• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah Sakit merupakan salah satu media atau sarana pelayanan kesehatan yang dibangun agar dapat memberikan pengobatan kepada masyarakat dengan tujuan agar dapat meningkatkan taraf kesehatan manusia. Menyadari pentingnya implementasi sistem informasi kesehatan berbasis elektronik, rumah sakit juga menerapkan penggunaan teknologi informasi yang dikenal dengan Hospital Information System (HIS). Menurut Yucel et al., (2012) Hospital Information System merupakan suatu sistem informasi terpadu yang dirancang untuk mengelola administratif misalnya sumber daya manusia dan manajemen data, mengelola proses pembiayaan misalnya persediaan, pembelian dan akuntansi, mengelola perawatan pasien misalnya janji penjadwalan, pemeriksaaan, operasi, dan perawatan. Informasi yang dihasilkan dari Hospital Information System digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan baik untuk manager tingkat atas, manager tingkat menengah maupun manager tingkat bawah.

Menurut Healthcare Information and Management Systems Society (HIMSS) penggunaan Electronic Health Record (EHR) dapat dibagi menjadi 8 tahap tingkat adopsi, mulai dari tahap 0 hingga tahap 7 yaitu tingkat pengadopsian EHR yang kompleks. Data HIMSS pada bulan Desember 2013 menunjukan bahwa dari 5439 rumah sakit didunia hanya 114 rumah sakit yang sudah benar-benar menggunakan EHR sampai pada tahap 7 atau hanya berkisar 2.1%. Hal ini menunjukan bahwa tingkat penggunaan EHR masih sangat rendah. (Himss, 2013)

Dalam penerapan sistem informasi rumah sakit berbasis elektronik ada

berbagai bentuk cakupan subsistem informasi yang dapat menjadi landasan

pengembangan sistem informasi berbasis elektronik di rumah sakit diataranya

adalah sistem informasi medis dan pelayanan perawatan, sistem informasi

penunjang medis dan sistem informasi admisistrasi dan keuangan. Sistem

informasi medis terdiri dari beberapa modul-modul yang dikembangakan untuk

(2)

2

pencatatan informasi medis yaitu modul pencatatan pasien rawat inap, modul pencatatan pasien rawat jalan, modul index pasien atau diagnosa, modul order, modul rekam medik pasien, dan modul pelayanan perawatan. Dalam implementasi sistem pencatatan kesehatan penunjang medis, ada beberapa modul- modul yang perlu diperhatikan dalam pengembangan sistem informasi berbasis eletronik yaitu modul farmasi, modul laboratorium, modul radiologi, modul instalasi gizi, dan modul instalasi gawat darurat. Dalam cakupan administrasi keuangan, modul-modul yang perlu dikembangkan dalam sistem informasi berbasis elektronik terdiri dari modul registrasi pasien, modul pembayaran pasien rawat inap dan rawat jalan, modul kepegawaian, modul pendapatan rumah sakit, modul pengeluaran rumah sakit, modul perencanaan keuangan dan modul penganggaran.

Salah satu penerapan Hospital Information System (HIS) adalah Billing system. Billing system merupakan suatu sistem yang sangat penting dalam kehidupan dan pertumbuhan suatu rumah sakit, khususnya dalam hal kelancaran dan stabilisasi keuangan dalam sebuah rumah sakit. Billing system merupakan salah satu sistem penagihan berbasis eletronik yang dikembangkan dengan tujuan agar dapat mempermudah dan mempercepat sistem penagihan biaya perawatan yang telah dilakukan kepada pasien mulai dari pendaftaran, pelayanan kesehatan hingga pasien pulang. Dengan adanya billing sistem ini rumah sakit juga dapat memperoleh informasi mengenai jumlah kunjungan pasien dan jumlah pendapatan yang diperoleh rumah sakit dari pelayanan yang telah dilakukan oleh rumah sakit.

Billing system ini di design sedemikian rupa sehingga dapat mengakomodasi dan menghitung biaya yang harus dibayar oleh pasien secara otomatis.

