SUPER ENTREPRENEURSHIP COMPETITION
SAOS KESEHATAN
Disusun Oleh:
Yudik Haryono (080401060154/ 2008) Yulinda Eka Rahayu (070401070028/ 2008) Ibno Fajar (070401030022/ 2007)
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG MALANG
2010
Executive Summary
Saos merupakan bahan pelengkap makanan, rasanya yang tidak pedas menjadikan saos tomat akrab dengan semua kalangan. Mulai dari makan bakso, mie ayam, sampai makan fastfood atau seafood rasanya kurang lengkap tanpa saos tomat. Saos tomat yang beredar di pasaran saat ini beragam jenisnya. Sehinnga meski secara umum saos tomat yang ada sudah didaftarkan di Departemen Kesehatan (indofood dan ABC) tetapi diperkirakan ada beberapa jenis saos tomat yang patut diwaspadai komposisi bahan pembuatannya. Seperti saos tomat yang biasa digunakan oleh para pedagang makanan kaki lima.
Dari hasil uji produk yang dilakukan BB POM, produk dengan bahan pengawet yang
"overdosis" itu antara lain kecap Ikan Bawang, saos sambal Bahagia, dan saos tomat Tomato.
Dalam Pasal 26 Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 722/Menkes/PER/IX/88. Pasal itu menyebutkan kandungan natrium benzoat yang diperbolehkan dalam suatu produk, adalah maksimal 600mg/kg untuk produk kecap, sementara untuk aneka saus maksimal 1.000 mg/kg.
"Produk yang kandungan natrium benzoatnya melebihi ketentuan itu jika dikonsumsi, dari uji lab ditemukan bukti akan mengganggu kesehatan.
Pemanfaatan wortel dan jeruk nipis di Indonesia masih minim. Hal ini menimbulkan kendala ekonomi bagi petani wortel dan penanam jeruk nipis, selain harganya yang relative murah, konsumennya juga kecil. Manfaat wortel untuk kesehatan yaitu memenuhi kebutuhan kalsium, anti kanker, mengatasi amandel, gangguan pernapasan, antioksi dan, meningkatkan imunitas, dan menghaluskan kulit. Sehingga kami memunculkan solusi baru dalam bentuk produk saos kesehatan yang bahan utamanya menggunakan wortel dan jeruk nipis.
Tujuan dan manfaat wirausaha saos kesehatan adalah mensosialisasikan hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan dengan racikan saos kesehatan dan memaksimalkan pendapatan petani wortel dan jeruk di Indonesia. Wirausaha Saos Kesehatan mempunyai prospek usaha yang menjamin, karena di Indonesia belum ada, sehingga peluang pasarnya masih tinggi. Kejelasan Segmen pasar yang dituju sangat menunjang keberhasilan suatu wirausaha “Saos Kesehatan” yang kami planing-kan. Segmen atau target pasar yang dituju adalah restaurant, hotel, rumah makan, pasar modern (moll, supermarket, mini market dan lainnya), pasar tradisional, pertokoan dan warung di seluruh Indonesia.
Strategi pemasaran produk saos kesehatan yang kami tawarkan pada masyarakat yaitu menggunakan 4P (Place, Prace, product dan promotion). Sehingga dapat mempermudah dalam proses pemasaran produk kami. Aktivitas yang dilakukan meliputi, proses mencari wortel dan jeruk serta bahan-bahan dalam pembuatan saos kesehatan lainnya, proses memasak, dan pemasaran. Wortel dan jeruk didapat dari petani yang menanam tanamannya secara alami. Petani seperti ini terdapat di wilayah pegunungan di Indonesia seperti di wilayah Malang. Proses memasak wortel dengan cara pengukusan, penghalusan, dan penggorengan..
Terakhir, proses pemasaran ke konsumen (masyarakat).
Keberlangsungan dan kesuksesan usaha yang kami laksanakan ini akan tercapai apabila di dalamnya terdapat sistem pertanggungjawaban yang jelas. Sehimgga segala sesuatu yang terjadi di kemudian hari, harus bisa langsung dipertanggungjawabkan kepada pihak yang memang sudah ditunjuk dalam struktur keorganisasian dalam usaha kami. Karena hal ini sangat berkaitan dengan menejemen di tiap-tiap proses produksi saos kesehatan. Oleh karena itu, dalam team kami telah menunjuk penanggungjawab- penanggungjawab pada tiap proses produksi yang telah kami susun.
