• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "III. METODE PENELITIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Percetakan LAI adalah sebuah percetakan di bawah Yayasan Lembaga Alkitab Indonesia. Percetakan ini adalah perusahaan nirlaba yang mencetak Alkitab khususnya injil yang dipasarkan ke dalam maupun luar negeri. LAI ingin tetap mengedepankan kualitas sesuai dengan visinya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengelola rantai pasokan. Rantai pasokan mencakup seluruh aktifitas mulai dari pemilihan pemasok, proses produksi sampai distribusi hingga ke konsumen akhir. Apabila rantai pasokan telah berjalan dengan baik, maka akan meningkatkan daya saing dan memenuhi permintaan pelanggannya. Salah satu aktifitas rantai pasokan adalah pengadaan bahan baku oleh pemasok.

Pemasok merupakan bagian penting dari perusahaan untuk menyediakan bahan baku agar perusahaan dapat berproduksi dengan secara kontinyu.

Perusahaan harus memiliki hubungan yang baik dengan pemasok untuk keberlangsungan proses produksi. Pemasok bahan baku harus diseleksi untuk mendapatkan pemasok yang dapat memenuhi spesifikasi bahan baku yang diinginkan. Selain itu pemasok yang telah menjadi mitra kerja LAI selama ini harus menunjukkan kinerja yang baik untuk membantu LAI memproduksi produk yang berkualitas. Pengukuran kinerja pemasok perlu dilakukan untuk mengetahui kemampuan pemasok dalam memenuhi kebutuhan produksi.

Pengukuran kinerja pemasok diperlukan sebagai umpan balik bagi perusahaan untuk menilai pemasok.

Pengukuran kinerja menjadi sangat penting karena perusahaan dapat memilih pemasok mana yang dapat memenuhi kriteria perusahaan. Penilaian kinerja pemasok diukur berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan perusahaan. Penilaian ini dilakukan untuk menjaga kualitas dari produk yang dihasilkan LAI. Kriteria yang digunakan untuk menilai kinerja pemasok adalah ketepatan waktu pengiriman, ketepatan jumlah yang dipesan, ketepatan mutu bahan baku, kualitas dan kemampuan pasokan dari pemasok. Apabila pemasok memiliki kinerja yang baik maka tujuan perusahaan untuk menjadi

(2)

                                       

salah satu pusat produksi Alkitab terpenuhi. Kerangka pemikiran penelitian pada Gambar 2.

 

Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian

Visi LAI : Menjadi salah satu pusat produksi Alkitab yang mengedepankan kualitas

Pemasok merupakan bagian penting dari perusahaan

Pengelolaan rantai pasokan

Pemilihan Pemasok

Pengukuran kinerja pemasok

1. Kriteria ISO pengukuran kinerja LAI 2. Kriteria dari bagian Purchasing

Kualitas Ketepatan waktu pengiriman

Ketepatan jumlah pengiriman

Pelayanan Reputasi Pemasok

Pemasok memiliki kinerja baik?

Keberlangsungan proses produksi Umpan balik bagi perusahaan untuk

mengevaluasi pemasok Ya

Tidak

Kepuasan konsumen

(3)

3.2. Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian dilakukan secara bertahap, mulai dari penentuan topik dan judul hingga menentukan kesimpulan dan saran. Tahapan-tahapan

penelitian ini terdiri dari:

1. Penentuan topik dan judul penelitian dilakukan dalam ruang lingkup manajemen rantai pasokan dan judul yaitu ”Analisis Kinerja Pemasok Bahan Baku Utama Alkitab Injil Pada Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia dengan Proses Hirarki Analitik” yang sesuai dengan permasalahan yang ada di dalam perusahaan.

2. Perumusan masalah dilakukan dengan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan, batasan permasalahan tersebut.

3. Penentuan tujuan dilakukan untuk menentukan sasaran apa saja yang akan dicapai untuk dapat menyelesaikan permalahan yang ada. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis rantai pasok Alkitab Injil di LAI, menganalisis kriteria dan sub kriteria kinerja pemasok, dan mengidentifikasi pemasok yang memiliki nilai kinerja tertinggi.

4. Rancangan pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dengan cara wawancara, observasi dan menyebarkan kuesioner. Perancangan data dilakukan dengan membuat panduan wawancara dan kuesioner untuk mengidentifikasi rantai pasok serta mengukur kinerja pemasok.

