10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Adapun beberapa penjelasan yang akan dibahas kali ini, yang berisikan tentang teori-teori dan konsep yang relevan sesuai dengan bidang yang diteliti.
Kajian Teori Media Sosial
Menurut Kaplan (2010:61) mendefinisikan media sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun diatas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content. Web 2.0 menjadi platform dasar media sosial. Media sosial ada dalam ada dalam berbagai bentuk yang berbeda, termasuk social network, forum internet, weblogs, social blogs, micro blogging, wikis, podcasts, gambar, video, rating, dan bookmark sosial. Menurut Kaplan dan Haenlein (2013:7) ada enam jenis media sosial: proyek kolaborasi misalnya, wikipedia, blog dan microblogs misalnya, twitter, komunitas konten misalnya, youtube, situs jaringan sosial misalnya facebook, instagram, virtual game (misalnya world of warcraft), dan virtual social misalnya, second life).
Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web
page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi
dan berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain facebook, twitter, dan
instagram. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast,
maka media sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang
tertarik untuk berpartisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara
11
terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.
Pengertian Cyberbullying
Menurut Natalia (2016:121) , Cyberbullying adalah tindakan yang sama dengan tindakan bullying pada umumnya, yaitu mengintimidasi, mencemooh, atau mengganggu orang lain, namun dilakukan melalui internet atau dunia cyber.
Walaupun tidak terjadi secara langsung atau face-to-face, cyberbullying juga bisa memakan korban. Hujatan yang diterima seseorang melalui dunia maya bisa mengganggu kondisi psikis seseorang.
Menurut Hinduja dan Patchin (2011:21), Cyberbullying didefinisikan sebagai perilaku seseorang atau kelompok yang secara sengaja dan berulang kali melakukan tindakan yang menyakiti orang lain melalui komputer, telepon seluler, dan alat elektronik lainnya.
Berdasarkan dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa cyberbullying merupakan tindakan perilaku yang dapat menyakiti orang lain dengan cara mengintimidai, mencemooh orang lain yang dilakukan tidak secara langsung, akan tetapi dilakukan melalui komputer, telepon seluler dengan cara melalui sosial media atau dunia maya. Sehingga perilaku cyberbullying ini dapat merugikan orang lain.
Aspek-Aspek Cyberbullying
Menurut Willard (2005: 2), aspek-aspek dari cyberbullying ada 7, yaitu : 2.1.3.1 Flaming
Flaming merupakan perilaku yang berupa mengirim pesan teks dengan
kata-kata kasar, dan frontal. Perlakuan ini biasanya dilakukan di dalam chat
12
group di media sosial seperti mengirimkan gambar-gambar yang dimaksudkan untuk menghina orang yang dituju.
2.1.3.2 Harassment
Harassment merupakan perilaku mengirim pesan-pesan dengan kata-kata tidak sopan, yang ditujukan kepada seseorang yang berupa gangguan yang dikirimkan melalui email, sms, maupun pesan teks, di jejaring sosial secara terus menerus. Harassment merupakan hasil dari tindakan flaming dalam jangka panjang. Harassment dilakukan dengan saling berbalas pesan atau bisa disebut perang teks.
2.1.3.3 Denigration
Denigration merupakan perilaku mengumbar keburukan seseorang di internet dengan maksud merusak reputasi dan nama baik orang yang dituju.
Seperti seseorang yang mengirimkan gambar-gambar seseorang yang sudah diubah sebelumnya menjadi lebih sensual agar korban diolok olok dan mendapat penelaian buruk dari orang lain.
2.1.3.4 Impersonation
Impersonation merupakan perilaku berpura-pura menjadi orang lain dan mengirimkan pesan-pesan atau status yang tidak baik.
2.1.3.5 Outing and Trickery
Outing merupakan perilaku menyebarkan rahasia orang lain, atau foto-foto
pribadi milik orang lain. Trickery merupakan perilaku membujuk sesorang
dengan tipu daya agar mendapatkan rahasia atau foto pribadi orang tersebut
13
2.1.3.6 Exclusion
Exclusion merupakan perilaku dengan sengaja dan kejam mengeluarkan seseorang dari grup online.
