• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUB BIDANG PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SUB BIDANG PERANCANGAN"

Copied!
300
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 08 TAHUN 2010

TANGGAL : 5 Juli 2010

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI

PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

SUB BIDANG PERANCANGAN

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

2010

(2)

DAFTAR ISI

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

SUB BIDANG PERANCANGAN

1. Kode Unit : KTL.IR.200.201.01

Judul Unit : Merancang sistem pencahayaan 2. Kode Unit : KTL.IR.202.201.01

Judul Unit : Merancang sistem listrik fasa tiga tegangan rendah 3. Kode Unit : KTL.IR.202.202.01

Judul Unit : Merancang sistem listrik fasa tiga tegangan menengah.

4. Kode Unit : KTL.IR.206.203.01

Judul Unit : Merancang sistem proteksi petir pada bangunan gedung.

5. Kode Unit : KTL.IR.208.201.01

Judul Unit : Merancang instalasi listrik bangunan hunian rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng.

6. Kode Unit : KTL.IR.203.301.01

Judul Unit : Merancang instalasi sistem otomisasi bangunan.

7. Kode Unit : KTL.IR.208.301.01

Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan rendah bangunan sosial dan budaya (sekolah, madrasah, pesantren, museum, dll) dan bangunan usaha gedung olahraga, perkantoran dan perdagangan non swalayan.

8. Kode Unit : KTL.IR.208.302.01

Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan menengah dan rendah untuk bangunan sosial dan budaya (sekolah, madrasah, pesantren, museum dll) dan bangunan usaha gedung olahraga, perkantoran dan perdagangan non swalayan.

9. Kode Unit : KTL.IR.208.303.01

Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan rendah bangunan usaha pasar swalayan.

10. Kode Unit : KTL.IR.208.304.01

Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan menengah untuk bangunan usaha pasar swalayan.

11. Kode Unit : KTL.IR.208.305.01

Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan rendah bangunan usaha hotel dan apartemen.

12. Kode Unit : KTL.IR.208.306.01

Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan menengah untuk bangunan usaha hotel dan apartemen.

13. Kode Unit : KTL.IR.208.307.01

Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan rendah bangunan usaha rumah sakit.

14. Kode Unit : KTL.IR.208.308.01

(3)

Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan menengah bangunan usaha rumah sakit.

15. Kode Unit : KTL.IR.208.309.01

Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan rendah bangunan usaha industri kecil dan menengah.

16. Kode Unit : KTL.IR.208.310.01

Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan menengah bangunan usaha industri besar.

(4)

STANDAR KOMPETENSI

TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit :

KTL.IR.200.201.01

Judul Unit : Merancang sistem pencahayaan.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang sistem pencahayaan.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menyiapkan dan merencanakan tingkat pencahayaan dan tata letak.

1.1. Tingkat pencahayaan dan tata letak instalasi pencahayaan direncanakan dan disiapkan untuk perolehan K3 serta kebijakan dan prosedur yang ditetapkan dengan urutan kerja sesuai persyaratan.

1.2. Penentuan tingkat pencahayaan dan tata letak dikoordinasikan dengan personel yang tepat dan pihak terkait lainnya untuk memastikan tingkat pencahayaan dan tata letak dengan baik.

1.3. Penentuan tingkat pencahayaan dan tata letak disesuaikan dengan persyaratan.

1.4. Alat ukur dan bahan yang diperlukan untuk melengkapi penentuan tingkat pencahayaan dan tata letak diidentifikasi sesuai prosedur dan persyaratan.

2. Menetapkan tingkat pencahayaan dan tata letak.

2.1. Kebijakan dan prosedur K3 diterapkan.

2.2. Tingkat iluminasi dan tata letak dirinci sesuai prosedur dan persyaratan.

2.3. Respon terhadap kondisi yang tidak direncanakan, dirinci sesuai prosedur.

2.4. Persetujuan melaksanakan pekerjaan yang tidak direncanakan dirinci sesuai prosedur.

2.5. Pemeriksaan terhadap kualitas pekerjaan dirinci dan dilakukan terus-menerus sesuai prosedur.

(5)

3. Memeriksa dan melaporkan penyelesaian pekerjaan.

3.1. Pemeriksaan akhir penentuan kapasitas sirkit dilakukan sesuai prosedur.

3.2. Hasil perancangan tingkat iluminasi dan tata letak dibuat dan didokumentasikan sesuai prosedur.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur perancangan sistem pencahayaan yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.

