalami kejenuhan. Dokumen yang digunakan diotorisasi oleh pejabat yang berwenang masih belum maksimal. Tidak dilakukan pemerikasaan secara rutin terkait dengan jumlah penerimaan dan penyetoran kas secara berkala, sehingga memiliki potensi terjadinya kecurangan.

Kata kunci : sistem, informasi, akuntansi, kas, rumah sakit ABSTRACT

This study aims to determine the effectiveness and efficiency of the cash receipt accounting system and obtain information about the shortcomings and weaknesses of the cash receipt accounting information system that has been applied to the Surabaya Hajj General Hospital. This type of research is qualitative research. Data collection methods used are observation, interviews, and documentation. The data analysis technique uses descriptive qualitative analysis of cultural themes. Based on the results of the study, (1) System, Functions and Procedures in the Outpatient and Inpatient Cash Receipt at the Surabaya Hajj Hospital has been going well. (2) The documents used in the Outpatient Cash and Outpatient Cash Receipt System are good and complete. Furthermore (3) Weaknesses are still errors from employees who are less thorough or experiencing saturation. Documents used authorized by authorized officials are still not maximal.

Routine checks are not carried out related to the amount of cash receipts and deposits on a regular basis, so that there is the potential for fraud.

Keywords: system, information, accounting, cash, hospital

PENDAHULUAN

Rumah sakit merupakan tempat pelayanan jasa kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan (medical safety organization) pada masyarakat dan bersifat non profit oriented, yang didirikan dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan, perawatan, tindakan medis dan tindakan diagnosa

lainnya yang dibutuhkan oleh pasien dalam batas- batas teknologi, sistem dan sarana yang tersedia di rumah sakit (http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_sakit)

Sesuai dengan keputusan menteri

kesehatan republik Indonesia nomor

(836/MENKES/SK/VI/2005) saat ini

Rumah Sakit dituntut untuk

meningkatkan dan mengembangkan

kinerja secara profesional dengan tidak

mengabaikan misi sosial yang

(2)

1432 dimilikinya, mengingat Rumah Sakit

adalah instuisi pelayanan yang menyerap banyak tenaga kerja, dana dan sarana.

Berdasarkan hal tersebut, setiap perusahaan jasa seperti Rumah Sakit dituntut untuk menerapkan sistem akuntansi yang sesuai dengan kondisi masing- masing rumah sakit. Salah satu sistem yang digunakan oleh Rumah Sakit adalah sistem akuntansi penerimaan kas. Masalah penerimaan kas merupakan suatu hal yang memerlukan penanganan khusus, terutama dalam segi administrasi, baik untuk rumah sakit besar, menengah maupun kecil seperti puskesmas.

Dalam sistem penerimaan Rumah Sakit sendiri sangat diperlukan prosedur yang baik, yang kemudian akan disesuaikan dengan kebijakan manajemen Rumah Sakit yang telah ditetapkan. Pendapatan yang dilakukan diluar prosedur yang telah ditentukan, akan memungkinkan terjadi penyelewengan, pencurian dan penggelapan penerimaan kas. Dapat disimpulkan bahwa semakin baik sistem akuntansi perusahaan apabila prosedur pendapatan yang dilakukan perusahaan tidak terdapat kecurangan. Di samping itu, kemungkinan tingkat penggelapan dan penyelewengan pemasukan kas akan mudah ditelusuri.

RSU Haji Surabaya merupakan salah satu rumah sakit milik pemerintah Provinsi Jawa Timur yang ada di Surabaya. Semua sistem dan prosedur yang ada telah ditetapkan dan ditentukan berdasarkan kebijakan pemerintah pusat,

pada penelitian ini peneliti akan menjabarkan tentang semua prosedur yang ada di Rumah Sakit, dimulai dari pada saat pasien datang hingga pasien pulang, beserta prosedur pembayarannya.

