HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN TIDAK AMAN DAN KECEMBURUAN PADA WANITA DEWASA AWAL YANG BERPACARAN
Stenny Prawitasari
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kelekatan tidak aman dan kecemburuan pada wanita dewasa awal yang berpacaran. Dalam penelitian ini kecemburuan diukur dengan skala Jealousy-Evoking Partner Behavior dan kelekatan tidak aman diukur dengan skala ECR-R ( Experience In Close Relationship Questionnaire Revised). Subjek yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah 120 wanita dewasa awal yang berpacaran. Hasil penelitian dengan menggunakan analisis Pearson menunjukkan adanya korelasi negatif antara kelekatan tidak aman dan kecemburuan pada wanita (-0.234).
THE RELATION BETWEEN INSECURE ATTACHMENT AND JEALOUSY ON DATING EARLY ADULT WOMEN
Stenny Prawitasari
ABSTRACT
The aim of this research is to determine the relation between insecure attachment and jealousy on dating early adult women. In this research, jealousy was measured by Jealousy-Evoking Behavior Partners Scale and insecure attachment was measured by ECR-R (Experience in Close Relationship Questionnaire Revised). Subjects were evolved for this research were 120 early adult women in romantic relationship. The result with the Pearson’s Analyst showed a negative correlation between insecure attachment and jealousy in women (-0.234).
i
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN TIDAK AMAN DAN
KECEMBURUAN PADA WANITA DEWASA AWAL YANG
BERPACARAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh : Stenny Prawitasari
NIM: 099114049
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iii
iv
“ Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN, percayalah
kepada-Nya maka IA akan bertindak (Mazmur 37:5) ”
“ Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang
menaruh harapannya pada TUHAN (Yeremia 17:7) ”
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga,
tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu
kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan
ucapan syukur (Filipi 4:6)”
“Bersandarlah kepada TUHAN, percayalah pada dirimu
dan beranilah bermimpi - NN”
v
Karya yang sederhana dan tidak sempurna ini,
saya persembahkan secara khusus kepada :
TUHAN YESUS atas segala berkat dan pernyertaan-Nya
Papa, Mama dan Adek tersayang atas doa dan dukungannya
Yohannes yang selalu menyemangati dan menguatkan
vi
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan dalam daftar pustaka, sebagaiman layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 7 Januari 2014 Penulis
vii
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN TIDAK AMAN DENGAN KECEMBURUAN PADA WANITA DEWASA AWAL YANG BERPACARAN
Stenny Prawitasari
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kelekatan tidak aman dengan kecemburuan pada wanita dewasa awal yang berpacaran. Dalam penelitian ini kecemburuan diukur dengan skala Jealousy-Evoking Partner Behavior dan kelekatan tidak aman diukur dengan skala ECR-R ( Experience In Close Relationship Questionnaire Revised). Subjek yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah 120 wanita dewasa awal yang berpacaran. Hasil penelitian dengan menggunakan analisis Pearson menunjukkan adanya korelasi negatif antara kelekatan tidak aman dan kecemburuan pada wanita (-0.234).
viii
THE RELATION BETWEEN INSECURE ATTACHMENT AND JEALOUSY IN DATING EARLY ADULT WOMEN
Stenny Prawitasari
ABSTRACT
The aim of this research is to determine the relation between insecure attachment with jealousy in dating early adult women. In this research, jealousy was measured by Jealousy-Evoking Behavior Partners Scale and insecure attachment was measured by ECR-R (Experience in Close Relationship Questionnaire Revised). Subjects were evolved for this research were 120 early adult women in romantic relationship. The result with the Pearson’s Analyst showed a negative correlation between insecure attachment and jealousy in women (-0.234).
Keywords : Attachment, Jealousy, Women, Dating
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
ix
Nama : Stenny Prawitasari Nomor Mahasiswa : 099114049
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“Hubungan Antara Kelekatan Tidak Aman dan Kecemburuan Pada Wanita Dewasa Awal yang Berpacaran”
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
x
Kata Pengantar
Pertama-tama penulis mengucap puji syukur dan terima kasih atas berkat
dan kasih karunia yang Tuhan Yesus berikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Kelekatan Tidak Aman
dengan Kecemburuan pada Wanita Dewasa Awal yang Berpacaran” oleh karena
pimpinan dan kasih-Nya.
Skripsi ini dapat selesai pula dengan adanya dukungan dari pihak-pihak
lain. oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Heri Widodo, S.Psi., M.Psi. atas semangat dan bimbingannya yang
dengan sabar telah membantu saya menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih
banyak pak, maaf selalu merepotkan bapak. Tuhan memberkati selalu pak.
2. Ibu Dr. Tjipto Susana, M.Si atas bimbingan dan masukannya sebagai
dosen penguji
3. Ibu Agnes Indar Etikawati M.Si., Psi atas bimbingan dan masukannya
sebagai dosen penguji
4. Bapak Cornelius Siswo Widyatmoko, M.Psi sebagai Dekan Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma
5. Mama dan papaku tersayang yang walapun jauh dan berbeda pulau,
terimakasih atas nasehat, teguran dan doa yang selalu mengiringi setiap
langkah hidup kakak. Terima kasih atas pertanyaan yang selalu
menanyakan kapan skripsi selesai, yang memotivasi kakak buat ngerjain
xi
Tuhan. Makasi mama papaku sayang udah biayain kuliah dan hidup kakak
selama di Jogja. Tuhan akan balaskan itu semua melalui berkat Tuhan
yang luar biasa
6. Adekku tercinta yang kadang nyebelin tapi juga ngangenin, Meisya
Pratantia, atas dukungan dan doanya yang selalu menemani selama ini.
Sukses buat kuliahmu ya nyooo.. jangan khawatir masalah perkuliahan
hari Sabat, Tuhan pasti memberi jalan keluar yang nggak kita duga. Tetap
berdoa dan melayani Tuhan yg utama selain berusaha semaksimal
mungkin.
7. Johannes Ruhupatty, orang yang selalu setia menemani saya saat saya
dalam keadaan tertekan, sedih, senang dan sukacita. Orang yang selalu
memberikan semangat dan dukungan penuh dengan memberikan
perhatian, kasih sayang dan pengingat untuk selalu menyerahkan segala
sesuatunya sama Tuhan dan meyakinkan Tuhan sudah merencanakan yang
terbaik buat saya. Makasi banyak buat semuanya, bersyukur Tuhan
mempertemukan kita di kota yang Istimewa ini Tuhan memberkati selalu dan sukses buat tesisnya
8. Buat Ibu dan Bapak Ruhupatty yang di Cirebon yang selalu mendoakan
saya, terimakasih banyak bu, pak, semoga sehat-sehat selalu dan TUHAN
memberkati.
9. Sahabatku yang gokil selama kuliah di Jogja, Christi, Yanti, Deta dan
xii
bisa ketemu kalian disini. Makasi buat dukungannya dan doanya.
Semangat buat kalian, aku pasti bakal kangen kalian banget.
10.Teman-teman seperjuangan skripsi, Rani, Ginza, Elok dan Laksmi.
Perjuangan kita hampir selesai, walaupun banyak banget rintangan yang
kita alami selama ngerjain skripsi, tapi Tuhan sudah berkati kita sampe
tahap akhir ini. Sukses buat masa depan kita semua dan makasih buat
dukungan yang menguatkan untuk progres skripsi ini.
11.Makasi buat staf Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Mas Muji
selama aku jadi asisten praktikum. Buat Mas Doni, Mbak Nanik dan Mas
Gandung makasi buat kerjasamanya semua dan maaf sudah merepotkan
hehehe Tuhan memberkati selalu.
12.Buat teman-teman relawan di FSG Tunas Bangsa RS. Sardjito, senang bisa
berdinamika dengan kalian, mendapat pengalaman yang sangat berharga
untuk mendampingi anak-anak penderita kanker darah. Makasi buat
dukungannya semua
13.Panitia Live In 2012 yang sudah berjuang sehingga Puji Tuhan bisa
memasukkan namaku jadi peserta Live In 2012. Bersyukur banget bisa
berdinamika dengan kalian walaupun beda angkatan dengan teman-teman
Live In Jepurun Lor angkatan 2012 yang luar biasa kerjasamanya.
Kelompok yang solid dan friendly banget, bisa dapat pengalaman berharga
xiii
14.Keluarga kecilku di Jogja yang luar biasa, seluruh anggota Keluarga
Mahasiswa Advent Yogyakarta. Puji Tuhan bisa sama-sama melayani di
Yogyakarta dan mendukung satu sama lain buat tetap melayani Tuhan dan
mempertahankan iman walaupun jauh dari orang tua dan pergumulan akan
hari Sabat. Kalian luar biasa dan Tuhan pasti memberkati kita semua.