2.1.3.7 Cyberstalking
Cyberstalking merupakan perilaku berulang kali mengirimkan ancaman membahayakan atau pesan-pesan yang mengintimidasi dengan menggunakan komunikasi elektronik.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek cyberbullying ini memiliki beberapa karakteristik masing-masing yang tujuannya sama-sama melihatkan perilaku tindakan tidak terpuji seperti halnya mengirim pesan yang tidak sopan, mencemooh orang lain dan sebagainya.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Cyberbullying
Menurut Disa (2011: 4-7), Faktor-faktor yang mempengaruhi cyberbullying
pada Remaja. Pertama adalah Bullying Tradisional, peristiwa bullying yang dialami
di dunia nyata memiliki pengaruh besar pada kecenderungan individu untuk
menjadi cyberbullies (pelaku cyberbullying). Kedua adalah karakteristik
kepribadian. Ketiga adalah persepsi terhadap korban, sebagian besar dari mereka
mengungkapkan alasan mereka membully korban adalah karena sifat atau
karakteristik dari korban yang mengundang untuk mereka bully. Kemudian yang
keempat adalah strain, yaitu suatu kondisi ketegangan psikis yang ditimbulkan dari
hubungan negatif dengan orang lain yang menghasilkan efek negatif terutama rasa
marah dan frustasi yang mengarah pada kenakalan. Faktor yang kelima adalah
peran interaksi orang tua dan anak, peranan orang tua dalam mengawasi aktivitas
14
anak dalam berinteraksi di internet merupakan faktor yang cukup berpengaruh pada kecenderungan anak untuk terlibat dalam aksi cyberbullying.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi cyberbullying yaitu adanya masalah pribadi antara pelaku cyberbullying dan korban, perilaku seseorang yang kurang baik di sosial media sehingga memancing orang lain untuk di bully, dan peranan orang tua dalam mengawasi aktivitas anak dalam berinteraksi di internet.
Dampak Psikologis Akibat Cyberbullying
Menurut Rifauddin (2016:38) Perilaku cyberbullying dapat memberikan dampak negatif, antara lain korban mengalami depresi, kecemasan, ketidaknyamanan, prestasi di sekolah menurun, tidak mau bergaul dengan teman- teman sebaya, menghindar dari lingkungan sosial, dan adanya upaya bunuh diri.
Cyberbullying yang dialami remaja secara berkepanjangan akan menimbulkan stres berat, melumpuhkan rasa percaya diri sehingga memicunya untuk melakukan tindakan-tindakan menyimpang seperti mencontek, membolos, kabur dari rumah, bahkan sampai minum minuman keras atau menggunakan narkoba. Cyberbullying juga dapat membuat mereka menjadi murung, dilanda rasa khawatir, dan selalu merasa bersalah atau gagal. Sedangkan dampak yang paling menakutkan adalah apabila korban cyberbullying sampai berpikir untuk mengakhiri hidupnya (bunuh diri) oleh karena tidak mampu menghadapi masalah yang tengah dihadapinya.
Berdasaarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dampak cyberbullying
dapat memberikan dampak negatif yang bisa membuat korban cyberbullying
merasa tidak nyaman atau merasa terganggu hidupnya sehingga dapat
15
mengakibatkan gangguan psikis pada korban yang dapat melakukan bunuh diri jika tidak mampu menghadapi masalah yang dihadapi.
Pengertian Masyarakat
Menurut Horton (dalam Waluya, 2007:10) mengemukakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia yang relatif mandiri, yang hidup bersama- sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besar kegiatan kelompok.
Menurut Koentjaraningrat (2009: 146) Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu yang terkait oleh suatu identitas bersama masyarakat adalah:
2.1.6.1 Suatu kelompok yang berpikir tentang diri mereka sebagai kelompok yang berbeda, sebagai kelompok yang diorganisasi secara tetap untuk waktu yang lama dalam rintang kehidupan seseorang secara terbuka dan bekerja pada daerah geografis tertentu.
