• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Proses

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Proses"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Perusahaan merupakan tempat dilakukannya berbagai kegiatan dalam usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Proses pencapaian tujuan perusahaan melibatkan semua sumber daya yang tersedia di dalam perusahan tersebut. Dalam hal ini karyawan memegang peranan penting, karena berhasil tidaknya tugas yang dipikul oleh perusahaan tergantung dari hasil kerja karyawannya. Diharapkan karyawan dapat bekerja secara maksimal dan se-produktif mungkin.

Dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan kadangkala terdapat ketidakpuasan dikalangan karyawan yang dapat menyebabkan hubungan yang terbina kurang harmonis. Sumber ketidakpuasan itu bukan hanya berupa materi saja (gaji dan fasilitas yang minim), akan tetapi juga dapat bersifat non material, misal : penghargaan sebagai manusia, kebutuhan untuk berpartisipasi, dan lain sebagainya.

Hubungan yang kurang harmonis pasti akan menciptakan suasana kerja yang tidak menyenangkan yang akan mengganggu produktivitas kerja. Untuk menciptakan hubungan yang harmonis diperlukan komunikasi antara pimpinan dan bawahan maupun antara sesama karyawan itu sendiri. Bentuk komunikasi yang paling tepat digunakan adalah komunikasi antar pribadi. Dalam hal ini terjalin proses komunikasi yang timbal balik yang pada akhirnya

(2)

dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Dengan demikian juga halnya dalam hubungan dengan sesama karyawan itu sendiri. Adanya hubungan yang baik dan harmonis menjadikan adanya suatu kerjasama yang mantap. Karenanya karyawan akan merasa betah dan senang bekerja di lingkungan tempat ia bekerja, sehingga produktivitas kerja meningkat.

Komunikasi antar pribadi yang merupakan salah satu bentuk komunikasi, memungkinkan seorang pemimpin atau atasan untuk berhadapan secara langsung dengan bawahannya, sekaligus dapat mengetahui keadaan bawahannya. Dengan bentuk komunikasi ini pula, tingkat persuasif dapat lebih baik dilakukan oleh seorang pemimpin. Dari sini, diharapkan dapat timbul kesamaan pengertian antara sesama anggota, yang kemudian dapat menimbulkan suatu sikap dan tingkah laku yang diharapkan dari para karyawan.

Terbentuknya gairah kerja, disiplin kerja, dan kerjasama di antara karyawan sebagai akibat komunikasi antar pribadi yang dilaksanakan pimpinan terhadap bawahannya, akan dapat menciptakan produktivitas kerja yang pada akhirnya akan mewujudkan tujuan perusahaan.

Adapun upaya-upaya yang dilakukan dalam menumbuhkan produktivitas kerja karyawan, yang berhubungan dengan komunikasi antar pribadi yang dilakukan pimpinan antara lain dengan menumbuhkan rasa percaya, sikap supportif dan sikap terbuka kepada karyawan, yang dapat mendorong timbulnya saling pengertian dan saling menghargai.

Mengadakan hubungan seperti diuraikan di atas, hendaknya dikembangkan oleh pimpinan melalui kegiatan komunikasi antar pribadi, seperti

(3)

konsultasi dengan pimpinan tentang masalah yang berhubungan dengan pekerjaan.

Pentingnya hubungan ini dilaksanakan pimpinan, adalah mengingat karyawan di dalam perusahaan terdiri dari individu-individu yang mempunyai kepentingan pribadi yang berbeda-beda, yang mana hal tersebut dapat menciptakan konflik dalam perusahaan.

Apabila terjadi konflik antar karyawan dalam satu perusahaan, maka hal tersebut dapat mengakibatkan aktivitas perusahaan tidak berjalan dengan baik, dan pada tahap selanjutnya tidak akan ada kegairahan dan semangat kerja, dengan kata lain tidak akan menimbulkan produktivitas kerja.

Untuk itulah, seorang pemimpin atau atasan harus mampu menciptakan hubungan pribadi dengan para karyawan di dalam perusahaan, baik melalui pertemuan formal maupun informal, yang dapat menumbuhkan rasa percaya, sikap supportif dan sikap terbuka, yang dapat mendorong timbulnya saling pengertian, saling menghargai dan pada akhirnya, timbul suatu kerjasama yang dapat mewujudkan tercapainya tujuan perusahaan, dan dari keadaan seperti itu diharapkan dapat menciptakan produktivitas kerja karyawan.