5. Penentuan kriteria dan sub kriteria. Kedua hal tersebut dilakukan dengan membuat struktur hirarki dimana kriteria tersebut diperoleh dari perusahaan, studi literatur dan hasil wawancara. Setelah penentuan kriteria dan sub kriteria dibuat struktur hirarki berdasarkan AHP.

6. Pengumpulan data primer dan sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner, melakukan wawancara, studi literatur dan menggunakan laporan perusahaan.

7. Input data dari hasil wawancara dan kuisioner. Data kuesioner diinput kedalam Microsoft Excel 2007 dan Expert Choice 2000 untuk mengetahui bobot.

(4)

8. Pengolahan data secara deskriptif untuk mengidentifikasi rantai pasok.

Bobot penilaian dihitung untuk mendapatkan prioritas kriteria dalam mengukur kinerja pemasok dengan PHA.

9. Hasil dan pembahasan. Hasil yang didapat dari pengolahan data dijelaskan dalam bab pembahasan.

10. Kesimpulan dan Saran. Setelah membahas hasil penelitian, penulis membuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.

Tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3

Gambar 3. Tahapan penelitian

Studi Literatur Penentuan topik dan judul penelitian

Penentuan tujuan penelitian Perumusan Masalah

Pembuatan struktur hirarki dengan PHA Rancangan Pengumpulan Data : 1. Data Primer : Kuisioner

Wawancara 2. Data Sekunder : Studi literatur

Laporan perusahaan

Identifikasi rantai pasok Analisis deskriptif

Pengumpulan Data Primer : Struktur rantai pasokan Kriteria pemilihan pemasok Pengukuran kinerja pemasok

Input data

Pengolahan dan analisis data

Analisis Kuantitatif

Pengukuran kinerja pemasok dengan PHA

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

(5)

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia yang terletak di Jl. Raya Roda Pembangunan No.96, Km49 Cibinong.

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2011.

3.4. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan secara langsung, wawancara dengan bagian purchasing, logistik, dan pengisian kuesioner. Data sekunder diperoleh dari literatur yang relevan seperti dokumen dan panduan kriteria penilaian pemasok yang dimiliki oleh LAI.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Peneliti melakukan pengamatan baik secara langsung terhadap objek penelitian, sehingga dapat memahami dan mengetahui kondisi yang sebenarnya. Misalnya melihat jenis bahan baku, mengamati proses produksi yang sedang berlangsung.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui informasi mengenai perusahaan maupun mengenai rantai pasokan serta literatur yang digunakan untuk mengukur kinerja. Wawancara dilakukan dengan staf purchasing, Kepala bidang (Kabid) logistik, supervisor QC (Quality Control). Hal ini dilakukan untuk mengetahui kriteria penilaian pemasok, pemasok LAI, dan spesifikasi bahan baku. Pengisian kuesioner dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan kepada responden ahli yaitu, Kabid Keuangan, Kabid Logistik, staf logistik, staf purchasing, supervisor QC. Kuesioner yang diberikan adalah kuesioner mengenai pengukuran kinerja pemasok dengan pendekatan PHA. Kuesioner diberikan kepada bagian purchasing, logistik, QC. Kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.

3. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan membaca buku mengenai manajemen rantai pasokan, jurnal tentang rantai pasokan, skripsi-skripsi yang terkait

(6)

dan panduan perusahaan dalam menilai kinerja pemasok bahan baku. Jenis dan metode pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jenis dan metode pengumpulan data No Tujuan Jenis

Data

Metode Pengumpulan

data

Analisis data

Sumber data

1 Mengetahui hubungan rantai pasok

Primer Wawancara Analisis deskriptif

- Purchasing - Logistik

2 Merancang struktur hirarki kinerja pemasok

Primer Sekunder

Wawancara Studi literature

Analisis deskriptif

- Logistik - Purchasing - Produksi

3 Mengukur kinerja pemasok

Primer Kuesioner Analisis kualitatif

- Purchasing - Logistik - Produksi

3.5. Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil sampel yang mewakili populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik non probability sampling, yaitu judgement sampling. Pada teknik non probabilitas, semua elemen belum tentu memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel karena itu teknik ini biasa juga disebut sebagai pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan. Judgement sampling dipilih karena dalam memilih sampel peneliti mengambil sampel yang sesuai dengan kriteria dan mewakili populasi yang dibutuhkan. Jumlah responden dalam penelitian sebanyak 5 (lima) orang. Responden terdiri dari Kepala bidang (kabid) Keuangan karena membawahi bagian purchasing, staf purchasing, Kabid Logistik, staf logistik, supervisor QC. Responden tersebut dipilih karena dianggap memahami tentang kinerja pemasok dan frekuensi dengan pemasok cukup sering.