Perancangan sistem pencahayaan ini meliputi :

1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.

1.2. Undang-undang dan peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku.

1.3. Perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan.

1.4. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku dan sistem format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.

1.5. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.

Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.

Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang sistem pencahayaan.

Pengetahuan yang harus dimiliki

a. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).

b. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

c. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).

d. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.

e. Teknik tingkat dasar prinsip pencahayaan.

f. Kualitas dan kuantitas pencahayaan.

Keterampilan yang harus dimiliki

a. Menerapkan prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).

b. Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

(6)

c. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).

d. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.

e. Menerapkan teknik tingkat dasar prinsip pencahayaan.

f. Menerapkan kualitas dan kuantitas pencahayaan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam

“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan

Harus mencakup :

a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja.

b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan sistem pencahayaan.

d. Menginterpretasikan gambar karakteristik pencahayaan dan gambar teknik lainnya.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.

2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.

2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

(7)

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji

Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji

Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.

Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.

Menunjukkan kandidat mampu untuk :

a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.

e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan

Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 1 (satu) tahun dalam bidang perancangan instalasi pencahayaan.

(8)

STANDAR KOMPETENSI

TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit :

KTL.IR.202.201.01

Judul Unit : Merancang sistem listrik fasa tiga tegangan rendah.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang sistem listrik fasa tiga tegangan rendah.

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menetapkan konsep awal rancangan.

1.1. Prosedur dan kebijakan K3 ditetapkan.

1.2. Konsep rancangan dan rinciannya didiskusikan dengan personel yang tepat.

1.3. Parameter rancangan, spesifikasi sistem elektrikal dan persyaratan lainnya yang dapat mempengaruhi rancangan ditetapkan berdasarkan kebijakan organisasi.

2. Merancang sistem instalasi pemasangan.

2.1. Rancangan alternatif dipertimbangkan dan didiskusikan dengan personel yang tepat.

2.2. Model dari sirkit/sistem yang lazim dipergunakan, diterapkan untuk mengevaluasi usulan rancangan.

2.3. Pertimbangan keselamatan, kefungsian dan ekonomi diterapkan dalam rancangan sistem.

2.4. Rancangan memenuhi semua persyaratan termasuk spesifikasi dan dokumentasi untuk pemasangan peralatan/perlengkapan, lengkapan dan sistem pengawatan.

2.5. Petunjuk penggunaan dan pengoperasian peralatan dan perlengkapan sistem yang diperlukan didokumentasikan.

3. Memeriksa dan menyelesaikan rancangan.

3.1. Rancangan diperiksa sesuai dengan prosedur yang ditetapkan agar memenuhi persyaratan.

3.2. Rancangan diajukan untuk perolehan persetujuan lembaga berwenang sesuai undang-undang atau peraturan yang berlaku.

3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai prosedur yang ditetapkan dan persyaratan.

(9)

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang sistem listrik fasa tiga tegangan rendah yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.

Perancangan sistem listrik fasa tiga tegangan rendah ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.

1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku.

1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi instalasi tenaga listrik tegangan rendah.

1.4. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan.

1.5. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.

1.6. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.

Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.

Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang sistem listrik fasa tiga tegangan rendah.

Pengetahuan yang harus dimiliki

a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).

c. Teknik dan aplikasi proteksi, indek proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.

d. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.

e. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan.

f. Teknik tingkat dasar Konstruksi sistem listrik fasa tiga tegangan rendah.

Keterampilan yang harus dimiliki

a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

b. Menerapkan Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).

c. Menerapkan Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.

d. Menerapkan Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.

e. Menerapkan Teknik dan aplikasi sistem pentanahan.

f. Menerapkan Teknik tingkat dasar konstruksi sistem listrik fasa tiga tegangan rendah.

(10)

2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam

“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan

Harus mencakup :

a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja.

b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan sistem listrik fasa tiga tegangan rendah.

d. Menginterpretasikan gambar sistem listrik fasa tiga tegangan rendah dan gambar teknik lainnya.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.

2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.

2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji

Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji

Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.

Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.

(11)

Menunjukkan kandidat mampu untuk :

a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.

e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan

Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 1 (satu) tahun dalam bidang perancangan sistem listrik fasa tiga tegangan rendah.