Bel Mondo Cafe merupakan salah satu restaurant yang terbaik di Medan dengan menyajikan pelayanan yang cepat dan tepat, beraneka ragam hidangan makanan dan minuman dan juga restaurant kedua serta yang pertama di Sumatera setelah salah satu hotel di Jakarta pada tahun 2000 yang mendapatkan American Beef Club Member by United State Meat Export

(4)

September 2005. Penghargaan ini diperuntukkan bagi jasa makanan dan minuman (cafe, restaurant maupun hotel) yang memenuhi standard kualifikasi khusus bagi penanganan dan pengolahan daging dari Amerika dari berbagai grade yang telah ditentukan oleh USDA (United State Departement of

Agriculture). Keberhasilan Bel Mondo Cafe mendapatkan penghargaan tersebut

pastinya tidak terlepas dari kerjasama yang baik antara pimpinan dan bawahan yang terjalin dari adanya komunikasi antar pribadi yang baik pula di cafe tersebut, sehingga meningkatkan produktivitas kerja karyawannya. Seperti yang penulis ketahui para karyawan sering melakukan konsultasi tentang masalah yang mereka hadapi didalam pekerjaan mereka kepada pimpinannya. Jadi apabila terjadi konflik antar karyawan maupun dengan pimpinan tentunya tidak mempengaruhi produktivitas kerja mereka. Apalagi seperti yang kita ketahui Bel Mondo Cafe bergerak dalam usaha jasa restaurant yang menuntut para karyawannya untuk ramah dan cekatan dalam melayani pelanggan. Hal ini kiranya terbukti dengan tetap ramainya pengunjung yang datang ke cafe tersebut untuk bersantap maupun bersantai melepaskan penat setelah seharian bekerja. Dengan adanya kedekatan antara pimpinan dan bawahan di Bel Mondo Cafe yang tercurahkan melalui komunikasi antar pribadi yang baik sudah pasti membuat para karyawannya memiliki semangat dan disiplin kerja yang tinggi yang akhirnya tentu saja dapat meningkatkan produktivitas kerja. Peneliti menilai bahwa berkembangnya Bel Mondo Cafe tentu saja tidak terlepas dari hubungan interpersonal yang baik, yang dilakukan melalui komunikasi antar pribadi yang efektif antara pimpinan dan bawahan.

(5)

Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk meneliti hubungan komunikasi antar pribadi yang dilakukan pimpinan terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan di Bel Mondo Cafe.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

“Apakah terdapat hubungan antara komunikasi antar pribadi dengan peningkatan produktivitas kerja karyawan di Bel Mondo Cafe?”.

I.3. Pembatasan Masalah

Untuk lebih memperjelas dan menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka perlu dibuat pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti penulis adalah :

1. Yang dimaksud dengan komunikasi antar pribadi dibatasi pada faktor-faktor keterbukaan, empati, dukungan, rasa positif, kesamaan.

2. Yang dimaksud dengan produktivitas kerja dibatasi pada faktor-faktor keseriusan kerja, disiplin kerja, partisipasi kerja, semangat kerja, mutu kerja, loyalitas kerja.

3. Objek penelitian adalah seluruh karyawan Bel Mondo Cafe baik dari lini bawah sampai lini atas yang telah bekerja selama 2 tahun.

(6)

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan arah pelaksanaan penelitian, yang akan menguraikan apa yang akan dicapai, dan biasanya disesuaikan dengan kebutuhan peneliti dan pihak lain yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui teknik komunikasi antar pribadi yang dilakukan pimpinan dan bawahan dalam peningkatan produktivitas kerja.

2. Untuk mengetahui hubungan komunikasi antar pribadi yang dilakukan pimpinan dan bawahan dengan peningkatan produktivitas kerja.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang sesungguhnya mempengaruhi produktivitas kerja karyawan di Bel Mondo Cafe.

I.4.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya Khasanah penelitian yang menyangkut komunikasi antar pribadi khususnya komunikasi antara pimpinan dan bawahan dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja dan sebagai sumber bacaan di lingkungan FISIP USU, khususnya di Departemen Ilmu Komunikasi.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan sebagai masukan bagi Bel Mondo Cafe untuk mengantisipasi masalah yang ada pada objek yang diteliti.