Saos kesehatan dapat membantu dalam peningkatan kesehatan masyarakat dan berdasarkan hasil penghitungan penjualan dan biaya yang dikeluarkan, usaha ‘Saos Kesehatan’ layak untuk didirikan.
DAFTAR ISI
Executive Summary...2 Daftar Isi...3 1. Overview Of The Business
1.1. Latar belakang...4 1.2. Tujuan...6 1.3. Manfaat...6 2. Marketing Plan
2.1. Target Market...6 2.2. Strategi Pemasaran...7 2.3. Program Marketing Fix...7 3. Operasional Plan
3.1. Teknologi dan Proses Produksi...8 3.2. Peralatan dan Bahan Baku...8 3.3. Organisasi dan Manejemen...9 4. Financial Performance
4.1. Permodalan...9 4.2. BEP...10 5. Kesimpulan...10
1. Overview Of The Business 1.1. Latar belakang
Sekarang ini, masyarakat Indonesia, mulai dari anak kecil sampai orang dewasa kerap menggunakan saos sebagai bahan pelengkap makanan. Rasanya yang tidak pedas menjadikan saos tomat akrab dengan semua kalangan. Mulai dari makan bakso, mie ayam, sampai makan fastfood atau seafood rasanya kurang lengkap tanpa saos tomat. Saos tomat yang beredar di pasaran saat ini beragam jenisnya. Berbagai perusahaan industri makanan biasanya mengeluarkan produk saos tomat buatan mereka masing-masing. Banyaknya merek yang ada di pasaran kadang membuat orang bingung untuk memilih mana yang terbaik. Meski secara umum saos tomat yang ada sudah didaftarkan di Departemen Kesehatan (indofood dan ABC) tetapi diperkirakan ada beberapa jenis saos tomat yang patut diwaspadai komposisi bahan pembuatannya. Seperti saos tomat yang biasa digunakan oleh para pedagang makanan kaki lima. Biasanya, saos tomat yang mereka gunakan adalah saos tomat yang merupakan hasil olahan industri rumah tangga yang tidak terdaftar di Depkes. Harganya memang murah karena bahan pembuatannya bukan dari buah tomat asli melainkan sudah dicampur dengan bahan-bahan lain seperti ubi.
Penambahan berbagai bahan sebagai campuran dalam membuat saos tomat sendiri sebenarnya sudah mengurangi mutu saos tomat tersebut. Apalagi bila salah satu bahannya mengandung zat berbahaya. Sesuatu yang paling harus diwaspadai adalah penambahan zat aditif seperti pewarna. Penambahan zat pewarna dikarenakan ada tambahan bahan lain seperti ubi, sehingga tidak mudah untuk mendapat warna merah alami, seperti tomat.
Untuk itu, dibutuhkan zat pewarna merah. Kalau tidak, warnanya akan berubah menjadi lebih pucat bahkan hampir tidak bisa di sebut ‘berwarna’ tomat lagi. Selama ini, ada kecurigaan saus tomat awetan tidak menggunakan zat pewarna semestinya. Sebab, warna merah untuk pewarna makanan sangat jarang ditemukan di pasaran. Kalaupun ada, harganya cukup mahal, tidak sebanding dengan sebotol saus tomat yang dihargai paling mahal Rp2.000,00 (untuk produk ‘pasaran’). Jika pewarna yang digunakan adalah pewarna kain maka hanya membutuhkan sedikit warna saja. Bila yang digunakan adalah pewarna kain biasanya hanya dicampurkan sedikit karena warna untuk pewarna kain lebih cerah dari pewarna makanan. Hal ini berbahaya untuk kesehatan karena sifat racunnya akan mengendap di dalam tubuh. Khusus saus tomat botolan, saos tomat yang baik berwarna merah tomat, tidak pucat atau bahkan cenderung berwarna orange. Bila pucat dan berwarna merah kekuning-kuningan itu berarti bukan berasal dari tomat asli melainkan sudah di tambah dengan bahan-bahan lain serta menggunakan zat pewarna.
