1
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini, akan dijelaskan hal-hal yang mendasari penelitian ini. Hal-hal tersebut meliputi latar belakang dan rumusan masalah dari penelitian. Bab ini juga akan membahas tujuan, manfaat, batasan, serta sistematika dari penelitian ini.
I.1 Latar Belakang
Beras merupakan makanan pokok bangsa Indonesia. Rata-rata penduduk Indonesia mengonsumsi beras sekitar 139,422 kg/jiwa/tahun (BPS, 2009), Indonesia menjadi negara konsumen beras terbesar di dunia. Sudah banyak usaha pemerintah untuk mengurangi konsumsi beras dengan aneka makanan lokal lainnya namun tampaknya setiap tahun permintaan terhadap beras selalu mengalami kenaikan. Krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak bulan Juli tahun 1997, menimbulkan dampak negatif bagi kesejahteraan penduduk Indonesia. Tidak hanya itu saja, krisis pangan pun terjadi sejak tahun 1998 (Pedum Raskin, 2011). Peningkatan harga bahan pokok khususnya beras mengakibatkan banyak penduduk Indonesia yang tidak mampu membeli beras.
Hal tersebut juga mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk miskin setiap tahunnya di Indonesia. Menurut BPS tahun 2008, Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terkena dampak krisis moneter yang paling parah terkena dampak krisis pangan. Dengan konsisten, pemerintah pun memberikan perhatian yang sangat besar terhadap krisis pangan tersebut salah satunya dengan Operasi Pasar Khusus (OPK). OPK bertujuan untuk memberikan subsidi beras kepada rumah tangga miskin. Namun, sejak tahun 2002 nama OPK diubah menjadi Program Beras untuk Keluarga Miskin (Program Raskin) yang bertujuan untuk lebih mempertajam sasaran penerima manfaat. Perum Bulog bekerja sama dengan Pemerintah Daerah untuk menyalurkan Raskin ke Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) di masing-masing kecamatan di suatu Kabupaten/Kota. Bupati/Walikota mengirimkan Surat Perintah Alokasi (SPA) Raskin kepada Perum Bulog di masing-masing Provinsi di Indonesia, untuk mendistribusikan Raskin ke masing-masing Titik Distribusi (TD) di masing- masing Kabupaten/Kota. Pendistribusian Raskin dilakukan sebanyak 12 kali
2
penyaluran dalam satu tahun. Data-data RTS-PM yang diperoleh Pemerintah Daerah berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) di masing-masing Provinsi.
Perum Bulog Sub Divre Wilayah-1 Bandung, merupakan salah satu area yang berada di bawah Perum Bulog Divre Jawa Barat. Perum Bulog Sub Divre Wilayah-1 Bandung membawahi 5 area kerja yaitu area Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, dan Kabupaten Sumedang. Untuk membantu ketersediaan Raskin setiap bulannya, Perum Bulog Sub Divre Wilayah-1 Bandung memiliki empat gudang beras yang akan menyediakan Raskin. Gudang-gudang tersebut tersebar di beberapa wilayah di Bandung dan Sumedang, yaitu Gudang Beras Bulog (GBB) Cimindi, Cimahi, Dayeuhkolot, Gedebage dan Paseh, Sumedang. Di masing-masing area pendistribusian Raskin tersebut, terdapat Satuan Kerja (Satker) Raskin yang akan bertugas secara langsung untuk mendistribusikan Raskin ke Titik Distribusi (TD).
Pendistribusian Raskin masih memiliki banyak masalah, yang akan mengganggu proses pendistribusian Raskin tersebut. Salah satu masalah tersebut yaitu keterlambatan pendistribusian Raskin setiap bulan. Keterlambatan pendistribusian Raskin, dapat dilihat pada Tabel I.1 dibawah ini.