(7)

3. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis mengenai hubungan komunikasi antar pribadi dalam meningkatkan produktivitas kerja.

I.5. Kerangka Teori

Untuk memecahkan suatu permasalahan dengan jelas dan sistematis, dibutuhkan teori-teori sebagai landasan dan kerangka berpikir, karena kerangka teori berguna sebagai pendukung pemecahan masalah.

Teori terdiri dari konsep-konsep, defenisi, acuan dan proporsi yang menggambarkan suatu fenomena secara sistematis melalui penentuan hubungan antara variabel dengan tujuan untuk menjelaskan (memprediksikan) fenomena tersebut (Rakhmat, 1993 : 7).

Dalam setiap penelitian diperlukan dukungan dari teori-teori yang merupakan titik tolak dalam mencari penyelesaian dari suatu masalah. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana suatu masalah akan disoroti (Nawawi, 1991 : 140).

Untuk memberikan kejelasan pada penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa kerangka teori yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah : teori Komunikasi, Komunikasi Antar Pribadi, teori Self Disclosure, Produktivitas kerja.

(8)

I.5.1. Komunikasi

Manusia adalah makhluk sosial yang mana selalu berinteraksi dengan manusia yang lain. Karena sejarah lahirnya manusia memiliki hasrat untuk menjadi satu dengan manusia yang lainnya. Untuk menciptakan suatu relasi manusia membutuhkan komunikasi sebagai sarana. Oleh karena itu komunikasi merupakan dasar dari eksistensi manusia yang ingin bermasyarakat.

Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communication, yang bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendy, 1992 : 5).

Shannon dan Weaver (1949) menyatakan bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi yang di dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan tekhnologi.

Menurut Harold D. Lasswell dalam bukunya The Structuer and function of communication in Society, mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut : who, says what, in which channel, to whom, with what effect.

Jadi berdasarkan pandangan Lasswell tersebut komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

(9)

Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya komunikasi merupakan suatu proses dua arah. Komunikasi tidak hanya memberitahukan atau mendengarkan saja, komunikasi harus mengandung pembagian ide, pikiran, fakta, atau pendapat. Komunikasi bertujuan untuk menyalurkan ide atau pesan kepada orang lain dengan maksud agar mengerti, memperkuat, ataupun mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku seseoarang. Proses komunikasi tersebut dikatakan berhasil jika pesan yang disampaikan dimiliki bersama oleh komunikator dan komunikan. Proses tersebut akan lebih efektif jika sejalan dengan sistem nilai yang ada dilingkungan masyarakat ataupun dilingkungan kerja yang bersangkutan.

Berdasarkan hal diatas suatu perusahaan akan dapat menangani permasalahan dalam mengkoordinasikan tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan berkomunikasi. Bila disesuaikan dengan penelitian ini, bahwa peranan komunikasi disini adalah suatu proses penyampaian dan pertukaran pesan antar pimpinan dan karyawan.

I.5.2. Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antar dua orang atau lebih, dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan. Komunikasi jenis ini bisa berlangsung secara berhadapan muka (face to face), bisa juga melalui sebuah medium, umpanya telepon, surat, telegram dan lain sebagainya. Ciri khas komunikasi antar pribadi ialah sifatnya dua arah atau timbal balik (two ways traffic of communication). Dalam komuniksi seperti komunikasi antar pribadi, komunikator dan komunikan saling bergantian fungsi. Pada suatu ketika

(10)

komunikan menjadi komunikator, demikian sebaliknya. Dalam situasi seperti itu, maka komunikator utama adalah orang yang pertama-tama menyampaikan pesan (message), sebab dialah yang memulai komunikasi dan dialah yang mempunyai tujuan tertentu dengan menggunakan komunikasi itu.

Asumsi dasar komunikasi antar pribadi adalah bahwa setiap orang yang berkomunikasi akan membuat prediksi tentang efek atau perilaku komunikasinya, yaitu bagaimana pihak yang menerima pesan memberikan reaksinya. Jika menurut persepsi komunikator, reaksi komunikasi mentenangkan atau positif maka ini merupakan suatu pertanda bagi komunikator bahwa komunikasinya berhasil.