2.1.6.2 Kelompok orang yang mencari kehidupan secara berkelompok, sampai turuntemurun dan mensosialkan anggotanya melalui pendidikan,
2.1.6.3 Seseorang yang mempunyai sistem kekerabatan yang terorganisasi yang mengikat anggota-anggotanya
Peran adalah ikut berpartisipasi untuk melaksanakan hak dan kewajiban,
berarti telah menjalankan suatu peran. Peran menentukan apa yang diperbuat
seseorang bagi masyarakat. Peran yang dimiliki oleh seseorang mencakup tiga hal
antara lain:
16
2.1.6.4 Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi seseorang di dalam masyarakat. Jadi, peran di sini berarti peraturan yang membimbing seseorang dalam masyarakat.
2.1.6.5 Peran adalah sesuatu yang dilakukan seseorang dalam masyarakat.
2.1.6.6 Peran juga merupakan perilaku seseorang yang penting bagi struktur sosial masyarakat (Soekanto, 2010: 213).
Peran Tokoh Masyarakat dalam Mencegah adanya Perilaku Cyberbullying
Menurut Soekanto (2010: 256) Secara sosiologis, tugas-tugas pokok seorang tokoh masyarakat adalah sebagai berikut:
2.1.7.1 Memberikan suatu kerangka pokok yang jelas yang dapat dijadikan pegangan bagi pengikut-pengikutnya. Dengan adanya kerangka pokok tersebut, maka dapat disusun suatu skala prioritas mengenai keputusan- keputusan yang perlu diambil untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi (yang sifatnya potensial atau nyata). Apabila timbul pertentangan, kerangka pokok tersebut dapat digunakan sebagai pedoman untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi.
2.1.7.2 sebagai pedoman untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi.
2.1.7.3 Mengawasi, mengendalikan, serta menyalurkan perilaku warga
masyarakat yang dipimpinnya.
17
2.1.7.4 Bertindak sebagai wakil kelompok kepada dunia di luar kelompok yang dipimpinnya.
2.1.7.5 Memberikan suatu kerangka pokok yang jelas yang dapat dijadikan pegangan bagi pengikut-pengikutnya. Dengan adanya kerangka pokok tersebut, maka dapat disusun suatu skala prioritas mengenai keputusan- keputusan yang perlu diambil untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi (yang sifatnya potensial atau nyata). Apabila timbul pertentangan, kerangka pokok tersebut dapat digunakan sebagai pedoman untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi.
2.1.7.6 sebagai pedoman untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi.
2.1.7.7 Mengawasi, mengendalikan, serta menyalurkan perilaku warga masyarakat yang dipimpinnya.
2.1.7.8 Bertindak sebagai wakil kelompok kepada dunia di luar kelompok yang dipimpinnya.
Pengertian remaja
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak- anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju masa dewasa (Unayah dan Sabarisman, 2015: 124).
Santrock (2012: 26) mengemukakan bahwa adolescene diartikan sebagai masa
perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup
perubahan biologis, kognitif, dan sosial- emosional. Batasan usia remaja yang
umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu
18
usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12-15 (remaja awal), 15-18 tahun (masa remaja pertengahan), dan 18-21 tahun (masa remaja akhir).
Ciri – Ciri Remaja
Menurut Zulkifli (2003, 65-67) ciri- ciri remaja ada 7, yaitu : 2.1.9.1 Pertumbuhan fisik
Pertumbuhan fisik mengalami perubahan dengan cepat, lebih cepat dibandingkan dengan masa anak – anak dan masa dewasa.
2.1.9.2 Perkembangan seksual
Seksual mengalami perkembangan yang kadang – kadang menimbulkan masalah dan menjadi penyebab timbulnya perkelahian, bunuh diri dan sebagainya.
2.1.9.3 Cara berfikir
Cara berpikir causatif yaitu menyangkut hubungan sebab dan akibat.
Misalnya remaja duduk didepan pintu, kemudian orang tua melarangnya sambil berkata “pantang“. Andai yang dilarang itu anak kecil, pasti ia akan menuruti perintah orang tuanya, tetapi remaja yang dilarang itu akan mempertanyakan mengapa ia tidak boleh duduk didepan pintu.
2.1.9.4 Emosi yang meluap – luap
Keadaan emosi remaja masih labil karena erat hubungannya dengan keadaan hormon. Suatu saat ia bisa sedih sekali, dilain waktu ia bisa marah sekali.