3.6. Pengolahan dan Analisis Data

Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui rantai pasokan perusahaan, mengetahui hubungan perusahaan dengan pemasok. Analisis

(7)

kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode proses hirarki analitis (PHA). Menurut Saaty (1991), kerangka kerja PHA terdiri dari delapan langkah utama, adapun penjelasan dari setiap langkahnya sebagai berikut : 1. Mendefinisikan persoalan dan merinci pemecahan persoalan yang

diinginkan. Struktur yang dibuat terdiri dari focus, forces,actors, objective, dan scenario dalam struktur PHA.

2. Membuat struktur hirarki dari sudut manajemen secara menyeluruh.Hirarki memiliki bentuk yang sangat berkaitan, tersusun dari sasaran utama, sub- sub tujuan, faktor-faktor pendorong yang mempengaruhi sub-sub tujuan tersebut.

3. Menyusun matriks perbandingan berpasangan dari setiap tingkat dalam hirarki. Dalam matrik berpasangan memiliki angka yang menggambarkan relatif pentingnya suatu elemen dibandingkan dengan elemen yang lain.

Nilai perbandingan skala banding berpasangan dapat dilihat pada Tabel 4.

(8)

Tabel 4 Nilai skala banding berpasangan.

NILAI SKALA

DEFINISI PENJELASAN

1 Kedua elemen sama pentingnya

Dua elemen mempengaruhi sama kuat pada sifat itu

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada lainnya

Pengalaman atau pertimbangan sedikit menyokong satu elemen diatas lainnya

5 Elemen yang satu jelas lebih penting dibandingkan dengan elemen yang lain

Pengalaman atau pertimbangan dengan kuat disokong dan didominasinya terlihat dalam praktek

7 Suatu elemen mutlak lebih penting dibanding elemen yang lainnya

Satu elemen dengan disokong dan dominasinya terlihat dalam praktek

9 Satu elemen mutlak lebih penting dibanding elemen yang lainnya

Sokongan elemen yang satu atas yang lain terbukti memiliki tingkat penegasan tertinggi

2,4,6,8 Nilai-nilai diantara dua pertimbangan yang berdekatan

Kompromi diperlukan diantara dua pertimbangan

Kebalikan nilai-nilai diatas

Bila nilai-nilai diatas dianggap membandingkan antara elemen A dan B maka nilai-nilai kebalikan (1/2, 1/3, ¼,…, 1/9) digunakan untuk membandingkan kepentingan B terhadap A

Sumber : Saaty (1991)

4. Mengumpulkan semua pertimbangan yang diperlukan dari hasil melakukan perbandingan berpasangan antar elemen pada langkah ketiga.

5. Memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta bilangan 1 sepanjang diagonal utama dan di bawah diagonal utama diisi dengan kebalikannya.

6. Melaksanakan langkah 3, 4, dan 5, untuk semua elemen pada setiap tingkat keputusan yang terdapat pada hirarki, berkenaan dengan kriteria elemen di atasnya.

7. Menggunakan komposisi secara hirarki (sintesis) untuk membobotkan vektor prioritas. Pengolahan matriks terdiri dari dua tahap yaitu : (1) Pengolahan Horizontal dan (2) Pengolahan vertikal. Kedua jenis pengolahan tersebut dapat dilakukan untuk Matrik Pendapat Individu (MPI) dan Matrik Pendapat Gabungan (MPG), dimana MPI dan MPG harus memenuhi persyaratan Rasio Inkonsistensi tinggi.

(9)

a. Pengolahan horizontal terdiri dari tiga bagian, yaitu penentuan vektor prioritas (Vektor Eigen), uji konsistensi dan revisi MPI dan MPG yang memiliki rasio inkonsistensi tinggi. Tahapan perhitungan yang dilakukan pada pengolahan horizontal ini adalah :

RI = indeks acak (random indeks) menurut Saaty (1991) dari matriks berorde 1/15 yang menggunakan sampel berukuran 100.