Dalam siklus pendapatan pada RSU Haji Surabaya terdapat lima kegiatan penerimaan kas dari pasien rawat jalan, pasien rawat inap, pasien gawat darurat, apotek, dan pasien kerjasama seperti JKN(BPJS), SKM Kota Surabaya, BIAKES Prov. Jatim, dan pihak ketiga (Inhealth, Nayaka, Cahaya Medika, KAI dll). Disini penulis membatasi cakupan penelitian pada bagian rawat jalan dan rawat inap secara umum.

Alasan penulis meneliti Rumah Sakit ini karena data-data yang tersedia berhubungan dengan judul yang di ambil penulis. Semakin banyak kegiatan perusahaan yang dikerjakan, maka semakin banyak kemungkinan terjadinya kesalahan yang mengakibatkan penyimpangan pada Rumah Sakit, terutama pada penerimaan kas dari pasien umum dan. Oleh karena itu, evaluasi sistem akuntansi penerimaan kas sangat di perlukan untuk mengurangi resiko terjadinya selisih, kehilangan, mengantisipasi bilamana terjadinya kecurangan dan memastikan bahwa prosedur yang telah dilakukan berjalan dengan baik sehingga kemudian dapat dibuatlah perbaikan.

Informasi mengenai bagaimana

akuntansi khusus Rumah Sakit sangatlah

penting, terutama penerimaan

pendapatan agar dapat dibandingkan

(3)

1433 dengan akuntansi yang telah dipelajari

sebelumnya untuk perusahaan dagang, jasa, dan manufaktur. Oleh karena itu penulis berusaha menyajikan informasi mengenai bagaimana sistem pencatatan peneriman kas di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya dalam bentuk penelitian yang berjudul “EVALUASI SISTEM

INFORMASI AKUNTANSI

PENERIMAAN KAS PASIEN RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA”

METODE

Penelitian ini memakai pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini ialah Sistem Informasi Akuntansi penerimaan kas. Sedangkan objek penelitian ini ialah sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang mencakup fungsi terkait, prosedur, dokumen serta catatan.

Teknik pengumpulan data memakai teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini memvalidasi data dengan metode triangulasi. Sumber data pada penelitian ini ada 4 (empat), yaitu Staf Sub bagian Penerimaan & Pendapatan, Staf Seksi Rekam Medik, Kasir rawat jalan dan kasir rawat inap sebagai sumber data dalam fungsi terkait yang menjalankan pengendalian intern pada sistem informasi akutansi penerimaan kas yang terjadi di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya, dari ke empat sumber data tersebut peneliti dapat menilai apakah ada kesamaan dalam hasil data yang disampaikan, dengan itu peneliti dapat mengetahui data yang benar – benar

valid dalam jaringan pengendalian intern pada sistem informasi akutansi penerimaan kas yang terjadi di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya.

Kemudian penelitiakan melakukan (confirmability) dimana peneliti akan konfirmasi ulang kepada sumbernya tentang data yang sudah peneliti dapat, untuk memastikan keseluruhan data yang diperoleh tidak ada yang tertinggal dengan cara menyiapkan hasil wawancara, dokumentasi atau catatan dan data – data lainnya.

HASIL

1. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Rawat Jalan a. Pihak-pihak yang Terkait dengan

Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Jalan

1. Bagian Medis 2. Bagian Perawatan 3. Poli klinik

4. Calon Pasien 5. Apotik

6. Bagian Penunjang 7. Kasir

8. Sub Bagian Penerimaan dan Pendapatan

b. Dokumen-dokumen yang digunakan 1. Dokumen bukti berobat jalan 2. Rincian obat dari dokter 3. Kuitansi pembayaran c. Prosedur Pelayanan Rawat Jalan

1. Pasien datang menemui bagian pendaftaran.

Jika pasien lama

2. Menyerahkan kartu berobat 3. Bagian pendaftaran membuka

data base pasien

(4)