Sedangkan saos tomat yang terbuat dari tomat asli sebenarnya sama sekali tidak memerlukan zat pewarna. Biasanya, saos tomat yang bagus adalah yang bila dituang di atas piring tidak langsung jatuh ke dalam piringnya melainkan agak lambat karena sedikit kental (http://komunikasi.um.ac.id/?p=603).
Liputan6.com, Jakarta: "Tidak ada bahan pengawet makanan yang aman".
Kalimat inilah yang harus Anda waspadai bila ingin menyantap makanan lezat yang ditaburi saus sambal atau tomat dan kecap. Pasalnya hampir semua produk pangan mengandung bahan pengawet atau kimia yang melebihi ambang batas aman dapat berbahaya bagi kesehatan. Hal ini sangat memicu timbulnya penyakit pada pengkonsumsi seperti kanker, gangguan pernapasan, batu ginjal dan penyakit lainnya. Ketika pengkonsumsi tersebut adalah generasi muda dan anak-anak maka Indonesia akan mengalami goncangan penerus bangsa. Penggunaan bahan pengawet itu sengaja dilakukan produsen makanan agar makanannya tetap awet dan bertahan lama bila dijual di pasaran.
Berdasarkan penelitian Lembaga Konsumen Jakarta (LKJ), terdapat 14 dari 23 merek saus dan kecap yang dijual di pasaran mengandung bahan pengawet berlebihan. Bahan pengawet yang digunakan adalah natrium benzoat dan kalium sorbat. Penggunaan dua zat
kimia itu memang diperbolehkan pemerintah dalam industri makanan. Tapi penggunaannya tak boleh melebihi ambang batas sesuai dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 722 Tahun 1988. Untuk saos tomat dan sambel hanya diizinkan satu gram per 1 kilogram dan 0,6 gram untuk setiap 1 kilogram kecap. Namun kadar pengawet dalam 14 produk kecap dan saus itu ternyata dua kali dari ketentuan ambang batas yang diizinkan pemerintah. Saos merek Tri Sari produksi Bandung juga tak kalah ngawur menggunakan natrium benzoat dan kalium sorbat, yakni dua kali lipat dari kadar yang diizinkan. "Pengawet memang bisa memicu beberapa jenis penyakit apabila dikomsumsi secara berlebihan," kata Lilis Nuraida, peneliti Seafast Center (http://berita.liputan6.com/
progsus/200704/139890/class=%27vidico%27).
Dari hasil uji produk yang dilakukan BB POM, produk dengan bahan pengawet yang "overdosis" itu antara lain kecap Ikan Bawang, saos sambal Bahagia, dan saos tomat Tomato. Ketiga produk tersebut hendaknya tak dibeli dan dikonsumsi ibu-ibu rumah tangga maupun para pedagang makanan, karena produk tersebut ditemukan kandungan natrium benzoat yang melebihi ketentuan dalam Pasal 26 Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 722/Menkes/PER/IX/88. Pasal itu menyebutkan kandungan natrium benzoat yang diperbolehkan dalam suatu produk, adalah maksimal 600mg/kg untuk produk kecap, sementara untuk aneka saus maksimal 1.000 mg/kg. "Produk yang kandungan natrium benzoatnya melebihi ketentuan itu jika dikonsumsi, dari uji lab ditemukan bukti akan mengganggu kesehatan. Salah satu akibatnya adalah tekanan darah tinggi dan gangguan fungsi hati," kata Muhamad Muchtar saat ditemui di ruang kerjanya, di Jl. Karang Menjangan, Kamis (15/3) (http://www.wikimu.com/News/Print.aspx).
Peraturan dimaksud adalah UU Nomor 7 Tahun 1996 tentang Produk Pangan, UU Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999, Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/Per/IX/88 tentang Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang diizinkan dan Bahan Tambahan Kimia (BTK) yang dilarang digunakan pada makanan. Selain itu, Surat Keputusan Menteri Perdagangan RI Nomor 04/M-DAG/Per/2/2006 dan Nomor 08/M- DAG/PER/3/2006 tentang Distribusi dan Pengawasan Bahan Berbahaya, termasuk Formalin dan Boraks (http://news.id.finroll.com/nasional/110061).