Dalam penelitian (Stead & W., Lin, 2009) mengenai implementasi sistem

informasi kesehatan dalam penelitiannya disebutkan bahwa investasi sistem

informasi kesehatan merupakan sebuah hal yang sangat penting dalam

meningkatan efektifitas dan efisiensi perawatan kesehatan pada pasien namun

dalam penerapannya setengah dari rata-rata dari sektor kesehatan swasta

termasuk rumah sakit telah menolak investasi teknologi informasi karena

(3)

dianggap bahwa manfaat yang diperoleh dari implementasi teknologi informasi kesehatan dalam sektor kesehatan itu tidak pasti. Penelitian yang dilakukan oleh Devaraj et al., (2013) mengenai dampak dari implementasi sistem informasi kesehatan yang dilakukan di Amerika Serikat pada kinerja perawatan pasien dan kinerja keuangan, hasilnya menunjukan bahwa dari analisis data 547 rumah sakit, penerapan sistem informasi kesehatan telah memberikan dan meningkatkan kinerja perawatan rumah sakit kepada pasien namun tidak meningkatkan kinerja keuangan rumah sakit.

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dalam bidang kesehatan, RSUD dr. T. C. Hillers Maumere juga mengembangkan dan menerapakan sistem informasi rumah sakit yaitu billing system. Pada awalnya kenyataan yang dihadapi dirumah sakit adalah penagihan biaya perawatan yang dilakukan dirumah sakit bersifat manual. Pasien diharuskan untuk meninggalkan klinik perawatan, menuju ke kasir, mengambil tiket antrian, dan kemudian harus dalam antrian panjang dan memakan waktu yang lama mengunggu petugas untuk menghitung semua total biaya pelayanan kesehatan selama pasien di rumah sakit secara manual. Selain itu terjadi ketidaklengkapan data dan keterlambatan pelaporan data dan informasi billing system baik kepada pasien maupun kepada lingkup rumah sakit, khususnya bagian keuangan. Hal ini menunjukan ketidakefektifan pemberian layanan rumah sakit kepada pasien. Sebagai institusi kesehatan pemerintah, RSUD dr. T. C.

Hillers menerapkan penggunaan billing system dengan tujuan agar data dan informasi mengenai pendapatan dan biaya pelayanan rumah sakit kepada pasien dapat diproses secara cepat, tepat dan akurat sehingga dapat memberikan kinerja pelayanan kesehatan yang efektif dan efisisen baik untuk rumah sakit maupun kepada pasien. Namun dalam penerapannya manfaat yang diperoleh tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh rumah sakit. Pihak rumah sakit mengemukakan bahwa penerapan billing system di RSUD dr. T. C. Hillers Maumere belum efektif dan sesuai dengan tujuan rumah sakit yaitu meningkatkan kualitas layanan karena dalam prakteknya informasi yang dihasilkan oleh sistem ini belum akurat.

Selain itu masih terjadi keterlambatan pelaporan informasi rumah sakit. Masalah

(4)

lain yang sering dihadapi selama penerapan billing system juga terletak pada keterlambatan dalam sistem pelaporan rangkaian data administrasi, keterlambatan pengambilan keputusan oleh petinggi rumah sakit, serta kerugian yang dialami oleh rumah sakit akibat kesalahan dalam claim asuransi. Penerapan billing system di RSUD dr. T. C. Hillers Maumere belum efektif karena baru diterapkan untuk bagian rawat inap dan rawat jalan, jadi billing system yang diterapkan di RSUD dr. T. C. Hillers ini belum terintegrasi dengan semua unit-unit penunjang layanan di RSUD dr. T. C. Hillers Maumere.

Implementasi billing system di RSUD dr. T. C. Hillers Maumere diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan rumah sakit kepada masyarakat. Memasuki tahun 2014, pemerintah telah mencanangkan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JKN) dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Tujuannya adalah agar semua penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak (Kementerian-Kesehatan, 2013). Menurut Pannarunothai et al. (2004) penentuan kebijakan jaminan kesehatan adalah sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas hidup bagi masarakat miskin dan untuk memperbaiki akses pelayanan dan perawatan kesehatan yang tidak merata.

Dengan adanya peraturan pemerintah mengenai Jaminan Kesehatan Masyarakat (JKN) ini rumah sakit dituntut untuk menjalankan dan memiliki tantangan yang sangat besar dalam menghadapi era Jaminan Kesehatan Nasional terutama dalam hal pemberian pelayanan asuransi kesehatan yang optimal kepada masyarakat.