1434 4. Mengambil berkas- berkas

rekam medis pasien sesuai data base

Jika pasien baru 5. Mengisi data diri pasien

6. Bagian pendaftaran membuat data base pasien baru

7. Membuat berkas rekam medis pasien baru

8. Bagian pendaftaran menyerahkan berkas rekam medis pasien lama dan atau pasien baru kepada asisten dokter

9. Pasien menunggu antrian Selesai pemeriksaan

10. Pasien menerima resep dokter 11. Resep dokter dan berkas rekam

medis diserahkan kepada asisten dokter

12. Asisten dokter membuat rincian tindakan

13. Kasir menginputkan tindakan di

program SIMRS dan

membuatkan kwitansi pembayaran pendaftaran dan tindakan rangkap tiga

14. Pasien menunggu panggilan dari kasir untuk melakukan pembayaran.

15. Resep di serahkan ke pasien untuk di bawa di bagian apotik 16. Apotik menyiapkan obat dan

menginputkan obat di program SIMRS

17. Pasien membawa kitir dari apotik yang selanjutnya dibawa di bagian kasir segaligus melakukan pembayaran

18. Kasir membuatkan kuitansi pembayaran obat rangkap tiga 19. Apotik menyerahkan obat ke

pasien Bagian kasir

20. Menerima rincian tindakan dan hasil pemeriksaan pasien dari asisten dokter

21. Menginputkan tindakan di database SIMRS dan membuat kuitansi pemeriksaan yang terdiri dari 3 rangkap

Lembar 1 putih : untuk pasien sebagai bukti pembayaran Lembar 2 merah: untuk kasir Lembar 3 kuning : untuk arsip 22. Membuatkan kuitansi obat

rangkap tiga

Lembar 1 putih : untuk pasien sebagai bukti pembayaran Lembar 2 merah : untuk kasir Lembar 3 kuning : untuk apotik 23. Memanggil pasien untuk

melakukan pembayaran

24. Menerima sejumlah uang sesuai dengan perincian tindakan dan kuitansi pembayaran.

25. Menyerahkan lembar pertama dan ketiga kepada pasien sebagai bukti pembayaran dan syarat mengambil obat

26. Pasien mengambil obat ke apotik

Apotik

27. Menerima rincian resep dari dokter

28. Menyiapkan obat sesuai dengan rincian

29. Menginputkan rincian obat ke

komp/SIMRS

(5)

1435 30. Menerima kuitansi pembayaran

berwarna kuning dari kasir yang dibawa pasien

31. Menyerahkan obat kepada pasien.

2. Prosedur Pelayanan Jasa Rawat Inap Rumah Sakit

a. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam prosedur pelayanan rawat inap rumah sakit

1. Formulir persetujuan rawat inap yang diisi oleh pasien atau keluarga

2. Dokumen bukti berobat

3. Dokumen rincian obat dari asisten dokter

4. Dokumen ringkasan masuk dan keluar/ (DRM 01)

5. Dokumen persetujuan tindakan medis

6. Dokumen perkembangan penyakit perintah dokter dan pengobatan

7. Dokumen anamneses dan pemeriksaan fisik oleh dokter 8. Dokumen tindakan keperawatan

9. Lembar evaluasi rekam medis 10. Daftar pemberian obat 11. Laporan penderita pulang 12. Kuitansi pembayaran 13. Kartu identitas berobat b. Pihak-pihak yang terkait

1. Bagian Medis 2. Bagian Perawatan

3. Bagian IGD, bagian Rawat Inap, Poliklinik

4. Calon Pasien 5. Bagian Penunjang 6. Apotik

7. Kasir

8. Sub bagian penerimaan dan pendapatan

9. Prosedur Pelayanan rawat inap 1) Pendaftaran pasien

a) Sebelummenerima pelayanan

kesehatan, calon pasien rawat

(6)

1436 inap mendaftarkan diri ke bagian

penerimaan pasien rawat inap.

b) Pasien, keluarga atau pengantar diminta untuk menunjukkan surat pengantar rawat inap dari dokter poli atau IGD.

c) Setelah itu akan diwawancarai mengenai kelas perawatan yang diminta metode pembayaran yang akan di pakai umum ataukah asuransi.