Apabila dua orang individu terlibat dalam suatu percakapan dan terdapat kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan, maka dapat dikatakan bahwa komunikasi antar pribadi cukup efektif dalam merubah prilaku orang lain. Segi efektifnya adalah adanya arus balik langsung yang dapat ditangkap oleh komunikator, baik secara verbal dalam bentuk kata, maupun secara non-verbal dalam bentuk gerak-gerik seperti anggukan dan lain-lain.

Menurut William F. Gluek mengatakan bahwa :

“ komunikasi antar pribadi yaitu proses pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antar dua orang atau lebih di dalam suatu kelompok kecil manusia ” (A.W. Widjaja, 1986 : 8).

Dalam proses komunikasi antar pribadi nampak adanya upaya dari para pelaku komunikasi untuk terjadinya pengertian bersama (mutual understanding) dan empati. Jenis komuniksi antar pribadi dianggap paling

(11)

efektif untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku manusia berhubungan dengan prosesnya yang dialogis (Liliweri, 1997 : 12). Dialog adalah proses komunikasi antar pribadi yang menunjukkan terjadinya interaksi.

Selanjutnya untuk menjelaskan pengertian komunikasi antar pribadi, De Vito (1976) (dalam Liliweri, 1997:12) memberikan beberapa ciri-ciri komunikasi interpersonal yang terdiri atas adanya :

a. Keterbukaan ( openess) b. Empati (empathy)

c. Dukungan (supportiveness) d. Rasa positif (positiveness) e. Kesamaan (equality)

a. Keterbukaan (openess)

Pihak komunikator dan komunikan saling mengungkapkan segala ide atau gagasan bahwa permasalahan secara bebas (tidak ditutupi) dan terbuka tanpa rasa takut atau malu. Kedua-duanya saling mengerti dan memahami pribadi masing-masing.

b. Empati (empathy)

Segala kepentingan yang dikomunikasikan ditanggapi dengan penuh perhatian oleh kedua belah pihak. Masing-masing merasakan situasi dan kondisi yang dialami tanpa pura-pura.

c. Dukungan (supportiveness)

Setiap pendapat, ide atau gagasan yang disampaikan mendapat dukungan dari pihak-pihak yang berkomunikasi. Sehingga dengan demikian keinginan atau hasrat yang ada dimotivasi untuk mencapainya. Dukungan membantu

(12)

seseorang untuk lebih bersemangat dalam melaksanakan aktivitas serta meraih tujuan yang didambakan.

d. Rasa positif

Jika setiap pembicaraan yang dibicarakan mendapat tanggapan pertama yang positif, maka lebih mudah melanjutkan percakapan yang selanjutnya. Rasa positif menghindarkan pihak-pihak yang berkomunikasi untuk curiga atau berprasangka yang mengganggu jalinan interaksi.

e. Kesamaan

Suatu komunikasi lebih akrab dan jalinan antar pribadipun lebih kuat, apabila mempunyai kesamaan pandangan, kesamaan sikap, kesamaan ideologi dan sebagainya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi antar pribadi adalah terdapatnya suatu hubungan komunikasi yang bukan saja sekedar menyampaikan informasi, tetapi terdapat unsur pendekatan pribadi. Karena hal ini penting dalam upaya mengubah sikap, pendapat dan prilaku.

Untuk menumbuhkan hubungan antar pribadi yang baik harus memiliki sikap percaya, supportif, dan terbuka. Semakin baik hubungan antar pribadi, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung (Rahkmat, 2001 : 129).

Dari pengertian komunikasi antar pribadi yang telah dikemukakan dapat dijelaskan agar tujuan komunikasi antar pribadi tercapai maka pimpinan (komunikator) harus bisa menarik perhatian karyawannya (komunikan) tentang

(13)

suatu pesan sehingga terjalin suatu kontak langsung, sehingga dengan sendirinya tujuan yang hendak dicapai dapat tercapai dengan tepat yaitu peningkatan produktivitas kerja si komunikan.