Oleh karena itu rumah sakit sangat memerlukan kajian informasi mengenai billing

system terutama mengenai penyesuaian program pembiayaan Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN) yang baru dijalankan pada tahun 2014, karena program Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) erat kaitannnya dengan sistem pembiayaan asuransi

yang merupakan sebagian besar sumber pendapatan rumah sakit dan sangat

berkaitan dengan sistem informasi rumah sakit khususnya billing system. Sampai

saat ini pihak RSUD dr T. C. Hillers juga telah merencanakan pengembangan

billing system rumah sakit yang rencananya akan diselenggarakan pada periode

(5)

tahun 2014. Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu adanya kajian mengenai billing system yang sudah diterapkan di RSUD dr. T. C. Hillers Maumere. Dengan adanya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan adanya rencana pengembangan sistem informasi rumah sakit ini maka evaluasi mengenai billing system perlu dilakukan agar pihak rumah sakit dapat memperbaiki serta menyesuaikan program pengembangan billing system rumah sakit dalam menghadapai era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ini dengan lebih baik.

Menurut Bundschuh et al., (2011) tujuan dari evaluasi sistem adalah untuk mengidentifikasi titik awal dari kegunaan pengembangan sebuah sistem teknologi informasi dan sebagai tindak lanjut dari evaluasi yang lebih rinci untuk pengembangan sistem teknologi informasi dimasa yang akan datang. Pada awal penerapan billing system, hingga saat ini belum pernah dilakukan evaluasi baik secara teknis maupun non teknis mengenai penerapan billing system di RSUD dr.

T. C Hillers Maumere.

Ada berbagai metode dalam evaluasi sistem informasi kesehatan, salah

satunya adalah evaluasi berdasarkan pada persepsi pengguna sistem. Menurut

Khalifa, (2013) hambatan-hambatan yang terjadi dalam implementasi sistem

informasi dinegara berkembang bukan hanya disebabkan oleh faktor-faktor teknis

tetapi juga disebabkan oleh faktor manusia yaitu faktor yang berhubungan

langsung dengan keyakinan, sikap, dan perilaku seseorang ,serta motivasi dan

inisiatif pribadi untuk mengadopsi dan menggunakan sistem untuk untuk

menjalankan tugas-tugas dalam bidang kesehatan. Evaluasi berdasarkan pada

pengguna sangat penting untuk dilakukan karena pengguna merupakan kunci

keberhasilan dalam sebuah implementasi sistem informasi. Menurut Vishwanath

et al., (2010) keberhasilan penerapan sistem pencatatan elektronik bergantung

pada keyakinan dan sikap dari dokter dan pengguna sistem. Penelitian ini juga

menunjukan bahwa dalam pencapaian keberhasilan sistem informasi juga

bergantung pada kepercayaan pengguna tentang inovasi baru yang didasarkan

pada penilaian kesesuaian antara tugas-tugas pengguna dan kemampuan teknologi

inovasi baru untuk melakukan tugas dengan lebih efisien. Selain itu Brender et

(6)

al., (2006) juga menyebutkan bahwa keberhasilan suatu implementasi sistem informasi juga dapat diidentifikasi melalui persepsi para pengguna. Pengguna sistem informasi atau end user meliputi operator billing system yang langsung mengoperasiksan sistem dan juga pihak manajemen yang merupakan pengguna dari hasil atau output dari billing system. Menurut Brigl et al., (2005) evaluasi sistem informasi rumah sakit perlu dilakukan untuk melihat sejauh mana kualitas outcome memberikan kontribusi untuk rumah sakit.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Bagaimana persepsi pengguna terhadap billing system di RSUD dr. T.C. Hillers Maumere?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Melakukan evaluasi implementasi billing system di RSUD dr. T. C.