Nilai rasio inkonsistensi (CR) yang lebih kecil atau sama dengan 0,1 merupakan nilai yang mempunyai tingkat konsistensi yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini dikarenakan CR merupakan tolak ukur

CR = CI =

5. Perhitungan Rasio Inkonsistensi (CR) adalah :

4. Perhitungan Indeks Inkonsistensi (CI) dengan rumus : 3. Perhitungan nilai Eigen Maks, ( λ maks )dengan rumus :

VA = (aij) x VA dengan VA = (Vai)

2. Perhitungan Vektor Prioritas (VP) atau Rasio Vektor Eigen adalah 1. Perkalian baris (Z) atau Nektor Eigen (VE) dengan rumus :

λ maks = VB =

VPi

VA dengan VB = (Vbi) dan

n 1

= n

i

vbi 1

untuk I = 1,2,3….n

−1

n

maks n λ

CI RI

n n

k

aij

=1

i, j = 1, 2, ……,n  Zi = 

VPi =  

n n

k

aij

=1 n

n

k

au

=1

= n

i 1

VP = (VPi), untuk i = 1, 2, …,n  …... (2)

…………... (1)

………... (5)

... (3)

………... (7)

………... (6)

………... (4)

(10)

bagi konsistensi atau tidaknya suatu hasil perbandingan berpasangan dalam suatu matriks pendapat.

Nilai indeks acak untuk menghitung rasio inkonsistensi dapat dilihat pada Tabel 5 dibawah ini.

Tabel 5. Nilai indeks acak

Orde (n) Indeks Acak (RI) Orde (N) Indeks Acak (RI)

1 0,00 8 1,41

2 0,00 9 1,45

3 0,58 10 1,49

4 0,90 11 1,51

5 1,12 12 1,48

6 1,24 13 1,56

7 1,32 14 1,57

Sumber : Saaty (1991)

8. Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hirarki.

Langkah ini dilakukan dengan mengalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas-prioritas kriteria yangbersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya.

3.7. Struktur Hirarki Pengukuran Kinerja Pemasok

Struktur hirarki pengukuran kinerja ini berdasarkan kriteria yang telah dimiliki perusahaan dan hasil wawancara penulis dengan bagian purchasing dan logistik. Kriteria yang digunakan perusahaan adalah kualitas, ketepatan waktu pengiriman dan ketepatan jumlah. Sedangkan untuk pelayanan dan reputasi serta sub kriteria pemasok didapatkan dari wawancara. Setelah mendapatkan kriteria dan sub kriteria, maka dibuatlah struktur hirarki untuk menilai kinerja pemasok. Penilaian kinerja pemasok memiliki kriteria seperti kualitas bahan baku (Q), ketepatan waktu (D), Ketepatan jumlah (L), Pelayanan (S) dan Reputasi pemasok (I) . Masing-masing kriteria memiliki sub kriteria untuk mewakili setiap kriteria yang ada. Sub kriteria dari kualitas bahan baku adalah penyediaan bahan baku tanpa cacat (Q1). Kesesuaian bahan baku dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan (Q2). Kekonsistenan

(11)

pemasok dalam menyediakan bahan baku yang sesuai dan berkualitas (Q3).

Sub kriteria dari ketepatan waktu pengiriman yaitu, pemasok harus mampu mengirimkan pesanan tepat waktu (D1). Pemasok harus dapat mengatasi masalah keterlambatan (D2). Transportasi penunjang pengiriman barang mampu dimiliki pemasok (D3). Sub kriteria dari ketepatan jumlah adalah jumlah yang dipesan harus sesuai dengan perjanjian yang dilakukan (L1).

Jumlah minimum barang cacat pada saat pihak LAI menerima bahan baku dari pemasok (L2). Kemampuan dalam memenuhi pesanan ( L3). Dalam hal pelayanan pemasok harus mampu memberikan pelayan yang terbaik bagi mitranya. Pemasok harus dapat memberikan informasi yang akurat dan mudah dimengerti (S1). Perusahaan mudah dalam melakukan pesanan (S2). Respon dalam menghadapi keluhan (S3). Sub kriteria reputasi pemasok yaitu, dapat dipercaya oleh perusahaan (I1), hubungan dengan perusahaan berjalan baik (I2) dan pemasok termasuk perusahaan yang sehat (I3).