Makasi buat sharing, canda tawa yang selalu kita lakukan setiap bertemu.
Pasti bakal kangen kalian semua. Semangat buat kalian dan tetap
pertahankan apa yang sudah kita imani karna Tuhan sudah merancang
rencana yang indah buat kita kalau kita percaya kepada Tuhan.
15.Keluarga kecilku yang lain yang nda akan dilupakan, GOBLIN!
Teman-teman SMA yang walaupun kita punya kesibukan masing-masing dan
berpencar-pencar tapi tetap saling kontak dan mendukung penuh
teman-teman yang lainnya. Intan, Sheilla, Diana, Lia, Qonie, Lucia, Dian,
Awanis, Riana, Nina, Medi, Dita, David, Herdiko, Adzmy, Adit dan
Andira. Kalian semua unik dan ngangenin banget.. makasi buat
kebersamaannya sampai bertemu di kota yang udah kita janjikan dulu 16.Sahabat masa kecil yang walaupun jauh tapi tetap selalu dihati.. Keke,
Stevi, Elysa, Cha-Cha, Chyntia makasi buat dukungan dan bantuannya
yaa, pengen ketemu kalian semua full team
17.Teman-teman Psikologi angkatan 2009, senang bisa berteman dan bertemu
xiv
18.Buat semua teman-teman yang berpartisipasi membantu mengisi
kuesioner, makasi banyak dan pihak-pihak lain yang mendukung dan
mendoakan, smoga Tuhan berkati kalian semua. Terimakasih banyak yaa.
Semoga skripsi yang belum sempurna ini dapat menjadi berkat dan
bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xv
DAFTAR TABEL ... xix
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 10
C. Tujuan Penelitian ... 10
D. Manfaat Penelitian ... 10
1. Manfaat Teoritis ... 10
xvi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11
A. Dewasa Awal ... 11
1. Pengertian ... 11
2. Tugas Perkembangan Dewasa Awal ... 14
3. Ciri-ciri Sosio Emosi ... 15
B. Kecemburuan (Jealousy)... 16
1. Pengertian ... 16
2. Komponen Cemburu ... 17
3. Proses Terjadinya Cemburu ... 18
4. Faktor Penyebab ... 19
C. Kelekatan Tidak Aman (Insecure Attachment) ... 23
1. Pengertian ... 23
2. Tipe-tipe Kelekatan ... 26
3. Dampak Kelekatan ... 28
D. Dinamika Hubungan Kelekatan Tidak Aman dan Kecemburuan30 1. Bagan hubungan kelekatan tidak aman dan kecemburuan33 E. Hipotesis ... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35
A. Jenis Penelitian ... 35
B. Variabel Penelitian ... 35
C. Definisi Operasional ... 35
xvii
E. Metode Pengambilan Sample ... 37
F. Metode dan Alat Pengumpulan Data ... 37
1. Metode Pengumpulan Data ... 37
2. Alat Pengumpulan Data ... 38
G. Kredibilitas Alat Ukur ... 40
1. Validitas ... 40
2. Reliabilitas ... 41
3. Seleksi Item ... 41
H. Metode Analisis Data ... 45
1. Uji Asumsi ... 45
2. Uji Hipotesis ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46
A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ... 46
B. Hasil Penelitian ... 46
1. Data Demografis ... 46
2. Uji Asumsi ... 48
C. Hasil Penelitian ... 50
D. Statistik Deskriptif ... 51
E. Pembahasan ... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 56
A. Kesimpulan ... 56
xviii
DAFTAR PUSTAKA... 58
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Cetak Biru Kelekatan Tidak Aman Sebelum Uji Coba ... 39
Tabel 3.2 : Cetak Biru Kecemburuan Sebelum Uji Coba ... 40
Tabel 3.3 : Cetak Biru Kelekatan Tidak Aman Setelah Uji Coba I ... 42
Tabel 3.4 : Cetak Biru Kelekatan Tidak Aman Setelah Uji Coba II ... 42
Tabel 3.5 : Cetak Biru Kelekatan Tidak Aman Setelah Uji Coba III ... 43
Tabel 3.6 : Cetak Biru Kelekatan Tidak Aman Setelah Uji Coba IV ... 44
Tabel 3.7 : Cetak Biru Kecemburuan Setelah Uji Coba I ... 44
Tabel 4.1 : Data Demografis Usia Subjek Penelitian ... 47
Tabel 4.2 : Normalitas Variabel Penelitian ... 49
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Laporan Survei Penelitian ... 61
Lampiran 2 : Skala Uji Coba ... 64
Lampiran 3 : Skala Penelitian ... 76
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat melepaskan diri satu sama lain. Mereka saling berinteraksi dalam keseharian untuk memenuhi kebutuhan satu sama lain. Hubungan yang terdiri dari dua orang atau lebih dan memiliki ketergantungan yang saling membutuhkan satu sama lain secara konsisten disebut dengan hubungan interpersonal (Sarwono, 2009).
Hubungan interpersonal memiliki bermacam-macam bentuk, salah satunya adalah relasi romantis (romantic relationship). Relasi romantis ini merupakan salah satu tugas perkembangan individu yaitu mencari pasangan. Tugas perkembangan ini juga harus dipenuhi oleh individu dewasa muda (Papalia, Olds & Feldman, 2007) .
dua individu yang berlawanan jenis yang disebut sebagai berpacaran (romantic relationship). Hubungan berpacaran ini memiliki dinamika antara dua orang yang berbeda karakteristik yang menyebabkan timbulnya permasalahan. Permasalahan yang biasa terjadi dalam hubungan berpacaran salah satunya adalah masalah cemburu.
Cemburu (jealousy) merupakan suatu pengalaman dengan adanya ancaman pada hubungan romantis dan menyebabkan adanya perilaku yang dirancang untuk dapat tetap mempertahankan hubungan dengan pasangannya (De Silva dalam Easton & Shackelford, 2009). Cemburu dapat pula didefinisikan sebagai suatu respons terhadap ketidaksetiaan partner, baik yang bersifat nyata maupun imajinasi. Rasa cemburu muncul ketika seseorang merasa terancam akan kehilangan hubungan yang disebabkan oleh orang yang dianggap sebagai pesaingnya. Kecemburuan pada individu muncul ketika menjalani hubungan bersama pasangannya yang diliputi dengan perasaan takut, curiga, tidak percaya, cemas, marah, merasa dikhianati, merasa ditolak, terancam dan merasa kesepian (Brehm, 1992). Cemburu dapat pula didefinisikan sebagai suatu respon permusuhan secara emosional yang nyata terhadap pasangan dan potensi akan adanya ketertarikan pada pihak ketiga (Bringle & Buunk, 1986).
kecemburuan emosional meliputi emosi negatif dari iri hati, kecemasan, ketidaknyamanan, kemarahan, kecemburuan, ketakutan, ktidaknyamanan, kekhawatiran dan kekecewaan (Bevan & Hale, 2006). Secara konsisten, penelitian menunjukkan bahwa wanita memiliki kecemburuan yang sangat besar secara emosional walaupun tidak menutup kemungkinan wanita juga memiliki kecemburuan secara seksual. Prof. Heymans (Kartono, 2006) menyatakan bahwa kaum wanita memiliki perasaan yang pada pengalaman-pengalaman tertentu sehingga mempunyai emosional yang sangat kuat. Wanita yang memiliki emosi yang kuat akan lebih cepat bereaksi dan lebih cepat untuk berkecil hati, bingung takut dan cemas. Hal ini menyebabkan wanita lebih mudah merasa depresi. Kecemburuan emosional pada wanita akan berdampak negatif pada wanita tersebut.
Cemburu merupakan salah satu dari tiga prediktor yang kuat terhadap kekerasan pada wanita (O’Leary, Slep, & O’Leary, 2007). Cemburu memiliki konsekuensi secara positif dan negatif. Efek cemburu secara positif dapat dilihat sebagai bentuk cinta, afeksi, perhatian dan kesetiaan terhadap pasangan (Salovey & Rodin, 1985). Namun di sisi lain, kecemburuan yang tinggi akan menimbulkan adanya kekerasan, perceraian dalam rumah tangga bahkan sampai kepada kematian (Buss, 2000).
kediaman Shiers dan meninggal karena menghirup asap tersebut. Hal ini disebabkan adanya kecemburuan pada Smith yang menuduh Shiers telah berhubungan seksual dengan kekasihnya (di sadur dari The Telegraph News 9:19PM 10 Apr 2001).