2.1.9.5 Mulai tertarik pada lawan jenis
Dalam kehidupan sosial remaja, mereka lebih tertarik pada lawan jenisnya
dan mulai pacaran.
19
2.1.9.6 Menarik perhatian lingkungan
Pada masa ini remaja mulai mencari perhatian lingkungannya, berusaha mendapatkan status dan peran seperti melalui kegiatan remaja di kampung – kampung.
2.1.9.7 Terikat dengan kelompok
Remaja dalam kehidupan sosialnya tertarik pada kelompok sebayanya sehingga tidak jarang orang tua dinomor duakan sedangkan kelompoknya dinomor satukan.
Dinamika Hubungan antara Periaku Asertif dan Perilaku Cyberbullying pada Remaja
Masa remaja merupakan masa perkembangan transisi yang melibatkan perubahan fisik, kognitif, emosional, dan sosial dengan beragam bentuk latar belakang sosial, budaya dan ekonomi yang berbeda-beda (Papalia, Feldman &
Martorell, 2014: 2).
Menurut Lloyd (dalam Novalia dan Dayakisni, 2013: 174) perilaku asertif adalah perilaku bersifat aktif, langsung, dan jujur. Remaja dengan perilaku asertif tinggi lebih mudah untuk bersosialisasi dalam lingkungan, menghindari konflik karena bersikap jujur dan berterus terang, serta dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi secara efektif. Perilaku tersebut akan menghasilkan hubungan yang sehat dengan orang lain terutama pada saat membutuhkan bantuan dan kerjasama dengan orang lain.
Menurut Varjas dkk dalam (Zahrotunnisa, 2019: 94) menemukan bahwa
remaja lebih sering melakukan cyberbullying berdasarkan motivasi-motivasi
internal, antara lain pengalihan perasaan, pembalasan dendam, membuat perasaan
20
menjadi lebih baik, menghilangkan rasa bosan, perlindungan, iri hati untuk mendapatkan pengakuan, mencoba persona baru, dan anonymity atau rasa malu.
Hasil Penelitian yang Relevan
No Nama Judul Hasil Penelitian Perbedaan
1 Andrianto dan Oksiana Jatiningsih (2018)
Kesiapan Orang Tua Di
Kawasan Ketintang Baru Kelurahan Ketintang Surabaya Dalam Menghadapi Peluang Cyberbullying Pada Anaknya.
1) Orang tua belum mengetahui tentang cyber bullying dan hanya ada sebagian orang tua yang mengetahui cyberbullying, itupun hanya mengetahui cyberbullying dasarnya saja belum mengetahui secara mendetail, 2) Orang tua belum
memiliki kesiapan dalam menghadapi peluang
cyberbullying pada anaknya, karena orang tua belum canggih dalam menggunakan handphone,
Penelitian ini adalah mengenai kesiapan orang tua dalam menghadapi cyberbullying jadi hanya lingkup orang tua saja , dan peneliti mengenai peran masyarakat dalam mencegah
cyberbullying.
21
No Nama Judul Hasil Penelitian Perbedaan
belum mengetahui cyberbullying dan orang tua belum monitoring ketika handphone anaknya di password.
2 Flourensia Septy Rahayu (2012)
Cyberbullying Sebagai Dampak Negatif Penggunaan Teknologi Informasi
1) Fenomena
cyberbullying terjadi di kalangan remaja, meskipun belum didapatkan kasus yang sangat serius namun sudah cukup banyak remaja yang mengalami
cyberbullying 2) Kebanyakan korban
yang mendapat perlakuan cyberbullying menceritakan pengalaman yang mereka alami
kepada teman-teman mereka.
3) Cyberbullying bukan semata-mata
masalah remaja saja namun juga menjadi tanggung jawab stakeholder yang lain termasuk orang tua, sekolah,
masyarakat, para penegak hukum dan lain sebagainya.
Penelitian ini membahas
mengenai dampak
negatif yang
ditimbulkan dari
penggunaan
teknologi
informasi
sedangkan
penelitian yang
akan dilakukan
yaitu membahas
mengenai peran
masyarakat untuk
mencegah atau
melindungi
warganya
terutama di
kalangan remaja
dari kejahatan
cyberbullying.