(12)

STANDAR KOMPETENSI

TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit :

KTL.IR.202.202.01

Judul Unit : Merancang sistem listrik fasa tiga tegangan menengah.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang sistem listrik fasa tiga tegangan menengah.

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menetapkan konsep awal rancangan.

1.1. Prosedur dan kebijakan K3 dan isu-isu lingkungan yang dapat mempengaruhi rancangan ditetapkan.

1.2. Konsep rancangan dan rinciannya didiskusikan dengan personel yang tepat.

1.3. Parameter rancangan, spesifikasi sistem elektrikal dan persyaratan lainnya yang dapat mempengaruhi rancangan ditetapkan berdasarkan kebijakan organisasi.

2. Merancang sistem instalasi pemasangan.

2.1. Rancangan alternatif dipertimbangkan dan didiskusikan dengan personel yang tepat.

2.2. Model dari sirkit/sistem yang lazim dipergunakan diterapkan untuk mengevaluasi usulan rancangan.

2.3. Pertimbangan keselamatan, kefungsian dan ekonomi diterapkan dalam rancangan sistem.

2.4. Rancangan memenuhi semua persyaratan termasuk spesifikasi dan dokumentasi untuk pemasangan peralatan/perlengkapan, lengkapan dan sistem pengawatan.

2.5. Petunjuk penggunaan dan pengoperasian peralatan dan perlengkapan sistem yang diperlukan didokumentasikan.

3. Memeriksa dan menyelesaikan rancangan.

3.1. Rancangan diperiksa sesuai dengan prosedur yang ditetapkan agar memenuhi persyaratan.

3.2. Rancangan diajukan untuk perolehan persetujuan lembaga berwenang sesuai undang-undang atau peraturan yang berlaku.

3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai prosedur yang ditetapkan dan persyaratan.

(13)

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang sistem listrik fasa tiga tegangan menengah yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.

Perancangan sistem listrik fasa tiga tegangan menengah ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.

1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku.

1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi instalasi tenaga listrik tegangan menengah.

1.4. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan.

1.5. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.

1.6. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.

Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.

Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang sistem listrik fasa tiga tegangan menengah.

Pengetahuan yang harus dimiliki

a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) .

b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).

c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.

d. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.

e. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah dan tegangan menengah.

f. Teknik dan aplikasi dari panel tegangan rendah dan panel tegangan menengah.

g. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan.

h. Teknik tingkat dasar Konstruksi sistem listrik fasa tiga tegangan menengah.

i. Teknik dan aplikasi mesin listrik arus searah serta arus bolak-balik.

j. Kalkulasi gangguan, perhitungan analisis hubung pendek.

k. Teknik dan aplikasi transformator daya.

l. Teknik dan aplikasi UPS.

(14)

Keterampilan yang harus dimiliki

a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).

c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.

d. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.

e. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah dan tegangan menengah.

f. Menerapkan teknik dan aplikasi dari panel tegangan rendah dan panel tegangan menengah.

g. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan.

h. Menerapkan teknik tingkat dasar Konstruksi sistem listrik fasa tiga tegangan menengah.

i. Menerapkan teknik dan aplikasi mesin listrik arus searah serta arus bolak-balik.

j. Menerapkan kalkulasi gangguan, perhitungan analisis hubung pendek.

k. Menerapkan teknik dan aplikasi transformator daya.

l. Menerapkan teknik dan aplikasi UPS.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam

“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan

Harus mencakup :

a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja.

b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan sistem listrik fasa tiga tegangan menengah.

d. Menginterpretasikan sistem listrik fasa tiga tegangan menengah dan gambar teknik lainnya.

(15)

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.

2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.

2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji

Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji

Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.

Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.

Menunjukkan kandidat mampu untuk :

a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.

e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan

Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan sistem listrik fasa tiga tegangan menengah.

(16)

STANDAR KOMPETENSI

TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit :

KTL.IR.206.203.01

Judul Unit : Merancang sistem proteksi petir pada bangunan gedung.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang sistem proteksi petir pada bangunan gedung.

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menetapkan konsep awal rancangan.