Kasus lain berasal dari seorang wanita bernama Yuliati (25) yang berasal dari Semarang yang merasa curiga dan cemburu karena pasangannya masih memiliki hubungan dengan mantan istrinya. Kecemburuan ini menyebabkan Yuliati menaiki Tower Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (Sutet) setinggi 50 meter pada tanggal 7 September 2013 (Di sadur dari Okezone.news 13:05 Wib).
melakukan kontak fisik dengan lawan jenis, pasangan yang menghabiskan banyak waktu dengan subjek dan karakter saingan yang memiliki nilai lebih pada penampilan dan kemampuan inteligensi, serta perilaku saingan yang agresif terhadap pasangan.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa adanya kecemburuan romantis dikaitkan dengan sejumlah dampak negatif seperti depresi, perceraian, kekerasan dalam rumah tangga dan ketidakpuasan dalam berelasi (Pines & Aronson, 1983). Pernyataan tersebut juga didukung Guerrero and Jorgensen (1991) dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa kecemburuan berhubungan negatif dengan kelanggengan pernikahan dan berhubungan positif dengan masalah perceraian atau perpisahan.
wanita dua kali lebih banyak melakukan pembunuhan dibandingkan pria yang diakibatkan adanya kecemburuan (Harris, 2004)
Penelitian dari Miler (dalam Wisnuwardani, 2002) menunjukkan bahwa cemburu disebabkan oleh siapa dan apa yang membuat individu tersebut cemburu. Hansen (dalam Bringle dan Buunk 1991) menyebutkan bahwa kecemburuan juga dapat disebabkan oleh hobi, teman-teman pasangan, pekerjaan, bahkan karena keluarga pasangan. Buunk (dalam Brehm, 1992) menambahkan bahwa wanita merasa cemburu karena keyakinan pada dirinya bahwa apabila hubungan dengan pasangannya berakhir, ia akan sulit mendapatkan hubungan lain. Hal ini juga ditambahkan oleh Guerrero dan Andersen (1998) yang menyatakan bahwa kecemburuan cenderung terjadi ketika orang menduga bahwa mereka memiliki resiko kehilangan makna dalam suatu hubungan.
Menurut Miller (dalam Wisnuwardani, 2002) tinggi rendahnya kecemburuan individu terkait beberapa hal yang berhubungan dengan ketergantungan (dependency) dalam hubungan dengan pasangan. Salah satu bentuk ketergantungan itu adalah gaya attachment dimana individu yang membutuhkan perhatian akan lebih mudah cemburu dibandingkan dengan individu yang mandiri.
hubungan pada masa dewasa sangat dipengaruhi oleh apa yang terjadi selama masa kanak-kanak, khususnya dalam hubungan anak-pengasuh (Collins & Read, 1990). Hal ini juga didukung dengan pernyataan Hazan dan Shaver (dalam Collins & Read, 1990) yang menyatakan bahwa penggunaan teori kelekatan bayi digunakan sebagai kerangka kerja untuk meneliti bagaimana hubungan cinta dewasa terkait dengan interaksi orang tua-anak pada masa awal. Kelekatan ini terdiri dari dua tipe yaitu kelekatan yang aman dan tidak aman.
Hazan dan Shaver mulai menerjemahkan tipologi yang dikembangkan oleh Ainsworth et al. (dalam Collins & Read, 1990) bahwa terdapat tiga jenis kelekatan pada hubungan orang dewasa. Dalam penelitiannya tersebut terdapat kategori yang mencirikan diri responden yaitu kelekatan aman (secure), kelekatan cemas (anxiety) dan kelekatan menghindar (avoidant). Individu yang memiliki kelekatan aman memiliki hubungan yang ditandai dengan kebahagiaan, kepercayaan, dan persahabatan, sedangkan individu yang memiliki kelekatan tidak aman memiliki hubungan yang ditandai oleh emosi tinggi dan rendah, kecemburuan, dan obsesif terhadap pasangan mereka. Orang dewasa dengan kelekatan cemas memiliki keragu-raguan yang berlebihan pada dirinya dan merasa disalahpahami oleh orang lain, sedangkan orang dewasa aman merasa disukai dan percaya bahwa orang lain secara umum memiliki tujuan dan niat yang baik.
lain sehingga ia akan lebih menghargai komitmen dan akan membentuk hubungan yang lama serta menghindari permusuhan atau konflik. Hal ini menunjukkan bahwa kelekatan aman memiliki kecemburuan yang kecil dikarenakan individu merasa nyaman dalam hubungan interpersonal (Baron & Bryne, 2005).
Seseorang yang memiliki gaya kelekatan tidak aman akan cenderung memiliki perasaan yang kurang nyaman dalam menjalani hubungan dengan pasangannya sehingga mereka tidak memiliki kepercayaan yang besar terhadap pasangannya serta tidak memiliki ketergantungan yang besar terhadap pasangannya yang menyebabkan mereka tidak terlalu menginginkan hubungan yang terlalu dekat atau intim terhadap pasangannya(Baron & Bryne, 2005).
Seseorang yang memiliki gaya kelekatan kecemasan cenderung memberikan segalanya bagi pasangan yang ia cintai. Mereka memiliki kadar kecemasan yang tinggi yang karena mereka tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya orang lain yang mencintai dirinya dan meninggalkannya. Mereka khawatir pasangannya tidak mencintai dirinya seperti ia mencintai pasangannya yang menyebabkan ia merasa cemas, takut akan kehilangan orang yang ia sayangi sehingga timbullah rasa cemburu yang berlebihan terhadap pasangannya (Baron & Bryne, 2005).
positif dan signifikan dengan indikasi harga diri yang rendah, kecemasan, ketidakpuasan dalam hidup.
Menurut Rydell dan Bringle (2007) kecemburuan terdiri dari dua jenis yaitu kecemburuan reaktif dan kecemburuan dengan curiga. Kecemburuan reaktif harus lebih erat berkaitan dengan faktor eksternal (misalnya, ketergantungan, situasi sosial, hubungan kepercayaan), sedangkan kecemburuan dengan curiga berkaitan erat dengan faktor internal (misalnya, ketidakamanan, harga diri). Hal ini juga ditambahkan Mathes dan Savera (1981) bahwa salah satu bentuk spesifik dari ketidakamanan dan kesepian di masa lalu mengakibatkan peningkatan pada kecemburuan.
Buunk, Guerrero, Sharpsteen dan Kirkpatrick (dalam Knobloch, Solomon & Cruz, 2001) menyatakan bahwa kecemasan dalam suatu hubungan secara khusus meningkatkan kecemburuan yang dialami. Secara konsisten penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang memiliki gaya kelekatan cemas lebih cemburu dibandingkan dengan orang-orang yang memiliki gaya kelekatan yang aman. Penelitian menyatakan bahwa wanita lebih banyak memiliki kelekatan yang cemas dibandingkan dengan pria yang identik dengan kelekatan menghindar (Mikulincer&Goodman, 2006).
Dengan demikian, peneliti ingin meneliti apakah ada hubungan antara kecemburuan yang terjadi pada wanita yang menjalin hubungan berpacaran dengan gaya kelekatan yang dialami oleh pasangan tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara tipe kelekatan tidak aman dengan kecemburuan pada wanita dewasa awal.
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi kelekatan tidak aman dengan kecemburuan pada wanita dewasa awal yang menjalin hubungan berpacaran
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam ilmu psikologi khususnya dalam bidang psikologi sosial serta hubungan dengan relasi sesama.
2. Manfaat Praktis
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dewasa Awal 1. Pengertian
Masa dewasa awal merupakan suatu masa dimana individu
mencari kemantapan dan masa yang reproduktif. Makna dari masa ini
adalah masa yang penuh dengan masalah, ketegangan emosi, periode
komitmen, masa ketergantungan dan penyesuaian diri terhadap pola
hidup yang baru (Hurlock dalam Jahja 2011). Rentang usia dewasa awal
adalah (18-30 tahun).
1.1. Ciri Dewasa Awal
Masa dewasa dapat dikatakan sebagai masa yang sulit
karena pada masa ini individu dituntut untuk dapat hidup mandiri
dan melepaskan ketergantungannya dengan orang tua.