Tingkatan struktur hirarki selanjutnya adalah kinerja pemasok. Terdapat 5 (lima) pemasok yang akan dinilai kinerjanya yaitu, pemasok A, pemasok B, pemasok C, pemasok D, pemasok E. Pemasok yang dinilai menyalurkan bahan baku yang berbeda. Pemasok A merupakan pemasok plate, pemasok B memasok bible paper, pemasok C memasok tinta, pemasok D memasok lem, dan pemasok E memasok cover.

Struktur hirarki secara horizontal menunjukkan hubungan antara elemen- elemen dalam satu tingkat hirarki dengan elemen lainnya ditingkat hirarki yang berbeda. Hasil pengolahannya menunjukkan tingkat pengaruh antara satu elemen dengan elemen pada satu tingkat diatasnya. Sedangkan secara vertikal menunjukkan hubungan setiap elemen pada tingkat hirarki tertentu terhadap sasaran utama. Pengolahannya menunjukkan alternatif pengukuran kinerja pemasok yang dapat dipilih dan bobotnya terkandung dalam masing-masing elemen hirarki. Gambar 4 menyajikan struktur hirarki kinerja pemasok untuk menilai kinerja pemasok bahan baku Alkitab injil yang terdiri dari tujuan, kriteria, sub kriteria dan kinerja pemasok.

(12)

Gambar 4. Struktur Hirarki TUJUAN

KRITERIA

SUB

KRITERIA

KINERJA PEMASOK

Menilai Kinerja Pemasok Bahan Baku

Kualitas

Penyediaan Bahan baku tanpa cacat

Sesuai dengan spesifikasi

Konsisten dalam kualitas

Ketepatan waktu pengiriman

Mampu mengirimkan pesanan tepat waktu

Pemasok dapat mengatasi masalah

keterlambatan

Sarana transportasi yang menunjang

Ketepatan Jumlah

Jumlah Sesuai Pesanan

Jumlah minimum barang cacat

Kemampuan dalam memenuhi pesanan

Pelayanan

Dapat memberikan informasi yang mudah dan akurat

Perusahaan mudah dalam melakukan

pemesanan

Respon dalam menghadapi keluhan

Reputasi pemasok

Dapat dipercaya oleh perusahaan

Memiliki hubungan baik dengan

perusahaan

Pemasok termasuk perusahaan yang

sehat

Pemasok E Pemasok D

Pemasok C Pemasok B

Pemasok A

Gambar

Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian
Gambar 3. Tahapan penelitian
Tabel 3. Jenis dan metode pengumpulan data  No  Tujuan Jenis  Data Metode  Pengumpulan  data Analisis data Sumber data  1  Mengetahui  hubungan  rantai  pasok
Tabel 4 Nilai skala banding berpasangan.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dua Peraturan Menteri ini sudah dicabut dikarenakan adanya Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 tahun 1999 tentang

Dalam memilih pilihan untuk dirinya sendiri, setiap manusia justru akan mengalami suatu perasaan yang memuakan atas perasaan bebasnya, karena tidak ada ukuran yang dapat

dan penyelenggaraan negara. Oleh karena itu negara seharusnya sesuai dengan nilai- nilai yang berasal dari Tuhan terutama hu- kum serta moral dalam kehidupan negara. Asas

daftar tilik adl suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh pelayanan sesuai atau tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan..  Berisi daftar

Secara fisik, residu hasil leaching dengan TCE berwarna coklat muda dan lebih lembut bila dibandingkan dengan residu hasil ekstraksi menggunakan n-heksan dan minyak tanah

Untuk memperoleh kesaksian tersebut, penulis melakukan wawancara dengan para seniman kesenian Umbul yang sezaman seperti pelatih, penari, dan nayaga kesenian Umbul

Dalam pembuatan aplikasi ini terdapat dua batasan masalah, sebagai berikut: yang pertama adalah tahapan SDLC yang dikerjakan hanya hingga tahap uji coba dan yang

VIII observasi kelima menunjukan bahwa dari 8 aspek yang diamati oleh penulis, guru hanya melakukan 8 aspek saja dengan presentase sebesar 100%, yaitu