I.5.3. Teori Self Disclosure

Teori self disclosure sering juga disebut teori “Johari Window” atau Jendela Johari. Para pakar psikologi menganggap bahwa model teoritis yang dia ciptakan merupakan dasar untuk menjelaskan dan memahami interaksi antar pribadi secara manusiawi. Garis besar model teoritis Jendela Johari dapat dilihat dalam gambar berikut ini :

Terbuka

Diketahui diri sendiri dan orang lain

Buta

Tidak diketahui diri sendiri dan orang lain tahu

Tersembunyi

Diketahui diri sendiri tetapi tidak diketahui orang lain

Tidak dikenal

Tidak diketahui diri sendiri dan orang lain

Sumber : Liliweri, 1951:53

Proses komunikasi antar pribadi akan datang berlangsung dengan baik bila pribadi-pribadi yang terlibat didalam proses komunikasi antar pribadi tersebut saling memiliki keterbukaan. Atau dalam bahasa lain komunikasi antar pribadi tidak akan berjalan dengan baik bila masing-masing orang yang terlibat saling menutup diri.

Jadi bila dikaitkan dengan penelitian ini apabila setiap karyawan maupun pimpinan saling menutup diri maka komunikasi antar pribadi

(14)

diperusahaan tersebut tidak akan berjalan dengan baik. Karena komunikasi antar pribadi akan berhasil apabila diantara karyawan dan pimpinan saling terbuka dan memahami satu sama lain.

I.5.4. Produktivitas Kerja

Berbicara mengenai pengertian atau defenisi produktivitas, bukanlah hanya satu masalah teknis semata ataupun manejerial, tetapi merupakan suatu masalah yang kompleks. Ada banyak pengertian tentang produktivitas, yang mana menunjukkkan betapa kompleksnya sesungguhnya arti dari produktivitas kerja dalam satu organisasi, ada ciri yang sama dari berbagi pengertian yang diberikan yaitu menyangkut output banding input, yaitu perbandingan antara totalitas pengeluaran dan totalitas pemasukan, jika semakin besar pengeluaran dibanding pemasukan berarti tidak produktif.

Drs. Muchdarsyah Sinungan, mengartikan produktivitas sebagai : “ hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masukan yang sebenarnya” (Muchdarsyah Sinungan : 1987 : 9).

Sedangkan L. Greenberg mendefenisikan produktivitas sebagai :

“ perbandingan totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas selama periode tersebut ”( Muchdarsyah Sinungan, 1987 : 10).

Berhubung yang dibicarakan adalah produktivitas kerja karyawan di Bel Mondo Cafe, berarti berbicara tentang produktivitas tenaga kerja. Ini juga berarti berbicara tentang bagaimana meningkatkan kerja produktif dari seseorang. Jadi menyangkut bagaimana menciptakan suatu kondisi kerja yang bisa mendorong seorang pekerja, untuk secara sukarela meningkatkan hasil dan

(15)

mutu kerja yang menjadi tanggungjawabnya di organisasi tempat ia mengadakan aktivitas kerja. Dengan demikian dibutuhkan suatu pengelolaan atau manajemen.

Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan dari pada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu” (Drs. Oey Liang Lee, 1977 : 15). Dengan demikian dibutuhkan suatu seni mengelola manusia, baik ia sebagai individu, maupun kelompok agar dapat menghasilkan suatu hasil kerja yang seproduktif mungkin. Adapun faktor yang berkaitan dengan sikap untuk meningkatkan produktivitas kerja seseorang dapat dilihat dari :

a. Keseriusan kerja

Sikap untuk melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh dan tidak mengabaikan peraturan yang berlaku.

b. Disiplin kerja :

Sikap atau tingkah laku berupa kepatuhan dan ketaatan secara sadar terhadap aturan yang berlaku dalam lingkungan kerja karena adanya keyakinan bahwa dengan adanya aturan-aturan itu tujuan perusahaan akan dapat tercapai.

c. Partisipasi kerja :

Keikutsertaan para karyawan dalam usaha mencapai tujuan yang ingin dicapai organisasi.

(16)

d. Semangat kerja :

Suatu gairah yang positif yang terdapat secara internal di dalam diri seseorang pekerja dalam melakukan aktivitas kerja.

e. Mutu kerja :

Suatu hasil yang diberikan oleh seseorang pekerja di dalam melakukan aktivitas kerja sesuai dengan bidangnya.

f. Loyalitas kerja :

Suatu kesetiaan yang diberikan oleh seseorang pada suatu organisasi dimana ia mengadakan aktivitas kerja.