Hurlock (dalam Jahja, 2011) menguraikan ciri-ciri masa
dewasa awal yaitu:
a. Masa Pengaturan
Individu pada masa ini akan “mencoba-coba” sebelum
pada akhirnya menentukan pilihan mana yang sesuai dan
individu sudah menemukan pola hidup yang sesuai dengan
kebutuhannya, maka ia akan mengembangkan pola perilaku,
sikap dan nilai yang akan menjadi sesuatu yang khas selama
hidupnya.
b. Masa Usia Produktif
Masa-masa ini adalah masa yang cocok untuk
menentukan pasangan hidup, menikah dan bereproduksi
karena organ reproduksi ini sudah sangat produktif untuk
menghasilkan keturunan.
c. Masa Bermasalah
Masa ini dikatakan masa yang sulit dan bermasalah
dikarenakan individu harus menyesuaikan dirinya untuk
penyeseuaian dengan peran barunya yaitu pekerjaan dan
perkawinan. Apabila individu tidak dapat menyesuaikan
dengan peran barunya tersebut maka hal ini akan menimbulkan
masalah karena adanya faktor-faktor seperti kurang siap dan
tidak dapat menyesuaikan diri dengan peran yang baru yang
menyebabkan individu kaget dengan peran yang dikerjakan
secara bersamaan dan tidak adanya bantuan dari orang tua atau
orang lain untuk menyelesaikan masalah tersebut.
d. Masa Ketegangan Emosional
Individu yang berusia 20-an tahun memilii emosi yang
Emosi individu pada masa ini cenderung bergelora dan mudah
tegang. Namun pada saat memasuki usia 30-an, individu
cenderung tenang dan stabil dalam emosi.
e. Masa Komitmen
Individu akan mulai menyadari mengenai pentingnya
arti komitmen sehingga akan membentuk tanggung jawab,
komitmen yang baru dan pola hidup yang berbeda pula.
f. Masa Ketergantungan
Pada masa ini individu masih memiliki ketergantungan
dengan orang tua atau organisasi yang mengikatnya hingga di
akhir usia 20 tahun.
g. Masa Perubahan Nilai
Perubahan nilai yang terjadi pada masa dewasa
dikarenakan adanya pengalaman dan hubungan sosial yang
semakin luas. Nilai-nilai yang dimaksud disini adalah
nilai-nilai yang meningkatkan kesadaran yang positif.
h. Masa Penyesuaian Diri dengan Hidup Baru
Saat individu memasuki masa dewasa maka individu
tersebut memiliki rasa tanggung jawab yang lebih karena akan
memiliki peran ganda sebagai orang tua dan pekerja.
i. Masa Kreatif
Pada masa ini seseorang bebas untuk berbuat apa yang
minat, kemampuan dan kesempatan yang dimiliki individu
tersebut.
2. Tugas Perkembangan Dewasa Awal
Hurlock menyebutkan bahwa ada dua hal yang menunjukkan
tugas perkembangan dewasa awal. Hal tersebut adalah kemandirian
ekonomi dan kemandirian membuat keputusan. Sedangkan, menurut
Erikson (dalam Santrock, 1994), masa dewasa awal adalah masa
keintiman versus isolasi. Erikson menambahkan bahwa dalam masa ini,
sebelum individu menjalin relasi dengan orang lain, individu tersebut
harus terlebih dahulu mengerti siapa dirinya dan bagaimana caranya
untuk menjadi mandiri.
Tahap dewasa muda individu mulai karier dan pada tahap ini
individu memulai kariernya dan mencari pasangan intim untuk
membangun hubungan berpacaran yang lebih serius atau bahkan hingga
membangun sebuah rumah tangga (Santrock, 2008)
Masa dewasa awal merupakan masa terpanjang setelah masa
kanak-kanak dan remaja. Dalam masa ini individu dituntut untuk tidak
bergantung dengan orang tua dan mulai belajar hidup mandiri
dikarenakan adanya peran dan tugas yang baru.
Dalam perkembangan kognitif, orang dewasa lebih sistematis
dalam mengahadapi masalah dan dapat memecahkan masalah dari satu
baik dan dapat beradaptasi dengan aspek pragmatis kehidupannya. Pada
masa dewasa, individu akan menyadari akan adanya perbedaan pendapat
dan perspektif orang lain (Santrock, 1995).
3. Ciri-ciri Sosio Emosi
Hasil penelitian menujukkan bahwa 20 tahun pertama dalam
kehidupan bisa memprediksi kehidupan sosioemosi pada usia dewasa.
(Mc Adams & Olsen; Sroufe, Coffino, & Carlson, dalam Santrock,2012)
3.1 Temperamen
Tempramen merupakan suatu gaya perilaku dan karakteristik
respons emosional yang sifatnya individual. Pada masa dewasa awal,
sebagian besar individu memperlihatkan adanya perubahan suasana
hati dibandingkan ketika masa remaja; dalam masa dewasa ini
mereka lebih bertanggung jawab dan lebih jarang berperilaku yang
mengandung resiko (Caspi dalam Santrock, 2012).
3.2 Cinta yang romantis
Cinta yang romantis adalah hal yang sangat penting
khususnya bagi mahasiswa perguruan tinggi. Hal ini diakibatkan
oleh karena dalam penelitian Berscheid, Synder, dan Omoto (dalam
Santrock, 1995) ditemukan bahwa lebih dari separuh responden
mengatakan bahwa kekasih memiliki hubungan dekat dengan
mereka dibandingkan dengan orang tua.
B. Kecemburuan (Jealousy) 1. Pengertian
Cemburu merupakan suatu tanda yang memberitahukan bahwa
ada sesuatu yang salah yang terjadi dalam hubungan yang dirasakan oleh
salah seorang dalaam konteks hubungan tersebut (Duck, dalam Rahardjo,
Rachmatan & Lee, 2011).
Cemburu (jealousy) merupakan respons terhadap ketidaksetiaan
partner baik yang bersifat nyata maupun imajinasi. Rasa cemburu muncul
ketika seseorang merasa terancam akan kehilangan hubungan yang
penting yang disebabkan oleh rival dan yang memiliki hubungan dengan
perasaan takut, curiga, tidak percaya, cemas, marah, merasa dikhianati,
merasa ditolak, terancam dan merasa kesepian (Brehm, 1992).
Menurut Davis (dalam Buunk, Angletner, Oubaid&Buss, 1996)
memjelaskan bahwa cemburu merupakan suatu reaksi ketakutan dan
kemarahan untuk melindungi, memelihara dan menjaga hubungan dalam
berelasi. Hal ini juga ditambahkan oleh Hansen bahwa kecemburuan
merupakan suatu reaksi untuk melindungi dari perasaan terancam pada
nilai suatu hubungan yang dari situasi dimana pasangan terlibat dengan
orang lain atau beraktifitas dengan orang lain (Bevan&Hale, 2006) .
Cemburu didefinisikan sebagai suatu tanda yang memberitahukan
bahwa sesuatu yang salah telah terjadi dalam suatu hubungan yang
dirasakan oleh salah satu orang dalam konteks hubungan tersebut
Gurnee (dalam East & Walts, 1999) mendefinisikan cemburu
sebagai suatu perasaan yang terjadi dan timbul dalam diri individu karena
seseorang yang dipersepsikan milik dia ternyata mendapat perhatian dari
orang lain.
Dari pengertian cemburu diatas dapat disimpulkan bahwa
cemburu merupakan respons terhadap adanya perasaan atau ancaman
nyata yang muncul akibat adanya rasa takut kehilangan pasangan dan
bentuk dari rasa tidak percaya, cemas, marah dan merasa terancam serta
kehilangan nilai dari hubungan tersebut..
2. Komponen Cemburu
Dalam Knobloch, Solomon & Cruz (2001), komponen cemburu
dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Cognitive Jealousy
Kecemburuan ini terjadi bila seseorang merasa ragu-ragu dan
khawatir dengan kesetiaan pasangannya. Kecemburuan ini
menunjukkan adanya ketidakpercayaan terhadap kesetiaan pasangan
dalam hubungan (Pfeiffer & Wong dalam Knobloch, Solomon &
Cruz, 2001)
b. Emotional Jealousy
Kecemburuan emosional ini merupakan respon dari apa yang
dirasakan individu terhadap ancaman dalam hubungannya.