Pemanfaatan wortel dan jeruk nipis di Indonesia masih minim. Hal ini menimbulkan kendala ekonomi bagi petani wortel dan penanam jeruk nipis, selain harganya yang relative murah, konsumennya juga kecil. Wortel ,tanaman sayur yang mempunyai nama latin Dacus carota ini, tidak asing di dapur rumah kita.Wortel yang biasa kita makan ini ternyata punya khasiat yang lebih besar. Wortel memang enak, tetapi jangan dipandang wortel hanya cocok dibuat sayur saja. Karena faktanya, wortel mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Umbi orange ini memiliki kandungan kimia yg komplit seperti gula, karoten, pectin, apspagin, vitA,B,C,D,E,K, Serat, lemak, hidrat, arang, kalsium, fosfor, besi, sodium, asam amino,minyak essensial dan beta karoten. Manfaat wortel untuk kesehatan yaitu memenuhi kebutuhan kalsium, anti kanker, mengatasi amandel, gangguan pernapasan, antioksi dan, meningkatkan imunitas, dan menghaluskan kulit. Zat yang terdapat dalam wortel juga berguna buat reproduksi, dalam hal ini mengatasi kemandulan dan menyuburkan organ reproduksi. Wortel juga baik untuk kesehatan mata, karena mencagah rabun senja dan memulihkan penglihatan lemah. Di dalam wortel juga terdapat pectin yg baik untuk menurunkan kolestrol dalam darah. Serat yg tinggi juga bermanfaat mencegah terjandinya konstipasi (susah buang air).
Sehingga kami memunculkan solusi baru dalam bentuk produk saos kesehatan yang bahan utamanya menggunakan wortel dan jeruk nipis. Produk saos kesehatan ini merupakan solusi dari problema produk saos di masyarakat Indonesia dan sangat mengutamakan kesehatan bangsa. Selain itu, dapat membantu perekonomian petani wortel dan jeruk nipis dalam bentuk pemproduksian hasil panennya.
1.2. Tujuan
Tujuan usaha “Saos Kesehatan” yaitu :
a Mensosialisasikan hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan dengan racikan saos kesehatan
b Memperkenalkan produk saos kesehatan
c Menganekaragamkan makanan dengan ciri khas kesehatan
d Memanfaatkan wortel dan jeruk sebagai saos kesehatan dan bergizi tinggi e Menarik minat bagi masyarakat yang kurang menyukai saos
1.3. Manfaat
Manfaat usaha “Saos Kesehatan” yaitu :
a Masyarakat hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan dengan racikan saos kesehatan
b Meningkatkan cita rasa masakan
c Pelengkap camilan (makanan ringan) bergizi tinggi
d Memaksimalkan pendapatan petani wortel dan jeruk di Indonesia e Meningkatkan jumlah masyarakat yang suka saos
2. Marketing Plan 2.1. Target Market
Wirausaha Saos Kesehatan mempunyai prospek usaha yang menjamin, karena di Indonesia belum pernah ada yang mencoba mengembangkan home industri saos kesehatan, sehingga peluang pasarnya masih tinggi.
Kejelasan Segmen pasar yang dituju sangat menunjang keberhasilan suatu wirausaha “Saos Kesehatan” yang kami planing-kan. Segmen atau target pasar yang dituju adalah restaurant, hotel, rumah makan, pasar modern (moll, supermarket, mini market dan lainnya), pasar tradisional, pertokoan dan warung di seluruh Indonesia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan dibawah ini.
Bagan 2.1 Target Pasar
Target Pasar
Restaurant
Hotel
Pasar Modern
Pasar Tradisional
Rumah Makan
Toko Makanan
Warung
2.2. Strategi Pemasran
Strategi pemasaran produk saos kesehatan yang kami tawarkan pada masyarakat yaitu menggunakan 4P (Place, Prace, product dan promotion). Sehingga dapat mempermudah dalam proses pemasaran produk kami. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan dibawah ini.