22
No Nama Judul Hasil Penelitian Perbedaan
3 Rahmat Syah dan Istiana Hermawati (2018)
Upaya Pencegahan Kasus
Cyberbullying Bagi Remaja Pengguna Media Sosial di Indonesia
1) Cyberbullying merupakan tindakan intimidasi,
penganiayaan atau pelecehan disengaja yang remaja alami di internet.
2) Kasus cyberbullying ini seringkali kurang mendapatkan
perhatian, Padahal dapat menimbulkan ancaman serius terhadap
perkembangan yang tidak sehat selama sekolah.
Perbedaan dalam konteks ini dalam penelitian yang dilakukan Rahmat Syah dan Istiana Hermawati (2018) yaitu berbedaan dalam metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan dimana tidak meneliti secara langsung di lapangan.
No Nama Judul Hasil Penelitian Perbedaan 3) cyberbullying di
antara anak-anak dan remaja
merupakan masalah penting yang mempengaruhi kesejahteraan dan fungsi psikososial.
Sedangkan peneliti menggunakan penelitian kualitatif
deskriptif dimana harus meneliti secara langsung ke lapangan penelitian dengan menggunakan teknik
wawancara,
obesrvasi dan
dokumentasi .
23
Kerangka Berfikir
Pada saat ini, kita hidup di zaman globalisasi atau bisa juga disebut zaman modernisasi. Modernisasi sendiri dalam ilmu sosial merujuk pada bentuk transformasi dari keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan kehidupan masyarakat akan menjadi lebih baik.
Modernisasi mencakup banyak bidang, contohnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Di zaman modernisasi seperti sekarang, manusia sangat bergantung pada teknologi. Hal ini membuat teknologi menjadi kebutuhan dasar setiap orang.
Dari orang tua hingga anak muda.
Teknologi yang berkembang begitu cepat memberikan dampak positif yang
bermanfaat bagi manusia. Akan tetapi di balik dampak positif, dampak negatif juga
bermunculan akibat dari perkembangan teknologi. Di Indonesia jumlah pengguna
internet terbanyak yaitu kalangan remaja, remaja tidak hanya menggunakan internet
sebagai sarana pembelajaran, tetapi juga kebanyakan mereka menggunakan internet
atau media sosial untuk bersosial dengan teman mereka, mencari teman baru,
membagikan foto atau video tentang aktivitas mereka, membangun self image,
sebagai ajang untuk berkomentar terhadap status atau postingan orang lain dan
sebagainya . Tidak semua remaja dapat menggunakan internet dengan baik dan
benar karena tidak ada persyaratan yang wajib ketika ingin menggunakan internet
atau sosial media seperti bagaimana mereka harus beretika dalam menggunakan
internet atau sosial media. Kebebasan dalam menggunakan sosial media bisa
menimbulkan dampak negatif salah satunya yaitu tindakan cyberbullying pada
kalangan remaja .
24
Cyberbullying dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap keadaan emosi dan psikologi remaja, cyberbullying bisa dilakukan dimana saja dan kapanpun, pelaku juga bisa menutupi identitasnya dan dapat lebih mudah bagi pelaku untuk menyerang si korban tanpa harus face to face dengan korban.
Cyberbullying bukan semata-mata masalah remaja saja namun juga menjadi tanggung jawab stakeholder yakni suatu masyarakat, kelompok, komunitas ataupun individu manusia yang memiliki hubungan dan kepentingan terhadap permasalahan cyberbullying, seperti orang tua, penegak hukum, sekolah, pemerintah, dan masyarakat luas pada umumnya.
Melihat fenomena cyberbullying ini, perlu dibutuhkan peran dari masyarakat untuk mengatisipasi atau mencegah terjadinya cyberbullying dikalangan remaja yang ada di Dusun Singgahan Kelurahan Pelem, kawasan tersebut banyak sekali penduduk asli maupun pendatang dari bermacam-macam daerah sehingga bisa berpotensi terjadi perilaku cyberbullying.
Bagan 2.3 Kerangka Berfikir
Perkembanganteknologi dan informasi
Cyberbullying
Kalangan
remajaMencegah
Cyberbullying Peran Masyakarat
Dampak Positif Dampak Negatif
Dalam Bidang Pendidikan