Kecemburuan ini meliputi perasaan-perasaan yang berbeda-beda
amanan dan kekecewaan (Sharpsteen & Kirkpatrick dalam
Knobloch, Solomon & Cruz, 2001
3. Proses Terjadinya Cemburu
Menurut White dan Mullen (Panke dan Asendorpf, 2001) proses
terjadinya cemburu terdiri dari lima proses, yaitu :
a. Primary Appraisal (penilaian awal)
Proses ini merupakan awal terjadinya kecemburuan pada
individu. Primary appraisal dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu : 1)
faktor hubungan yang meliputi kwalitas dan tipe hubungan, 2) faktor
karakteristik ancaman yang meliputi tipe dan beratnya ancaman.
b. Secondary Appraisal (penilaian kedua)
Pada tahap ini individu mencoba memahami dengan lebih
baik situasi yang terjadi dan mulai memikirkan cara untuk
mengatasinya. Secondary appraisal merupakan proses yang rasional
dan konstruktif serta terkadang melibatkan catastrophic thinking,
yaitu apabila individu terburu-buru mengambil kesimpulan yang
jauh dari bukti-bukti yang ada sehingga kesimpulan yang ia dapat
akan menjadi tidak rasional. Akan tetapi individu yang mengalami
cemburu tidak menyadari bahwa pikirannya tidak rasional, sehingga
ia menganggap pikiran merupakan bagian dari realitas yang
c. Emotional Reaction (reaksi emosional)
Keadaan emosional dan intensitas respon individu ketika
cemburu sangat beragam dan bermacam-macam. Ketika cemburu
seseorang dapat mengalami emosi yang negatif, seperti kemarahan
pada pasangan atau pihak ketiga, kecemasan akan kehilangan
hubungan dengan pasangan, distress emosional dan fisik, depresi dan
sedih. Terkadang individu juga mengalami emosi yang positif,
dimana akan muncul perasaan gembira, cinta dan lebih hidup.
4. Faktor Penyebab
Brehm (2002) menyatakann terdapat dua aspek yang dapat
menyebabkan seseorang cemburu yaitu :
a. Faktor Personal
Pada dasarnya antara pria dan wanita Baik pria maupun wanita
pada dasarnya tidak berbeda kecenderungan dalam hal cemburu.
Namun, terdapat perbedaan-perbedaan individual yang dapat
menyebabkan seseorang lebih mudah merasakan cemburu yaitu :
1. Dependence
Berscheid (dalam Brehm,1992) menyatakan bahwa
individu yang sangat tergantung terhadap pasangannya meyakini
bahwa hanya pasangannya saja yang dapat membuat dirinya
bahagia dan tidak ada orang lain yang dapat menggantikannya
maka akan semakin besar pula rasa kecemburuan yang dialami
beberapa orang masih tetap mempertahankan hubungan yang
mereka jalin meskipun menyakitkan bagi mereka karena
individu tersebut berfikir bahwa mereka tidak memiliki
alternatif lain di luar hubungan yang mereka jalin (Choice &
Lamke dalam Miller, 2002). Sikap dependence juga erat
kaitannya dengan sikap posesif yang hadir, dimana seseorang
yang bergantung dengan pacarnya akan berusaha sekuat
mungkin untuk menjaga dan mengawasi setiap gerak-gerik dari
pasangannya (Caroll, 2005 dan Pinto & Hollandsworth dalam
Brehm, 1992)
2. Mate Value
Dalam hal ini seseorang lebih mudah merasakan
kecemasan apabila ia menganggap bahwa pasangannya adalah
individu yang menarik dan disenangi banyak orang baik dalam
segi penampilan fisik, bakat atau hal-hal lain yang merupakan
kelebihan dari pasangan dibandingkan dengan dirinya dan
merasa cemas apabila ada orang lain yang lebih baik darinya
dapat mendampingi pasangannya tersebut. Mate value ini ketika
seseorang menganggap bahwa dalam diri pasangannya terdapat
kriteria-kriteria yang ia sukai dan sangat cocok dengan dirinya,
maka hal ini dapat membuat individu tersebut semakin takut
kehilangan pasangannya. Hal ini juga dapat menjadi ancaman
melakukan atau mendapatkan orang lain yang lebih baik dari
mereka.
3. Sexual Exclusivity
Individu yang memiliki nilai sexual exclusivity
menginginkan dan mengharapkan pasangannya tetap setia hanya
kepada dirinya saja dan tidak mengizinkan pasangannya untuk
melakukan hubungan seksual dengan orang lain atau aktivitas
intim lainnya. Hal ini menyebabkan semakin besar orang yang
memiliki nilai ini akan mengalami kecemburuan.
4. Past Experience
Pengalaman berpacaran seseorang dapat mempengaruhi
munculnya kecemburuan pada hubungan yang akan dan sedang
dijalin. Individu yang dulunya memiliki pasangan yang tidak
setia dan mengalami kekecewaan pada hubungan sebelumnya,
dapat menurunkan kepercayaan individu tersebut kepada
pasangannya yang sekarang. Hal ini akan menyebabkan individu
tersebut lebih mudah untuk merasa cemburu dan curiga karena
semakin rendah kepercayaan individu terhadap
pasangannya,maka akan semakin mudah individu tersebut untuk
b. Berdasarkan Sifat Stimulus Terjadinya Kecemburuan
Buss (dalam Brehm 2002) menyatakan bahwa yang dapat
menimbulkan kecemburuan diakibatkan oleh adanya ketidaksetiaan
(infidelity) yang dilakukan oleh pasangan. Buss membagi stimulus
tersebut dalam dua bentuk, yaitu :
1. Kecemburuan Seksual
Kecemburuan seksual adalah kecemburuan yang terjadi
dikarenakan adanya ketidaksetiaan seksual yang dilakukan
pasangan. Ketidaksetiaan seksual adalah ketidaksetiaan yang
dilakukan pasangan bersama pihak ketiga yang melibatkan
hubungan fisik, seperti pelukan, ciuman dan hubungan seksual.
2. Kecemburuan Emosional
Kecemburuan emosional adalah kecemburuan yang
timbul dikarenakan adanya ketidaksetiaan emosional yang
dilakukan pasangan. Ketidaksetiaan emosional adalah
ketidaksetiaan yang dilakukan pasangan terhadap pihak ketiga
tanpa melibatkan hubungan fisik, melainkan lebih menekankan
kepada keakraban suatu hubungan, seperti rindu atau ingin
C. KelekatanTidak Aman (InsecureAttachment)
1. Pengertian
Istilah Kelekatan (attachment) untuk pertama kalinya
dikemukakan oleh seorang psikolog dari Inggris pada tahun 1958
bernama John Bowlby yang kemudian dilengkapi oleh Mary Ainsworth
pada tahun 1969 (Mc Cartney dan Dearing, 2002). Kelekatan merupakan
suatu ikatan emosional yang kuat yang dikembangkan anak melalui
interaksinya dengan orang yang mempunyai arti khusus dalam
kehidupannya, biasanya orang tua (Mc Cartney dan Dearing, 2002).
Bowlby (1973) menyatakan bahwa kelekatan merupakan perilaku
yang berbeda antara satu orang dengan yang lain yang mengakibatkan
seseorang mencapai atau mempertahankan orang untuk dekat dengan
dirinya (Feeney & Noller, 1996). Bowlby (dalam Haditono dkk,1994)
menyatakan bahwa hubungan ini akan bertahan lama dalam rentang
kehidupan manusia yang diawali dengan kelekatan anak pada ibu atau
figur lain pengganti ibu. Pengertian ini sejalan dengan apa yang
dikemukakan Ainsworth mengenai kelekatan. Ainsworth (dalam
Hetherington dan Parke,2001) mengatakan bahwa kelekatan adalah
ikatan emosional yang dibentuk seorang individu dengan orang lain yang
bersifat spesifik, mengikat mereka dalan suatu kedekatan yang bersifat
kekal sepanjang waktu. Kelekatan merupakan suatu hubungan yang
didukung oleh tingkah laku lekat (attachment behavior) yang dirancang
Bowlby berpendapat bahwa seorang bayi dengan kelekatan aman
akan merasa bahwa pengasuh adalah sumber kenyamanan dan
perlindungan ketika kebutuhan mereka muncul. Sedangkan bayi dengan
kelekatan tidak aman tidak mengalami kenyamanan dan perlindungan
secara konsisten dari pengasuhnya ketika suatu ancaman muncul
(Cassidy & Shaver, 2008). Hal ini juga sejalan dengan Ainsworth (1978)
dimana dalam penelitiannya menunjukkan bahwa tipe kelekatan
didasarkan pada reaksi bayi ketika berpisah dari pengasuhnya dan ketika
bertemu kembali dengan pengasuhnya (Feeney & Noller, 1996). Dengan
adanya perbedaan kualitas kelekatan hubungan individu, Aisnworth
membagi kelekatan menjadi dua kategori dasar yaitu kelekatan aman dan
kelekatan tidak aman. Dalam kategori kelekatan tersebut tidak hanya
menggambarkan bagaimana perilaku seseorang dengan pengasuh atau
figur lekatnya melainkan bagaimana persepsi seorang bayi adanya
pengasuh atau respon bayi terhadap pengasuh. Seseorang yang memiliki
kelekatan tidak aman dengan pengasuh utama mereka sejak kecil, akan
menemui kesulitan ketika mereka membangun suatu hubungan dengan
orang lain di masa depan (Cassidy & Shaver, 2008).