I.6. Kerangka Konsep

Nawawi (1995 : 37), mengatakan bahwa langkah yang harus dilakukan setelah sejumlah teori diuraikan adalah merumuskan kerangka konsep sebagai hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai.

Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama (Singarimbun, 1984 : 16).

Kerangka konsep dari satu gejala sosial yang memadai diperlukan untuk menyajikan masalah penelitian dengan cara yang jelas dan dapat diuji, karena itu variabel-variabel yang penting harus didefenisikan dengan jelas, setidaknya beberapa variabel yang harus didefenisikan secara operasional untuk memungkinkan dalil-dalil yang dapat diuji.

(17)

Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang akan diteliti yaitu:

1. Variabel Bebas atau Independent Variabel (X) Yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah : Kegiatan Komunikasi Antar Pribadi.

2. Variabel Terikat atau Dependent Variabel (Y) Yaitu variabel yang dipengaruhi variabel lain.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah : Produktivitas Kerja Karyawan 3. Variabel Antara atau Intervening Variabel (Z).

Yaitu variabel yang berada diantara variabel bebas dan variabel terikat, yang berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel antara dalam penelitian ini adalah : Karakteristik Responden.

I.7. Model Teoritis

Berdasarkan variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep, maka dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut :

Variabel Bebas (X) Kegiatan Komunikasi Antar Pribadi

Variabel Terikat (Y) Produktivitas Kerja Karyawan

Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden

(18)

I.8. Operasionalisasi Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang ada di atas, maka dibuat operasional variabel untuk membentuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yaitu :

VARIABEL TEORITIS VARIABEL OPERASIONAL

1. Variabel Bebas (X)

Kegiatan Komunikasi Antar Pribadi 1. Keterbukaan 2. Empati 3. Dukungan 4. Rasa positif 5. Kesamaan 2. Variabel Terikat (Y)

Produktivitas Kerja Karyawan

1. Keseriusan kerja 2. Disiplin kerja 3. Partisipasi kerja 4. Semangat kerja 5. Mutu kerja 6. Loyalitas kerja 3. Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden 1. Umur 2. Kelamin 3. Pendidikan 4. Lama bekerja

(19)

I.9. Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Defenisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara mengukur variabel-variabel. Defenisi operasional juga merupakan suatu informasi alamiah yang sangat membantu peneliti lain yang akan menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 1989 : 46).

Defenisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas (X)

Komunikasi antar pribadi : a. Keterbukaan :

Adanya kemauan pimpinan dan karyawan di Bel Mondo Café untuk membuka diri, mengatakan tentang keadaan dirinya sendiri sehubungan dengan kegiatan komunikasi.

b. Empati :

Kemampuan pimpinan maupun karyawan Bel Mondo Café dalam menempatkan diri mereka seperti apa yang dirasakan oleh rekan kerja mereka sewaktu mengadakan komunikasi.

c. Dukungan :

Suatu keadaan yang mendorong para karyawan di Bel Mondo Café untuk berkomunikasi dengan pimpinan ataupun rekan kerja mereka tanpa merasa tertekan dan ketakutan atas kritik yang datang padanya.

(20)

d. Rasa positif :

Suatu perasaan yang dialami secara internal oleh individu karyawan Bel Mondo Cafe itu sendiri bahwa kegiatan komunikasi yang dilakukannya membawa manfaat kepada dirinya.

e. Kesamaan :

Adanya suatu kondisi yang menunjukkan terdapatnya posisi kesejajaran antara pimpinan dan bawahan dalam berkomunikasi satu sama lain di Bel Mondo Cafe tanpa memandang siapa lawan komunikasinya, baik itu dengan pimpinan maupun bawahan.

2. Variabel Terikat (Y) Produktivitas kerja : a. Keseriusan kerja :

Sikap pimpinan maupun karyawan pada Bel Mondo Café untuk melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh dan tidak mengabaikan peraturan yang berlaku.

b. Disiplin kerja :

Sikap atau tingkah laku pimpinan maupun karyawan Bel Mondo Café yang berupa kepatuhan dan ketaatan secara sadar terhadap aturan yang berlaku dalam lingkungan kerja karena adanya keyakinan bahwa dengan adanya aturan-aturan itu tujuan perusahaan akan dapat tercapai.

c. Partisipasi kerja :

Keikutsertaan para karyawan dalam usaha mencapai tujuan yang ingin dicapai Bel Mondo Cafe.