1.1. Prosedur dan kebijakan K3 dan isu-isu lingkungan yang dapat mempengaruhi rancangan ditetapkan.

1.2. Konsep rancangan dan rinciannya didiskusikan dengan personel yang tepat.

1.3. Parameter rancangan, spesifikasi sistem proteksi petir pada bangunan gedung dan persyaratan lainnya yang dapat mempengaruhi rancangan ditetapkan berdasarkan kebijakan organisasi.

2. Merancang sistem instalasi pemasangan.

2.1. Rancangan alternatif dipertimbangkan dan didiskusikan dengan personel yang tepat.

2.2. Model dari sirkit/sistem yang lazim dipergunakan, diterapkan untuk mengevaluasi usulan rancangan.

2.3. Pertimbangan keselamatan, kefungsian dan ekonomi diterapkan dalam rancangan sistem.

2.4. Rancangan memenuhi semua persyaratan termasuk spesifikasi dan dokumentasi untuk pemasangan peralatan/perlengkapan, lengkapan dan sistem pengawatan.

2.5. Petunjuk penggunaan dan pengoperasian peralatan dan perlengkapan sistem yang diperlukan didokumentasikan.

3. Memeriksa dan menyelesaikan rancangan.

3.1. Rancangan diperiksa sesuai dengan prosedur yang ditetapkan agar memenuhi persyaratan.

3.2. Rancangan diajukan untuk perolehan persetujuan lembaga berwenang sesuai undang-undang atau peraturan yang berlaku.

3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai prosedur yang ditetapkan dan persyaratan.

(17)

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang sistem proteksi petir pada bangunan gedung yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.

Perancangan sistem proteksi petir pada bangunan gedung ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.

1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku.

1.3. Ketentuan-ketentuan tentang sistem proteksi petir pada bangunan gedung.

1.4. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan.

1.5. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.

1.6. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.

Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.

Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang sistem proteksi petir pada bangunan gedung.

Pengetahuan yang harus dimiliki

a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

b. Teknik rangkaian listrik dasar.

c. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.

d. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan.

e. Teknik tingkat dasar konstruksi jaringan listrik.

f. Teknik dan aplikasi sistem proteksi petir pada bangunan gedung.

Keterampilan yang harus dimiliki

a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar.

c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.

d. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan.

e. Menerapkan teknik tingkat dasar Konstruksi jaringan listrik.

f. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem proteksi petir pada bangunan gedung.

(18)

2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam

“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan

Harus mencakup :

a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja.

b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan sistem proteksi petir pada bangunan gedung.

d. Menginterpretasikan sistem proteksi petir pada bangunan gedung dan gambar teknik lainnya.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.

2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.

2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji

Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji

Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.

(19)

Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.

Menunjukkan kandidat mampu untuk :

a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.

e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan

Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan sistem proteksi petir pada bangunan gedung.

(20)

STANDAR KOMPETENSI

TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit :

KTL.IR.208.201.01

Judul Unit : Merancang instalasi bangunan hunian rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang instalasi bangunan hunian rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng.

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mempersiapkan rencana pekerjaan dan menetapkan konsep awal rancangan.

1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti.

1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat.

1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi : a. Denah Bangunan Hunian Rumah Tinggal Tunggal,

Rumah Tinggal Deret dan Rumah Tinggal Sementara dan Bangunan Keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng, titik pemakaian listrik (lampu dan stop kontak), penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan.

b. Peta jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan rendah, volume fisik panjang dengan data teknis penghantar yang dipakai.

c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem Instalasi Listrik Bangunan Hunian Rumah Tinggal Tunggal, Rumah Tinggal Deret dan Rumah Tinggal Sementara dan Bangunan Keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.

(21)

2. Melaksanakan perhitungan,

merancang sistem dan instalasi pemasangan.

2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku.

2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi : a) Perhitungan beban listrik.

b) Perhitungan kapasitas kabel.

c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik Tegangan Rendah.

d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya.

e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga listrik yang telah disahkan.

f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan.

2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan pengoperasian.

2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan Hunian Rumah Tinggal Tunggal, Rumah Tinggal Deret dan Rumah Tinggal Sementara dan Bangunan Keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng.

2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.

3. Membuat laporan, memeriksa dan menyelesaikan rancangan.

3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan.

3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan atau undang-undang yang berlaku.

3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang instalasi bangunan hunian rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan

(22)

bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.

Perancangan instalasi bangunan hunian rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng ini meliputi :

1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.

1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku.