Hasan dan Shaver (1987) menyatakan bahwa seseorang dengan
kelekatan aman akan mudah dalam menjalin hubungan dekat dengan
orang lain dan merasa nyaman bergantung pada orang lain. sedangkan
maupun anxiety attachment akan merasa tidak nyaman dengan
hubungan yang mereka jalin.
Bartholomew (1991) menyatakan bahwa kelekatan dewasa
memiliki dimensi yang mendasar yaitu perspektif individu terhadap
orang lain (positif maupun negatif) dan perspektif individu terhadap
dirinya sendiri (positif dan negatif). Kelekatan tidak aman merupakan
model kerja negatif dari diri individu yang layak menerima cinta dan
perhatian dari orang lain (Anxiety) atau orang lain sebagai orang yang
memberi cinta dan perhatian (avoidant) yang dikembangkan dari pola
pengasuhan yang didapatkan. Menurut Collins dan Read, model kerja
atau working model membentuk respons secara kognitif, emosi dan
perilaku individu terhadap orang lain (Fenney & Noller, 1996).
Kelekatan tidak aman merupakan suatu persepsi dimana figure
lekatnya tidak sensitive, tidak merespon dan tidak berada disekitar
individu yang menyebabkan dirinya mengalami distress ketika
dihadapkan pada suatu ancaman. Individu yang memiliki kelekatan tidak
aman adalah individu yang memiliki pengalaman yang mengancam rasa
amannya (Mikulincer & Shaver, 2005). Hal ini menyebabkan individu
dengan kelekatan tidak aman memiliki representasi negative terhadap
figure lekatnya sehingga menyebabkan timbulnya masalah dalam suatu
hubungan.
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kelekatan
terhadap orang lain atau diri sendiri yang mempengaruhi respons
pikiran, emosional dan perilaku individu terhadap pasangannya.
2. Tipe-tipe Kelekatan
Menurut Hazan dan Shaver (1987) terdapat tiga tipe kelekatan
yaitu :
2.1. Tipe kelekatan aman.
Mereka yang memiliki tipe aman memiliki kepercayaan
penuh terhadap orang yang dicintai. Kelekatan ini mendorong
individu untuk dekat dengan orang yang dicintai tetapi tetap menjadi
dirinya sendiri. Mereka yakin bahwa pasangannya adalah orang yang
layak diperhatikan dan sangat memperhatikan dirinya. Mereka
merasa nyaman bila bergantung pada yang dicintai. Sebaliknya
mereka juga merasa nyaman bila yang dicintai bergantung pada
mereka. Mereka tidak merasa khawatir ditinggalkan oleh yang
mereka cintai.
Dalam sebuah penelitian oleh Fricker & Moore menemukan
sebuah fakta bahwa orang yang memiliki tipe kelekatan aman
mengalami kepuasan hubungan yang tinggi dengan pasangannya.
Hal ini menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang
memiliki kebahagiaan dalam menjalin hubungan dengan seseorang
baik dalam pacaran maupun pernikahan serta dapat membuat hati
2.2Tipe kelekatan menghindar
Tipe kelekatan menghindar ditandai dengan perasaan kurang
nyaman mengalami suatu keintiman atau kedekatan dengan orang
lain. Mereka enggan untuk percaya dan bergantung pada orang yang
dicintai. Mereka akan berusaha menjaga hubungan agar tidak terlalu
dekat dan intim dengan pasangannya. Penelitian yang dilakukan
Fricker & Moore (2002) menunjukkan bahwa orang yang memiliki
tipe kelekatan menghindar mengalami kepuasan hubungan yang
rendah. Karena mereka sulit percaya dan intim kepada orang lain,
akibatnya mereka sulit menikmati hubungan cinta dengan pasangan.
2.3 Tipe kelekatan cemas
Mereka yang memiliki tipe cemas mempunyai dorongan
untuk mem sepenuhnberikan atau menyerahkan dirinya sepenuhnya
dengan orang yang dicintai. Hal ini dilakukan karena mereka merasa
tidak sanggup untuk hidup sendiri tanpa adanya orang yang dicintai
yang mengakibatkan mereka mengalami kecemasan tinggi apabila
ditinggalkan oleh pasangannya. Selain itu, mereka juga sangat takut
apabila diabaikan dan munculnya kekhawatiran bahwa mereka tidak
sungguh-sungguh dicintai oleh pasangan mereka.
Penelitian Fricker & Moore (2002) memperlihatkan bahwa
orang yang memiliki tipe kelekatan cemas adalah orang yang paling
rendah kepuasan hubungannya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
ditinggalkan, dan selalu gundah apabila tidak diterima oleh
pasangan. Dalam kondisi ini orang dengan tipe kelekatan ini akan
sulit untuk bisa merasa berbahagia dalam jalinan cinta dan
cenderung memiliki kecemburuan terhadap pasangannya.
3. Dampak Kelekatan
a. Harga diri
Individu yang memiliki harga diri yang tinggi sehingga ia
merasa aman untuk berhubungan dengan orang lain sehingga ia akan
lebih menghargai komitmen dan akan membentuk hubungan yang
lama serta menghindari permusuhan atau konflik (Baron & Bryne,
2005). Individu yang memiliki kelekatan tidak aman menyebabkan
ia memiliki harga diri yang rendah dan memiliki pemikiran negatif
terhadap dirinya sendiri. Dengan demikian harga diri memiliki
pengaruh terhadap kecemburuan yang dimiliki seseorang.
b. Kenyamanan dengan pasangan
Individu dengan kelekatan tidak aman akan merasa tidak
nyaman untuk terlalu dekat dengan pasangan. Namun sebaliknya
kelekatan aman merasa sangat nyaman untuk dapat dekat dengan
orang lain (Hazan & Shaver dalam Fraley dan Shaver, 2000)
c. Kepercayaan
Individu yang memiliki kelekatan tidak aman cenderung
memiliki kepercayaan yang rendah terhadap orang lain khususnya
seseorang dengan kelekatan aman memiliki kepercayaan yang tinggi
terhadap orang lain(Hazan & Shaver dalam Fraley dan Shaver, 2000).
d. Kepuasan dalam hubungan
Individu dengan kelekatan yang tidak aman memiliki
kepuasan hubungan yang rendah. Namun sebaliknya individu dengan
kelekatan aman akan memiliki kepuasan hubungan yang tinggi (
Levy dan Davis dalam Feeney dan Noller, 1990).
e. Ketergantungan dengan pasangan
Individu dengan kelekatan tidak aman memiliki
ketergantungan yang rendah terhadap pasangan secara khusus adalah
tipe kelekatan menghindar yang memiliki hubungan yang tidak dekat
dengan orang lain (Hazan & Shaver dalam Feeney & Noller, 1990 ).
Sebaliknya individu dengan kelekatan aman mudah untuk bergantung
pada orang lain.
f. Keintiman
Inidividu yang memiliki kelekatan tidak aman tidak
memiliki keintiman yang rendah dan stress. Sebaliknynya individu
yang memiliki kelekatan aman memiliki keintiman dalam hubungan
dan memiliki kepuasan dalam hubungan tidak mengalami stress
D. Dinamika Hubungan Kelekatan Tidak Aman dan Kecemburuan
Individu masing-masing memiliki gaya kelekatan sendiri dan
berbeda-beda. Hazan dan Shaver (dalam Collins & Read, 1990)
menyatakan bahwa penggunaan teori kelekatan bayi digunakan sebagai
kerangka kerja untuk meneliti bagaimana hubungan cinta dewasa terkait
dengan interaksi orang tua-anak pada masa awal.
Dalam hubungan relasi yang menjadi salah satu masalah adalah
mengenai kecemburuan. Salah satu faktor penyebab kecemburuan adalah
dependence. Kelekatan merupakan salah satu bentuk dependency.
