KEPUTUSAN REKTOR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG NOMOR : 025/SK.KM/UNIMUS/III/2003
TENTANG
TATA TERTIB MAHASISWA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG BAB I
PENGERTIAN Pasal 1
1. Tata tertib adalah peraturan yang mengatur sikap, perkataan dan perbuatan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang.
2. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di Universitas Muhamma - diyah Semarang.
3. Rektor adalah pimpinan tertinggi Universitas Muhammadiyah Semarang.
4. Pimpinan Universitas adalah unsur pimpinan tertinggi di Universitas yang terdiri dari Rektor dan Pembantu Rektor.
5. Pimpinan Fakultas adalah unsur pimpinan tertinggi di Fakultas yang terdiri dari Dekan dan Pembantu Dekan.
6. Pelanggaran tata tertib adalah setiap sikap, perkataan dan perbuatan yang bertentangan dengan tata tertib mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang, yang diketahui pada waktu, sedang atau setelah melakukan berdasarkan laporan dari pengaduan oleh keluarga besar Universitas Muhammadiyah Semarang atau pihak lain yang dirugikan.
7. Proses pemeriksaan adalah usaha yang dilakukan dalam rangka mencari dan menemu - kan bukti – bukti, keterangan dan informasi tentang ada atau tidaknya pelanggaran tata tertib mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang.
8. Tindakan disiplin adalah tindakan yang dikenakan terhadap mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang yang terbukti
melanggar tata tertib mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang, yang dilakukan oleh Pimpinan Fakultas / Ketua Jurusan, Dosen atau karyawan yang terkait, Kepala atau anggota satuan pengamanan (Satpam).
9. Sanksi adalah tindakan hukuman yang dikenakan terhadap mahasiswa yang melakukan pelanggaran tata tertib.
10. Pembelaan adalah upaya mahasiswa yang dinyatakan melakukan pelanggaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Semarang untuk mengajukan alasan – alasan dan atau sanksi – sanksi yang meringankan dan atau pembebasan dari sanksi.
11. Keberatan adalah upaya terakhir mahasiswa terhadap keputusan sanksi yang di - keluarkan oleh Dekan atau Rektor.
12. Rehabilitasi adalah pemulihan hak mahasiswa yang terkena sanksi.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2
Maksud Tata Tertib Mahasiswa
Maksud diadakan tata tertib mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang adalah untuk
a. menegakkan dan menjunjung tinggi perintah dan larangan Qur’an dan Hadist.
b. Menanamkan sikap akhlaqul karimah dalam kehidupan mahasiswa.
c. Memberikan landasan dan arahan kepada mahasiswa dalam bersikap, berkata dan ber - buat selama studi di Universitas Muhamamdiyah Semarang.
Pasal 3
Tujuan Tata Tertib Mahasiswa
Tujuan diadakan tata tertib Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang adalah :
a. Terciptanya suasana yang kondusif dalam proses belajar mengajar di Universitas Muhammadiyah Semarang.
b. Terpeliharanya martabat Universitas Muhammadiyah Semarang.
c. Menjadikan Sarjana / lulusan Universitas Muhammadiyah Semarang sebagai Sarjana / lulusan muslim yang berakhlaq mulia.
BAB III
TINDAKAN DISIPLIN DAN SANKSI.
Pasal 4
Jenis Tindakan Disiplin Di Dalam Kampus
1. Mengganggu proses belajar mengajar dan ketertiban kampus.
2. Berpakaian yang tidak sopan, seperti memakai kaos oblong, celana atau baju yang sengaja di sobek.
3. Tidak bersepatu.
4. Mahasiswa putra berambut gondrong, memakai asesoris seperti kalung, anting – anting serta tindik.
5. Mahasiswa putri memakai busana yang tidak sesuai dengan busana muslim.
Pasal 5
Sanksi terhadap Pelanggaran Tindakan Disiplin Sanksi terhadap pelanggaran tersebut pada pasal 4 dapat berupa :
a. Peringatan keras secara lisan ataupun tertulis oleh pimpinan Fakultas / Ketua Jurusan.
b. Tidak boleh memasuki kampus Universitas Muhammadiyah Semarang oleh Kepala atau anggota satuan pengamanan setelah mendapat perintah tertulis dari Pimpinan Fakultas / Ketua Jurusan.
c. Tidak boleh mengikuti kegiatan akademik oleh Dosen.
d. Tidak mendapat pelayanan akademik oleh Dosen wali dan pegawai administrasi yang terkait.
BAB IV
PERBUATAN KRIMINAL Pasal 6
Perbuatan Di Dalam dan Di Luar Lingkungan Kampus 1. Berkata atau berbuat yang tidak senonoh (pelecehan).
2. Berkelahi.
Melakukan perkelahian, baik perorangan maupun dengan berkelompok.
3. Melakukan Perusakan.
Dengan sengaja melakukan perusakan milik orang lain dan atau fasilitas umum yang mengakibatkan kerugian pihak lain.
4. Berjudi.
Mempertaruhkan sejumlah uang atau harta dalam permainan tebakan berdasarkan kebetulan, dengan tujuan mendapatkan sejumlah uang atau harta yang lebih besar daripada jumlah uang atau harta sebelumnya.