d) Di bagian penerimaan pasien rawat inap akan menghubungi ruangan yang dituju jika ada kamar kosong maka akan dibuatkan form lembar masuk dan keluar pasien.

e) Selanjutnya keluarga pasien disuruh mengisi form persetuajuan rawat inap f) Pihak pendaftaran akan membuatkan

dokumen status rekam medik rawat inap.

g) Asisten dokter atau petugas mengantar pasien ke unit rawat inap beserta dokumen rekam medisnya, h) Petugas unit rawat inap menerima

semua dokumen dan mengantar pasien ke ruang rawat inap.

i) Dokter melakukan kunjungan (visit) atau pemeriksaan pasien kedalam ruangan.

j) Setelah memeriksa dokter ke ruang bagian unit rawat inap untuk mengisi dokumen RM 3 yang berisi:

- Tindakan dokter

- Perjalanan perkembangan penyakit

- Perintah dokter dan pengobatan (resep obat yang harus diberikan) k) Jika pasien dinyatakan kondisinya

sudah membaik dan dinyatakan dokter boleh (KRS) keluar rumah sakit l) Bagian unit rawat inap merinci biaya

pasien (billing) yang didasari oleh dokumen rekam medis, atas pemeriksaan, obat, dan lain-lain yang terekam pada dokumen RM 3, RM3.1, RM 1, dan lain-lain, setelah itu unit rawat inap memberikan dokumen rincian pasien pulang atau dokumen laporan penderita pulang kepada kasir.

m) Bagian kasir menerima dokumen rincian pasien pulang atau dokumen laporan penderita pulang dari bagian unit rawat inap

n) Bagian kasir menggandakan atau membuat kuitansi sebanyak 3 lembar.

Ketiga lembar kuitansi tersebut akan didistribusikan sebagai berikut:

Lembar 1 putih : untuk pasien sebagai bukti pembayaran

Lembar 2 merah : untuk kasir Lembar 3 kuning : untuk arsip o) Kasir akan memanggil keluarga

pasien untuk melakukan pembayaran.

p) Kasir menerima pembayaran dari pasien.

q) Setelah keluarga pasien menerima kuitansi dari kasir, keluarga pasien kemudian kembali ke bagian rawat inap dengan menunjukkan kuitansi pembayaran bahwa sudah melakukan pembayaran.

r) Bagian rawat inap kemudian memberikan obat serta kartu kontrol pasien yang nantinya akan digunakan untuk kontrol pasca rawat inap.

s) Pasien dan keluarga pasien bisa

pulang.

(7)

1437 b. Pencatatan berkas pendaftaran pasien

rawat inap pada komputer terdiri dari 1) Data Sosial

2) Data Medik

3) Kartu berobat pasien

4) Penyimpanan berkas pasien rawat

inap

(8)

1438 3. Evaluasi Sistem Informasi

Akuntansi Penerimaan Kas pada RSU Haji Surabaya

a. Fungsi yang terkait

Sistem informasi akuntansi penerimaan kas pada RSU Haji Surabaya telah terdapat pemisahan fungsi yang tegas antara fungsi operasi, fungsi pencatatan, dan fungsi penyimpanan. Fungsi operasi dilakukan oleh fungsi pendaftaran dan fungsi pelayanan medis. Fungsi pendaftaran dijalankan oleh bagian pendaftaran Fungsi pelayanan medis bertugas memeriksa dan memberikan pelayanan terhadap penyakit yang diderita pasien.

Fungsi pencatatan dijalankan oleh fungsi catatan medik dan fungsi akuntansi. Fungsi catatan medik bertugas mencatat rincian-rincian biaya rawat inap atas tindakan yang diberikan. Fungsi Akuntansi mencatat dan menghitung penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas serta membuat laporan keuangan. Fungsi penyimpanan dijalankan oleh fungsi kasir rawat jalan, inap/IGD dan fungsi keuangan. Fungsi kasir rawat jalan/inap bertugas menerima kas dari biaya perawatan pasien rawat jalan/inap.