1.3. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan.

1.4. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan.

1.5. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.

1.6. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.

Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.

Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang instalasi bangunan hunian rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng.

Pengetahuan yang harus dimiliki

a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).

c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.

d. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.

e. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.

f. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan.

g. Teknik tingkat dasar Konstruksi jaringan listrik.

Keterampilan yang harus dimiliki

a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).

c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, pemutus arus balik atau saklar.

(23)

d. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.

e. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.

f. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan.

g. Menerapkan teknik tingkat dasar Konstruksi jaringan listrik.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam

“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan

Harus mencakup :

a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja.

b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan instalasi bangunan hunian rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng.

d. Menginterpretasikan instalasi bangunan hunian rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng dan gambar teknik lainnya.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.

2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.

2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

(24)

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji

Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji

Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.

Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.

Menunjukkan kandidat mampu untuk :

a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.

e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan

Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 1 (satu) tahun dalam bidang perancangan instalasi listrik bangunan rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng.

(25)

STANDAR KOMPETENSI

TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit :

KTL.IR.203.301.01

Judul Unit : Merancang Instalasi sistem otomisasi bangunan.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi sistem otomisasi bangunan.

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mempersiapkan rencana pekerjaan dan menetapkan konsep awal rancangan.

1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti.

1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat.

1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi :

a. Denah Bangunan, letak peralatan yang akan diotomisasi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan.

b. Peta, jenis konstruksi distribusi pengkabelan (wiring) kabel dari sentral sistem otomisasi bangunan ke peralatan-peralatan yang akan dikontrol, volume fisik panjang jaringan dengan data teknis penghantar yang dipakai.

c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem otomisasi bangunan yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.

2. Melaksanakan perhitungan,

merancang sistem dan instalasi pemasangan.

2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku.

2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi : a) Perhitungan jumlah titik yang akan dikontrol dan

dimonitor oleh sistem otomisasi bangunan.

b) Pemilihan jenis dan kapasitas kabel.

c) Besar/kapasitas sistem sentral otomisasi bangunan.

d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya.

(26)

e) Analisa sistem tenaga listrik.

f) Data/spesifikasi teknis peralatan sistem otomisasi bangunan yang dipakai dan data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan.

2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan pengoperasian.

2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi sistem otomisasi bangunan.

2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.

3. Membuat laporan, memeriksa dan menyelesaikan rancangan.

3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan.

3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan atau undang-undang yang berlaku.

3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi sistem otomisasi Bangunan yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.

Perancangan Instalasi sistem otomisasi Bangunan ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.

1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku.

1.3. Ketentuan-ketentuan tentang sistem otomisasi bangunan.

1.4. Kemampuan pengoperasian komputer.

1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan.

1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.

1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

(27)

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.

Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.

Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi sistem otomisasi Bangunan.

Pengetahuan yang harus dimiliki

a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

b. Teknik rangkaian listrik dasar.

c. Teknik penerapan transduser d. Teknik dan aplikasi PLC/DCS.

e. Teknik perhitungan tenaga listrik.

f. Analisa sistem tenaga listrik.

g. Teknik dan aplikasi distribusi tenaga listrik.

h. Teknik pengetahuan sistem kendali/SCADA.

i. Teknik pengetahuan transmiter dan konverter.

j. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.

k. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.

l. Teknik dan aplikasi sumber daya UPS.

m. Teknik konstruksi jaringan kabel data/komunikasi dan kabel kontrol.

n. Teknik pengetahuan penggerak kecepatan (Variabel Speed Drive).

Keterampilan yang harus dimiliki

a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar.

c. Menerapkan teknik penerapan transduser.

d. Menerapkan teknik dan aplikasi PLC/DCS.

e. Menerapkan teknik perhitungan tenaga listrik.

f. Menerapkan analisa sistem tenaga listrik.

g. Menerapkan teknik dan aplikasi distribusi tenaga listrik.

h. Menerapkan teknik pengetahuan sistem kendali/SCADA.

i. Menerapkan teknik pengetahuan transmiter dan konverter.

j. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.

k. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.

(28)

l. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya UPS.

m. Menerapkan teknik konstruksi jaringan kabel data/komunikasi dan kabel kontrol.

n. Menerapkan teknik pengetahuan penggerak kecepatan (Variabel Speed Drive).