5. Minum – minuman keras.
6. Membawa dan menggunakan senjata dengan tujuan mengancam jiwa orang lain.
7. Zina.
Melakukan perbuatan bersenggama antara laki – laki dan perempuan yang tidak terkait tali pernikahan yang sah.
8. Pembunuhan.
Dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain.
9. Dengan sengaja memiliki, menyimpan, memperdagangkan, menyebarkan atau mem - buat obat terlarang dan menggunakannya untuk diri sendiri atau orang lain di luar tujuan pengobatan.
10. Penipuan.
Melakukan perbuatan penipuan yang mengakibatkan orang lain dirugikan.
11. Pemalsuan.
Melakukan perbuatan pemalsuan sesuatu untuk memperoleh keuntungan.
12. Mencuri.
Dengan sengaja mengambil milik orang lain tanpa ijin atau dengan tidak sah.
13. Membawa dan atau menggunakan bahan peledak.
14. Memiliki, menyimpan, memperdagangkan, menyebarkan, membuat atau menggu - nakan narkotika serta obat terlarang lainnya.
15. Melakukan perbuatan – perbuatan pidana lain yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dan terbukti dilakukan dengan putusan pengadilan.
Pasal 7
Sanksi Terhadap Perbuatan Kriminal
Sanksi terhadap perbuatan kriminal seperti tersebut pada pasal 6 dapat berupa :
a. Peringatan keras secara lisan ataupun tertulis oleh Pimpinan Fakultas.
b. Membayar ganti rugi untuk sebagian atau seluruhnya sebagai akibat dari perbuatan yang dilakukan.
c. Dicabut hak / izin mengikuti kegiatan akademik untuk sementara oleh Pimpinan Universitas.
d. Pemecatan atau dikeluarkan (dicabut status kemahasiswaannya secara permanen) oleh Pimpinan Universitas Muhammdiyah Semarang.
Pasal 8
Prosedur Pengambilan Keputusan
Prosedur yang ditempuh dalam pengambilan keputusan terhadap sanksi seperti tersebut pada pasal 7 adalah sebagai berikut :
a. Penemu kasus / petugas / pejabat melaporkan secara tertulis kepada Pimpinan Fakultas melalui Ketua Jurusan.
b. Pemeriksaan kebenaran laporan tersebut dilakukan oleh Pimpinan Fakultas / Tim yang ditunjuk oleh Pimpinan Fakultas.
c. Pimpinan Fakultas berdasarkan berita acara pemeriksaan dan pengumpulan fakta / data / informasi atas kasus tersebut, merekomendasikan kepada Pimpinan Universitas untuk penjatuhan sanksi akademik.
d. Pimpinan Universitas berdasarkan berita acara hasil pemeriksaan dan pengumpulan fakta / data / informasi atas kasus tersebut dan rekomendasi Pimpinan Fakultas akan menyelenggarakan rapat khusus.
e. Rapat khusus dihadiri oleh : - Tim yang ditunjuk Universitas.
- Pimpinan Fakultas.
- Mahasiswa yang bersangkutan.
- Tim yang dibentuk oleh Pimpinan Fakultas.
- Penemu kasus.
f. Berdasar hasil rapat khusus tim, Pimpinan Universitas memutuskan penjatuhan sanksi terhadap mahasiswa yang bersangkutan.
BAB V PEMBELAAN
Pasal 9
1. Mahasiswa yang diduga melanggar tata tertib ini dapat mengajukan pembelaan dengan alasan – alasan dan saksi – saksi yang dapat meringankan atau pembebesan dari sanksi.
2. Didalam pembelaannya, mahasiswa yang bersangkutan dapat meminta bantuan hukum dari pihak manapun.
BAB VI KEBERATAN
Pasal 10
1. Mahasiswa yang terkena sanksi sebagaimana yang tercantum dalam pasal 7 butir a dan b dapat mengajukan keberatan kepada pimpinan Fakultas.
2. Mahasiswa yang terkena sanksi sebagaimana yang tercantum dalam pasal 7 butir c dan d dapat mengajukan keberatan kepada Rektor.
3. Keberatan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2 harus diajukan secara tertulis oleh mahasiswa yang bersangkutan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya surat keputusan.
4. Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak menerima keberatan seperti yang dimaksud dalam ayat 1 dan 2, Rektor / Dekan harus memberikan jawaban tertulis kepada mahasiswa yang bersangkutan.
5. Apabila dalam jangka waktu sebagaimana ditentukan dalam ayat 14, tidak memperoleh jawaban dari Rektor / Dekan, maka pengajuan keberatan dianggap dikabulkan.
BAB VIII REHABILITASI
Pasal 11
Setelah menjalani sanksi dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan pasal 7 butir a, b, dan c, maka yang bersangkutan dapat direhabilitasi.
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN Pasal 12
Ketentuan ini berlaku bagi semua mahasiswa program Sarjana dan Program Diploma di lingkungan Universitas muhammadiyah Semarang.
BAB IX PENUTUP
Pasal 13
1. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan segala sesuatunya akan ditinjau kembali dan diperbaiki sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini.
2. Hal – hal yang belum diatur dalam keputusan ini akan ditetapkan kemudian dengan keputusan Rektor.
Ditetapkan di : Semarang Pada tanggal : 1 Maret 2003 Rektor,
Ttd Prof. Dr. Hj. Istiati Soetomo