Kelekatan terdiri dari dua bentuk yaitu kelekatan aman dan kelekatan
tidak aman. Kelekatan tidak aman terdiri dari kelekatan cemas (anxiety)
dan kelekatan menghindar (avoidant). Kelekatan ini dibentuk saat
individu memiliki hubungan dengan pengasuhnya sejak kecil. Kelekatan
inilah yang akan berkelanjutan hingga individu tersebut dewasa dan
menjadikan orang lain sebagai figur lekatnya.
Individu yang memiliki kelekatan tidak aman memiliki harga diri
yang rendah. Berbeda dengan individu dengan kelekatan anxiety yang
memandang negatif dirinya dan memandang positif orang lain, individu
dengan kelekatan avoidant memandang negatif orang lain dan positif
terhadap dirinya sendiri. Namun kedua kelekatan insecure ini memiliki
kecemburuan yang tinggi dibandingkan dengan individu dengan
kelekatan secure. Hal ini diakibatkan adanya harga diri yang rendah yang
dengan orang lain sehingga individu memiliki kepercayaan yang rendah
dan memiliki ketergantungan yang rendah dengan orang lain. Adanya
rasa khawatir dan cemas ditinggalkan dengan pasangan menyebabkan
individu dengan gaya kelekatan ini sulit untuk berbahagia, rasa percaya
diri yang rendah sehingga mengakibatkan kepuasan dalam hubungan
sangat rendah. Hal-hal seperti ini yang memicu adanya kecemburuan
pada individu tersebut (Baron & Bryne, 2005). Sebaliknya seseorang
yang memiliki kelekatan aman memiliki harga diri yang tinggi, percaya
diri, merasa nyaman bergantung dengan orang lain yang menyebabkan
individu tidak memiliki rasa khawatir ditinggalkan atau sendirian
sehingga individu tersebut memiliki kepuasan dalam hubungan yang
tinggi ( Levy&Davis dalam Feeney&Noller, 1990)
Individu yang memiliki kelekatan tidak aman kepuasan hubungan
yang rendah (Fricker & Moore, 2002). Individu dengan kelekatan cemas
menunjukkan bahwa mereka akan merasa cemas apabila tidak lagi
dicintai, selalu khawatir bila ditinggalkan, dan selalu gundah apabila
tidak diterima oleh pasangan. Dalam kondisi ini orang dengan tipe
kelekatan ini akan sulit untuk bisa merasa berbahagia dalam jalinan cinta.
Berbeda dengan individu yang memiliki kelekatan menghindar bahwa
mereka tidak nyaman memiliki kedekatan atau intim dengan
pasangannya yang menyebabkan individu ini tidak memiliki kepuasan
dalam menjalin hubungan. Kedua kelekatan ini memiliki kecemburuan
dengan kelekatan aman akan memiliki kepuasan dalam menjalin relasi
dengan pasangan.
Individu yang memiliki kelekatan tidak aman memiliki keintiman
yang rendah dan stress. Pada individu avoidant dengan adanya
karakteristik menghindar untuk terlalu dekat dengan pasangan
menyebabkan individu ini memiliki keintiman yang rendah. Keintiman
yang rendah merupakan salah satu hal yang menyebabkan adanya
kecemburuan. Pada individu anxiety dengan adanya kecemasan dan
memandang negatif terhadap diri sendiri mengakibatkan individu ini
memiliki keintiman yang rendah. Keintiman inilah yang berdampak pada
kecemburuan. Sebaliknya individu dengan kelekatan aman memiliki
keintiman dengan pasangan sehingga tidak mengalami cemburu yang
berdampak negatif.
Individu yang memiliki kelekatan tidak aman yakni kelekatan
cemas dan kelekatan menghindar memiliki kepercayaan yang rendah
terhadap pasangan. Namun sebaliknya individu dengan kelekatan aman
memiliki kepercayaan dengan pasangannya. Kecemburuan secara
kognitif disebabkan oleh adanya ketidakpercayaan individu terhadap
BAGAN HUBUNGAN KELEKATAN TIDAK AMAN DAN KECEMBURUAN
Harga diri tinggi
Nyaman dengan pasangan
Memiliki kepercayaan dengan pasangan dan diri Puas dalam hubungan
Nyaman bergantung pada pasangan
Memiliki keintiman yang tinggi dengan pasangan
Harga diri rendah
Kurang nyaman dengan pasangan
Kepercayaan yang rendah dengan pasangan dan diri Kurang puas dalam hubungan
Tidak nyaman bergantung pada pasangan
E. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah semakin tinggi
kelekatan tidak aman seseorang maka akan semakin tinggi pula
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif ini menggunakan dua jenis variabel yaitu variabel bebas (independent variable) yakni kelekatan tidak aman dan variabel terikat (dependent variable) yakni kecemburuan. Penelitian korelasional bertujuan untuk menyelidiki sejauhmana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain berdasarkan koefisien korelasi (Azwar,2009)
B. Variabel Penelitian
Variabel merupakan konsep yang mengalami variasi nilai (Purwanto dan Sulistyastuti, 2007). Variabel ada dua macam yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel merupakan Dalam penelitian ini kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut :
1. Variabel Bebas : Kelekatan Tidak Aman 2. Variabel Tergantung : Kecemburuan
C. Definisi Operasional
1. Kecemburuan
yang disebabkan oleh rival dan yang memiliki hubungan dengan perasaan takut, curiga, tidak percaya, cemas, marah, merasa dikhianati, merasa ditolak, terancam dan merasa kesepian. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Jealousy-evoking Partner Behaviors. Dalam skala ini semakin tinggi skor menunjukkan bahwa subjek memiliki kecemburuan yang tinggi pula, begitu juga sebaliknya.
2. Kelekatan Tidak Aman (Insecure Attachment )
Kelekatan tidak aman merupakan suatu persepsi dan working model negatif terhadap orang lain atau diri sendiri yang mempengaruhi
respons pikiran, emosional dan perilaku individu terhadap pasangannya.. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala adptasi ECR (Experiences in Close Relationship). Skala ini dapat menunjukkan tipe kelekatan yang dimiliki oleh subjek. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek maka akan semakin tidak aman kelekatan yang dimiliki subjek. Sebaliknya, semakin rendah skor yang dimiliki subjek maka kelekatan yang dimiliki subjek akan semakin aman.
D. Subjek Penelitian
Kriteria sampel adalah sebagai berikut : 1. Wanita
2. Umur 18 hingga 30 Tahun
E. Metode Pengambilan Sample
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah incidental sampling dan penyebaran kuesioner melalui media internet (email). Pada penelitian ini, pemilihan subjek didasarkan pada beberapa kriteria yang sudah diketahui sebelumnya.
F. Metode dan Alat Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini terdapat 2 variabel penelitan yaitu Gaya Kelekatan Dewasa (Adult Attachment) dan Cemburu (Jealousy). Untuk mendapatkan data dari kedua variabel tersebut maka peneliti menggunakan kuesioner dan skala Likert.
Sebelum melakukan penelitian yang sebenarnya peneliti melakukan uji coba skala terlebih dahulu terhadap 55 subjek. Setelah dilakukan uji coba peneliti melakukan pengolahan data dan menganalisis reliabilitas dan korelasi item totalnya. Dalam pengolahan terdapat item-item yang gugur dengan korelasi item-item total yang kurang baik (≤ 0.3) sedangkan item-item yang memiliki korelasi item total yang baik (≥ 0.3)
2. Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala adaptasi yaitu ECR (Experiences in Close Relationship) untuk mengukur kelekatan tidak aman yang secara khusus mengukur tipe kelekatan avoidant dan anxiety serta Jealousy-Evoking Partner Behavior untuk mengukur kecemburuan terhadap pasangan.
2.1 ECR (Experiences in Close Relationship)
Skala ECR (Experiences in Close Relationship) ini diadaptasi dan menggunakan terjemahan bolak balik oleh Bapak Siswo. Pada Experiences in Close Relationship terdapat 7 alternatif pilihan dalam
Tabel 3.1
Cetak Biru Kelekatan Tidak Aman Sebelum Uji Coba
Indikator
Item
Jumlah Favorable Unfavorable
Avoidant 2, 6, 10, 12, 14,
28
4, 8, 16, 18, 20,
22, 24, 26, 30,
32, 34, 36
18 (50%)
Anxiety 1, 3, 5, 7, 9, 11,
13, 15, 19, 23,
25, 27, 29, 31,
33, 35
17, 21 18 (50%)
2.2 Jealousy-Evoking Partner Behavior
kecil besar jumlah total keseluruhan menunjukkan sikap cemburu subjek yang rendah.