Bagan 2.2
Strategi Pemasaran
Tabel 2.1 Strategi pemasaran 4P Strategi Teknik
Place Melihat lokasi, saluran dan persediaan Price Mencantumkan potongan harga
Product Jenis product, nama merek, pelayanan dan kualitas product.
Promotion Promosi penjualan, penjualan pesonal, periklanan dan pendekatan ke kepala sekolah dan mayarakat.
2.3. Program Marketing Fix Produk
Produk yang kami tawarkan adalah saos kesehatan bergizi tinggi.
Harga Jual
Harga jual yang kami tawarkan sesuai dengan kondisi ekonomi masyarakat dan pentingnya kesehatan serta kualitas produk saos kesehatan. Survei yang kami lakukan untuk mengetahui besarnya harganya saos darimerek nasional (Indofood, ABC, dan lainnya) di pasaran antara Rp. 3.500,- untuk kemasan kecil (150 grm) sampai Rp. 12.000,- untuk kemasan (500 grm). Sehingga kami mengambil solusi harga jual saos kesehatan yaitu Rp. 10.000,- (isi 500 grm). Harga jual ini masih dapat dijangkau oleh masyarakat Indonesia.
Media Promosi Yang Digunakan
Media menunjang proses pemasaran, ada beberapa alternative yang bisa kami gunakan untuk mempromosikan produk ini, sehingga lebih dikenal oleh masyarakat dan menjadi pilihan masyarakat. Media ini berupa, pamphlet, spanduk, leaflet dan melalui web
Garuda Mandiri
“Saos Kesehatan”
Hotel Pasar Modern
Restaurant
Pasar Tradisional PEMERINTAH
Promosi awal Diskon 25%
Tiap beli 2 kemasan
MASYARAKAT
di internet serta untuk promosi awal, harga saos kesehatan diberikan diskon 25% setiap pembelian (2 kemasan) selama 3 (tiga) bulan.
Sistem Distribusi
Distribusi produksi saos kesehatan kepada seluruh masyarakat di berbagai kalangan dengan menjalin kerjasama dengan konsumen seperti restaurant, hotel, rumah makan, pasar modern (moll, supermarket, mini market dan lainnya), pasar tradisional, pertokoan dan warung di seluruh Indonesia. Hal ini sangat memberi peluang besar bagi wirausaha kami yang sangat mengutamakan kesehatan masyarakat Indonesia.
3. Operasional Plan
3.1. Teknologi dan Proses Produksi Teknologi
Teknologi yang digunakan cukup sederhana yaitu hanya berupa peralatan memasak biasa.
Proses Produksi
Gambar 1 Proses Produksi
Aktivitas yang dilakukan meliputi proses mencari wortel dan jeruk serta bahan-bahan dalam pembuatan saos kesehatan lainnya, proses memasak, dan pemasaran. Wortel dan jeruk didapat dari petani yang menanam tanamannya secara alami. Petani seperti ini terdapat di wilayah pegunungan di Indonesia seperti di wilayah Malang. Proses memasak wortel dengan cara pengukusan, penghalusan, dan penggorengan.. Terakhir, proses pemasaran ke konsumen (masyarakat).
3.2. Peralatan dan Bahan Baku Peralatan Utama yang digunakan
No Nama Alat Kegunaan Harga Satuan
(Rp)
Harga Seluruhnya
(Rp) 1. 1 Blender Penggiling wortel Rp. 400.000,- Rp. 400.000,- 2. 1 Wajan Tempat
penggorengan Rp. 40.000,- Rp. 40.000,- 3. 1 kompor Pemasak wortel Rp. 400.000,- Rp. 400.000,- 4. 3 pisau Pengupas wortel
dan jeruk Rp. 15.000,- Rp. 45.000,-
Jumlah Rp. 885.000,-
Anggaran Bahan
No Nama Bahan Kegunaan Harga Satuan (Rp)
Harga Seluruhnya
(Rp) 1. 300 kg Wortel Bahan utama
saos kesehatan Rp. 6.000,- Rp. 1.800.000,- 2. 75 kg Jeruk Nipis Bahan utama Rp. 4.000,- Rp. 300.000,-
Pencarian Bahan
Proses
memasak Pemasaran
saos kesehatan 3. 10 kg Gula Bumbu
pelengkap Rp. 8.000,- Rp. 80.000,- 4. 5 kg Garam Bumbu
pelengkap Rp. 4.000,- Rp. 20.000,-
Jumlah Rp. 2.200.000,-
3.3.Organisasi dan Manejemen
Keberlangsungan dan kesuksesan usaha yang kami laksanakan ini akan tercapai apabila di dalamnya terdapat sistem pertanggungjawaban yang jelas. Sehimgga segala sesuatu yang terjadi di kemudian hari, harus bisa langsung dipertanggungjawabkan kepada pihak yang memang sudah ditunjuk dalam struktur keorganisasian dalam usaha kami.