Fungsi keuangan bertugas menerima seluruh penerimaan kas yang diterima baik dari instalasi rawat jalan, inap, instalasi dan jasa-jasa lain.

b. Dokumen yang digunakan

Dokumen Rincian Biaya Rawat Jalan/Inap memuat semua atau kumpulan data serta kuitansi yang merekam pelayanan yang telah diberikan

oleh pihak rumah sakit kepada pasien.

Otorisasi terhadap dokumen oleh pejabat yang berwenang masih belum maksimal, seperti pada rincian biaya rawat inap hanya diotorisasi oleh bagian unit rawat inap, apabila dokumen ini hilang/rusak maka akan menyebabkan kesulitan dalam memperhitungkan biaya yang harus dibayar oleh pasien atas tindakan yang diberikan.

c. Catatan akuntansi yang digunakan Terdapat catatan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua transaksi yang terjadi dicatat sebagaimana mestinya, setiap pencatatan ke dalam catatan akuntansi dilakukan oleh karyawan yang diberi wewenang sehingga tanggung jawab atas pengubahan catatan akuntansi dapat dibebankan kepada karyawan tersebut, bagian pencatatan penerimaan kas pada RSU Haji Surabaya menggunakan catatan akuntansi.

Pencatatan penerimaan kas dilakukan secara berurutan dari register, laporan harian, merekap dan membuat laporan realisasi pendapatan serta penyetoran uang dan memasukkan ke dalam jurnal penerimaan kas. Pencatatan dan pembuatan laporan keuangannya sudah menggunakan sistem komputer sehingga pekerjaan dapat selesai secara efisien dan hasil laporannya lebih akurat bila dibandingkan dengan menggunakan sistem manual.

d. Prosedur penerimaan kas yang membentuk sistem

Setiap kegiatan yang terjadi

diotorisasi oleh pejabat yang berwenang,

keseluruhan prosedur yang membentuk

(9)

1439 sistem sudah dapat memberikan

pelayanan yang memadai dan semua prosedur yang diterapkan telah terkoordinasi dengan baik sehingga dapat memudahkan dalam membuat laporan keuangan ke dalam jurnal penerimaan kas. Kesalahan yang muncul biasanya dari segi karyawan yang kurang teliti atau mengalami kejenuhan karena menghadapi hal-hal yang sama. Tempat pembayaran pasien rawat inap/IGD atau Kasir hanya ada satu sehingga banyak pasien yang mengantri terlalu lama.

4. Kelebihan

a. Sudah mempunyai bagan susunan organisasi yang tertulis sehingga telah jelas adanya garis wewenang dan tanggung jawab serta pembagian kerja fungsional atau adanya pemisahan fungsi-fungsi untuk memenuhi syarat adanya suatu pengawasan yang baik.

b. Prosedur Penerimaan Kas Rawat Jalan dan Rawat Inap pada RSU Haji Surabaya sudah berjalan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan rumah sakit dalam rangka mencapai efektifitas dan efisinsi kerja terutama dalam penerimaan kas pasien rawat jalan dan rawat inap.

c. Sistem Penerimaan Kas Rawat Jalan dan Rawat Inap pada RSU Haji Surabaya sudah ada pemisahan fungsi antara fungsi kasir rawat jalan dan inap/IGD dengan fungsi akuntansi d. Pencatatan dan pembuatan laporan

keuangannya sudah menggunakan sistem computer sehingga pekerjaan dapat selesai secara efisien dan hasil laporannya lebih akurat bila

dibandingkan dengan menggunakan sistem manual.

e. Pencatatan penerimaan kas dilakukan secara berurutan dari register, laporan harian, merekap dan membuat laporan realisasi pendapatan serta penyetoran uang dan memasukkan ke dalam jurnal penerimaan kas.