Tabel 3.2
Cetak Biru Kecemburuan Sebelum Uji Coba
Indikator No. Item Jumlah
Suspicious behavior 5, 7, 9, 10,14, 18, 28, 32 8
Unfaithful behavior 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25,
26, 27, 29, 30, 31, 36, 37, 42
16
Pornography 1, 2, 3, 4, 33, 34, 35 7
Technological invesment 6, 8, 11, 12, 15, 16, 17, 38,
39,40, 41
11
G. Kredibilitas Alat Ukur
1. Validitas
Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar,2011).
Validitas isi merupakan validitas yang digunakan dalam penelitian ini. Validitas isi pada penelitian ini didapatkan dengan mengkonsultasikan skala dengan orang ahli yaitu dosen pembimbing dan orang profesional yang merupakan lulusan pendidikan Bahasa Inggris. Apabila penampilan tes dapat meyakinkan dan memberi kesan mampu untuk mengungkapkan apa yang akan diukur maka validitas pada tes tersebut telah terpenuhi (Azwar, 2011).
2. Reliabilitas
Reliabilitas yang dimiliki oleh suatu pengukuran tinggi maka pengukuran tersebut dapat dikatakan sebagai pengukuran yang reliabel. Realibilitas memiliki beberapa nama lain seperti keajegan, keterpercayaan, kestabilan, konsistensi dan sebagainya namun konsep pada reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar,2011). Reliabilitas pada penelitian ini untuk dapat melihat korelasi item total menggunakan pendekatan koefisien alpha cronbach. Reliabilitas yang tinggi dan baik adalah yang memiliki nilai
mendekati 1.
Hasil realibilitas skala Adult Attachment dan Jealousy yang dianalisis menggunakan program SPSS 16.0 for Windows menunjukkan hasil koefisien reliabilitas pada skala ECR sebesar 0.870 dan koefisien reliabilitas jealousy-evoking behavior scale sebesar 0.952. Koefisien reliabilitas pada kedua variabel tersebut merupakan koefisien dengan nilai mendekati 1. Hal ini menunjukkan bahwa kedua skala ini memiliki reliabilitas yang baik.
3. Seleksi Item
3.1 Cetak Biru Kelekatan Tidak Aman Setelah Di Uji Coba I
item-item yang memiliki daya deskriminasi yang kurang baik berjumlah 10 item yaitu 1, 3, 9, 16, 17, 27, 31, 33, 34.
Tabel 3.3
Cetak Biru kelekatan Tidak Aman Setelah Uji Coba
Indikator
Item
Jumlah Favorable Unfavorable
Avoidant 2, 6, 10, 12, 14,
28
4, 8, 18, 20, 22,
24, 26, 30, 32, 36 16
Anxiety 5, 7, 11, 13, 15,
19, 23, 25, 29,
35
10
3.2 Cetak Biru Kelekatan Dewasa Setelah Diuji Coba II
Item-item dianalisis kembali agar mendapatkan daya deskriminasi yang baik yaitu Rit ≥0.3 dan terdapat 1 item yang gugur yaitu item nomor 7.
Tabel 3.4
Cetak Biru Kelekatan Dewasa Setelah Diuji Coba II
Indikator
Item
Jumlah Favorable Unfavorable
Avoidant 2, 6, 10, 12, 14,
28
4, 8, 18, 20, 22,
24, 26, 30, 32, 36 16
Anxiety 5, 11, 13, 15, 19,
23, 25, 29, 35
3.3 Cetak Biru Kelekatan Dewasa Setelah Diuji Coba III
[image:65.595.98.518.200.600.2]Item-item dianalisis kembali agar mendapatkan daya deskriminasi yang baik yaitu Rit ≥0.3 dan terdapat 1 item yang gugur yaitu item nomor 13.
Tabel 3.5
Cetak Biru Kelekatan Dewasa Setelah Diuji Coba III
Indikator
Item
Jumlah Favorable Unfavorable
Avoidant 2, 6, 10, 12, 14,
28
4, 8, 18, 20, 22,
24, 26, 30, 32, 36 16
Anxiety 5, 11, 15, 19, 23,
25, 29, 35
8
3.4 Cetak Biru Kelekatan Dewasa Setelah Diuji Coba IV
Tabel 3.6
Cetak Biru Kelekatan Dewasa Setelah Diuji Coba IV
Indikator
Item
Jumlah Favorable Unfavorable
Avoidant 2, 6, 10, 12, 14,
28
4, 8, 18, 20, 22,
24, 26, 30, 32, 36 16
Anxiety 5, 11, 15, 19, 23,
25, 29, 35
8
3.5 Tabel Cetak Biru Kecemburuan Setelah Diuji Coba
[image:66.595.100.538.138.761.2]Item-item dianalisis kembali agar mendapatkan daya diskriminasi yang baik yaitu Rit ≥0.3 dan diketahui terdapat 4 item yang gugur yaitu nomor 1, 3, 28 dan 42. Secara keseluruhan item-item yang gugur berjumlah 4 item-item yang pada akhirnya digunakan untuk pengambilan data pada penelitian yang sebenarnya sebanyak 38 item.
Tabel 3.7
Cetak Biru Kecemburuan Setelah Uji Coba
Indikator No. Item Jumlah
Suspicious behavior 5, 7, 9, 10,13, 14, 18, 32 8
Unfaithful behavior 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25,
26, 27, 29, 30, 31, 36, 37,
14
Pornography 2, 4, 33, 34, 35 5
Technological invesment 6, 8, 11, 12, 15, 16, 17, 38,
39,40, 41
H. Metode Analisis data
1. Uji Asumsi
1.1 Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan untuk mengecek apakah data penelitan tersebut berasal dari populasi yang sebarannya normal (Santoso, 2010). Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 for Windows dengan metode Kolmogorov-Smirnov. Data yang penyebarannya normal adalah data yang memiliki p > 0.05
1.2 Uji Linearitas
Uji linearitas ini digunakan untuk mengetahui apakah hubungan antarvariabel yang hendak dianalisi mengikuti garis lurus. Uji linearitas ini dilakukan pula dengan menggunakan program SPSS 16.0 for Windows.
2. Uji Hipotesis
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian
Penelitian di laksanakan pada tanggal 10 Juli hingga 29 Juli 2013
dengan menyebarkan 140 skala. Skala ini terbagi dalam dua bentuk
penyebarannya yaitu dalam bentuk hardcopy dan softcopy. Skala yang
berjumlah 140 disebarkan gugur sebanyak 20 buah skala. Hal ini diakibatkan
adanya data subjek yang tidak lengkap, jawaban subjek pada skala yang tidak
terisi secara lengkap sehingga peneliti hanya menganalisi skala berjumlah 120
buah skala.
B. Hasil Penelitian
1. Data Demografis
Subjek pada penelitian ini memiliki beberapa kriteria dan salah
satunya yaitu umur. Subjek harus berumur 18 hingga 30 tahun yang
merupakan usia masa dewasa awal. Berikut adalah tabel data demografi
Tabel 4.1
Data Usia Subjek Penelitian
Usia Jumlah Presentase
18 4 3 %
19 12 10 %
20 16 13 %
21 22 18 %
22 31 26 %
23 16 13 %
24 6 5 %
25 1 1 %
26 5 4 %
27 2 2 %
28 1 1 %
29 2 2 %
30 2 2 %
Gambar
Dokumen terkait
Pangesti, L.N.2002.Hubungan Konsep Diri Dengan Kecemasan Dalam Memilih Pasangan Hidup Pada Wanita Usia Dewasa Awal.. Pengantar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara tipe kelekatan dengan kecemburuan pada pasangan berpacaran mahasiswa fakultas Psikologi.. Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara citra tubuh dengan perilaku konsumtif pada wanita dewasa awal yang sudah bekerja dan belum
Karakteristik perkembangan tahapan generativitas pada dewasa madya ini yaitu munculnya stereotip tentang kekhawatiran diperiode ini; berubahnya ciri-ciri jasmani dan perilaku
Tingkat pengetahuan wanita pekerja di UMS tentang pemilihan makanan sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan baik yaitu sebesar 75,7% dan yang tidak baik
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan antara kelekatan dengan orangtua dan keintiman dalam berpacaran pada dewasa awal, diperoleh hasil yang
Menurut Papalia (2008), ada beberapa faktor yang menyebabkan wanita memilih untuk tidak menikah antara lain: (1) masalah ideologi atau panggilan agama dimana ajaran agama
Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara loneliness dan perilaku parasosial pada wanita dewasa muda..