Hillers Maumere dari segi persepsi pengguna.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui persepsi pengguna mengenai billing system berdasarkan apsek kinerja

b. Mengetahui persepsi pengguna mengenai billing system berdasarkan aspek informasi

c. Mengetahui persepsi pengguna mengenai billing system berdasarkan aspek ekonomi

d. Mengetahui persepsi pengguna mengenai billing system berdasarkan aspek keamanan

e. Mengetahui persepsi pengguna mengenai billing system berdasarkan aspek efisiensi

f. Mengetahui persepsi pengguna mengenai billing system berdasarkan

aspek pelayanan

(7)

D. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Rumah Sakit

a. Penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan masukan bagi pihak rumah sakit dalam melakukan implementasi teknologi informasi kesehatan di RSUD dr. T. C. Hillers Maumere.

b. Sebagai kajian dan masukan bagi Direktur RSUD dr. T. C. Hillers Maumere khususnya mengenai billing system dalam rangka menghadapi era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang sedang berlangsung saat ini.

c. Sebagai bahan pertimbangan bagi Direktur RSUD dr. T. C. Hillers Maumere untuk menetapkan kebijakan lanjutan yang berkaitan dengan pengadaan sistem informasi kesehatan rumah sakit dimasa yang akan datang.

2. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan kontribusi untuk peneliti lain dalam penelitian selanjutnya, khususnya mengenai evaluasi teknologi informasi dalam bidang kesehatan.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai implementasi sistem informasi dalam bidang kesehatan sebelumnya telah dilakukan oleh beberapa peneliti, sehingga penelitian ini merupakan variasi ataupun juga kelanjutan dari penelitian yang sudah pernah ada.

Penelitian sebelumnya yang pernah melakukan penelitian ini dapat dilihat pada

tabel 1

(8)

Tabel 1. Keaslian Penelitian

Peneliti Tahun Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Budiyanto 2009 Evaluasi Sistem

Billing Pasien Dalam Rangka Meningkatkan Efektifitas

Operasional Rawat Jalan

(Evaluation of Patient Billing System)

Objek penelitian yaitu sama-sama meneliti tentang implementasi billing system.

Persamaan lainnya adalah jenis penelitian yaitu penelitian kualitatif dan bersifat evaluasi

Metode

analisis data.

Penelitian ini menggunakan metode perbandingan antara sistem dan prosedur rawat jalan dengan sistem billing rawat jalan.

Rodrigues 2013 DMMMSU-MLUC Research Information and Management System

Metode analisis PIECES

Menganalisis sistem informasi penelitian yang dilakukan secara manual Irwani 2010 Evaluasi Penggunaan

Sistem Informasi Manajemen Obat pada Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota Se- Provinsi Yogyakarta

Penelitian bersifat deskriptif.

Metode

analisis data menggunakan Mix method.

Suratmiarto 2007 Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Badan Penyelenggara Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) “Jasma Angsana” Kota Singkawang Tahun 2006

Persamaannya adalah

penelitian ini sama-sama menggunakan metode

kualitatif dan bersifat

deskriptif

Variabel penelitian meliputi

variabel input,

proses dan

output

(9)

Gambar

Tabel 1. Keaslian Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Panti Wilasa Dr. Bagaimana pelaksanaan Informed Consent dalam pelayanan kesehatan.. terhadap pasien lansia di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Bagaimana perlindungan hak pasien lansia

Kapasitas jumlah pasien untuk Rumah Sakit Jiwa yang ada di kota Bandung hanya dapat menampung sekitar 100 orang saja.. Pelayanan Kesehatan

Untuk mengetahui respon pasien/ pengunjung rumah sakit mengenai pelayanan prima yang dilakukan oleh peserta Pelatihan Customer Service Excellent sebagai evaluasi

Adapun prosedur yang telah diterapkan dari rumah sakit untuk pasien BPJS dalam pelayanan rawat jalan yaitu menyiapkan kartu BPJS dan KTP, datang ke faskes

Tidak adanya data mengenai proyeksi jumlah kunjungan pasien rawat jalan di masa yang akan datang di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan yang diperlukan untuk

adalah 83,20%. Ini artinya, walaupun secara keseluruhan pendapatan rumah sakit dapat menutupi seluruh pengeluaran rumah sakit dan memperoleh keuntungan / profit,

Sumber data sekunder adalah keluarga pasien, perawat bagian stroke center, dokumen atau arsip-arsip pelayanan bimbingan rohani Islam di rumah sakit Islam Jakarta

Terjadinya penurunan jumlah kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap di Rumah bersalin Sayang Ibu Sintang, dan semakin ketatnya persaingan layanan bersalin