5. Kelemahan

a. Dokumen yang digunakan diotorisasi oleh pejabat yang berwenang masih belum maksimal, seperti pada Rincian Biaya Rawat Inap hanya diotorisasi oleh bagian unit rawat inap.

b. Kesalahan yang muncul biasanya dari segi karyawan yang kurang teliti atau mengalami kejenuhan karena menghadapi hal-hal yang sama.

c. Tidak dilakukan pemerikasaan secara rutin terkait dengan jumlah penerimaan dan penyetoran kas secara berkala dari aspek jumlah nominal dan tanggal penyetoran

Berdasarkan temuan penelitian

dapat diketahui bahwa pengendalian

internal dalam sistem penerimaan kas

di RSU Haji Surabaya masih memiliki

kelemahan. Berdasarkan teori yang

dinyatakan oleh Romney (2009:28)

pengendalian internal merupakan

bagian dari komponen sistem

informasi. Pengendalian internal dan

jaminan keamanan yang membantu

menjaga keamanan data di dalam

sistem informasi akuntansi. Tidak

dilakukannya pemerikasaan secara

rutin terkait dengan jumlah

penerimaan dan penyetoran kas

secara berkala dari aspek jumlah

(10)

1440 nominal dan tanggal penyetoran

merupakan bukti adanya kelemahan sistem penerimaan kas di RSU Haji Surabaya. Jika dilakukan pemeriksaan secara rutin terkait jumlah penerimaan dan penyetoran kas maka akan mengurangi potensi terjadinya fraud atau kecurangan.

Adanya dokumen Rincian Biaya Rawat Inap yang hanya diotorisasi oleh bagian unit rawat inap, tanpa ada otorisasi dari atasan lagi membuat pengendalian internal lemah. Jaminan keamanan yang mendukung keamanan dalam sistem penerimaan kas lemah.

Sistem informasi terdiri atas lima sumber daya yang dikenal sebagai komponen sistem informasi salah satunya adalah Sumber daya manusia. Manusia mengambil peranan yang penting bagi sistem informasi. Manusia dibutuhkan untuk mengoperasikan sistem informasi (Mulyanto, 2009:247).

Seharusnya sumber daya manusia yang dimiliki oleh RSU Haji Surabaya memiliki kompetensi dalam menjalankan tugas dan sedikit melakukan kesalahan. Sumber daya manusia harus mampu menopang operasional sebuah sistem informasi.

Kesalahan yang muncul dari segi karyawan yang kurang teliti atau mengalami kejenuhan karena menghadapi hal-hal yang sama, merupakan bukti bahwa sumber daya manusia bisa melakukan kesalahan yang akan berdampak pada output yang kurang maksimal. Oleh karena

itu, manajemen RSU Haji Surabaya perlu memperhatikan kejenuhan karyawan agar tidak menyebabkan kesalahan-kesalahan dalam menjalankan sistem informasi.

Manajemen dapat melakukan rotasi karyawan secara berkala agar lebih dinamis sehingga mengurangi kejenuhan.

SIMPULAN

Dari hasil evaluasi terhadap Sistem Penerimaan Kas dari Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap pada RSU Haji Surabaya dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Sistem Penerimaan Kas Rawat Jalan dan Rawat Inap pada RSU Haji Surabaya sudah berjalan dengan baik. Hal ini dilihat dari struktur organisasi yang jelas dalam uraian tugas dan wewenangnya.

2. Fungsi-fungsi dalam Sistem Penerimaan Kas Rawat Jalan dan Rawat Inap pada RSU Haji Surabaya telah dipisahkan untuk memenuhi aspek pengendalian internal yang baik. Masing-masing petugas juga mempunyai otorisasi yang berbeda sesuai dengan tugas dan jabatannya masing-masing.

3. Prosedur Penerimaan Kas dari Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap pada RSU Haji Surabaya sudah berjalan dengan baik sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan manajemen rumah sakit dalam rangka mencapai efektifitas dan efisiensi yang tinggi

4. Dokumen-dokumen yang digunakan

dalam Sistem Penerimaan Kas Rawat

(11)

1441 Jalan dan Rawat Inap pada RSU Haji

Surabaya sudah baik dan lengkap sehingga mempermudah kegiatan pelayanan dan catatan akuntansi yang digunakan sudah menggunakan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.