Tabel I.1 Aliran Raskin Pada Gudang Beras Perum Bulog Sub Divre Wilayah-1 Bandung Pada Bulan Januari Tahun 2011
(Sumber : Dokumentasi Perum Bulog Sub Divre Wilayah-1 Bandung)
Keterlambatan pendistribusian tersebut, disebabkan oleh pengelompokan GBB dengan titik distribusi. Pada kondisi existing pengelompokan GBB dengan titik distribusi yang terdapat pada Perum Bulog Sub Divre Wilayah-1 Bandung, No Nama Gudang
Kebutuhan per Bulan
(kg)
Persediaan Awal Raskin
(kg)
Raskin Masuk (kg)
Total Persediaan Raskin (kg)
Raskin Keluar (kg)
Keterlambatan (kg)
1 Gudang Paseh 1245480 0 847280 847280 847280 398200
2 Gudang
Dayeuhkolot 2775960 16495 2100970 2117465 16495 2759465 3 Gudang Gedebage 2387475 1334249 1002400 2336649 1707045 680430
4 Gudang Cimindi 313050 3962957 0 3962957 313050 0
3
menggunakan perkiraan jarak terdekat dari GBB ke titik distribusi, dan tidak menggunakan perhitungan secara matematis. Hal tersebut dapat mengakibatkan jarak antara titik distribusi dan gudang beras menjadi lebih jauh dan membutuhkan waktu lebih banyak untuk melakukan proses pendistribusian Raskin. Gambar I.1 di bawah ini merupakan pengelompokan GBB dengan titik distribusi Raskin di area Perum Bulog Sub Divre Wilayah-1 Bandung.
GUDANG BERAS BULOG
Gudang Beras Cimindi Kapasitas 10.500.000 kilogram
Gudang Beras Gedebage Kapasitas 14.000.000 kilogram
Gudang Beras Dayeuhkolot Kapasitas 9.000.000 kilogram
Gudang Beras Paseh Kapasitas 2.000.000 kilogram
AREA TITIK DISTRIBUSI
15 kelurahan/desa di Kota Cimahi
151 kelurahan/desa di Kota Bandung
165 kelurahan/desa di Kab.Bandung Barat
276 kelurahan/desa di Kab.Bandung
279 kelurahan/desa di Kab.Sumedang
Gambar I.1 Gudang Beras dan Area Titik Distribusi Perum Bulog Sub Divre Wilayah-1 Bandung
(Sumber : Dokumentasi Perum Bulog Sub Divre Wilayah-1 Bandung) Setelah dilakukan percobaan perhitungan jarak secara matematis, terdapat beberapa titik distribusi yang ternyata memiliki jarak terdekat dengan GBB lain, dan tidak sesuai dengan pengelompokkan GBB existing. Di bawah ini merupakan tabel jarak titik distribusi terhadap GBB dengan melakukan percobaan perhitungan secara matematis.
4
Tabel I.2 Jarak (dalam kilometer) dari Sample Titik Distribusi ke GBB
Jika di bandingkan dengan Gambar I.1, semua kelurahan (titik distribusi) di Kab.
Sumedang akan masuk dalam pengelompokan GBB Paseh, namun pada percobaan perhitungan jarak secara matematis terlihat ada beberapa kelurahan di Kab. Sumedang yang lebih dekat jaraknya dengan GBB Gedebage. Begitu pun dengan Kota Bandung, semua kelurahan seharusnya terdapat dalam pengelompokkan GBB Gedebage, setelah dilakukan perhitungan jarak secara matematis ternyata kelurahan tersebut masuk dalam pengelompokan GBB Cimindi. Dengan mempertimbangkan percobaan perhitungan matematis di atas, maka sudah seharusnya pengelompokkan GBB dengan titik distribusi dilakukan dengan menggunakan perhitungan secara matematis agar jarak tempuh truk dalam proses pendistribusian menjadi lebih dekat.
Setelah melakukan pengelompokan ulang terhadap titik distribusi dan gudang beras, maka sistem pendistribusian Raskin pun akan mengalami perubahan. Hal tersebut terjadi, karena pengambilan Raskin di setiap area titik distribusi mengalami perubahan. Perencanaan pendistribusian Raskin tersebut sulit untuk dilakukan secara manual, karena banyaknya titik distribusi serta lokasi titik distribusi yang tersebar dengan jarak tempuh yang berbeda dan keterbatasan jumlah serta kapasitas truk. Menurut hasil wawancara dengan salah satu Satker di Perum Bulog Sub Divre Wilayah-1 Bandung, jumlah pagu per bulan telah
No Area Titik
Distribusi Kelurahan
Jarak dari kelurahan ke gudang beras Gudang
Paseh
Gudang Dayeuh kolot
Gudang Gede
bage
Gudang Cimindi
Kab.