Karena hal ini sangat berkaitan dengan menejemen di tiap-tiap proses produksi saos kesehatan. Oleh karena itu, dalam team kami telah menunjuk penanggungjawab- penanggungjawab pada tiap proses produksi yang telah kami susun. Untuk lebih jelasnya dapat diamati pada bagan 3.3.
Bagan 3.3 Organisasi Pelaksana
4. Financial Performance 4.1. Permodalan
Struktur Permodalan merupakan modal team sehingga dapat memenuhi pengeluaran yang dibutuhkan, adapun rincian modal tiap person dalam team ditunjukkan pada tabel berikut.
No Nama Investasi
modal 1. Yudik Haryono Rp. 2.000.000,- 2. Ibno Fajar Rp. 1.500.000,- 3. Yulinda Eka
Rahayu Rp. 1.500.000,-
Jumlah Modal Awal Rp. 5.000.000,-
Yudik Haryono
Ibno Fajar Yulinda Eka Rahayu
Pencarian Bahan Pemasaran Proses Memasak
4.2. Break Event Point (BEP)
Biaya Operasional Setiap bulan
No Nama Bahan Kegunaan Harga Satuan (Rp)
Harga Seluruhnya
(Rp) 1. 300 kg Wortel Bahan utama
saos kesehatan Rp. 6.000,- Rp. 1.800.000,- 2. 75 kg Jeruk Bahan utama
saos kesehatan Rp. 4.000,- Rp. 300.000,- 3. 10 kg Gula Bumbu
pelengkap Rp. 8.000,- Rp. 80.000,- 4. 5 kg Garam Bumbu
pelengkap Rp. 4.000,- Rp. 20.000,-
Jumlah Rp. 2.200.000,-
Analisis Pendapatan dan Keuangan
Produksi 2 minggu = 175 kemasan (500 grm) Produksi 1 bulan : 175 x 2 = 350 kemasan (500 grm)
Harga saos kesehatan yang ditawarkan = Rp. 10.000,- per kemasan Biaya untuk memulai bisnis (modal awal) Rp. 5.000.000,-
Hasil penjualan setiap bulan = 350 x Rp. 10.000,- = Rp. 3.500.000,-
Total biaya operasional setiap bulan = Rp. 2.200.000,-
Keuntungan setiap bulan = Rp. 3.500.000,- – Rp. 2.200.000,-
= Rp. 1.300.000,-
Break Event Point (BEP) = Modal awal / Laba perbulan
= Rp. 5.000.000,00 / Rp. 1.300.000,00
= 3 bulan 25 hari atau 118 hari
5. Kesimpulan
Saos kesehatan dapat membantu dalam peningkatan kesehatan masyarakat karena sesuai dengan UU Nomor 7 Tahun 1996 tentang Produk Pangan, UU Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999, Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/Per/IX/88 tentang Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang diizinkan dan Bahan Tambahan Kimia (BTK) yang dilarang digunakan pada makanan. Selain itu, Surat Keputusan Menteri Perdagangan RI Nomor 04/M-DAG/Per/2/2006 dan Nomor 08/M- DAG/PER/3/2006 tentang Distribusi dan Pengawasan Bahan Berbahaya, termasuk Formalin dan Boraks
Berdasarkan hasil penghitungan penjualan dan biaya yang dikeluarkan, usaha
‘Saos Kesehatan’ layak untuk didirikan karena juga membantu perekonomian petani wortel dan jeruk nipis dalam bentuk pemproduksian hasil panennya.