5. Kelemahan dalam Sistem Penerimaan Kas dari Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap pada RSU Haji Surabaya yaitu masih adanya kesalahan dari karyawan yang kurang teliti atau mengalami kejenuhan karena menghadapi hal- hal yang sama. Dokumen yang digunakan diotorisasi oleh pejabat yang berwenang masih belum maksimal, seperti pada Rincian Biaya Rawat Inap hanya diotorisasi oleh bagian unit rawat inap. Tidak dilakukan pemerikasaan secara rutin terkait dengan jumlah penerimaan dan penyetoran kas secara berkala dari aspek jumlah nominal dan tanggal penyetoran, sehingga memiliki potensi terjadinya kecurangan.

IMPLIKASI

Implikasi penelitian ini antara lain 1. Pemisahan terhadap fungsi

pengiriman serta fungsi penagihan

guna mengantisipasi

berlangsungnya penyelewengan yang pegawai (yang terlibat dalam kegiatan penerimaan kas) lakukan.

Sebab dengan keefektifan pengendalian intern yang baik bisa mendukung sistem informasi

akuntansi yang lebih baik lagi, keduanya memiliki keterkaitan yang sangat erat.

2. Membenahi dokumen yang dipakai dalam penerimaan kas, serta penerimaan uang supaya bisa mengantisipasi penyelewengan yang pegawai lakukan

KETERBATASAN PENELITIAN

Penelitian ini memakai teknik wawancara dengan mewawancarai narasumber yang merupakan kepala baian yang terkait penerimaan kas rumah sakit. Informan relatif menutupi kekurangan-kekurangan dari praktek sistem informasi penerimaan kas pasien Rumah Sakit Umum Haji Surabaya.

Masih perlu diadakan penelitian lagi yang menyangkutkan informan lain serta data pendukung memakai trianggulasi data agar kekurangan-kekurangan yang telah terjadi selama ini yang berhubungan dengan implementasi sistem informasi penerimaan kas pasien Rumah Sakit Umum Haji Surabaya. terbongkar.

DAFTAR RUJUKAN

Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor

(836/MENKES/SK/VI/2005)

B, Marshal Romney, dan Steinbart, Paul John. 2009. Accounting Information Systems. USA: Cengage Learning.

Mulyanto,Agus. 2009. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi. Pustaka Pelajar.

Yogyakarta Website

http://id.wikipedia.org/wiki/rumah_sakit

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan anugerah- Nya sehingga skripsi yang berjudul "Pengaruh Penambahan Xanthan Gum terhadap Kestabilan dan Sifat

Pada tahun 1998, Laurence Loewy didirikan Loewy Desain di Atlanta, Georgia untuk mengelola kepentingan lanjutan ayahnya di Amerika Serikat. Laurence meninggal secara alami 15

Inhibition of luminescence and virulence in the black tiger prawn (Penaeus monodon) pathogen Vibrio harveyi by intercellular signal antagonists.. Vibrio parahaemolyticus

Sebab, sekali MK telah mendeklarasikan suatu undang-undang atau suatu pasal, ayat, dan/ atau bagian dari suatu undang-undang bertentangan dengan UUD 1945 sehingga tidak

Kegiatan yang dilaksanakan pada perencanaan, yaitu peneliti menentukan target kopetensi mendesain metode pembelajaran menggunakan media flashcard untuk setiap

Dalam kasus Dunkin’ Donuts  yang bercabang di kota Yogyakarta, time to market   cenderung tinggi karena mereka memiliki kebijakan mengeluarkan produk baru mereka dan

Jumlah tersebut mungkin merupakan tingkat pengeluaran saat ini disesuaikan dengan inflasi; ataupun jumlah yang lebih besar , dengan keyakinan bahwa lebih banyak uang

Novrita Idayanti, “Pabrikasi Magnet MnZn Ferit dan Barium Ferit dari Limbah Pengelasan”, 15(1): 14 - 17 Nurista Wahyu Kirana, “Desain dan Implementasi Variasi Dimensi Slot