Sumedang
Mangunarga 26.01 km 22.85 km 14.87 km 32.73 km 1 Sindangpakuwon 24.23 km 25.45 km 17.50 km 35.34 km Cimanggung 25.27 km 23.52 km 15.42 km 33.26 km Sindulang 20.56 km 27.24 km 17.85 km 32.19 km
2 Kota Bandung
Isola 45.30 km 10.50 km 11.43 km 7.44 km Gegerkalong 46.65 km 10.62 km 12.52 km 6.10 km Sukarasa 46.67 km 10.61 km 12.53 km 6.07 km Sarijadi 47.50 km 11.16 km 13.46 km 5.25 km
5
ditentukan setiap awal tahun jadi para Satker hanya menyalurkan Raskin sesuai dengan kebutuhan di titik distribusi tersebut. Banyaknya jumlah Raskin yang harus disalurkan sementara kapasitas serta jumlah truk yang terbatas, hal tersebut menyulitkan untuk dilakukan penjadwalan pendistribusian Raskin secara manual, ketika terdapat kebutuhan pagu yang melebihi kapasitas truk tersebut. Pada keadaan exsisting-nya, para satker akan mendistribusikan Raskin dengan mengambil Raskin di GBB yang telah ditetapkan sebelumnya. Setelah itu, satker akan menginformasikan truk yang akan mengangkut Raskin tersebut, apabila Pagu Raskin tersebut melebihi kapasitas truk maka Raskin akan dipisahkan dengan truk yang lainnya. Seringkali pendistribusian Raskin mengalami keterlambat sampai ke titik distribusi, misalnya Raskin untuk bulan Januari baru bisa didistribusikan pada bulan Februari. Hal tersebut sering terjadi karena tidak adanya perencanaan pendistribusian yang baik. Oleh karena itu, pendistribusian Raskin harus memiliki perencanaan yang baik agar tidak menimbulkan keterlambatan pendistribusian. Karena keterlambatan pendistribusian tersebut akan menyebabkan penurunan kinerja pada Perum Bulog Sub Divre Wilayah-1 Bandung dalam hal pendistribusian Raskin.
Berdasarkan permasalahan tersebut, Perum Bulog Sub Divre Wilayah-1 Bandung membutuhkan perencanaan pendistribusi yang meliputi perencanaan truk dan lokasi pengambilan Raskin di GBB. Agar pendistribusian Raskin menjadi terencana serta dapat mengurangi keterlambatan pendistribusian. Untuk itu diperlukan pendekatan matematis yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Salah satu pendekatan tersebut adalah VRP (Vehicle Routing Problem). VRP (Toth & Vigo, 2001) merupakan sebuah masalah pemrograman integer yang masuk kategori masalah polynomial sukar, yang berarti usaha komputansi yang akan semakin sulit dan banyak, seiring dengan meningkatnya ruang lingkup masalah yang terjadi. Menurut Laporte (1992), menyatakan bahwa VRP adalah masalah penentuan rute-rute yang optimal dari satu atau beberapa depot menuju sejumlah pelanggan yang tersebar secara geografis dengan memperhatikan sejumlah batasan. Namun, sering terjadi beberapa masalah VRP dengan berbagai varian yang berbeda. Berdasarkan kasus yang diangkat yaitu
6
pendistribusian Raskin di Perum Bulog Sub Divre Wilayah-1 Bandung termasuk ke dalam varian VRP dengan multiple depots dan VRP dengan multiple trips.
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan model VRP dengan multiple depots dan VRP dengan multiple trips untuk selanjutnya diterapkan pada penjadwalan pendistribusian Raskin dengan rute yang sesuai dengan rute minimum serta kapasitas truk. Pembuatan rute pendistribusian truk dengan kapasitas yang optimal dengan menggunakan algoritma tabu search.