2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam

“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan

Harus mencakup :

a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja.

b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi sistem otomisasi bangunan.

d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha Industri besar.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.

2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.

2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji

Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

(29)

2.4.2. Bukti Uji

Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.

Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.

Menunjukkan kandidat mampu untuk :

a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.

e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan

Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi sistem otomisasi bangunan.

(30)

STANDAR KOMPETENSI

TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit :

KTL.IR.208.301.01

Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (sekolah, madrasah, pesantren, museum dll) dan bangunan usaha gedung olahraga, perkantoran dan perdagangan non swalayan.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mempersiapkan rencana pekerjaan dan menetapkan konsep awal rancangan.

1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti.

1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat.

1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi : a. Denah Bangunan Sosial dan Budaya dan Bangunan

Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan, titik pemakaian listrik (lampu dan stop kontak), penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan.

b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan rendah, volume fisik panjang jaringan dengan data teknis penghantar yang dipakai.

c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem Instalasi Listrik Bangunan Sosial dan Budaya dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.

(31)

2. Melaksanakan perhitungan,

merancang sistem dan instalasi pemasangan.

2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku.

2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi : a) Perhitungan beban listrik.

b) Perhitungan kapasitas kabel

c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik Tegangan Rendah.

d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya.

e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga listrik yang telah disahkan.

f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan.

2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan pengoperasian.

2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan Sosial dan Budaya dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.

2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.

3. Membuat laporan, memeriksa dan menyelesaikan rancangan.

3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan.

3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan atau undang-undang yang berlaku.

3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.

(32)

Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan. ini meliputi :

1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.

1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku.

1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi kampus, gedung olahraga dan kantor.

1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan.

1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan.

1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.

1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.

Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.

Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.

Pengetahuan yang harus dimiliki

a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).

c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.

d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek.

e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.

f. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.

Keterampilan yang harus dimiliki

a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).

c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.

(33)

d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek.

e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.

f. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam

“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan

Harus mencakup :

a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja.

b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.

d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan dan gambar teknik lainnya.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.

2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.

2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

(34)

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji

Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji

Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.

Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.

Menunjukkan kandidat mampu untuk :

a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.

e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan

Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.

(35)

STANDAR KOMPETENSI

TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit :

KTL.IR.208.302.01

Judul Unit : Merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah dan Rendah Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah dan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mempersiapkan rencana pekerjaan dan menetapkan konsep awal rancangan.

1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti.

1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat.

1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi : a. Denah Bangunan Sosial dan Budaya dan Bangunan

Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan, titik pemakaian listrik (lampu dan stop kontak), penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan.

b. Peta jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan menengah, tegangan rendah, volume fisik panjang jaringan dengan data teknis penghantar yang dipakai.

c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem Instalasi Listrik Bangunan Sosial dan Budaya dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.

Referensi

Dokumen terkait

Media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran bercerita melalui penerapan strategi pembelajaran kooperatif berbantu objek langsung adalah video. Lingkungan sebagai

Antara Persepsi Siswa Tentang Gaya Mengajar Guru dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Instalasi Penerangan Listrik, Instalasi Tenaga Listrik dan Instalasi Motor

Input yang diberikan berupa besaran analog dan output dari DCS adalah arus 4- 20mA yang dihubungkan pada electro-pneumatic regulator untuk mengatur posisi silinder

Adapun hal-hal yang membatalkan puasa dan wajib qada serta membayar kafarat adalah berhubungan suami istri yang sah. Kafaratnya adalah memerdekakan budak atau mungkin

2.1 Standard Operation Procedure (SOP), formulir pemeliharaan, check list, log sheet pemeliharaan Instalasi Tegangan Rendah 1 fasa untuk penerangan dan peralatan rumah

Jika berhasil maka kita telah bisa membuat program yang fleksible, jika kita mengalami perubahan pada server, kita bisa menggunakan fungsi ini, tanpa harus membuka

Tujuan dari penelitian ini adalah identifikasi (penentuan) kualitas susu suatu grafik spektrum dari peralatan spektroskopi cahaya tampak mengguna- kan jaringan syaraf

Terima kasih juga buat Temen – temen SMA yang gokil haha Dhian Dhani P, Inayah, Mita, Lidi. Makasih buat segalanya. Anggraeni, S.E.,M.Si, yang sudah meluangkan