(21)

d. Semangat kerja :

Suatu gairah yang positif yang terdapat secara internal di dalam diri pimpinan dan karyawan dalam melakukan aktivitas kerja di Bel Mondo Cafe.

e. Mutu kerja :

Suatu hasil yang diberikan oleh para karyawan Bel Mondo Cafe di dalam melakukan aktivitas kerja sesuai dengan bidangnya.

f. Loyalitas kerja :

Suatu kesetiaan yang diberikan oleh para karyawan pada Bel Mondo Café untuk mencapai tujuan perusahaan.

I.10. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan logis sebagai kemungkinan pemecahan masalah yang hanya dapat diterima sebagai kebenaran bilamana setelah diuji ternyata fakta atau kenyataan sesuai dengan dugaan tersebut (Nawawi, 1990 : 43). Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

Ho : Tidak terdapat hubungan antara kegiatan komunikasi antar pribadi yang dilakukan pimpinan dan bawahan di Bel Mondo Cafe dengan peningkatan produktivitas kerja karyawan.

Ha : Terdapat hubungan antara kegiatan komunikasi antar pribadi yang dilakukan pimpinan dan bawahan di Bel Mondo Cafe dengan peningkatan produktivitas kerja karyawan.

(22)

I.11. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah I.2. Perumusan Masalah I.3. Pembatasan Masalah

I.4. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian

I.4.2. Manfaat Penelitian I.5. Kerangka Teori

I.6. Kerangka Konsep I.7. Model Teoritis

I.8. Operasionalisasi Variabel I.9. Defenisi Operasional I.10. Hipotesa

I.11. Sistematika Penulisan BAB II URAIAN TEORITIS

II.1. Pengertian Komunikasi dan Komunikasi Antar Pribadi II.1.1. Pengertian Komunikasi

II.1.2. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi II.2. Proses Komunikasi Antar Pribadi

II.3. Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi II.4. Teori Self Disclosure

(23)

II.6. Faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas Kerja BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

III.1.1. Gambaran Umum Bel Mondo Cafe III.1.2. Lokasi Penelitian

III.1.3. Struktur Organisasi Bel Mondo Cafe III.2. Metode Penelitian

III.3. Populasi dan Sampel III.4. Teknik Penarikan Sampel III.5. Teknik Pengumpulan Data III.6. Teknik Analisa data BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Analisa Tabel Sunggal IV.2. Analisa Tabel Silang IV.3. Uji Hipotesis

IV.4. Pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan

V.2. Saran LAMPIRAN

Referensi

Dokumen terkait

Upload Surat pernyataan bermaterai cukup dan ditandatangani oleh Direksi, yang berisi daftar susunan pengurus perusahaan terbaru sesuai dengan anggaran dasar

Ekspresi adalah pernyataan yang menghasilkan nilai dengan tipe tertentu, contoh ekspresi yang paling sederhana adalah operasi aritmatika seperti 5 + 2 (ekspresi yang menghasilkan

Tesis ini berjudul Tinjaun Kritis Kedudukan dan Kewenangan Komisi Yudisial RI Pasca Amandemen UUD 1945 yang merupakan salah satu syarat yang harus dpenuhi untuk menyelesaikan

15 Pucakwangi BAGUS CAHYO KURNIAWAN UTOMO Drs... BAMBANG HERMANU HADI

Berbeda penelitian tarif pajak efektif di Indonesia yang dilakukan oleh Nugroho (2011) meneliti mengenai pengaruh hubungan politik dan reformasi perpajakan terhadap

19 Sebaran jumlah individu setiap famili ikan karang yang hadir di sekitar bubu dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon di lokasi L1

website merupakan sebuah sebutan untuk sekelompok halaman web ( web page ) yang ditampilkan di internet yang memuat informasi tertentu yang biasanya terangkum

Sub kriteria daya saing yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi Tempat Penitipan Anak terdiri dari dua belas sub kriteria , dimana lima sub kriteria yang paling