I.2 Perumusan Masalah
Pada penelitian ini dibuat suatu rumusan masalah yang akan diteliti antara lain : 1. Bagaimana pengelompokan Gudang Beras Bulog (GBB) yang optimal
terhadap Titik Distribusi (TD) ?
2. Bagaimana menentukan rute pendistribusian Raskin dengan kapasitas yang optimal dengan truk yang ada?
I.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah :
1. Menentukan pengelompokan GBB yang optimal terhadap titik distribusi.
2. Menentukan rute pendistribusian Raskin dengan kapasitas yang optimal dengan truk yang ada.
I.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui rute pendistribusian Raskin ke titik distribusi berdasarkan perhitungan jarak dari GBB ke titik distribusi yang sudah ditentukan.
2. Mengetahui waktu yang digunakan dalam pendistribusian Raskin selama satu bulan dengan menggunakan truk yang ada.
3. Dapat memberikan usulan bagi Perum Bulog Sub Divre Wilayah-1 Bandung untuk melakukan pendistribusian Raskin.
7 I.5 Batasan Penelitian
Agar pembahasan tugas akhir ini dapat lebih terfokus, maka ada beberapa batasan penelitian yang digunakan, yaitu:
1. Data RTS-PM Raskin merupakan data RTS-PM Perum Bulog Sub Divre Wilayah-1 Bandung tahun 2011.
2. Studi kasus menggunakan empat Gudang Beras Bulog (GBB) dengan titik distribusi sebanyak 886 titik.
3. Tidak melakukan perhitungan biaya pendistribusian Raskin karena biaya pendistribusian telah ditetapkan yaitu Rp 57/kg.
4. Pendistribusian raskin dilakukan setiap satu bulan sekali sebanyak 12 kali dalam satu tahun.
5. Raskin yang ada di satu gudang tidak dapat dipindahkan ke gudang lain (dengan kata lain tidak ada gudang yang dipasok oleh gudang lainnnya).
6. Gudang diijinkan menyalurkan raskin sesuai dengan jarak titik distribusi yang terdekat.
7. Perhitungan tidak mempertimbangkan lebar jalan, kapasitas jalan serta kondisi jalan.
8. Jalur yang ditempuh untuk berangkat dan pulang dari titik distribusi dari dan ke GBB dianggap sama.
I.6 Sistematika Penulisan
Penelitian ini diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Pada bab ini berisi literatur yang relevan VRP dengan multiple depots dan VRP dengan multiple trips. Dalam bab ini juga dibahas mengenai algoritma tabu search yang digunakan untuk membantu mengatasi permasalahan optimasi penelitian ini.
8 Bab III Metodologi Penelitian
Pada bab ini dijelaskan langkah-langkah penelitian secara rinci meliputi tahap identifikasi yang di dalamnya terdapat perumusan masalah, tujuan penelitian, studi literatur dan studi pendahuluan, kemudian tahap pengumpulan dan pengolahan data. Selanjutnya diakhiri dengan analisis, evaluasi, dan pembuatan desain sistem distribusi usulan. Kemudian akan diakhiri dengan kesimpulan.
Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pada bab ini berisi uraian hasil pengumpulan dan pengolahan data yang digunakan selama penelitian. Pada tahap pengumpulan data, ada beberapa data pada kondisi existing yang digunakan, antara lain data kebutuhan Raskin di titik distribusi, kapasitas gudang beras, jumlah gudang beras, jumlah truk, kapasitas truk dan koordinat letak titik distribusi dan gudang beras.
Bab V Analisis Data
Pada bab ini berisi analisis dari penelitian. Analisis yang dilakukan terhadap hasil pengolahan data yang kemudian dijadikan dasar untuk menyusul usulan perbaikan sistem pendistribusian raskin.
Bab IV Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini berisi kesimpulan akhir dari penelitian yang telah dilakukan, dan rekomendasi bagi pengembangan Tugas Akhir ini.